Anda di halaman 1dari 12

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 3 NO. 2

PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN TERHADAP TAPAK


KAWASAN PEMUKIMAN NELAYAN STUDI KASUS
(KORIDOR JALAN BOULEVARD DUA KELURAHAN
SINDULANG SATU MANADO)

Disusun Oleh :

Beldie A. Tombeg1
Prof Sangkertadi2
Moody Rondonuwu3
Mahasiswa Program Studi S2 Arsitektur, Pasca Sarjana
Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT)
INDONESIA
btombeg@yahoo.com1
t_ sangkertadi@yahoo.com2

ABSTRAK

Trend pertambahan penduduk saat ini dan perkembangan kegiatan usaha di suatu kota
pada gilirannya akan menuntut kebutuhan ruang dan permintaan penyediaan sarana maupun
prasarana kota, ini merupakan konsekuensi logis dari bertambahnya jumlah penduduk yang
diikuti dengan peningkatan jumlah kendaraan baik roda dua mapun roda empat, sehingga
diperlukan adanya penambahan serta pelebaran ruas jalan. Sementara itu dalam dimensi yang
lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan wilayah
baik dalamm skala nasional, skala regional, maupun skala lokal kabupaten/kota sesuai dengan
fungsi dari jaringan jalan tersebut. Karena dengan terbangunnya jaringan jalan maka ini akan
lebih cepat mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam satu daerah maupun antar
daerah lainnya.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh pembangunan jalan pada tata tapak kawasan
pemukiman nelayan koridor jalan Boulevard Dua Kelurahan Sindulang Satu, dapat diambil
kesimpulan bahwa pembangunan jalan Boulevard Dua ini memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap tata tapak kawasan pemukiman nelayan di Kelurahan Sindulang Satu khususnya pada
koridor jalan Boulevard Dua.

Kata Kunci : Terminal Penumpang, Bandar Udara dan Akustik Arsitektur.

PENDAHULUAN pemerintah untuk mengimbangi


perkembangan ini baik secara fisik maupun
A. Latar Belakang Permasalahan non fisik. Menurut Sujarto (1995), bahwa
Kemajuan dan perkembangan yang perkembangan suatu kota pada hakekatnya
terjadi saat ini baik lokal maupun global disebabkan oleh variabel determinan yaitu :
tidak bisa lagi dipungkiri telah memberikan variable pertama karena adanya
kontribusi maupun pengaruh pada pertambahan penduduk baik secara alamiah
perkembangan dan pemenuhan kebutuhan maupun migrasi. Sedangkan yang Kedua
yang ada di negara ini termasuk di dalamnya karena adanya perubahan dan perkembangan
pemenuhan terhadap prasarana maupun kegiatan usahanya yang disebabkan oleh
sarana perkotaan. Harus pula diakui bahwa, terjadinya perubahan pola sosial ekonomi
Semakin berkembangnya suatu kota maka penduduk sebagai masyarakat kota.
pembangunan sarana dan prasarana Trend pertambahan penduduk saat ini
perkotaan semakin banyak dan terus dan perkembangan kegiatan usaha di suatu
meningkat, berbagai upaya telah di lakukan kota pada gilirannya akan menuntut

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 112
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

kebutuhan ruang dan permintaan penyediaan


sarana maupun prasarana kota, ini a. Lokasi Sekitar Objek Bangunan Yang
merupakan konsekuensi logis dari Akan Menempati Tapak
bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti Lokasi menunjukkan letak tapak
dengan peningkatan jumlah kendaraan baik terhadap lingkungan yang lebih besar. Akses
roda dua mapun roda empat, sehingga menunjukkan jalan-jalan menuju ke tapak.
diperlukan adanya penambahan serta Lokasi merupakan hal yang paling utama
pelebaran ruas jalan. Sementara itu dalam diidentifikasi. Bangunan yang akan
dimensi yang lebih luas, jaringan jalan dirancang harus selaras dengan lokasi yang
mempunyai peranan yang sangat penting akan ditetapkan. Lokasi memegang peranan
dalam pengembangan wilayah baik dalamm penting dalam terpenuhinya beberapa syarat
skala nasional, skala regional, maupun skala pembuatan bangunan hunian yang
lokal kabupaten/kota sesuai dengan fungsi memuaskan.
dari jaringan jalan tersebut. Karena dengan
terbangunnya jaringan jalan maka ini akan b. Sirkulasi & Pencapaian
lebih cepat mendorong pertumbuhan Sirkulasi mencakup sirkulasi kendaraan
ekonomi yang signifikan dalam satu daerah dan pejalan kaki. Dalam menganalisis
maupun antar daerah lainnya. sirkulasi hal yang penting diperhatikan
Semakin cepat perkembangan kota dan adalah sirkulasi kendaraan di sekeliling
semakin banyaknya pertumbuhan pusat- tapak, baik itu lalu lintas kendaraan pribadi
pusat bisnis yang baru maka akan sangat maupun kendaraan umum. Kendaraan umum
diperlukan adanya jalan-jalan lingkar kota sebagai sumber datangnya pejalan kaki dan
(ring road) sebagai penghubung. Jalan arus lalu lintas kendaraan pribadi akan
lingkar ini digunakan untuk membuka menentukan letak pencapaian (jalan masuk /
ataupun memperbaiki aksesbilitas daerah- entrance) ke dalam tapak baik bagi pejalan
daerah terpencil dengan daerah luar, kaki maupun bagi kendaraan pribadi. Dalam
memperlancar mobilitas penduduk barang, menentukan letak jalan masuk, juga perlu
jasa dan informasi serta mengurangi beban diperhatikan kemudahan pencapaian, baik
kota utama akan lalu lintas kota. Dengan secara fisik maupun secara visual. Yang
semakin tingginya aksesbilitas maka akan dimaksud dengan kemudahan fisik adalah
makin banyak pusat-pusat kegiatan baru kemudahan orang mengaksesnya, mencakup
serta Leap-frog development akan jarak capaian pejalan kaki dari halte
berkembangdengan pesat (Yunus, 2000). kendaraan umum, keamanan pejalan kaki
misalnya hindarkan crossing dengan
kendaraan, atau diberi rambu-rambu yang
TINJAUAN PUSTAKA jelas. Sedangkan kemudahan secara visual
adalah mudah dikenali, terlihat jelas dan
A. Perencanaan Tapak bersifat mengundang (baik bagi pejalan kaki
1. Pengertian maupun kendaraan pribadi).
Tapak dapat di artikan sebagai yaitu
„Site’ berasal dari kata site plan (rencana c. Orientasi Arah Angin
tapak). Tapak merupakan sebidang lahan Orientasi arah angin, seorang perancang
atau sepetak tanah dengan batas-batas yang dituntut untuk melakukan pengkajian lebih
jelas, berikut kondisi permukaan dan ciri-ciri mendalam sehingga biasanya dalam hal ini
istimewa yang di miliki oleh lahan tersebut. arsitek tidak bekerja sendiri akan tetapi
Sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya meminta jasa pada disiplin ilmu lain seperti
tetapi merupakan sekumpulan jaringan yang misalnya ahli klimatologi dan lain-lain.
sangat aktif yang terus berkembang yang Salah satu hal yang dilakukan terkait
jalin menjalin dalam perhubungan- orientasi arah angin antara lain sebagai
perhubungan (Anonim 2014). berikut:
Snyder dan Catanese (1984) menyatakan 1) Menggunakan ventilasi dengan
bahwa perencanaan tapak (site planning) sistem cross ventilation agar udara
adalah seni menata lingkungan buatan dapat mengalir.
manusia dan lingkungan alam guna 2) Menggunakan ventilasi dan insulasi
menunjang kegiatan-kegiatan manusia. atap (menggunakan alumunium foil
Perencanaan tapak lebih berproporsi berlapis glass wool).
pada lokasi objek bangunan yang meliputi 3) Plafon dibuat tinggi agar
hal-hal berikut ini (Aonim 2014) : memungkinkan udara bergerak

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 113
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

bebas pada ruang kosong dan e. Tautan Lingkungan


mengalami pendinginan. Lingkungan sekeliling tapak juga
4) Menggunakan pengudaraan buatan berpengaruh pada perletakan bangunan.
berupa exhauster yang memakai Tapak yang terletak di sudut jalan akan
sedikit energi untuk mengalirkan sangat berbeda responsnya dengan tapak
udara dari luar ke dalam. Biasanya, yang hanya satu sisinya menghadap jalan.
sistem pengudaraan yang dipakai Bangunan yang terletak di sudut jalan harus
dalam suatu bangunan dibagi memberikan perlakuan khusus pada „sudut‟
menjadi dua yaitu pengudaraan sebagai penghargaan terhadap „sudut‟
alami dan buatan. tersebut. Bangunan-bangunan di sekitar
tapak juga mempengaruhi bentuk, tinggi
d. Orientasi Matahari bangunan,oleh karena itu tautan lingkungan
Orientasi matahari mempengaruhi suhu harus menjadi perhatian dalam analisa tapak.
dalam bangunan. Pada daerah-daerah tropis
seperti Indonesia, panas matahari kurang f. Kontur
disukai. Oleh karena itu orientasi matahari Kontur menantang arsitek untuk
pada tapak mempengaruhi letak dan bentuk membuat bangunan yang menyesuaikan
bangunan. Mengingat radiasi matahari yang dengan kondisi tanah. Perbaikan kontur dan
tinggi di Indonesia, maka daerah-daerah di tanah harus dilakukan sesedikit mungkin.
bawah bayangan bangunan menjadi daerah Perataan tanah besar-besaran sebaiknya
yang nyaman. Untuk menurunkan suhu dihindari. Justru kondisi tanah yang
dalam bangunan maka ruang-ruang penting berkontur memberikan tantangan bagi
diusahakan menghindari hadapan timur- arsitek untuk menghasilkan rancangan yang
barat secara langsung, karena orientasi tidak sama dengan rancangan di atas lahan
matahari di Indonesia adalah Timur-Barat. yang konturnya rata. Analisis tentang kontur
Arah Timur Barat dapat diberi buffer ruang- juga menentukan letak utilitas pada lahan.
ruang service, dimana tidak dihuni manusia Kontur menjadi penentu jenis perentangan
secara terus menerus, seperti tangga, toilet, bangunan serta sirkulasi dalam lokasi tapak.
pantry, gudang dan lain sebagainya. Pada site yang berkontur perlu penyesuaian-
Penggunaan Pepohonan sebagai buffer panas penyesuaian sehingga kemiringan/ slope
matahari membutuhkan kejelian pemilihan memenuhi kriteria dan persyaratan untuk
jenis pohon pengaturan perletakannya pada difungsikan.
tapak.

Gambar 5. Kontur menjadi penentu jenis perentangan


Bangunan serta sirkulasi dalam lokasi tapak

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 114
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Gambar 6. Jenis Slope Dan Penggunan Dalam


Perencanaan Tapak

g. KDB (Koefisien Dasar Bangunan) Luas Lahan : 5000 m2, maka luas lantai
KDB atau Koefisien Dasar Bangunan dasar maksimum yang diizinkan adalah:
adalah angka (dalam bentuk persentase) 20%x5000 m2 = 1000 m2.
yang digunakan untuk menghitung luas
lantai dasar bangunan maksimum yang KDB atau besaran tutupan lahan
diizinkan didirikan di atas lahan dimaksud. mengandung komponen - komponen:
Tujuan dari ditentukannya KDB ini adalah a. Lantai dasar gedung
untuk menjaga daerah resapan air. Pada b. Akses dari jalan menuju
wilayah-wilayah yang telah ditetapkan c. gedung (jalan dalam kavling)
sebagai wilayah resapan air biasanya KDB d. Perkerasan lainnya seperti plaza,
nya rendah. tempat parkir (carport), teras,
Cara menghitung luas lantai dasar setapak, pelataran dan
maksimum yang diizinkan adalah sebagai sebagainya.
berikut : Misalnya ditentukan; KDB : 20%,

Gambar 7. Ilustrasi Koefesin Dasar Bangunan (Tutupan Lahan)

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 115
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

h. KLB (Koefisien Lantai Bangunan) Untuk penampilan atau view suatu


KLB atau Koefisien Lantai Bangunan bangunan harus mampu menampilkan
adalah angka yang digunakan untuk karakter dari sebuah karya arsitektur.
menghitung Luas Maksimum Lantai Perancangan bangunan selalu dimulai
Bangunan yang diizinkan pada lahan dengan analisis view (kenampakan),
dimaksud. Tujuan dari ditetapkannya KLB kemudian menetapkan solusi-solusi dari
ini adalah untuk mengendalikan kepadatan hasil analisis tersebut. Maka karya arsitektur
(density) pada sebuah area tapak yang akan merupakan respons terhadap kebutuhan
direncanakan. pengguna dan respons terhadap kondisi
Cara menghitung luas maksimum lantai tapak. Sebuah bangunan dapat dibuat lebih
bangunan yang diizinkan adalah : menarik dan tidak monoton dengan
kreativitas yang tepat guna, pengaturan
pencapaian bangunan, serta pengaturan
pemandangan dan vista. Selain itu, sebagai
bagian dari ruang eksterior, sistem material
bangunan juga seharusnya dirancang dengan
prinsip-prinsip estetika. Misalnya warna,
misalnya sebagai berikut: KLB : 2, Luas keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, irama,
Lahan : 5000 m2, maka luas maksimum bergabung untuk membentuk keindahan
lantai bangunan yang diizinkan adalah: 2 x pada view bangunan yang dirancang.
5000 m2 = 10.000 m2.
k. Kebisingan
i. GSB (Garis Sempadan Bangunan) Faktor kebisingan merupakan salah satu
GSB atau Garis Sempadan Bangunan faktor yang harus diperhatikan dalam
adalah Batas dinding (kolom) terluar perancangan, karena dapat mempengaruhi
bangunan yang diizinkan. Tujuan dari peletakan massa bangunan dan zoning pada
ditetapkannya GSB adalah untuk menjaga tapak. Adapun beberapa arahan perencanaan
dan mengendalikan wajah kota. GSB yang biasanya dilakukan oleh para arsitek
biasanya ditentukan setengah lebar jalan untuk meminimalisir masalah kebisingan
yang berada pada lahan yang dimaksud. dalam lokasi tapak yakni sebagai berikut:
Misalnya sebuah lahan berada ditepi jalan 1) Meletakkan vegetasi di sekitar
selebar 10 m, maka dinding terluar tapak yang langsung berhubungan
bangunan yang menghadap jalan tersebut dengan sumber bising diharapkan
maksimum berjarak 5 m dari batas lahan dapat menfilter suara bising dari
dengan jalan (dari Pagar). Tujuan dari jalan raya.
penyediaan garis sempadan bangunan muka 2) Memberikan bidang-bidang massif
bangunan yaitu: pada bagian yang menghadap
1) Supaya hunian/rumah tinggal sumber bising, supaya bising yang
memiliki pekarangan di depan masuk area privat dapat
rumah yang cukup untuk diminimalkan.
penghijauan, pengudaraan alami 3) Menggunakan ruang-ruang
dan menambah daerah resapan air penyangga pada daerah sumber
hujan serta mempercantik rumah. bising seperti ruang public atau
2) Untuk keamanan rumah dan service yang tidak memerlukan
sebagai tempat bermain anak-anak ketenangan. Hal paling utama yang
supaya terhindar dari resiko dilakukan untuk menyelesaikan
kecelakaan selain itu juga dengan mudah masalah kebisingan
memperlancar lalu lintas. yakni dengan membuat zoning
3) Mengurangi pengaruh suara bising kebisingan. Pada tapak dapat
dari kendaraa bermotor yang lalu diidentifikasi zona-zona yang
lalang di depan rumah, dan bising maupun yang tenang.
memungkinkan dibuat teritis atap Pengaruh kebisingan adalah akibat
yang cukup lebar sebagai pelindung aktifitas yang terjadi di sekeliling
bangunan dari panas matahari dan tapak. Kebisingan akibat ramainya
tempias air hujan. lalu lintas pada jalan didepan tapak
mempengaruhi kebisingan zona
j. View (Kenampakan Bangunan) tapak yang terletak di tepi jalan
tersebut. Zona yang semakin jauh

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 116
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

letaknya dari sumber kebisingan Kadang-kadang dapat digunakan


maka berangsur-angsur menjadi pohon sebagai buffer, tetapi pohon
zona sedang kebisingannya dan kurang efektif untuk bangunan
akhirnya menjadi zona tenang. bertingkat, apalagi jika pohon lebih
Zona-zona ini dibutuhkan untuk rendah dari bangunan.
mengidentifikasi dimana harus
diletakkan ruang-ruang yang
bersifat public, semi public (semi HASIL DAN PEMBAHASAN
private) maupun private. Begitu Deliniasi Lokasi Penelitian.
pula untuk ruang-ruang yang
membutuhkan ketenangan
sebaiknya diletakkan pada zona Lokasi penelitian pada objek di batasi hanya
tenang pada tapak. Untuk pada sepanjang koridor jalan Boulevard Dua
mengurangi kebisingan pada tapak Kelurahan Sindulang Satu yang melintasi
dapat diberikan buffer berupa wilayah lingkungan Satu dan Lingkungan
bangunan atau ruang-ruang yang Tiga, dengan panjang kurang lebih 400
boleh bising ataupun ruang-ruang meter, seperti yang tampak pada gambar 13
yang menimbulkan kebisingan. di bawah ini :

Gambar 13. Gambar Deliniasi Lokasi Penelitian Kelurahan Di Sindulang Satu

Kebiasaan Aktifitas Interaksi daseng, membuat jala/jaring ikan, bahkan


Sosial sebagian kelompok warga membuat arisan
di area tepi pantai pada hari minggu/libur
Aktifitas Nelayan lainnya. Namun setelah di bangunnya jalur
Sebelum di bangunnya jalur jalan jalan yang melintasi sempadan pantai, maka
Boulevard Dua ini maka aktivitas nelayan tempat beraktivitas nelayan di area tepi /
sebelum dan sesudah melaut di laksakanan sempadan pantai menurun drastis. Pada tabel
di tepi pantai / sempadan pantai, seperti di bawah ini dapat di lihat perbandingan
mempersiapkan perahu dan jaring, tambatan perahu nelayan sebelum dan
menurunkan hasil laut, bercengkerama di setelah pembangunan jalan.

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 117
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

bel 37. Lokasi Nelayan Menambatkan Perahu Sebelum Pembangunan Jalan


No Tempat Menambatkan Perahu Jumlah Prosentase
1 Tepi Pantai 9 22.22%
2 Badan Jalan - 77.78%
3 Trotoar - 0.00%
4 Halaman Rumah - 0.00%
5 Lainnya - 0.00%
9 100.00%

Tabel 38. Lokasi Nelayan Menambatkan Perahu setelah


Pembangunan Jalan

Tempat Menambatkan
o Jumlah Prosentase
Perahu
1 Tepi Pantai - -
2 Badan Jalan 1 11%
3 Trotoar 7 77.78%
4 Halaman Rumah 1 11%
5 Lainnya - -
9 100.00%

Pada tabel 38 diatas terlihat bahwa nelayan atau 100 % responden menyatakan
sebelum pembangunan jalan, seluruh menambatkan perahunya di tepi pantai.

Gambar . 31 Diagram Lokasi Nelayan Menambatkan Perahu Sesudah Adanya


Pembangunan Jalan Boulevard Dua

Sedangkan pada tabel 38 terlihat raga, bercengkerama di daseng, membuat


perbedaan yang signifikan di mana, Setelah jala/jaring ikan, bahkan sebagian kelompok
adanya pembangunan jalan maka sekitar 77 warga membuat arisan di area tepi pantai
% nelayan menambatkan perahunya di setiap hari minggu siang sampai sore.
trotoar dan sisanya sebanyak 22 % di Namun setelah di bangunnya jalur jalan
halaman rumah dan badan jalan. yang melintasi tepi pantai tempat aktivitas
2. Aktifitas Penduduk Kawasan warga maka kegiatan atau aktivitas interaksi
Pemukiman sosial masyarakat di sempadan pantai
Sebelum di bangunnya jalur jalan menurun drastis, bahkan dapat di katakan
Boulevard Dua ini maka aktivitas sosial ada beberapa aktifitas yang hilang sama
sebagian besar masyarakat berlangsung di sekali. Saat ini warga lebih banyak
tepi pantai (sempadan pantai), seperti olah berinteraksi di rumah, badan jalan dan

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 118
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

membuat daseng di pinggiran trotoar, sudah di fungsikan untuk transportasi


bahkan kebanyakan aktifitas anak-anak, kendaraan.
remaja dan pemuda untuk berolahraga di Untuk mengetahui pengaruh
sore hari di lakukan di badan jalan, hal ini pembangunan jalan terhadap perubahan
dapat terjadi karena jalur jalan ini belum di aktivitas interaksi sosial penduduk dapat
fungsikan, akan lain halnya jika jalur jalan dilihat pada perbandingan tabel 4.a dan tabel
4.b di bawah ini.

Tabel 39. Aktifitas Interaksi Sosial Penduduk Sebelum Pembangunan Jalan

No
Tempat Jumlah Prosentase
1
Dalam Rumah 0
2
Tepi Pantai 23 88.46%
3
Jalan 0.00%
4
Halaman Rumah 3 11.54%
5
Lainnya 0
26 100.00%

GAMBAR. 32 Diagram Aktifitas Interaksi Sosial Penduduk


Sebelum Pembangunan Jalan

Tabel 40. Aktifitas Interaksi Sosial Penduduk Sebelum Pembangunan Jalan


No Tempat Jumlah Prosentase
1 Dalam Rumah 11 42.31%
2 Tepi Pantai 10 38.46%
3 Jalan 1 3.85%
4 Halaman Rumah 1 3.85%
5 lainnya 3 11.54%
26 100.00%

Gambar. 33 Diagram Aktifitas Interaksi Sosial Penduduk Setelah Pembangunan Jalan

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 119
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Dari perbandingan tabel 39 dan tabel 40 Dua yang secara ototmatis mempersempit
di atas terlihat, bahwa sebelum area sempadan pantai, maka sebagian besar
pembangunan jalan sebagian besar responden menjawab beraktivitas di dalam
responden yakni sebanyak 88,46 % rumah sebanyak 11 responden atau sebesar
beraktifitas sosial di tepi pantai (sempadan 42.% kemudian sebanyak 10 responden atau
pantai) dan sebanyak 3 responden atau sebesar 38.46 % beraktivitas sosial di tepi
sebesar 11,54 % menjawab beraktifitas pantai sedangkan 1 responden atau sebesar 3
sosial di halaman rumah. Namun setelah % mengatakan menggunakan jalan dan lain-
adanya pembangunan jalur jalan Boulevard lain sebagai tempat beraktivitas sosial.

Gambar 34. Interaksi Masyarakat di tepi pantai

Gambar 35 Interaksi Masyarakat setelah pembangunan Jalan


kebanyakan di lakukan di lakukan di Trotoar

Ini menandakan bahwa dengan interaksi sosial masyarakat setempat seperti


menyempitnya atau bahkan dapat di katakan olah raga, membersihkan jaring nelayan,
menghilangnya sebagian besar area atau bercengkerama dan membangun arisan antar
lahan pantai sebagai tempat berinteraksi warga. Namun hal ini di perlukan lagi
sosial, maka sangat mempengaruhi aktifitas eksplorasi yang lebih mendalam oleh semua
masyarakat setempat yang akhirnya lebih pihak yang berkompeten.
banyak berdiam diri di rumah sehingga
semakin jarang berinteraksi sosial dengan BAB V
kelompok warga lainnya, dan bukan tidak KESIMPULAN DAN SARAN
mungkin ini juga menjadi salah satu faktor
pemicu tawuran antar warga yang sering A. Kesimpulan
terjadi di kawasan objek penelitian dalam Berdasarkan hasil analisis pengaruh
kurun waktu setahun terakhir ini. Bahkan pembangunan jalan pada tata tapak kawasan
tawuran ini sering melibatkan sesama warga pemukiman nelayan koridor jalan Boulevard
dalam satu kawasan pemukiman yang hanya Dua Kelurahan Sindulang Satu, dapat
di batasi oleh dinding rumah, menurut diambil kesimpulan bahwa pembangunan
pendapat peneliti ini akibat berkurangnya jalan Boulevard Dua ini memberikan
kegiatan kebersamaan dalam aktifitas dan pengaruh yang signifikan terhadap tata tapak

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 120
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

kawasan pemukiman nelayan di Kelurahan penduduk Kelurahan Sindulang


Sindulang Satu khususnya pada koridor Satu dan disekitarnya untuk
jalan Boulevard Dua. mengangkat tema mengenai :
a. Pengaruh Pembangunan
B. Saran Jalan Boulevard Dua
Dari hasil pembahasan dan analisis maka Terhadap Perekonomian
dapat di sarankan sebagai berikut: Masyarakat Nelayan di
1. Menyarankan kepada Pemerintah Kelurahan Sindulang Satu.
Kota Manado, Pemerintah Provinsi b. Penataan Pola Pemukiman
Sulawesi Utara melalui pihak yang Penduduk Sindulang Satu
berkompeten serta pihak terkait Pasca Pembangunan Jalan
lainnya dimana, pembangunan ruas Boulevard Dua
jalan Boulevard Dua ini c. Pengaruh Pembangunan
memberikan pengaruh yang positif Jalan Boulevard Dua
terhadap penataan fisik Terhadap Pemukiman
hunian/rumah penduduk pada Penduduk Daerah Bantaran
kawasan penelitian, maka Sungai Tondano di
sebaiknya pelaksanaan Kelurahan Sindulang Satu.
pembangunan jalan yang melewati
daerah pesisir/pemukiman nelayan
di tindak lanjuti dengan program DAFTAR PUSTAKA
penataan perumahan maupun
pemukiman masyarakat setempat Anonimous,1999. Keputusan Menteri
beserta fasilitas penunjang lainnya Departemen Pekerjaan Umum
antara lain dengan menyiapkan area Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
khusus tambatan perahu, area Petunjuk Teknis Pembangunan
khusus atau ruang terbuka unatuk Perumahan Nelayan.
aktifitas / interaksi sosial
masyarakat. Hal ini di maksudkan Anonimous, 2009. Undang-Undang No. 32
agar pembangunan dapat Tahun 2009. tentang Perlindungan
berlangsung secara Dan Pengelolaan Lingkungan
berkesinambungan dan terintegrasi Hidup.
dengan baik sehingga program ini
dapat di rasakan pengaruhnya oleh Anonimous, 1994. Keputusan Pemerintah
seluruh lapisan masyarakat yang No. 14 Menteri Lingkungan Hidup
berada daerah pesisir pantai Tahun 1994, tentang Penetapan
terutama yang berada di kawasan Dampak Penting.
pesisir pantai kota Manado
2. Menyarankan kepada pemerintah Anonimous, 2002. Keputsan Menteri
maupun stake holder yang terkait Permukiman dan Prasarana
seperti : LSM, Kelompok Wilayah No. 217 Tahun 2002
pemberdayaan masyarakat pesisir, tentang Kebijakan dan Strategi
lembaga keagamaan dan kelompok Nasional Perumahan dan
masyarakat untuk memaksimalkan Permukiman.
sosialisasi dan tindakan yang nyata
berupa, pendidikan/pelatihan Anonimous, 2002. Peraturan Daerah
tentang manajeman persampahan Provinsi Sulut No 1 tahun 2014 tentang
dalam hubunganya dengan Rencana Tata Ruang Dan Wilayah
kesehatan masyarakat dan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 –
lingkungan hidup. 2034.
3. Dari pengalaman penelitian yang Anonimous, 2002. Undang-Undang No. 1
telah dilakukan dan mengingat Tahun 2011. tentang Perumahan dan
belum sempurnanya penelitian ini, Permukiman.
maka di sarankan kepada peneliti–
peneliti selanjutnya yang tertarik Anggiat Pardede, dkk. 2005. Pengaruh
terhadap tema pengaruh Perluasan Jalan Terhadap
pembangunan jalan terhadap tata Pendapatan Pedagang Tradisional
tapak kawasan pemukiman Pasar Melati Medan. Jurnal

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 121
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Arsitektur “ATRIUM” Universitas Kota Serta Permasalahan Kota Kota


Sumatera Utara Medan. Vol. 02 No. di Indonesia. di akses dari :
03, Desember 2005: 1–11 http://pe
rencanaankota.blogspot.com/2013/
Biang, Feri. 2008. Dampak Jalan Metro 10/.html
Tanjung Bunga Terhadap
Komunitas Nelayan di Kota Kodoatie, Robert, J. 2003. Manajemen dan
Makassar. Tesis. Program Rekayasa
Pascasarjana, Universitas Infrastruktur.PustakaPelajar,
Diponegoro, Semarang Yogyakarta

Ching, Franciss D.K. 1991, Arsitektur : Lubis, Rusdian. 1997. Amdal Regional
Bentuk, Ruang Dan Susunannya. Penerbit Untuk Pembangunan Wilayah.
Erlangga, Jakarta. Manusia dan Lingkungan. Jurnal
Pusat Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada No. 11
Gina A.Rahmah, 2012. Kondisi Jaringan Th. IV 1997
Akibat Pembangunan Perumahan Skala
Kecil, Studi Kasus Jalan
Palakali,Tanah Baru,Depok. Lumain J.H. 2003. Dampak Reklamasi
Skripsi. Fakultas Teknik, Program Pantai terhadap Perubahan Sosial
Studi arsitektur, UI, Depok. Ekonomi dan Sosial Budaya
Penduduk di Kota Manado. Tesis
Hagul P. 1985. Pembangunan Desa dan Pascasarjana Unhas, Makassar
Lembaga Swadaya Masyarakat.
Bumi Aksara, Jakarta Masyhuri., Zainuddin. 2008. Metodologi
Penelitian. Erlangga. Jakarta
Hamzah F.Rachman. 2010. Kajian Pola
Spasial Pertumbuhan Kawasan Permana, 2010. Integrasi Pengembangan
Perumahan Dan Permukiman Di Wisata Pantai dan Permukiman
Kecamatan Limboto Kabupaten Nelayan di Pesisir Barat Kabupaten
Gorontalo. Tesis. Program Studi Bengkulu Selatan dalam Rangka
Magister Teknik Pembangunan Konservasi Alam. Tesis. Master
Wilayah dan Kota, Universitas Theses, Pemukiman Kota dan
Diponegoro, Semarang. Lingkungan S2, ITS, Surabaya.

Haryo, W. 2012. Teori-Ekistics-Dan- Reksohadiprodjo, dkk, 1997. Ekonomi


penataan-ruang-di-Indonesi. Diakses dari Perkotaan. BPFE, Yogyakarta.
http: //www.scribd.com/doc /52834
657/info . Rizka Adiyani Mulyo, 2008. Tesis,
Pengaruh Fungsi Bangunan Dan Activity
I Kadek P, Sugihartha. 2014. Dampak Support Terhadap Pertumbuhan
Pembangunan Jalan Arteri Primer Koridor (Studi Kasus: Jl. Letjend.
Tohpati- Kusamba Terhadap Suprapto Kota Semarang), Program
Penggunaan Lahan Di Desa Studi Magister Teknik Arsitektur
Gunaksa Kecamatan Dawan Universitas Diponegoro. Semarang
Kabupaten Klungkung. Tesis
Program Pascasarjana. Universitas Sandy,I,Made. 1982. Jakarta : Direktorat
Udayana Denpasar. Tata Guna Tanah, Direktorat Jenderal
Agraria, Departemen Dalam
Iwan Setiawan Basri, 2009. Jurnal Negeri..
“MEKTEK” tahun XI NO.2 MEI
2009 . Perencanaan Lingkungan Siswono Yudohusodo, 1991. Rumah Untuk
Permukiman Nelayan Kampung seluruh Rakyat. Unit Percetakan
Lere Kota Palu Bharakerta, INKOPPOL.

Jayadinata, 1999. Pencanaan Kota


Indonesia, Teori, Konsep, dan Perencanaan

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 122
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 3 NO. 2

Sudharto, P. Hadi. 2000. Manusia dan


lingkungan. Penerbit, Universitas
Diponegoro Semarang

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

Sujarto, J. 1995. Penelaahan dan Analisis


Perencanaan Kota dan Kota Baru
(Makalah), Bahan Mata Kuliah
Jurusan Teknik Planologi ITB
Bandung,

Shirvani, H, 1985. Urban Design Process.


Penerbit Vannostrand Reinhold
Company, New York

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan


Pengelolaan Sumber Daya Alam di
Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Tjahja. S, 2000. Konsep Pembangunan yang


Melakukan Pendekatan
Kemanusiaan. Gadjah Mada Press,
Yogyakarta

Tony, L, Karim. 2010. Pengaruh Penataan


Bantaran Sungai Baubau Terhadap
Pola Hunian Masyarakat Di
Kelurahan Tomba Dan Bataraguru
Kota Baubau. Tesis. Program Studi
Magister Teknik Arsitektur
Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro, Semarang.

Wagiu, Max. 2010. Dampak Program


Reklamasi Bagi Ekonomi Rumah
Tangga Nelayan di Kota Manado.
Skripsi. Program Studi Agro Bisnis
Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Sam
Ratulangi, Manado.

Yanuar, B, Adji, 2008. Pengaruh Ruas Jalan


Arteri Soekarno – Hatta Terhadap
Fisik Kawasan di Sekitarnya. Tesis.
Program Studi Magister Teknik
Arsitektur Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.

Yuli S.S. 1996. Perubahan Lingkungan


Tantangan Bagi Manusia. Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Yunus, H.S. 2000. Struktur Tata
Ruang Kota. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

[Pengaruh Pembangunan Jalan Terhadap....................: Beldie A. Tombeg, Prof. Sangkertadi, Moody Rondonuwu] 123

Anda mungkin juga menyukai