net/publication/341999253
CITATIONS READS
0 710
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Application of Water Boundaries Theory for Determining Water Location Permit in the Coastal and Small Islands in Indonesia View project
All content following this page was uploaded by Mira Lestira Hariani on 08 June 2020.
JURNAL KONSTRUKSI
*) Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
**) Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
ABSTRAK
Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa suatu wilayah
perkotaan disyaratkan memiliki luas RTH publik minimal 20% dan RTH privat minimal 10%.
Berdasarkan data tahun 2010 RTH publik Kota Cirebon baru mencapai 8,96% dan masih jauh dari
ketentuan Undang-undang. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis terhadap RTH publik eksisting Kota
Cirebon Tahun 2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode interpretasi dan digitasi citra satelit
Kota Cirebon disertai dengan survei atau identifikasi lapangan. Dalam penelitian ini juga menggunakan
Metode Gerakis untuk menganalisis kebutuhan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan
oksigen kemudian melakukan proyeksi kebutuhan luas RTH menggunakan persamaan bunga berganda
(exponential).
Hasil analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) RTH publik eksisting Kota Cirebon
tahun 2014 adalah 4,58% dan mengalami penyusutan jika dibandingkan dengan data tahun 2010 serta
belum memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007. 2) RTH Kota cirebon dapat
ditingkatkan dengan cara menambah lahan RTH baru dan mengoptimalkan fungsi RTH yang telah ada. 3)
Kebutuhan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan oksigen pada tahun 2014
menggunakan Metode Gerakis adalah 37,2% (jika tingkat pemakaian kendaraan 100%), 29,8% (jika
tingkat pemakaian kendaraan 75%) dan 22,45% (jika tingkat pemakaian kendaraan 50%).
Abstract
Act 26 of 2007 about Spatial Planning said that urban areas are required to have a wide open
space minimum 20% of public open space and 10% of private open space. Based on 2010 data,
Cirebon’s existing public open space reached 8.96% and is still far from the provisions of the Act.
Therefore it is necessary to analyze Cirebon’s existing public open space in 2014 .
The method used in this research is interpretation and digitation of Cirebon satellite imagery and
then accompanied by survey identification. In this study also used the Gerakis Method to analyze wide
open space needs based on population and oxygen demand then do a projection of wide open space
requirements using the compound interestequation(exponential).
The results of the analysis in this study are as follows: 1) the existing public open space of
Cirebon in 2014 was 4.58% and decreased when compared to 2010 data and has not met the terms of Act
No. 26 of 2007. 2) Cirebon green open space can improved by adding new green space land and optimize
the function of existing green space. 3) The need for extensive green space based on population and
oxygen demand in 2014 using Gerakis Method is 37.2% (if the vehicle usage rate of 100%), 29.8% (if
the vehicle usage rate 75% ) and 22.45% (if the vehicle usage rate 50%).
Keywords: Public green space, interpretation of satellite imagery, potential open space
1
Analisis Pengembangan Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Cirebon
2
Mira Lestira Hariani, Yackob Astor, Saihul Anwar.
3
Analisis Pengembangan Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Cirebon
4
Mira Lestira Hariani, Yackob Astor, Saihul Anwar.
Kartografi merujuk pada buku Manual Kegiatan Penentuan kebutuhan luas RTH berdasarkan
P2KH 2013 dari Kementerian Pekerjaan Umum jumlah penduduk dan kebutuhan oksigen
Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Kartografi ini dilakukan menggunakan Metode Gerakis (1974)
mencakup format lembar peta, pembagian lembar yang telah dimodifikasi oleh Wisesa (1988)
peta, jenis dan ketebalan garis, informasi tepi dalam Lestari dan Jaya (2005). Setelah
lembar peta seperti judul peta, skala peta, legenda, menghitung kebutuhan luas RTH pada tahun
orientasi (indeks), sumber data, label dan lain-lain 2010 – 2012 selanjurnya dilakukan analisis
sehingga pada akhirnya akan menghasilkan sebuah proyeksi kebutuhan luas RTH dari tahun 2014
peta sebaran RTH eksiting Kota Cirebon Tahun hingga tahun 2019. Metode proyeksi yang
2014. dilakukan menggunakan persamaan bunga
berganda (Eksponential). dalam penelitian ini
perhitungan kebutuhan luas RTH berdasarkan
jumlah penduduk dan kebutuhan oksigen
dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan tingkat
pemakaian kendaraan per hari yaitu tingkat
pemakaian 100%, 75% dan 50%.Setalah
melakukan analisis, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Perhitungan dilakukan dengan cara Gambar IV.4 Kebutuhan Luas RTH Tahun 2010 –
menginventarisasi setiap layer pada peta hijau 2019 Berdasarkan Tingkat Pemakaian Kendaraan
sehingga akan menghasilkan jumlah luasan RTH
5
Analisis Pengembangan Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Cirebon
A. Taman Kesambi
6
Mira Lestira Hariani, Yackob Astor, Saihul Anwar.
7
Analisis Pengembangan Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Cirebon
8
Mira Lestira Hariani, Yackob Astor, Saihul Anwar.
H1
A2
H2
Gambar IV.21 Simulasi 3D Danau Buatan Gambar IV.23 Contoh Aplikasi Sistem Roof
Taman Harjamukti Garden
9
Analisis Pengembangan Potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Cirebon
VI.5 Biopori
10
Mira Lestira Hariani, Yackob Astor, Saihul Anwar.
11
View publication stats