-
Dinamika Perubahan Nilai Tanah : Suatu Kasus
Pantai Mutiara, Jakarta
Juntrisnawati Loi, Nurahma Tresani dan
Nasirudin Mahmud
Konten ini diunduh dari alamat IP 182.3.104.213 pada 12/10/2022 pukul 07:01
Machine Translated by Google
Abstrak. Penilaian tanah merupakan salah satu aspek sistem kadaster yang terintegrasi
dengan tata guna lahan dan penguasaan lahan. Tanah dapat dinilai berdasarkan manfaat
yang dapat diberikan. Tinggi rendahnya nilai tanah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
faktor ekonomi, sosial, pemerintahan, dan fisik. Berdasarkan faktor-faktor yang dapat
menentukan nilai tanah, diketahui bahwa penggunaan tanah (zonasi) juga dapat mempengaruhi
pembentukan nilai tanah. Analisis statistik model nilai tanah yang baik harus memperhitungkan
pengaruh letak (X,Y) bidang tanah dengan variabel penentu nilai tanah secara komprehensif
ditambah variabel pusat pelayanan kota. Model pendugaan nilai tanah hasil integrasi regresi
linier dan regresi nonlinier dapat dijadikan acuan nilai tunggal untuk berbagai keperluan. Model
estimasi nilai lahan yang dihasilkan diharapkan dapat mencerminkan nilai sebenarnya.
1. Pendahuluan
Ada empat masalah nasional, yaitu: energi, air, pangan dan tanah. Tanah merupakan komoditas atau barang
ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa, namun permasalahan yang berkaitan dengan
pertanahan semakin kompleks dan semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya, sehingga diperlukan penanganan
yang serius dan sistematis. Negara berkewajiban mengatur tiga pokok utama tanah, yaitu aspek penguasaan
tanah, aspek penggunaan tanah, dan aspek penilaian tanah. Hal ini dilakukan untuk mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan rakyatnya.
Fenomena penilaian tanah ditemukan permasalahan, antara lain: (1) penilaian tanah memerlukan kerja keras,
waktu yang lama, dan biaya yang tinggi terkait dengan banyaknya bidang tanah; (2) Nilai jual objek pajak tidak
dapat dijadikan acuan nilai tanah; (3) Nilai jual objek pajak diperoleh dari rata-rata harga jual/transaksi, belum
memperhitungkan faktor-faktor penentu nilai tanah secara menyeluruh; (4) hasil penilaian tanah tidak mencerminkan
nilai sebenarnya.
Penataan ruang di negara maju sudah merupakan sistem yang terintegrasi dengan urusan pendaftaran tanah
dan penilaian tanah. Dalam hal ini subsistem dalam penataan ruang terdiri dari tata guna lahan, pendaftaran
tanah, dan penilaian tanah [2]. Di Indonesia, kegiatan penataan ruang, pendaftaran tanah, dan penilaian tanah
masih merupakan hal yang terpisah dan berdiri sendiri.
Nilai tanah di kawasan perkotaan dipengaruhi oleh aspek struktur ruang [3]. Keberadaan pusat pelayanan kota
merupakan bagian dari tata ruang. Pendugaan nilai tanah tidak cukup hanya mempertimbangkan lokasi (X, Y)
dari bidang tanah, tetapi lebih baik mempertimbangkan pengaruh variabel-variabel yang menentukan nilai tanah
dan rencana tata ruang. Model yang memiliki kelebihan dalam melihat pengaruh variabel adalah model regresi.
Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari karya
ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google
Model regresi telah banyak digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan pendugaan nilai tanah dan
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan model lainnya [4]. Secara umum peneliti sebelumnya menggunakan
variabel pusat kota dan aksesibilitas. Kesenjangan penelitian yang ada, dibandingkan dengan peneliti sebelumnya,
adalah tentang analisis statistik model nilai tanah yang memperhitungkan lokasi (X, Y) persil tanah dengan variabel
penentu nilai tanah yang komprehensif dan variabel pusat layanan kota. Pada penelitian ini dilakukan
penyempurnaan model pendugaan nilai tanah yang lebih komprehensif yaitu dengan menggunakan variabel yang
mudah dihitung dan dikarakterisasi agar memiliki akurasi yang lebih tinggi. Model estimasi nilai tanah ini diharapkan
dapat lebih mudah dipahami oleh penilai atau masyarakat. Analisis statistik model nilai tanah akan memperhitungkan
pengaruh letak (X,Y) terhadap persil tanah dengan menggunakan variabel penentuan nilai tanah secara
komprehensif dan variabel pusat pelayanan kota. Model estimasi nilai tanah ini diharapkan dapat dijadikan nilai
tunggal melalui kebijakan Pemerintah sehingga dapat digunakan untuk perhitungan pajak, tarif pengurusan
sertifikat tanah, pembebasan tanah, asuransi, penggabungan usaha, konsolidasi usaha, dan perluasan usaha.
Model estimasi nilai tanah ini berkontribusi pada percepatan penilaian tanah; efisiensi biaya survei lapangan
karena pemilihan sampel yang memadai; diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap nilai tunggal untuk
berbagai kepentingan; dan dapat dijadikan referensi bagi daerah perkotaan di Indonesia.
2. Metode
Penelitian ini menggunakan data Nilai Indikasi Rata-Rata. Rata-rata data Nilai Indikasi secara spasial diwujudkan
dalam bentuk centroid yang merupakan titik tengah dari sebidang tanah. Populasi dalam penelitian ini adalah data
nilai indikasi rata-rata dengan syarat data bebas dari outlier [5]. Data populasi yang bebas dari data outlier akan
diambil sebagai data sampel dan data check point [6]. Data check point tersebut selanjutnya akan digunakan
dalam proses validasi untuk menguji reliabilitas model estimasi nilai tanah.
Berikut adalah jumlah data nilai indikasi rata-rata, populasi, data sampel, dan data check point di kawasan
pengembangan Bojonagara.
Tabel 1. Jumlah data Mean Indication Value, populasi, data sampel, dan data check point.
Wilayah Pengembangan Data NIR Data Populasi Data Sampel % Sampel Check Point 19.042
Bojonagara 25.701 1.116 6 17.926
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan kelompok/daerah tertentu. Kelompok/kawasan dalam penelitian ini adalah kawasan
pengembangan di Kota Bandung. Pada penelitian ini diambil daerah pengembangan yaitu Bojonagara.
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi regresi linier dan regresi nonlinier.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian adalah nilai tanah, sedangkan variabel bebas (X) adalah jarak antara titik
berat bidang tanah dengan penentu nilai tanah dan jarak antara titik berat bidang tanah dengan pusat layanan
kota. Ada 19 variabel yang menentukan nilai tanah antara lain jalan, hotel, perguruan tinggi, rumah sakit, tempat
pemakaman umum (TPU), tempat ibadah, sekolah, pusat perdagangan, stadion olahraga, restoran, pusat industri,
terminal/stasiun, lembaga pemasyarakatan, jalan Tol, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), Lokalisasi/Area
Pelacuran, Bandara, Tower, dan Sungai. Selain itu, terdapat variabel pusat pelayanan kota yang terdiri dari 2
pusat primer dan 6 pusat sekunder. Secara keseluruhan, terdapat 27 variabel independen yang membentuk model
pendugaan nilai tanah.
Dalam analisis regresi dikenal istilah Goodness of fit (GOF) sebagai model statistik yang menggambarkan
seberapa cocok model tersebut dengan rangkaian pengamatan yang dilakukan. GOF dalam model regresi
mempertanyakan seberapa baik model tersebut mampu menghasilkan estimasi yang sesuai dengan nilai
aktualnya. Ukuran umum GOF yang umum digunakan dalam model regresi adalah proporsi varians (sampel) yang
dapat dijelaskan oleh model [7]. Ukuran ini disebut R2 (R Square). R2 adalah koefisien determinasi yang
merupakan ukuran proporsi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
2
Machine Translated by Google
Ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat ketelitian data sampel suatu model adalah
konsep standar deviasi. Standar deviasi didefinisikan sebagai berikut:
ÿ
ÿ (( = ÿ )2
ÿ =1
ÿ
dengan:
Ukuran yang dapat digunakan untuk membandingkan akurasi model adalah Root Mean Square Error
(RMSE) [8]. Semakin kecil nilai RMSE suatu model, maka semakin akurat model tersebut. RMSE didefinisikan
sebagai berikut:
ÿ
ÿ
ÿ )2
RMSE = ÿ =1((
dengan:
Untuk menentukan model regresi masing-masing variabel, dihitung R2, Adjusted R2, dan Std. Error
Estimasi pada masing-masing model. Model regresi terbaik adalah model yang memiliki nilai Adjusted R2 dan
nilai Std terbesar. Kesalahan estimasi terkecil [8]. Berikut adalah model regresi linier dan nonlinier masing-
masing variabel bebas untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y.
3
Machine Translated by Google
4
Machine Translated by Google
Adanya variabel bebas berpotensi menambah atau mengurangi nilai tanah. Dari 27 variabel bebas, hanya
variabel sungai yang memiliki hubungan linier dengan nilai tanah. Sebagian besar variabel bebas memiliki hubungan
yang tidak linier dengan nilai tanah.
Selain variabel jalan, terdapat variabel dominan yang berpotensi meningkatkan nilai tanah yaitu variabel tempat
makan, terminal/stasiun, hotel, dan perdagangan, sehingga nilai tanah semakin tinggi. Hal ini terkait dengan budaya
masyarakat Kota Bandung yang lebih tertarik untuk memiliki tanah kavling yang dekat dengan jalan raya, tempat
makan, terminal/stasiun, hotel, dan pusat perdagangan.
Kebaruan dalam penelitian ini adalah integrasi variabel spasial, variabel spasial (pusat layanan kota), dan
variabel penentu nilai tanah untuk membangun model estimasi nilai tanah di kawasan perkotaan.
Model estimasi nilai tanah berkontribusi untuk mempercepat penilaian tanah; efisiensi biaya survei lapangan dalam
pengumpulan data; dan diharapkan menjadi satu nilai untuk berbagai keperluan; dan dapat dijadikan referensi bagi
daerah perkotaan di Indonesia.
Nilai RMSE Eksternal di kawasan pengembangan Bojonagara tiga kali lebih besar dari RMSE internal. Model
regresi non linier menggunakan variabel penentu nilai tanah yang terintegrasi dengan variabel pusat pelayanan
kota. Model pendugaan nilai tanah hasil integrasi regresi linier dan regresi nonlinier dapat dijadikan acuan nilai
tunggal untuk berbagai keperluan.
4. Kesimpulan
Analisis statistik model nilai tanah yang baik harus memperhitungkan pengaruh lokasi (X,Y) bidang tanah dengan
variabel penentu nilai tanah secara komprehensif ditambah variabel pusat pelayanan kota. Model pendugaan nilai
tanah hasil integrasi regresi linier dan regresi nonlinier dapat dijadikan acuan nilai tunggal untuk berbagai keperluan.
Model estimasi nilai lahan yang dihasilkan diharapkan dapat mencerminkan nilai sebenarnya. Model estimasi nilai
tanah berkontribusi untuk mempercepat penilaian tanah; efisiensi biaya survei lapangan dalam pengumpulan data;
dan diharapkan menjadi satu nilai untuk berbagai keperluan; dan dapat dijadikan referensi bagi daerah perkotaan
di Indonesia.
5
Machine Translated by Google
Referensi
[1] Dale, Peter. dan McLaughlin, John. (1999). Administrasi Pertanahan. New York: Universitas Oxford
Tekan.
[2] Pertapa, Herman. (2009). Teknik Penaksiran Harga Tanah Perkotaan: Teori Dan Praktek Penilaian Tanah. Bandung:
CV. Mandar Maju.
[3] Sadyohutomo, Mulyono. (2016). Tata Guna Tanah Dan Penyerasian Tata Ruang. 2 Februari.
Surabaya: Pustaka Pelajar.
[4] Arum, SP, dan Fukuda, D. (2020). Dampak jaringan kereta api terhadap nilai tanah pemukiman di dalam kawasan
pembangunan berorientasi transit. Studi Transportasi Asia, 6 (April), 100009. https://doi.org/10.1016/
j.eastsj.2020.100009.
[5] Sari, DK, Nugroho, H., & Hendriawaty, S. (2010). Pemƒodelan Harga Tanah Perkotaan Menggunakan Metode
Geostatistika. Jurnal Rekayasa, XIV(2), 60–71.
[6] Dattalo, P. (2010). Strategi untuk Mendekati Pengambilan Sampel dan Penugasan Acak. (T. Tripodi & Emeritus, Eds.),
Strategi untuk Mendekati Pengambilan Sampel dan Penugasan Acak. Amerika Serikat: Oxford University Press,
Inc. 198 Madison Avenue, New York, New York 10016. https://doi.org/10.1093/acprof:oso/9780195378351.001.0001.
[7] Wahyuni, S. dkk. (2019). Estimasi Sebaran Kualitas Batu Bara ( Ash Content ) Menggunakan Metode Invers Distance
Weighted ( Idw ) Dan Ordinary Kriging ( Ok ) Di Pt. Lokasi Batubara Kayan Putra Utama Separi Timur. , Kalimantan
Jurnal
Geosains, 2(1), 1–6.
[8] Arslan, H. (2014). Estimasi distrubisi spasial dari permukaan air tanah dan area berisiko intrusi air laut di wilayah
pesisir di Dataran Çar ÿ amba, Turki, menggunakan metode interpolasi yang berbeda,
doi.org/10.1007/s10661-014-3764-
5123–5134. https://
z
[9] Nafidah, QA, Astutik, S., Si, S., Si, M., Wuryantini, S., Statistika, J., Brawijaya, U., Tanaman, P., Penelitian, B., &
Jeruk, T. (2020). Penerapan Analisis Regresi Nonlinear Kuadratik Terhadap Pengujian Toksisitas ( LD 50 )
Biopestisida Crude Extract Tembakau Pada Kutu Daun Hijau ( Aphis Gossypii ). Prosiding Seminar Nasional
Inegrasi Matematika Dan Nilai Islami, 3(1), 430– 436.