1.1. UMUM
230
231
* berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil
hantaran
Nilai koefisien distribusi kendaraan yang dipakai ialah C = 0.5 untuk masing-
masing kendaraan ringan maupun kendaraan berat.
3. Perhitungan Lalulintas
a. Lintas Ekivalen Permulaan ( LEP )
LEP = LHR x C x E
d. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.
e. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentese
90%.
234
Hasil Faktor Regional Dari Bina Marga dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Iklim I
0,5 1,0 - 1,5 1 1,5 - 2,0 1,5 2,0 - 2,5
< 900 mm/th
Iklim II
1,5 2,0 - 2,5 2 2,5 - 3,0 2,5 3,0 - 3,5
> 900 mm/th
Indeks Pemukaan ini menyatakan nilai dari pada kerataan / kehalusan serta
kekokohan permukaan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi
lalulintas yang lewat.
235
Dalam menentukan indeks permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas
ekivalen rencana (LER) menurut daftar dibawah ini.
IndeksPermukaanAkhirRencana (IP)
LER KlasifikasiJalan
Nilai indeks permukaan akhir rencana yang dipakai ialah IPt = 2,5.
Hasil Indeks Permukaan Awal Rencana (IPo) dapat dilihat pada Tabel 3.5
Nilai indeks permukaan awal rencana yang dipakai ialah IPo = 3.9 – 3.5.
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
-
0,3 - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam
0,25 - - - - - Lapen ( mekanis )
0,2 - - - - - Lapen ( manual )
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - Lastonatas
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - Lapen ( mekanis )
- 0,19 - - - - Lapen ( manual )
Stab tanahdengan
- 0,15 - - 22 - semen
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - - 22 - Stab dengankapur
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batupecah ( kls A )
- 0,13 - - - 80 Batupecah ( kls B )
- 0,12 - - - 60 Batupecah ( kls C )
- - 0,13 - - 70 Sirtu / pitrun ( kl A )
- - 0,12 - - 50 Sirtu / pitrun ( kls B )
- - 0,11 - - 30 Sirtu / pitrun ( kls C )
Tanah /
- - 0,1 - - 20 lempungkepasiran
Nilai koefisien kekuatan relatif yang dipakai untuk masing-masing lapis ialah a1
(surface course) = 0.4, a2 (base course) = 0.14, dan a3 (subbase course) = 0.12.
Hasil Indeks Tebal Perkerasan Untuk Lapis Permukaan dapat dilihat pada
Tabel 3.7
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm )
Nilai tebal minimum yang dipakai untuk lapis permukaan (surface course)
ialah 5 cm.
239
b. Lapis Pondasi
Hasil Indeks Tebal Perkerasan (ITP) Untuk Lapis Pondasi dapat dilihat pada
Tabel 3.8
Tebal
ITP Bahan
Minimum
Nilai tebal minimum yang dipakai untuk lapis pondasi (base course) ialah
20 cm.
c. Lapis Pondasi Bawah
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah
10 cm.
241
Adapun dari data lalu lintas survey koridor tahun 2016 di sekitar lokasi
jalan baru dapat ditentukan angka koefisien distribusi sekaligus angka
ekivalennya pada tabel di bawah ini.
1 2 0.5 1 1 - - - 0.00045
1 1
2 2 0.5 - - - 0.00045
S1,RT S1,RT
3.06 5.94
3 9 0.5 - - - 0.04392
S1,RT S1,RG
3.06 5.94
4 9 0.5 - - - 0.04392
S1,RT S1,RG
3.06 5.94
5A 9 0.5 - - - 0.04392
S1,RT S1,RG
3.06 5.94
5B 9 0.5 - - - 0.04392
S1,RT S1,RG
6.188 12.012
6A 18.2 0.5 - - - 0.73454
S1,RT S1,RG
6.25 18.75
6B 25 0.5 - - - 2.74157
S1,RT S1,RG
8 - - - - - - - -
Setelah mendapat nilai EMP dari Tabel 3.9. diatas, maka selanjutnya dapat
diperoleh nilai LEP = LHR x C x E. Contoh perhitungan LEP untuk satu jenis
kendaraan adalah sebagai berikut.
Diketahui :
Kend
Tidak 0 0 0 0,5 0 0
Bermotor
∑ 1453,964376
∑LEP = 774,5646779
∑LEA = 1453,964376
LET = (774,5646779 + 1453,964376)/2
LET = 1114,264527 ESAL/hari
Gambar 3.1.Grafik Hubungan Antara CBR dan Presentase CBR Pada Nilai
Presentase 90%
1.2.3. Perhitungan Lapis Perkerasan Baru (Trase 2)
1. Menentukan Nilai Daya Dukung Tanah Dasar
a. Dari Tabel 3.6. diperoleh →Koefisien Kekuatan Relatif a2 =0,14
CBR = 100 %
DDT1 = 4,3 Log CBR +1,7
= 4,3 Log (100) + 1,7
= 10,3
247
= 40,499 %
Dari Tabel 3.3.diperoleh nilai Faktor Regional (FR) = 1.5-2, maka FR pakai
=2
3. Pemilihan Nomogram
Berdasarkan Tabel 3.5. dengan jenis permukaan Laston (roughneess>
1000), maka IPO= 3,9-3,5 sehingga didapat Nomogram 2.
249
ITP 1 = a1 x D1
5.7 = 0.4 x D1
D1 = 14,25 cm → D1= 15 cm
ITP 2 = a1 x D1 + a2 x D2
6.4 = 0.4 x 15 + 0.14 x D2
D2 = 2.857 cm → D2= 20 cm
ITP 3 = a1 x D1 + a2 x D2 + a3 x D3
12 = 0.4 x 15 + 0.14 x 20 + 0.12 x D3
D3 = 26.667 cm → D3 = 30 cm
Sehingga gambar struktur tebal perkerasan trase 2 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
253
0,15
0,20
0,65
0,30