Anda di halaman 1dari 14

UAS MATA KULIAH

APLIKASI SIG/PJ UNTUK EVALUASI LINGKUNGAN

REVIEW JURNAL
Spatial Dynamics Model for Land Carrying Capacity Prediction
in Tangerang Selatan City

OLEH:
HEINRICH RAKUASA
2006491342

MAGISTER ILMU GEOGRAFI


FAKULTAS MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2021
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan …………………………………………………………………………… 1
B. Hasil Review …………………………………………………………………………… 2
C. Perbandingan Dengan Jurnal Lain ………………………………………………….. 7
D. Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 11
Refrensi
A. PENDAHULUAN

Aktifiitas pembangunan yang tinggi di Kota Tangerang Selatan mendorong perubahan


penggunaan lahan secara signifikan hal ini sangat berpengaruh terhadap keseimbangan
antara manusia dan lingkungan sekitarnya, karena Ketika kebutuhan akan lahan
semakin bertambah dan ketersedian lahan semakin menurun akan menyebabkan daya
dukung lahan semakin menurun.

Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan penduduk yang tinggi di Kota Tangerang


Selatan cenderung mendorong perubahan penggunaan lahan sebagai bentuk
urbanisasi dan industrialisasi. Model Dinamika Spasial dalam permasalahan ini dapat
menggambarkan baik perubahan penggunaan lahan maupun dampaknya terhadap
faktor lingkungan, dan faktor sosial ekonomi di sekitarnya, serta dapat secara akurat
memprediksi wilayah masa depan dan pola spasial perubahan penggunaan lahan yang
dapat dijadikan pertimbangan oleh masyarakat. pemerintah dalam perencanaan
pembangunan.

Kota Tangerang Selatan menurut Tata Kota tahun 2011 memiliki ruang terbuka sebesar
46,53% , yang menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 / PRT / M / 2008,
luas ruang terbuka minimal adalah 30% dari luas keseluruhan. Hal tersebut bertujuan
untuk menjaga daya dukung lahan yang ada dan sebagai bentuk pembangunan
berkelanjutan. Sehingga kedepannya pengembangan daya dukung lahan di Kota
Tangerang Selatan harus direncanakan dan diprediksi dengan menggunakan model
dinamika spasial agar tidak melebihi luas wilayah minimal 30%. Berdasarkan hal
tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model dinamika spasial daya
dukung lahan di Kota Tangerang Selatan.

1
B. HASIL REVEW
Judul Spatial Dynamics Model for Land Carrying
Capacity Prediction in Tangerang Selatan City
Jurnal E3S Web of Conferences
Volume & Halaman https://doi.org/10.1051/e3sconf/201912501006
Tahun 2019
Penulis 1. Rizky Lamonda
2. Supriatna
3. Revi Hernina
4. Masita Dwi Mandini Manessa
5. Yoanna Ristya
Departemen Geografi, Fakultas Sains dan Matematika,
Universitas Indonesia, Depok-Indonesia

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model


dinamika spasial daya dukung lahan di Kota
Tangerang Selatan
Subjek Penelitian (Keywords) Daya Dukung Lahan, Dinamika Sistem, Dinamika
Spasial
Assemen Data Data Primer digunakan untuk mendapatkan peta
tutupan lahan yang digunakan untuk melihat tren
perubahan tutupan lahan tahun 2008-2018 dan
verifikasinya di lapangan, serta untuk mendapatkan
luas lahan terbangun. Data sekunder digunakan untuk
membuat wilayah kesesuaian lahan terbangun, dan
data kependudukan digunakan untuk simulasi model
sistem dinamis. Informasi selengkapnya mengenai
dataset penelitian tersaji pada Tabel dibawah ini.

Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu

2
system dynamics digunakan untuk memprediksi
populasi dan area terbangun di masa depan

dan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk


mensimulasikan prediksi dari system dynamics ke
spasial.
Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu
tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan data,
dan analisis data. Tahap persiapan berisi studi
kepustakaan dari buku, jurnal, ataupun dari internet,
Setelah tahap persiapan, tahap selanjutnya adalah
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan terdiri
dari data primer dan data sekunder, dimana pada
penelitian ini banyak menggunakan data sekunder.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil survei lapang dan ekstraksi
informasi dari citra satelit Landsat 5 TM tahun 2008
dan Landsat 8 OLI tahun 2013 dan 2018 yang
diverifikasi dengan hasil survei lapang sekaligus untuk
mendapatkan informasi mengenai perubahan ruang
terbuka dan lahan terbangun. Selain itu, data sekunder
yang digunakan antara lain terdiri dari variabel sosial
berupa data kependudukan tahun 2008 – 2018,
variabel fisik berupa sungai, jalan dan pusat kegiatan
ekonomi, wilayah limitasi lahan terbangun, dan
DEMNAS. Pengolahan data. Data primer berupa hasil
ekstraksi informasi tutupan lahan dari citra Landsat 5
(2008) dan Landsat 8 OLI (2013 dan 2018) yang telah
diverifikasi dengan hasil survei, dianalisis lebih lanjut
dan juga dimasukkan ke dalam causal loop diagram
(CLD) dan stock flow diagram (SFD). Data sekunder
berupa data kependudukan seperti jumlah penduduk,
angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, angka
kelahiran, dan angka kematian juga dimasukkan ke

3
dalam CLD dan SFD untuk menghasilkan model
sistem dinamis. Data sekunder sungai, jalan, pusat
kegiatan ekonomi, wilayah limitasi lahan terbangun,
dan DEMNAS yang merupakan faktor pembatas diolah
dengan metode Overlay untuk mendapatkan wilayah
kesesuaian lahan terbangun.
Pada informasi perubahan tutupan lahan dari ekstraksi
Citra Landsat 5 TM (2008) dan Landsat 8 OLI (2013
dan 2018) yang sudah diverifikasi dan diuji akurasinya
kemudian dilakukan analisis overlay untuk
mengetahui perkembangan lahan 10 tahun terakhir
(2008-2018). Model sistem dinamis yang sudah
didapatkan kemudian dilakukan analisis kesesuaian
dengan wilayah kesesuaian lahan terbangun untuk
menghasilkan model dinamika spasial prediksi daya
dukung lahan.
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil model Sistem Dinamika daya
dukung lahan di Kota Tangerang Selatan didapatkan
bahwa lahan terbangun mendekati ambang batas
aman daya dukung lahan dengan luas 70% dari total
wilayah penelitian pada tahun 2026 dengan jumlah
penduduk 2.536.490 orang. Artinya luas lahan
terbangun bertambah 1.518,7 hektar dan jumlah
penduduk pada tahun 2026 sebanyak 840.126 jiwa
dibandingkan tahun 2018 . Prediksi sebaran lahan
terbangun tahun 2026 berdasarkan luas kesesuaian
dapat dilihat pada Gambar dibawah.

Prediksi sebaran luas terbangun tahun 2026 di Kota


Tangerang Selatan didasarkan pada luasan yang
paling sesuai untuk lahan yang akan dibangun terlebih

4
dahulu. Hal tersebut menyebabkan pola
pengembangan lahan terbangun pada tahun 2026
yang cenderung lebih banyak terjadi di wilayah
penelitian yang memiliki jaringan sungai yang semakin
jauh, serta pusat ekonomi yang relatif cukup banyak.

Pada tahun 2050, hasil simulasi menunjukkan bahwa


wilayah dengan derajat kesesuaian lahan yang sangat
sesuai telah habis dan mulai berkembang sesuai
derajat kesesuaian lahan yang sesuai. Menurut
prediksi model sistem dinamik, pada tahun 2050 luas
lahan yang dibangun di wilayah studi memiliki luas
14.915,35 ha atau 90,5% dari total luas dengan jumlah
penduduk 7.945.178 jiwa. Artinya, daya dukung
kawasan penelitian pada tahun 2050 sudah mencapai
ambang batas daya dukung lahan dan menyebabkan
lahan di kawasan penelitian tidak lagi optimal dalam
memenuhi kebutuhan lahan masyarakat yang tinggal
di dalamnya.

5
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada tahun 2056
kesesuaian tingkat kesesuaian kawasan terbangun
telah terpakai. Artinya, daya dukung lahan di Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2056 sudah habis
karena tidak bisa menyediakan lebih banyak lahan
untuk kebutuhan manusia di dalamnya. Berdasarkan
prediksi model System Dynamics, pada tahun 2056
luas lahan yang dibangun di wilayah studi memiliki
luas 15.373,36 hektar atau 93,2% dari total wilayah
dengan jumlah penduduk 10.556.784 jiwa.
Kesimpulan Ruang Terbuka di Kota Tangerang Selatan
berdasarkan tahun 2008-2018, mengalami penurunan
yang signifikan. Turunnya ruang terbuka tersebut
bangun oleh bertambahnya kebutuhan lahan akibat
pertumbuhan penduduk. Adapun pola perubahan
ruang terbuka di Kota Tangerang Selatan cenderung
semakin menjauhi DKI Jakarta dan berkurang
mengikuti wilayah dengan tutupan lahan tegalan dan
semak, lahan terbuka, dan padang rumput.
Model sistem dinamis mendukung lahan Kota
Tangerang Selatan menunjukkan bahwa daya dukung
lahan Kota Tangerang Selatan mencapai ambang
batas 30% ruang terbuka hijau pada tahun 2025. Pada
akhirnya, di tahun 2056 diprediksikan ruang terbuka
yang dapat dimanfaatkan menjadi lahan terbangun
telah penuh diluar wilayah limitasi lahan terbangun,
sehingga pada tahunkeanjutnya lahan terbangun
tmbidak dapagi.

6
C. PERBANDINGAN DENGAN JURNAL LAIN

No. Judul Penelitian Penulis Isi Variabel Metode Hasil

1 Model Dinamika Supriatna, Pemodelan hubungan (1) Dinamika Pertumbuhan penduduk


Spasial untuk Jatna pertumbuhan Pertumbuhan spasial dan ketersediaan lahan
Bentang Alam Supriatna, penduduk dan penduduk (2) berupa memiliki pola yang saling
Berkelanjutan di Raldi Hendro ketersediaan wilayah Ketersediaan gabungan berlawanan. Proyeksi
Estuari Cimandiri, Koestoer, terbangun untuk lahan antara sistem penduduk dan
Jawa Barat Noverita Dian mewujudkan bentang dinamis dan ketersediaan lahan yang
Takarina alam berkelanjutan di SIG digunakan dalam
(2016) wilayah estuari simulasi lahan terbangun
Cimandiri dengan dapat digunakan untuk
menggunakan model perencanaan
dinamika spasial pembangunan bentang
lahan yang
berkelanjutan

2 Model Dinamika Asfari, A., Pemodelan dinamika 1) Sistem Lahan terbangun di


Spasial Hubungan Supriatna, spasial di Cianjur Pertumbuhan Dinamis dan Cianjur pada tahun
Antara Rizkyhandari, berdasarkan penduduk (2) Dinamika 2026-2060 diprediksi
Pertumbuhan N. (2017) hubungan antara Tutupan Lahan spasial berkembang menuju
Penduduk dan pertumbuhan wilayah yang sesuai dan
Ketersediaan penduduk dan lahan kemudian baru menuju
Lahan di terbangun di dataran wilayah yang kurang
Kabupaten Cianjur tinggi dengan sesuai untuk lahan
Bagian Utara, topografi beragam terbangun
Provinsi Jawa yang dibatasi oleh
Barat wilayah hutan lindung

7
3 Eksplorasi Haiwei Yin, Pemodelan dinamika 1) Tutupan Cellular Zonasi dapat
Skenario Zonasi Fanhua Kong, spasial di kota lahan (2) Automata meningkatkan akurasi
dampak dari Xiaojun Yang, metropolitan Jinan Topografi dengan dari prediksi dalam
Pertumbuhan Kota Philip James, dengan menggunakan skema simulasi model dan
Dengan Simulasi Iryna Dronova Cellular automata zonasi proyeksi pola urbanisasi
Model Dinamika (2018) untuk melihat
Spasial pengaruh dari zonasi
terhadap simulasi
prediksi pola
urbanisasi

4 Pemodelan Nicky Maninda pemodelan dinamika (1) (1) Pertumbuhan jumlah


Dinamika Spasial (2015) spasial hubungan Ketersediaan Ketersediaan penduduk yang
Hubungan antara antara pertumbuhan lahan (2) lahan (2) berlangsung mempunyai
Pertumbuhan penduduk dan Pertumbuhan Pertumbuhan pola meningkat sesuai
Penduduk dengan ketersediaan lahan penduduk penduduk dengan deret hitung
Ketersediaan pada wilayah kota diikuti oleh ketersediaan
Lahan di Kota pesisir Pelabuhanratu lahan secara drastis,
Pelabuhan Ratu, dimana pada hasil
Kab Sukabumi, simulasi, ketersediaan
Provinsi Jawa lahan yang tersisa
Barat cenderung berada pada
aksesibilitas yang jauh
dari pusat kota, dan
jaringan jalan

5 Pemodelan Muhammad Pengintegrasian (1) Tutupan Cellular Hasil prediksi dari


Spasial Sufwandika model simulasi lahan (2) Automata integrasi pemodelan CA
Perkembangan Wijaya, Nuril Cellular Automata Aksesibilitas dan Regresi dan regresi logistik biner
Fisik Perkotaan Umam (2015) berbasis SIG dengan logistik biner hanya mampu memberi
Yogyakarta model regresi logistik gambaran dari ekspansi
Menggunakan biner dalam lahan terbangun secara
Model Cellular memprediksi deskriptif dan perkiraan

8
Automata Dan perkembangan lahan lokasi perubahannya
Regresi Logistik terbangun perkotaan
Biner di Yogyakarta

6 Model dinamika Della Ayu Pemodelan dinamika (1) Dinamika Hasil prediksi model
spasial Lestari, spasial hubungan Pertumbuhan spasial menunjukkan lahan
ketersediaan Supriatna, antara penduduk (2) berupa terbangun dari tahun
lahan dengan Dewi pertumbuhan Tutupan Lahan gabungan 2020 – 2045
kawasan rawan Susilonengtyas penduduk dan antara sistem berkembang pada
gempa bumi dan 2018 ketersediaan lahan dinamis dan wilayah yang sesuai
tsunami di Kota pada Kawasan gempa SIG hingga kurang sesuai
Bengkulu bumi dan kawasan untuk lahan terbangun.
rawan tsunami di Kota Luas lahan terbangun
Bengkulu yang terdampak pada
kawasan rawan gempa
bumi dan tsunami
memiliki hubungan yang
berbanding lurus dengan
tahun perkembangan
lahan terbangun.
7 Eksplorasi Haiwei Yin, Pemodelan dinamika (1) Tutupan Cellular Zonasi dapat
Skenario Zonasi Fanhua Kong, spasial di kota lahan Automata meningkatkan akurasi
dampak dari Xiaojun Yang, metropolitan Jinan (2) Topografi dengan dari prediksi dalam
Pertumbuhan Kota Philip James dengan menggunakan skema simulasi model dan
Dengan Simulasi Cellular automata zonasi proyeksi pola urbanisasi
Model Dinamika untuk
Spasial melihat pengaruh dari
zonasi terhadap
simulasi prediksi pola
urbanisasi
8 Model Dinamika Asfari, A., Pemodelan dinamika 1)Pertumbuhan Sistem Lahan terbangun di
Spasial Hubungan Supriatna, spasial di Cianjur penduduk (2) Dinamis dan Cianjur pada tahun
Antara Rizkyhandari, berdasarkan Tutupan Laha Dinamika 2026-2060 diprediksi

9
Pertumbuhan N. (2017) hubungan antara spasial berkembang menuju
Penduduk dan pertumbuhan wilayah yang sesuai dan
Ketersediaan penduduk dan lahan kemudian baru menuju
Lahan di terbangun di dataran wilayah yang kurang
Kabupaten Cianjur tinggi dengan sesuai untuk lahan
Bagian Utara, topografi beragam terbangun
Provinsi Jawa yang dibatasi oleh -‘
Barat wilayah hutan lindung

Kekuatan Penelitian
Berdasarkan hasil dan pembahasan serta bagaimana cara assesmen data penelitian ini
mempunyai kekuatan dalam memprediksi daya dukung lahan di Kota Tangerang Selatan dengan
menggunakan Model sistem dinamis dan spasial dinamis dan sudah sampai pada tahap
memberikan mengevaluasi RTRW Kota Tangerang Selatan, dimana rencana pola ruang yang ada
masih belum banyak merencanakan mengenai ruang terbuka yang ada

Kelemahan Penelitian
Berdasarkan refrensi jurnal lainnya sebagai perbandingan maka dapat dilihat beberapa
kelehamahan antara lain : hanya memprediksi kesesuaian lahan saja dan belum memberikan
pertimbangan kepada dan atau pemangku kepentingan dalam menetapkan kebijakan
Pembangunan kedepannya secara detail.

10
D. KESIMPULAN
Ruang Terbuka di Kota Tangerang Selatan berdasarkan tahun 2008-2018,
mengalami penurunan yang signifikan. Turunnya ruang terbuka tersebut dipengaruhi
oleh bertambahnya kebutuhan lahan akibat pertumbuhan penduduk. Hal tersebut
tergambarkan di Kota Tangerang Selatan ketika laju pertumbuhan penduduk tinggi,
maka laju pertumbuhan lahan terbangun juga tinggi, dan ketika laju pertumbuhan
penduduk semakin menurun, pertumbuhan lahan terbangun juga cenderung semakin
menurun. Adapun pola perubahan ruang terbuka di Kota Tangerang Selatan cenderung
semakin menjauhi DKI Jakarta dan berkurang mengikuti wilayah dengan tutupan lahan
tegalan dan semak, lahan terbuka, dan padang rumput.
Model sistem dinamis daya dukung lahan Kota Tangerang selatan menunjukkan
bahwa daya dukung lahan Kota Tangerang Selatan mencapai ambang batas 30%
ruang terbuka hijau pada tahun 2025. Pada tahun 2031, prediksi dilakukan untuk
mengevaluasi RTRW Kota Tangerang Selatan, dimana rencana pola ruang yang ada
masih belum banyak merencanakan mengenai ruang terbuka yang ada. Pada akhirnya,
di tahun 2056 diprediksikan ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan menjadi lahan
terbangun telah penuh diluar dari wilayah limitasi lahan terbangun, sehingga pada
tahun selanjutnya lahan terbangun tidak dapat berkembang lagi. Perkembangan lahan
terbangun berdasarkan prediksi model dinamika spasial cenderung lebih banyak
dipengaruhi oleh sungai dan pusat kegiatan ekonomi, sedangkan jaringan jalan kurang
berpengaruh dikarenakan Kota Tangerang Selatan memiliki jaringan jalan yang baik
dan lereng juga kurang berpengaruh dikarenakan kondisi lereng yang secara umum
landau

11
REFRENSI

Supriatna, Supriatna J., Koestoer, R. H., Takarina N. D. (2016). Spatial dynamics model for
sustainability landscape in Cimandiri Estuary, West Java, Indonesia. Procedia: Social and Behavioral
Sciences, 227, 19-30.

Asfari, Ammar, Supriatna, Rizkyhandari, N. (2017). Model Dinamika Spasial Hubungan Pertumbuhan
Penduduk dengan Ketersediaan Lahan di Kabupaten Cianjur Bagian Utara, Provinsi Jawa

Yin, H., Kong, F., Yang, X., James, P., Dronova, I. (2018). Exploring zoning scenario impacts upon
urban growth simulations using a dynamic spatial model. Elsevier: Cities, 81, 214-229.

Maninda, Nicky. (2015). Model Dinamika Spasial Hubungan Pertumbuhan Penduduk dan
Ketersediaan Lahan di Kota Pelabuhanratu Kab Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Depok: Departemen
Geografi FMIPA, Universitas Indonesia.

Della Ayu Lestari, Supriatna, Dewi Susilonengtyas, (2018). Model dinamika spasial ketersediaan
lahan dengan kawasan rawan gempa bumi dan tsunami di Kota Bengkulu,Tesis; Departemen
Geografi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai