Anda di halaman 1dari 25

METODE DUAL SIMPLEKS

OLEH KELOMPOK 5 :

Anisa Hamida (A1I122082)


Azril Akbar (A1I122084)
Eka Putri Aulia (A1I122085)
Elsa Mayori (A1I122086)
Hajarul Aswat (A1I122088)
Hikma Yanti (A1I122089)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapaat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “METODE DUAL SIMPLEKS” tepat pada waktunya.

Kami berterima kasih kepada Ibu Asran, S.Si,M.Pd selaku dosen mata
kuliah Program Linear yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga
kami sebagai penulis. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenaan dan kami memohon kritik, saran dan usulan yang
membangun dari ibu dan teman-teman sekalian demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Kendari, 19 Oktober 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan .................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Dual Simpleks ................................................................................ 5
a. Leaving Variabel ....................................................................................................... 5
b. Entering Variabel ...................................................................................................... 5
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 25
B. Saran ........................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Program linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya


yang terbatas untuk mecapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan biaya. Persoalan program linier adaah suatu persoalan untuk menentukan
besarnya masing- masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan atau
objektif yang linier menjadi optimum dengan memperhatikan kendala yang ada yaitu kendala
ini harus dinyatakan dengan ketidaksamaan yang linier.
Salah satu teknik penentuan solusi optimum yang digunakan dalam pemprograman
linier adalah metode dual simpleks. Meteode dual simpleks disebut juga dual simplex
algorithm adalah satu prosedur perhitungan yang membiarkan suatu solusi layak optimum,
meskipun solusi awalnya tidak layak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan metode dual simpleks?
2. Apa saja langkah-langkah metode dual simleks?
3. Bagaimana cara penyelesaian program linier dengan metode dual simpleks.

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian metode dual simpleks
2. Untuk mengetahui langakah-langkah metode dual simpleks
3. Untuk mengetahui cara penyelesaian program linier dengan metode dual simpleks
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Dual Simpleks

Meteode dual simpleks disebut juga dual simplex algorithm adalah satu prosedur
perhitungan yang membiarkan suatu solusi layak optimum, meskipun solusi awalnya
tidak layak.
Porsedur perhitungan yang pada again sebelumnya berkisar dari solusi dasar feasible
yang belum optimal menuju solusi feasible optimal. Apakah proses tersebut akhirnya akan
mencapai solusi feasibel optimal adalah tergantung pada kemampuan untuk mendapatkan
suatu solusi dasar awal yang feasibel. Dalam kaitan ini, variabel artificial R dapat digunakan
untuk menemukan solusi awal feasibel. Jika formulasi program linear mengandung banyak
variabel artificial, akan membutuhkan banyak perhitungan untuk memperoleh solusi awal
feasibel. Untuk menghindari masalah tersebut dapat digunakan suatu prosedur yang disebut
metode dual simpleks. Metode ini meskipun pada solusi awalnya tidak feasibel.
Pada dasarnya metode dual simpleks menggunakan tabel yang sama seperti metode
dual simpleks pada primal, tetapi leaving variabel dan entering variabelnya ditentukan
sebagai berikut :

a. Leaving Variabel
Sebagai leaving variabel adalah variabel basis yang memiliki harga negatif angka
terbesar. Jika semua variabel basis berharga positif atau nol berarti keadaan feasibel telah
tercapai.

b. Entering Variabel
Tentukan rasio antara koefisien persamaan Z dengan koefisien persamaan leaving
variabel. Abaikan penyebut positif atau nol. Jika semua penyebut berharga positif atau nol,
berarti persoalan yang bersangkutan tidak memiliki solusi feasibel.

Untuk persoalan minimasi, entering variabel adalah variabel dengan rasio terkecil.
Sedangkan untuk persoalan maksimasi entering variabel adalah variabel dengan rasio
terkecil.
Langkah-lamhkah penyelesaian dengan metode simpleks.

1. Formulasikan fungsi tujuan dan fungsi kendala


Syarat digunakan metode dual simpleks jika ada kendala yang merupakan
ketidaksamaan bertanda ≥ menjadi ≤ dengan mengalikan -1. Kemudian mengubah
menjadi bentuk fungsi simpleks dengan menambahkan variable slack.
2. Membuat tabel awal
3. Menentukan leaving variable dan entering variable
a. Kasus Maksimasi
➢ Menentukan leaving variabel (variable basis/keluar) dengan solusi yang
memiliki angka negatif terbesar.
➢ Menentukan entering variabel (variable masuk ) dengan solusi yang memiliki
angka absolut terkecil dari rasio. Rasio dihitung dengan membagi angka dari
baris Z dengan leaving variable (variable basis) yang bersesuaian dan pilih
rasio yang terkecil. Abaikan rasio yang memiliki tanda negatif atau angka
nol.
b. Kasus Minimasi
➢ Menentukan leaving variabel (variable basis/keluar) dengan solusi yang
memiliki angka negatif terbesar.
➢ Menentukan entering variabel (variable masuk ) dengan solusi yang memiliki
angka rasio terkecil dari rasio. Rasio dihitung dengan membagi angka dari
baris Z dengan leaving variable (variable basis) yang bersesuaian dan pilih
rasio terkecil. Abaikan rasio yang memiliki tanda negatif atau angka nol.
4. Menentukan baris pivot baru dan basis lainnya
5. Membuat tabel simpleks baru
6. Periksa kembali apakah solusi masih ada yang bertanda negatif atau tidak, jika masih
ada berarti solusi belum optimal sehingga perlu diulangi kembali dari langkah ke-3.
7. Ulangi semua langkah-langkah sampai mencapai tabel optimal dan feasible.
Tabel sudah optimal apabila nilai solusi dari fungsi kendala bernilai positif
❖ Contoh Soal Metode Dual Simpleks
Contoh 1:
Fumgsi Tujuan: Minimumkan, Z = 16 X1 + 20 X2

Fungsi Kendala:

6 X1 + 12 X2 ≥ 72
15 X1 + 6 X2 ≥ 90
6 X1 + 5 X2 ≤ 60
X1, X2 ≥ 0
Langkah 1:
Syarat digunakan metode dual simpleks jika ada kendala yang merupakan
ketidaksamaan bertanda ≥ menjadi ≤ dengan mengalikan -1
Formulasi diatas menjadi :
Fungsi Tujuan: Minimumkan, Z = 16 X1 + 20 X2
Fungsi Kendala:
-6 X1 -12 X2 ≤ -72 ………. (dikalikan -1)
-15 X1 - 6 X2 ≤ - 90 ………. (dikalikan -1)
6 X1 +5 X2 ≤ 60
X1, X2 ≥ 0
Kemudian mengubah menjadi bentuk fungsi simpleks dengan menambahkan variable
slack, sehingga diperoleh:
Minimumkan: Z - 16 X1 - 20 X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 = 0
-6 X1 -12 X2 + S1 = -72
-15 X1 - 6 X2+ S2 = - 90
6 X1 +5 X2+ S3 = 60
X1, X2, S1, S2, S3 ≥ 0
Langkah 2:
Seperti dalam metode simpleks, metode ini didasarkan pada optimality dan feasibility
condition. Optimality condition menjamin bahwa solusi tetap optimum sedangkan
feasibility condition memaksa agar solusi mencapai keadaan layak. Jadi, intinya
metode dual simpleks mirip dengan metode simpleks biasa.
Jadi berdasarkan soal diatas didapatkan tabel awal sebagai berikut:

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

Z -16 -20 0 0 0 0

S1 -6 -12 1 0 0 -72
0
S2 -15 -6 0 1 0 -90

S3 6 5 0 0 1 60

Langkah 3:

➢ Menentukan leaving variabel (variable keluar) adalah dengan memilih solusi yang
memiliki angka negatif terbesar. Karena angka negatif tersebesar ada pada bari S2
maka baris S2 adalah baris pivot dan baris S2 adalah variable keluar.

➢ Menentukan variable masuk


Rasio dihitung dengan membagi angka dari baris Z dengan leaving variable (variable
keluar) yang bersesuaian dan pilih rasio yang terkecil. Abaikan rasio yang memiliki
tanda negatif atau angka nol. Rasio pembagian baris Z dengan baris pivot terkecil
adalah 16/15 maka kolom X1 adalah kolom pivot, dan X1 adalah variable masuk.
Elemen pivot adalah -15.
Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

Z -16 -20 0 0 0 0

S1 -6 -12 1 0 0 -72

S2 -15 -6 0 1 0 -90

S3 6 5 0 0 1 60

Rasio 16/15 20/6 - - - -

Langkah 4 :

• Menentukan baris pivot baru


baris pivot lama
Baris pivot baru = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡

Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

S1

X1 1 2/5 0 -1/15 0 6

S3
Perhitungan nilai baris yang lain:

Baris Z baru:

Basis Z baru = baris Z lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris Z).

-16 -20 0 0 0 0
-16 (1 2/5 0 -1/15 0 -72) _
0 -68/5 0 -16/15 0 96

Baris S1:

Basis S1baru = baris S1 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S1)

-6 -12 1 0 0 -72
-6 (1 2/5 0 -1/15 0 -72) _
0 -48/5 1 -2/5 0 -36

Baris S3 :

Basis S3 baru = baris S3 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S3)

6 5 0 0 1 60
6 (1 2/5 0 -1/15 0 -72) _
0 13/5 0 2/5 1 24
Didapatkan tabel simpleks baru

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

Z 0 -68/5 0 -16/15 0 96

S1 0 -48/5 1 -2/5 0 -36

X1 1 2/5 0 -1/15 0 6

S3 0 13/5 0 2/5 1 24

Periksa kembali apakah solusi masih ada yang bertanda negatif atau tidak, jika masih ada
berarti solusi belum optimal sehingga perlu diulangi kembali dari langkah ke-3.
Dari tabel masih ada nilai solusi yang negative sehingga perlu dilakukan langkah-langkah
perbaikan dengan mengulangi langkah ke-3.

Iterasi 2

• Menentukan leaving variabel (variable keluar) adalah dengan memilih solusi yang
memiliki angka negatif terbesar. Karena angka negatif tersebesar ada pada baris S1
maka baris S1 adalah baris pivot dan baris S1 adalah variable keluar.
• Menentukan variable masuk
Rasio dihitung dengan membagi angka dari baris Z dengan leaving variable (variable
keluar) yang bersesuaian dan pilih rasio yang terkecil. Abaikan rasio yang memiliki
tanda negatif atau angka nol. Rasio pembagian baris Z dengan baris pivot terkecil
adalah 17/12 maka kolom X2 adalah kolom pivot, dan X2 adalah variable masuk.
Elemen pivot adalah -48/5.

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

Z 0 -68/5 0 -16/15 0 96

S1 0 -48/5 1 -2/5 0 -36

2 X1 1 2/5 0 -1/15 0 6

S3 0 13/5 0 2/5 1 24

Rasio 17/12 0 8/3


Menentukan baris pivot baru

baris pivot lama


Baris pivot baru =
𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

X2 0 1 -5/48 1/24 0 15/4


2

X1

S3

Perhitungan nilai barisnya:

Baris Z baru:

0 -68/5 0 -16/15 0 96

(0 1 -5/48 1/24 0 15/4)_


-68/5
0 1 17/12 -1/2 0 147

Baris X1

1 2/5 0 -1/15 0 6

(0 1 -5/48 1/24 0 15/4)_


2/5
1 1 -1/24 -1/12 0 9/2
Baris S3

0 13/5 0 2/5 1 24

(0 1 -5/48 1/24 0 15/4) _


13/5
0 1 -13/48 7/24 1 57/4

Didapatkan tabel simpleks baru

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S30 Solusi

Z 0 0 -17/12 -1/2 0 147

X2 0 1 -5/48 1/24 0 15/4

X1 1 0 1/24 -1/12 0 9/2

S3 0 0 13/48 7/24 1 57/4

Solusi optimal dan feasibel tercapai pada iterasi kedua. Jadi bisa disimpulkan solusi
optimum dan layak adalah:

Z = 147

15
X2 = 4

9
X1 = 2
Contoh 2

Fungsi Tujuan: Maksimumkan, Z = -3X1 – 2X2


Fungsi Kendala:
X1 + X2 ≥ 1
X1 + X2 ≤ 7
X1 + 2X2 ≥ 10
X2 ≤ 3
X1, X2 ≥ 0

Langkah 1:

Syarat digunakan metode dual simpleks jika ada kendala yang merupakan
ketidaksamaan bertanda ≥ menjadi ≤ dengan mengalikan -1

Formulasi diatas menjadi:

Maksimumkan: Z = -3X1 – 2X2

Fungsi Kendala:

-X1 - X2 ≤ -1
X1 + X2 ≤ 7
-X1 - 2X2 ≤ -10
X2 ≤ 3
X1, X2 ≥ 0

Kemudian mengubah menjadi bentuk fungsi simpleks dengan menambahkan variable


slack, sehingga diperoleh:

Fungsi Tujuan:

Z + 3X1 + 2X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 + 0S4 = 0

Fungsi Kendala:

-X1 - X2 + S1 = -1
X1 + X2+ S2 = 7

-X1 - 2X2 + S3 = -10

X2 + S4 = 3

X1, X2, S1, S2, S3, S4 ≥ 0

Langkah 2:

Seperti dalam metode simpleks, metode ini didasarkan pada optimality dan feasibility
condition. Optimality condition menjamin bahwa solusi tetap optimum sedangkan
feasibility condition memaksa agar solusi mencapai keadaan layak. Jadi, intinya
metode dual simpleks mirip dengan metode simpleks biasa

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 S4 Solusi

Z 3 2 0 0 0 0 0

S1 -1 -1 1 0 0 0 -1

0 S2 1 1 0 1 0 0 7

S3 -1 -2 0 0 1 0 -10

S4 0 1 0 0 0 1 3

Jadi berdasarkan soal diatas didapatkan tabel awal sebagai berikut:


Langkah 3:

➢ Menentukan leaving variabel (variable basis/keluar) dengan solusi yang memiliki


angka negatif terbesar.
➢ Menentukan entering variabel (variable masuk) dengan solusi yang memiliki angka
absolut terkecil (positif terkecil) dari rasio.
Rasio dihitung dengan membagi angka dari baris Z dengan leaving variable (variable
basis) yang bersesuaian dan pilih rasio yang terkecil. Abaikan rasio yang memiliki
tanda negatif atau angka nol.

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 S4 Solusi

Z 3 2 0 0 0 0 0

S1 -1 -1 1 0 0 0 -1

0 S2 1 1 0 1 0 0 7

S3 -1 -2 0 0 1 0 -10

S4 0 1 0 0 0 1 3

Rasio -3 -1 - - - - -
Langkah 4:
➢ Menentukan baris pivot baru
baris pivot lama
Baris pivot baru = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡

S4
Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi

S1

1 S2

X2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5

S4
Perhitungan nilai basis:

Basis Z baru:

Basis Z baru = baris Z lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris Z)

3 2 0 0 0 0 0
2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
2 0 0 0 1 0 -10

Basis S1:

Basis S1baru = baris S1 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S1)

-1 -1 1 0 0 0 -1
-1 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
-1/2 0 1 0 -1/2 0 4

Basis S2:

Basis S2 baru = baris S2 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S2)

-1 -1 1 0 0 0 -1
1 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
½ 0 0 1 ½ 0 2

Basis S4

Basis S4 baru = baris S4 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S4 )

0 1 0 0 0 1 3
1 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
-1/2 0 0 0 ½ 1 -2
Didapatkan tabel iterasi 1:

➢ Periksa kembali apakah solusi masih ada yang bertanda negatif atau tidak, jika masih

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 S4 Solusi

Z 2 0 0 0 1 0 -10

S1 -1/2 0 1 0 -1/2 0 4

S2 ½ 0 0 1 ½ 0 2
1

X2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5

S4 -1/2 0 0 0 ½ 1 -2

➢ Ada berarti solusi belum optimal sehingga perlu diulangi kembali dari langkah ke-3.
Dari tabel masih ada nilai solusi yang negatif, sehingga perlu dilakukan langkah-
langkah perbaikan dengan mengulangi langkah ke-3.
Langkah 6: Lanjutkan perbaikan-perbaikan

➢ Menentukan leaving variabel (variable basis/keluar) dan menentukan entering


variabel (variable masuk)

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 S4 Solusi

Z 2 0 0 0 1 0 -10

S1 -1/2 0 1 0 -1/2 0 4

2 S2 ½ 0 0 1 ½ 0 2

X2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5

S4 -1/2 0 0 0 ½ 1 -2
➢ Menentukan baris pivot baru
baris pivot lama
Baris pivot baru = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 S4 Solusi

S1

2 S2

X2

X1 1 0 0 0 -1 -2 4

➢ Perhitungan nilai basisnya:

Basis Z baru:

2 0 0 0 1 0 -10
2 1 0 0 0 -1 -2 4
0 0 0 0 3 4 -18

Basis S1 baru:

-1/2 0 1 0 -1/2 0 4
-1/2 1 0 0 0 -1 -2 4
0 0 1 0 -1 -1 6
Basis S2 baru:

½ 0 0 1 ½ 0 2
½ 1 0 0 0 -1 -2 4
0 0 0 1 1 1 0

Baris X2 baru:

1/2 1 0 0 -1/2 0 5
½ 1 0 0 0 -1 -2 4
0 1 0 0 0 1 3

➢ Didapatkan tabel iterasi 2:

Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 S4 Solusi

Z 0 0 0 0 3 4 -18

S1 0 0 1 0 -1 -1 6

2 S2 0 0 0 1 1 1 0

X2 0 1 0 0 0 1 3

X1 1 0 0 0 -1 -2 4
Solusi sudah optimal dan feasibel tercapai pada iterasi kedua karena nilai solusi dari kendala
sudah tidak ada yang negative. Sehingga diperoleh:

Z = -18

X2 = 3

X1 = 4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dual simpleks ini juga sangat penting untuk digunakan dalam analisis sensitifitas.
Sebagai contoh, hal ini akan terjadi apabila suatu pembatas baru ditambahkan kedalam
persoalan semula setelah persoalan itu mencapai solusi optimum. Apabila ternyata bahwa
pembatas baru ini tidak terpenuhi oleh solusi optimum yang telah dicapai itu, maka
persoalannya akan menjadi optimum, tetapi tidak fisibel, sehingga untuk menyelesaiakan
ketidakfisibelannya ini perlu digunakan metode dual simpleks
Adapun Langkah-lamhkah penyelesaian dengan metode simpleks.
❖ Formulasikan fungsi tujuan dan fungsi kendala
Syarat digunakan metode dual simpleks jika ada kendala yang merupakan
ketidaksamaan bertanda ≥ menjadi ≤ dengan mengalikan -1. Kemudian mengubah
menjadi bentuk fungsi simpleks dengan menambahkan variable slack.
❖ Membuat tabel awal
❖ Menentukan leaving variable dan entering variable
❖ Menentukan baris pivot baru dan basis lainnya
❖ Membuat tabel simpleks baru
❖ Periksa kembali apakah solusi masih ada yang bertanda negatif atau tidak, jika masih
ada berarti solusi belum optimal sehingga perlu diulangi kembali dari langkah ke-3.
❖ Ulangi semua langkah-langkah sampai mencapai tabel optimal dan feasible.
Tabel sudah optimal apabila nilai solusi dari fungsi kendala bernilai positif

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas.

Anda mungkin juga menyukai