Anda di halaman 1dari 12

AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015

PENGARUH GUNA LAHAN DAN POLA PERGERAKAN


TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN DI SEKITAR
BANDARA SOEKARNO HATTA

LAND USE AND MOVEMENT PATTERNS INFLUENCE AGAINST


ROAD SERVICE LEVEL AROUND SOEKARNO HATTA AIRPORT

Riska Damayanti *¹, Dedes Nur Gandarum *², Jimmy S. Juwana *³


*¹ AlumnusProgram Studi Magister Arsitektur, Universitas Trisakti –
kertaskalkir@yahoo.com
*² Guru Besar Jurusan Arsitektur – FTSP, Universitas Trisakti
*³ Dosen Jurusan Arsitektur – FTSP, Universitas Trisakti

ABSTRAK

Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu masalah yang dihadapi pada akses pencapaian
sekitar Bandara Soekarno Hatta. Fenomena hambatan samping pada akses non-Toll sekitar
Bandara Soekarno Hatta perlu diidentifikasi guna memperoleh gambaran aktual pengaruhnya
pada kemacetan, atau menurunnya kinerja jalan. Perpaduan dan kombinasi dari faktor-faktor
guna lahan dan kinerja jalan akibat pola pergerakan yang terjadi merupakan potensi penyebab
kemacetan pada ruas jalan di sekitar Bandara. Dengan latar belakang kondisi faktual tersebut
maka perlu dilakukan studi yang mengkaji kinerja jalan, khususnya yang disebabkan oleh
hambatan samping (pergerakan) sebagai pengaruh dari penggunaan lahan disekitarnya. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pola penggunaan lahan terhadap pola
pergerakan pada kawasan sekitar Bandara Soekarno Hatta

Kata kunci : guna lahan, pola pergerakan, tingkat pelayanan jalan

ABSTRACT

Traffic congestion is one of the problems in the access route around the Soekarno Hatta
Airport. The phenomenon of the side barriers on non-Toll access around Soekarno Hatta
Airport needs to be identified in order to obtain the actual picture of the effects of congestion,
or reduced performance of the road. Mixture and combination of land use factors and road
performance due to movement patterns that occur is the potential congestion causes on the
roads around the airport. With this factual background, it is necessary to conduct a study that
examines the performance of the road, especially those caused by the side barriers (movement)
as the influence of the surrounding land use. The purpose of this study was to analyze the
influence of land use patterns on the movement pattern in the area surrounding Soekarno
Hatta Airport.

Keywords: land use, movement patterns, level of service

A. PENDAHULUAN melalui jalan kolektor sebagai


penghubungnya. Tingginya penggunaan jalan
A.1. Latar Belakang Masalah berdampak menurunnya tingkat pelayanan
Pencapaian akses menuju Bandara Soekarno jalan pada kawasan sekitar Bandara sehingga
Hatta dari kota Tangerang, dapat ditempuh berdampak terhadap kemacetan. Kemacetan

1
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)

adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang Jayadinata (1992: 101) mengemukakan
lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi bahwa tata guna tanah perkotaan menunjukan
kapasitas rencana jalan tersebut yang pembagian dalam ruang dan peran kota.
mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan Penggunaan lahan dapat diartikan juga
tersebut mendekati 0 km/jam atau bahkan sebagai wujud atau bentuk usaha kegiatan,
menjadi 0 km/jam sehingga mengakibatkan pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu
terjadinya antrian (Cahyani, 2000). waktu (Jayadinata, 1992).

A.2. Perumusan Masalah B.2. Penggolongan Jenis Guna Lahan


Perumusan masalah yang coba di angkat Sandy M (1982), mengelompokkan
peneliti adalah adanya perbedaan tingkat penggunaan lahan perkotaan sebagai berikut:
pelayanan jalan sebagai akses langsung di 1. Lahan permukiman, meliputi perumahan
sekitar Bandara Soekarno Hatta termasuk pekarangan dan lapangan dan
olahraga
A.3. Pertanyaan Penelitian 2. Lahan Jasa, meliputi perkantoran
pemerintah, swasta sekolah, puskesmas,
Pertanyaan yang akan diajukan dalam
dan tempat ibadah.
penelitian adalah:
3. Lahan perusahaan, meliputi pasar, toko,
1. Bagaimana hubungan pola pergerakan
kios dan tempat hiburan.
dengan tingkat pelayanan jalan
4. Lahan Industri meliputi pabrik dan
2. Bagaimana tata guna lahan dan pola
percetakan.
pergerakan mempengaruhi tingkat
aksesibilitas di sekitar kawasan Bandara
B.3. Jaringan Prasarana Jalan

A.4. Tujuan Penelitian Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya,


manusia akan terpaksa melakukan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pergerakan (mobilisasi) dari tata guna lahan
mengetahui pengaruh dari fungsi lahan
yang satu ke tata guna lahan lainnya, seperti
terhadap pola pergerakan yang berhubungan
dari pemukiman (perumahan) ke pasar
langsung dengan tingkat pelayanan jalan di
(pertokoan). Agar mobilisasi manusia antar
kawasan sekitar Bandara Soekarno Hatta.
tata guna lahan ini terjamin kelancarannya,
dikembangkanlah sistem transportasi yang
A.5. Lingkup Penelitian
sesuai dengan jarak, kondisi geografis,dan
Lingkup penelitian secara spasial adalah
wilayah termaksud (Miro, 2005:15).
koridor akses non-Toll yang menghubungkan
Bandara dengan kawasan sekitar.
Jalan umum menurut fungsinya
dikelompokkan menjadi: (1)Jalan
B. KAJIAN PUSTAKA
arteri;(2)Jalan kolektor; (3)Jalan lokal dan;
(4) Jalan lingkungan.
B.1. Tata Guna Lahan
Selaras dengan perkembangan kota dan Apabila pola jalan sebagai indikator
aktivitas penduduknya maka lahan di kota morfologi kota, maka ada tiga sistem
terpetak-petaksesuai dengan peruntukannya.

2
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015

polajalan yang dikenal (yunus, 2000: 142), merepresentasikan kondisi operasional


yaitu: terbaik dan F kondisi terburuk (TRB, 2000)
1. Sistern pola jalan tidak teratur dalam (Khisty dan Lall, 2005).
2. Sistim pola jalan radial koilswitris
3. Sistem pola jalan bersudut siku/grid Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pelayanan berdasarkan Transportation
B.4. Pola Pergerakan Research Board (Khisty dan Lall, 2005)
Pergerakan terbentuk akibat adanya aktifitas adalah:
yang dilakukan bukan di tempat tinggalnya. 1. Kecepatan dan waktu tempuh
Artinya keterkaitan antar wilayah ruang 2. Kebebasan bermanuver
sangatlah berperan dalam menciptakan 3. Perhentian lalu lintas
perjalanan dan pola sebaran tata guna lahan 4. Kemudahan dan kenyamanan
sangat mempengaruhi pola perjalanan orang
(Tamin, 1997). Menurut Tamin (1997) terdapat dua definisi
tingkat pelayanan suatu ruas jalan, yaitu:
B.5. Hambatan Samping (Side Friction) 1. Tingkat Pelayanan (tergantung arus)
Hambatan samping adalah dampak terhadap 2. Tingkat Pelayanan (tergantung fasilitas)
kinerja lalu-lintas dari aktivitassamping
segmen jalan. Menurut MKJI (1997). B.7. Kinerja Jalan
Sedangkan untuk penentuan Kelas Hambatan Tingkat kinerja jalan adalah ukuran
Samping (SFC), dapat dilihat pada tabel kuantitatif yang menerangkan kondisi
berikut: operasional. Nilai kuantitatif dinyatakan
dalam kapasitas, derajat kejenuhan, derajat
Tabel1: Kelas Hambatan Samping untuk iringan, kecepatan rata–rata, waktu tempuh,
Jalan Perkotaan tundaan, dan rasio kendaraan berhenti.
Kelas Hambatan Ukuran kualitatif yang menerangkan kondisi
Kode
Samping operasional dalam arus lalu lintas dan
Sangat rendah VL persepsi pengemudi tentang kualitas
Rendah L
berkendaraan dinyatakan dengan tingkat
Sedang M
Tinggi H pelayanan jalan (MKJI 1997).Karakteristik
Sangat tinggi MH tingkatan LOS dibagi menjadi sebagai
(MKJI,1997) berikut:

B.6. Tingkat Pelayanan Jalan Tabel2: Karakteristik Tingkatan LOS


Tingkat pelayanan (level of service, LOS) LOS KARAKTERISTIK
adalah suatu ukuran kualitatif yang A Arus lalu lintas bebas antara 1
menjelaskan kondisi-kondisi operasional di kendaraan dengan kendaraan lain,
volume lalu lintas rendah, kegiatan
dalam suatu aliran lalu lintas dan persepsi operasi tinggi dan sepenuhnya
dari pengemudi dan penumpang terhadap ditentukan oleh pengemudi, bebas
kondisi-kondisi tersebut. Setiap fasilitas bermanuver dan menentukan lajur
kendaraan
dapat dievaluasi berdasarkan enam tingkat
B Arus stabil, kecepatan sedikit/ mulai
pelayanan, A sampai F, dimana A

3
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)

dibatasi oleh kendaraan lain, tapi jalan (level of service) menunjukkan ukuran
secara umum masih memiliki kualitas suatu jalan (mempertimbangkan
kebebasan untuk menentukan
faktor kenyamanan dan geometrik jalan), dan
kecepatan, bermanuver dan lajur
kendaraan digunakan sebagai ukuran untuk membatasi
C Arus stabil, kecepatan serta volume lalu lintas suatu jalan (Tamin, 2000).
kebebasan bermanuver rendah dan
merubah lajur dibatasi oleh
kendaraan lain, tapi masih berada B.9. Kerangka Konsep
pada tingkat kecepatan yang Kerangka konsep penelitian ini seperti
memuaskan, biasa dipakai untuk
terlihat dalam diagram berikut :
jalan perkotaan
D Arus mendekati tidak stabil,
kecepatan menurun cepat akibat
volume yang berfluktuasi dan
hambatan sewaktu-waktu,
kebebasan bermanuver dan
kenyamanan rendah, biasa
ditoleransi tapi dalam waktu singkat Gambar 1. Kerangka Konsep
E Arus tidak stabil, kecepatan rendah
dan berubah-ubah, volume
mendekati atau sama dengan C. METODOLOGI PENELITIAN
kapasitas, terjadi hentian sewaktu-
waktu
C.1. Pendekatan yang Digunakan
F Arus dipaksakan (forced flow),
kecepatan rendah, volume lebih Metode yang di pilih untuk penelitian ini
besar dari kapasitas, lalu-lintas adalah metode penelitian visual yang bersifat
sering terhenti sehingga
kuantitatif. Metode visual mencoba
menimbulkan antrian kendaraan
yang panjang mengatasi metode deskripsi verbal tentang
(Tamin dan Nahdalina,1998) lingkungan. Dalam metode penelitian visual
penekanan diberikan terhadap karakteristik
B.8.Hubungan Guna Lahan, Pola visual lingkungan fisik, untuk memahami
Pergerakan dan Tingkat Pelayanan Jalan peran dan pengaruhnya dalam hubungan
Kebijakan tata ruang sangat erat kaitannya timbal balik manusia dengan lingkungan
dengan kebijakan transportasi. Bila akses (Sudrajat, 2003)
transportasi kesuatu ruang kegiatan
diperbaiki, ruang kegiatan tersebut menjadi C.2. Kebutuhan Data
lebih menarik, dan biasanya menjadi lebih Data Primer dalam penelitian didapat melalui
berkembang. Dengan perkembangan ruang survey primer , observasi, pengukuran dan
tersebut, meningkat pula kebutuhan akan dokumentasi pada guna lahan disekitar
transportasi. Peningkatan ini kemudian jaringan jalan sekitar Bandara Soekarno
menyebabkan kelebihan beban pada Hatta.
transportasi, yang harus ditanggulangi.Siklus
akan terulang kembali bila aksesibilitas Data sekunder adalah data yang diperoleh
diperbaiki. Waktu tempuh yang pendek dan dikumpulkan dari instansi atau institusi
maka dapat dikatakan tempat itu memiliki terkait yang validitasnya dapat dipertanggung
aksesibilitas yang tinggi. Tingkat pelayanan

4
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015

jawabkan dan sumber data tambahan yang C.5. Teknik Analisis Data
berasal dari buku, majalah, jurnal dan arsip. Analisis data adalah proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah
C.3. Variabel Penelitian dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun,
Dalam menganilisis pengaruh guna lahan dan 1989). Teknik analisis yang digunakan dalam
pola pergerakan terhadap tingkat pelayanan metode ini adalah analisis kuantitatif dengan
jalan di sekitar Bandara Soekarno Hatta. metode deskriptif.
Ditentukan guna lahan dan pola pergerakan
sebagai variable pengaruh (independent Analisis data dengan menggunakan kajian
variable) dan tingkat pelayanan jalan sebagai literature dan visual untuk mencari esensi.
variable terpengaruh ( dependent Tahapan analisis pada penelitian diawali
variable).Variabel dependen dalam dengan mengumpulkan data penilaian
melakukan pengukuran ditampilkan dalam observasi di lapangan tentang pengaruh guna
tabel 3.3 berikut: lahan dan pola pergerakan terhadap tingkat
Tabel 3: Variabel Dependen pelayanan di sekitar Bandar UdaraSoekarno-
Hatta. Langkah pertama yang dilakukan
adalah mengetahui validitas data dilakukan
dengan uji validitas indicator “r” ( produk
moment Pearson ), menggunakan SPSS
dengan teknik korelasi. Kemudian untuk
mengetahui pengaruhnya dengan uji regresi.
Dari hasil analisis tersebut nerupa data yang
diperoleh kemudian data direduksi dan
C.4. Populasi dan Sampel dikelompokkan dengan membuat table-tabel
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang sesuai dengan strata yang telah ditentukan.
menjadi pusat perhatian, yang terkandung Kemudian dari hasil penilaian pada masing-
informasi yang ingin diketahui. studi ini masing kelompok
memanfaatkan suatu teknik pengumpulan
data primer yang disebut dengan teknik Dari hasil pengelompokan data tersebut
sampling.Dalam penelitian ini, area sampling selanjutnya akan menghasilkan suatu
di bagi menjadi 30 sampling. simpulan dan interpretasi mengenai ada atau
tidaknya pengaruh guna lahan dan pola
pergerakan terhadap tingkat pelayanan jalan
di sekitar Bandar UdaraSoekarno-Hatta, baik
pada jam sibuk maupun di luar jam sibuk.

D. DESKRIPSI WILAYAH
PENELITIAN(AKSES SEKITAR
Gambar 2.Pembagian Area Sampling BANDARA SOEKARNO HATTA)
pada Wilayah Studi

5
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)

D.1. Gambaran Umum Bandar Udara D.2. Gambaran Umum Kota Tangerang
Soekarno Hatta Letak Geografis dan Kondisi
Bandar Udara Soekarno-Hatta (BSH) Topografi
merupakan salah satu bandar udara terbesar Kota Tangerang yang terbentuk pada tanggal
di Indonesia, dengan luas wilayah sekitar 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-
1740 Ha. Sebagai bandar udara yang Undang No. 2 Tahun 1993, secara geografis
melayani penerbangan domestik dan terletak pada 106’36 – 106’42 Bujur Timur
internasional, tentunya Bandar Udara (BT) dan 6’6 - 6 Lintang Selatan (LS),
Internasional Soekarno-Hatta merupakan dengan luas wilayah 183,78 Km2 (termasuk
gerbang masuk negara Indonesia. Rencana luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69
jangka panjang, sejalan dengan km2).
pengembangan runway ke-3, direncanakan
pembangunan Terminal4 dengan kapasitas 25 Tata guna lahan
juta penumpang per tahun. Data terakhir (tahun 2007) menunjukan
bahwa pemanfaatan lahan di Kota Tangerang
Adapun layout eksisting Bandara meliputi:
Internasional Soekarno-Hatta dan rencana 1. Pemukiman 5.988,2 Ha
konsep pengembangan Grand Design 2. Industri 1.367,1 Ha
Soekarno-Hatta secara keseluruhan dapat 3. Perdagangan dan jasa 608,1 Ha
terlihat pada gambar-gambar berikut. 4. Pertanian 4.467,8 Ha
5. Lain-lain 819,4 Ha
6. Belum terpakai 2.663,4 Ha
7. Bandara Soekarno 1.816,0 Ha
Hatta

Gambar 4. Rencana Tata Ruang Wilayah


Kota Tangerang 2012-2032

JARINGAN JALAN KOTA TANGERANG

KAB. TANGERANG
Be nd a

KETERANGAN :
Ba nd ar a

Jaring an Jalan Kota Tan geran g


ARTERI PRIMER
Ke da un g W et an ARTERI PRIMER TO L RO W 70 m
Ke da un g W et an Bar u
Se lap an jan g J aya ARTERI SEKUNDER ROW 22-26 m
KOL EKTO R PRIMER ROW 22-26 m

BENDA Pa jan g

Jur um ud i La m a
KOL EKTO R SEKUNDER ROW 14-18 m
LOKAL PRIMER
RENC. ARTERI PRIMER ROW 15-20 m
RENC. ARTERI PRIMER ROW 30 m
RENC. ARTERI PRIMER ROW 42 m
Be len du ng
RENC. ARTERI PRIMER TOL
RENC. KO LEKTOR PRIMER RO W 22-26 m

Gambar 3.
NEGLASARI Jur um ud i Bar u
RENC. KO LEKTOR SEKUNDER RO W 14-18 m
Sung ai
Neg lasa ri
Me kar Sar i Situ
Band ara

DKI JAKARTA
Ba tu Ja ya
KECAMATAN
Ba tu Sar i
BATUCEPER
Ka ra ng Sar i
Pe riu k J aya Ka ra ng A ny ar
Ke bo n Be sa r BENDA
BATUCEPER
Pe riu k Ba tu Ce per
CIBODAS
CILEDUG
Ko an g Jaya
CIPONDOH
Pa bu ar an T um pe ng
Pa sa r B a ru
Po ris Ga ga La m a JATIUWUNG

PERIUK
Nam bo Ja ya
Po ris Ga ga B ar u KARANG T ENGAH
KARAWACI
Geb an g R aya
Ta na h T ing gi
LARANGAN
Po ris Ja ya
Gre nd en g Su ka asih Po ris Plawa d Uta ra NEGL ASARI

(1) Layout Eksisting Bandara Internasional


Su ka ra sa
PERIUK
Su m ur Pacin g PINANG
Bu ge l Ma rg asa ri TANG ERANG
Gem b or

KARAWACI
Cipo nd oh Ind ah Ke ta pa ng
Po ris Plawa d
Sa ng ian g J aya Pa bu ar an Cipo nd oh Ma km ur
Bu ar an In da h
Su ka jad i
Su ka sar i

TANGERANG
CIPONDOH
Kr on co ng
Po ris P lawa d Selat an
Cibo da s
Ka ra wac i
Cimo ne Ja ya
Cimo ne Pe tir
Ala m Ja ya

Pa sir Ja ya Ba ba ka n

Gon dr on g

JATIUWUNG
Pa ko jan Cipo nd oh
Jatiu wu ng Pa ru ng Ja ya
Ke na ng a

Nusa Ja ya
Po nd ok Bah ar

Soekarno-Hatta
Cibo da s Bar u
Uwun g J aya Ke lap a Ind ah

CIBODAS
Jata ke

Ka ra ng M ulya
Bo jon g Jaya Cipe te
Cikok ol
Gan da sar i Ka ra wac i Bar u Ku nc ira n J aya Ner okt og Po nd ok P ucu ng

KARANGTENGAH
Ma nis Jaya

Cibo da s S ar i

PINANG Pin an g

Pa nu ng ga ng an Uta ra Pe du re na n Ka ra ng T en ga h
Ka ra ng T imu r

Pa nu ng ga ng an B ar at

Ku nc ira n Ku nc ira n I nda h

Pa nu ng ga ng an Tim u r

Pa nu ng ga ng an S ela tan
Su dim a ra Pina ng

(2) Konsep Grand Design Bandara


Lar an ga n I nd ah

Ke re o
Su dim a ra Jay a
Su dim a ra B ar at
Su dim a ra Tim u r Lar an ga n U tar a

Su dim a ra S ela tan

LARANGAN
Ta jur

CILEDUG
Cipa du
Pa nin gg ilan Uta ra
Ke re o S elat an
Gag a

N
SKALA 1 : 80.000
KAB.TANGERANG Pa ru ng S er ab
Pa nin gg ilan
Lar an ga n Se lat an Cipa du Jay a

0 0.20.40.60.8 Kilometer s

Internasional Soekarno-Hatta KOTA TANGERANG


PEMERINTAH

BADAN PERENCANAAN DAERAH

Gambar 5. Jaringan Jalan Kota Tangerang

6
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015

D.3. Lokasi Studi Industri - Jasa -


6.67%
Pertanian
Adapun lokasi studi penelitian berada di
Hunian - Industri - Jasa -
kecamatan Neglasari, karangsari dan batu 6.67%
Kantor
ceper lokasi dimaksud merupakan wilayah Hunian - Industri - Jasa -
10.00%
dengan jaringan jalan pencapaian menuju Pertanian
Hunian - Industri -
maupun dari Bandar Udara Soekarno Hatta 10.00%
Kantor - Pertanian
non-Toll, Wilayah studi dibagi menjadi 30 Hunian - Jasa - Kantor -
13.33%
sampling area seperti terlihat pada Gambar Pertanian
4.8 dibawah ini: Hunian - Industri - Jasa -
3.33%
Kantor - Pertanian

Diagram presentase kelas jalan


Kondisi kelas jaringan jalan yang terdapat
pada wilayah studi sebesar 40% terdiri dari
jalan kolektor, 23.33% merupakan gabungan
arteri-kolektor, 16.67% gabungan kolektor-
lokal, 13.33% terdiri dari jalan lokal, masing-
masing 3.33% untuk kelas jalan arteri-lokal
dan arteri-kolektor-lokal. Pada wilayah studi
tidak ditemukan kelas jaringan jalan arteri.
Gambar 6. Peta Wilayah Studi

GABUNGA
Variabel tata guna lahan 2/2 UD;N; 3,33% 4/2 D;
16,67%
Guna lahan pada lokasi studi ditunjukkan 4/2 UD &
26,67%
pada gambar di bawah ini: 2/2 UD;
3,33%
Penggunaan lahan di wilayah studi dengan
4/2 D & 2/2 4/2 D & 4/2
bobot frekuensi sebagai berikut: UD; 23,33% UD; 13,33%
4/2 UD;
13,33%

Tabel3:Guna Lahan pada Lokasi Studi


FUNGSI LAHAN PRESENTASE Gambar 7. Diagram Presentase Tipe Jalan
Hunian - Industri 3.33%
Hunian - Kantor 3.33% Pada lokasi studi terdapat beberapa tipe jalan,
presentase tipe jalan yang ditemukan pada
Hunian - Pertanian 10.00%
lokasi studi dapat dilihat pada tabel 4.7.
Hunian - Industri - Jasa 3.33% Sebesar 16.67% jalan yang ada pada lokasi
Hunian - Industri - studi merupakan jalan dua lajur dua arah
3.33%
Kantor
terbagi atau jalan satu arah (2/2 UD), 26.67%
Hunian - Industri -
3.33% merupakan jalan empat lajur dua arah tak
Pertanian
Hunian - Jasa - Kantor 3.33% terbagi (4/2 D), 13.33% merupakan jalan
Hunian - Jasa - empat lajur dua arah terbagi (4/2 UD), 3.33%
13.33%
Pertanian untuk tipe jalan gabungan antara jalan empat
Hunian - Kantor - lajur dua arah terbagi dan jalan dua lajur dua
6.67%
Pertanian

7
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)

arah terbagi atau jalan satu arah (4/2 UD & Variabel tingkat pelayanan
2/2 UD), dan 23.33% untuk tipe jalan Matriks perbandingan kecepatan kendaraan
gabungan antara jalan empat lajur dua arah pada lokasi studi anatar kecepatan pada jam
tak terbagi dan jalan dua lajur dua arah sibuk dan kecepatan pada jam biasa dapat
terbagi atau jalan satu arah (4/2 D & 2/2 dilihat pada Tabel 4.11. Terlihat bahwa pada
UD). Tipe jalan gabungan antara jalan empat jam sibuk kecepatan hanya berkisar anatara
lajur dua arah tak terbagi dan jalan empat 10 km-30 km/jam, sedangkan pada jam biasa
lajur dua arah terbagi (4/2 D & 4/2 UD) kecepatan dapat berkisar anatara 40-80
sebesar 13.33% dan 3.33% adalah jalan km/jam.
gabungan.
SIKU, LINEAR,
TIDAK
TERATUR;
SIKU / GRID;
LINEAR &3,33%
0,00%
TIDAK
TERATUR; LINEAR;
SIKU & TIDAK
6,67% 30,00%
TERATUR;
6,67%

SIKU &
LINEAR; TIDAK
36,67% TERATUR;
16,67%

Gambar 8. Diagram Presentase PolaJalan

Pada lokasi studi terdapat beberapa pola


jalan, paling banyak ditemukan adalah pola
jalan siku & linear sebesar 36.67%.
Kemudian pola jalan linear sebesar 30%,
pola jalan tidak teratur sebesar 16.67%,
masing-masing 6.67% untuk pola jalan siku Gambar 10. Diagram Tingkat Pelayanan
& tidak teratur, linear & tidak teratur, dan Jalan pada Waktu Sibuk dan Waktu Biasa
pola jalan siku linear & tidak teratur sebesar
3.33%. Pada lokasi studi tidak ditemukan Pada Gambar 10 diatas disajikan
pola jalan siku/grid. perbandingan antara tingkat pelayanan jalan
pada waktu sibuk dan pada waktu biasa. Pada
Variabel pola pergerakan lokasi studi tidak ditemukan arus rendah-
bebas manuver-bebas lajur baik pada jam
sibuk maupun pada jam biasa. Perbandingan
paling mencolok adalah pada jam sibuk jalan
sering terhenti dan terdapat antrian panjang
sebesar 19 kejadian, sedangkan pada jam
biasa 0. Pada jam biasa arus stabil, manuver
rendah sebanyak 12 kejadian, sedangkan
Gambar 9. Kondisi Jenis Tundaan Tetap pada jam sibuk 0. Pada jam biasa arus stabil,
Berupa Traffic Light

8
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015

bebas manuver, bebas lajur sebanyak 6 Uji regresi


kejadian, sedangkan pada jam sibuk 0.

E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Nilai koefisien korelasi r=0,726 (korelasi


Analisis terhadap tingkat pelayanan akan di
kuat)
uji terhadap waktu sibuk (07.00-09.00 dan
Koef. Determinasi r2=52,7%
16.00-19.00) dan waktu biasa (10.00-15.00)
dengan tahapan sebagai berikut:

E.1. Analisa pada Waktu Sibuk

Uji normalitas Nilai-p ANOVA = 0,


Dari uji normalitas, nilai Asym.Sig >0.05
merupakan nilai yang berdistribusi normal
dan dapat dilanjutkan dengan Uji Korelasi
adalah variable guna lahan, lebar jalan, tipe
jalan, pola jalan, waktu tempuh jam sibuk
dan kecepatan.
Persamaan regresi
Uji korelasi Y = 9,19 -1,9 X1 – 0,4 X2

E.2. Analisa pada Waktu Biasa

Uji normalitas
Dari uji normalitas, nilai Asym.Sig >0.05
merupakan nilai yang berdistribusi normal
dan dapat dilanjutkan dengan Uji Korelasi
adalah variable guna lahan, lebar jalan, tipe
jalan, pola jalan, waktu tempuh jam biasa,
LOS waktu biasa dan kecepatan.

Berdasarkan tabel di atas, dijumpai nilai-p <


0.25 yang mempunyai korelasi terhadap
tingkat pelayanan berupa kecepatan tempuh
pada jam sibuk, tipe jalan, pola jalan, dan
waktu tempuh.

9
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)

Uji korelasi Persamaan regresi


Y= 9,94 + 0,79 x1 – 2,55 x2

E.3. Interpretasi Penelitian


Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap
variable yang mempengaruhi tingkat
pelayanan jalan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Pada waktu sibuk, kecepatan
kendaraan dipengaruhi oleh tipe jalan
dan waktu tempuh. Kecepatan
Berdasarkan tabel di atas, dijumpai nilai-p < kendaraan akan mempengaruhi
0.25 yang mempunyai korelasi terhadap terhadap kenyamanan dan tingkat
tingkat pelayanan pada waktu biasa adalah pelayanan jalan.
guna lahan, tipe jalan, waktu tempuh, dan 2. Pada waktu biasa, tingkat pelayanan
kecepatan. jalan dipengaruhi oleh guna lahan
dan tipe jalan
Uji regresi
F. KESIMPULAN

F.1. Kesimpulan
Setelah melalui pengumpulan data dan
analisis pada wilayah studi, kesimpulan yang
dapat dirumuskan penulis diantaranya
sebagai berikut:
1. Pada waktu jam sibuk, guna lahan
Nilai koefisien korelasi r=0,77 (korelasi kuat) tidak mempangaruhi secara signifikan
Koef. Determinasi r2=56,3% terhadap tingkat pelayanan pada akses
pencapaian di sekitar Bandara Soekarno
Hatta. Tingkat pelayanan dipengaruhi oleh
tipe jalan, jumlah hambatan yang dijumpai
serta waktu tempuh pencapaian. Semakin
banyak tipe jalan yang dilewati dan jumlah
Nilai-p ANOVA = 0, hambatan yang dijumpai, maka tingkat
pelayanan akan semakin rendah dengan
mengakibatkan arus tidak stabil dan
cenderung dipaksakan. Kapasitas sering
terhenti sehingga menimbulkan hentian
sewaktu-waktu ataupun antrian kendaraan.
Nilai Sig <0,05 didapatkan pada variable
2. Pada waktu di luar jam sibuk, baik
guna lahan dan tipe jalan.
guna lahan maupun pola pergerakan tidak

10
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015

mempengaruhi sama sekali terhadap tingkat terhadap penambahan kapasitas


pelayanan pada akses pencapaian di sekitar jalan
Bandara Soekarno Hatta. Hal ini dapat
disebabkan pengguna yang akan melakukan DAFTAR RUJUKAN
pergerakan tidak berhubungan langsung
dengan fungsi lahan yang ada. Buku:
3. Dari pengambilan data yang di ambil Jayadinata, J. T., Tata Guna Tanah dalam
dari waktu sibuk maupun waktu tidak sibuk Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan
dapat disimpulkan pengguna jasa Bandara Wilayah, Bandung, ITB Bandung, 1999
yang melewati jalan kolektor tidak
signifikan. Kendaraan yang melewati Khisty, C. Jotin & B. Kent Lall,Dasar-dasar
wilayah studi merupakan pekerja yang Rekayasa Transportasi, Jakarta, Penerbit
melintasi Bandara maupun yang bekerja di Erlangga, 2005
Bandara.Pergerakan yang terjadi di sekitar
Bandara adalah pergerakan menerus yaitu Nazir, M., Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia
pergerakan yang hanya melewati suatu Indonesia, 1998
wilayah tanpa berhenti pada wilayah tersebut.
Sandy, I Made., Tata Guna Lahan Perkotaan
Tingkat pelayanan jalan (non-Toll) yang baik dan Pedesaan, Jakarta, Penerbit Bharata
sebagai akses pencapaian menuju dan dari Anindya, 1977
Bandara, ditemukan dalam kondisi sebagai
berikut : Sangadji, Etta Mamang & Sopiah,
1. Guna lahan dengan fungsi campuran Metodologi Penelitian, Yogyakarta, Penerbit
berupa hunian dan lahan kosong ANDI, 2010
(pertanian)
2. Kondisi jalan dengan tipe minimal 4 Tamin, O. Z.,Perencanaan dan Pemodelan
lajur dibatasi oleh median jalan Transportasi, Bandung, ITB Bandung, 1997

F.2. Rekomendasi Studi Tamin, O. Z.,Perencanaan dan Pemodelan


Dalam pengembangan Bandara baru perlu Transportasi, Bandung, ITB Bandung, 2000
diperhatikan penataan guna lahan di
sekitarnya guna diterapkan dalam Tesis:
RUTRK/RUTRW dan mendapatkan Bambang, D.,Pengaruh Hambatan Samping
pengawasan dalam perjalananya, Terhadap Kinerja Jalan Merdeka Di Depan
diantaranya: Terminal Cimone Kota Tangerang, Tesis
1. Perlunya prasarana jalan yang MTPK, Semarang, UNDIP, 2003
memadai sebagai akses pencapaian
langsung menuju Bandara Gunawan, J.,Pengaruh Penggunaan Lahan
2. Perencanaan jalan agar sudah terhadap Bangkitan Lalu Lintas pada Jalan
meramalkan adanya perubahan Arteri Primer Brebes-Tegal,Tesis tidak
fungsi ruang yang berdampak diterbitkan,Semarang, Program Magister

11
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)

Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota,


UNDIP, 2003

Hari Murti, R., Kajian Dampak Pertumbuhan


Guna Lahan Terhadap Kinerja Ruas Jalan
(Studi Kasus: Jl. Brigjen Sudhiarto
Semarang),Tugas Akhir tidak diterbitkan,
Bandung, Program Magister Teknik Sipil &
Perencanaan, ITB, 2003

Setijadji, Aries,Studi Kemacetan Lalu Lintas


Jalan Kaligawe Kota Semarang, Tesis tidak
diterbitkan, Semarang, Program Magister
Teknik Pembangunan Kota, UNDIP, 2006

Artikel:
Badan Penelitian dan Pengembangan Jalan
dan Jembatan,Kajian Permasalahan
Kemacetan di Bandara Soekarno Hatta,
Tangerang, 2011
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan
Angkutan Kota,Manual Kapasitas Jalan
Indonesia, Jakarta, 1997

Interim Report “Basic Design Soekarno


Hatta”, Bandung, PT LAPI ITB, 2011

12

Anda mungkin juga menyukai