Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Kuantitatif


Dosen Pengampu 1. NOOR AZIZ ,SE . MM

Kelas 3F
Disusun Oeh:
1
2
3
4

Endriningtias
A. Adib sholakhuddin
Septin Wulan Devi
Haryanto Pramono

(201511280)
(201511281)
(201511283)
(201511282)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2016

METODE TRANSPORTASI STEPPING STONE


Metode Transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari
sumber sumber yangmenyediakan produk produk yang sama di tempat- tempat yang
membutuhkan secara optimal. Alokasi produk iniharus diatur sedemikian rupa karena terdapat
perbedaan biaya transportasi (alokasi) dari suatu sumber kebeberapa tujuan yang berbeda
beda dan dari beberapa sumber ke suatu tujuan juga berbeda beda.
Ada tiga macam metode dalam metode transportasi:
1.1. Metode Stepping Stone
2.2. Metode Modi (Modified Distribution)
3.3. MetodeVAM (Vogels Approximation Method)
Pada sesi ini hanya akan dibahas mengenai metode transportasi dengan metode stepping stone,
Metode Stepping Stone
Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang
optimal menggunakan cara trial and error atau coba coba. Walaupun merubah alokasi dengan
cara coba- coba, namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan
biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya.

Langkah-langkahmetode Stepping Stone :


1) Misal table awal menggunakan yang NWC
2) Pilih segiempat tak terpakai yang ingin dievaluasi
3) Cari jalur terdekat (gerakan hanya secara horizontal atau vertical) dari segiempat tak terpakai
semula. Hanya ada satu jalur terdekat untuk setiap sel tak terpakai dalam suatu pemecahan
tertentu. Meskipun bisa memakai jalur batu loncatan/sel tak terpakai secara sembarang, jalur
terdekat hanya ada padasel yang dijadikan batu loncatan dan sel tak terpakai yang dinilai
4) Tanda tambah (+) dan kurang (-) muncul bergantian pada tiap sudut sel dari jalur terdekat,
dimulai dengan tanda tambah pada sel kosong.
5) Jumlah kan unit biaya dalam segiempat dengan tanda tambah sebagai tanda penambahan
biaya. Penurunan biaya diperoleh dari penjumlahan unit biaya dalam tiap sel negative
6) Ulang langkah 1 s/d 4 untuk sel kosong lainnya, dan bandingkan hasil sel kosong tersebut.
Pilih nilai evaluasi yang paling negative (penurunan biaya yang paling besar), bila tak ada nilai
negative pada evaluasi sel kosong berarti pemecahan sudah optimal
7) Lakukan perubahan jalur pada sel yang terpilih dengan cara mengalokasikan sejumlah unit
terkecil dari sel bertanda kurang dan tambahkan terhadap sel bertanda tambah
8) Ulangi langkah 1 s/d 6 sampai diperoleh indeks perbaikan atau evaluasi sel kosong tidak ada
yang bernilai negative.
Untuk mempermudah penjelasan, berikut ini akan diberikan sebuahcontoh:
1. Suatu perusahaan mempunyai tiga pabrik di W, H, P. Dengan

kapasitas produksi tiap

bulan masing- masing 90 ton, 60 ton, dan 50 ton; dan mempunyai tiga gudang
penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing- masing 50 ton, 110
ton, dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, P
kegudang A, B, C adalah sebagai berikut:
Dari
Pabrik W
Pabrik H
Pabrik P

Kegudang A
20
15
25

Biaya tiap ton (dalam ribuan Rp)


Kegudang B
Kegudang C
5
8
20
10
10
19

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan
dengan biaya pengangkutan terendah.
Solusi:
1

Penyusunan tabel alokasi


Xij adalah banyaknya alokasi dari sumber (pabrik) I ketujuan (gudang) j.Nilai Xij inilah
yang akan kita cari.
Tabel transportasi
Dari/Ke
Gedung A
Gedung B
Gedung C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20

X11

X12
5

X13
8

90
Pabrik H
X21

15

X22
20

X23
10

60
Pabrik P
X31
25

X32
10

X33
19

50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200

Prosedur alokasi

Pedoman prosedur alokasi tahap pertama adalah pedoman sudut barat laut (North West Corner
Rule) yaitu pengalokasian sejumlah maksimum produk mulai dari sudut kiri atas (X ) dengan
melihat kapasitas pabrik dan kebutuhan gudang.

Perbaikan 1 dengancara trial and error


Perubahan bisa dari kotak terdekat atau bisa juga pada kotak yang tidak berdekatan dengan
melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unit.
Misalnya akan dicoba perubahan dari kotak WA ke kotak HA artinya 50 ton kebutuhan gudang A
a;kan dikirim dari pabrik H dan buikan dari pabrik W. Perubahan alokasi produk dari dua kotak
tersebut akan mengakibatkan berubahnya alokasi produk kotak lainnya yang terkait (kotak HB
dan kotak WB). Untuk itu sebelum dilakukan perubahan perlu dilihat penambahan dan
pengurangan biaya
transportasi per unitnya sebagai berikut:
Metode NWC
Perbaikan pertama dengan trial dan eror
Tabel transportasi
Dari/Ke
Gedung A
Gedung B
Gedung C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
50

20

40
5

90
Pabrik H

15

60
20

10

60
Pabrik P

25

10
10

40
19

50

Kebutuhan Gudang
50
110
40
200
Biaya pengangkutan untuk perbaikan pertama sebesar =(50x20) + (40x5) + (60x20) + (10x10) +
(40x19) = 3260

Perbaikan kedua dengan trial dan eror


Dari/Ke
Gedung A
Gedung B
Gedung C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20
90
5

90
Pabrik H
50
15

10
20

10

60
Pabrik P

25

10
10

40
19

50
Kebutuhan Gudang
50
110

40
200
Biaya pengangkutan untuk perbaikan kedua sebesar = (90x5) + (50x15) + (10x20)+ (10x10) +
(40x19) = 2260
Perbaikan ketiga dengan trial dan eror
Dari/Ke
Gedung A
Gedung B
Gedung C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20
90
5

90
Pabrik H
50
15

20

10
10

60
Pabrik P

25

20
10

30
19

50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200
Biaya pengangkutan untuk perbaikan ketiga sebesar = ( 90x5) + (50x15) + (10x10) +(20x10) +
(30x19) = 2070

Perbaikan keempat dengan trial dan eror


Dari/Ke
Gedung A
Gedung B
Gedung C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20
60
5

30
8

90
Pabrik H
50
15

20

10
10

60
Pabrik P

25

50
10

19

50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200
Biaya pengangkutan untuk perbaikan keempat sebesar = ( 60x5) + (30x8) + (50x15) +(10x10) +
(50x10) = 1890

Dari/Ke
Gedung A
Gedung B
Gedung C

Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20
90
5

90
Pabrik H
20
15

20

40
10

60
Pabrik P
30
25

20
10

19

50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200

HB = 20 5 + 8 -10 = 1
PA = 25 15 + 100 8 + 5 10 = 7
PC = 19 8 + 5 10 = 6
Sehingga alokasi produksi dengan biaya terendah adalah:
a. 90 unit produksi dari pabrik W dialokasikan ke gudang B sebanyak 60 unit dan ke
gudang C sebanyak 30 unit.
b. 60 unit produksi dari pabrik H dialokasikan ke gudang A sebanyak 50 unit dan ke gudang
C sebanyak 10 unit.
c. 50 unit produksi dari pabrik O dialokasikan ke gudang B sebanyak 50 unit.

Anda mungkin juga menyukai