ISYE6123
Deterministic Optimation
Week 7
Transportation Problems
Permasalahan utama yang mungkin dihadapi oleh seorang manajer adalah bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang langka di antara berbagai kegiatan atau proyek. Untuk
memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut adalah menggunakan pemrograman
linear, atau LP, sebagai metode dalam mengalokasikan sumber daya secara optimal.
Programa linier merupakan salah satu alat operasi penelitian yang paling banyak digunakan
dan telah memberikan banyak bantuan dalam pengambilan keputusan di hampir semua
industri manufaktur dan organisasi keuangan dan layanan
Salah satu aplikasi yang paling penting dan sukses dalam melakukan analisis
kuantitatif masalah bisnis untuk menyelesaikan permasalahan distribusi fisik produk, biasa
disebut sebagai metoda transportasi. Pada dasarnya, metoda ini tujuannya adalah untuk
meminimalkan biaya pengiriman barang dari satu lokasi ke lokasi lain sehingga kebutuhan
dari setiap tempat yang membutuhkan terpenuhi dan setiap lokasi pengiriman yang
beroperasi dalam memenuhi kebutuhan mempunyai kapasitas yang cukup. Namun, analisis
kuantitatif telah banyak digunakan untuk banyak masalah selain distribusi fisik barang.
Sebagai contoh, telah digunakan untuk menempatkan karyawan secara efisien pada pekerjaan
tertentu dalam sebuah organisasi. (Aplikasi ini kadang-kadang disebut masalah penugasan).
Pada pertemuan ini, pembahasan metoda transportasi akan difokuskan pertama pada
formulasi permasalahan yang dikategorikan sebagai permasalahan distribusi produk dari
sumbernya ke tujuan yang tujuan dari distribusi tersebut meminimasikan biaya
pendistribusian produk.
x
i 1
ij bj; j 1,2,...., n
xij 0
Bentuk dari model matematik standar dari permasalah transportasi tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk diagram trasportasinya adalah sebagai berikut :
- Kolom origin merupakan kolom untuk menyatakan asal atau sumber dari produk yang
akan dikirimkan dan pada baris destnation menggambarkan tujuan dari pengiriman
produk tersebut dari asal atau sumber.
- Kolom ‘capacity of origin’ (S1, S2, dan S3) merupakan jumlah produk yang dapat
didistribusikan dari masing-masing Sumber atau asal, sedangkan baris ‘demand of
destination’ merupakan jumlah produk yang dibutuhkan oleh masing-masing tujuan
(d1, d2, d3 dan d4).
- Pada kotak Cmn (C11, C12, …..) merupakan nilai atau biaya yang dibutuhkan untuk
mengirim tiap unit produk dari sumber ke tujuan. C12 adalah biaya yang dibutuhkan
untuk mengirim satu unit produk dari sumber 1 ke tujuan 2.
- Kotak ∑ ∑ untuk menyatakan bahwa total jumlah produk yang
didistribusikan dari tujuan harus sama dengan total jumlah yang dibutuhkan.
Ketentuan ini merupakan syarat dapat digunakannya metoda transportasi.
Perusahaan manufaktur mempunyai 3 gudang penyimpanan produk, yaitu S1, S2, dan S3
dengan kapasitas masing-masing 50 unit, 75 unit dan 25 unit. Produk tersebut akan
dikirimkan ke tiga distributor, yaitu : D1, D2, dan D3 dengan jumlah permintaan dari masing-
masing distributor sebesar 65 unit, 40 unit dan 45 unit. Biaya kirim dari gudang ke distributor
untuk per-unitnya terlihat pada tabel berikut :
Ke
D1 D2 D3
Dari
S1 10 8 20
S2 5 15 12
S3 15 5 100
Dari informasi diatas maka bentuk tabel transportasi dapat dibentuk seperti dibawah :
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
S1 50 10 8 20 50
S2 15 5 40 15 20 12 75
S3 15 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
S1 50 10 8 20 50
S2 15 5 40 15 20 12 75
S3 15 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
Pada tabel transportasi terlihat angka dalam bulatan/lingkaran yang dihasilkan mulai
kotak sebelah kiri atas (S1,D1) sampai dengan kotak kanan bawah (S3,D3).
Nilai-nilai tersebut dinyatakan sebagai nilai dari variabel basis. Total biaya dengan
metoda NWCR adalah : (50 * 10) + (15 * 5) + (40 * 15) + (20 * 12) + (25 * 10) =
1665.
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
S1 10 15 8 35 20 50
S2 65 5 15 10 12 75
S3 15 25 5 10 25
Total 65 40 45 150
Total biaya dengan metoda Least Cost adalah : (65 * 5) + (15 * 8) + (25 * 5) + (35 *
20) + (10 * 12) = 1390.
Metode ini juga bisa dikembangkan untuk model penugasan dan transhipment
S2 65 5 15 12 75 7
S3 15 5 10 25 5
Total 65 40 45 150
penalti 5 3 2
Ke
D1 D2 D3 Total penalti
Dari
S1 10 8 20 50 2 12 20
40 10
S2 5 15 12 75 7 3 3
65 10
S3 15 5 10 25 5 4 5
25
Total 65 40 45 150
penalti 5 3 2
3 10
10
Total biaya dengan metoda NWCR adalah : (65 * 5) + (40 * 8) + (10 * 20) + (10 *
12) + (25 * 10) = 1215.
Apabila dilihat dari ketiga metoda, dengan menggunakan metoda Vogel
memperoleh total biaya terkecil sebesar 1215. Apakah sudah optimal? Untuk
mengetahui nilai akhir sudah optimal perlu diuji dengan menggunakan metoda
untuk mendapatkan solusi optimal.
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
S1 10 8 20 50
50
15
S2 5 40 12 75
15 20
S3 15 5 10 25
25
Total 65 40 45 150
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara sederhana bahwa Variabel Basis adalah
variabel yang mempunyai nilai sejumlah produk yang dialokasikan, sedangkan
Variabel Non Basis adalah variabel yang nilainya adalah nol (dalam tabel adalah
kotak yang kosong).
Kembali pada metoda untuk mendapatkan solusi akhir, ada dua metoda yang dapat
digunakan yaitu :
Sebelum melangkah menggunakan metoda terebut ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi tertera pada tabel transportasi, yaitu :
1. Berawal dari hasil untuk medapatkan solusi awal yang diperoleh menggunakan
NWCR, LC, dan VAM dapat ditetapkan variabel-variabel yang termasuk basis.
3. Bila jumlah variabel basisnya kurang dari m + n –1, harus ditambahkan variabel basis
dengan meletakan nilai 0 pada variabel non basis dengan nilai biaya paling kecil.
4. Setelah jumlah variabel basis sesuai dengan syarat, maka dapat dilanjutkan dengan
menggunakan salah satu metoda (Stepping Stone atau Multiplier).
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
S1 50 10 8 20 50
S2 15 5 40 15 20 12 75
S3 15 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
Dengan menggunakan contoh hasil dari mencari solusi awal dengan metoda
NWCR, ditetapkan 5 variabel basis (ditandai dengan lingkaran warana biru).
Langkah berikut mencari nilai untuk variabel non basis (kotak yang belum terisi)
dengan cara sebagai berikut :
o Menetapkan nilai Var.Non Basis dengan menggunakan suatu loop, yang mulai
dari kotak var.non basis menuju ke kotak-kotak var. basis dan kembali lagi ke
kotak tersebut.
Contoh: Kotak Var. Non Basis (S1,D3) mempunyai loop sbb :
(S1,D3) (S2,D3) (S2,D1) (S1,D1) (S1,D3)
o Loop dapat bergerak searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
o Nilai yang dituliskan pada kotak tersebut dihitung dari nilai-nilai ‘cost’ dari
kotak yang dilalui loop dengan memperhatikan tanda dari tiap kotak.
Tandanya + - + - +
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
S1 50 10 8 + 20 50
-
S2 15 5 40 15 20 12 75
+
-
S3 15 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
S1 50 10 -12 8 3 20 50
-
S2 15 5 40 15 20 12 75
S3 12 15 -8 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
Ke
Dari D1 D2 D3 Total
S1 10 10 40 8 8 20 50
-
S2 55 5 12 15 20 12 75
S3 12 15 4 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
S1 10 10 40 8 8 20 50
S2 55 5 12 15 20 12 75
S3 12 15 4 5 25 10 25
Total biaya dari permasalahan transportasi ini (10 * 10) + (40 * 8) + (55 * 5) +
(20 * 12) + (25 * 10) = 1185
U1= 0 U2 = U3 =
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
V1 = S1 50 10 8 20 50
V2 = S2 10 5 40 15 20 12 75
V3 = S3 15 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
Untuk nilai awal dari Ui atau Vj dapat diberikan kepada salah satu dengan besaran
0, sebagai contoh U1 = 0. Untuk nilai yang lainnya mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
Nilai Ui dan Vj lainnya ditetapkan berdasarkan rumus berikut :
Ui + Vj = Cij
Cij = merupakan nilai ‘cost’
dari kotak variabel basis
Mengisi V1 U1 + V1 = C11 0 + V1 = 10 V1 = 10, C11 nilai biaya pada kotak
variabel basis
U1= 0 U2 = 10 U3 = 7
Ke
D1 D2 D3 Total
Dari
V1 = 10 S1 50 10 ‘- 12 8 3 20 50
V2 = 5 S2 10 5 40 15 20 12 75
V3 = 3 S3 12 15 ‘-8 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
Bila nilai pada kotak variabel non basis ada yang negatif berarti kondisi belum
optimal, kemudian pilih nilai variabel non basis yang paling negatif.
Dari tabel diatas ada kotak (S1,D2) mempunyai nilai paling kecil berarti pada
bagian tersebut akan dialokasikan sejumlah produk. Cara yang dilakukan
seperti pada metoda Stepping Stone pada waktu mengalokasikan sejumlah unit
produk dengan membuat loop yang dimulai dari kotak yang paling minimum
(S1,D2). Hasilnya terlihat pada tabel berikut :
V2 = 5 S2 55 5 12 15 20 12 75
V3 = 3 S3 12 15 4 5 25 10 25
Total 65 40 45 150
a. Metoda untuk mendapatkan solusi awal, metoda yang termasuk disini adalah :
- Metoda North West Corner (NWCR).
- Metoda Least Cost (LC).
- Metoda Vogel Approximation (VAM).
b. Metoda untuk mendapatkan solusi akhir, metoda yang termasuk disini adalah :
- Metoda Stepping Stone.
- Metoda Multiplier (UV).
Dalam menggunakan metoda-metoda tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Syarat tersebut adalah :
https://www.utdallas.edu/~scniu/OPRE-6201/documents/TP1-Formulation.pdf
http://www.producao.ufrgs.br/arquivos/disciplinas/382_winston_cap_7_transportation.pdf
https://digensia.wordpress.com/2013/03/20/metode-transportasi-aproksimasi-vogel-vam/
http://nurfajria.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31216/METODE+TRANSPORTASI2.pdf.
http://rosihan.lecture.ub.ac.id/files/2009/07/risetoperasi-6-metode-transportasi.ppt.