Anda di halaman 1dari 10

JGISE Vol. x No. x (202x), pp. 1 - 10 | https://doi.org/10.22146/jgise.

xxxxx

JGISE
Journal of Geospatial Information Science and Engineering
ISSN: 2623-1182 | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise

Pemodelan Nilai Tanah di Desa Madegondo Kecamatan Grogol


Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Tahun 2023
(Land Value Modeling in Madegondo Village Grogol District
Sukoharjo District Centra Java 2023)
Arya Wiranata1, Purnama Budi Santosa2
1 Departemen Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Penulis Korespondensi: Purnama Budi Santosa | Email: email penulis korespondensi

Diterima (Received): D/M/Y Direvisi (Revised): D/M/Y Diterima untuk Publikasi (Accepted): D/M/Y

ABSTRAK
Perkembangan Desa Madegondo hingga menjadi kawasan Central Business District (CBD) di Kabupaten Sukoharjo berdampak pada
kebutuhan tanah yang semakin tinggi. Hal ini diamati dari semakin banyaknya pusat kegiatan masyarakat dan kegiatan ekonomi
yang menyebabkan perubahan dan kenaikan nilai tanah. Pemodelan nilai tanah diperlukan sebagai pedoman masyarakat untuk
mengetahui nilai tanah terbaru. Metode yang digunakan dalam pemodelan nilai tanah ini yaitu analisis regresi linear berganda
dengan menggunakan data transaksi jual beli tanah tahun 2020 hingga 2022 sebanyak 170 data dan penggunan 6 variabel bebas
yaitu Luas Tanah (LT), Pariwisata (Prw), Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd), Jarak ke Jalan (JkJ), Jarak ke Pusat Pemerintahan (JPPm),
dan Jarak ke Sarana Pendidikan (JSP). Variabel bebas yang digunakan dievaluasi menggunakan uji signifikan parameter individu (t),
uji signifikan parameter simultan (F), uji koefisien determinasi (R²), dan uji kualitas model Coefficient of Variations (COV). Nilai tanah
estimasi yang dihasilkan perlu dilakukan uji korelasi pearson, uji APE, dan uji MAPE untuk melihat korelasi nilai tanah aktual dan
nilai tanah estimasi. Hasil uji signifikan parameter individu (t), uji signifikan parameter simultan (F), dan uji koefisien determinasi
(R²), menunjukkan variabel bebas Pariwisata (Prw) dan Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd) merupakan variabel yang signifikan
dalam pemodelan. Uji kualitas model Coefficient of Variations (COV) sebesar 3,92%, sedangkan uji korelasi pearson menghasilkan
koefisien korelasi sebesar 0,96 yang menunjukkan hubungan kuat antara nilai tanah estimasi dan nilai tanah aktual. Uji APE dan
MAPE juga menunjukkan nilai yang baik, yaitu 29,77% dan 17,76%, dengan demikian nilai tanah estimasi cukup mendekati nilai
tanah aktual.

Kata Kunci: Pemodelan Nilai Tanah, Analisis Regresi Linear Berganda, Nilai Tanah Estimasi.

ABSTRACT
The development of Madegondo Village to become a Central Business District (CBD) area in Sukoharjo Regency has had an impact on
increasingly high demand for land. This is observed from the increasing number of community activity centers and economic activities
which cause changes and increases in land values. Land value modeling is needed as a guide for the public to find out the latest land
values. The method used in modeling land value is multiple linear regression analysis using 170 land sale and purchase transaction data
from 2020 to 2022 and using 6 independent variables, namely Land Area (LT), Tourism (Prw), Distance to Trade Center (JPPd ), Distance
to Roads (JkJ), Distance to Government Centers (JPPm), and Distance to Educational Facilities (JSP). The independent variables used
were evaluated using the individual parameter significant test (t), the simultaneous parameter significant test (F), the coefficient of
determination test (R²), and the Coefficient of Variations (COV) model quality test. The resulting estimated land value needs to be carried
out with the Pearson correlation test, APE test, and MAPE test to see the correlation between actual land value and estimated land value.
The results of the individual parameter significant test (t), the simultaneous parameter significant test (F), and the coefficient of
determination test (R²), show that the independent variables Tourism (Prw) and Distance to Trade Centers (JPPd) are significant
variables in modeling. The Coefficient of Variations (COV) model quality test was 3.92%, while the Pearson correlation test produced a
correlation coefficient of 0.96 which shows a strong relationship between estimated land value and actual land value. The APE and MAPE
tests also show good values, namely 29.77% and 17.76%, thus the estimated land value is quite close to the actual land value.

Keywords: Land Value Modeling, Multiple Linear Regression Analysis, Estimated Land Value.

© Author(s) 202x. This is an open access article under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0).

1
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
1. Pendahuluan Tabel 1. Jumlah permohonan informasi nilai tanah
Pengertian tanah menurut Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 di Desa Madegondo
adalah elemen-elemen dasar yang mencakup bumi, air, No Bulan Jumlah Permohonan
serta segala hal yang ada dan terkandung di dalamnya 1 Februari 2023 8 permohonan
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya 2 Maret 2023 13 permohonan
untuk kemakmuran rakyat. Tanah dapat dikategorikan 3 April 2023 10 permohonan
sebagai kawasan pemukiman, produksi, cadangan, atau 4 Mei 2023 17 permohonan
pelestarian, hal tersebut saling berkaitan satu sama lain
(Simanjuntak, 2015: 1). Kebutuhan tanah akan semakin Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2015 mengatur
bertambah, beragam, dan meluas karena pertumbuhan bahwa Kementerian Agraria dan Tata Ruang bertanggung
jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat dalam upaya jawab dalam melakukan pengelolaan informasi potensi dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Marsudiono (2008) nilai tanah untuk memaksimalkan fungsi tanah agar
melakukan penelitian terhadap perubahan penggunaan bermanfaat bagi kemakmuran rakyat. Informasi potensi
tanah untuk kegiatan masyarakat pada tahun 2006 hingga dan nilai tanah diwujudkan dalam bentuk peta Zona Nilai
2008, perubahan tersebut mengakibatkan kenaikan nilai Tanah (ZNT). Peta ZNT dapat digunakan untuk mengetahui
tanah sekitar 3,6%. nilai tanah saat masyarakat akan melakukan transaksi jual
Tanah memiliki kekuatan ekonomis dimana nilai tanah beli tanah, apabila masyarakat tidak mengetahui informasi
sangat bergantung berdasarkan karakteristik penggunaan nilai tanah yang akurat, hal tersebut dapat menyebabkan
dan permintaan (Kemenkeu RI, 2020). Informasi nilai tanah nilai tanah di pasaran menjadi tidak terkendali, bahkan
yang diperoleh dapat memberikan keterangan mengenai cenderung menimbulkan kerugian bagi penjual maupun
karakteristik suatu tanah sehingga dapat dimanfaatkan pembeli (Fahira dkk., 2010). Potensi masalah yang dapat
sesuai penggunaannya. Nilai tanah pada suatu wilayah muncul akibat kurangnya informasi nilai tanah menjadi
dapat dipengaruhi oleh faktor fisik berupa kondisi tugas bagi Kementerian ATR/BPN setempat untuk
lingkungan, tata letak atau lokasi, dan luas bidang tanah merumuskan nilai tanah terbaru yang akurat melalui peta
(Eckert, 1990: 151-180) ZNT.
Desa Madegondo memiliki kepadatan penduduk Perkembangan penduduk serta sarana dan prasarana di
sebesar 10.125 jiwa per Desember 2022 (Badan Pusat Desa Madegondo mengakibatkan perubahan nilai tanah.
Statistik, 2023). Desa Madegondo dipilih sebagai lokasi Maka dari itu dilakukan penelitian berupa pemodelan nilai
penelitian karena memiliki penggunaan tanah yang tanah di Desa Madegondo tahun 2023 dengan
beragam, serta sarana dan prasarana yang lengkap. Desa mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang
Madegondo memiliki sarana dan prasarana paling banyak berpotensi mempengaruhi nilai tanah sehingga dapat
di Kecamatan Grogol dibandingkan dengan desa lainnya dijadikan acuan informasi masyarakat umum dan badan
dengan jumlah 172 yang terdiri dari 6 fasilitas pendidikan, pemerintahan untuk menetapkan kebijakan yang berkaitan
48 fasilitas kesehatan, dan 118 fasilitas penunjang ekonomi dengan nilai tanah. Nilai tanah hasil pemodelan akan
(BPS, Kecamatan Grogol Dalam Angka 2023). Peningkatan divisualisasikan melalui peta ZNT.
jumlah penduduk serta banyaknya sarana dan prasarana
yang dibangun akan meningkatkan nilai tanah (Lestari, 2. Data dan Metodologi
2009) 2.1. Data dan Lokasi
Ketersediaan fasilitas yang lengkap di Desa Madegondo Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
serta kemunculan pusat perbelanjaan besar yaitu The Park 1. Peta bidang tanah skala 1:2.500 tahun 2022. Sumber :
Mal, Pakuwon Mal, dan Hartono Trade Center menjadikan BPN Kabupaten Sukoharjo.
Desa Madegondo sebagai kawasan Central Business District 2. Data atribut sarana kesehatan, kantor pemerintahan,
(CBD) di Kabupaten Sukoharjo yang membawa pengaruh sarana pendidikan, sarana perdagangan, dan sarana
terhadap perubahan nilai tanah dengan mengintegrasikan pariwisata tahun 2022. Sumber : BPN Kabupaten
faktor bisnis dan fasilitas pendukung lain seperti hotel, lalu Sukoharjo.
lintas yang nyaman, lingkungan pengembangan ekonomi 3. Peta jaringan jalan Desa Madegondo skala 1:2.500 tahun
yang menguntungkan, dan sarana transportasi yang 2022. Sumber : BPN Kabupaten Sukoharjo.
memadai. Faktor-faktor tersebut dinilai dapat 4. Peta batas administrasi desa skala 1:2.500 tahun 2022.
meningkatkan nilai tanah karena perkembangan pada Sumber : BPN Kabupaten Sukoharjo.
perubahan fungsi tanah yang membawa dampak baik pada 5. Peta batas administrasi kecamatan dan kabupaten skala
suatu daerah (Najwa, 2020). Kebutuhan informasi nilai 1:25.000. Sumber : Website Ina-Geoportal BIG
tanah oleh masyarakat Desa Madegondo dapat ditunjukkan (https://tanahair.indonesia.go.id/).
pada Tabel 1. 6. Data transaksi jual beli tanah sebanyak 188 data,
dengan rentang waktu 2020 gingga 2022. Sumber :
BPKPAD Kabupaten Sukoharjo.

2
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
Lokasi penelitian berada di Desa Madegondo,
Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa
Tengah, dengan luas 144 hektare yang terdiri dari 12 dusun,
yaitu Dusun Babadan, Gatak, Kaliwingko, Karanglo, Kijilan,
Madegondo, Nampang, Soka, Sontoyudan, Suronandan,
Turi, dan Turiharjo. Secara geografis, desa ini terletak pada
7° 32' 17'' - 7° 49' 32'' Lintang Selatan dan 110° 42' 06'', 79'
- 110° 57' 33,7'' Bujur Timur. Letaknya sekitar 7 kilometer
di sebelah barat pusat kota Kabupaten Sukoharjo, dan
berada di tengah-tengah pusat kegiatan ekonomi yang
sering disebut Solo Baru. Desa ini berbatasan dengan
beberapa desa lainnya, yaitu Desa Grogol di sebelah timur,
Desa Langenharjo di sebelah selatan, Desa Kwarasan dan
Desa Gedangan di sebelah barat, serta berbatasan langsung
dengan Kota Surakarta di sebelah utara. Peta lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

2.2. Metodologi
Secara sistematis, pemodelan nilai tanah ini dibagi
menjadi tahap pengumpulan data, pengolahan data,
analisis hasil pengolahan, dan terakhir penyajian hasil
pengolahan. Diagram alir penelitian ditunjukkan pada
Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

1. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai
permasalahan di Desa Madegondo yang berkaitan dengan
informasi nilai tanah. Wawancara dengan metode in-depth
interview digunakan untuk membangun suasana yang lebih
nyaman dan santai saat menjawab pertanyaan. Wawancara
dilakukan dengan sudut pandang yang berbeda dari
narasumber agar mendapatkan informasi yang beragam
sehingga tidak ada pernyataan yang mendominasi.

3
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
2. Pemodelan Nilai Tanah
Model nilai tanah dibuat untuk mengetahui pengaruh
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Penelitian ini didasarkan pada pandangan Eckert (1990)
bahwa nilai tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor kegiatan
masyarakat, termasuk kegiatan ekonomi, pendidikan,
kesehatan, dan kondisi fisik tanah itu sendiri. Penentuan
variabel bebas dilakukan dengan mempertimbangkan
sarana dan prasarana serta munculnya pusat kegiatan
ekonomi di Desa Madegondo yang diperkirakan akan
mempengaruhi nilai tanah. Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Luas Tanah (LT), Pariwisata
(Prw), Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd), Jarak ke Jalan
(JkJ), Jarak ke Pusat Pemerintahan (JPPm), dan Jarak ke Gambar 5. Jaringan jalan di Desa Madegondo
Sarana Pendidikan (JSP). Penelitian ini menggunakan
perhitungan jarak ke variabel bebas yang berpotensi, untuk
mendapatkan jarak dari bidang tanah ke variabel bebas
dilakukan pengukuran dengan QGIS menggunakan plugins
OD Matrix untuk menghubungkan bidang tanah dan
variabel bebas yang dituju serta penggunaan plugins
Execute SQL untuk mendapatkan jarak terdekatnya.
Gambar 3 hingga Gambar 7 menunjukkan lokasi variabel
bebas yang disajikan dalam peta.

Gambar 6. Lokasi variabel bebas


Jarak ke Pusat Pemerintahan (JPPm)

Gambar 3. Lokasi variabel bebas Pariwisata (Prw)

Gambar 7. Lokasi variabel bebas


Jarak ke Sarana Pendidikan (JSP)

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode


analisis regresi linear berganda. Pengolahan data regresi
linear berganda menggunakan SPSS, berdasarkan 6
variabel bebas yang sudah direncanakan dapat dibentuk
rumus matematis seperti berikut :
Gambar 4. Lokasi variabel bebas S = a+b1LT+b2Prw+b3JPPd+b4JkJ+b5JPPm+b6JSP
Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd)

4
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
Keterangan :
0,40-0,60 Cukup
S : Nilai tanah
b1, b2,...,b6 : Koefisien regresi setiap variabel bebas 0,20-0,40 Rendah
a : Koefisien regresi (intercept)
LT : Luas Tanah 0-0,20 Sangat Rendah
Prw : Pariwisata
JPPd : Jarak ke Pusat Perdagangan Sumber: (Sugiyono, 2010)
JkJ : Jarak ke Jalan
JPPm : Jarak ke Pusat Pemerintahan Uji reliabilitas APE bertujuan untuk menghitung
JSP : Jarak ke Sarana Pendidikan persentase kesalahan absolut untuk setiap baris data,
Hasil regresi linear berganda perlu di uji statistik untuk sedangkan MAPE merupakan rata-rata persentase
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap pemodelan keseluruhan dari nilai APE. Tabel 3 menunjukkan
yang dilakukan. Uji statistik yang digunakan yaitu uji interpretasi dari nilai MAPE yang dihasilkan.
signifikan parameter individu (t), uji signifikan parameter
simultan (F), uji koefisien determinasi (R²), dan evaluasi Tabel 3. Interpretasi Nilai MAPE
kualitas model dengan Coefficient of Variation (COV). Uji t Rentang Nilai MAPE Interpretasi
dilakukan dengan derajat kebebasan atau degree of freedom
(df) = n – k, dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah >50% Prediksi buruk
total variabel, sementara itu tingkat signifikan yang
digunakan sebesar 95% (α = 0,05), Hasil uji akan dikatakan 20 - 50% Prediksi layak
signifikan jika nilai 𝑡!"#$%& > 𝑡#'()* . Sama halnya dengan uji
t, uji F menggunakan tingkat signifikan 95%, Uji ini 10 - 20% Prediksi baik
dilakukan untuk mengetahui variabel bebas yang dapat
<10% Prediksi sangat baik
mempengaruhi variabel terikat secara simultan, Variabel
bebas dikatakan signifikan saat 𝐹!"#$%& > 𝐹#'()* . Uji Sumber: (Maricar, 2019)
koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur sejauh
mana model mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada 4. Pembuatan peta Zona Nilai Tanah
variabel terikat. Koefisien determinasi memiliki rentang Pembuatan peta ZNT merupakan tahap untuk
nilai antara 0 hingga 1, terakhir yaitu evaluasi model memvisualisasikan nilai tanah estimasi berdasarkan
bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat pemodelan yang terpilih. Penelitian ini menggunakan
akurasi model yang telah dibuat. Evaluasi model metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW).
menggunakan Coefficient of Variations (COV) sebesar 10% Kelebihan dari metode IDW yaitu dapat membatasi titik
data transaksi yang tidak digunakan dalam pemodelan nilai masukan yang digunakan dalam penelitian. Proses
tanah yaitu sebanyak 18 data. interpolasi menggunakan data nilai tanah estimasi yang
telah melalui serangkaian uji korelasi, uji APE, dan uji
3. Uji korelasi dan reliabilitas nilai tanah MAPE. Nilai tanah estimasi perlu diintegrasikan dengan
Uji korelasi dan reliabilitas pada nilai tanah estimasi data spasial, untuk dapat diinterpolasikan menggunakan
yang dihasilkan bertujuan untuk melihat seberapa kuat IDW, data yang memiliki jenis data bidang (polygon)
hubungan antara nilai aktual dan nilai tanah estimasi yang tersebut perlu diubah menjadi format titik menggunakan
terbentuk dari hasil pemodelan, selain itu uji reliabilitas plugins Centroids, dengan demikian data yang diperoleh
bertujuan untuk melihat besarnya error yang dianggap dapat digunakan secara efektif dalam proses interpolasi.
sebagai perbedaan nilai tanah yang terjadi. Data yang Visualisasi nilai tanah dibagi menjadi 6 kelas warna,
digunakan dalam uji korelasi adalah data nilai tanah aktual perbedaan warna menunjukkan adanya nilai tanah yang
dan nilai tanah estimasi yang sudah dihasilkan dari berbeda di setiap zonanya.
pemodelan. Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui Peneliti menggunakan Standar Operasional Prosedur
efektivitas nilai dari data estimasi yang dihasilkan terhadap Internal Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
nilai tanah aktual. Tabel 2 menunjukkan interpretasi dari (BPN RI) untuk pembuatan peta ZNT. Visualisasi perbedaan
nilai koefisien yang dihasilkan. harga tanah direpresentasikan dengan warna hijau untuk
kelas nilai tanah yang rendah dan merah untuk kelas nilai
Tabel 2. Pedoman koefisien Korelasi Pearson tanah yang semakin tinggi. Menurut petunjuk teknis
pembuatan peta ZNT dari BPN RI, saat data bidang tanah
Koefisien korelasi r Interpretasi belum lengkap, pembuatan ZNT dapat dilakukan dengan
cara digitasi on screen mengikuti batas bidang sesuai
0,80-1,00 Sangat Tinggi
kenampakan citra satelit agar memudahkan proses digitasi.
0,60-0,80 Tinggi Objek jalan pada peta ZNT perlu dilakukan buffer (kanan
dan kiri) sejauh 20 meter di daerah perkotaan dan 50 meter

5
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
di daerah pedesaan. Cara tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan fitur buffer pada QGIS. Digitasi dilakukan
dengan melihat hasil nilai tanah estimasi yang sudah
dimasukan pada proses interpolasi nilai tanah dengan
metode IDW. Agar zona tanah memiliki nilai yang relatif
sama dari hasil pemodelan yang terbentuk, maka dilakukan
proses perhitungan menggunakan plugins zonal statistics di
QGIS antara hasil interpolasi nilai tanah dan zona tanah
terdigitasi untuk menganalisis dan memvalidasi nilai tanah
yang terdistribusi.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Hasil Wawancara
Permasalahan yang terjadi dilapangan perlu divalidasi Gambar 8. Peta persebaran bidang tanah tertransaksi
oleh narasumber yang terpercaya. Hal pertama yang di Desa Madegondo
dilakukan adalah mewawancarai pegawai kantor
Kecamatan Grogol bernama Bapak Budi, beliau merupakan 3.3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda untuk Model
pegawai yang salah satu tugasnya menerima, mengelola, Nilai Tanah
dan mendistribusikan nilai tanah dari Badan Pengelolaan Pemodelan nilai tanah dilakukan menggunakan tingkat
Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) signifikansi 95% yang menghasilkan model nilai tanah
Kabupaten Sukoharjo berdasarkan permohonan yang berupa konstanta dan koefisien masing-masing variabel
diajukan oleh masyarakat untuk mengakses informasi bebas. Berikut hasil pemodelan dengan menggunakan 6
tersebut dalam berbagai kepentingan. Ketika informasi variabel:
nilai tanah dari BPKPAD didistribusikan kepada NTE = 3928286,21 – 15,328LT – 3318,79Prw – 4966,18JPPd
masyarakat, beliau mengatakan banyak masyarakat yang + 585,72JkJ – 516,14JPPm – 986,27JSP
merasa bahwa nilai tanah yang akan dibeli melalui pemilik Model yang dihasilkan perlu dilakukan uji statistik agar
atau agen properti tidak sesuai dengan NJOP, perubahan mengetahui kelayakannya untuk digunakan sebagai model
nilai tanah yang sering terjadi menjadi salah satu penyebab nilai tanah. Uji statistika yang digunakan yaitu uji signifikan
ketidaksesuaian tersebut. Selaras dengan pernyataan di t, uji signifikan F, dan uji determinasi R2.
tingkat kecamatan, saat melakukan wawancara dengan
Bapak Marzuki selaku kepala Desa Madegondo, 1. Uji Signifikan Parameter Individu (t)
permasalahan serupa mengenai ketidaksesuaian nilai Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap
tanah juga terjadi di Desa Madegondo akibat variabel terikat bisa diketahui melalui uji ini. Hasil uji t
perkembangan ekonomi yang terjadi. Permasalahan setiap variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
tersebut divalidasi saat peneliti melakukan wawancara dilihat pada Tabel 4.
dengan agen properti bernama Ibu Rio, beliau mengatakan
bahwa banyak client nya yang meminta untuk menjual Tabel 4. Hasil uji signifikan parameter individu (t)
tanahnya dengan harga yang jauh lebih tinggi dari NJOP, 6 variabel
client tersebut merasa bahwa tanahnya menjadi salah satu Variabel 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
lokasi yang strategis setelah dilakukan banyaknya Bebas
pembangunan di Desa Madegondo. LT (per m²) -0,01 Tidak Signifikan
Prw (m) -2,23 Signifikan
3.2. Peta Persebaran Bidang Tanah JPPd (m) -2,98 Signifikan
Penelitian yang dilakukan di Desa Madegondo JkJ (m) 0,58 1,97481 Tidak Signifikan
menggunakan data nilai transaksi jual beli tanah dari tahun JPPm (m) 0,74 Tidak Signifikan
2020 hingga 2022. Data tersebut telah diintegrasikan JSP (m) -1,66 Tidak Signifikan
dengan data spasial yang dalam format shapefile. Bidang
tanah yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 170 Hasil analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS
bidang tanah yang diperoleh dari BPN Kabupaten menunjukkan bahwa tidak semua variabel bebas memiliki
Sukoharjo, berikut peta persebaran data transaksi yang tingkat signifikansi yang berpengaruh terhadap nilai tanah.
dapat dilihat pada Gambar 8. Variabel bebas yang terkonfirmasi signifikan adalah
Pariwisata (Prw) dan Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd).
Perlu dilakukan perhitungan ulang dengan hanya
mempertimbangkan variabel bebas yang terbukti
signifikan pada perhitungan sebelumnya. Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa variabel bebas yang digunakan

6
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
dalam pemodelan dapat menghasilkan nilai estimasi tanah Hasil perhitungan analisis regresi linear berganda yang
yang akurat. Hasil perhitungan ulang untuk uji t dilakukan dengan menghasilkan koefisien pada masing-
ditunjukkan pada Tabel 5. masing variabel bebas sebesar -3400,83 (Prw), dan -
5203,55 (JPPd), hanya ada 2 variabel yang lulus pada uji
Tabel 5. Hasil uji signifikan parameter individu (t) terpilih signifikan t yang menandakan variabel tersebut signifikan
Variabel 𝒕 pada pemodelan nilai tanah yang dilakukan. Nilai koefisien
𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan variabel bebas yang lulus uji statistik dapat dilihat pada
Bebas
Tabel 8.
Prw (m) -2,32 Signifikan
1,97445
JPPd (m) -3,15 Signifikan Tabel 8. Rangkuman hasil regresi linear berganda
No Parameter Koefisien Std.Error
Pada Tabel IV.2 dapat dilihat bahwa variabel bebas 1 Constant 4036667,81 515351,89
Pariwisata (Prw) dan Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd) Jarak ke Pusat
memiliki nilai 𝑡!"#$%& yang lebih besar dari 𝑡#'()* . Seperti 2 Perdagangan -5203,55 -0,50
pada standar perhitungan uji t sebelumnya, digunakan (JPPd)
Degree of freedom (df) dengan yang menghasilkan df = 165 3 Pariwisata (Prw) -3400,83 -0,37
maka diperoleh nilai 𝑡#'()* baru sebesar 1,97445. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut memiliki nilai R2 0,36
yang signifikan dan dapat digunakan sebagai model untuk Adjusted R2 0,34
menentukan nilai tanah.
Penyusunan model empiris analisis regresi linear berganda
2. Uji Signifikan Parameter Simultan (F) dapat dilihat pada persamaan berikut:
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini untuk 𝐹!"#$%& NTE = 4036667,81– 5203,55JPPd – 3400,83Prw
adalah sebesar 5,52. Tabel IV.3 merupakan tabel Anova Keterangan :
yang diperoleh dari perhitungan regresi linear berganda. NTE : Nilai Tanah Estimasi
Prw : Pariwisata
Tabel 6. Hasil uji signifikan parameter simultan (F) JPPd : Jarak ke Pusat Perdagangan
Variabel 𝑭
𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan 3.5. Evaluasi Kualitas Model
Bebas
Prw (m), Evaluasi kualitas model dengan COV digunakan untuk
5,52 2,66 Signifikan menilai bahwa model yang terpilih dapat dijadikan penentu
JPPd (m)
dalam menghitung nilai tanah estimasi di Desa Madegondo.
Tabel 6 menunjukkan nilai 𝐹!"#$%& lebih besar daripada Model dikatakan baik dalam memprediksi nilai tanah jika
𝐹#'()* yang berarti semua variabel bebas terpilih berupa nilai COV antara 7% sampai 10% dan dikatakan sangat baik
Pariwisata (Prw) dan Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd) jika nilai COV dibawah 5%. Evaluasi kualitas model
secara simultan dapat diterima dan memiliki pengaruh menggunakan 18 data transaksi jual bidang tanah yang
signifikan terhadap variabel terikat. tidak digunakan dalam pemodelan nilai tanah, dihasilkan
nilai COV sebesar 3,92%. Hasil COV menunjukkan bahwa
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) model yang terpilih layak digunakan dalam menentukan
Hasil koefisien determinasi (R²) bernilai 0,36 atau 36%. nilai tanah estimasi di Desa Madegondo.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sekitar 36% variasi
dalam variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas
yang digunakan dalam pemodelan, sementara itu sekitar 64%
variasi lainnya menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor
lain yang mempengaruhi variabel terikat namun belum
digunakan dalam pemodelan ini. Tabel 7 merupakan hasil
perhitungan uji R2.

Tabel 7. Hasil uji koefisien determinasi (R2)


Std. Error of
Adjusted
Model R R Square The
R Square
Estimate
1 0,2505 0,36 0,34 2174794,46
3.4. Model Nilai Terpilih
3.6. Uji Korelasi dan Reliabilitas Nilai Tanah

7
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
1. Hasil Uji Korelasi Pearson Distribusi warna interpolasi nilai tanah dapat
dipengaruhi oleh persebaran bidang tanah yang digunakan
dalam penelitian. Pengaruh tersebut akan semakin
berkurang seiring bertambahnya jarak antar bidang tanah,
sehingga visualisasi warna menjadi kurang detail. Hal lain
yang mempengaruhi hasil interpolasi nilai tanah dan
visualisasinya adalah penentuan jumlah kelas. Ketika
jumlah kelas diperbesar, maka nilai akan menjadi lebih
terlokalisasi dan memiliki rata-rata nilai yang rendah,
sebaliknya saat nilai kelas diperkecil maka keluaran yang
dihasilkan akan lebih besar dan memberikan pengaruh
yang lebih luas. Gambar 9 menunjukkan hasil interpolasi
IDW, sementara itu Tabel 9 menunjukkan jumlah kelas nilai
tanah estimasi yang dihasikan dari interpolasi IDW.
Gambar 8. Scatter plot uji Korelasi Pearson

Gambar 8 menunjukkan bahwa garis pada grafik uji


korelasi mengikuti distribusi titik ke arah atas dimana hasil
ini disebut dengan perfect positive correlation, berdasarkan
masalah yang diungkapkan dalam wawancara, terdapat
kekhawatiran dari masyarakat terkait situasi di mana
mereka diberikan harga tanah yang tidak wajar sesuai
dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Konteks ini
bermaksud untuk menunjukkan bahwa hasil perhitungan
estimasi nilai tanah dapat menjadi hasil yang berguna bagi
masyarakat dalam rencana saat hendak melakukan
transaksi jual beli tanah atau kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan kebijakan nilai tanah, sehingga
masyarakat dapat menggunakan nilai tanah estimasi yang Gambar 9. Hasil interpolasi nilai tanah estimasi
dihasilkan dari pemodelan ini. dengan metode IDW

2. Hasil Uji Reliabilitas dengan APE dan MAPE Tabel 9. rata-rata nilai tanah pada jumlah kelas 6
Nilai Absolute Percentage Error (APE) terbesar yaitu Rentang Rata-rata
29,77%. Error tersebut masih dinilai baik karena dibawah Zona Warna
Nilai Tanah (Rp/m2)
30% namun nilai tersebut dapat menjelaskan bahwa Zona 1 < 2.300.000
kondisi dan faktor nilai tanah dapat berubah seiring dengan Zona 2 2.300.000 - 2.600.000
perkembangan yang terjadi. Perhitungan yang dilakukan Zona 3 2.600.000 - 3.000.000
dengan menggunakan metode MAPE pada kedua data Zona 4 3.000.000 - 3.250.000
menghasilkan nilai MAPE sebesar 17,67%. Hasil Zona 5 3.250.000 - 3.750.000
perhitungan MAPE dan APE memiliki persentase yang baik Zona 6 > 3.750.000
sesuai dengan acuan yang digunakan dalam penelitian,
sehingga nilai tanah estimasi tersebut mendekati pola 2. Hasil Digitasi
persepsi nilai tanah sesungguhnya di lapangan. Hal ini Bidang tanah yang terkena analisis buffer jalan dianggap
dapat memberikan kepercayaan bahwa nilai tanah yang memiliki nilai tanah yang paling tinggi dibandingkan
terbentuk melalui pemodelan dinilai akurat. dengan bidang tanah yang tidak memiliki akses jalan,
berikut hasil digitasi zona nilai tanah sesudah dan sebelum
3.7. Hasil Peta Zona Nilai Tanah dilakukan buffer jalan yang disajikan pada Gambar 10 dan
Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) dapat dihasilkan melalui Gambar 11.
metode interpolasi IDW untuk mendistribusikan nilai
tanah pada area yang belum memiliki nilai. Pembuatan peta
ZNT mengikuti Petunjuk Teknis Penilaian Tanah Tahun
2021 dari Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi
Pertanahan Kementerian ATR/BPN RI. Hasil digitasi
dikombinasikan dengan hasil interpolasi IDW
menggunakan metode zonal statistics.
1. Hasil Interpolasi

8
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
(Prw) yang relatif mempengaruhi nilai bidang tanah
berdasarkan jarak.

4. Kesimpulan
Hasil penelitian serta pembahasan yang dibuat, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemodelan nilai tanah dengan
menggunakan 6 variabel bebas Luas Tanah (LT), Pariwisata
(Prw), Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd), Jarak ke Jalan
(JkJ), Jarak ke Pusat Pemerintahan (JPPm), dan Jarak ke
Sarana Pendidikan (JSP) menghasilkan persamaan NTE =
3928286,21 – 15,328LT – 3318,79Prw – 4966,18JPPd +
585,72JkJ – 516,14JPPm – 986,27JSP, sementara itu
perhitungan analisis regresi linier berganda membuktikan
Gambar 10. Zona nilai tanah sebelum analisis buffer hanya ada 2 variabel bebas yang signifikan yaitu Jarak ke
Pusat Perdagangan (JPPd) dan Pariwisata (Prw), sehingga
menghasilkan persamaan NTE = 4036667,81 –
5203,55JPPd – 3400,83Prw. Peta Zona Nilai Tanah yang
dihasilkan memiliki 6 kelas warna. Nilai tanah rendah
berada di zona yang jauh dari variabel bebas Pariwisata
(Prw) dan Jarak ke Pusat Perdagangan (JPPd) divisualkan
dengan warna hijau muda, sedangkan nilai tanah yang
tinggi terdistribusi di zona yang dekat dengan variabel
bebas Pariwisata (Prw) dan Jarak ke Pusat Perdagangan
(JPPd) dengan visualisasi warna merah. NTE terendah
senilai Rp853.596,00/m2 dan NTE tertinggi
Rp14.361.579,00/m2.

5. Pernyataan Konflik Kepentingan


Gambar 11. Zona nilai tanah setelah analisis buffer
Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan
3. Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) dalam artikel ini (The authors declare no competing
interest).

6. Referensi
ATR/BPN. (2021) Petunjuk Teknis Penilaian Tanah dan
Ekonomi Pertanahan. Kementerian ATR/BPN.
Badan Informasi Geospasial. (2016). Spesifikasi Teknis
Penyajian Peta Desa.
BPS Kabupaten Sukoharjo. (2023). Kecamatan Grogol
< 2.300.000
Dalam Angka 2023. Sukoharjo: Badan Pusat
2.300.000 - 2.600.000
2.600.000 - 3 .000.000
3 .000.000 - 3 .250.000
Statistik.
3 .250.000 - 3 .750.000
> 3 .750.000 Eckert, J. K. (1990). Property Appraisal and Assessment
Batas Desa
Jalan Arteri
Hotel
Halte Bus
Administration. Chicago. USA: The International
Jalan Lokal
Jalan Kolektor
Perdagangan
Association of Assessing Officer, 151-180.
Esri. (2016b) Overlay analysis.
https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/anal
yze/commonly-used-tools/overlay-anlysis.htm
Gambar 12. Peta Zona Nilai Tanah akhir GISGeography. (2023). How To Use Zonal Statistics.
https://gisgeography.com/zonal-statistics
Zona dengan nilai tanah estimasi rendah terletak pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Jakarta: Sekretariat
zona 1, ditandai oleh sampel bidang tanah yang lebih jauh Kabinet RI.
dari variabel bebas atau memiliki luas yang lebih kecil. Zona Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2020. Faktor
dengan nilai tanah tertinggi terdapat pada zona 6 yang Yang Mempengaruhi Nilai Dalam Penilaian Tanah.
lebih dekat dengan variabel bebas dan luas tanah yang lebih https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca
besar. Perbedaan harga yang signifikan pada zona 1 dan /13581/Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-
zona 6 disebabkan oleh variabel bebas berupa (JPPd) dan Nilai-Dalam-Penilaian-Tanah.html

9
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
Lestari. (2009). Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi
Taraf Hidup Petani di Kelurahan Landasan Ulin
Barat Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Maricar, A. M. (2019). Analisa Perbandingan Nilai Akurasi
Moving Average dan Exponential Smoothing untuk
Sistem Peramalan Pendapatan pada Perusahaan
XYZ. Jurnal Sistem Dan Informatika (JSI), 13(2), 36–
45. https://www.jsi.stikom-
bali.ac.id/index.php/jsi/article/view/193.
Marsudiono. (2008). Pengaruh Perubahan Penggunaan
Lahan Terhadap Percepatan Harga Tanah Di
Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Skripsi, Diploma IV STPN Yogyakarta.
Pemerintah Indonesia. (2015). Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 Tentang
Simanjuntak, B. A. (2015). Arti dan Fungsi Tanah Bagi
Masyarakat Batak Toba, Karo, Simalungun (Edisi
Pembaruan). Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
1(1), 1.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 pasal 33 ayat 3.

10
JGISE Vol. x No.x (202x) | doi:10.22146/jgise.xxxxx | https://jurnal.ugm.ac.id/jgise

Anda mungkin juga menyukai