Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
MKDU Bahasa 90008 Yenni Safrida, M.Pd.
Indonesia (D21314SP
)
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ini akan membahas Setelah mengikuti perkuliahan
berbagai macam ragam tulis dalam diharapkan mahasiswa dapat
penulisan karya ilmiah. Adapun fokus isi mengetahui bagaimana teknik
modul ini dibatasi hanya pada tata penulisan judul, bab, subbab, teknik
tulisnya saja seperti teknik penulisan pengutipan dalam karya ilmiah, teknik
judul bab, dan subbab, teknik penulisan catatan kaki dalam karya
pengutipan dalam karya ilmiah, teknik ilmiah, teknik penulisan daftar pustaka,
penulisan catatan kaki, teknik penulisan dan lain sebagainya yang berhubungan
daftar pustaka. dengan tata tulis karya ilmiah.
TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH
1. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mamahami dengan baik aturan
penulisan judul, bab, subbab. Serta paham akan teknik panulisan cacatan kaki, daftar
pustaka, serta teknik pengetikan karya ilmiah.

2. Kompetensi Dasar
(1) Mahasiswa mahami aturan penulisan kutipan
(2) Mahasiswa mahami aturan penulisan penulisan catatan kaki
(3) Mahasiswa mahami aturan penulisan daftar pustaka
(4) Mahasiswa mahami teknik pengetikan karya ilmiah
(5) Mahasiswa mahami aturan penulisan kutipan
(6) Mahasiswa mahami aturan penulisan judul, bab, dan subab

3. Indikator
(1) Mampu menentukan bahan dan jumlah halaman
(2) Mampu menjelaskan aturan penulisan kutipan
(3) Mampu menjelaskan aturan penulisan catatan kaki
(4) Mampu menjelaskan aturan penulisan daftar pustaka
(5) Mampu menjelaskan teknik pengetikan karya ilmiah
(6) Mampu menjelaskan aturan penulisan judul, bab, dan subbab

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


2 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Pendahuluan

Bahan pustaka adalah semua rujukan yang dipakai sebagai bahan informasi
sewaktu menyusun karya ilmiah, baik yang telah diterbitkan maupun tidak. Hal-hal yang
perlu dicantumkan dalam daftar pustaka adalah pengarang, tahun terbit, judul karangan,
tempat terbit, dan penerbit. Penulis harus mengikuti selingkung (gaya yang berlaku dalam
lingkungan) penerbitan tertentu. Nama penulis dieja sesuai dengan nama yang tertulis
dalam buku rujukan atau artikel aslinya. Berikut akan dibahas lebih lanjut menganai hal ini
yang dikutip dari Azwari (2008: 123-131).

2. Bahan dan Jumlah Halaman


Solihin (2003:46) mengemukakan suatu karya ilmiah dalam bentuk apapun seperti
makalah, laporan, buku, maupun terjemahan, baru dapat disebut sebagai karya ilmiah bila
sedikitnya memenuhi tiga syarat sebagai berikut.
a. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
b. Langkah pengerjaannya dijiwai metode dan menggunakan cara berpikir ilmiah.
c. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai tulisan
ilmiah.
Seseorang penulis karya ilmiah harus mampu, tidak hanya menulis dengan
menggambarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi juga harus memakai bahasa
sebagai sarana komunikasi keilmuannya. Agar dapat menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, seorang penulis harus mengetahui sekaligus mampu menerapkan aturan
ejaan yang berlaku. Ejaan yang telah ditetapkan para pemangku kebijakan saat ini adalah
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang mulai berlaku pada 30 November
2015 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kemudian selain
mampu menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi keilmuan, penulis juga
dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang berhubungan dengan teknik
penulisan karya tulis ilmiah.
Patokan secara umum teknik penulisan ilmiah dapat dibaca dalam buku yang
berjudul Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang ditulis oleh Yakub
Nasucha, dkk. Bahan yang digunakan untuk mengetik skripsi sebaiknya kertas HVS,
berukuran  kuarto atau A4 (21,5 X 28 cm), sedangkan untuk sampul (kulit) digunakan  kertas
yang agak tebal. Karena sekarang zamannya komputer, pengetikan dapat  dilakukan
dengan menggunakan alat bantu komputer, dengan huruf standar (misalnya Times New
Roman atau Arial), ukuran huruf (font size) 12 point, kecuali untuk pengetikan judul pada
sampul depan dan sampul dalam, ukuran huruf 14 – 16 point. Jumlah halaman skripsi

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


3 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berkisar antara 30 – 60 halaman, tesis antara 150 – 200 halaman, dan disertasi 300
halaman atau lebih, sedangkan paper atau makalah biasanya 5 – 15 halaman.
Selanjutnya, perwajahan dalam karya ilmiah juga perlu dibahas dalam hal ini. Yang
dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak (lay out) unsur-unsur skripsi serta aturan
penulisan unsur-unsur tersebut, yang berkaitan dengan segi keindahan dan estetika naskah.
Tata letak dan penulisan unsur-unsur skripsi, tesis, atau disertasi harus diusahakan sabaik-
baiknya agar skripsi, tesis, atau disertasi tersebut tampak rapi dan menarik. Dalam
pembicaraan tentang perwajahan, (a) kertas pola ukuran dan (b) penomoran.
Supaya tiap halaman ketikan rapi, sebaiknya digunakan kertas pola ukuran.  Kertas
pola ukuran tersebut dipasang setiap kali mengganti halaman dan kertas pola ukuran itu
harus ditaati agar hasil ketikan tampak rapi. Jika menggunakan komputer, program-program
tertentu harus dikuasai terlebih dahulu agar format yang dikehendaki terwujud. Buatlah garis
pembatas pada kertas pola ukuran tersebut dengan ukuran sebagai berikut.
a. Margin atas 4 cm
b. Margin bawah 3 cm
c. Margin kiri 4 cm
d. Margin kanan 3 cm.
Dalam mengetik halaman judul, jika pola ukuran digunakan sistem pengetikan yang
simetris, jarak bagian yang kosong kiri-kanan dan atas-bawah harus diatur. Bagian yang
dikosongkan di sebelah kanan kertas adalah 3 cm, dengan maksud Anda harus mengetik
naskah itu lurus. Namun, batas itu sekedar mengingatkan Anda agar pengetikan naskah
sebelah kanan jangan terlalu ke tepi. Dalam kaitan ini, perhatikan kaidah penyukuan kata
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Tajuk “Prakata”, ”Daftar Isi”, “Daftar Tabel”, “Bab I Pendahuluan”, dan seterusnya,
harus dituliskan dengan huruf kapital, terletak di tengah-tengah (simetris), sekitar 7 cm dari
tepi atas kertas (seperempat) bagian kertas dikosongkan, serta tidak diberi bertanda baca
apa pun.
Lalu, sistem penomoran karya ilmiah mengikuti standar sebagai berikut.
a. Tingkat pertama menggunakan angka romawi besar
b. Tingkat kedua menggunakan huruf latin besar, misal A, B, C, D
c. Tingkat ketiga menggunakan angka Arab, misal 1, 2, 3
d. Tingkat keempat menggunakan huruf Latin kecil, misal a, b, c, d
e. Tingkat kelima menggunakan angka Arab dengan satu kurung tutup, misal 1), 2), 3)
f. Tingkat keenam menggunakan huruf Latin kecil dengan satu kurung tutup misal a),
b), c)
g. Tingkat ketujuh menggunakan angka Arab dengan dua kurung, misal (1), (2), (3)
h. Tingkat kedelapan menggunakan huruf Latin dengan dua kurung misal (a), (b), (c)
2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH
4 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Penulisan Judul, Bab, dan Subbab
Judul bab diketik dengan huruf capital seluruhnya dan diletakkan pada tengah
halaman kertas dengan huruf times new roman atau Arial yang ditebalkan.
BAB I
PENDAHULUAN
Judul subbab
Pada judul subbab, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf capital (kecuali preposisi
dan konjungsi) lalu diletakkan di tengah halaman, contohnya sebagai berikut.
A. Latar belakang Masalah

Judul anak subbab


Huruf pertama pada setiap kata berhuruf capital dan ditulis di sebelah kiri halaman,
contohnya sebagai berikut ini.
1. Pengertian Sintaksis

4. Teknik Pengutipan dalam Penulisan Karya Ilmiah

Apabila seseorang menulis karya ilmiah, ia menggunakan ide, pendirian, atau


pendapat orang lain. Ide, pendirian, data atau pendapat orang lain yang dikutip baik
langsung atau tidak langsung harus disebutkan sumbernya, kecuali sesutau yang diketahui
secara umum. Hal ini dimaksudnya sebagai pengakuan bahwa ide, pendirian, data, atau
gagasan itu bukan milik penulis. Dengan demikian, pengutipan meruapakan hal yang
penting diketahui oleh calon penulis ilmiah.
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Mengutip
bukanlah sesuatu hal yang  bisa seenaknya saja kita buat, namun ada beberapa atura
nmengutip yang perlu kita ketahui. Aturan-aturan mengutip ini sangat penting untuk
diketahui agar  dalam pembuatan karya tulis, catatan kaki dan daftar pustaka tidak terjadi
kesalahan yang  berakibat fatal bagi kebenaran penguatan argumen dalam karya tulis kita.
Pengutipan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara
tidak langsung. Disebut kutipan langsung apabila penulis mengutip secara langsung secara
utuh pendirian atau gagasan orang lain. Disebut pengutipan tidak langsung apabila gagasan
atau pendapat dari sumber rujukan disajikan oleh penulis dengan bahasanya sendiri. Kedua
cara pengutipan ini memiliki kaidah pengutipan yang berbeda pula.

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


5 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi Kutipan
Berikut ini terdapat beberapa fungsi kutipan terdiri atas:
a. Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk memberikan  informasi tentang
sumber data, gagasan dan lain-lain yang relevan (catatan acuan).
b. Untuk memberikan penjelasan penambahan tentang suatu masalah yang
dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat
(catatan kaki).

Tujuan Kutipan
Berikut ini terdapat beberapa tujuan kutipan terdiri atas:
a. Sebagai landasan teori untuk tulisan kita
b. Sebagai penjelasan
c. Bisa juga sebagai penguat pendapat yang kita kemukakan.

1) Kutipan Langsung

Kutipan langsung (Direct Quotation) Adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber
aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya. Kutipan langsung biasanya
digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
 untuk mengutip rumus atau model matematika
 untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, surat keputusan, surat perintah.
 untuk mengutip peribahasa, puisi, karya drama, dan kata-kata mutiara.
 untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah
pasti.
 untuk memgutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain
dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.

a. kutipan langsung pendek (short direct quotation)


Adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan
yang demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik diantara bahan
yang dikutip. Kalau kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat,
maka pada awal kalimat diberi titik tiga buah.

b. kutipan langsung panjang (Long Direct Quotation)


adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Kutipan tersebuut
diberi tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan
lebar jorokkan kedalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


6 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
baru, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis
tepi kiri, serta tidak ditulis antara tanda petik.

Berikut kutipan latar yang digambarkan dalam novel ini.

Tengah hari ini, kota Kairo seakan membara. Matahari berpijar ditengah petala
langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir
seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang
bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik.
Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat, yang ada dalam apartemen-
apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela, dan tirai tertutup rapat.

                                                                                    (Ayat Ayat Cinta, 2005:15)

2) Kutipan Tidak Langsung


a. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan
diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

b. Kutipan atas ucapan lisan


Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang
pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak
langsung.

c. Kutipan dalam kutipan


Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan
dua cara: Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda. Bila kutipan asli memakai
tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila
kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip
tunggal .

d. Kutipan langsung pada materi


Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat
berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang
berbicara.
Contoh:
“Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa
kata bahasa Sansekerta.”

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


7 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Penulisan Lampiran dan Indeks dalam Karya Ilmiah

Lampiran yang dicantumkan dapat berupa korpus data, table, gambar, bagan, peta,
instrument, traskripsi apabila hal-hal tersebut tidak disertakan dalam teks. Surat perintah
jalan atau riwayat hidup penulis dapat pula dijadikan lampiran.
Penulisan indeks merupakan kata atau istilah yang terdapat dalam karangan ilmiah.
Penulisan daftar kata tersebut harus secara berkelompok berdasarkan abjad awal atau
istilahh itu. Setiap kelompok dipisahkan dengan empat spasi. Di belakang kata diberi tanda
koma atau setelah diberi jarak satu spasi satu ketukan) dicantumkan nomor atau nomor-
nomor halaman tempat kata atau istilah itu dapat ditemukan (Yanti, dkk.,2016:160-161).
Manfaat indeks adalah agar pembaca dapat dengan cepat mencari kata-kata atau
istilah-istilah yang diperlukannya dalam karangan ilmiah tersebut. Indeks dibagi dua : nama
dan indeks subjek. Indek nama memuat daftar nama-nama, sedangkan indeks subjek
menunjukkan daftar istilah-istilah yang digunakan dalam sebuah karangan.

6. Teknik Penulisan Catatan Kaki

1. Teknik Penulisan Catatan Kaki

 Menurut Keraf (1971:190), catatan kaki adalah berbagai keterangan tambahan dari
bagian-bagian naskah tulisan ilmiah yang diletakkan di kaki halaman (di bawah), dan jika
keterangan tersebut ditulis di akhir tulisan atau bab. Keterangan yang termuat dapat berupa
sumber pustaka yang dikutip atau penjelasan atas istilah yang dikemukakan tepat di
halaman itu. Jika dalam satu naskah terdapat beberapa catatan kaki maka kutipan atau
keterangan yang diberi penjelasan diberi nomor-nomor secara berurutan.

Keterangan tambahan pada catatan kaki berfungsi untuk:


1) Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (reference
footnote);
2) Penjelasan komentar penulis terhadap penyataan dalam teks yang dipandang penting,
tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan;
3) Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (content footnote). Jenis
catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata: Lihat…, Bandingkan…, dan Uraian
lebih lanjut dapat dilihat dalam…, dan sebagianya. Dianjurkan penggunaannya tidak
berlebihan agar tidak terkesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara
konsisten dan benar. Dimana catatan kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga
halaman. Sekiranya halaman tidak memungkinkan, sebagian dari catatan kaki dapat

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


8 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diletakkan di halaman berikutnya (https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-
penerbit-buku-g064/).
Cara Penulisan Catatan Kaki
1) Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2) Antara catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3) Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
4) Catatan aki diketik sejajar dengan margin.
5) Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal diberi nomor urut mulai dari nomor satu
untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada
setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan atau
karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
6) Nomor urut angka Arab dan tidak diberi tanda apa pun.
7) Nomor urut dituls lebih kecil dari huruf lainnya,
8) Nama pengarang tidak dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang
tertulis pada buku lalu diikuti koma.
9) Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademi, catatan kaki mencantumkan
gelar tersebut.
10) Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma.
11) Nama penerbit dang angka tahun diapit tanda kurung dan diikuti koma.
12) Nomor halaaman dapat disingkat hlm. atau h. angka nomor halaman diakhiri dengan
tanda titik (.).

Contoh Penulisan Catatan Kaki


Berikut ini adalh contoh-contoh penuisan catatan kaki.
1) Judul buku ditulis dengan huruf miring (italic)
Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 (Jakarta:
Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.

2) Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang atau lebih
Jika pengarang buku ada dua orang maka ditulis semua, dan apabila lebih dari dua
orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah tanda koma
dituliskan singkatan dkk., (ditulis dengan huruf miring [italic]).

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


9 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3) Cara Penulisan “Ibid.”
Ibid. adalah singkatan dari Ibidem yang berarti pada tempat yang sama. yaitu apabila
menulis footnote dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang sama maka
cukup dengan “Ibid.” (dicetak miring) tanpa menyebutkan halamannya lagi. Sedangkan
bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda, maka dalam
catatan kaki ditulis: Ibid., lalu disebutkan halamannya, contoh:

4) Cara Penulisan op.cit., dan loc.cit.


op.cit, adalah singkatan dari “opere citato” yang artinya dalam karangan yang telah
disebut. Apabila dari sumber tersebut dikutip lagi tetapi telah diselingi oleh kutipan dari
sumber lain, maka pada catatan kaki ditulis:
Nama pengarang, Judul buku / sumber (jika ada lebih dari satu buku), op.cit., (italic)
diikuti hlm.
loc.cit. adalah singkatan dari “loco citato” yang artinya pada tempat yang telah dikutip.
yaitu apabila dari halaman yang sama dikutip lagi tetapi telah diselingi kutipan dari
sumber lain, maka ditulis loc.cit tanpa menyebutkan halaman.
Contoh:

5) Penulisan Catatan Kaki dari Buku Berjilid


Apabila buku itu berjilid dan yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila ingin
menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan
nomor jilidnya.
Contoh:

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


10 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6) Menulis Catatan Kaki dari surat kabar
Kutipan yang berasal dari surat kabar cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis,
koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama surat kabar ditulis miring, koma,
tempat terbit, koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, koma, diakhiri dengan nomor
halaman sesuai sumbernya.
Contoh:

7) Menulis Catatan Kaki dari Karya Ilmiah


Kutipan yang berasal dari karya ilimiah yang tidak / belum diterbitkan, cara
penulisannya: nama pengarang, koma, judul karangan ilmiah dengan diapit tanda petik
(“—“), koma, disebutkan skripsi, tesis atau disertasi, koma, kurung buka, nama kota
penyimpanan, titik dua, nama tempat penyimpanan, koma, tahun penulisan, koma,
kurung tutup, koma, nomor halaman, dan keterangan  tidak  diterbitkan  yang  disingkat 
dengan “t.d.”
Contoh:

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


11 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8) Catatan kaki dari Internet
Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut :
nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“—“), koma, nama situs koma,
nomor halaman.
Contoh :

7. Teknik Penulisan Daftar Pustaka

Daftar yang berisi buku, makalah, artikel, dan bahan bacaan lainnya yang dikutip
atau digunakan sebagai sumber informasi dalam penulisan makalah.
Daftar pustaka adalah daftar rujukan yang berupa, daftar buku, majalah, surat kabar,
artikel dalam kumpulan karangan, websade, dan sebagainya yang digunakan sebagai acuan
atau referensi dalam penyusunan karya ilmiah. Daftar pustaka merupakan persyaratan
suatu karya ilmiah. Di samping itu, penyusunan daftar pustaka sebagai daftar acuan
bertujuan untuk memudahkan pembaca yang ingin menemukan sumber acuan yang
digunakan.
Hal-hal yang diinformasikan dari sebuah buku dalam penulisan daftar pustaka,
meliputi: (a) nama pengarang, (b) tahun penerbitan, (c) judul dan subjudul (jika ada), (d)
tempat penerbitan, (e) nama penerbit.
Daftar rujukan dikenal juga dengan daftar pustaka. Daftar rujukan adalah daftar
buku, majalah, surat kabar, jurnal, atau jenis rujukan bacaan lainnya yang digunakan
sebagai acuan dalam pembahasan, pengumpulan data, atau penyusunan karya ilmiah.
Dalam daftar pustaka hanya dimuat jenis bacaan yang pernah dikutip baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Dan kutipannya tertera dalam teks ilmiah tersebut.
Daftar rujukan adalah daftar alphabetis yang memuat;
(1) Nama pengarang
(2) Tahun terbit
(3) Judul buku
(4) Data publikasi
(5) Kota tempat buku tersebut diterbitkan
(6) Nama penerbit
Dalam penyusunan setiap bagian itu, kecuali tempat terbit yang diakhiri tanda titik dua,
diakhiri dengan tanda titik.

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


12 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nama pengarang dituliskan pada margin sebelah kiri dan jika satu entri memerlukan
lebih dari satu baris dalam penulisannya, maka penilisan pada baris selanjutnya dituliskan
secara terinden. Penuisan-penulisan daftar rujukan selalu dalam spasi tunggal dan antara
satu entri dengan entri berikutnya dilompati dua spasi. Berikut adalah contoh-contoh
penulisan daftar pustaka.
1) Contoh rujukan dari buku
Nurudin. 2010.  Dasar-Dasar Penulisan . Malang: UMM Press

Suyanto danAsep Jihad. 2009. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta:
Penerbit Eduka

                                        
Tanjung, Bahdin Nur. 2005. Pedoma Penulisan Karya Ilmiah.Medan:Kencana.

2) Contoh rujukan dari antalogi (buku yang berisi kumpulan artikel)


Alwi, Hasan dan Dedy Sugono (Ed.). 2002, Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.

3) Contoh rujukan dari artikel yang dimuat dalam satu buku


Hasan, M.Z. “Karakteristik Penelitian Kualitatif,” dalam Amiruddin (Ed.),
Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.
Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Azwardi, “PAnulisan Laporan Teksin.” Dalam Ridwan dan Wildan (Ed.), Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Banda Aceh: GEUCI.

4) Rujukan dari artikel yang dimuat dalam jurnal


Djunaidi, Abdul. 2004. “Geografi Dialek Bahasa Kluet”. Jurnal Mon Mata, Volume 6,
(1): 26-39.

Azwardi. 2002. “Pemasyarakatan Bahasa Aceh sebagai Wujud Pelestarian Budaya


di Nanggro Aceh Darussalam”. Jurnal Wafa, Volume 1 (2): 45-54.

5) Rujukan dari artikel yang dimuat dalam majalah atau surat kabar
Tadjuddin, Moh. 1993. “Makna Aspektualitas Inheren Verba Bahasa Indonesia”.
Dalam Majalah Ilmiah Universitas Padjajaran, No 1, Vol. 11.

Said, Sudirman. 2006. “Rekonstruksi bukan Kue Serabi”. Dalam Aceh Magazine,
Edisi V, Mei 2006.

6) Rujukan dari dokumen yang ditulis atas nama instansi


Balai Bahasa Banda Aceh. 2000. Pedomen Penulisan Ejaan Bahasa Aceh. Banda
Aceh: Depdiknas.

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


13 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Badan Arsip Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2006. Pedoman Penilaian
Arsiparis Berprestasi. Banda Aceh: Badan Arsip Prov. NAD.

7) Rujukan dari skrisi, tesis, dan disertasi


Azwardi. 1997. “Kemampuan Siswa Kelas II SMU Negeri Darussalam Banda Aceh
dalam Menata Kesatuan dan Kepaduan Paragraf.” Skripsi Universitas Syiah
Kuala.

Yenni, Safrida. 2012. Unsur Sejarah dalam Novel “Keumalahayati” Karya Indah
Moerdopo. Tesis Universitas Syiah Kuala.

8) Rujukan dari website (internet)


Ismail, Buadruzzaman. Pola-Pola Damai sebagai Solusi Penyelesaian Pelanggaran
HAM Masa Lalu di Aceh. The Aceh Institute. (http://www. Acehinstitute.org.,
diakses 20 Agustus 2006).

BAB VI PENGERTIAN TOPIK 6.1 Pengrtian Topik Pengertian topik adalah berasal dari bahasa Yunani
―topoi‖ yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang
menjadi landasan penulisan suatu artikel. 6.2 Cara Yang Ditempuh untuk Topik Cara untuk
membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut: 1. Tetapkan
topik yang akan dibahas dalam kedudukan sentral. 2. Diajukan pertanyaan, apakah topik yang
berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dibahas lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah
rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi. 3. Tetapkanlah dari rincian tadi yang mana yang akan
dipilih. 4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor yang diajukan tadi masih dapat dirinci lebih lanjut
atau tidak. 5. Syarat topik yang baik 1). Menarik untuk dapat ditulis dan dibaca. Topik yang sangat
menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi
pembaca akan mengundang minat untuk membacanya. 2). Dikuasai dengan baik oleh penulis
minimal prinsip-prinsip ilmiah. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-
teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai
waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu. 6. Pembatasan sebuah
topik/judul Topik harus dibatasi agar dapat dikuasai. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep
yang akan diajukan, variabel penelitian, data, lokasi (lembaga) pengumpulan data, dan batas waktu
pengumpulan datanya. Topik terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal (sulit dibahas), tidak
mendalam, dan tidak tuntas untuk dibahas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada
masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak
berisi dan dimengerti. 26 Sebaliknya, topik yang sangat sempit menghasilkan tulisan yang tidak baik
2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH
14 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(kurang) bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, dihaluskan, hubungan
variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Pembahasan topik harus dilakukan
secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat
siterima oleh pembacanya. 7. Sumber untuk mendapatkan topik yang baik Sumber-sumber untuk
menulis sebuah topik datangnya bisa lewat mana saja , antara lain yaitu sebagai berikut: - Sumber
pengalaman kita ataupun orang lain atau mendengar orang berbicara dan sebagainya. - Sumber-
sumber pengamatan (membaca/melihat) diperpustakaan. - Sumber-sumber imajinasi atau daya pikir
pribadi. - Dan hasil dari penalaran (membandingkan) kita dan pengembangannya. 6.3 Pengertian
Tema Tema adalah persoalan utama yang harus diungkapkan oleh pengarang dalam sebuah karya
tulis seperti cerpen atau novel. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri
dari pada objek, peristiwa kejadian dan lain sebagainya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa
tema sebagai satu gagasan, pikiran atau persoalan utama yang mendasari sebuah karya sastra dan
terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sebuah cerita tidak
dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca. 6.4 Persyaratan Tema Yang Baik 1. Tema
menarik perhatian untuk penulis. Merangsang seorang penulis berusaha terus-menerus untuk
membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut. 2. Tema dikenal/diketahui
dan mudah di terima oleh orang dengan baik. Yang dimaksud adalah pengetahuan umum
pengetahuan keahlian yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimiliki oleh penulis supaya
lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan. 27 3. Bahan-bahan penulisan dapat diperoleh.
Sebuah tema yang cukup baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita
atau tidak. Bila sudah cukup tersedia, memungkinkan penulis untuk dapat memperoleh kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya. 4. Tema harus dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang
terlampau umum dan luas dalam pengertiannya, yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya. 6.5 Sumber-Sumber dalam
Mendapatkan Tema Sumber-sumber dalam menulis sebuah tema atau ide datangnya bisa lewat
mana saja , kapan saja, dan dimana saja antara lain yaitu sebagai berikut: - Sumber pengalaman dari
kita ataupun orang lain. - Sumber dari dan dalam pengamatan. - Sumber dari imajinasi dan
pengembangan seseorang. - Dan hasil dari sebuah penalaran kita sendiri. 6.6 Pengertian Judul Judul
merupakan perincian atau penjabaran dari sebuah topik. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan
permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk
buku, bab dalam buku, kepala berita; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat
menjelaskan diri atau orang lain dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah
(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang
utama atau yang terpenting dari karya tersebut, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


15 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang akan diuraikan dalam karya tersebut. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang,
misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : ―Suatu Penelitian tentang Korelasi antara
Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai. 1. Fungsi Judul : a) Merupakan
identitas atau cerminna dari jiwa seluruh tulisan. b) Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga
mengundang orang untuk membaca isinya. c) Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan
ruang lingkupnya. d) Relevan atau sesuai dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan tujuannya.
28 2. Syarat- Syarat Pembuatan Judul : a) Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya
atau bagian-bagian penting dari tema. b) Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan. c) Harus singkat = Tidak boleh
mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang
singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi
dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang. d) Harus
asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai. 3. Syarat-Syarat Judul Yang Baik : a)
Harus berbentuk atau di seperti frasa. b) Tidak ada singkatan atau akronim. c) Awal kata harus
mempergunakan huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi. d) Tidak boleh ada tanda baca di
akhir judul. e) Sangat menarik. f) Masuk akal atau Logis. g) Sesuai atau sepaham dengan isi. 4.
Pengertian Judul Langsung Dan Tak Langsung : a) Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan
bagian utama berita, dan hubungannya dengan bagian utama berita terlihat jelas. b) Judul tak
langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tetapi tetap
menjiwai seluruh isi tulisan tersebut

2020 TATAT TULIS RAGAM ILMIAH


16 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar pustaka

Azwardi. 2008. “Menulis Ilmiah”. Modul perkuliahan Bahasa Indonesia Umum untuk
Mahasiswa. Aceh.

Keraf, Grof. 1997. Diksi dan Gaya Bahasa : Kompisisi Lanjutan I. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Keraf, Grof. 2007. Kompisisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Mustakin. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia.

Satata, Sri, dkk.. 2012. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah pengembangan Kepribadian).
Jakarta: Mitra Wacana Media dan Universitas Mercu Buana.

Waridah, Ernawati. 2016. Ejaan yang Disempurnakan dan Seputar Kebahasaan-Indonesia.


Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka

2020 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


17 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai