Anda di halaman 1dari 7

Fungsi Penginderaan Jauh untuk Tata Guna

Lahan dan Transportasi

KELOMPOK :

1. Abizard Sakti N. (01)


2. Andhika Putra Alwafi (04)
3. Bima S (08)
4. Jonathan M (19)
 Pengertian Penginderaan Jauh

Ilmu dan teknik serta seni untuk mendapatkan informasi tentang wilayah atau gejala di
permukaan bumi dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alattanpa
berhubungan langsung dengan dengan objek yang dikaji

1. Pengolahan Citra penginderaan jauh untuk jaringan transportasi

a) Pengertian transportasi

Transportasi merupakan salah satu objek kajian geografi , yang berkaitan dengan interaksi
antar wilayah. Tujuan keberadaan transportasi adalah untuk memindahkan atau pergerakan
(mobilitas) manusia , barang ,atau informasi dari tempat asal ke tempat tujuannya.transportasi
ini menimbulkan adanya aktivitas ekonomi atau aktivitas sosial antarwilayah

Tamin (2000) mengatakan bahwa pergerakan dapat dibedakan berdasarkan


tujuan,waktu,dan kondisi sosial ekonomi yang melakukan pegerakan.

1. Berdasarkan tujuan pergerakan

Tujuan pergerakan ke tempat kerja, ke tempat pendidikan, ke tempat belanja, dan ke


tempat sosial dan rekreasi. Pergerakan ke tempat kerja dan tempat pendidikan dilakukan
setiap hari disebut pergerakan rutin

2. Berdasarkan waktu

Proporsi pergerakan ini dilakukan pada tempat tujuan pergerakan sangat fluktuatif dan
bervariasi sepanjang hari. Pergerakan ini dibedakan pada jam sibuk dan bukan jam sibuk.

3. Berdasarkan kondisi sosial ekonomi

Pergerakan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan kepemilikan kendaraan

b) Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk merancang dan


memprediksi suatu kebutuhan transportasi di masa yang akan datang. Data yang
duibutuhkan meliputi: data kependukan, penggunaan lahan, kondisi ekonomi dan data
kebutuhan perjalanan(demand travel).

Menurut Tamin (2000) perencannan transportasi memiliki empat tahap :

1. Pemodelan Bangkitan dan Tarikan Pergerakan( Trip Generation and Trip Attraction)

Tahap ini bertujuan untuk memperkirakan jumlah pergerakan yang akan dilakukan pada
setiap asal ke tempat misalnya anak sekolah pergi sekolah. Data atau informasi yang
digunakan yaitu penggunaan lahan,penduduk, dan kondisi sosial ekonomi. Pergerakan ini
juga dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem jaringan jalan antarwilayah tersebut.
2. Pemodelan Sebaran/Distribusi Pergerakan(Trip Distribution)

Tahap ini merupakan interaksi antara penggunaan lahan, jaringan transportasi, dan arus
lalu lintas.Pada pemodelan distribusi pergerakan dikenal isitilah interaksi spasial. Interaksi
spasial dalam geografi adalah arus ,manusia,barang, uang,atau informasi.Interaksi ini
disebabkan karena adanya perbedaan potensi wilayah.

3. Pemodelan Pemilihan Moda (Model Split)

Pemilihan moda merupakan bagian terpenting dalam perencanaan transportasi karena


dilakukan nya pemilihan jumlah jenis angkutan umum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi moda,antara lain :

 Kepemilikan kendaraan pribadi


 Struktur Rumah tangga
 Pendapatan
 Tujuan pergerakan
 Waktu terjadinya pergerakan
 Jarak perjalanan

4. Model Pemilihan Rute Perjalanan

Dalam proses pemodelan pemilihan rute , data yang digunakan antara lain permintaan
angkutan dan jaringan jalan.

Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan rute antara lain :

 Waktu tempuh
 Jarak & biaya
 Kemacetan dan antrian
 Jenis jalan raya(jalan tol,arteri)
 Pemandangan
 Kawasan tertib lalu lintas
 Marka jalan
 Kebiasaan

c) Jaringan Transportasi

Menurut UU no 38 tahun 2004 jaringan jalan dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu :

1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan
ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara berdaya guna
2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri pelayanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi
3. Jalan lokal merupakan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat ,kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan
ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah.

d) Penginderaan jauh untuk kajian Transportasi

Dalam kajian transportasi , citra penginderaan jauh banyak menyediakan data dan
informasi dibandingkan dengan metode pengumpulan data secara konvensional.

Dibagi menjadi 3 yaitu

1. Penyediaan Data penggunaan lahan

Perencanaan transportasi memerlukan data penggunaan lahan untuk memerlukan pola


pergerakan, volume, distribusi sarana angkutan, dan tingkat aksesibilitas sistem
transportasi.Data penggunaan lahan dapat menentukan harga lahan sangat penting dalam
perencanaan dan pengembangan kawasan perdagangan , permukiman, industri, dan jasa.

2. Pengumpulan Data Sosial ekonomi dan Jumlah penduduk

Kondisi sosial ekonomi dan karakterisitik penduduk pada suatu wilayah mencerminkan pola
penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi, misalnya menentukan
jumlah bangkitan pergerakan.informasi mengenai jumlah penduduk pada suatu wilayah
merupakan parameter penting dalam perencanaan transportasi dan memperkirakan jumlah
penduduk.
3. Inventarisasi Jaringan Transportasi

Citra pengindereaan jauh resolusi tinggi dapat menampilkan data jaringanjalan,sungai, rel
kereta api, dengan sangat jelas. Bahkan fungsi jalan dapat dibedakan dari citra seperti jalan
tol, jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Informasi yang detail dan akurat tentang
jaringan jalanmerupakan dasar untuk manajeman dan perencanaan transportasi.

2. Pengolahan citra penginderaan jauh untuk tata guna lahan

a) Pengertian Tata Guna Lahan

Lahan merupakan bagian permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
yang terbentuk oleh faktor fisik (topografi,iklim,geologi,tanah,vegetasi) dan faktor
manusia.lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
dimana manusia dapat memanfaatkan lahan sebagai sumber kehidupan yang baik tempat
tinggal maupun tempat bertani dan berkebun.

Penggunaan lahan selalu berubah baik kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitatif luas
penggunaan lahan pertanian berkurang ,secara kualitatif penggunaan lahan pertanian berubah
menjadi industri yang berkualitas menjadi kurang baik peroduksi pangan.
b) Klasifikasi Tata Guna Lahan
Salah satu aspek kajian tata guna lahan adalah klasifikasi penggunaan
lahan.Pengunaan lahan dibedakan atas penggunaan lahan desa dan penggunaan lahan
kota. Penggunaan lahan di kota lebih kompleks dibandingkan di desa seperti
banyaknya aktivitas jasa dan industri

.Klasifikasi penggunaan lahan yang bersifat umum(major kind of land use) sampai ke
penggunaan lahan yang sangat rinci(land utillization type). klasifikasi pengggunaan lahan
sangat penting dilakukan untuk berbagai tujuan ,seperti perencanaan wilayah dan evaluasi
kesesuaian lahan untuk pertanian.sistem klasifikasi pengguanaan lahan harus bersifat baku
dan terbuka. bersifat baku maksudnya sistem penggunaan lahan harus sama antar instansi
pemerintah , misalnya BAPPEDA. Bersifat terbuka artinya sitem klasifikasi penggunaan
lahan harus mengakomodir kemungkinan penambahan jenis klasifikasi penggunaan lahan.
c) Penginderaan Jauh untuk Kajian Penggunaan Lahan

Tingkat kerincian penggunaan lahan di kota berbeda dengan di desa ( Kabupaten)


sehingga meemerlukan citra penginderaan jauh yang berbeda resolusinya.untuk wilayah
perkotaan, tingkat kerinciannya membutuhkan citra penginderaan jauh dengan skala yang
lebih besar atau resolusi spasial yang tinggi seperti citra Quickbird, citra ikonos, dan foto
udara. Citra penginderaan jauh digunakan dalam memperoleh data dasar untuk klasifikasi
penggunaan lahan.

Manfaat penginderaan jauh dalam kajian penggunaan lahan :

1. Memantau perubahan penggunaan lahan pada suatu wilayah (kabupaten& provinsi)


atau daerah aliran sungai (DAS)
2. Sumber data untuk klasifikasi penggunaan lahan kota
3. Pengukuran luas pengggunaan lahan
4. Menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW)
5. Menentukan kondisi fisik lahan seperti bentuk lahan dan kemiringan lereng

Anda mungkin juga menyukai