Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT

CONDITION INDEX (PCI)


(Studi Kasus: Jalan Pundung – Jalan Bonthit, Gamping, Sleman)
Fikriansyah Aris Gesit Maulana

Program Studi Sarjana Terapan Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur


Sipil, Universitas Gadjah Mada, Jl. Yacaranda Sekip Unit IV Daerah Istimewa Yogyakarta
E-mail: fikriansyh.15@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK

Analisis Kerusakan Jalan Dengan Metode Pavement Condition Index (PCI) pada ruas
Jalan Pundung – Jalan Bonthit, Gamping, Sleman, menilai kondisi perkerasan jalan berdasarkan
jenis, tingkat dan kadar kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha
pemeliharaan perkerasan jalan. Pada ruas ini terdapat berbagai macam variasi kerusakan yaitu
retak kulit buaya, retak kotak-kotak, retak pinggir, retak memanjang/melintang, tambalan,
lubang. Berdasarkan penelitian, tingkat kerusakan perkerasan lentur yang dinyatakan dengan
nilai PCI didapat 40%. Hasil penelitian menunjukkan untuk ruas jalan yang diteliti secara
keseluruhan dapat dikategorikan very poor atau sangat jelek.

Kata kunci: identifikasi, Pavement Condition Index, tingkat kerusakan

ABSTRACT

Analysis of Road Damage Using the Pavement Condition Index (PCI) Method on Jalan
Pundung - Jalan Bonthit, Gamping, Sleman, assesses the condition of the pavement based on
the type, level and degree of damage that occurs, and can be used as a reference in efforts to
maintain pavement. In this segment there are various variations of damage, namely alligator
cracking. block cracking, edge cracking, longitudinal/transversal cracking, patching and utility
cut patching, potholes. Based on research, the level of damage to flexible pavement expressed
by the PCI value is 40%. The results of the study show that the roads studied as a whole can be
categorized as very poor or very bad.

Keywords: identification, Pavement Condition Index, level of damage


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, seta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, dan jalan kabel (UU RI No 38 Tahun 2004). Kualitas
dan kuantitas jalan yang baik sangat dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat untuk melakukan berbagai jenis kegiatan perekonomian baik itu aksesibilitas
maupun perpindahan barang dan jasa. Kerusakan pada jalan akan menimbulkan banyak
kerugian yang dapat dirasakan oleh pengguna secara langsung, karena sudah pasti akan
menghambat laju dan kenyamanan pengguna jalan serta banyak menimbulkan korban akibat
dari kerusakan jalan yang tidak segera ditangani. Untuk keamanan dan kenyamanan bagi
pengemudi, jalan harus didukung oleh perkerasan yang baik.Perkerasan jalan itu sendiri
merupakan campuran agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk menerima beban lalu lintas,
yang mana perkerasan jalan dibagi menjadi dua kategori yaitu perkerasan lentur (flexible
pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement).

Tinjauan Pustaka
Perkerasan Jalan Raya
Perkerasan jalan adalah bagian konstruksi jalan yang terdiri dari beberapa susunan atau
lapisan, terletak pada suatu landasan atau tanah dasar yang diperuntukkan bagi jalur lalu lintas
dan harus cukup kuat untuk memenuhi dua syarat utama sebagai berikut:

1. Syarat berlalu lintas seperti permukaan jalan tidak bergelombang, tidak melendut, tidak
berlubang, cukup kaku, dan tidak mengkilap. Selain itu jalan harus dapat menahan gaya
gesekan atau keausan terhadap roda-roda kendaraan
2. Syarat kekuatan/struktural yang secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat
untuk memikul dan menyebarkan beban lalu lintas yang melintas diatasnya. Selain itu harus
kedap air, permukaan mudah mengalirkan air serta mempunyai ketebalan cukup.

Silvia sukirman (1999) menyatakan bahwa berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi jalan
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) adalah lapis perkerasan yang


menggunakan aspal sebagai bahan ikat antar material.
Gambar 1 Perkerasan lentur

2. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) adalah lapis perkerasan yang menggunakan
semen sebagai bahan ikat antar materialnya.

Gambar 2 Perkerasan Kaku

3. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement) adalah lapis perkerasan yang berupa
kombinasi antara perkerasan lentur dengan perkerasan kaku.

Gambar 3 Perkerasan Komposit

Jenis Kerusakan Perkerasan


Menurut Shahin (1994), ada beberapa tipe jenis kerusakan pada perkerasan jalan antara
lain retak kulit buaya (alligator cracking), kegemukan (bleeding), retak blok (block cracking),
benjol dan turun (bums and sags), bergelombang (corrugation), amblas (depression), retak
pinggir (edge cracking), retak rekflektif sambungan (joint reflection), jalur/bahu turun
(lane/shoulder drop off), retak memanjang dan melintang (longitudinal and transverse
cracking), tambalan dan tambalan galian utilitas (patching and utility cut patching), agregat
licin (polished aggregate), lubang (potholes), persilangan jalan rel (railroad crossings), alur
(rutting), sungkur (shoving), retak selip (slippage cracking), mengembang (swell), pelapukan
dan butiran lepas (weathering and raveling).

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu menidentifikasi jenis atau tipe kerusakan perkerasan lentur,
identifikasi tingkat kerusakan dengan menggunakan metode PCI (Pavement Condition Index)
pada ruas Jalan Pundung – Jalan Bonthit, Gamping, Sleman.

METODE PENELITIAN
Pavement Condotion Index (PCI) adalah salah satu sistem penilaian kondisi perkerasan
jalan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan yang terjadi dan dapat digunakan sebagai acuan
dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement Condition Index (PCI) memiliki rentang 0 (nol)
sampai dengan 100 (seratus) dengan kriteria sempurna (excellent), sangat baik (very good),
baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor), dan gagal (failed) (Shahin,
1994). Penilaian kondisi perkerasan diperlukan untuk mengetahui nilai pavement condition
index (PCI). Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data untuk menentukan nilai
PCI adalah:

1. Menghitung density yang merupakan persentase luasan kerusakan terhadap luasan unit
penelitian,
2. Menghitung nilai pengurangan (deduct value) untuk masing-masing unit penelitian,
3. menghitung nilai total pengurangan (total deduct value / TDV) untuk masing-masing unit
penelitian,
4. Menghitung nilai koreksi nilai pengurangan (corrected deduct value / CDV) untuk masing-
masing unit penelitian,
5. Menghitung nilai pavement condition index (PCI) untuk masing-masing unit penelitian,
6. Menghitung nilai rata-rata PCI dari semua unit penelitian pada suatu jalan yang diteliti
untuk mendapatkan nilai PCI dari jalan tersebut,
7. Menentukan kondisi perkerasan jalan dengan menggunakan nilai PCI.

Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat survei berada di Jalan Pundung – Jalan Bonthit,
Gamping, Sleman dengan panjang ruas jalan sejauh 1,790 meter atau dibulatkan menjadi 1800
meter dengan lebar jalan sekitar 4 meter.
Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian
Bagan Alir Penelitian

Gambar 5 Bagan Alir Penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menentukan PCI dari bagian perkerasan tertentu, maka bagian tersebut dibagi-bagi ke
dalam unit-unit inspeksi yang disebut sampel unit. Berikut merupakan perhitungan jumlah
sample unit:

1. Mengukur Panjang Ruas Jalan


Berdasarkan pengukuran melalui survey ditempat diperoleh panjang ruas jalan kurang lebih
= 1,791 meter kemudian dibulatkan menjadi 1800 meter
2. Membagi panjang ruas jalan sesuai ukuran sample unit
Pada survei Pavement Condition Index ini menggunakan ukuran Sample Unit (per 100 m).

Gambar 6 Sampel Unit Survei

3. Menentukan jumlah sample unit disurvei berdasarkan grafik

Gambar 7 Penentuan Jumlah Sampel Unit


Dari grafik diatas diperoleh jumlah sample unit yang harus disurvei adalah 9 SU (n), Intervalnya
= 𝑁/𝑛 = 18/9 = 2. Saat melakukan observasi di lokasi dan telah menentukan batas-batas per 100
meternya dilokasi. Ada sedikit perubahan sample unit disurvei, dikarenakan sample unit 14 dan
18 memiliki kondisi yang lebih buruk dibandingkan sample unit 13 dan 17.

Gambar 8 Sampel Unit di Survei


Sebagai contoh digunakan data pada segmen 3 STA (0+200 s/d 0+300). Adapun langkah
perhitungannya adalah sebagai berikut

1. Menghitung Density
Perhitungan density dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛
Density = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖

a. Kerusakan Tipe 7 (Edge Cracking)


- Kerusakan Low
0,090
Density = 400

= 0,023 %
b. Kerusakan Tipe 13 (Pothole)
- Kerusakan Low
0,380
Density = 400

= 0,095 %
- Kerusakan Medium
0,090
Density = 400

= 0,023 %
2. Menentukan Deduct Value
Nilai Deduct Value dapat ditentukan dari grafik yang ada pada ASTM-D-6433.
a. Kerusakan Tipe 7 (Edge Cracking)

Gambar 9 Nilai Deduct Value


Kerusakan Tipe 7 Semen 3
b. Kerusakan Tipe 13 (Pothole)

Gambar 10 Nilai Deduct Value Kerusakan Tipe 13


Segmen 3

3. Menentukan Corrected Deduct Value (CDV)


Jika terdapat lebih dari satu jenis kerusakan dengan kualitas kerusakan juga lebih dari
satu, maka untuk mencari nilai q =1 dilakukan dengan iterasi. Sebelum dilakukan iterasi,
terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap nilai deduct value dengan persamaan
berikut:
9
Mi = 1 + 98 x (100 – HDVi)

Dengan,
Mi = Nilai koreksi Deduct Value
HDVi = Nilai terbesar Deduct Value dalam satu sampel unit
Maka,
9
Mi = 1 + 98 x (100 – 72)

Karena nilai Mi lebih kecil dari semua nilai deduct value, maka nilai deduct value
dikurangi dengan nilai Mi. Sehingga diperoleh nilai Corrected Deduct Value sampel
unit 3 sebagai berikut :

Tabel 1 Nilai Corrected Deduct Value Segmen 3


Nilai CDV diatas diperoleh dari grafik berikut:

Gambar 11 Grafik Nilai Corrected Deduct Value


Segmen 3

Nilai CDV yang digunakan ialah nilai CDV terbesar yaitu 70,4

4. Menghitung Nilai PCI


Nilai PCI dapat dihitung dengan persamaan berikut:
PCI = 100 – CDV
= 100 – 70,4
PCI = 29,6
Nilai PCI yang diperoleh ialah sebesar 29,6 sesuai dengan skala rating metode PCI nilai
tersebut masuk dalam kondisi jalan Very Poor atau sangat jelek.

Gambar 12 Rating PCI Segmen 3


Langkah perhitungan yang sama dilakukan untuk unit observasi lainnya, Berikut
merupakan hasil rekapitulasi kondisi perkerasan setiap segmen pada ruas Jalan Pundung
– Jalan Bonthit:

Tabel 2 Rekapitulasi Nilai PCI

Segmen STA Nilai Rating


PCI
1 0,000 s.d 0+100 20 Serious
3 0+200 s.d 0+300 29,6 Very Poor
5 0+400 s.d 0+500 89 Good
7 0+600 s.d 0+700 75 Satisfactory
9 0+800 s.d 0+900 31 Very Poor
11 1+000 s.d 1+100 72 Satisfactory
14 1+300 s.d 1+400 2,6 Failed
15 1+400 s.d 1+500 12 Serious
18 1+700 s.d 1+800 29 Very Poor
Rata-rata 40 Very Poor

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai rata – rata PCI untuk ke sembilan unit sampel
adalah:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝐶𝐼
PCI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 𝐽𝑎𝑙𝑎𝑛
360,2
= 9

PCI = 40
Dengan demikian, ruas ruas Jl. Pundung - Jl. Bonthit, Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta secara keseluruhan dapat dikategorikan very poor atau sangat
jelek. Meskipun secara keseluruhan ruas jalan tersebut dikategorikan very poor, terdapat
beberapa sampel unit yang mendapatkan rating di bawah kategori tersebut, yaitu 2
sampel unit dengan kategori serious dan 1 sampel unit dengan kategori failed.
KESIMPULAN
Dari Survei PCI yang telah dilaksanakann dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis Kerusakan yang dapat ditemukan pada ruas Jalan Pundung – Jalan Bonthit, Gamping,
Sleman sepanjang 1800 meter dari Stasioning 0 +000,00 – 1 + 800 antara lain Retak Kulit
Buaya (Alligator Cracking). Retak Kotak-Kotak (Block Cracking), Retak Pinggir (Edge
Cracking), Retak Memanjang/Melintang (Longitudinal/Transversal Cracking), Tambalan
(Patching and Utility Cut Patching), Lubang (Pothole).
2. Dari hasil analisis data survei menggunakan metode PCI (Pavement Condition Index) pada
Jalan Pundung – Jalan Bonthit, Gamping, Sleman Stasioning 0 + 000,00 – 1 + 800
didapatkan rata-rata rating PCI sebesar 40 dengan kategori Very Poor atau Sangat Jelek.
Dan juga terdapat beberapa sampel unit yang mendapatkan rating di bawah kategori
tersebut, yaitu 2 sampel unit dengan kategori serious dan 1 sampel unit dengan kategori
failed.
3. Perbaikan dan pemeliharaan jalan pada Jalan Pundung - Jalan Bonthit harus segera
dilakukan agar keselamatan pengguna jalan tetap aman dan guna meminimalisir risiko
terjadinya kecelakaan akibat kerusakan jalan. Penanganan yang diberikan dapat berupa
penambalan pada jalan yang berlubang dan retak.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Gemo, Aleksander Suksestri. “EVALUASI KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE


PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) PADA RUAS JALAN KI HAJAR
DEWANTARA KOTA BORONG” 2 (2019): 8.
Prasetiawan, Jauhari, and Husnul Khotimah. “ANALISA KERUSAKAN JALAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI),” n.d., 8.
Shahin, M.Y. 1996, Pavement for Airports, Roads, Parking Lots, Chapman and Hall, Dept.
BC., New York

Sukirman. S, 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung

Anda mungkin juga menyukai