Anda di halaman 1dari 36

Perencanaan Tebal

Perkerasan
METODE ANALISA KOMPONEN
Nomogram 2
METODE ANALISA KOMPONEN
 Rumus umum:
Log Wt18 = 9.36 log (ITP+1)-0.20+Gt/(0.40+(1094/(ITP+1)5.19))
+log FR + 0.372(DDT-3)
Dimana:
Wt18 = beban lalin selama UR atas dasar beban 18 kips yang
diperhitungkan terhadap faktor regional
Gt = log (IPo-IPt)/(IPo-1.5)
DDT = daya dukung tanah dasar yang merupakan korelasi dari

CBR
FR = faktor regional (0.5-4)
 Bersumber pada AASHTO ’72
Daya Dukung
Tanah Dasar
 Punya korelasi dengan CBRsubgrade
 Gunakan Grafik
 CBR  skala log
DDT  skala linear

Rumus empiris dari Bina Marga:


DDT = 4,30 log (CBR) + 1,70
Faktor Regional
 Menurut AASHTO merupakan faktor pengaruh dari: drainase, muka
air tanah, kelandaian jalan
 Menurut Bina Marga merupakan faktor pengaruh dari curah hujan

Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III


(< 6 %) (6 – 10 %) (> 10 %)
Curah Hujan
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
 30 % > 30 %  30 % > 30 %  30 % > 30 %
Iklim I
0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
< 900 mm/th
Iklim II
1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
> 900 mm/th
Faktor Regional
 Catatan:
Pada bagian-bagian jalan tertentu, seperti persimpangan,
pemberhentian atau tikungan tajam (R=30m) FR ditambah dengan
0.5.
Pada daerah rawa FR ditambah 1.0.
Indeks Permukaan (IP)
 Merupakan nilai kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan
yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat
 Terdapat IPo dan IPt
 IPo = indeks permukaan pada awal usia rencana (lihat Tabel)
Tergantung jenis lapis permukaan yang direncanakan atau nilai
roughness.
 IPt = indeks permukaan pada akhir umur rencana (lihat Tabel)
Tergantung lintas ekivalen rencana dan klasifikasi jalan.
Indeks Permukaan Awal (IPo)
Roughness
Jenis Lapis
 Contoh: Bila jalan Perkerasan
IPo
(mm/km)
direncanakan untuk
4  1000
perkerasan aspal beton LASTON
3,9 – 3,5 > 1000
maka IPo > 4
3,9 – 3,5  2000
LASBUTAG
3,4 – 3,0 > 2000
3,9 – 3,5  2000
HRA
3,4 – 3,0 > 2000
BURDA 3,9 – 3,5 < 2000
BURTU 3,4 – 3,0 < 2000
3,4 – 3,0  3000
LAPEN
2,9 – 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 – 2,5 –
BURAS 2,9 – 2,5 –
LATASIR 2,9 – 2,5 –
JALAN TANAH  2,4 –
JALAN KERIKIL  2,4 –
Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Lintas Ekivalen Rencana *) Klasifikasi Jalan

(LER) Lokal Kolektor Arteri Tol

< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 –


10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 –
100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 –
> 1000 – 2,0 – 2,5 2,5 2,5

 Pada proyek-proyek penunjang jalan, jalan murah atau jalan darurat maka IP
dapat diambil 1,0.
 LER merupakan ekivalen dari beban sumbu standar 8.16 ton
Indeks Permukaan Akhir (IPt)

 IPt = 1.0  jalan rusak berat


 IPt = 1.5  jalan dengan tingkat pelayanan rendah
(jalan tidak terputus)
 IPt = 2.0  jalan dengan tingkat pelayanan rendah bagi jalan
yang masih mantap
 IPt = 2.5  jalan dengan kondisi permukaan masih cukup
baik
Contoh: Jalan tol IPt = 2.5 artinya pada perencanaan jalan tol
diharapkan pada akhir umur rencana kondisi jalan masih cukup
baik. Jalan tol tidak boleh IPt < 2.5, karena jalan ini merupakan
jalan bebas hambatan.
Indeks Permukaan Akhir (IPt)

 Penentuan nilai IPo dan IPt ini untuk menentukan Nomogram untuk
menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
 ITP akan dijelaskan lebih lanjut !!!
Lintas Ekivalen Rencana (LER)

 LER = LET x FP
 FP = UR / 10
Contoh: umur rencana (UR) = 20 th  FP = 20 / 10 = 2
 LET = 0.5 (LEP + LEA)
 LEP = Σ LHR (1+i)n . C . E
 LEA = Σ LHR (1+i)UR . C . E
Lintas Ekivalen Rencana (LER)

 Contoh: bila volume kendaraan sbb.


 Angka pertumbuhan = i = 6 %
 Umur Rencana = UR = 20 th
 Type jalan = 6 / 2 UD
 Hitung LER20th !!!
Lintas Ekivalen Rencana (LER)
1. Hitung angka ekivalen masing-masing kendaraan:

Etunggal = Etandem =
 
 
Lintas Ekivalen Rencana (LER)

2. Tentukan koef. C:

3. Hitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) : LEP = Σ LHR . E . C


Lintas Ekivalen Rencana (LER)

4. Hitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir) : LEA = Σ LHR (1+i)UR . C . E

LEA = LEP (1+0.06)20 = 60.065 (1.06)20 = 192.637

5. Hitung LET (Lintas Ekivalen Tengah) : LET = 0.5 (LEP + LEA)

LET = 0.5 (60.065 + 192.637) = 126.351

6. Hitung LER (Lintas Ekivalen Rencana) : LER = LET x FP

LER = 126.351 x 20/10 = 252.702


Contoh Penggunaan Nomogram
Setelah direncanakan IPo dan diketahui LER maka dapat diketahui IPt,
kemudian juga diketahui DDT dan FR, maka tahap selanjutnya adalah
memilih NOMOGRAM yang sesuai dengan IPo dan IPt.
Nomogram u/ metode MAK ada 9 buah
Contoh penggunaan:
Bila diketahui jalan arteri dengan LER = 252.702 maka IPt = 2 – 2.5 diambil
IPt = 2.5
Lintas Ekivalen Rencana
Klasifikasi Jalan
*)
(LER) Lokal Kolektor Arteri Tol
< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 –
10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 –
100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 –
> 1000 – 2,0 – 2,5 2,5 2,5
Indeks Permukaan Awal (IPo)
Roughness
Bila jalan direncanakan Jenis Lapis
IPo
Perkerasan (mm/km)
dengan LASTON IPo = 4
4  1000
LASTON
3,9 – 3,5 > 1000
3,9 – 3,5  2000
LASBUTAG
3,4 – 3,0 > 2000
3,9 – 3,5  2000
HRA
3,4 – 3,0 > 2000
BURDA 3,9 – 3,5 < 2000
BURTU 3,4 – 3,0 < 2000
3,4 – 3,0  3000
LAPEN
2,9 – 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 – 2,5 –
BURAS 2,9 – 2,5 –
LATASIR 2,9 – 2,5 –
JALAN TANAH  2,4 –
Faktor Regional (FR)
Diketahui:
Curah hujan = 500 mm/th
Kelandaian jalan rata-rata = 4 %
Jumlah kendaraan berat = 29 % dari total LHR
Maka FR = 0.5

Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III

(< 6 %) (6 – 10 %) (> 10 %)
Curah Hujan
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

 30 % > 30 %  30 % > 30 %  30 % > 30 %

Iklim I
0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
< 900 mm/th

Iklim II
1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
> 900 mm/th
Daya Dukung Tanah
Diketahui:
CBR segmen rata2 = 2.9

CBR = 2.9
DDT = 3.8

CBR = 2.9
Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
IPo = 4
IPt = 2.5
DDT = 3.8
LER = 252.7
FR = 0.5

ITP = 9.4
Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
D1
a1, a2, a3 = kekuatan relatif (lihat Tabel) SURFACE

D1, D2, D3 = tebal lapis perkerasan (lihat BASE COURSE D2


Tabel)
Berdasarkan hasil dari Nomogram 1 SUBBASE COURSE D3
ITP = 9.4
SUBGRADE
Bila direncanakan:
Surface: laston
a1=0.4
Base course: laston atas
a2= 0.28
Sub base: batu pecah kelas A
a3 = 0.13
a1, a2, a3
Tebal
Minimum
Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
D1
9.4 = 0.4 x 7.5 + 0.28 x 10 + 0.13 x D3 SURFACE

D3 = (9.4 – 3 – 2.8 ) / 0.13 = 27.7 BASE COURSE D2


Dipakai D3 = 30 cm
Jadi tebal perkerasan: SUBBASE COURSE D3
D1 = 7.5 cm
SUBGRADE
D2 = 10 cm CBR 2.9%
D3 = 30 cm DISCLAIMER : Itu hanya contoh yang
Total = 47.5 cm salah, seharusnya :
D1 dihitung lebih dahulu dengan rumus ITP
(base) = a1. D1 dimana D1>minimum
Kemudian D2 dihitung dengan rumus
ITP(subbase) = a1.D1+a2.D2 dimana D1
dimasukkan dari perhitungan sebelumnya
dan D2>minimum
Kemudian baru dihitung D3 > minimum
Nomogram 2
Nomogram 3
Nomogram 4
Nomogram 5
Nomogram 6
Nomogram 7
Nomogram 8
Nomogram 9

Anda mungkin juga menyukai