Anda di halaman 1dari 28

DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN
ASPEK KESEHATAN MASYARAKAT DALAM
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
(AMDAL)

SUB DIT PENGAMANAN LIMBAH DAN RADIASI


DIREKTORAT KESEHATAN LINGKUNGAN
KEADAAN & MASALAH
Dalam proses pembangunan masih banyak yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan dan baru disadari
setelah ada perusakan dan pencemaran lingkungan yang
merugikan, baik untuk kehidupan masa kini maupun
masa mendatang. Pencemaran lingkungan sebagai akibat
proses pembangunan, umumnya dirasakan oleh
masyarakat di sekitar proyek, karena itu masyarakat
harus dilindungi dari kemungkinan pengaruh buruk yang
mungkin ditimbulkan. Untuk itu setiap kegiatan
pembangunan harus melakukan pengelolaan lingkungan.
Acuan
Undang-undang No. 32
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
PP No. 66 tahun 2014 tentang
tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Kesling
Kesehatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

Kepbapedal No. 124 tahun


Kepmenkes No. 876 tahun 1997 tentang Panduan Kajian
Pedoman Aspek Kesmas
2001 tentang Pedoman Aspek Kesehatan Masyarakat
dalam AMDAL
Teknis ADKL dalam Penyusunan
Dokumen AMDAL

Pedoman ARKL
Rekomendasi WHO
Pertemuan WHO tahun 1987 di
Copenhagen yang bertema “Health and
Safety Component of Environmental
Impact Assessment” menyatakan bahwa:
• diperlukan model Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (Environmental Health Impact
Assessment/EHIA) untuk memadukan
program analisis kesehatan dengan analisis
dampak lingkungan yang lebih menekankan
komponen kesehatan.
Deklarasi Jeju tentang Kesehatan dan
Lingkungan (Korea, 2010)
Menyetujui komposisi dan rencana
kerja kelompok (thematic working
groups/TWG):
• Meminta tujuh TWG untuk
mengimplementasikan rencana kerja
yang telah disepakati dengan
mempertimbangkan ketersediaan
sumber daya serta pentingnya
keterpaduan dalam mengatasi
permasalahan.
Thematic Working Groups (TWG)
Water Supply, Hygiene and
Sanitation
Air Quality
(hereafter known as Water,
Sanitation and Hygiene)

Toxic Chemicals and Hazardous


Solid and Hazardous Waste
Substances

Contingency Planning,
Climate Change, Ozone
Preparedness and Response in
Depletion and Ecosystem
Environmental Health
Change
Emergencies

Health Impact Assessment


Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Pasal 3 hidup bertujuan untuk menjamin keselamatan,
butir b kesehatan dan kehidupan manusia.

Ayat (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang


berdampak penting terhadap lingkungan hidup
Pasal 22 wajib memiliki Amdal

Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2012


Amdal tentang Izin Lingkungan
Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 22 Ayat (2) Dampak penting


ditentukan berdasarkan kriteria:
• jumlah manusia yang akan terkena dampak;
• luas wilayah persebaran dampak;
• intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
• banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak;
• sifatnya kumulatif dampak;
• berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible)
dampak
PP no. 6 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan diselenggarakan melalui


upaya penyehatan, pengamanan dan
pengendalian

Harus ada upaya untuk memenuhi standar baku


mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan

- Pemantauan/Pengawasan Analisis risiko


- Pencegahan penurunan kualitas lingkungan
- Pencegahan pajanan dan kontaminasi bahan
berbahaya
Kepmenkes RI No. 876 tahun 2001 tentang Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
Pasal 1

• Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan


yang merupakan kajian aspek kesehatan masyarakat yang
harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan perusahaan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dari suatu usaha
dan atau kegiatan pembangunan yang dapat menimbulkan
dampak penting.

Pasal 3

• Pedoman Teknis ADKL ini menjadi panduan bagi pejabat di


lingkungan kesehatan dan berbagai pihak yang
berkepentingan dalam melakukan penilaian dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Amdal dan UKL-UPL
UKL-UPL (Upaya
Amdal (Analisis Mengenai Pengelolaan Lingkungan dan
Dampak Lingkungan) Upaya Pemantauan
Lingkungan)
Kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada Upaya pengelolaan dan
lingkungan hidup yang pemantauan terhadap usaha
diperlukan bagi proses dan/atau kegiatan yang tidak
pengambilan keputusan tentang berdampak penting terhadap
penyelenggaraan usaha dan/atau lingkungan hidup yang
kegiatan diperlukan dalam proses
• Kerangka Acuan
pengambilan keputusan tentang
• Analisis Dampak Lingkungan Hidup penyelenggaraan usaha dan/atau
• Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup kegiatan.
• Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak Tidak Penting
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup RI Nomor 05 Tahun 2012 Tentang TIDAK
Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan BERDAMPAK
Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
PENTING

• Dampak dari rencana Usaha dan/atau


Kegiatan tersebut dapat ditanggulangi
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan/atau
• Berdasarkan pertimbangan ilmiah, tidak
menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup.
KIMIA &
FISIK ASPEK/KOMPONEN
DALAM AMDAL

SOSEKBUD AMDAL BIOLOGI

KESMAS
ADKL: Model pendekatan guna mengkaji dan atau menelaah
secara cermat dan mendalam untuk mengenal,
memahami dan memprediksi kondisi dan karakteristik
lingkungan yg berpotensi thd timbulnya risiko kesehtan
dr suatu rencana kegiatan pembangunan
( Kepmenkes No. 876/2001)

PENERAPAN ADKL

1. Kajian aspek kesmasy dlm rencana usaha / kegiatan


pembangunan baik yg wajib maupun yg tdk wajib
menyusun studi AMDAL
2. Kajian aspek kesmasy dan atau keslingk dlm rangka
pengelolaan kualitas lingk hidup yg terkait erat dg msl
kemasy.
ADKL DLM AMDAL  DOK. AMDAL
 UKL & UPL
 LAPORAN PELAKS,
RKL & RPL

 PENYAKIT BERBASIS
LINGKUNGAN
ARKL
 PENCEMARAN
 KERACUNAN
 KLB / BENCANA
Pendekatan ADKL
Menggunakan teori simpul
pengamatan
SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3 SIMPUL 4

MEDIA BIOMARKER
AGEN/ • SEHAT
PEMAJANAN (AIR, (DARAH, URIN,
SUMBER • SAKIT
TANAH, UDARA, RAMBUT, LEMAK,
• MATI
MAKANAN) JARINGAN)

• Fisika
• Kimia
MEKANISME:
• Mikrobiologi
• Inhalasi
• Ingesti
• Absorbsi
• Kontak
Langsung
Proses penyusunan AMDAL
Rapat/Sidang Tim
Tehnis

Sidang Komisi

Berita Acara Hasil


Sidang Komisi

SDM Implementasi
Instrumen
Tahap Mendapatkan
Rekomendasi UKL-UPL
Menteri LH/ Pejabat KLH/
Gubernur/ Kepala BLH Provinsi/
Bupati/Walikota Kepala BLH Kabupaten/Kota

Persetujuan
Pemeriksaan Rekomendasi
Lengkap UKL-UPL UKL-UPL
Pemeriksaan
Pemrakarsa Formulir administrasi
Penolakan
Tidak
lengkap
Evaluasi
Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation)

• Evaluasi kecenderungan adalah evaluasi untuk melihat


kecenderungan (trend) perubahan kualitas lingkungan dalam
suatu rentang ruang dan waktu tertentu. Untuk melakukan
evaluasi ini mutlak dibutuhkan data hasil pemantauan dari
waktu ke waktu (time series data), karena penilaian perubahan
kecenderungan hanya dapat dilakukan dengan data untuk
waktu pemantauan yang berbeda.
• Data perubahan dari waktu ke waktu dapat menggambarkan
secara lebih jelas mengenai kecenderungan proses suatu
kegiatan maupun perubahan kualitas lingkungan yang
diakibatkannya, karena proses suatu kegiatan tidak selalu
dalam kondisi normal atau optimal.
Evaluasi
Evaluasi Tingkat Kritis (criticial level evaluation)
• Evaluasi tingkat kritis dimaksudkan untuk menilai tingkat
kekritisan (critical level) dari suatu dampak. Evaluasi tingkat
kritis dapat dilakukan dengan data hasil pemantauan dari
waktu ke waktu maupun data dari pemantauan sesaat.
• Evaluasi tingkat kritis adalah evaluasi terhadap potensi risiko
dimana suatu kondisi akan melebihi baku mutu atau standar
lainnya, baik untuk periode waktu saat ini maupun waktu
mendatang.

Evaluasi Penaatan (compliance evaluation)


• Evaluasi penaatan adalah evaluasi terhadap tingkat kepatuhan
dari pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai
ketentuan yang terdapat dalam izin atau pelaksanaan dari
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam dokumen
pengelolaan lingkungan hidup (RKL-RPL).
Evaluasi Kesmas
Mengapa perlu evaluasi ?
 Perubahan lingkungan mempengaruhi kesehatan
masyarakat
 Proteksi akibat perubahan lingkungan seperti yang
tertuang dalam dokumen AMDAL perlu dilakukan evaluasi
pelaksanaannya
 Keterlibatan sektor kesehatan dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan

 Perlu instrumen untuk evaluasi implementasi aspek


kesehatan masyarakat dalam AMDAL
Evaluasi dampak
 Jumlah Penduduk terkena dampak
 Komponen Lingkungan terkena dampak : tahap pra kontruksi,
tahap kontruksi dan tahap operasional
 Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak ?
 Siapa/Pihak yang melakukan upaya untuk mengurangi dampak ?
 Siapa/Pihak yang melakukan pengawasan ?
 Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan ?
 Penyakit dan status gizi masyarakat setelah terjadinya kegiatan
perusahaan
 Kesesuaian data awal kesehatan masyarakat dalam dokumen AMDAL
dengan data Puskesmas atau Dinas Kesehatan
 Bagaimana keterlibatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
penilaian dokumen AMDAL ?
Terima
kasih
Metoda Evaluasi Dampak (1)
Beberapa arahan penting untuk menetapkan prakiraan dampak penting dan aspek
kesehatan masyarakat adalah:
1. prevalensi penyakit yang berhubungan dengan vektor cukup tinggi
2. adanya species vektor penyakit di lokasi kegiatan yang direncanakan
3. manusia rentan terhadap “bahan berbahaya” yang dibuang oleh kegiatan yang
direncanakan cukup besar jumlahnya,
4. persebaran “bahan berbahaya” cukup luas sehingga memungkinkan terjadinya
jalur-jalur pemajanan di masa depan yang cukup luas pula,
5. bahan-bahan berbahaya tersebut sangat resisten di alam dan kumulatif
sehingga pada jangka panjang akan berpengaruh pada kesehatan penduduk
yang cukup luas.
6. bahan-bahan berbahaya tersebut menimbulkan dampak yang tak terpulihkan,
misalnya menyebabkan kanker, cacat dalam kandungan, dsb.,
7. bahan-bahan berbahaya mengganggu kebutuhan hidup manusia, misalnya
pencemaran air tanah sehingga banyak masyarakat tidak memperoleh
persediaan air bersih yang memadai, atau merusak tanaman pengan yang pada
gilirannya mengganggu keseimbangan konsumsi pangan masyarakat,
8. sarana atau jangkauan pelayanan kesehatan yang masih sangat terbatas,
9. perilaku masyarakat yang berisiko cukup besar, misalnya banyak masyarakat
yang menggunakan air sungai.
Metoda Evaluasi Dampak (2)
Ukuran dan nilai dari evaluasi dampak potensial dapat menggunakan
pertimbangan berikut:
• Seberapa besar/luas rencana usaha/kegiatan dapat menimbulkan
perubahan kualitas lingkungan yang memungkinkan berkembang-biaknya
vektor penyakit
• Seberapa besar/luas rencana usaha/kegiatan memerlukan pengerahan
sumber daya manusia (lokal dan pendatang) sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi antar penduduk dan memiliki potensi untuk
menimbulkan penyakit menular
• Seberapa besar rencana usaha/kegiatan membutuhkan/ menggunakan
bahan toksik dan mempunyai potensi untuk menimbulkan risiko kesehatan,
baik akut maupun kronis seperti: keracunan, kanker, kelainan reporduksi
dan penyakit menahun lainnya
• Seberapa besar rencana usaha/kegiatan dapat menurunkan secara berarti
pemenuhan makanan dan gizi masyarakat dari generasi ke generasi
• Seberapa besar/luas rencana usaha/kegiatan akan menurunkan kualitas
sumber daya manusia karena daya dukung lingkungan sedemikian rupa
sehingga berdampak terhadap kesehatan masyarakat
Metoda Evaluasi Dampak (3)

Pemusatan dampak penting (focussing) bertujuan untuk


mengelompokkan dampak penting yang telah dirumuskan dari dampak
potensial sehingga diperoleh gambaran tentang isu-isu pokok
permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan risiko
kesehatan secara utuh dan lengkap, dengan memperhatikan:
• Keterkaitan rencana usaha/kegiatan dengan komponen lingkungan
yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting)
• Keterkaitan antar komponen dampak penting yang telah dirumuskan
secara holistik, baik menurut waktu, tahapan kegiatan maupun
dampak kumulatif yang terjadi
Metoda Evaluasi Dampak (4)
Dalam proses pemusatan (focussing), perlu memperhatikan prioritas
kepentingan sebagai berikut:
• Sifat dampak (akut dan kronis)
Setiap rencana usaha/kegiatan yang berpengaruh terhadap proses
penularan penyakit akibat perubahan interaksi antara manusia
dengan habitat vektor penyakit, binatang perantara penyakit, parasit
dan mikroba secara terus menerus atau periodik sehingga
menimbulkan penyakit dan atau kematian, penurunan intelegensia,
gangguan metabolisme yang dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan sel atau mutasi DNA yang berakibat kelainan genetik,
keganasan maupun kelainan reproduksi.
• Jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk yang terkena dampak di masa depan
dari rencana usaha/ kegiatan sehingga berpengaruh terhadap status
kesehatan melalui proses akumulasi, sinergik, dan kronik, yang
dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan, penderitaan seumur hidup
dan atau kematian.
Metoda Evaluasi Dampak (5)
Rona Lingkungan Awal mengenai:
• Karakteristik demografis penduduk di wilayah kegiatan yang
direncanakan
• Karakteristik epidemiologis penduduk di wilayah kegiatan yang
direncanakan
• Prevalensi penyakit menular dan spesifik
• Karakteristik fisik (hidrogeologis dan iklim) di wilayah kegiatan
yang direncanakan
• Penggunaan lahan saat ini dan di masa depan
• Penggunaan atau pemanfaatan sumber daya alam
• Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan
• Status kesehatan lingkungan (air, jamban, rumah)
• Perilaku spesifik penduduk yang berhubungan dengan risiko
• Data lain atau hasil studi yang kemungkinan besar akan berkaitan
dengan kegiatan yang direncanakan
• Kondisi kehidupan penduduk terutama yang berkaitan dengan
faktor-faktor seperti akses kepada penyediaan air minum dan
makanan serta sarana kesehatan
• Akses dan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada

Anda mungkin juga menyukai