Anda di halaman 1dari 4

Geografi

Pengertian Interaksi Desa dan Kota


Salah satu konsep geografi menurut Ullman *Bintarto, 1983) adalah konsep interaksi
antarwilayah. Interaksi ini mencakup barang, manusia, informasi, dan ide dari desa ke kota
maupun sebaliknya.

Interaksi Wilayah
Hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih. Interaksi ini
dapat menimbulkan gejala, kenampakan, atau permasalahan baru. Interaksi tidak hanya
terbatas pada gerak pindah manusia saja, tetapi juga menyangkut barang dan informasi yang
menyertai tingkah laku manusia.

INTERAKSI DESA-KOTA

Faktor Penyebab Interaksi

Menurut Ullman dalam Bintarto (1983), interaksi antar wilayah disebabkan oleh tiga faktor:

1. Wilayah Saling Melengkapi (Regional Complementary)


Disebabkan oleh adanya perbedaan dalam ketersediaan dan kemampuan sumber daya dalam
suatu wilayah.
2. Kesempatan untuk Saling Berintervensi (Intervening Opportunity)
Disebabkan oleh adanya alternatif perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi
wilayah atau menimbulkan persaingan.

3. Kemudahan Pemindahan dalam Ruang (Spatial Transfer Ability)


Kemudahan pemindahan dalam ruang bergantung pada faktor :
1. Jarak mutlak dan jarak relatif antar wilayah
2. Biaya transportasi
3. Aksesibilitas antar wilayah.

Pola Pergerakan Perkembangan Kota


Menurut Yunus (2005), terdapat tiga gerakan yang menyebabkan suatu kota berkembang.

1. Gerakan Penarik (Sentripetal)


Gerakan penduduk dari daerah pinggiran kota atau desa menuju kota. Gerakan ini disebabkan
oleh faktor penarik dari kota.
2. Gerakan Pendorong (Sentrifugal)
Gerakan penduduk dari kota menuju desa. Gerakan ini disebabkan oleh faktor pendorong dari
kota.

3. Gerakan Ulang-Alik (Lateral)


Meningkatnya kebutuhan lahan dan terbatasnya lahan di pusat kota menyebabkan kegiatan
penduduk berkembang ke daerah pinggiran kota.

Zona Interaksi Desa dan Kota


Pengaruh pada setiap zona sangat bergantung pada jarak zona terhadap pusat kota. Makin jauh
dari pusat kota, makin lemah interaksinya. Menurut Bintarto, perkembangan kota dapat dilihat
dari aspek zone-zone yang berada di dalam wilayah perkotaan. Dalam konsep ini Bintarto
menjelaskan perkembangan kota tersebut terlihat dari penggunaan lahan yang membentuk
zone-zone tertentu di dalam ruang perkotaaan.
Pola Perkembangan Wilayah Kota
Secara garis besar menurut Northam dalam Yunus (1994), penjalaran fisik kota dibagi menjadi:

1. Tipe Konsentris (Concentric Development)


Perkembangan kota yang merembet ke seluruh pinggiran kota secara merata. Merupakan
bentuk paling ideal karena membentuk kota yang merata di pinggiran kota. (tipe terbaik dalam
perkembangan kota).

2. Tipe Memanjang (Linier Development)


Perkembangan kota mengikuti sepanjang jaringan jalan di daerah pinggiran kota. Peranan
transportasi sangat dominan menyebabkan perubahan penggunaan lahan dan sifat desa
menjadi kota di sepanjang jaringan jalan.

3. Tipe Meloncat (Leap Frog Development)


Perkembangan kota yang tumbuh terpisah seolah-olah meloncat dari kota utama. Pada tipe ini,
kenampakan fisik kota berkembang di tengah-tengah daerah pertanian. Perkembangan kota ini
terjadi daerah pinggiran kota yang menyebabkan penggunaan lahannya bercampur antara sifat
kota dan desa.

Anda mungkin juga menyukai