ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu masalah yang dihadapi pada akses pencapaian
sekitar Bandara Soekarno Hatta. Fenomena hambatan samping pada akses non-Toll sekitar
Bandara Soekarno Hatta perlu diidentifikasi guna memperoleh gambaran aktual pengaruhnya
pada kemacetan, atau menurunnya kinerja jalan. Perpaduan dan kombinasi dari faktor-faktor
guna lahan dan kinerja jalan akibat pola pergerakan yang terjadi merupakan potensi penyebab
kemacetan pada ruas jalan di sekitar Bandara. Dengan latar belakang kondisi faktual tersebut
maka perlu dilakukan studi yang mengkaji kinerja jalan, khususnya yang disebabkan oleh
hambatan samping (pergerakan) sebagai pengaruh dari penggunaan lahan disekitarnya. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pola penggunaan lahan terhadap pola
pergerakan pada kawasan sekitar Bandara Soekarno Hatta
ABSTRACT
Traffic congestion is one of the problems in the access route around the Soekarno Hatta
Airport. The phenomenon of the side barriers on non-Toll access around Soekarno Hatta
Airport needs to be identified in order to obtain the actual picture of the effects of congestion,
or reduced performance of the road. Mixture and combination of land use factors and road
performance due to movement patterns that occur is the potential congestion causes on the
roads around the airport. With this factual background, it is necessary to conduct a study that
examines the performance of the road, especially those caused by the side barriers (movement)
as the influence of the surrounding land use. The purpose of this study was to analyze the
influence of land use patterns on the movement pattern in the area surrounding Soekarno
Hatta Airport.
1
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)
adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang Jayadinata (1992: 101) mengemukakan
lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi bahwa tata guna tanah perkotaan menunjukan
kapasitas rencana jalan tersebut yang pembagian dalam ruang dan peran kota.
mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan Penggunaan lahan dapat diartikan juga
tersebut mendekati 0 km/jam atau bahkan sebagai wujud atau bentuk usaha kegiatan,
menjadi 0 km/jam sehingga mengakibatkan pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu
terjadinya antrian (Cahyani, 2000). waktu (Jayadinata, 1992).
2
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
3
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)
dibatasi oleh kendaraan lain, tapi jalan (level of service) menunjukkan ukuran
secara umum masih memiliki kualitas suatu jalan (mempertimbangkan
kebebasan untuk menentukan
faktor kenyamanan dan geometrik jalan), dan
kecepatan, bermanuver dan lajur
kendaraan digunakan sebagai ukuran untuk membatasi
C Arus stabil, kecepatan serta volume lalu lintas suatu jalan (Tamin, 2000).
kebebasan bermanuver rendah dan
merubah lajur dibatasi oleh
kendaraan lain, tapi masih berada B.9. Kerangka Konsep
pada tingkat kecepatan yang Kerangka konsep penelitian ini seperti
memuaskan, biasa dipakai untuk
terlihat dalam diagram berikut :
jalan perkotaan
D Arus mendekati tidak stabil,
kecepatan menurun cepat akibat
volume yang berfluktuasi dan
hambatan sewaktu-waktu,
kebebasan bermanuver dan
kenyamanan rendah, biasa
ditoleransi tapi dalam waktu singkat Gambar 1. Kerangka Konsep
E Arus tidak stabil, kecepatan rendah
dan berubah-ubah, volume
mendekati atau sama dengan C. METODOLOGI PENELITIAN
kapasitas, terjadi hentian sewaktu-
waktu
C.1. Pendekatan yang Digunakan
F Arus dipaksakan (forced flow),
kecepatan rendah, volume lebih Metode yang di pilih untuk penelitian ini
besar dari kapasitas, lalu-lintas adalah metode penelitian visual yang bersifat
sering terhenti sehingga
kuantitatif. Metode visual mencoba
menimbulkan antrian kendaraan
yang panjang mengatasi metode deskripsi verbal tentang
(Tamin dan Nahdalina,1998) lingkungan. Dalam metode penelitian visual
penekanan diberikan terhadap karakteristik
B.8.Hubungan Guna Lahan, Pola visual lingkungan fisik, untuk memahami
Pergerakan dan Tingkat Pelayanan Jalan peran dan pengaruhnya dalam hubungan
Kebijakan tata ruang sangat erat kaitannya timbal balik manusia dengan lingkungan
dengan kebijakan transportasi. Bila akses (Sudrajat, 2003)
transportasi kesuatu ruang kegiatan
diperbaiki, ruang kegiatan tersebut menjadi C.2. Kebutuhan Data
lebih menarik, dan biasanya menjadi lebih Data Primer dalam penelitian didapat melalui
berkembang. Dengan perkembangan ruang survey primer , observasi, pengukuran dan
tersebut, meningkat pula kebutuhan akan dokumentasi pada guna lahan disekitar
transportasi. Peningkatan ini kemudian jaringan jalan sekitar Bandara Soekarno
menyebabkan kelebihan beban pada Hatta.
transportasi, yang harus ditanggulangi.Siklus
akan terulang kembali bila aksesibilitas Data sekunder adalah data yang diperoleh
diperbaiki. Waktu tempuh yang pendek dan dikumpulkan dari instansi atau institusi
maka dapat dikatakan tempat itu memiliki terkait yang validitasnya dapat dipertanggung
aksesibilitas yang tinggi. Tingkat pelayanan
4
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
jawabkan dan sumber data tambahan yang C.5. Teknik Analisis Data
berasal dari buku, majalah, jurnal dan arsip. Analisis data adalah proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah
C.3. Variabel Penelitian dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun,
Dalam menganilisis pengaruh guna lahan dan 1989). Teknik analisis yang digunakan dalam
pola pergerakan terhadap tingkat pelayanan metode ini adalah analisis kuantitatif dengan
jalan di sekitar Bandara Soekarno Hatta. metode deskriptif.
Ditentukan guna lahan dan pola pergerakan
sebagai variable pengaruh (independent Analisis data dengan menggunakan kajian
variable) dan tingkat pelayanan jalan sebagai literature dan visual untuk mencari esensi.
variable terpengaruh ( dependent Tahapan analisis pada penelitian diawali
variable).Variabel dependen dalam dengan mengumpulkan data penilaian
melakukan pengukuran ditampilkan dalam observasi di lapangan tentang pengaruh guna
tabel 3.3 berikut: lahan dan pola pergerakan terhadap tingkat
Tabel 3: Variabel Dependen pelayanan di sekitar Bandar UdaraSoekarno-
Hatta. Langkah pertama yang dilakukan
adalah mengetahui validitas data dilakukan
dengan uji validitas indicator “r” ( produk
moment Pearson ), menggunakan SPSS
dengan teknik korelasi. Kemudian untuk
mengetahui pengaruhnya dengan uji regresi.
Dari hasil analisis tersebut nerupa data yang
diperoleh kemudian data direduksi dan
C.4. Populasi dan Sampel dikelompokkan dengan membuat table-tabel
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang sesuai dengan strata yang telah ditentukan.
menjadi pusat perhatian, yang terkandung Kemudian dari hasil penilaian pada masing-
informasi yang ingin diketahui. studi ini masing kelompok
memanfaatkan suatu teknik pengumpulan
data primer yang disebut dengan teknik Dari hasil pengelompokan data tersebut
sampling.Dalam penelitian ini, area sampling selanjutnya akan menghasilkan suatu
di bagi menjadi 30 sampling. simpulan dan interpretasi mengenai ada atau
tidaknya pengaruh guna lahan dan pola
pergerakan terhadap tingkat pelayanan jalan
di sekitar Bandar UdaraSoekarno-Hatta, baik
pada jam sibuk maupun di luar jam sibuk.
D. DESKRIPSI WILAYAH
PENELITIAN(AKSES SEKITAR
Gambar 2.Pembagian Area Sampling BANDARA SOEKARNO HATTA)
pada Wilayah Studi
5
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)
D.1. Gambaran Umum Bandar Udara D.2. Gambaran Umum Kota Tangerang
Soekarno Hatta Letak Geografis dan Kondisi
Bandar Udara Soekarno-Hatta (BSH) Topografi
merupakan salah satu bandar udara terbesar Kota Tangerang yang terbentuk pada tanggal
di Indonesia, dengan luas wilayah sekitar 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-
1740 Ha. Sebagai bandar udara yang Undang No. 2 Tahun 1993, secara geografis
melayani penerbangan domestik dan terletak pada 106’36 – 106’42 Bujur Timur
internasional, tentunya Bandar Udara (BT) dan 6’6 - 6 Lintang Selatan (LS),
Internasional Soekarno-Hatta merupakan dengan luas wilayah 183,78 Km2 (termasuk
gerbang masuk negara Indonesia. Rencana luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69
jangka panjang, sejalan dengan km2).
pengembangan runway ke-3, direncanakan
pembangunan Terminal4 dengan kapasitas 25 Tata guna lahan
juta penumpang per tahun. Data terakhir (tahun 2007) menunjukan
bahwa pemanfaatan lahan di Kota Tangerang
Adapun layout eksisting Bandara meliputi:
Internasional Soekarno-Hatta dan rencana 1. Pemukiman 5.988,2 Ha
konsep pengembangan Grand Design 2. Industri 1.367,1 Ha
Soekarno-Hatta secara keseluruhan dapat 3. Perdagangan dan jasa 608,1 Ha
terlihat pada gambar-gambar berikut. 4. Pertanian 4.467,8 Ha
5. Lain-lain 819,4 Ha
6. Belum terpakai 2.663,4 Ha
7. Bandara Soekarno 1.816,0 Ha
Hatta
KAB. TANGERANG
Be nd a
KETERANGAN :
Ba nd ar a
BENDA Pa jan g
Jur um ud i La m a
KOL EKTO R SEKUNDER ROW 14-18 m
LOKAL PRIMER
RENC. ARTERI PRIMER ROW 15-20 m
RENC. ARTERI PRIMER ROW 30 m
RENC. ARTERI PRIMER ROW 42 m
Be len du ng
RENC. ARTERI PRIMER TOL
RENC. KO LEKTOR PRIMER RO W 22-26 m
Gambar 3.
NEGLASARI Jur um ud i Bar u
RENC. KO LEKTOR SEKUNDER RO W 14-18 m
Sung ai
Neg lasa ri
Me kar Sar i Situ
Band ara
DKI JAKARTA
Ba tu Ja ya
KECAMATAN
Ba tu Sar i
BATUCEPER
Ka ra ng Sar i
Pe riu k J aya Ka ra ng A ny ar
Ke bo n Be sa r BENDA
BATUCEPER
Pe riu k Ba tu Ce per
CIBODAS
CILEDUG
Ko an g Jaya
CIPONDOH
Pa bu ar an T um pe ng
Pa sa r B a ru
Po ris Ga ga La m a JATIUWUNG
PERIUK
Nam bo Ja ya
Po ris Ga ga B ar u KARANG T ENGAH
KARAWACI
Geb an g R aya
Ta na h T ing gi
LARANGAN
Po ris Ja ya
Gre nd en g Su ka asih Po ris Plawa d Uta ra NEGL ASARI
KARAWACI
Cipo nd oh Ind ah Ke ta pa ng
Po ris Plawa d
Sa ng ian g J aya Pa bu ar an Cipo nd oh Ma km ur
Bu ar an In da h
Su ka jad i
Su ka sar i
TANGERANG
CIPONDOH
Kr on co ng
Po ris P lawa d Selat an
Cibo da s
Ka ra wac i
Cimo ne Ja ya
Cimo ne Pe tir
Ala m Ja ya
Pa sir Ja ya Ba ba ka n
Gon dr on g
JATIUWUNG
Pa ko jan Cipo nd oh
Jatiu wu ng Pa ru ng Ja ya
Ke na ng a
Nusa Ja ya
Po nd ok Bah ar
Soekarno-Hatta
Cibo da s Bar u
Uwun g J aya Ke lap a Ind ah
CIBODAS
Jata ke
Ka ra ng M ulya
Bo jon g Jaya Cipe te
Cikok ol
Gan da sar i Ka ra wac i Bar u Ku nc ira n J aya Ner okt og Po nd ok P ucu ng
KARANGTENGAH
Ma nis Jaya
Cibo da s S ar i
PINANG Pin an g
Pa nu ng ga ng an Uta ra Pe du re na n Ka ra ng T en ga h
Ka ra ng T imu r
Pa nu ng ga ng an B ar at
Pa nu ng ga ng an Tim u r
Pa nu ng ga ng an S ela tan
Su dim a ra Pina ng
Ke re o
Su dim a ra Jay a
Su dim a ra B ar at
Su dim a ra Tim u r Lar an ga n U tar a
LARANGAN
Ta jur
CILEDUG
Cipa du
Pa nin gg ilan Uta ra
Ke re o S elat an
Gag a
N
SKALA 1 : 80.000
KAB.TANGERANG Pa ru ng S er ab
Pa nin gg ilan
Lar an ga n Se lat an Cipa du Jay a
0 0.20.40.60.8 Kilometer s
6
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
GABUNGA
Variabel tata guna lahan 2/2 UD;N; 3,33% 4/2 D;
16,67%
Guna lahan pada lokasi studi ditunjukkan 4/2 UD &
26,67%
pada gambar di bawah ini: 2/2 UD;
3,33%
Penggunaan lahan di wilayah studi dengan
4/2 D & 2/2 4/2 D & 4/2
bobot frekuensi sebagai berikut: UD; 23,33% UD; 13,33%
4/2 UD;
13,33%
7
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)
arah terbagi atau jalan satu arah (4/2 UD & Variabel tingkat pelayanan
2/2 UD), dan 23.33% untuk tipe jalan Matriks perbandingan kecepatan kendaraan
gabungan antara jalan empat lajur dua arah pada lokasi studi anatar kecepatan pada jam
tak terbagi dan jalan dua lajur dua arah sibuk dan kecepatan pada jam biasa dapat
terbagi atau jalan satu arah (4/2 D & 2/2 dilihat pada Tabel 4.11. Terlihat bahwa pada
UD). Tipe jalan gabungan antara jalan empat jam sibuk kecepatan hanya berkisar anatara
lajur dua arah tak terbagi dan jalan empat 10 km-30 km/jam, sedangkan pada jam biasa
lajur dua arah terbagi (4/2 D & 4/2 UD) kecepatan dapat berkisar anatara 40-80
sebesar 13.33% dan 3.33% adalah jalan km/jam.
gabungan.
SIKU, LINEAR,
TIDAK
TERATUR;
SIKU / GRID;
LINEAR &3,33%
0,00%
TIDAK
TERATUR; LINEAR;
SIKU & TIDAK
6,67% 30,00%
TERATUR;
6,67%
SIKU &
LINEAR; TIDAK
36,67% TERATUR;
16,67%
8
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
Uji normalitas
Dari uji normalitas, nilai Asym.Sig >0.05
merupakan nilai yang berdistribusi normal
dan dapat dilanjutkan dengan Uji Korelasi
adalah variable guna lahan, lebar jalan, tipe
jalan, pola jalan, waktu tempuh jam biasa,
LOS waktu biasa dan kecepatan.
9
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)
F.1. Kesimpulan
Setelah melalui pengumpulan data dan
analisis pada wilayah studi, kesimpulan yang
dapat dirumuskan penulis diantaranya
sebagai berikut:
1. Pada waktu jam sibuk, guna lahan
Nilai koefisien korelasi r=0,77 (korelasi kuat) tidak mempangaruhi secara signifikan
Koef. Determinasi r2=56,3% terhadap tingkat pelayanan pada akses
pencapaian di sekitar Bandara Soekarno
Hatta. Tingkat pelayanan dipengaruhi oleh
tipe jalan, jumlah hambatan yang dijumpai
serta waktu tempuh pencapaian. Semakin
banyak tipe jalan yang dilewati dan jumlah
Nilai-p ANOVA = 0, hambatan yang dijumpai, maka tingkat
pelayanan akan semakin rendah dengan
mengakibatkan arus tidak stabil dan
cenderung dipaksakan. Kapasitas sering
terhenti sehingga menimbulkan hentian
sewaktu-waktu ataupun antrian kendaraan.
Nilai Sig <0,05 didapatkan pada variable
2. Pada waktu di luar jam sibuk, baik
guna lahan dan tipe jalan.
guna lahan maupun pola pergerakan tidak
10
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 1, Juni 2015
11
Riska Damayanti: Pengaruh Guna Lahan dan Pola Pergerakan terhadap Tingkat Pelayanan di Sekitar
Bandara Soekarno Hatta (1-12)
Artikel:
Badan Penelitian dan Pengembangan Jalan
dan Jembatan,Kajian Permasalahan
Kemacetan di Bandara Soekarno Hatta,
Tangerang, 2011
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan
Angkutan Kota,Manual Kapasitas Jalan
Indonesia, Jakarta, 1997
12