Anda di halaman 1dari 27

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan Tata
Letak Pabrik

From To Chart

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Teknik Teknik Industri W161700027 Novera Elisa Triana ST. MT

Abstract Kompetensi
Modul ini akan memberikan gambaran Agar mahasiswa memahami tata letak
mengenai tata letak dari fasilitas dari fasilitas pendukung dari produksi
pendukung dari produksi
Pendahuluan

From to chart (FTC) adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan untuk
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. From to
chart merupakan adaptasi dari mileage chart yang umumnya dijumpai pada suatu peta
perjalanan (road map), sehingga menunjukan total berat beban. From to chart (FTC)
kadang-kadang disebut sebagai trip frequency chart atau Travel Chart adalah suatu teknik
konvensional yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan
bahan dalam suatu proses produksi. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana
banyak item yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor
dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2000).

From to chart (FTC) merupakan salah satu teknik konvensional yang umum
digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses
produksi. From to chart (FTC) merupakan adaptasi dari mileage chart yang umum dijumpai
pada suatu peta perjalanan, angka-angka yang terdapat dalam suatu from to chart akan
menunjukan total dari berat beban yag harus dipindahkan, jarak perpindahan, volume atau
kombinasi dari faktor biaya dan biasanya diisi dengan biaya total dari material handling
untuk tiap-tiap perpindahan yang terjadi.
From to chart juga dikenal sebagai travel chart atau cross chart, umunya terdiri dari
besaran-besaran aliran material antara dua bagunan departemen atau mesin. Peta from to
chart memberikan informasi mengenai jumlah perjalanan material handling antara dua pusat
aktifitas dan total jarak material handling. Flow to chart dibagi menjadi dua yatu from to chart
inflow dan from to chart outflow. From to chart inflow merupakan koefisien atas ongkos pada
from to chart dilihat dari ongkos yang masuk ke suatu mesin. Berikut ini adalah rumus yang
digunakan dalam perhitungan untuk from to chart inflow.

From to chart outflow merupakan koefisien atas ongkos pada from to chart dilihat
dari ongkos yang keluar dari suatu mesin. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan
dalam perhitungan untuk from to chart outflow adalah sebagai berikut :

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


2 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
From to chart biasanya sangat berguna apabila barang yang mengalir pada suatu
wilayah berjumlah banyak, seperti misalnya di bengkel, kantor, dan lain-lain. Juga berguna
apabila keterkaitan terjadi antara beberapa kegiatan dan jika diinginkan adanya penyusunan
kegiatan optimum. Kegunaan from to chart antara lain adalah untuk menganalisis
perpindahan bahan, sebagai perencanaan pola aliran, penentuan lokasi kegiatan,
pemendekan jarak perjalanan selama proses, perbandingan pola aliran atau letak
pengganti, penukuran efisiensi pola aliran, perinupaan perpindahan bahan, menunjukan
ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lanya, menunjukan volume perpindahan
antar kegiatan, menunjukan keterkaitan lintas produksi, menujukan masalah kemungkinan
antara beberapa produk, komponen, barang, bahan, dan lain sebagainya (Binus, 2004).

From to chart atau peta dari ke- secara umum mempunyai beberapa keuntungan dan
kegunaan yaitu menganalisa perpindahan bahan, perencanaan pola aliran, mengukur
effesiensi pola aliran, menunjukkan ketergantungan suatu aktivitas dengan aktivitas lainnya,
merencanakan hubungan antara sejumlah produk, bagian, item dan lainnya,
menggambarkan jumlah hubungan antara aktivitas dan pergerakkan diantaranya,
memperpendek jarak perjalanan dalam suatu proses (Apple,1990).

Tabel Skala Prioritas (TSP)

Tabel skala prioritas menunjukan hubungan antar mesin dan gudang adalah skala
yang menunjukan derajat kepentingan antar mesin-mesin produksi maupun antar mesin dan
gudang. Skala prioritas dibagi dua macam yaitu skala prioritas inflow (dibuat berdasarkan
inflow) dan skala prioritas outflow (dibuat berdasarkan outflow).

Tabel skala prioritas untuk membantu dalam menentukan kegiatan yang harus
diletakan pada satu tempat maka digunakan derajat kedekatan yaitu seperti mutlak perlu
kegiatan yang berdampingan satu sama lain, sangat penting kegiatan berdekatan,
pentingnya kegiatan berdekatan, kedekatan dimana saja tidak ada masalah. Pengisian
derajat kedekatan pada tabel skala prioritas berdasarkan angka-angka atau koefisien dari
from to chart inflow dan from to chart outflow dengan range nilai untuk masing-masing
derajat kedekatan.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


3 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel skala prioritas adalah suatu tabel yang menggambarkan urutan prioritas antara
departemen atau mesin dalam suatu lintas atau layout produksi. Referensi tabel skala
prioritas didapat dari perhitungan Outflow-Inflow, dimana prioritas diurutkan berdasarkan
harga koefisien ongkosnya. Tabel skala prioritas ini selanjutnya akan menjadi acuan bagi
pembuatan activity relationship diagram (ARD). Pembuatan activity relationship diagram
harus berdasarkan prioritas yang ada di masing-masing departemen. Jadi, masing-masing
departemen dalam menempatkan departemen yang satu dengan yang lain harus
berdasarkan tabel skala prioritas. Bila didasarkan pada from to chart in-flow, maka prioritas
disusun dari ongkos yang terkecil hingga terbesar. Sebaliknya, bila terpilih from to chart out-
flow maka penyusunan prioritas berdasarkan ongkos terbesar hingga terkecil .

Tabel skala perioritas merupakan suatu tabel yang menggambarkan urutan prioritas
antara departemen atau mesin dalam suatu lintas atau Layout produksi. Adapun tujuan
dalam pembuatan tabel skala prioritas yaitu: untuk meminimumkan ongkos, memperkecil
jarak Handling, mengoptimalkan Layout. Prioritas dari departemen atau mesin diketahui
setelah membandingkan nilai terendah dari pada tabel from to chart inflow dan tabel outflow.

Contoh Soal FTC sebagai berikut :

From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material handling,
OMH, dari suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik. FTC
diisi berdasarkan data dari OMH.

KE A B C D JUMLAH
DARI
A Xxxxxxxx 10 20 30 60
B - Xxxxxxxx - 40 40
C - 20 Xxxxxxxx 10 30
D 20 - - Xxxxxxxx 20
JUMLAH 20 30 20 80 150

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


4 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 OUTFLOW
Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin

KE A B C D
DARI
A XXXXXX 0.25 0.6 1.5
B - XXXXXXX - 2
C - 0.5 XXXXXXX 0.5
D 0.3 - - XXXXXXX

Ongkosdari A ke B 10
Ongkos A – B =  = 0,25
Ongkosyang keluar dari B 40
30
A–D= = 1,5
20

 INFLOW
Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin

KE A B C D
DARI
A XXXXXX 0.33 1.0 0.37
B - XXXXXXX - 0.5
C - 0.66 XXXXXXX 0.12
D 1.0 - - XXXXXXX

Ongkosdari A ke B 10
Ongkos A – B =  = 0,333
Ongkosyang masuk ke B 30
20
A–C= = 1,0
20
 TABEL SKALA PRIORITAS (TSP)

TSP adalah menentukan urutan prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari OutFlow
atau InFlow (pilih salah satu).
Untuk persoalan diatas :
Berdasarkan out flow

Prioritas I II III IV V
A D C B
B D
C B D
D A

Supporting Production Facility Layout


2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
5 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara umum tata letak atau layout pabrik dapat dibagi menjadi dua yaitu layout
fasilitas produksi dan fasilitas pendukung produksi. Layout fasilitas produksi telah dibahas
pada bab-bab terdahulu, secara umum fasilitas produksi terdiri dari layout pabrikasi dan
assembling. Untuk terlaksananya proses produksi, perlu fasilitas pendukung produksi.
Fasilitas pokok pendukung produksi terdiri dari: receiving, shipping, storage/warehouse dan
maintenance/tool room. Sedangkan fasilitas pelayanan administrasi dan pegawai teridi dari:
tempat parkir, ruang supervisor, kantor, ruang ganti/kamar mandi/toilet, fasilitas kantin dan
fasilitas medical/kesehatan.

1. FASILITAS RECEIVING (PENERIMAAN)


Receiving (penerimaan) mempunyai aktivitas yang berkaitan dengan penerimaan
material atau supplies yang datang ke pabrik. Setelah dilakukan aktivitas inspeksi
kemudian departemen receiving ini bertanggung jawab untuk mengirimkannya ke
gudang (storage) untuk disimpan. Departemen penerimaan material terutama
betanggung jawab terhadap hal-hal seperti :

 Membongkar/menurunkan material dari truk


 Membongkar kotak pembungkus (kemasan) material yang dikirim.
 Identifikasi dan pengecekan material yang datang.
 Pengecekan tanda terima barang dan menyesuaikannya dengan kartu
pesanan.
 Mencatat adanya kerusakan-kerusakan yang dijumpai dari material yang datang
dan menyiapkan laporan untuk klaim.
 Menyimpan data material yang datang untuk dipergunakan sewaktu-waktu
dibutuhkan
 Mengirim material yang datang ke departemen lain yang membutuhkan segera
atau mengirimkan ke gudang untuk disimpan.

Departemen penerimaan barang ini bertanggung jawab terhadap pemeriksaan awal


terhadap kuantitas dan kualitas material yang datang dan untuk itu akan mempunyai
hubungan yang erat dalam pelaksanaan tugas ini dengan departemen pengendalian
kualitas (Quality Control). Selanjutnya suatu analisa terhadap material yang menyangkut
karakteristik, jumlah, frekuensi datang, berat/volume, dan lain-lain serta waktu yang
dibutuhkan untuk proses unloading perlu dilakukan guna menentukan area luasan yang
diperlukan untuk departemen receiving ini. Departemen receiving seharusnyalah
ditempatkan berdekatan dengan fasilitas-fasilitas transportasi yang menghubungkan
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
6 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pabrik dengan lingkungan luar seperti fasilitas jalan raya, jalan kereta api, ataupun tepi
sungai.
Pada umumnya departemen penerimaan material ini akan diletakkan berdekatan
dengan beberapa pertimbangan antara lain :
1. Lokasi fasilitas transportasi yang ada
2. Efisiensi penggunaan tenaga personil yang ada terutama untuk industri kecil.

Disamping itu kadang-kadang mungkin pula untuk merencanakan lebih dari


satu,lokasi departemen penerimaan, yaitu apabila disini ada sejumlah besar material
yang harus diterima dan/atau adanya karakteristik khusus pada material-material yang
datang tersebut.

a. Fungsi penerimaan
Beberapa fungsi penerimaanyang dapat disebutkan adalah sebagai berikut :
o Menerima seluruh material/barang yang datang dari pemasok eksternal
maupun internal.
o Memeriksa material/barang yang datang.
o Memeriksa dokumen yang menyertai material tersebut.
o Mencatat faktur penerimaan.
o Mencatat kekurangan-kekurangan jika ada kualitas dan kuantitas material
yang tidak sesuai.
o Membuat laporan penerimaan material.
o Mengirim ke tempat penyimpanan, dll.

b. Fasilitas yang diperlukan untuk bagian penerimaan


Untuk kelancaran proses penerimaan maka beberapa fasilitas diperlukan
departemen penerimaan yaitu :
o Area yang cukup untuk penempatan angkutan.
o Dock door pintu dermaga sesuai dengan alat angkut yang keluar masuk
pabrik.
o Dockboard : suatu alat sebagai jembatan penghubung antara lantai dock dan
lantai trailer, untuk memudahkan perpindahan material dari trailer ke dock.
o Area untuk pallet atau peti kemas material produk.
o Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan pengiriman.
o Suatu kantor untuk kegiatan administrasi.
o Fasilitas lain : area untuk gang, jalan masuk, dan sebagainya.
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
7 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa pedoman untuk menentukan ukuran fasilitas adalah sebagai berikut :
o Area luar (outsides area): digunakan untuk menempatkan alat angkutan.
Terdiri dari:
 tempat parkir trailer
 tempat untuk proses parkir
 jalan untuk kendaraan 4 meter untuk satu arah dan 8 meter untuk dua
arah.
o Kantor.
o Gang harus diukur sesuai dengan peralatan pemindah bahan, material yang
dipindahkan dan frekuensi dari perjalanan.
o Pintu dermaga (dock).

c. Kebutuhan luas area untuk departemen penerimaan


Fasilitas yang dibutuhkan antara lain : dock doors, gang, area untuk
pembongkaran muatan, area untuk membuka, memisahkan, melakukan
pengecekkan jumlah dan kualitas, area untuk kantor, dan area untuk penyimpanan.
Area dermaga (dock) penerimaan ditentukan dengan memperhatikan frekuensi
kedatangan alat angkut (trailler). Semakin banyak tentu membutukan dock yang
banyak pula.

Gambar 1. Trailer & Dock


Area penerimaan dapat diperkirakan dengan ukuran seperti contoh (Gambar 2)
berikut ini, dengan asumsi terdiri dari dua dock.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


8 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2. Layout Area Penerimaan

2. FASILTAS SHIPPING (PENGIRIMAN)


Shipping atau pengiriman berkaitan dengan persiapan-persiapan yang bersangkutan
dengan stocking dari pada produk jadi guna memenuhi permintaan atau order,
pengepakan (packaging), dan pemuatan ke dalam alat transport yang tersedia untuk
kemudian dikirim ke konsumen yang memesannya. Aktivitas shipping ini bisa dikatakan
lawan daripada aktivitas receiving. Pada dasarnya antara receiving, raw material
storage, warehousing dan shipping akan mempunyai kaitan yang erat di dalam
perencanaan tata letak. Seperti halnya receiving, maka lokasi daripada departemen ini
harus berada sedekat mungkin dengan fasilitas transportasi yang menuju dan keluar
pabrik, sedangkan dalam perencanaan luas areanya perlu mempertimbangkan
beberapa faktor berikut ini :
 Karakteristik produk yang dikelola
 Jumlah pengiriman dan frekuensi pengiriman per periode
 Metode handling dan peralatan yang dipergunakan
 Lokasi dari area yang tersedia
 Dan lain-lain

a. Fungsi Pengiriman
Beberapa aktivitas yang ada pada departemen pengiriman antara lain sebagai
berikut:
o Melakukan pengepakkan material yang akan dikirimkan
o Pemberian alamat pada karton pembungkus atau kontainer.
o Melakukan penimbangan masing-masing kontainer.
o Melakukan penempatan trailler.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


9 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o Proses pemuatan material ke dalam peti kemas, dan pendistribusian
kepada pelanggan.

Beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam proses pengiriman antara lain:
o Kondisi material yang akan didistribusikan
o Sifat fisik dari material tersebut.
o Metode penanganan / pemindahan material termasuk alat pengangkutannya.
o Beban kerja : jumlah pengiriman per satuan waktu, volume yang dibawa tiap
kali pengiriman, jumlah dan jadwal kedatangan alat angkut.
o Lokasi daerah pengiriman, dll.

b. Kebutuhan luas area untuk departemen pengiriman


Area pengiriman meliputi area untuk pengepakan, penimbangan, pelabelan, gang
tempat parkir trailer, jalan masuk dan kantor serta area istirahat untuk pengemudi
trailer. Bila area pengiriman dan penerimaan satu lokasi, maka luas area yang
digunakan sama ditambah area pengepakan dan aktivitas pengiriman lainnya.

Gambar 3. Layout Area Pengirimaan

c. Penerimaan dan Pengiriman

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


10 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penempatan departemen penerimaan (Receiving) dan pengiriman (Shipping)
berpengaruh besar terhadap aliran material. Departemen penerimaan tempat
dimulainya aliran material, sedang deprtemen pengiriman merupakan akhir dari
aliran material. Sentralisasi departemen penerimaan dan pengiriman mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu :

o Memaksimalakan penggunaan peralatan.


Peralatan yang digunakan pada bagian penerimaan sebagian besar dapat
digunakan untuk fasilitas pengiriman. Dengan pengaturan jadwal
penggunaan fungsi peralatan akan lebih maksimal.
o Memaksimalkan penggunaan personal.
Proses diterimanya material tidak selalu pada waktu yang bersamaan dengan
proses pengiriman barang. Dengan demikian lebih efektif jika kedua fungsi
penerimaan dan pengiriman menggunakan personil yang sama.
o Efisiensi ruangan.
Setiap penggunaan area seharusnya dihitung dengan cermat, sehingga tidak
terjadi pemborosan. Dengan sentralisasi ruangan akan efisien
penggunaannya.
o Pengurangan biaya fasilitas.
Dengan peralatan, personal, dan ruangan yang sama, akan diperoleh total
biaya yang minimal.

Kendala yang dihadapi dari sentralisasi fungsi ini, jika aliran material tidak tertib akan
timbul kemacetan dan kesemrawutan area sehingga berakibat kecelakaan kerja,
kerusakkan produk dan hilangnya material.
Gambar berikut menunjukkan cara menempatkan departemen penerimaan dan
pengiriman.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


11 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4. Cara penempatan depatartemen penerimaan dan Pengiriman

3. FASILTAS STORAGE & WAREHOUSE


Storage adalah tempat yang digunakan untuk penahanan bahan baku, part dan
suplai. Sedangkan warehouse adalah untuk storage finished products (barang jadi). Jadi
storage atau warehouse adalah gudang penyimpanan untuk tempat menyimpan material
baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim ke
pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di lokasi tertentu sampai
material tadi diperlukan dalam proses produksi. Bentuk gudang tergantung ukuran dan
kuantitas komponen dalam persediaan dan karakter sistem penanganan bahan dari
produk atau kontainer yang digunakan.

a. Misi Pergudangan

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


12 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o Sebagai penyeimbang dan penyangga bervariasinya antar jadwal produksi dan
permintaan. Sehingga lokasinya dekat dengan titik proses produksi. Frekuensi
aktifitas penambahan persediaan dilakukan dalam periode bulanan sampai tiga
bulanan.
o Sebagai product mixing, berguna untuk menghimpun dan penggabungan produk
dari berbagai macam proses produksi dari suatu perusahaan atau beberapa
perusahaan sebelum dikirim ke pelanggan. Sehingga pergudangan bisa
ditempatkan di tengah-tengah antara lokasi produksi dan konsumen. Fasilitas
ini bertipikal merespon permintaan dalam periode mingguan atau bulanan.
o Untuk memperpendek jarak transportasi dalam pendistribusian material. Frek-
uensi pengambilan dan pengiriman permintaan ke pelanggan per hari.

b. Manfaat Pergudangan
o Manufacturing support (Pendukung proses produksi)
Pergudangan mempunyai pranan sangat mutlak bagi kelancaran proses
produksi. Sistem administrasi, proses penyimpanan, transportasi dan material
handling, serta aktifitas lain dalam pergudangan diatur hingga proses produksi
berlangsung sesuai target yang ingin dicapai.
o Product Mixing.
Menerima pengiriman berbagai macam material dalam jumlah besar dari
berbagai sumber dan dengan sistem material handling baik otomatis atau manual
dilakukan penyortiran dan menyiapkan pesanan pelangggan selanjutnya.
o Sebagai perlindungan tehadap material
Material akan mendapatkan jaminan keamanan terhadap bahaya pencurian,
kebakaran, banjir dan sebagainya.
o Dalam sistem pergudangan.
Dengan penggunaan kode keamanan maka material yang berbahaya dan
material yang tercemar dipisahkan dan tidak diizinkan dekat dengan pabrik.
o Sebagai persediaan
Agar dapat melayani pelanggan setiap waktu proses pergudangan dapat
digunakan sebagai alternatif tempat persediaan material.

c. Fungsi pergudangan menurut aliran kerja

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


13 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o Receiving : melakukan penerimaan bahan dari pemasok
o Prepacking. Setiap bahan yang diteima, setelah aktifitas administrasi dilakukan
pengepakan satu per satu dari komponen bisa juga dikombinasikan dengan
komponen lainnya.
o Put-away. Setelah pengepakkan material ditempatkan di tempat penyimpanan
sebelum dilakukan proses selanjutnya.
o Storage/gudang; merupakan proses penahanan material sambil menunggu
permintaan.
o Order picking; merupakan proses pemindahan/pengambilan komponen dari
tempat penyimpanan (misal: dari pallet rack), memilih dan mengetahui sejauh
mana material sesuai dengan permintaan.
o Pengepakan atau pemberian harga. Setelah proses pengambilan material dari
tempat penyimpanan, maka item-item material baik individu maupun kombinasi
dilakukan pengepakan dan penetapan harga material.
o Sortation: proses penyortiran material yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pesanan.
o Proses pemuatan dan pengiriman. Pengecekkan dahulu material yang akan
dikirim. Kemudian dipak ke kontainer yang sesuai dengan meneliti dokumen
pengiriman termasuk packing list, pelabelan alamat dan bill of loading.
Menimbang berat untuk menentukan biaya pengiriman, dan memuatnya ke alat
angkut.

Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal
antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang
dalam gedung. Sebagai konsekuansinya adalah memaksimalkan penggunaan
sumber daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh
dengan biaya perawatan material rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-
biaya yang berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan
transformasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya ini meliputi
peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak
gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan material dalam gudang.
Intinya gudang diharapkan berfungsi untuk memaksimalkan penggunaan sumber
daya dan memaksimalkan pelayanaan terhadap pelanggan dengan sumber yang
terbatas. Maka dalam perencanaan gudang dan sistem pergudangan diperlukan hal-
hal berikut ini :
o Memaksimalkan penggunaan ruangan

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


14 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o Memaksimalkan penggunaan peralatan
o Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
o Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan pengiriman
material
o Memaksimalkan perlindungan terhadap material

d. Jenis Gudang
Terdapat beberapa jenis gudang (inventory) tempat penyimpanan, yakni sebagai
berikut:
o Raw material (Bahan baku)
o Work-in-progress (Setengah jadi)
o Maintenance/repair/operating supply
o Finished goods (Barang jadi)

Dari beberapa jenis gudang di atas, penyimpanannya dilakukan dengan beberapa


cara. Menurut tenggang waktu penyimpanan, tempat penyimpanan/gudang dapat
dibedakan atas gudang secara temporare dan gudang semi permanen. Temporare
yang berarti material yang disimpan hanya untuk sementara waktu menunggu proses
operasi berikutnya. Penyimpanan semi permanen yaitu proses penyimpanan
material yang kemudian siap untuk dilakukan pengiriman.
o Penyimpanan Sementara
Suatu proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa proses akan
menghasilkan material setengah jadi, yaitu material yang harus menunggu
dilakukan proses berikutnya. Barang setengah jadi ini yang telah diproses pada
suatu proses harus disimpan dahulu untuk melaksanakan proses berikutnya.
Untuk material setengah jadi proses penyimpanan dapat dilakukan dengan dua
cara
 Material tersebut disimpan dalam tempat tertentu yang agak lama untuk
proses berikutnya sampai material tersebut diperlukan kembali.
 Menaruh barang setengah jadi tersebut dengan berada dekat mesin atau
tempat kerja.
o Penyimpanan semi permanent
Penyimpanan semi permanent merupakan penyimpanan untuk material- material
menunggu perintah untuk dikeluarkan. Yang termasuk dalam penyimpanan ini
adalah material produk jadi, material sisa, skrap, dan barang buangan yang
masih sering dibutuhkan.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


15 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e. Penyimpanan dengan analisis ABC
Penyimpanan dilakukan dengan membagi tiga golongan berdasarkan pada volume
rupiah pertahun Gambar 5. Tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang
memusatkan sumber daya pada komponen persediaan penting yang sedikit dan
bukan pada banyak tetapi sepele.

Gambar 5. Analisis ABC

Gambar 6. Layout Gudang Analisis ABC

f. Layout gudang berdasarkan Popularity


Layout gudang berdasarkan popularity merupakan prinsip meletakkan item yang
memiliki akses terbesar didekat titik I/O (titik Input-Output) tertentu. Popularity
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
16 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menggunakan suatu rasio R/S atau S/R (Shipping/Receiving). Apabila rasio R/S
suatu item terbesar, maka item didekatkan dengan titik I/O dan sebaliknya. Gambar
7 menujukkan pembagian wilayah Gudang menjadi tiga, yakni slow moving, mediun
moving, dan fast moving.

Gambar 7. Layout Gudang berdasarkan Popularity

g. Layout Gudang Cross- docking & Customizing


Dross-docking (Gambar. 8 dan 10) adalah menghindari penempatan material dalam
gudang dengan langsung menprosesnya saat diterima. Artinya bahan dipindahkan
langsung dari penerima untuk pengiriman dan tidak ditempatkan dalam penyimpanan
di gudang. Namun hal ini memerlukan penjadwalan ketat dan pengiriman akurat
dengan sistem bar kode.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


17 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8. Cross- Docking

Gambar 9. Traditional Layout

Gambar 10. Cross- Docking layout

Customizing adalah menggunakan gudang untuk menambah nilai tambah kegiatan


yang dilakukan di gudang untuk melakukan kegiatan seperti: perakitan komponen,
loading software, perbaikan dilakuka dan pemasangan label dan kemasan.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


18 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 11. Contoh Layout Gudang

4. FASILTAS MAINTENANCE DAN TOOL ROOM


Fasilitas maintenance dan tool room adalah ruang peralatan yang dapat berupa rak
peralatan adalah tempat untuk menyimpan peralatan atau mesin-mesin yang dipakai
untuk kegiatan produksi. Yang dimaksud dengan peralatan disini adalah peralatan yang
sehari-harinya masih dipakai, namun perlu ditempatkan sesudah peralatan tersebut
dipakai. Tempat perkakas peralatan yang digunakan sehari-hari sebaiknya ditempatkan
pada tempat yang mudah dijangkau. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan tempat peralatan :
 Ruang peralatan diusahakan dapat memuat semua peralatan yang digunakan
dalam kebutuhan setiap hari.
 Rak dibuat bertingkat, dapat disesuaikan untuk mewadahi material yang
disimpan, tinggi maksimal 180 cm, untuk memudahkan pengambilan material
untuk karyawan yang relative pendek.

 Perencanaan gang harus memberikan ruang yang cukup bagi karyawan dan
peralatan yang melakukan proses pengeluaran dan penyimpanan.
 Peralatan tempat penyimpanan direncanakan sesuai dengan ukuran dan
kapasitas material yang akan disimpan.
 Peralatan sebaiknya dikelompokkan atas jenis yang sama dan diidentifikasikan
agar mudah dicari kembali bila akan digunakan.
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
19 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Peralatan penyimpanan harus dapat digunakan sebagai tempat perlindungan
bagi material / peralatan yang disimpan dari kerusakan. Kotoran, kehilangan.
 Pencatatan material yang keluar masuk.

5. TEMPAT PARKIR
Fasilitas parkir adalah fasilitas yang digunakan untuk menempatkan kendaraan yang
relative lama atau hanya untuk sementara. Sebagian karyawan akan menempatkan
kendaraannya dalam relative yang terlalu lama. Masalah utama fasilitas parkir adalah
ukuran area yang digunakan dan lokasi fasilitas tersebut. Lokasi parker berdasarkan
pemakai dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Parkir untuk karyawan produksi.
b. Parkir untuk karyawan kantor.
c. Parkir untuk tamu.

Sedangkan parkir bagi kendaraan angkutan barang termasuk dalam proses


pergudangan. Parkir untuk karyawan produksi sebaiknya berada area belakang pabrik,
karena karyawan tersebut relatif lebih lama, sehingga aman dan tidak mengganggu
jalannya lalu lintas barang dan alat angkut.
Fasilitas bagi karyawan kantor/administrasi dapat ditempatkan di area depan karena
karyawan kantor lebih mobile. Dan untuk parkir para tamu/relasi/pelanggan karena
sifatnya hanya sementara maka ditempatkan pada depan area. Penempatan area ini
tidak mutlak karena saat ini dengan kemajuan teknologi parkir dapat ditempatkan di
bawah basement atau diatas basement.
Tata letak tergantung dari area yang ada. Ada dua contoh yang dipakai dalam
pertimbangan , yang pertama adalah perpendicular parking (parkir tegak lurus ) dan
angular parking lot ( parking miring bersiku ). Sebagian besar parking menggunakan
model tegak lurus. Seperti contoh gambar dibawah ini.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


20 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12. Parkir tegak lurus

Jika lokasi mempunyai kendala tertentu, misalnya area lebih memanjang dan tidak
terlalu lebar dipertimbangkan dapat dengan model angular (miring bersiku).

Gambar 13. Parkir miring bersiku

6. RUANG SUPERVISOR
Seorang pengawas tentunya tidak dapat terus menerus mengawasi seluruh aktivitas
produksi dari dekat. Biasanya terdapat ruang atau fasilitas yang dapat digunakan untuk
melakukan pengawasan dari jarak yang relative cukup jauh. Ruangan ini berukuran 1
sampai 2 meter persegi.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


21 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 14. Contoh letak ruang supervisor

7. FASILTAS KANTOR
Sebagai fasilitas pelayanan pendukung operasional perusahaan, ruang kantor
diperlukan berbagai macam tujuan. Penempatan ruang kantor apakah di bagian tengah,
di pinggir atau sama sekali terpisah dari produksi sedikit banyak tergantung pada besar
kecilnya perusahaan. Pada perusahaan berskala kecil lokasi penempatan kantor
biasanya berdekatan dengan area produksi, bahkan ada juga yang hanya diskat dengan
almari atau alat-alat perkantoran lainnya. Yang mungkin berbeda adalah jika perusahaan
berskala besar, lokasi kantor berada terpisah dari produksi. Atau ada juga kantor berada
di luar pabrik yang letaknya agak jauh, missal lokasi pabrik dipinggir kota sedangkan
kantornya berada di tengah kota dengan jarak puluhan kilo meter. Hal ini tidak
mengganggu jalannya produksi bahkan dapat mendapatkan lingkungan kerja yang
nyaman.
Perusahaan dengan skala yang besar akan membutuhkan banyak ruangan untuk
masing-masing departemen dan pengertian di sini tidak harus dibatasi oleh dinding yang
kaku. Misal department pemasaran, department pemasaran disusun penyekatan dengan
menggunakan partisi atau dengan taman, hal ini akan lebih fleksibel bila suatu saat
dilakukan perubahan tata letak.

8. RUANG GANTI DAN KAMAR MANDI/TOILET


Pada sebagian besar perusahaan menengah ke atas, antara fasilitas ganti pakaian
dan kamar mandi seringkali dilakukan pemisahan. Pemisahan ini berdasarkan atas
prinsip keterdekatan departement dengan aliran kerja. Sebagian besar penempatan
toilet pada perusahaan berada berjauhan dari lokasi produksi karena jika kondisi toilet
yang tidak di jaga kebersihannya ,maka akan dapat mengganggu jalannya produksi
dengan adanya bau-bau yang tidak sedap.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


22 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ruang ganti pakaian dengan ruang produksi sebenarnya merupakan dua
departement dengan tingkat kedekatan cukup. Setidaknya dapat dilihat dari aliran kerja
pegawai. Dalam keseharian pegawai yang baru masuk ke lokasi pabrik langsung
melakukan absensi, kemudian ke ruang ganti pakaian dan terakhir ke area produksi.
Dengan demikian antara ruang ganti pakaian dengan ruang produksi sebaiknya tidak
terlalu jauh, karena akan menghabiskan banyak waktu yang terbuang. Gambar 15 suatu
contoh tata letak ruang ganti pakaian.

Gambar 15. Ruang ganti pakaian (locker rooms)

Kamar mandi/toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil
maupun besar. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urinals, kloset dan bak mandi
biasa dinamakan restroom. Jumlah toilet tergantung pada jumlah karyawan yang
bekerja. Contoh dari restroom dapat dilihat pada gambar 16

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


23 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 16. Toilet untuk pria

9. FASILITAS KANTIN
Dalam perencanan tata letak fasilitas, sering kali fasilitas tempat makan tidak
mendapat perhatian yang semestinya. Keberadaan fasilitas ini sesungguhnya juga
diperlukan. Bahkan untuk beberapa perusahaan fasilitas ini mutlak perlu. Pada
umumnya fasilitas pelayanan jasa boga kantin dapat dikelola baik oleh perusahaan
sendiri maupun dari pihak catering. Lokasi kantin biasanya terpisah jauh dari ruang
kerja, yang dikarenakan :
a. Sebagai tempat istirahat sehingga pekerja ingin mendapat suasana yang lain dari
rutinitas kerja.
b. Lingkungan kantin bias jauh lebih bersih ,sehat,nyaman, jauh dari polusi
dibanding dengan ruang kerja.
c. Ruang produksi akan terbebas dari sampah yang dihasilkan dari bungkusan
makanan atau minuman.

Ada kalanya beberapa perusahaan,karena kondisi pekerjaan mengharuskan para


pekerja tidak dapat meninggalkan proses pengerjaan, maka ada beberapa fasilitas
makan yang tidak terpusat di suatu tempat yang dapat dijadikan alternatif lain, salah
satunya adalah kantin berjalan. Dengan adanya kantin berjalan ini dengan
menggunakan kereta dorong. Contoh sebuah cafeteria di dalam suatu pabrik dapat
digambarkan sebagai berikut :

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


24 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 17. Cafetaria didalam pabrik

10. FASILITAS KESEHATAN


Jaminan untuk dapat bekerja dengan kondisi yang fit bagi para karyawan merupakan
suatu keharusan yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan. Untuk perusahaan
kecil kemungkinan hanya berupa seperangkat almari kecil yang berisi kotak P3K.
sedangkan untuk perusahaan menengah ke atas fasilitas kesehatan mungkin sudah
lebih lengkap lagi, misalkan dengan kesehatan tersendiri, dilengkapi tempat tidur dan
almari obat, serta peralatan kesehatan lainnya, bahkan dalam periode tertentu ada
dokter yang menanganinya.
Pada umumnya fasilitas kesehatan yang ada pada sebagian perusahaan adalah
ruang kesehatan dengan ditangani dokter untuk periode-periode tertentu. Fasilitas ini
tidak membutuhkan area yang luas, cukup untuk satu atau dua ruangan dengan ukuran
3 x 3 meter persegi. Contoh fasilitas kesehatan pada suatu pabrik ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


25 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 17. Ruang Medik

Daftar Pustaka
Apple, James M. (1990) Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Bandung: ITB.
Diaz A.G. and Smith J.M. (2008). Facilities Planning and Design, USA: Prentice Hall.
Heizer J. and Render B. (2010). Operations Management,10th Edition, Pearson Education, Inc.
publishing as Prentice Hall
Heragu, Sunderesh (2006). Facilities Design 2nd, USA
Hiregoudar C. & Reddy B. R. (2007). Facility Planning & Layout Design, India, Technical Publication
Pune.
Hadi (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Yokyakarta: Graha Ilmu
Hadiguna R. A. dan Setiawan H. (2008). Tata Letak Pabrik, Yogyakarta, Andi

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


26 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Meyers, Fred E. (2005). Manufacturing Facilities Design and Material Handling, 3rd Editon, USA:
Prentice Hall.
Tompkins, White and Bozer (2010). Facilities Planning, 4thEdition, New York: John Wiley & Sons.
Wignjosoebroto, Sritomo, 2009.Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi 3, Penerbit Guna
Wijaya, Surabaya.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


27 Novera Elisa Triana ST.,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai