BAB IV
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisis sistem yang telah dibuat.
Proses pengujian dilakukan per blok sistem dan kemudian dilakukan secara keseluruhan.
Pengujian per blok sistem yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kerja dari masing-
masing bagian yang membangun sistem penyaring bubur kedelai. Sedangkan pengujian secara
keseluruhan yaitu menguji secara keseluruhan cara kerja dari sistem penyaring bubur kedelai
yang telah dibuat dengan menggunakan metode kontrol PI. Hasil dari pengujian akan dianalisa
Pengujian alat dibagi menjadi 6, yaitu pengujian sensor arus, pengujian sensor kecepatan,
pengujian rangkaian PWM, pengujian rangkaian keypad, pengujian rangkaian LCD, dan
Pengujian keypad bertujuan untuk mengetahui bahwa keypad berfungsi sesuai dengan yang
direncanakan. Pengujiannya meliputi pengujian karet tombol keypad dan hasilnya ditampilkan
65
66
#include <Wire.h>
#include <LiquiDCrystal_I2C.h>
#include <Keypad.h>
#define BINTANG 42
#define PAGAR 35
#define TOMBOL_A 65
#define TOMBOL_B 66
#define TOMBOL_C 67
#define TOMBOL_D 68
const byte ROWS = 4; //four rows
const byte COLS = 4; //three columns
char keys[ROWS][COLS] = {
{1, 2, 3, 'A'},
{4, 5, 6, 'B'},
{7, 8, 9, 'C'},
{'*','0', '#','D'}
};
byte rowPins[ROWS] = {7, 6, 5, 4}; //row
byte colPins[COLS] = {3, 2, 1, 0}; //column
Keypad keypad = Keypad( makeKeymap(keys), rowPins, colPins, ROWS, COLS );
// Set the LCD address to 0x27 for a 16 chars and 2 line display
LiquiDCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);
long dtKey=0;
void setup(){
//Serial.begin(9600);
lcd.begin();
lcd.bACklight();
}
void loop(){
char key = keypad.getKey();
if (key){
if(key == BINTANG ){ // clear data = tekan *;
lcd.clear();
dtKey=0; key = 0;
lcd.print(dtKey);
}
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
68
8 8
9 9
10 0
11 A
12 B
13 C
14 D
15 *
69
16 #
Pengujian sensor arus ACS712 ini dilakukan untuk mengetahui arus yang ada pada plant dan
arus yang ada pada alat ukur. Pengujian dilakukan dengan membandingkan arus yang terbaca
pada clampmeter dengan hasil yang didapatkan dari pembacaan sensor ACS712 yang
ditampilkan pada LCD. Pada Tabel 4.2 menunjukkan perbandingan pembacaan sensor ACS712
dengan clampmeter.
Sensor
Arduino LCD
Arus
float arus0 ;
int aDC0;
int dataMin;
int dataMax;
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
pinMode(A0, INPUT_PULLUP);
dataMin = aDC0;
dataMax = aDC0;
}
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
for ( int i=0; i<1000; i++){
aDC0 = analogRead(A0);
if ( aDC0 > dataMax)dataMax = aDC0;
if ( aDC0 < dataMin)dataMin = aDC0;
delay(1);
}
vout0 = dataMax*(5.0/1023);
arus0 = fabs(vout0-1.55)/0.1;
Serial.print("Arus: ");
Serial.println(arus0);
dataMin = 0;
dataMax = 0;
arus0=0;
vout0 = 0
}
70
3. Membandingkan nilai yang tertampil pada LCD dengan nilai yang ditunjukkan
Hasil grafik dari perbandingan pembacaan sensor ACS 712 yang ditampilkan pada LCD
dengan pembacaan menggunakan alat ukur clampmeter ditunjukkan pada Gambar 4.3.
1.38
1.36
1.34
1.32
1.3
1.28
1.26
0 2 4 6 8 9 10 12
Dari data hasil pengujian yang dilakukan untuk membandingkan pembacaan sensor ACS712
dengan alat ukur Clamp meter pada tabel 4.2, menunjukkan nilai error maksimal yaitu 2,41%
dan nilai error minimalnya 0,7%. Nilai error pada pembacaan sensor ACS712 masih dapat
ditoleransi karena nilai toleransi error dari sensor arus sebesar 5%, sehingga nilai error yang
dihasilkan tidak terlalu mengganggu kinerja dari pembacaan sensor arus ACS712.
Perhitungan persentase nilai error yang didapatkan dari perbandingan pembacaan sensor
Untuk nilai error rata-rata yang dihasilkan juga dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (20).
sehingga dapat disimpulkan pengujian kalibrasi dari sensor ACS712 dengan menggunakan
Clamp meter dengan nilai arus yang ditampilkan pada LCD memiliki kinerja yang cukup
Pengujian sensor kecepatan dilakukan untuk mengetahui kecepatan putaran motor yang
data pembacaan sensor kecepatan akan digunakan untuk set point dan menentukan nilai Kp
dan Ki dalam sistem penyaring bubur kedelai. Sebelum melakukan pengujian sensor
kecepatan pada sistem, pertama dilakukan kalibrasi sensor kecepatan dengan motor AC tanpa
72
Sensor
Arduino LCD
Kecepatan
#include <LiquiDCrystal_I2C.h>
#include <Wire.h>
LiquiDCrystal_I2C lcd (0x27, 16, 2);
#define encoder_pin = 2 // The pin the encoder is connected
unsigned int rpm; // rpm reading
volatile byte pulses; //variabel tipe data
unsigned long timeold;
unsigned int hole = 2;
int kalibrasi;
int rpmku;
int pulsa;
const int pwm = 3;
void setup() {
Serial.begin (9600);
attAChInterrupt (0, counter, RISING);
lcd.init();
lcd.bACklight();
kalibrasi = 0;
pinMode(2, INPUT); }
void counter() {
pulses++;}
void loop() {
analogWrite(pwm,255);
if (millis () - timeold >= 1000){
detAChInterrupt (0);
rpm = ((60*1000 / hole) / (millis () - timeold) * pulses);
//rpmku = rpm / 4;
timeold = millis();
Serial.println (rpm);
pulses = 0;}
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print("RPM = ");
lcd.print (rpm);
// lcd.print (" ");
//delay(1000);
attAChInterrupt (0, pulses, RISING);
}
3. Membandingkan hasil yang ditampilkan LCD dengan tachometer digital merk sanfix
tipe DT 2234C.
2260
2250
2240
2230
2220
2210
2200
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Dari data hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 4.3, hasilnya menunjukkan nilai error
maksimal yaitu 1,6 % dan nilai error minimalnya 0,2 %. Nilai error pada pembacaan sensor
optocoupler dapat ditoleransi karena nilai toleransi error sebesar 5%, sehingga nilai error yang
didapatkan tidak terlalu mengganggu kinerja dari sistem pembacaan dari sensor kecepatan
optocoupler.
Perhitungan persentase nilai error yang didapatkan dari perbandingan pembacaan sensor
DataTachometer−OPTOCOUPLER
Error (%) = × 100% (21)
Data Tachometer
Untuk nilai error rata-rata yang dihasilkan juga dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (22).
Dari hasil pengujian sensor optocoupler, didapatkan nilai error rata-rata sebesar 0.76%, sehingga
dapat disimpulkan pengujian untuk kalibrasi dari sensor kecepatan optocoupler dengan
menggunakan tachometer yang ditampilkan pada LCD memiliki kinerja yang baik karena
Pengujian inverter Variable Speed Drive ini dilakukan untuk mengetahui perubahan
kecepatan motor jika nilai pwm nya diubah - ubah. Pengujian dilakukan dengan membandingkan
kecepatan yang terbaca pada tachometer dengan hasil yang didapatkan dari pembacaan sensor
kecepatan optocoupler yang ditampilkan pada LCD. Pada Tabel 4.4 dapat dilihat perbandingan
3. Membandingkan hasil yang ditampilkan LCD dengan tachometer digital merk sanfix
tipe DT 2234C.
sensor Tachometer
1 0 0 0 0
2 320 320,3 30 7,0
3 451 451,3 40 9,1
4 509 513,9 50 11,1
5 611 602,2 60 13,1
6 742 740,8 75 16,0
7 888 874 90 18,8
8 1048 1017 105 21,6
9 1135 1103 115 23,4
10 1165 1178 127 25,6
11 1237 1237 140 27,8
12 1412 1408 155 30,4
13 1506 1514 175 31,0
14 1601 1592 195 35,2
15 1634 1628 200 35,2
16 1636 1646 225 35,2
17 1649 1665 240 35,2
18 1689 1669 255 35,2
dari data Tabel 4.4, dapat dianalisa bahwa tegangan dari arduino dengan pwm 255 tidak
bisa mencapai frekuensi 50 Hz yang tertampil pada VSD. Hal ini dikarenakan tegangan
pada arduino drop yang disebabkan oleh noise dari VSD. Sehingga nilai kecepatan
maksimum hanya 1699. Pada nameplate motor, kecepatan putar motor adalah 2800 rpm,
tapi diturunkan dengan perbandingan pulley 4:3, sehingga dapat ditentukan dengan
persamaan (23).
RPMbaru=RPMmaks :1 , 3 (23)
RPMbaru=2800:1 , 3
Dan diperoleh kecepatan maksimal 2153 RPM. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
Pada pengujian kontrol, dilakukan 3 pengujian dengan set point yang berbeda. Set point
pertama dilakukan pada input RPM 700, 850, dan 1000 dan menghasilkan data pada tabel
berikut.
Hasil dari penyaringan dengan set point 700 dapat dilihat pada Gambar 4.8
850
12
1032
10
0
0 3 5 8 10 15 20 25 30
Hasil dari penyaringan dengan set point 850 dapat dilihat pada Gambar 4.10
79
1000
1200
1178
1000
800
600
400
349
200
0 16 24
0 5 10 15 20 25 30
Hasil dari penyaringan dengan set point 850 dapat dilihat pada Gambar 4.12
80
Dari semua respon dengan set point yang berbeda, menggunakan nilai Kp dan Ti
yang sama yaitu Kp = 0,108; Ti = 0,83 dan dengan beban yang sama yaitu 1 kilogram.
Untuk ampas dapat dilihat pada Gambar 4.8 menunjukkan bahwa pada ampas kering dan
Pada Gambar 4.10 menunjukkan ampasnya sedikit berair dan tekturnya sedikit
kasar hal. Hal ini karena putarannya cenderung sedikit naik turun. Pada Gambar 4.12
menunjukkan ampasnya masih basah, teksturnya kasar dan menggumpal. Hal ini karena
putarannya yang sangat berisolasi sehingga merusak kualitas ampasnya. Untuk nilai Kp
Sehingga di dapat nilai Kp = 0,108 dan Ti = 0,83. Untuk penentuan set point digunakan
grafik respon yang terbaik yaitu dengan set point 700 karena pada alat penyaring bubur
kedelai ini membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat, putaran yang stabil dan hasil