NIM : G2 F1 22 036
A. LATAR BELAKANG
Pengawasan Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis
(GIS) memiliki latar belakang penting yang sangat relevan dalam mengatasi
berbagai tantangan kompleks yang dihadapi dunia saat ini. Salah satu isu utama
yang menjadi pusat perhatian adalah pertumbuhan populasi yang terus
meningkat dan urbanisasi yang pesat. Fenomena ini menghasilkan tekanan
besar terhadap pemanfaatan lahan, yang mana keberlanjutan dan efisiensi
dalam pengelolaannya menjadi semakin penting. Dalam hal ini, GIS menjadi
instrumen yang esensial karena memungkinkan pemantauan yang akurat
terhadap perubahan dalam pola penggunaan lahan, baik di perkotaan maupun
di pedesaan.
Informasi spasial yang disediakan oleh GIS membantu pemerintah,
organisasi, dan masyarakat untuk merencanakan perkotaan yang berkelanjutan,
mengidentifikasi daerah dengan potensi risiko banjir atau bencana alam lainnya,
serta mengoptimalkan alokasi sumber daya. Selain itu, GIS juga berperan sentral
dalam pengelolaan sumber daya alam yang semakin terbatas dan rentan
terhadap eksploitasi berlebihan.
Melalui pemetaan dan analisis yang cermat, GIS membantu dalam
pengambilan keputusan terkait dengan konservasi hutan, pertanian
berkelanjutan, dan pemantauan perubahan lingkungan yang mungkin terjadi.
Misalnya, pemerintah dapat menggunakan GIS untuk mengawasi aktivitas illegal
logging di hutan-hutan mereka atau untuk memantau perubahan tata guna
lahan yang dapat mempengaruhi habitat satwa liar. Dalam situasi darurat seperti
bencana alam, GIS menjadi alat vital untuk merespons cepat dan efektif.
Pihak berwenang dapat menggunakan teknologi ini untuk mengidentifikasi
daerah yang terkena dampak dan merencanakan tindakan penyelamatan serta
distribusi bantuan dengan lebih baik. GIS juga membantu dalam pemantauan
perubahan iklim, memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang
perubahan cuaca ekstrem, peningkatan suhu global, dan dampaknya terhadap
lingkungan. Selain itu, penggunaan GIS juga membantu dalam perencanaan
perkotaan yang cerdas.
Dengan analisis yang lebih mendalam tentang pola penggunaan lahan,
infrastruktur yang dibutuhkan dapat ditempatkan dengan lebih efisien. Ini
termasuk pemilihan lokasi untuk jalan raya, sekolah, rumah sakit, taman, serta
penilaian dampak lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh proyek-proyek
tersebut. Dengan data yang diberikan oleh GIS, pengambil keputusan dapat
membuat kebijakan yang lebih berdasarkan bukti, memastikan bahwa
perkembangan perkotaan dan pengelolaan sumber daya alam dilakukan secara
berkelanjutan, dengan memperhitungkan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi.
Terakhir, penggunaan GIS dalam perencanaan perkotaan berkelanjutan
menyoroti urgensi dalam mengelola pertumbuhan perkotaan yang
berkelanjutan. Analisis yang lebih mendalam tentang pola penggunaan lahan
dan dampak lingkungan proyek-proyek infrastruktur menjadi sangat relevan.
Keputusan yang didasarkan pada bukti yang diberikan oleh GIS dapat
memastikan bahwa perkembangan perkotaan berjalan sejalan dengan prinsip-
prinsip keberlanjutan, menciptakan kota yang lebih berdaya tahan terhadap
perubahan. Keseluruhan, urgensi Pengawasan Pemanfaatan Ruang Berbasis GIS
tidak bisa diabaikan. Dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini,
teknologi ini memungkinkan kita untuk merencanakan masa depan yang lebih
cerdas, berkelanjutan, dan berdaya tahan, sehingga dapat berkontribusi pada
pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan dan kelestarian
lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Geografis (GIS) dapat
meningkatkan efektivitas pengawasan pemanfaatan ruang untuk
mendukung perencanaan perkotaan yang berkelanjutan?
2. Apa dampak dari kurangnya pengawasan pemanfaatan ruang berbasis
GIS terhadap keberlanjutan lingkungan dan pengelolaan sumber daya
alam di wilayah perkotaan dan pedesaan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
2.1. Penggunaan lahan
2.1.1. Definisi dan Teori penggunaan lahan
Penggunaan lahan adalah cara atau tujuan tertentu di mana suatu area atau
wilayah di bumi digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia atau aktivitas alam
lainnya. Ini mencakup berbagai jenis penggunaan, seperti perumahan, pertanian,
industri, komersial, konservasi, hutan, rekreasi, dan banyak lagi. Penggunaan lahan
adalah refleksi dari interaksi kompleks antara faktor manusia, sosial, ekonomi, dan
lingkungan di suatu wilayah.
Penggunaan lahan adalah area penelitian yang luas dan kompleks yang
melibatkan banyak disiplin ilmu, termasuk geografi, ekonomi, ekologi, dan
perencanaan perkotaan. Teori-teori di atas membantu untuk memahami dan
mengelola bagaimana manusia dan alam berinteraksi dalam penggunaan lahan yang
berkelanjutan.
Dengan kata lain, SIG adalah alat atau teknologi yang memungkinkan kita
untuk menjelajahi, menganalisis, dan memahami data yang terkait dengan lokasi
geografis. Beberapa karakteristik utama dari SIG meliputi:
Data Geografis: SIG menggunakan data yang terkait dengan lokasi geografis,
seperti koordinat, batas wilayah, elevasi, dan atribut lain yang terkait dengan
objek-objek geografis.
Analisis Spasial: SIG memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis dan
perhitungan berbasis lokasi, seperti pemetaan, overlay, analisis jarak, dan banyak
lagi.
Visualisasi: SIG memungkinkan pengguna untuk memvisualisasikan data dalam
bentuk peta atau grafik yang menggambarkan informasi geografis dengan jelas.
Manajemen Data: SIG memiliki kemampuan untuk mengelola data geografis,
termasuk penyimpanan, pengambilan, dan pembaruan data.
Pemantauan dan Pengawasan: SIG dapat digunakan untuk pemantauan dinamis
perubahan geografis, seperti perubahan cuaca, pergerakan kendaraan, atau
perubahan tata guna lahan.
Pengambilan Keputusan: SIG membantu dalam pengambilan keputusan berbasis
lokasi, seperti pemilihan lokasi untuk proyek konstruksi, rencana evakuasi dalam
situasi darurat, atau perencanaan transportasi perkotaan.
Interoperabilitas: SIG dapat terintegrasi dengan sistem lain, seperti basis data,
aplikasi perencanaan, dan perangkat keras geospasial lainnya.
3.
3.1. Penerapan Sistem Informasi Geografis (GIS) dapat meningkatkan
efektivitas pengawasan pemanfaatan ruang untuk mendukung
perencanaan perkotaan yang berkelanjutan
Dalam era pertumbuhan perkotaan yang pesat, penerapan SIG adalah salah
satu alat paling penting untuk menciptakan perkotaan yang berkelanjutan dan
berkualitas. Dengan penerapan GIS, kota-kota dapat merencanakan masa depan
mereka dengan landasan data yang kuat dan pemahaman yang lebih dalam tentang
tata ruang, kebutuhan penduduk, dan dampak lingkungan.
Pengambilan keputusan yang lebih baik adalah salah satu hasil utama dari
penerapan GIS. Keputusan yang didasarkan pada data dan analisis spasial
cenderung lebih efektif dan memiliki dampak positif yang lebih besar pada
kehidupan penduduk kota. Misalnya, perencanaan transportasi yang lebih baik
berdasarkan data lalu lintas aktual dapat mengurangi kemacetan, mengurangi emisi
polusi udara, dan meningkatkan mobilitas penduduk. Manajemen yang lebih efisien
adalah manfaat lain dari penerapan SIG. Pemantauan dan pengelolaan sumber daya,
seperti air dan energi, menjadi lebih terkontrol dan berkelanjutan.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang penggunaan sumber daya, kota
dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi dalam penyediaan
layanan dasar. Selain itu, perkembangan perkotaan yang lebih baik adalah tujuan
akhir dari penerapan GIS. Dengan pemantauan yang terus-menerus, kota dapat
mengidentifikasi potensi masalah seperti pertumbuhan yang tidak terkendali,
perubahan tata guna lahan yang merugikan, atau dampak lingkungan yang negatif.
Hal ini memungkinkan kota untuk mengambil tindakan korektif lebih awal dan
menjaga kualitas hidup penduduk serta keberlanjutan perkotaan.
Dengan demikian, penerapan SIG tidak hanya menghasilkan perencanaan
perkotaan yang lebih cerdas, tetapi juga menciptakan kota-kota yang lebih baik
untuk ditinggali oleh penduduknya. Ini adalah langkah yang sangat relevan dalam
mengatasi tantangan perkotaan masa depan, termasuk pertumbuhan populasi,
perubahan iklim, dan mobilitas yang semakin kompleks. Dengan SIG, perkembangan
perkotaan dapat menjadi lebih berkelanjutan, inklusif, dan berdaya tahan,
menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua penduduk kota.
1. Perubahan Tata Guna Lahan yang Tidak Terkendali: Tanpa pengawasan yang
memadai, tata guna lahan dapat berubah tanpa perencanaan yang jelas. Ini
dapat mengakibatkan konversi lahan hutan, pertanian, atau zona hijau menjadi
lahan terbangun atau industri. Perubahan ini dapat menghancurkan ekosistem
alami, mengurangi lahan pertanian, dan meningkatkan risiko banjir serta erosi.
Contoh : Tanpa pengawasan yang memadai, sebuah kawasan hutan yang
penting untuk konservasi dapat berubah menjadi area perumahan
yang tidak terkendali. Misalnya, hutan di dekat kota dapat dirobohkan
untuk membangun pemukiman baru. Hal ini dapat mengakibatkan
hilangnya habitat satwa liar dan mengancam keberlanjutan ekosistem
BAB III
KESIMPULAN
Dengan pendekatan ini, diharapkan bahwa perubahan tata guna lahan yang tidak
terkendali, kehilangan habitat alam, pencemaran lingkungan, krisis air bersih, dan
masalah lainnya dapat diatasi secara lebih efektif. Ini akan mendukung upaya
menuju tata guna lahan yang lebih berkelanjutan, lingkungan yang lebih sehat, dan
pengelolaan sumber daya alam yang lebih bijaksana.