MANAJEMEN
LINGKUNGAN DAN
HYGIENE serta
HIV/AIDS DI SEKTOR
KONSTRUKSI
BIMBINGAN TEKNIS SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
LINGKUNGAN KERJA
3
3.1 PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
4
KEGIATAN
USAHA/PEMBANGUNAN
DAMPAK
LINGKUNGAN: PERILAKU
PENCEMARAN AIR, MANUSIA
TANAH DAN UDARA
Kesehatan
PAK
invidu Pekerja
Kesehatan
Masyarakat
EPIDEMI
Terhadap
Pencemaran
Pengelolaan Udara, Air Berubahnya
dan Tanah Tatanan Sosial KONFLIK SOSIAL
Masyarakat
Rusaknya
IKLIM BERUBAH &
kelestarian
GLOBAL WARMING
Lingkungan
2
DASAR HUKUM
9
DASAR HUKUM
• tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU RI No. 32/2009
Keputusan Badan Pengendalian Dampak • tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses
Lingkungan no 8 tahun 2000, Analisis Dampak Lingkungan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan • tentang Pedoman Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
Hidup no 08 tahun 2006
Peraturan Menteri Negara Lingkungan • tentang Jenis Kegiatan Usaha dan / atau Kegiatan yang wajin dilengkapi
Hidup no 11 tahun 2006 dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
10
3
LINGKUNGAN KERJA
11
Konsep Dasar Hygiene Industri
(Proyek Konstruksi)
Penilaian Lingkungan
Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Penerapan teknik pengendalian dan
Alat – alat teknis, penanggulangan yang
penanggulangan
tersedia/dipergunakan 2. Perencanaan alat-alat penanggulangan
3. Dokumen untuk inspeksi
Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan
digunakan
Pengawasan
Ditolak Diizinkan
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH)
Relokasi daya tampung Persyaratan
tak memadai Izin & BMAL
(………….)
15
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN
Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan
tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang
masih dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungannya
dengan Nilai Ambang Batas (NAB).
17
Sumber: Permen Naker No. 5 Tahun 2018
GETARAN
BAU
20
Sumber: Permen Naker No. 5 Tahun 2018
Lembar Data Keselamatan Bahan berisikan keterangan :
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA •
•
Identitas Bahan dan Perusahaan
Komposisi Bahan
BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA • Identifikasi Bahaya
(Keputusan Menteri Ketenagakerjaan • Tindakan P3K
No.KEP.187/MEN/1999) • Tindakan Penanggulangan Kebakaran
• Tindakan Mengatasi Kebocoran & Tumpahan
• Penyimpanan & Penanganan Bahan
• Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli • Pengendalian Pemajanan & APD
K3 Kimia • Sifat Fisika dan Kimia
• Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
• Penyediaan Lembar Data Keselamatan • Informasi Toksikologi
• Informasi Ekologi
Bahan/Material Safety Data Sheet • Pembuangan Limbah
(LDKB/MSDS) dan Label • Pengangkutan Bahan
• Informasi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
• Informasi lain yang diperlukan
Label berisikan tentang:
• Nama produk
Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui oleh • Identifikasi Bahaya
• Tanda Bahaya dan Artinya
• Uraian Risiko dan Penanggulangannya
• Tindakan Pencegahan
• Instruksi apabila terkena atau terpapar
• Instruksi Kebakaran
Tenaga Kerja Pegawai Pengawas • Instruksi tumpahan atau bocoran
• Instruksi pengisian dan penyimpanan
• Referensi
• Nama, Alamat dan No. Telp. Pabrik Pembuat atau Distributor
21
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat
kimia; fisika atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan.
Iritasi
Peraturan Terkait
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Korosif
Pengendalian Pencemaran Udara
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Alergi
• Peraturan Menteri LH nomor 01 tahun 2010 Tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air Aspiksian
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Pembangkit Tenaga Listrik Termal
Keracunan Sistemik
• Permen LH No 5 tahun 2014 Tentang baku mutu air limbah
• Peraturan Menteri Tenaga Kera dan Transmigrasi No. 13/MEN/2011, tentang Kanker
NAB Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 187/MEN/1999, tentang Pengendalian
Kerusakan/kelainan janin
Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
• Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman SMKK Pneumokoniosis
• Perda Provinsi tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Baku Mutu Air
Limbah Efek Bius
23
3.2
FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN KERJA
24
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
BISING Suara yang tidak diharapkan.
1 FAKTOR FISIK Pengaruh bising terhadap kerja:
kinerja
kesalahan
BAHAYA BENDA BERGERAK konsentrasi
komunikasi
IKLIM/CUACA KERJA merusak sistem pendengaran
• DIPENGARUHI: SUHU UDARA, KELEMBABAN, PANAS RADIASI, KECEPATAN
GERAKAN UDARA KAITAN DENGAN PANAS METABOLISMEN TUBUH CAHAYA
DALAM BEKERJA
Cahaya optimal meningkatkan kinerja
• GANGGUAN: DEHIDRASI, HEAT EXHAUSTION, HEAT CRAMP, HEAT STROKE
Tergantung jenis pekerjaan
KEBISINGAN: Penggunaan cahaya berlebihan: sakit kepala, mata.
• GANGGUAN KONSENTRASI DAN PENDENGARAN
SUHU KERJA
GETARAN MEKANIK
Kerja di Indonesia dihadapkan kepada suhu luar,
• GANGGUAN SENDI, OTOT, PEMB. DARAH DAN SYARAF kelembaban udara, pergerakan angin rendah.
Heat Stress menyebabkan :
PENCAHAYAAN
Rendahnya kinerja
• INTENSITAS CAHAYA, KESILAUAN Mudah capek
• PENGARUH TERHADAP EFISIENSI, GANGGUAN TAJAM PENGLIHATAN Meningkatnya kesalahan
PANAS 25
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
• Mudah Meledak • Allergenteratogenik
2 FAKTOR KIMIA •
•
Mudah Terbakar
Beracun
• Karsinogen
• Asfiksian (Gangguan
• Iritan Pernapasan)
• Korosif • Fibrogenik Pada Paru-
paru (Gangguan
Jalan Reaksi Jaringan Paru)
Efek
masuk tubuh Sangat toksik
LD 50: kecil dari 1 mg/kg.bb;
27
BAHAYA ERGONOMIS
HAZARDS KESEHATAN KERJA
28
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
30
PROGRAM Merupakan program kegiatan yang
HYGIENE PROYEK meliputi area di tempat kerja
Keuntungan
01 Meningkatkan kesehatan dan hygiene
02 Mengurangi kompensasi
05 Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan perilaku
06 pekerja terhadap manajemen 31
JENIS PROGRAM PEMANTAUAN
1.Pemantauan air
2.Pemantauan lahan
3.Pemantauan biologis
4.Pemantauan udara
5.Pemantauan kebisingan
6.Pemantauan limbah dan pengolahannya
7.Pemantauan penduduk/masyarakat
32
LANGKAH PELAKSANAAN PROGRAM
PEMANTAUAN
Perencanaan dan
Mengkaji kondisi program Audit terhadap Audit limbah dan
lingkungan manajemen suplier dan klien energi
lingkungan
Melakukan Memantau
Mempublikasikan
pelatihan/penyul perkembangan
hasil yang dicapai
uhan program
33
UPAYA PENCEGAHAN
34
FASILITAS UMUM
Kamar Mandi dan Supply air minum dan Area makan yang bersih
WC udara bersih & pencahayaan
(jika diperlukan) 35
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
DI LOKASI PROYEK KONSTRUKSI
36
Atur dan susun
tata letak
peralatan dan
Pertahankan
perlengkapan
ringkas, rapi, resik,
kerja agar selalau
siap pada saat
RINGKAS diperlukan RESIK RAJIN
PROGRAM 5R
RAPI RAWAT
Bersihkan tempat
Pisahkan dan
kerja dan
singkirkan barang Jadikan sebagai
senantiasa
yang tidak perlu suatu kebiasaan
melaksanakan
dari tempat kerja
kebersihan
KEBERHASILAN Partisipasi dan dukungan semua pihak Menjadi kesadaran setiap orang
5R Adanya komitmen manajemen Sejalan dengan program kualitas lainnya
37
CONTOH PENERAPAN PROGRAM 5R
TOILET 38
TEMPAT JEMURAN BAJU
5
SARANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
39
TEMPAT KERJA
(PENYIMPANAN MATERIAL)
KESEHATAN KERJA
(PENGANGKATAN)
KESEHATAN KERJA
(MENCEGAH DEHIDRASI)
KESEHATAN KERJA
(FOGGING NYAMUK)
6
HIV/AIDS
61
DEFINISI
Acquired
Human (Manusia)
didapat, bukan [penyakit] keturunan
Virus yang hanya bisa menginfeksi manusia
Immune
[yang terkait dengan] sistem kekebalan tubuh
Immuno-deficiency
Menurunnya sistem kekebalan tubuh
sehingga gagal melawan infeksi Deficiency
([diakibatkan oleh] kekurangan)
Virus Syndrome
Virus yang dapat mereproduksi diri sendiri (kumpulan gejala)
dalam tubuh manusia
63
MEDIA PENULARAN
36,9 Juta Penderita HIV/AIDS 28,76% Pengguna Narkoba Suntik 25,8% Homoseksual
1,8 Juta berusia di bawah 15 tahun 24,8% Transgender 5,3% Pekerja Seks Komersial
CC - Saya bisa tertular HIV jika tinggal X H Saya dan pasangan sama-sama X
bersama atau bergaul dengan ODHA, jadi tidak perlu seks aman
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
I Tanda dan gejala HIV dapat X
D HIV/AIDS dapat ditularkan lewat X langsung muncul
gigitan nyamuk
J Ibu hamil dengan HIV positif akan
X
E HIV/AIDS adalah hukuman mati
X selalu menularkan HIV kepada janinnya
66
FAKTA SEPUTAR HIV/AIDS
Data UNAIDS atau Program PBB Meningkatnya kasus HIV/AIDS di
untuk HIV/AIDS Pemerintah Kabupaten Rembang
68
Apakah boleh meminta
Pekerja untuk cek HIV?
69
Berdasarkan Centers for Disease Control (CDC)–
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
?
Dapatkah air liur atau Tidak. HIV tidak dapat ditularkan melalui air
liur, keringat, atau air mata, kecuali darah dari
nyamuk menyebarkan HIV seseorang dengan HIV bercampur. Itu berarti
menyentuh, memakai kamar mandi yang
sama, berciuman, dan kegiatan lain tidak
akan menyebarkan virus. Serangga seperti
nyamuk dan kutu juga tidak bisa
menyebarkannya.
Apakah Pekerja yang
terkena HIV/AIDS boleh
diberhentikan?
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. KEP.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV AIDS di Tempat Kerja
Pasal 2
Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di tempat kerja.
Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di tempat kerja pengusaha wajib:
1. menggembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS;
2. mengkomunikasikan kebijakan dengan cara menyebarluaskan informasi dan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan;
3. memberikan perlindungan kepada Pekerja/Buruh dengan HIV AIDS dari tindak perlakuan diskriminatif;
4. menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus untuk pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. KEP.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV AIDS di Tempat Kerja
Pasal 5
(1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes HIV untuk digunakan sebagai prasyarat suatu proses
rekrutmen atau kelanjutan status pekerja/buruh atau kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
(2) Tes HIV hanya dapat dilakukan terhadap pekerja/buruh atas dasar kesukarelaan dengan persetujuan
tertulis dari pekerja/ buruh yang bersangkutan, dengan ketentuan bukan untuk digunakan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
(3) Apabila tes HIV dilakukan, maka pengusaha atau pengurus wajib menyediakan konseling kepada
pekerja/buruh sebelum atau sesudah dilakukan tes HIV.
(4) Tes HIV hanya boleh dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus 10 Keputusan Menteri
Tenaga Kerja & Transmigrasi RI sesuai peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku
AGENDA KEMENTERIAN PUPR
Rencana Kebijakan
Karakteristik Sektor
Penanggulangan HIV & AIDS
Konstruksi
Sektor Konstruksi
PEKERJA
MOBILE KONSTRUKSI MACHO
BERISIKO
MONEY
KM 6 8 Kedai Karoke & Miras&ada WPS (@ 3 -5)
3 Kedai WPS
Simpang cewek
Lokalisasi KM15
Kedai siNur @150 WPS
Kedai2 WPS
Jl. Nasional
Tmp. Mangkal WPS
Km,11, singgahsopirtruk
Cafe2 nyediakan WPS
Tempattinggal WPS
Belakang pipa (30 petak)
Camp.Peremp
Trend penularan HIV
90.00%
81.90%
80.00%
70.00%
54.42%
60.00%
50.00%
38.50%
40.00% 2006
30.00% 2012
20.00% 7.20%
10.00%
0.00%
Penasun
Hubungan Seksual
Hasil Survei Ditjen Bina Konstruksi
Membeli seks merupakan hal biasa
terjadi saat melakukan pekerjaan
konstruksi
Sifat pekerjaan pada lingkungan pekerjaan konstruksi membuat para personel dan
lingkungan sekitar rentan terinfeksi oleh HIV/AIDS, antara lain karena:
1. Pengetahuan yang rendah mengenai HIV/AIDS;
2. Pengertian yang salah mengenai cara penularan HIV/AIDS;
3. Adanya perilaku berisiko;
4. Pekerja dipisahkan dari norma-norma tradisional, agama, dan budaya;
5. Tidak adanya ketentuan untuk pendidikan pencegahan HIV/AIDS dalam
kebijakan manajemen Occupation Safety and Health (OSH);
6. Tidak ada kebijakan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan
pendekatan proaktif dan berkelanjutan dalam pelaksanaan program
pencegahan HIV/AIDS di sektor konstruksi.
d. Orientasi tentang penanggulangan HIV dan AIDS bagi mandor atau selected peer di lokasi proyek yang dilaksanakan oleh ahli
K3 atau jika tidak tersedia maka dapat memanfaatkan/melibatkan KPA, Dinas Kesehatan atau LSM setempat.
e. Safety talk/diskusi edukasi HIV dan AIDS oleh staf K3 dan mandor /peer educator kepada pekerja di lokasi proyek.
f. Pemasangan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) berupa spanduk, poster dan pembagian leafletkepada pekerja dan
staf di lokasi proyek.
g. Monitoring, Evaluasi serta Pelaporan pelaksanaan programpenanggulangan HIV dan AIDS di lokasi proyek oleh PPK.
RUANG LINGKUP
• Segala pembiayaan terkait dengan pelaksanaan surat edaran ini dibiayai oleh DIPA Satuan Kerja di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum.
• Teknis Pelaksanaan diatur dan dimuat dalam lampiran SE 13/2012.
• Program Penanggulangan HIV dan AIDS yang sedang berjalan diselesaikan berdasarkan ketentuan dan pedoman yang sudah
ada.
• Surat Edaran ini agar dilaksanakan pada semua proyek yang berkenaan (eligible), paling lambat enam bulan sejak ditetapkan.
KETENTUAN LAINNYA
85
PENCEGAHAN PADA
KEGIATAN KONSTRUKSI
Fasilitas olah
Penyediaan
raga/hiburan yang
Kondom sebagai
mendidik, nonton
upaya paling akhir
bola bareng,
86
4 CARA MELINDUNGI DIRI
A
A - Abstinence–tolak–
• Tolak hubungan yang belum SAH, hindari BAIK upaya coba-coba…
melalui gesekan: mulut, dubur, atau vaginal.
katakan “No” • Hindari nafza
Ini adalah metode yang 100% efektif untuk terhindar dari HIV/AIDS.
• hanya satu pasangan/resmi berhubungan dengan orang yang
B
B - Monogamous negatif HIV
• Jika jauh dari pasangan “puasa”–tahan dulu–cari kegiatan positif
Relationship–satu/setia lain (pengalihan)