Dosen Pengampu:
Erik Haritman, S.Pd., M.T.
Dandhi Kuswardhana, S.Pd., M.T.
Disusun oleh:
Achmad Diki Arisandi (1905594)
Gilang Alfajar (1903386)
TE-02
C. Kajian Teori
Motor DC
Jika meninjau dari suplai dayanya motor listrik terbagi menjadi 2 golongan, yakni
motor Direct Current dan motor Alternating Current (AC). Kecepatan motor AC akan
selalu sesuai dengan frekuensi dari jala-jala listrik PLN, sedangkan motor DC dapat
dikendalikan baik itu kecepatan, laju maupun arah putarnya sesuai dengan kebutuhan.
Disamping itu Akuator juga menjadi komponen yang penting dalam sebuah motor
karena akutor menjadi komponen yang selalu bergerak untuk mengubah energy listrik
menjadi energy mekanik. DC shunt motor
biasanya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan tenaga kuda lima kali atau
lebih. Persamaan wmenggambarkan perilaku dinamis dari motor DC berdasarkan
diagram skematik pada gambar dibawah diberikan oleh persamaan berikut.
Kemudian,
1
Gambar Skematik diagram motor DC
2
Kontrol Integral pada prinsipnya bertujuan untuk menghilangkan kesalahan keadaan
tunak (offset) yang biasanya dihasilkan oleh kontrol proporsional. Hubungan antara
output kontrol integral u(t) dengan sinyal error e(t) terlihat pada persamaan berikut
𝐾𝑖 adalah konstanta integral. Diagram blok kontrol integral ditunjukkan pada gambar
berikut.
Kontrol derivatif dapat disebut pengendali laju, karena output kontroler sebanding
dengan laju perubahan sinyal error. Hubungan antara output kontrol derivatif u(t)
dengan sinyal error e(t) terlihat pada persamaan berikut.
Kontrol derivatif tidak akan pernah digunakan sendirian, karena kontroler ini hanya
akan aktif pada periode peralihan. Pada periode peralihan, kontrol derivatif
menyebabkan adanya redaman pada sistem sehingga lebih memperkecil lonjakan.
Seperti pada kontrol proporsional, kontrol derivatif juga tidak dapat menghilangkan
offset.
Gabungan dari ketiga kontroler diatas akan menjadi kontrol PID. Diagram blok dan
persamaan kontrol PID ditunjukkan dibawah ini.
3
Gambar Diagram Blok Kontrol PID
Dimana:
Diagram blok kendali pada saat mengimplementasikan kontrol PID adalah sebagai
berikut.
Dimana u merupaka Setting Point (SP) dan y merupakan Preset Value (PV), dari
diagram blok diatas, didapatkan fungsi alih sebagai berikut.
4
Gambar. Kurva unit step yang menunjukkan 𝑡𝑑 , 𝑡𝑡, 𝑡𝑝, 𝑀𝑝, 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑠
D. Prosedur Praktikum
1. Buka software MATLAB / Scliab
2. Buatlah script baru, simpan dengan nama “Kode1“
3. “Add path“ agar script yang dibuat dapat dijalankan
4. Isikan kode berikut pada script yang telah dibuat
6. Jalankan kode diatas, sampai dengan keluar grafik. Simpan grafik tersebut dengan
5
nama “Grafik 1“
7. Pada software MATLAB/Scliab, buka SIMULINK/Xcos
8. Buat model, dengan cara mengklik “Blank Model“
9. Buat model seperti berikut
6
11. Ubah konfigurasi pada “Bock Parameter DC“ menjadi seperti berikut
7
12. Rubahlah simulation stop time menjadi 10.
13. Jalankan SIMULINK/Xcos diatas, sampai dengan keluar grafik. Simpan grafik
tersebut dengan nama “Grafik 1 DIAGRAM“
8
E. Hasil Praktikum
1. Simulasi
Percobaan 1 Modeling Kecepatan
Grafik 1
Grafik 1
Diagram
1 0,01 3,5
5 0,5 3,5
10 0,1 3,5
15 1,5 3,5
20 2 3,5
24 2,4 3,5
30 3 3,5
9
Percobaan 2 Modeling Posisi
Grafik 1
Grafik 1
Diagram
Grafik 1
10
Grafik 1
Diagram
2. Analisis
a) Percobaan 1 Modeling Kecepatan
11
10 1,95s 0,049s 3,876 - -
12
Grafik hubungan antara Tegangan Input (X) dan Konstanta waktu 𝜏 (Y)
1 0,44
5 2,2
10 4,4
15 6.59
20 8,79
24 10,6
30 13,2
13
c) Percobaan 3 Modeling Torsi
Grafik 1 - 0,346 - 10 -
14
Grafik hubungan antara Tegangan Input (X) dan Torsi (Y)
Grafik hubungan antara Tegangan Input (X) dan Konstanta waktu 𝜏 (Y)
F. Kesimpulan
Bedasarkan data hasil percobaan praktikum kali ini kami dapat menyimpulkan
bahwa hubungan antara besar tegangan dan nilai kecepatan sudut/rotor pemodelan
kecepatan pada motor DC PM adalah berbanding lurus sehingga semakin besar nilai
15
tegangan maka nilai putaran kecepatan rotor juga semakin cepat. Selain itu, dengan
menjalankan/mensimulasikan model dinamis matematis dari motor DC, spesifikasi
motor DC dan bentuk karakteristik dapat diperoleh. Kami juga dapat mengetahui
hubungan antara besar tegangan dan nilai torsi pemodelan torsi pada motor DC PM
adalah berbanding lurus sehingga semakin besar nilai tegangan maka nilai torsi juga
semakin besar.
16