Anda di halaman 1dari 5

2.2.

4 Tinjauan Pustaka
2.2.4.1 Pengertian Poligon
Poligon berasal kata poly dan gono, dimana poly berarti banyak dan gono berarti sudut. Jadi polygon adalah
suatu rangkaian sudut yang berjumlah banyak atau rangkaian titik-titik secara berurutan yang saling berhubungan
membentuk suatu pola. Maksud dari pengukuran poligon adalah untuk mendapatkan koordinat horizontal atau
dengan perkataan lain untuk merapatkan jaring kontrol geodesi. Sedangkan tujuannya adalah sebagai kerangka
dasar untuk kepeduan pemetaan atau untuk keperluan teknis latnnya, seperti untuk keperluan I (adaster,
pengembangan kota, ground control dan lain-lain. Penentuan koordinat dengan cara ini membutuhkan :
a. Koordinat Awal
Apabila diinginkan system kooordinat terhadap suatu system tertentu haruslah dipilih koordinat titik yang
sudah diketahui dan bila dipakai system koordinat lokal pilih salah satu titik, bila kemudian beri harga koordinat
tertentu.
b. Koordinat Akhir
Korodinat ini dibutuhkan untuk memenuhi syarat geometri hitungan koordinat dan harus dipilih titik yang
mempunyai system koordinat yang sama dengan koordinat awal.
c. Azimuth Awal
Azimuth awal ini mutalak aharus diketahui hubungan dengan arah orientasi dari system koordinat yang
dihasilakan dan pengadaan datanya.
d. Data ukuran jarak dan sudut
Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak anatar dua titik control perlu diukur di lapangan.

2.2.4.2 Kegunaan polygon


Adapun kegunaan polygon antara lain:
a. Untuk membuat kerangka dasar
b. Pengukuran titik tetap
c. Pengukuran rencana jalan raya, kereta api, irigasi, daerah industry dan pemukiman.
d. Sebagai dasar untuk tempat pelaksanaan ukuran lainnya.
e. Control sudut dan jarak
2.2.4.3 Syarat dan Ketentuan
Adapun syarat dan ketentuan polygon adalah sebagai berikut :
a. Jurusan/ titik awal, penentuan titik awal dalam pengukuran sudut dan jarak.
b. Koordinat awal, tentukan letak koordinat awal untuk melakukan pengukuran dengan theodolite
c. Semua sudut diukur, untuk sudut secara keseluruhan, tetapi sudutnya tidak bleh terlalu lancip.
d. Semua jarak diukur, dimana jarak yang akan diukur antar patok tidak terlalu jauh.

2.2.4.4 Tahapan pembuatan polygon


Adapun Tahapan pembuatan polygon antara lain :
a. Sipakan catatan, daftar pengukuran dan buat sketsa lokasi yang dipetakan
b. Tentukan titik-titik kerangka polygon
c. Ukurlah sudut azimuth dan sudut yang telah diukur
d. Ukurlah jarak anatar titik ke titik lainnya
e. Lakukan hal tersebut ke titik berikutnya sampai selesai

2.2.4.5 Pengolahan data polygon


Adapun langkah-langkah pengolahan data polygon antara lain:
a. Perhiyungan sudut jurusan awal dan akhir
b. Perhitungan kesalahan penutup sudut
c. Perhitungan sudut yang dikoreksi
d. Perhitungan sudut jurusan masing-masing titik
e. Hitung azimuth sisi-sisi polygon
f. Hitung selisih absis dan ordinat
g. Perhitungan kesalahan linear jarak
h. Perhitungan jumlah panjang sisi polygon
i. Perhitungan koreksi absis dan ordinat
j. Perhitungan koordinat titik definitif

2.2.4.6 Macam-macam polygon


Adapun Macam-macam polygon antara lain:
a. Polygon terbuka
Polygon terbuka dilakukan pengukuran yang dimulai dari titik awal tidak kembali ke titik awal tersebut.
Polygon terbuka tidak memilki sudut dalam. Polygon ini digunakan untuk jalur lalu lintas, saluran irigasi, kabel
listrik dan lainnya.

Gambar 4. Poligon terbuka


Sumber : http://geoexpose.blogspot.co.id

b. Poligon tertutup
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk polygon segi banyak yang dimulai
dari suatu titil awal dan diakhiri pengukuran kembali ke titik semula sehingga akan membentuk segi banyak.
Polygon tertutup memberikan pengecakan pasa sudut- sudut dan jarak tertentu. Polygon biasanya digunakan untuk
pengukuaran titik lentur, bangunan sipil berpusat, pemukiman, jembatan dan lainnya.

Gambar 5. Poligon tertutup


Sumber : http://geoexpose.blogspot.co.id
Selain itu, poligon juga terdiri bebrapa bentuk yang menyerupai bentuk bidang datar yang setipa titik-
titiknya terhubung satu sama lain. Poligon ini berbentuk segilima, segienam, dan lainnya pengukuran sudut dan
jarak digunakan alat yang dinamakan theodolite.
Gambar 6. Macam-macam polygon
Sumber : http://geoexpose.blogspot.co.id

Theodolite adalah alat yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah, pengukuran sudut yaitu sudut
mendatar dan tegak. Sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak horizontal dan vertical. Teodolit
digunakan untuk mengukur sudut siku-siku pada perencanaan pondasi dan lainya.

Gambar 7. Theodolite
Sumber : https://noerhafidz.files.wordpress.com

2.2.5 Metode Praktikum


2.5.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Theodolite
2. Rambu ukur
3. Statif
4. Unting-unting
.2.5.2 Prosedur Kerja
Tahap-tahap dalam pembuatan dan pengukuran poligon atau kerangka dasar dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Tentukan titik target yang menjadi kerangka poligon.
2. Dirikan alat pada titik awal pengukuran dalam kedudukan benar dan sempurna, pada titik awal sebaiknya alat
diutarakan terlebih dahulu.
3. Putar alat searah jarum jam. Untuk setiap titik, pembidikan dilakukan dua kali, terhadap titik sebelum dan titik
berikutnya.
4. Tempatkan alat pada kedudukan biasa, bidik target pertama yang ditemui dari arah utara searah jarum jam.
Lakukan pembacaan benang diafragma pada bagian atas, tengah dan bawahnya. Kemudian catat pembacaan skala
vertikal dan skala horizontal. Untuk pembacaan skala horizontal ini sebaiknya vizier atau teropong diarahkan
langsung ke patok atau titik (rambu) terendah yang dapat dibidik.
5. Arahkan vizier atau teropong ketitik target berikutnya. Catat bacaan benang diafragma dan bacaan skala vertikal
serta skala horizontalnya.
6. Masih pada titik yang sama, ubah posisi alat dari posisi biasa ke posisi luar biasa. Catat bacaan benang diafragma,
skala vertikal dan skala horizontalnya.
7. Arahkan kembali teropong ke target pertama tadi. Lakukan pembacaan benang diafragma serta skala vertikal dan
horizontalnya.
8. Untuk keperluan beda tinggi, ukur tinggi alat dari permukaan tanah.
9. Kemudian pindahkan alat ketitik selanjutnya. Lakukan hal yang sama dari titik tersebut terhadap dua titik yang
mengapitnya.
2.2.6. Hasil dan Pembahasan
.2.6.1.Hasil
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan menggunakan theodolitpada saat praktikum poligon
menghasilkan data berupa koordinat poligon yang dihasilkan dari perhitungan menggunakan rumus 15 antara lain :
Tabel 2. Data Koordinat Poligon
Patok Koordinat Poligon
A (0 ; 0)
B (4,75 ; 46,16)
C (-50,33 ; 9,14)
D (-108,12 ; -27,57)
E (-95,15 ; -90,01)
F (-38,54 ; -69,60)
Sumber: Hasil Analisa Data Praktikum
.2.6.2.Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan menghasilakan data yang didapatkan dari pembacaan benang-benang
pada theodolite yang mempunyai ukuran tertentu. Benang-benang tersebut adalah benang atas, benang tengah dan
benang bawah. Pembacaan ukuran-ukuran pada benang-benang tersebut dipengaruhi oleh ketepatan pada saat
pembidikan. Semakin tepat pembidikan dan penempatan angka pada rambu ukur maka semakin akurat data yang
akan dihasilkan. Pembidikan ini menghasilkan data berupa sudut, benang atas, benang tengah suatu wilayah.
Pengukuran dilakukan pada sudut biasa dan luar biasa. Sudut yang dihasilkan yaitu sudut vertikal dan horizontal,
dengan sudut vertikal digunakan untuk menentukan jarak dan elevasi. Setelah mendapatkan data kemudian data
tersebut diolah menggunakan rumus 15 yang akan menghasilkan jarak, beda tinggi dan elevasi suatu wilayah yang
diukur.
Setelah perhitungan data menggunakan rumus 15 selesai dilakukan, maka hasil yang diperoleh yaitu total
sudut rataan horizontal yang didapatkan sebesar 719o57’25” dengan kesalahan penutup sudut sebesar -0o2’35” dan
torelansi sudut sebesar 0o3’40,45”. Jika dibandingkan maka kesalahan penutup sudut tidak lebih besar dari pada
toleransi sudut yang telah dihasilkan maka data yang sudah sesuai dengan kondisi di lapangan. Koreksi tiap sudut
didapatkan dengan cara membagikan kesalahan penutup sudut dengan banyak sudut yang menghasilkan nilai
sebesar 0o0’25,83”. Koreksi tiap sudut ini dapat berguna untuk mengkoreksi kemungkinan besar sudut tiap sudut.
Untuk rumus 15 yaitu toleransi jarak,dimana jarak yang kami peroleh adalah 0,1519621929 ≤ 0,1961528299 . Jika
nilai toleransi jarak tidak sesuai dengan rumus 15 maka dilakukan pencomotan data sampai memenuhi syarat
rumus 15 .
Pengambilan data dengan theodolite banyak dipengaruhi faktor-faktor, dimana faktor-faktor tersebut
mempengaruhi besar kecilnya kesalahan yang dapat terjadi pada saat pengukuran dilakukan. Faktor-faktor tersebut
seperti faktor alam, dimana faktor tersebut adalah hujan, kecepatan angin, suhu lingkungan dan lainnya. Faktor
kedua adalah human error, dimana kesalahan tersebut terjadi dikarenakan adanya kesalahan pembacaan pada
rambu ukur. Faktor ketiga adalah faktor alat, dimana pada saat digunakan terjadi ketidaksentringan yang dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan data yang akibatnya sangat fatal dan mempengaruhi hasil yang didapatkan.

2.2.7. Kesimpulan dan Saran


.2.7.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu pengukuran yang dilakukan
menggunakan theodolite dapat menghasilkan data berupa jarak, sudut dan ketinggian dimana data yang dihasilkan
harus diolah terlebih dahulu, pengukuran menggunakan theodolite harus memperhatikan hal-hal yang dapat
menimbulkan kesalahan sehingga data yang dihasilkan sesuai dengan yang aslinya. Data yang telah diolah
menggunakan rumus 15 akan menghasilkan titik koordinat yang berguna untuk menggambarkan poligon pada
bidang datar.

.2.7.2.Saran
Adapun saran pada praktikum ini antara lain :
1. Praktikan terlebih dahulu mengerti mengenai materi yang akan dipraktikumkan
2. Sebelum melakukan praktikum pahami cara pengambilan data dengan menggunakan teodolit
3. Pembacaan dan pembidikan rambu ukur harus lebih fokus
4. Pastikan terlebih dahulu theodolite sudah centering
5. Segera laporkan ke asisten apabila terjadi kesulitan

Anda mungkin juga menyukai