Pujis yukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kasus dalam Riset Operasi” tanpa suatu halangan yang berarti.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui contoh kasus
dalam riset operasi dan mampu menyelesaikannya dengan metode simpleks .
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu segala saran dan kritik yang membangun akan
penyusun terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang memerlukannya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Riset operasional merupakan serangkaian kegiatan analisis dan pemodelan
matematik untuk keperluan pengambilan keputusan. Banyak persoalan manajerial di
suatu organisasi/perusahaan yang senantiasa dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan. Walaupun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan solusi, namun
dalam prakteknya lebih dipentingkan solusi yang memuaskan. Analisis kuantitatif
dan sistematik tetap dibutuhkan sebagai dasar argumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
Pemrograman linear berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia
nyata sebagai suatu model matematika yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier
dengan beberapa kendala linier. Pemrograman linier meliputi perencanaan
aktivitas untuk mendapatkan hasil optimal, yaitu sebuah hasil yang mencapai
tujuan terbaik (menurut model matematika) diantara semua kemungkinan
alternatif yang ada.
Linear programming merupakan program pangkat tunggal yang dapat juga
dipakai untuk memecahkan masalah maksimisasi kombinasi produksi, pemanfaatan
sumberdaya atau input dan output. Dalam pemecahan masalah kombinasi produksi
memiliki dua arah yaitu; (a) memaksimumkan keuntungan yang minimum
(maksimin), dan (b) meminimumkan biaya-biaya yang maksimal (minimaks).
Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam LP
yaitu metode grafik dan metode simplek. Metode simpleks ini adalah metode yang
biasanya digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan pada pemrograman
linier yang kombinasi variabelnya terdiri dari tiga variabel atau lebih. Metode
simplex merupakan sebuah metode lanjutan dari metode grafik. Metode grafik tidak
dapat menyelesaikan persoalan manajemen yang memiliki variabel keputusan yang
cukup besar, sehingga untuk menyelesaikannya dibutuhkan sebuah metode yang
lebih kompleks yaitu dengan menggunakan program komputer QSB ( Quantitative
System For Business) atau menggunakan metode simplex. Dalam kenyataanya
penggunaan komputer lebih efisien, akan tetapi metode dasar yang digunakan dalam
pengoperasian komputer tetap metode simpleks.
3
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah apa pengertian dari metode
simpleks dan bagaimana menyelesaikan permasalahan/kasus dalam riset operasi
dengan metode simpleks.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari metode
simpleks dan cara menyelesaikan permasalahan/kasus dalam riset operasi dengan
metode simpleks.
4
BAB II PEMBAHASAN
1. Kasus Pertama
Sebuah perusahaan konstruksi memproduksi sebuah produk konstruksi berupa
beton normal dan beton tulangan. Bahan dari kedua jenis beton menggunakan
semen dan pasir. Untuk membuat beton tersebut diperlukan 2 jenis pekerjaan A
(khusus untuk pembuatan) dan B (untuk finishing). Untuk setiap produksi di
perlukan waktu:
Beton normal pada tahap A selama 6 jam dan tahap B 3 jam.
Beton bertulang pada tahap A selama 3 jam tan tahap B 4 jam.
5
Jam kerja maksimal pada tahap A adalah 90 jam dan tahap B adalah 40 jam,
dengan perolehan keuntungan untuk beton normal adalah Rp. 90.000 dan beton
bertulang adalah Rp. 60.000. Tentukan jumlah produksi beton yang menghasilkan
laba maksimal!
Penyelesaian:
LANGKAH 1
Merumuskan masalah
Tujuan Z maks
Variabel beton normal = x1
beton bertulang = x2
Model matematik
Tahapan
Keuntungan
A B
X1 6 3 90.000
X2 3 4 60.000
Kapasitas 90 40
Fungsi tujuan : Zmax = 9x1 + 6x2 + 0s1 +0s2 (dalam satuan 10.000)
LANGKAH 2
Membuat tabel simpleks awal :
BV CV X1 X2 S1 S2 R
S1 90 6 3 1 0 -
S2 60 3 4 0 1 -
Z 0 -9 -6 0 0 -
LANGKAH 3
Menentukan Rasio, Kolom kunci, Baris kunci, dan Elemen pivot:
Dengan rumus rasio:
RASIO = CV/ Kolom kunci
BV CV X1 X2 S1 S2 R
S1 90 6 3 1 0 15
S2 60 3 4 0 1 20
Z 0 -9 -6 0 0 0
6
Kolom kunci di tentukan oleh nilai baris Z (-) terbesar dan baris kunci di
tentukan oleh Rasio terkecil dan Elemen Pivot adalah nilai pertemuan antara
baris kunci dengan kolom kunci.
Kolom kunci berada di kolom X1 :
X1
6
3
-9
LANGKAH 4 (Iterasi)
Variabel yang masuk sebagai BV adalah x1 dan basic variabel yang keluar
adalah s1.
Rumus yang di gunakan persamaan pivot :
Persamaan pivot baru = Persamaan pivot lama / Elemen pivot
Jika baris Z masih mempunyai nilai (-) perlu dilakukan iterasi terbaru.
Variabel yang masuk sebagai BV adalah x2 dan basic variabel yang keluar
adalah s2.
Hasil Iterasi ke 2
BV CV X1 X2 S1 S2 R
X1 12 1 0 4/15 -1/5 -
X2 6 0 1 -0,2 0,4 -
Z 144 0 0 1,2 0,6 -
7
Jilka baris Z sudah tidak ada yang (-) maka iterasi sudah selesai:
Z = 12X1 + 6X2 = 144.
Kesimpulan: jadi, perusahaan harus memproduksi 12 beton normal dan 6
beton bertulang untuk memperoleh laba maksimal Rp. 1.440.000.
2. Kasus Kedua
Sebuah perusahaan meubel memproduksi meja dan kursi menggunakan papan,
kayu, dan waktu pengerjaan. Setiap meja membutuhkan 5 unit papan, 2 unit kayu,
dan 4 jam pengerjaan. Setiap kursi membutuhkan 2 unit papan, 3 unit kayu, dan 2
jam pengerjaan. Perusahaan dapat keuntungan $12 untuk meja dan $8 untuk kursi.
Tersedia 150 unit papan, 100 unit Kayu, dan 80 jam pengerjaan. Berapa banyak
produk agar keuntungan maksimum?
Penyelesaian :
- Variabel Keputusan: X1 = meja, dan X2 = kursi
- Fungsi Tujuan : Maks. Z = 12 X1 + 8 X2
- Kendala : papan, kayu, dan waktu
Formulasi Model :
Maks. Z = 12 X1 + 8 X2
Kendala : 5 X1 + 2 X2 150
2 X1 + 3 X2 100
4 X1 + 2 X2 80
X1 , X2 0
Bentuk standard
Maks. Z = 12 X1 + 8 X2 + 0.S1 + 0.S2 + 0.S3
Kendala : 5 X1 + 2 X2 + S1 = 150
2 X1 + 3 X2 + S2 = 100
4 X1 + 2 X2 + S3 = 80
X1 , X2 , S1 , S2 , S3 0
8
Tabel Simpleks non basis
Basis
Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
(Dasar)
→ Pers
Z 1 -12 -8 0 0 0 0
Z
→ Pers
S1 0 5 2 1 0 0 150
S1
→ Pers
S2 0 2 3 0 1 0 100
S2
→ Pers
S3 0 4 2 0 0 1 80
S3
Var msk
Basis
Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi Rasio
(Dasar)
Z 1 -12 -8 0 0 0 0
150/5
S1 0 5 2 1 0 0 150
= 30
100/2
S2 0 2 3 0 1 0 100
=50
80/4 =
S3 0 4 2 0 0 1 80
20
9
Maka :
S3 X1 = ( 0 4 2 0 0 1 80 ) / 4
= ( 0 1 ½ 0 0 ¼ 20 )
S2 baru = ( 0 2 3 0 1 0 100 ) - 2 ( 0 1 ½ 0 0 ¼ 20 )
= ( 0 2 3 0 1 0 100 ) - ( 0 2 1 0 0 ½ 40 )
= ( 0 0 2 0 1 -½ 60 )
S1 baru = ( 0 5 2 1 0 0 150 ) - 5 ( 0 1 ½ 0 0 ¼ 20 )
= ( 0 5 2 1 0 0 150 ) - ( 0 5 5/2 0 0 5
/4 100 )
= ( 0 0 -½ 1 0 -5/4 50 )
= ( 1 0 -2 0 0 3 240 )
Var masuk
Basis
Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi Rasio
(Dasar)
Z 1 0 -2 0 0 3 240
50/(-½)
S1 0 0 -½ 1 0 -5/4 50
= -100
60/2 =
S2 0 0 2 0 1 -½ 60
30
X1 0 1 ½ 0 0 ¼ 20 20/(½) =
40
10
S2 X2 = ( 0 0 2 0 1 -½ 60 ) / 2
= ( 0 0 1 0 ½ -¼ 30 )
X1 baru = ( 0 1 ½ 0 0 ¼ 20 ) - ½ ( 0 0 1 0 ½ -¼ 30 )
= ( 0 1 ½ 0 0 ¼ 20 ) - ( 0 0 ½ 0 ¼ -1/8 15 )
3
= ( 0 1 0 0 -¼ /8 5 )
S1 baru = ( 0 0 -½ 1 0 -5/4 50 ) - (-½ )( 0 0 1 0 ½ -¼ 30 )
= ( 0 0 -½ 1 0 -5/4 50 ) - ( 0 0 -½ 0 -¼ 1/8 -15 )
= ( 0 0 0 1 ¼ -11/8 65 )
Z baru = ( 1 0 -2 0 0 3 240 ) - (-2 )( 0 0 1 0 ½ -¼ 30 )
= ( 1 0 -2 0 0 3 240 ) - ( 0 0 -2 0 -1 ½ -60 )
5
= (1 0 0 0 1 /2 300 )
Tabel Akhir
Basis
Z X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
(Dasar)
5
Z 1 0 0 0 1 /2 300
S1 0 0 0 1 ¼ -11/8 65
X2 0 0 1 0 ½ -¼ 30
3
X1 0 1 0 0 -¼ /8 5
11
Kesimpulan: Perusahaan meubel harus memproduksi 5 unit meja dan 30 unit
kursi jika ingin memperoleh keuntungan maksimum $300.
3. Kasus Ketiga
Budi baru saja membuka sebuah toko sepeda di depan rumahnya. Untuk
persediaan, Budi bermaksud membeli 50 buah sepeda. Dan sepeda yang ia
inginkan ada 3 jenis, yakni sepeda biasa, sepeda balap dan sepeda gunung. Harga
ketiga sepeda tersebut masing-masing adalah Rp. 80.000/sepeda, Rp.
120.000/sepeda dan Rp. 100.000/sepeda. Budi merencanakan untuk tidak
mengeluarkan uang lebih dari Rp. 5.400.000 dengan mengharapkan keuntungan
Rp.12.000 dari setiap sepeda biasa, Rp.20.000 dari setiap sepeda balap, dan
Rp.14.000 dari sepeda gunung. Berapakah masing-masing sepeda yang harus
dibeli budi untuk persediaan di tokonya agar mendapat keuntungan optimal?
Penyelesaian :
- Variabel :
Sepeda biasa = X1
Sepeda balap = X2
Sepeda gunung = X3
- Fungsi Tujuan :
Zmax = 12.000X1 + 20.000X2 + 14.000X3
- Fungsi Kendala :
X1 + X2 +X3 ≤ 50
80.000X1 + 120.000X2 + 100.000X3 ≤ 5.400.000
X1, X2, X3 ≥ 0
- Bentuk Standard :
Zmax = 12X1 + 20X2 + 14X3
Z – 12X1 – 20X2 – 14X3 = 0
S/t X1 + X2 + X3 + X4 = 50
80X1 + 120 X2 +100X3 + X5 = 5400
Proses Tabulasi Simplex:
Basis X1 X2 X3 X4 X5 RK Ratio
X3 1 1 1 1 0 50 50
X4 80 120 100 0 1 5400 45
Z -12 -20 -14 0 0 0
12
X2 baru :
80/120 120/120 100/120 0/120 1/120 5400/120
0,67 1 0,83 0 0,008 45
X3 baru : Z baru :
(-1 x 0,67) + 1 = 0,33 (20 x 0,67) + (-12) = 1,4
(-1 x 1) + 1 = 0 (20 x 1) + (-20) = 0
(-1 x 0,83) + 1 = 0,17 (20 x 0,83) + (-14) = 2,6
(-1 x 0) + 1 =1 (20 x 0) + 0 = 0
(-1 x 0,008) + 0 = -0,008 (20 x 0,008) + 0 = 0,16
(-1 x 45) + 50 =5 (20 x 45) + 0 = 900
Hasil Interasi I :
Basis X1 X2 X3 X4 X5 RK
X3 0,33 0 0,17 1 -0,008 5
X1 0,67 1 0,83 0 -0,008 45
Z 1,4 0 2,6 0 0,16 900
13
BAB III SIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15