BAHASA
INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF DAN JENIS KALIMAT
05
MKDU Bahasa 90008 Yenni Safrida, M.Pd.
Indonesia (D21314SP
)
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ini membahas jenis- Setelah mengikuti perkuliahan
jenis kalimat dalam bahasa Indonesia diharapkan mahasiswa dapat
dan kalimat efektif. Adapun kalimat mengetahui dan mehami dengan baik
efektif akan dibahas melalui pengenalan jenis-jenis kalimat dan dapat
ciri dari kalomat efektif itu sendiri. membedakan cirri kalimat efektif.
2. Kompetensi Dasar
(1) Memahami perbedaan kalimat aktif dan pasif
(2) Memahami perbedaan kalimat majemuk tunggal dan kalimat majemuk
(3) Memahami perbedaan kalimat tanya, perintah, dan kalimat berita
(4) Memahami ciri-ciri kalimat efektif
(5) Memahami syarat kalimat efektif
(6) Memahami prinsip-prinsip kalimat efektif
3. Indikator
(1) Mampu menjelaskan perbedaan kalimat aktif dan pasif
(2) Mampu menjelaskan perbedaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk
(3) Mampu menjelaskan perbedaan kalimat Tanya, perintah, dan kalimat berita
(4) Mampu menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif
(5) Mampu menjelaskan syarat kalimat efektif
(6) Mampu menjelaskan prinsip-prinsip kalimat efektif
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri memiliki pola
intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa yang digunakan
sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar
dapat dikomunikasikan kepada orang lain, atau bagian ujaran yang mempunyai struktur
minimal subjek dan predikat, mempunyai intonasi dan bermakna.
Kalimat dalam bahasa Indonesia memiliki banyak jenis. Hal ini berdasarkan
pendapat Chaer (2009;163-213). Jenis kalimat dapat ditinjau dari sudut sudut (a) jumlah
klausanya, (b) bentuk sintaksisnya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) susunan subjek dan
predikatnya. Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat tunggal dapat dibeda-bedakan lagi berdasarkan kategori
predikatnya menjadi (1) kalimat berpredikat verbal, (2) kalimat berpredikat adjektival,
(3) kalimat berpredikat nominal (termasuk pronominal), (4) kalimat berpredikat numeral, dan
(5) kalimat berpredikat frasa preposisional. Kalimat verbal dapat dikelompokkan,
berdasarkan kemungkinan kehadiran nomina atau frasa nominal objeknya, atas (4a) kalimat
taktransitif, (4b) kalimat ekatransitif, dan (4c) kalimat dwitransitif. Kalimat majemuk juga
dapat dubagi lagi atas (1) kalimat majemuk setara dan (2) kalimat majemuk bertingkat.
Berdasarkan bentuk kategori sintaksisnya, kalimat lazim dibagi atas (1) kalimat
deklaratif atau kalimat berita, (2) kalimat imperative atau kalimat perintah, (3) kalimat
interogatif atau kalimat tanya, atau kalimat eksklamatif atau kalimat seruan. Penggolongan
kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya itu tidak terkait dengan fungsi pragmatis atau nilai
komunikatifnya yakni fungsi pemakaian bahasa yang bertujuan untuk komunikasi. Kalimat
interogatif, misalnya, memang lazim digunakan untuk meminta informasi atau untuk
bertanya, tetapi dalam konteks wacana tertentu dapat bermakna permintaan.
JENIS-JENIS KALIMAT
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, jenis kalimat dalam bahasa Indonesia
sangat banyak. Akan tetapi, dalam tulisan ini akan dibahas beberapa jenis kalimat saja yang
sering digugakan. Jenis kalimat seperti yang dipaparkan oleh Taib (2007: 79) sebagai
berikut.
Jenis Konjungsi
penguatan/Penegasan Bahkan
pemilihan Atau
di lanjutkan pada sebuah kalimat majemuk yang kedua
berlawanan
(sedangkan)
urutan waktu kemudian, lalu, lantas
Contoh:
Kedua kalimat tersebut dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang mandiri. Pecahan
kalimat tunggal pertama dan kedua tidak saling bergantung. Masing-masing-masing
dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Dalam hal ini, kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain tidak lebih tinggi dari kalimat yang lain.
Jenis Konjungsi
syarat jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
tujuan agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban sebab, karena, oleh karena
pengakibatan maka, sehingga
cara dengan, tanpa
alat dengan, tanpa
perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan Bahwa
kenyataan Padahal
Contoh:
Meskipun telah mendapatkan peringatan keras dari Allah, kita, rakyat Indonesia,
tetap tidak insaf.
Kita, rakyat Indonesia, tetap tidak insaf. (induk kalimat)
Meskipun telah mendapatkan peringatan keras dari Allah. (anak kalimat)
Pada contoh tersebut terlihat setiap kalimat memiliki dua kalimat, yaitu satu menjadi
kalimat tunggal dan lainnya berupa klausa. Hal itu diistilahkan sebagai induk kalimat
dan anak kalimat.
Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku
datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan
waktu)
2. Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Pengisi Unsur Fungsi Subjek dalam Kalimat
1) Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan.
Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-.
Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh
awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
Andi, mahasiswa kedokteran, memenangkan medali emas di Jawa Barat.
Mereka akan berangkat besok pagi.
Kakak membantu ibu mengeprin disertasinya.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif.
Berikut pembahasannya.
2) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata
depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
(1) Kalimat pasif biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat
ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
Piring// dicuci// Eni.
S P pel
2) Kalimat Tanya
Kalimat tanya mengharapkan jawaban sebagi respon atau reaksi pemberitahuan
informasi yang diharapkan, biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Kata tanya yang
digunakan bagaimana, mengapa, apa kapan, dimana dsb. Contoh kalimat tanya :
Bagaimana proses mesin itu dirangkai?
3) Kalimat Perintah
Kalimat yang bertujuan untuk mengintruksikan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru. Tapi, jika diakatan langsung atau
lisan biasanya ditandai dengan intonasi tinggi. Contoh : Ambilkan kopi di atas meja !
4) Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan merupakan kalimat yang memancing minat lawan bicara. Kata yang
sering digunakan adalah Ayo, Mari dsb. Biasanya ada pada iklan. Contoh kalimat
ajakan: Ayo, pakai pembersih pakaian merek ini!
5) Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau
pembicara yang belum atau tidak kesampaian. Contoh : Andai saja aku bisa jadi dokter
bedah.
KALIMAT EFEKTIF
2) Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat.
Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
a. Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Dengan adanya Subjek dan Predikat yang jelas akan memberikan kejelasan pula
dalam penyampaian ide/pesan dari kalimat tersebut. Apa atau siapa dalam sebuah
kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada hadirin dimohon berdiri.
Kata depan kepada pada kalimat di atas tidak berfungsi apa-apa, bahkan justru
mengganggu kesepadanan sebuah kalimat. Kalimat tersebut akan lebih baik
(sepadan) kalau kata depan kepada dihilangkan sehingga menjadi seperti di bawah
ini.
Hadirin dimohon berdiri
b. Kata depan tidak berada di depan subjek.
Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-kalimat) dalam sebuah kalimat
memiliki peran penting dalam mendukung kejelasan gagasan dalam sebuah kalimat.
c. Subjek tidak ganda.
Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan pemahaman yang
ganda/lebih dari satu (ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif subjek harus
memiliki satu makna yang jelas agar tidak menimbulkan kealahan pemahaman yang
berbeda.
Contoh;
Soal itu saya kurang jelas.
Orang itu wataknya jahat.
Kedua kalimat di atas mempunyai subjek ganda: Kalimat-kalimat itu akan lebih baik
kalau diubah menjadi seperti di bawah ini.
Bagi saya soal itu kurang jelas.
Orang itu berwatak jahat;
Watak orang itu jahat.
4) Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan. Cara
untuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk
superordinate , tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak menjamakkan kata-kata
yang sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh :
Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa.
Pemakaian kata adalah merupakan memiliki makna yang sama.
5) Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis).
Pemakaian kata dipersilakan tidak tepat/tidak logis karena yang dapat dipersilakan
adalah orang. Maka kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila kata tersebut diganti
menjadi waktu dan tempat kami serahkan atau kami berikan.
6) Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan tafsir
ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu pembaca untuk
memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.
Contoh :
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini.
(tidak cermat)
7) Kebervariasian
Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya bervariasi dengan
memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.
8) Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide
pokok kalimat. Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal yang
ditonjolkan tersebut merupakan ide dari gagasan dalam kalimat tersebut.
9) Ketepatan
Diksi yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili
tujuan, maksud, atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana ganda, kata yang
berhomonim, homofon, homograf juga akan memiliki pengaruh dalam kalimat tersebut.
10) Kebenaran
struktur Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya
unsur-unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsurunsur asing atau
daerah. Sebagai contoh, pemakaian unsur bahasa Inggris which, where tidak benar jika
disepadankan dengan konjungsi dimana, di mana, atau yang mana dalam bahasa
Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur bahasa
daerah sebaiknya tidak dipakai dalam tulisan.
Contoh:
Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang yang berdiam dalam suatu
wilayah tertentu dimana di dalam kelompok tersebut berlaku serangkaian
peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (salah)
Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu wilayah
yang menganut serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (benar)
11) Keringkasan
Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya memiliki
makna yang sama. Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang, sedangkan
kata merupakan bentuk ringkas/pendek.
Contoh:
Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)
Kami meneliti anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)
Azwardi. 2008. “Menulis Ilmiah”. Modul perkuliahan Bahasa Indonesia Umum untuk
Mahasiswa. Aceh.
Keraf, Grof. 1997. Diksi dan Gaya Bahasa : Kompisisi Lanjutan I. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Satata, Sri, dkk.. 2012. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah pengembangan Kepribadian).
Jakarta: Mitra Wacana Media dan Universitas Mercu Buana.