Anda di halaman 1dari 30

RISET

Kelompok OPERASI
2
Faradhila Amry : H 1091131002
Sujiman : H1091131007
Nur Azmi

: H 109113018

Trinita
Ariningsih :
1091131025

TRANSSHIPME
NT

TRANSPORTA
SI

TRANSSHIPMENT
Transshipment adalah perluasan dari
masalah transportasi. Dalam masalah
transportasi, barang dikirim langsung dari
sumber ke tujuan untuk meminimumkan
total
biaya
pengiriman.
Dalam
transshipment, pengiriman tidak harus
dilakukan secara langsung, tetapi doleh
dilewatkan ke satu atau beberapa tempat
perantara (juncition).

Contoh Soal
Misalkan 10 unit barang ada di jakarta dan 10 unit
lainnya di Malang, hendak dikirimke Semarang dan
Yogyakarta, yang masing masing membutuhkan 10
unit barang. Pengiriman dapat dilakukan secara
langsung atau melewati cabangnya di kota Surabaya.
Biaya pengiriman satu unit barang dari sumber ke
tujuan maupun perantara tampak pada label gratis
dalam Gambar 6.1. Dalam Gambar 6.1, titik yang
bertanda (+) menunjukkan titik sumber dan titik yang
bertanda (-) menunjukkan titik tujuan.

+1
0

Jakarta

Gambar
6.1
4

Surabaya
1

Jogjakarta

10

10

Semarang

2
5

Malang

+1
0

Baik titik maupun titik tujuan dapat


bertindak
sebagai
perantara
sebagai contoh, barang bisa dikirim
dari malang ke semarang secara
langsung atau melewati Surabaya
yang merupakan titik perantara.

+1 1
0 (1

5 -10

0)
3

+1
0

(5)
(5)

+1
0

-10 2
c

-10

3
(5)

Gambar
6.1
+1

2
(1
0)

-10 2

b
3

(1
0)

3
(5) 3

5 -10

(5)

(1
40)

-10 2

+1 1
0 (5)

+1
0

1
(1
0)

6
2
(5)
(5)
4 +1
0

5
4
1 (1
0)

-10

3
(1
3 0)

-10 2
d

2
(1
0)

4 +1
0

Beberapa penyelesaian yang mungkin tampak


dalam gambar 6.2 a sampai d (titik 1,2,3,4, dan 5
masing
masing
menyatakan
kota
jakarta,
yogyakarta, surabaya, malang dan semarang).
Angka dalam kurung di sisi garis menyatakan
jumlah barang yang dikirim. Masing masing
penyelesaian memiliki total biaya pengiriman yang
berbeda. Pengiriman seperti gambar 6.2 a
membutuhkan biaya = 10 (2) + 10 (6) = 80,
sedangkan biaya pengiriman sesuai gambar 6.2
b-d dimasing masing adalah 65, 85, dan 100.
disamping beberapa penyelesaian yang tampak
dalam gambar 6.1a-d tersebut, masih banyak lagi
kemungkinan penyelesaian yang bisa dilakukan.

Penyelesaian Masalah
Transshipment
Tujuan
transshipment
adalah
mengatur
pengiriman agar total biaya seminimum
mungkin.
Penyelesaian
dilakukan
dengan
mengubah masalah transshipment menjadi
masalah transportasi, dan masalah transportasi
dapat dilihat pada Transportasi. Transformasi
masalah transshipment ke masalah transportasi
meliputi berberapa bagian, antara lain :


1.

Menyeimbangkan tabel. Telitilah apakah jumlah persediaan

barang bertanda(+) sama adengan jumlah permintaan


bertanda(-). Jika belum sama maka tabel harus diseimbangkan
dengan menambahkan sumber/tujuan semu.
2.

Tentukan titik yang merupakan titik sumber, titik tujuan dan


titik perantara. Titik sumber adalah titikyang hanya bisa
mengirimkan barang dan tidak bisa menerima barang.
Sebaliknya titik tujuan adalah titik yang hanya bisa menerima
barang dan tidak bisa mengirimkan barang. Titik perantara
adalah titik yang bisa mengirimkan sekaligus menerima barang.

3.

Tentukan jumlah persediaan dan permintaan tiap titik. Misalkan


dalam masalah transshipment mula-mula, adalah persediaan
titik-i dan
Maka dalam masalah transportasi, titik sumber
memilikipersediaan sebesar
dan titik tujuan memiliki
kebutuhan sebesar
. Titik perantara memiliki persediaan
sebesar (atau permintaan sebesar )

Tentukan

4.
biaya pengiriman dari

Contoh 6.2

Selesaikan
masalah transshipment dalam Cintoh 6.1

Penyelesaian

Jumlah persediaan = 10+10 = 20 unit, dan jumlah permintaan =10+10 =20 unit. Berarti
masalah sudah seimbang. T = 20.

Tampak dari Gmabar 6.1 bahwa titik yang menjadi sumber adalah Jakarta (titi-1) dan yang
menjadi tujuan adalah Semarang (titik-5). Titik-titik lain merupakan titik perantara karena ada
garis yang masuk dan sekaligus keluar dari titik-titik tersebut. Jadi masalah tranportasi yang
sesuai memiliki 4 sumber (yaitu titik-1, titik-2, titik-3, dan titik-4) serta memiliki 4 tujuan
(masing-masing titik-2, titik-3, titik-4, dan titik-5). Perhatikan di sini bahwa titik-2,titik-3, dan
titik-4 menjadi sumber sekaligus tujuan. Jumlah persediaan titik-1=10 karena merupakan titik
sumber. Persediaan titik-2=0 (karena titik-2 tidak menghasilkan barang) + 20 + (karena titik-2
merupakan titik perantara) =20. Persediaan titik-3=0+20 dan persediaan titik-4 =10 (awalnya
titik-4 memang memiliki 10 unit barang) + 20(karena itik-4 merupakan perantara)=30.

Jumlah permintaan titik-2 =10 (awalnya titik-2 membutuhkan 10 unit barang)+20(karena titik-2
adalah perantara) =30.Permintaantitik-3=0+20=20. Permintaan titik -4 =0+20=20 dan
permintaan titik-5=10(titik-5 merupakan tujuan sehingga tidak perlu ditambah dengan 20)

Tabel 6.1 a menunjukkan table transportasi yang sesuai untuk masalah transshipment Contoh
6.1. Baris berarti titik-2 berfungsiberbagai sumber dan kolom berarti titik-2 sebagai tujuan.

Tabel 6.1 a

sumber

Persediaan

0+20
=20

0+20
=20

10+20
=30
0+20
=20

1
0

Tujua
n

1
0

Permintaan 10+20 0+20


=30
=20

sumber

Tujua
n

Tabel 6.1 b

Permintaan 3
0

2
0

2
0

Persediaan
1
0
2
0
2
0
3
0

1
0

Masalahnya
berikutnya adalah menentukan biaya transportasi masing-masing

sel. Untuk jalur berlangsung yang ada (missal dari ke ), biaya transportasi
adalah biaya yang tertera pada Gambar 6.1. Jika tidak ada jalur langsung
( misal dari ke ) maka biaya transportasinya = M (M = bilangan positif besar).
Biaya transportasi ke titik itu sendiri (missal dari ke ) = 0. Tabel lengkap
masalah transportasinya tampak pada Tabel 6.1 b.

Setelah terbentuk table transportasi, langkah berkutnya adalah


menyelesaikannya dengan algoritma transportasi (algoritma transportasi
selengkapnya dapat dilihat pada Bab 5). Misalkan digunakan metode biaya
terendah sebagai penyelesaian awal, maka berturut-turut diisikan = 20 (pilih
sembarang di antara dan ) = 20 (pilih sembarang antara dan sekaligus = 0
(karena kekurangan basis) dan terakhir = 10.

Tabel 6.2 menunjukkan penyelesaian fisibel awal dan sekaligus uji


optimalitasnya dengan mengambil = 0. Tampak bahwa Tabel 6.2 belum optimal
dan sel harus diisi dengan kuantitas sebesar 10 unit sesuai dengan loop .

Tabel 6.2
Tujuan

M+
1

20

Permintaan

M+
1

M+
2

20

10
0

M-3 2

0
0

30

20

Persediaan

-2

M M-3

20

10

-1

20

-3

20

-2

30

-1

6
20

10

10

Hasil

revisi dan sekaligus uji optimalitasnya


(dengan = 0) tampak pada Tabel 6.3, yang
merupakan table optimal.

Tabel 6.3

sumber

Tujua
n

M M+1

M M-1

M M+1

M M+2

10

M M-3

10
0

10

20

-1

-3

3
1

Jika

dikembalikan ke masalah semula, maka supaya


biaya pengirimannya optimal, maka dilakukan
pengiriman barang dari dan (lihat Gambar 6.3).
Biaya totalnya = 10 (3) + 10 (1) + 10 (2) = 60.

Gambar 6.3
+10

(10
)

1
-10

-10

(10
)

2
(10
)

+10

CONTOH 6.3

Suatu perusahaan akan mengirimkan 70 unit produk dari lokasi-1


ke lokasi-2 (membutuhkan 45 unit) dan ke lokasi-3
(membutuhkan 25 unit). Pengiriman bias dilakukan secara
langsung atau melalui lokasi lain terlebih dahulu. Biaya
pengiriman per unit produk antar 2 lokasi tampak dalam Tabel
6.4.

Tabel 6.4

KE LOKASI
DARI

38

56

34

38

27

56

27

19

34

19

Tentukan cara pengiriman yang akan memininumkan total biaya


pengiriman!

Penyelesaian

Pengiriman dapat digambarkan dalam Gambar 6.4 a. Jumlah


sumber = 70 dan jumlah permintaan = 45 + 25 =70. Jadi
masalahnya sudah seimbang.

Tampak dalam Gambar 6.4 a bahwa satu-satunya sumber adalah


titik-1 sehingga biaya pengiriman tidak akan optimal apabila
barang yang keluar dari titik-1 kembali lagi ke titik-1. Dengan
kata lain, semua garis menuju titik-1 dapat dihilangkan.

Gambar 6.4 a
+70

38

34

38

27

34

-45

27

19
4

-25

19
Gambar 6.4 a b menunjukkan revisi model transshipment setelah semua garis
menuju titik-1 dihilangkan

Dalam Gambar 6.4 b tampak bahwa titik yang


menjadi sumber adalah titik-1, dan tidak ada
titik yang menjadi tujuan. Titik-2, titik-3 dan titik4 semuanya merupakan titik perantara. Jadi
dalam tabl transportasi yang sesuai, ada 4
sumber (baris) masing-masing titik-1, titik-2,
titik-3 dan titik-4 dan ada 3 tujuan (kolom) yaitu
titik-2, titik-3 dan titik-4.

Gambar 6.4 b
+70

34

56

-45

38

27

27

19
4

3
19

-25

Jumlah persediaan titik -1 adalah 70 unit. Jumlah persediaan titik


-2, titik -3 dan titik -4 semuanya = 0 + 70 = 70 (karena ketiganya
titik perantara sehingga harus ditambah dengan total barang)n.
Jumlah permintaan titik -2 = 45 + 70 =115, titik -3 = 25 + 70
+95, dan permintaan -4 = 0 + 70 =70. Perhatikan disini bahwa
sesudah dijadikan masalah transportasi, table harus tetap
seimbang (jumlah permintaan = jumlah persediaan)

Biaya pengiriman disesuikan dengan Tabel 6.4. Biaya pengiriman


antara 2 titik yang tidak berhubungan langsung = M(M=bilangan
positif besar) dan biaya pengiriman antara 2 titik yang sama = 0.

Tabel 6.5 a

sumber

3
8

2
7
M

5
6

4
5
7
0

Tujua
n

2
5

2
7
4
5

M-1 1

Permintaan 11
5

-18

7
0

3
4

-3

M-1

1
9

3
8

70

0
9
5
0

7
0
7
0
-19

Persediaan

7
0

56

7
0

18

7
0

7
0

19

Tabel
6.5 a menunjukkan table awal transportasi, sekaligus

penyelesaian awal dengan metode biaya terendah, dan hasil uji


optimalitasnya. Pada pengisian variable basis, berturut-turut
diisikan = 70 (dipilih sembarang antara , , ), =70 (dipilih
sembarang antara atau ), =70 dan sekaligus =0 (karena
kekurangan basis), =45 dan terakhir =25. Hasil pengujian
optimalitas (dengan mengambil =0) menunjukkan bahwa Tabel
6.5 a belum optimal dan sel erlu diisi dengan kuantitas sebesar
25 unit sesuai dengan loop .

Tabel 6.5 b menunjukkan hasil revisi Tabel 6.5 a dengan


mengambil Tampak bahwa Tabel 6.5 b sudah optimal. Jika
dikembalikan ke masalah semula maka didapatkan Gambar 6.5.
Biaya pengiriman minimumnya = 45(38)+ 25(34)+25(19)=3035.

Tabel 6.5 b

sumber

3
8
0

2
7
M

4
5
7
0

Tujua
n

4
2

5
6

2
7

1
2

M-4 1

9
38

7
0
2
5
53

3
4

2
5 M+
M
4

1
9

3
8

-38

-53

70
4
5
34

-34

Gambar 6.5

+70

(45)

38

-45

19

-25

34

(25)

Anda mungkin juga menyukai