Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan Tata
Letak Pabrik

Systematic Layout Planning

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Industri W161700027 Novera Elisa Triana ST. MT

Abstract Kompetensi
Modul ini akan memberikan gambaran Agar mahasiswa memahami cara
mengenai perencanaan tataletak yang membuat perencanaan tataletak yang
sistematis sistematis
Pendahuluan
Perencanaan tata letak fasilitas merupakan kombinasi antara seni (art) dan teknik
rekayasa (engineering). Telah banyak ragam teknik untuk melakukan perencanaan tata
letak pabrik antara lain pendekatan Systematic Layout Planning (SLP) yang merupakan
perencanaan tata letak pabrik yang sistematik dan terorganisir oleh Richard Muther (1973).
Richard Muther lahir tahun 1913 doktor ScD(hc) kehormatan dari Universitas Lund di
Swedia dan merupakan Profesional Engineer. Dia adalah pengembang relationship chart
dan space relationship diagram. Dia dianggap sebagai "Bapak Sistematik Perencanaan".
SLP terdiri dari langkah-demi-langkah prosedur untuk perencanaan tata letak fasilitas
yang cocok untuk menganalisis dan merancang kerja atau arus informasi pada fasilitas
industri dan yang lainnya. SLP banyak diaplikasikan untuk berbagai macam persoalan
meliputi antara lain problem produksi, transportasi, pergudangan, supporting service dan
aktivitas-aktivitas yang dijumpai dalam perkantoran (office layout).

METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING


Ada beberapa metode atau prosedur yang telah dikembangkan untuk melakukan desain
tata letak yang telah dibahas dalam modul terdahulu. Dalam modul ini secara detail akan
membahas prosedur tata letak yang dikembangkan oleh Richard Muther, yakni: Systematic
Layout Planning (SLP) dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


2 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1 Prosedur Systematic Layout Planning (SLP)
1. INPUT DATA
Input data adalah pengumpulan data masukan dan aktivitas. Pengumpulan data
yang berkaitan dengan aktivitas pabrik berguna agar analisa layout dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Data yang berkaitan dengan desain produk sangat penting dan
berpengaruh besar terhadap tata letak yang akan dibuat. Terdapat tiga sumber data
didalam perencanaan tata letak, yaitu data desain produk , desain proses dan desain
schedule produsi. (lebih detai lihat bab. Sumber informasi PTLP).
 Desain produk berpengaruh terhadap tata letak, karena desain tata letak
dipengaruhi oleh langkah-langkah proses pengerjaan produk atau urutan operasi
perakitan yang telah dirancang. Dengan demikian data yang berkaitan dengan
desain produk yang dibuat seperti gambar asembling (assembly drawing),
diagram asembling (assembly chart) dan gambar teknik, bahkan prototype dari
produk yang akan dibuat sangat diperlukan.
 Data yang diperlukan dari desain proses adalah tahapan pembuatan, peralatan
dan mesin-mesin yang dibutuhkan serta waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan proses produksi. Data ini biasanya dalam bentuk identifikasi
Kebutuhan Proses, pemilihan Kebutuhan Proses, dan urutan kebutuhan proses.
peta proses
 Schedule produsi merupakan masukan dalam desain tata letak yang dapat
mengetahui berapa banyak dan kapan produk dilakukan. Skedul berdampak
terhadap keputusan pemilihan jenis mesin, jumlah mesin, jumlah shift, jumlah
orang, ruangan yang dibutuhkan, kebutuhan gudang, alat pemindahan material
dll. Skedul dibuat berdasarkan MPS (master production schedule), perencanaan
agregat, proses, produk dan kebutuhan pasar berdasarkan permintaan (order
atau perkiraan).

Menurut Richard Muther ada lima macam sumber data perencanaan tata letak
dengan menggunakan Systematic Layout Planning Muther, yakni: P-Q-R-S- T.
 Products (barang atau jasa)
Barang yang diproduksi atau hanya distributor?
 Quantities ( jumlah penjualan & penyimpanan)
Berapa banyak jumlah dari masing-masing item?
 Routing (proses yang mesti dilakukan)
Bagaimana langkah-langkah proses yang akan dilakukan?
 Supporting jasa (orang, proses dan informasi sistem)
Dengan dukungan apa proses akan lebih baik?
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
3 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Timing (Jam operasi, situasi dan kondisi, kepentingan…)
Kapan dan berapa lama item dibuat dan didistribusi?

2. FLOW OF MATERIAL
Analisis aliran material (flow of material) merupakan analisis pengukuran kuantitatif
untuk setiap gerakan perpindahan material di antara depatemen-departeman atau
aktivitas-aktivitas operasional. Analisis aliran material ini sangat penting untuk dilakukan,
karena seperti disebutkan di muka bahwa salah satu tujuan dari perencanaan tata letak
adalah untuk memperlancara aliran kerja proses produksi, mulai dari bahan baku sampai
menjadi produk akhir.
Dalam penentuan pola aliaran material ini terdapat beberapa faktor yang perlu untuk
dilakukan analisis yang mendalam antara lainfaktor tranformasi, jumlah komponen
produk yang dibuat, jumlah dan macam operasi pembuatan setiap komponen, urutan
operasi perakitan, besar dan bentuk ruang yang tersedia, jenis pola alikran yang ingin
diterapkan sesuai dengan bentuk ruang yang tersedia, dsb. Dalam menganalisis aliran
material ini sering digunakan: sistem aliran (flow system), peta aliran proses (flow
process chart), diagram alir (flow diagram), dsb. (lebih detai lihat bab. Sumber Informasi
PTLP).

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


4 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. ACTIVITY RELATIONSHIP
Dalam perencanaan tata letak analisis aliran material lebih cenderung untuk
mendapatkan atau mengetahui biaya dari pemindahan material, jadi dalam hal ini lebih
bersifat kuantitatif. Sedangkan analisis yang lebih bersifat kualitatif dalam perancangan
tata letak menggunakan ARC (activity relationship chart). Mengenai ARC lebih rincih
telah dibahas dalam bab Activity Relationship. Sebagai contoh ARC diketahui sebagi
berikut:

Gambar 2. Activity Relationship Chart

Output dari ARC adalah data-data berupa hubungan kedekatan antar fasilitas
yang diperlukan untuk membuat ARD (Activity Relationship Diagram) untuk memberi
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
5 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
gambaran antara lokasi-lokasi antar fasilitas secaa diagram agar dapat memberikan
gambaran secara visual sehingga memudahkan pengaturan tata letak.

4. RELATIONSHIP DIAGRAM
Pendekatan ARD (Activity Relationship Diagram) yang dikembangkan oleh Muther
yaitu ARD dengan hubungan garis yang menunjukan besarnya derajat relationship
antara aktivitas yang satu dengan aktivitas lainya. Dalam perencanaan tata letak
fasilitas, derajat hubungan antar departemen dapat dipandang dari dua aspek, baik
aspek kualitatif maupun aspek kuantitatif. Perancangan tata letak fasilitas yang bersifat
kualitatif akan lebih dominan dalam menganalisis derajat hubungan aktifitas dan
biasanya ditunjukkanoleh ARC.
Namun adakalanya analisis dalam perancangan tata letak fasilitas lebih dominan
dalam menanalisis aliran material, sehingga yang dibuat adalah suatu flow diagram atau
diagram alir. Dalam Systematic Layout Planning (SLP) kedua aspek tersebut menjadi
pertimbangan, dengan mengkombinasikan antara derajat hubungan aktivitas dan aliram
material. Kombinasi dari kedua aspek tersebut dibuat dalam suatu diagram yang
dinamakan Relationship Diagram atau Activity Relationship Diagram (ARD) yakni
diagram hubungan aktivitas. Contoh ARD digambarkan sebagai berikut. Adapun dasar
ARD adalah dari ARC (Activity Relationship Chart) (Gambar 2).

Gambar 3. Activity Relationship Diagram

5. SPACE REQUIREMENT

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


6 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Space requiremant adalah luas ruang atau area yang dibutuhkan untuk mendesain
layout. Dalam hal ini ada tiga hal yang dapat dapat dijadikan dasar untuk menentukan
area yang dibutukan, yaitu:

 Tingkat produksi (production rate)


 Peralatan yang dibutukan untuk proses produksi
 Karyawan yang diperlukan

Tingkat produksi digunakan juga sebagai panduan dalam proses pemilihan tipe tata
letak, apakah menggunakan produk layout, proses layout atau seluler. Penentuan
tingkat produksi untuk tiap-tiap tahap proses, memberikan gambaran berapa jumlah
mesin dan peralatan yang dibutuhkan.
Terdapat beberapa metode yang sering dipergunakan dalam penentuan kebutuhan
luas ruangan.
 Metode Fasilitas Industri: adalah metode penentuan kebutuahn ruangan berdasarkan
fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang dipergunakan. Dalam
metode ini kebutuhan ruangan didasarkan atas jumlah dan jenis peralatan dan mesin
yang dipergunakan dalam proses produksi. Luas ruangan (lantai) dihitung dari
ukuran masing-masing jenis mesin atau peralatan yang dipergunakan dikalikan
dengan jumlah masing-masing jenis peralatan tersebut ditambah dengan
kelonggaran yang dipergunakan untuk operator dan gang.
 Metode Template: adalah kebutuhan ruangan yang didasarkan atas template atau
model yang dibuat. Metode ini akan memberikan gambaran yang nyata akan bentuk
dan seluruh kebutuhan ruangan. Dengan skal tertentu template atau model yang
ditempatkan pada block layout dapat digunakan untuk memperoleh estimasi seluruh
kebutuhan ruangan.
 Metode Standar Industri: Standar industry dibuat atas dasar penelitian-penelitian
yang dilakukan terhadap industry-industri yang dinilai telah melakukan perancangan
tata letak secara keseluruhan, khususnya dalam penentuan kebutuhan ruangan.

6. SPACE AVAILABLE
Space Available adalah pertimbangan terhadap luas ruang atau area yang tersedia
untuk mendesain layout. Dalam beberapa kasus tertentu khususnya untuk problem
relayout seringkali layout yang didesain harus disesuikan dengan luas bangunan pabrik
yang tersedia. Demikian juga untuk kasus yang lain dimana biaya serba terbatas, maka
luas ruang yang bisa disediakanpun akan sangat terbatas sekali. Disini antara luas

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


7 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ruang yang dibutuhkan dan luas area yang tersedia harus dipertimbangkan secara
seksama.

7. SPACE RELATIONSHIP DIAGRAM


Space Relationship Diagram adalah pembuatan diagram relationship ruangan.
Dalam proses pembuatan Space Relationship Diagram ini yang perlu diperhatikan
adalah mengevaluasi luas ruang yang dibutuhkan untuk semua aktivitas perusahaan
dan ruang yang tersedia. Rancangan tata letak, idealnya dibuat terlebih dahulu,
sedangkan bangunan pabrik didirikan sesuai dengan rancangan tata letak fasilitas yang
telah dibuat. Namun kenyaanya, sering terjadi perancangan tata letak dilakukan setelah
pabrik berdiri. Hal ini terjadi boleh jadi oleh karena kendala dana, terbentur masalah
waktu dan lain-lain.
Jadi Space Relationship Diagram (Gambar 4) dibuat berdasarkan Activity
Relationship Diagram (Gambar 3) dengan mempertimbangkan luas ruang yang
dibutuhkan dan luas ruang yang tersedia. Selajutnya pembuatan Block layout dapat
dibuat memerlukan beberapa percobaan (trial & error).

Gambar 4. Space Relationship Diagram berdasarkan ARD

8. MODIFYING CONSTRAINTS & PRACTICAL LIMITATIONS


Modifying constraints adalah modifikasi layout dan practical limitations adalah
pertimbangan praktis. Jadi tahapan ini melakukan pertimbang-pertimbangan praktis
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
8 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang dibuat untuk modifikasi layout. Hal-hal yang berkaitan dengan bentuk bangunan,
letak kolom penyangga, lokasi sistem pipa, dan lain-lain merupakan dasar pertimbangan
untuk memperbaiki alternatif desain tata letak yang diusulkan.

9. DEVELOP LAYOUT ALTERNATIVES


Develop Layout Alternatives adalah membuat alternatif layout yang dibuat
berdasarkan Space Relationship Diagram (Gambar 4) dengan mempertimbangkan
modifikasi dan berdasarkan pertimbangan praktis. Untuk membuat rancangan tata letak
dapat dibuat suatu Block layout yang merupakan diagram block dengan skala tertentu
dan merupakan representasi bangunan. Block layout mengambarkan batasan-batasan
ruang dengan adanya dinding-dinding yang memisahkan antara blok satu dengan blok
lainnya. Sebagai contoh hasil dari beberapa percobaan (trial & error) dari Relationship
Diagram awal (Gambar 4), hingga menjadi Space Relationship Diagram alternatif
(Gambar 5) dengan hasil block layout (Gambar 13.6) sebagai berikut:

Gambar 5. Space Relationship Diagram Alternatif

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


9 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6. Block Layout

Sebelum pembuatan block layout perlu juga memperhatikan konsep material


handling serta aktivitas yang menyangkut pemilihan metode dan peralatan yang
digunakan dalam penanganan material, karena hal ini merupakan suatu aktivitas yang
tidak terpisahkan dengan aktivitas perencanaan tata letak.

Untuk mempersentasikan tata letak yang dirancang dapat menggunakan beberapa


metode, antara lain dengan:
 Gambar atau sketsa: mudah dan murah untuk dibuat dan biasanya dibuat
menggunakan kertas grafis berskala dan penggunaan warna-warna untuk
menunjukkan fasilitas-fasilitas yang berbeda.
 Model dua dimensi atau template: cara ini mendapatkan alternatif-alternatf tata letak
yang lebih banyak, biasanya dibuat dari bahan kertas tebal atau bahan lain yang
mudah untuk ditempelkan pada kertas grafis/skala.
 Model tiga demensi: cara ini akan mempermudah untuk mengamati dan
menganalisis tata letak yang dirancang

10. EVALUATION
Ada beberapa kriteria atau teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
alternatif tata letak sebagai berikut.
 Perbandingan untung rugi

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


10 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Cara ini adalah cara yang sederhana, yakni melakukan penilaian untung rugi.
Alternatif yang dipilih adalah nilai keuntung relatif lebih besar.
 Peringkat
Dengan cara penilaian faktor-faktor penting. Faktor-faktor tersebut antara lain tingkat
fleksibilitas rancangan, tingkat penggunaan ruangan, aliran material, proses
penanganan material, faktor keamanan dll.
 Analisis Faktor
Cara ini hampir sama dengan metode peringkat dengan menentukan faktor peringkat
dan kemudian dilakukan pemberian bobot untuk tiap-tiap faktor.
 Perbandingan Biaya
Cara yang dilakukan dengan menindentifikasi biaya-biaya untuk masing-masing
alternatif perancangan. Biaya yang diidentifikasi antara lain biaya investasi, operasi
dan pemeliharaan. Yang dipilih adalah alternative biaya yang paling kecil.

Daftar Pustaka
Aiello, S., O’Hara, A. dan Saing, S. (2007). Systematic Layout Plan for Baystate Benefit Services,
Northeastern University Spring, www.baystatebenefits.com
2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas
11 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Apple, James M. (1990) Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Bandung: ITB.
Diaz A.G. and Smith J.M. (2008). Facilities Planning and Design, USA: Prentice Hall.
Heizer J. and Render B. (2010). Operations Management,10th Edition, Pearson Education, Inc.
publishing as Prentice Hall
Heragu, Sunderesh (2006). Facilities Design 2nd, USA
Hiregoudar C. & Reddy B. R. (2007). Facility Planning & Layout Design, India, Technical Publication
Pune.
Hadi (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Yokyakarta: Graha Ilmu
Hadiguna R. A. dan Setiawan H. (2008). Tata Letak Pabrik, Yogyakarta, Andi
Meyers, Fred E. (2005). Manufacturing Facilities Design and Material Handling, 3rd Editon, USA:
Prentice Hall.
Muther Richard & Associates (2005). Overview of Systematic Layout Planning, Marietta: Division of
High Performance Concepts, Inc, www.RichardMuther.com
Tompkins, White and Bozer (2010). Facilities Planning, 4thEdition, New York: John Wiley & Sons.
Wignjosoebroto, Sritomo, 2009.Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi 3, Penerbit Guna
Wijaya, Surabaya.

2017 Perancangan Tata Letak Fasilitas


12 Novera Elisa Triana., ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai