OLEH KELOMPOK 5 :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapaat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “METODE DUAL SIMPLEKS” tepat pada waktunya.
Kami berterima kasih kepada Ibu Asran, S.Si,M.Pd selaku dosen mata
kuliah Program Linear yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga
kami sebagai penulis. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenaan dan kami memohon kritik, saran dan usulan yang
membangun dari ibu dan teman-teman sekalian demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan .................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Dual Simpleks ................................................................................ 5
a. Leaving Variabel ....................................................................................................... 5
b. Entering Variabel ...................................................................................................... 5
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 25
B. Saran ........................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan metode dual simpleks?
2. Apa saja langkah-langkah metode dual simleks?
3. Bagaimana cara penyelesaian program linier dengan metode dual simpleks.
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian metode dual simpleks
2. Untuk mengetahui langakah-langkah metode dual simpleks
3. Untuk mengetahui cara penyelesaian program linier dengan metode dual simpleks
BAB II
PEMBAHASAN
Meteode dual simpleks disebut juga dual simplex algorithm adalah satu prosedur
perhitungan yang membiarkan suatu solusi layak optimum, meskipun solusi awalnya
tidak layak.
Porsedur perhitungan yang pada again sebelumnya berkisar dari solusi dasar feasible
yang belum optimal menuju solusi feasible optimal. Apakah proses tersebut akhirnya akan
mencapai solusi feasibel optimal adalah tergantung pada kemampuan untuk mendapatkan
suatu solusi dasar awal yang feasibel. Dalam kaitan ini, variabel artificial R dapat digunakan
untuk menemukan solusi awal feasibel. Jika formulasi program linear mengandung banyak
variabel artificial, akan membutuhkan banyak perhitungan untuk memperoleh solusi awal
feasibel. Untuk menghindari masalah tersebut dapat digunakan suatu prosedur yang disebut
metode dual simpleks. Metode ini meskipun pada solusi awalnya tidak feasibel.
Pada dasarnya metode dual simpleks menggunakan tabel yang sama seperti metode
dual simpleks pada primal, tetapi leaving variabel dan entering variabelnya ditentukan
sebagai berikut :
a. Leaving Variabel
Sebagai leaving variabel adalah variabel basis yang memiliki harga negatif angka
terbesar. Jika semua variabel basis berharga positif atau nol berarti keadaan feasibel telah
tercapai.
b. Entering Variabel
Tentukan rasio antara koefisien persamaan Z dengan koefisien persamaan leaving
variabel. Abaikan penyebut positif atau nol. Jika semua penyebut berharga positif atau nol,
berarti persoalan yang bersangkutan tidak memiliki solusi feasibel.
Untuk persoalan minimasi, entering variabel adalah variabel dengan rasio terkecil.
Sedangkan untuk persoalan maksimasi entering variabel adalah variabel dengan rasio
terkecil.
Langkah-lamhkah penyelesaian dengan metode simpleks.
Fungsi Kendala:
6 X1 + 12 X2 ≥ 72
15 X1 + 6 X2 ≥ 90
6 X1 + 5 X2 ≤ 60
X1, X2 ≥ 0
Langkah 1:
Syarat digunakan metode dual simpleks jika ada kendala yang merupakan
ketidaksamaan bertanda ≥ menjadi ≤ dengan mengalikan -1
Formulasi diatas menjadi :
Fungsi Tujuan: Minimumkan, Z = 16 X1 + 20 X2
Fungsi Kendala:
-6 X1 -12 X2 ≤ -72 ………. (dikalikan -1)
-15 X1 - 6 X2 ≤ - 90 ………. (dikalikan -1)
6 X1 +5 X2 ≤ 60
X1, X2 ≥ 0
Kemudian mengubah menjadi bentuk fungsi simpleks dengan menambahkan variable
slack, sehingga diperoleh:
Minimumkan: Z - 16 X1 - 20 X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 = 0
-6 X1 -12 X2 + S1 = -72
-15 X1 - 6 X2+ S2 = - 90
6 X1 +5 X2+ S3 = 60
X1, X2, S1, S2, S3 ≥ 0
Langkah 2:
Seperti dalam metode simpleks, metode ini didasarkan pada optimality dan feasibility
condition. Optimality condition menjamin bahwa solusi tetap optimum sedangkan
feasibility condition memaksa agar solusi mencapai keadaan layak. Jadi, intinya
metode dual simpleks mirip dengan metode simpleks biasa.
Jadi berdasarkan soal diatas didapatkan tabel awal sebagai berikut:
Z -16 -20 0 0 0 0
S1 -6 -12 1 0 0 -72
0
S2 -15 -6 0 1 0 -90
S3 6 5 0 0 1 60
Langkah 3:
➢ Menentukan leaving variabel (variable keluar) adalah dengan memilih solusi yang
memiliki angka negatif terbesar. Karena angka negatif tersebesar ada pada bari S2
maka baris S2 adalah baris pivot dan baris S2 adalah variable keluar.
Z -16 -20 0 0 0 0
S1 -6 -12 1 0 0 -72
S2 -15 -6 0 1 0 -90
S3 6 5 0 0 1 60
Langkah 4 :
Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
S1
X1 1 2/5 0 -1/15 0 6
S3
Perhitungan nilai baris yang lain:
Baris Z baru:
Basis Z baru = baris Z lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris Z).
-16 -20 0 0 0 0
-16 (1 2/5 0 -1/15 0 -72) _
0 -68/5 0 -16/15 0 96
Baris S1:
Basis S1baru = baris S1 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S1)
-6 -12 1 0 0 -72
-6 (1 2/5 0 -1/15 0 -72) _
0 -48/5 1 -2/5 0 -36
Baris S3 :
Basis S3 baru = baris S3 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S3)
6 5 0 0 1 60
6 (1 2/5 0 -1/15 0 -72) _
0 13/5 0 2/5 1 24
Didapatkan tabel simpleks baru
Z 0 -68/5 0 -16/15 0 96
X1 1 2/5 0 -1/15 0 6
S3 0 13/5 0 2/5 1 24
Periksa kembali apakah solusi masih ada yang bertanda negatif atau tidak, jika masih ada
berarti solusi belum optimal sehingga perlu diulangi kembali dari langkah ke-3.
Dari tabel masih ada nilai solusi yang negative sehingga perlu dilakukan langkah-langkah
perbaikan dengan mengulangi langkah ke-3.
Iterasi 2
• Menentukan leaving variabel (variable keluar) adalah dengan memilih solusi yang
memiliki angka negatif terbesar. Karena angka negatif tersebesar ada pada baris S1
maka baris S1 adalah baris pivot dan baris S1 adalah variable keluar.
• Menentukan variable masuk
Rasio dihitung dengan membagi angka dari baris Z dengan leaving variable (variable
keluar) yang bersesuaian dan pilih rasio yang terkecil. Abaikan rasio yang memiliki
tanda negatif atau angka nol. Rasio pembagian baris Z dengan baris pivot terkecil
adalah 17/12 maka kolom X2 adalah kolom pivot, dan X2 adalah variable masuk.
Elemen pivot adalah -48/5.
Z 0 -68/5 0 -16/15 0 96
2 X1 1 2/5 0 -1/15 0 6
S3 0 13/5 0 2/5 1 24
X1
S3
Baris Z baru:
0 -68/5 0 -16/15 0 96
Baris X1
1 2/5 0 -1/15 0 6
0 13/5 0 2/5 1 24
Solusi optimal dan feasibel tercapai pada iterasi kedua. Jadi bisa disimpulkan solusi
optimum dan layak adalah:
Z = 147
15
X2 = 4
9
X1 = 2
Contoh 2
Langkah 1:
Syarat digunakan metode dual simpleks jika ada kendala yang merupakan
ketidaksamaan bertanda ≥ menjadi ≤ dengan mengalikan -1
Fungsi Kendala:
-X1 - X2 ≤ -1
X1 + X2 ≤ 7
-X1 - 2X2 ≤ -10
X2 ≤ 3
X1, X2 ≥ 0
Fungsi Tujuan:
Fungsi Kendala:
-X1 - X2 + S1 = -1
X1 + X2+ S2 = 7
X2 + S4 = 3
Langkah 2:
Seperti dalam metode simpleks, metode ini didasarkan pada optimality dan feasibility
condition. Optimality condition menjamin bahwa solusi tetap optimum sedangkan
feasibility condition memaksa agar solusi mencapai keadaan layak. Jadi, intinya
metode dual simpleks mirip dengan metode simpleks biasa
Z 3 2 0 0 0 0 0
S1 -1 -1 1 0 0 0 -1
0 S2 1 1 0 1 0 0 7
S3 -1 -2 0 0 1 0 -10
S4 0 1 0 0 0 1 3
Z 3 2 0 0 0 0 0
S1 -1 -1 1 0 0 0 -1
0 S2 1 1 0 1 0 0 7
S3 -1 -2 0 0 1 0 -10
S4 0 1 0 0 0 1 3
Rasio -3 -1 - - - - -
Langkah 4:
➢ Menentukan baris pivot baru
baris pivot lama
Baris pivot baru = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡
S4
Iterasi Basis X1 X2 S1 S2 S3 Solusi
S1
1 S2
X2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
S4
Perhitungan nilai basis:
Basis Z baru:
Basis Z baru = baris Z lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris Z)
3 2 0 0 0 0 0
2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
2 0 0 0 1 0 -10
Basis S1:
Basis S1baru = baris S1 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S1)
-1 -1 1 0 0 0 -1
-1 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
-1/2 0 1 0 -1/2 0 4
Basis S2:
Basis S2 baru = baris S2 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S2)
-1 -1 1 0 0 0 -1
1 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
½ 0 0 1 ½ 0 2
Basis S4
Basis S4 baru = baris S4 lama − (baris pivot × angka kolom pivot pada baris S4 )
0 1 0 0 0 1 3
1 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
-1/2 0 0 0 ½ 1 -2
Didapatkan tabel iterasi 1:
➢ Periksa kembali apakah solusi masih ada yang bertanda negatif atau tidak, jika masih
Z 2 0 0 0 1 0 -10
S1 -1/2 0 1 0 -1/2 0 4
S2 ½ 0 0 1 ½ 0 2
1
X2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
S4 -1/2 0 0 0 ½ 1 -2
➢ Ada berarti solusi belum optimal sehingga perlu diulangi kembali dari langkah ke-3.
Dari tabel masih ada nilai solusi yang negatif, sehingga perlu dilakukan langkah-
langkah perbaikan dengan mengulangi langkah ke-3.
Langkah 6: Lanjutkan perbaikan-perbaikan
Z 2 0 0 0 1 0 -10
S1 -1/2 0 1 0 -1/2 0 4
2 S2 ½ 0 0 1 ½ 0 2
X2 ½ 1 0 0 -1/2 0 5
S4 -1/2 0 0 0 ½ 1 -2
➢ Menentukan baris pivot baru
baris pivot lama
Baris pivot baru = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑖𝑣𝑜𝑡
S1
2 S2
X2
X1 1 0 0 0 -1 -2 4
Basis Z baru:
2 0 0 0 1 0 -10
2 1 0 0 0 -1 -2 4
0 0 0 0 3 4 -18
Basis S1 baru:
-1/2 0 1 0 -1/2 0 4
-1/2 1 0 0 0 -1 -2 4
0 0 1 0 -1 -1 6
Basis S2 baru:
½ 0 0 1 ½ 0 2
½ 1 0 0 0 -1 -2 4
0 0 0 1 1 1 0
Baris X2 baru:
1/2 1 0 0 -1/2 0 5
½ 1 0 0 0 -1 -2 4
0 1 0 0 0 1 3
Z 0 0 0 0 3 4 -18
S1 0 0 1 0 -1 -1 6
2 S2 0 0 0 1 1 1 0
X2 0 1 0 0 0 1 3
X1 1 0 0 0 -1 -2 4
Solusi sudah optimal dan feasibel tercapai pada iterasi kedua karena nilai solusi dari kendala
sudah tidak ada yang negative. Sehingga diperoleh:
Z = -18
X2 = 3
X1 = 4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dual simpleks ini juga sangat penting untuk digunakan dalam analisis sensitifitas.
Sebagai contoh, hal ini akan terjadi apabila suatu pembatas baru ditambahkan kedalam
persoalan semula setelah persoalan itu mencapai solusi optimum. Apabila ternyata bahwa
pembatas baru ini tidak terpenuhi oleh solusi optimum yang telah dicapai itu, maka
persoalannya akan menjadi optimum, tetapi tidak fisibel, sehingga untuk menyelesaiakan
ketidakfisibelannya ini perlu digunakan metode dual simpleks
Adapun Langkah-lamhkah penyelesaian dengan metode simpleks.
❖ Formulasikan fungsi tujuan dan fungsi kendala
Syarat digunakan metode dual simpleks jika ada kendala yang merupakan
ketidaksamaan bertanda ≥ menjadi ≤ dengan mengalikan -1. Kemudian mengubah
menjadi bentuk fungsi simpleks dengan menambahkan variable slack.
❖ Membuat tabel awal
❖ Menentukan leaving variable dan entering variable
❖ Menentukan baris pivot baru dan basis lainnya
❖ Membuat tabel simpleks baru
❖ Periksa kembali apakah solusi masih ada yang bertanda negatif atau tidak, jika masih
ada berarti solusi belum optimal sehingga perlu diulangi kembali dari langkah ke-3.
❖ Ulangi semua langkah-langkah sampai mencapai tabel optimal dan feasible.
Tabel sudah optimal apabila nilai solusi dari fungsi kendala bernilai positif
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas.