Penyebaran informasi geografis ini dapat berupa data spasial (wilayah) maupun data non
spasial berupa informasi yang berhubungan dengan keberadaan wilayah. Daerah perkebunan di
Indonesia tersebar luas dan hampir seluruh wilayah merupakan pertanian. Dalam memetakan,
persiapan lahan, dan pengelolaan lahan perkebunan dan pertanian perlu dilakukan dengan
sebaik mungkin. Oleh karena itu kita harus menyiapkan baik-baik untuk menghadapinya. Salah
satunya dengan menggunakan GIS.
Istilah ini digunakan karena GIS dibangun berdasarkan pada ‘geografi’ atau ‘spasial’.
Object ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya
atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan
gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi.
Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta
dua dimensi.
BAB II
ISI
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu
dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan
zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan
lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran,
fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing
wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas
yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu
dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan
ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan
parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air,
berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan
apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga
memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh
kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor
pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam,
akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan
lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu
dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta
kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan
memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain
untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang.
Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan
sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan,
permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
2. Kesehatan Lingkungan
SIG dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi kualitas, efektifitas, dan aksebilitas layanan
kesehatan di masyarakat seperti keberadaan rumah sakit dan puskemas. Selai itu SIG juga dapat
menyediakan data potensi tiap daerah serta karakteristik demografis masyarakatnya, sehingga
dapat dievaluasi kesesuaian antara jumlah masyarakat dengan sarana pelayanan kesehatan yang
ada.
SARAN
Ø Bisa belajar lebih baik mengenai sistem informasi goegrafis.
Ø Bisa memanfaatkan sistem informasi geografis dengan maksimal.
Ø Bisa menyampaikan saran maupun kritik apabila menemukan kesalahan pada makalah
ini.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Lina, Eka dan Titik Budiyati. 2013. Geografi SMA/MA Kelas XII. Klaten: Viva Pakarindo.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
http://www.kaskus.co.id/thread/521d02e841cb17350d000005/manfaat-sistem-informasi-
geografis-sig-bagi-perencanaan-wilayah-dan-kota/