Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: arwanjer.semit@gmail.com, jos@elect-eng.its.ac.id
Abstrak-Motor induksi 3 fasa mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan dengan motor DC. Kelebihan dari
motor induksi tiga fasa adalah konstruksinya sederhana,
harganya murah dan murah dalam pemeliharaan. Karena
keunggulan-keunggulan itu motor induksi lebih banyak
digunakan terutama untuk aplikasi yang memerlukan kecepatan
konstan. Namun pengaturan kecepatann motor induksi jauh
lebih sulit dibandingkan motor arus searah. Untuk mengatur
kecepatan motor induksi pada kecepatan tetap diperlukan
pengaturan terhadap frekuensi atau torsi, padahal tidak ada
hubungan yang linear antara arus motor dengan torsi yang
dihasilkan.
Permasalahan utama dari bahasan ini adalah menjaga agar
kecepatan putar motor tetap konstan walaupun terjadi
perubahan pada beban. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
digunakan tektnik kontrol optimal yaitu metode Linear
Quadratic regulator (LQR). Pada Tugas Akhir ini hasil desain
akan diimplementasikan pada motor induksi 3 fasa yang diberi
beban berupa rem elektromagnetik.
Hasil dari implementasi kontroler LQR yang dirancang
dapat mempertahankan kecepatan mendekati nilai set point
dengan error kurang dari 1%.
I. PENDAHULUAN
LQR
Kontroller
Op Amp
I
n
v
e
r
t
e
r
HMI
High Speed
Counter
(QD62)
PLC Mitsubishi
Auto Trafo
Rotary
Encoder
Beban
Elektromagnetik
Motor Induksi
3 Fasa
2
HMI digunakan untuk menghubungkan atau komunikasi
antara operator dengan plant dan memonitoring kondisi plant
seperti kecepatan. Kontroler LQR diprogram di dalam PLC
Mitsubishi Q-Series untuk memberikan sinyal kontrol yang
berupa tegangan 0-5 VDC. Namun, tegangan DC yang dapat
diproses oleh inverter harus berkisar antara 0-10 VDC dengan
range frekuensi yang dihasilkan oleh inverter adalah sebesar
0-50 Hz. Oleh karena itu diperlukan suatu rangkaian penguat
(Operational Amplifier) agar tegangan DC yang dikeluarkan
output PLC dapat diterima oleh inverter, yaitu dari 0-5VDC
menjadi 0-10VDC.
Tegangan 0-10VDC tersebut oleh inverter akan diubah
menjadi frekuensi sehingga dapat digunakan untuk memutar
motor induksi tiga fasa. Sensor rotary encoder berfungsi untuk
mendeteksi kecepatan (rpm) dengan cara mengkonversi
jumlah pulsa yang dihasilkan dalam setiap putaran motor.
Output sensor rotary encoder dapat langsung dibaca oleh
modul QD62 (High Speed Counter) yang terdapat pada PLC
Mitsubishi untuk diproses sebagai sebagai sinyal feedback.
B. Identifikasi Sistem
`Proses identifikasi dilakukan secara open loop dan statis
dengan memberikan sinyal uji step. Sinyal uji step diberikan
melalui PLC Mitsubishi dengan setpoint 1000 rpm serta pada
saat beban nominal.
Perhitungan dalam menentukan pendekatan model
matematika dengan metode Vitekov Orde 2 adalah sebagai
berikut:
1. Mencari nilai K dengan membagi Yss dengan Xss
Yss 1084
X ss 1000
1084
1,084
1000
Beban 2
(Beban Min)
40
3.
Beban 3
80
4.
Beban 4
(Beban Nom)
120
5.
Beban 5
160
6.
Beban 6
(Beban Max)
200
7.
Beban 7
240
1,065
2
2,975s 3,445s 1
(20)
1,0716sY (t )
0,2865Y (t ) 0,3106U (t )
dt
(21)
X1 Y X1 Y
(16)
0,2865 1,0716
0,3106
(17)
(23)
[1]
(19)
2.
[1]
3.
[1]
4.
[1]
5.
[1]
1,084
3,49s 2 3,74s 1
1,083
2,679s 2 3,28s 1
1,069
2
5,579s 4,72s 1
33
t 70 4.251 detik
GV 2
1,084
3,49s 2 3,74s 1
dimana
t 4,222 detik
1,097
2
1,59s 3,19s 1
1,092
5,57 s 2 4,72s 1
Y ( s)
1,084
U ( s ) 3,49 s 2 3,74 s 1
(15)
(14)
2. Dari grafik respon didapatkan waktu saat respon
mencapai 33% dari nilai Yss (t33= 2,18) dan 70% dari
nilai Yss (t70= 4,537).
3. Menentukan nilai V2 dan TdV2.
V2
2.
3
No.
Matriks R
6.
[1]
7.
[1]
8.
[1]
Mtriks Q
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Waktu (s)
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Waktu (s)
0,0119] dan
1.
[0,0036
0,0038]
[0,9225]
2.
[0,0093
0,0119]
[0,9226]
3.
[0,0269 0,0324]
[0,9230]
4.
[0,0054
0,0065]
[0,9279]
5.
[0,0527
0,0631]
[0,9752]
6.
[0,4380
0,5152]
[1,3605]
7.
[2,3717
2,6470]
[3,2941]
8.
[9,1200
9,6124]
[10,0425]
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Waktu (s)
0,0119] dan
4
3. Saat K=[0,0054 0,0065] dan L=[0,9279]
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Waktu (s)
Waktu (s)
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Waktu (s)
Waktu (s)
2,6470] dan
Set point
Beban 1
Beban 2
Beban 3
Beban 4
Beban 5
Waktu (s)
2,6470] dan
5. Saat K=[0,4380
0,5152] dan
Rata-rata %Error
5,52
5,97
3,63
6,26
5
Tabel 4 menunjukkan bahwa kecepatan putar motor
tanpa kontroler pada tiap beban jauh dari nilai referensi yang
diinginkan, baik pada saat beban nominal atau pun pada saat
beban minimal dan maksimal. Gambar 13 menunjukan
gambar respon kecepatan hasil implementasi.
1004 Rpm; 255 Detik
Beban Minimal
Beban Maksimal
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Waktu (s)
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
6
RIWAYAT HIDUP
Arwanjer
Semit,
lahir
di
Probolinggo pada tanggal 8 Juli 1990.
Setelah lulus dari SMA Negeri 4 Kota
Probolinggo pada tahun 2009, penulis
melanjutkan studinya di Jurusan D3
Teknik Elektro Komputer Kontrol,
Fakultas
Teknik
Industri,
Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Pada
tahun 2012 terdaftar sebagai mahasiswa
Lintas Jalur (LJ), Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Jurusan Teknik Elektro dengan
Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan. Penulis mengikuti
seminar dan ujian Tugas Akhir di Bidang Studi Teknik Sistem
Pengaturan, Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Elektro.
Penulis
dapat
dihubungi
di
Email:
arwanjer.semit@gmail.