Anda di halaman 1dari 4

Mulai

Pra Penelitian
Studi Literatur
Pelaksanaan
Pengumpulan Data

Citra Landsat 8 Data Jumlah


Penduduk
Pemotongan Citra

Koreksi Geometrik

Ground Checking

Interpretasi Kappa

Perubahan Ruang Kecukupan Ruang


Terbuka Hijau Terbuka Hijau
2017-22

Analisis

Overlay Kalkulasi

Peta Persebaran Ketersediaan


Ruang Terbuka Ruang Terbuka
Hijau Hijau

Ketersediaan Ruang Terbuka


Hijau dan Kecukupannya
terhadap Jumlah Penduduk

Pembuatan Laporan
Pasca Penelitian

Selesai
Latar Belakang

Maka dalam ketentuan penataan ruang perkotaan yang memiliki kriteria sebagai
kota hijau bisa dilihat pada persentase ketetapan tersebut. Berkurangnya ketersediaan
ruang terbuka hijau secara akumulatif dapat berakibat buruk. Hal ini dicirikan dengan
kenaikan suhu bumi dan perubahan cuaca yang tak menentu. Saat ini banyak pepohonan
di daerah perkotaan yang di tebang oleh pemerintah dengan tujuan memperbaiki sistem
instalasi listrik dan kenyamanan lalu lintas atau untuk kebutuhan pelebaran menambah
lebar jalur kendaraan. Akan tetapi kegiatan penebangan pohon-pohon sebagai
komponen dari ruang terbuka hijau tersebut seringkali tidak diikuti dengan upaya
penanaman kembali dengan penyediaan pohon di lahan hijau (Hidayat, 2016).

Dibangunnya ruang terbuka hijau di perkotaan masih kurang mendapat perhatian sebab ruang
terbuka hijau dinilai tidak dapat memberikan profit ekonomi secara langsung. Hal ini
akhirnya berdampak luas area ruang terbuka hijau yang semakin berkurang seiring
berjalannya waktu. Berkurangnya area ruang terbuka hijau ini dikarenakan terjadinya
peningkatan akan kebutuhan lahan yang berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat
dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu
akan berimplikasi pada tingginya kebutuhan akan pemanfaatan lahan. Fenomena ini sudah
seharusnya mendapat perhatian khusus terutama yang berhubungan dengan penyediaan ruang
untuk permukiman, fasilitas umum dan ruang-ruang publik di perkotaan.
Luas ruang terbuka hijau yang diperlukan dapat mengacu pada jumlah penduduk, yaitu salah
satunya dengan dilakukan dengan kalkulasi antara jumlah penduduk dengan standar luas
ruang terbuka hijau per penduduk. Kebutuhan akan ruang terbuka hijau di perkotaan yang
komponen utamanya yakni jumlah penduduk ditetapkan berdasarkan pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
RTH di Kawasan Perkotaan, yaitu dapat dilakukan penghitungan dengan cara menjumlahkan
antara luas ruang terbuka hijau dengan jumlah penduduk dengan total 20 m2 /penduduk
(Febriana, 2012).
Di Indonesia masih sangat sedikit jumlah kota yang memiliki ruang terbuka hijau yang layak.
Berdasarkan data yang dilansir dari bandungbergerak.id, hingga saat ini ruang terbuka hijau
di Kota Bandung 12,25% hingga 2021. Sedangkan ruang terbuka di kota besar lainnya seperti
Kota Surabaya juga masih terpaku di kisaran 20%. Sedikitnya ruang terbuka hijau di
Indonesia disebabkan oleh sempitnya lahan yang di miliki oleh pemerintah kota untuk
dibangun menjadi ruang terbuka hijau Pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk
meningkatkan luas ruang terbuka hijau. Hal inilah yang menyebabkan minimnya ruang
terbuka hijau di Indonesia. Kementrian PUPR juga menyerukan agar semua pemerintah kota
memiliki gagasan untuk pengembangan kawasan perkotaan yang ramah lingkungan (Aini,
2021).
Pada umumnya, jumlah penduduk di setiap perkotaan selalu mengalami
peningkatan. Salah satunya jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Selatan, ini bisa
dilihat pada Tabel 1 yang merupakan jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Selatan
tahun 2021.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Bekasi Selatan

No Kelurahan Jumlah Penduduk Persentase


. Tahun 2021
1. Pekayon Jaya 57,953 jiwa 27,3%
2. Kayuringin Jaya 58,506 jiwa 27,5%
3. Marga Jaya 17,627 jiwa 8,3%
4. Jaka Setia 42,592 jiwa 20%
5. Jaka Mulya 35,477 jiwa 16,7%
Jumlah 212, 155 jiwa 100%
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, 2021)

Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Selatan pada tahun 2019 yaitu
berjumlah 209.406 jiwa, dan jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Selatan pada
tahun 2020 yaitu berjumlah 210.805 jiwa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah
penduduk di Kecamatan Bekasi Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya
sebesar 1.399 jiwa pada tahun 2020, sedangkan pada tahun 2021 mengalami
peningkatan sebesar 1.350 jiwa. Namun pada dasarnya dapat kita simpulkan bahwa
setiap wilayah perkotaan selalu memiliki ketersediaan ruang terbuka hijau dengan
ketersediaan yang beraneka ragam.

Widiasturi, Febriana. (2012). Analisis Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Kecakupannya Terhadap Jumlah
Penduduk di Kota Bekasi. Skripsi Sarjana pada Institut Pertanian Bogor.

Yunianto, Antonius Dwi. (2015). Analisis dan Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dalam Mendukung
Green City Kota Ungaran Kabupaten Semarang. Skripsi Sarjana pada Institut Pertanian Bogor.

Aini, Qori. (2021) Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Pemetaan dan Evaluasi Ruang Terbuka
Hijau di Kota Tangerang Selatan. Skripsi Sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Cahya, D. L., Widyawati, L. F., & Ayodhia, F. W. (2016). Evaluasi ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota
Bekasi. Jurnal Planesa. 7(1), 1–9.

Sahalessy, A., Krisantia, I., & Budiyanti, R. B. (2019). Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Seminar Nasional Pembangunan Wilayah dan Kota Berkelanjutan (Vol. 1, No. 1).

Nasyith, D., Aji, A., & Juhadi, J. (2020). Analisis Ketersediaan Oksigen untuk Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
di Kota Tangerang Selatan tahun 2017. Geo-Image. 9 (1), 57-64.
Fachriani, N. (2017). Analisis Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis (SIG) Di Kecamatan Palmerah Jakarta Barat. Tesis pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Arifin, S. S. (2014). Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.
RADIAL: Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi, 2(1), 27-31.

Amin, S., & Amri, N. (2011). Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Di Kompleks Perumahan Bumi
Permata Sudiang Kota Makassar. Prosiding Hasil Penelitian Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, 1-2.

Bai, H., Li, Z., Guo, H., Chen, H., & Luo, P. (2022). Urban Green Space Planning Based on Remote Sensing
and Geographic Information Systems. Remote Sensing, 14(17), 4213.

Gupta, K., Roy, A., Luthra, K., & Maithani, S. (2016). GIS Based Analysis for Assessing the Accessibility at
Hierarchical Levels of Urban Green Spaces. Urban Forestry & Urban Greening, 18, 198-211.

Cetin, M. (2015). Using GIS Analysis to Assess Urban Green Space in Terms of Accessibility: Case Study in
Kutahya. International Journal of Sustainable Development & World Ecology. 22(5), 420-424.

Pengertian,

Outcome Rumusan Masalah 3: Peta Potensi Pembangunan RTH Kecamatan Bekasi Selatan

Anda mungkin juga menyukai