Anda di halaman 1dari 9

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMENGARUHI HARGA LAHAN

DI DESA SINDUADI, MLATI, SLEMAN

Lilis Suryani
lilis.suryani@mail.ugm.ac.id

Sudrajat
sdrajat@ugm.ac.id

Abstract
Sinduadi village is located next to Yogyakarta city. It suffered direct
impacts from the development of Yogyakarta city such as changes in land use due
to space requirements. This study aims to determine the distribution of land prices
in the village Sinduadi and the variables that affect it. The analysis technique used
is quantitative descriptive analysis with calculation of cross-tabulation and
multiple linear regression test. Samples were identified with sensus method. The
highest land prices are in Pogung Kidul (Rp 7,000,000.00 per m2). While land
prices are the lowest in the Gedongan (Rp 550,000.00 per m2). Many of the land
transactions take place on Dusun Pogung Kidul (10), KutuTegal (7) and Kragilan
(4). Based on statistical tests, all variables were entered affect 61,30% of the land
prices. The factors that affect significantly in the area of research on significant
level of 5% is the distance to the nearest main road.

Keywords: land prices, space, public facilities, accessibility

Abstrak
Desa Sinduadi berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta mengalami
dampak langsung dari perkembangan Kota Yogyakarta berupa perubahan
penggunaan lahan karena kebutuhan ruang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persebaran harga lahan di Desa Sinduadi dan variabel-variabel
yang memengaruhinya.. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
kuantitatif dengan perhitungan tabulasi silang dan uji regresi linear berganda.
Sampel diperoleh dengna teknik sensus. Harga lahan tertinggi terdapat di Dusun
Pogung Kidul (Rp 7.000.000,00 per m2). Sedangkan harga lahan terendah
terdapat di Dusun Gedongan (Rp 550.000,00 per m2). Transaksi jual beli lahan
banyak terjadi di Dusun Pogung Kidul (10), Kutu Tegal (7) dan Kragilan (4).
Berdasar uji statistik, semua variabel yang dimasukkan berpengaruh 61,30%
terhadap harga lahan. Adapun faktor yang memengaruhi harga lahan di daerah
penelitian pada taraf nyata 5% adalah jarak terhadap jalan utama terdekat.

Kata kunci: harga lahan, ruang, fasilitas umum, aksesibilitas

1
PENDAHULUAN tahun 1996-2011. Penelitian ini bertujuan
Kota Yogyakarta sebagai pusat untuk mengetahui persebaran harga lahan
pemerintahan provinsi D.I Yogyakarta di Desa Sinduadi dan faktor-faktor yang
memiliki kepadatan sebesar 11.958 memengaruhinya.
jiwa/km2 (BPS, 2014). Angka ini Yunus (2004) mendefinisikan nilai
menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota lahan sebagai pengukuran kemampuan
terpadat di D.I Yogyakarta. Kebutuhan lahan atas dasar ekonomis yang berkaitan
penduduk akan eksistensi ruang yang dengan produktivitas lahan dan strategi
memadai tidak dapat dicukupi oleh Kota ekonomi. Adapun harga lahan menurut
Yogyakarta yang hanya seluas 32,5 km². Darin-Drabkin (1977) dalam Yunus
Yunus (2004) menjelaskan bahwa (2010) adalah penilaian atas lahan
ketersediaan ruang di dalam kota adalah berdasar satuan uang untuk luasan
tetap dan terbatas. Oleh karenanya, secara tertentu. Lebih lanjut, Rhind & Hudson
alamiah terjadi pemilihan alternatif dalam (1980) mengatakan bahwa ketersediaan
memenuhi kebutuhan ruang untuk tempat lahan yang terbatas dengan kebutuhan
tinggal dan kedudukan fungsi-fungsi lahan yang tidak terbatas menyebabkan
selalu akan mengambil ruang di daerah harga lahan di beberapa tempat dapat
pinggiran kota. Hal tersebut menimbulkan bernilai amat tinggi.
gejala urban sprawl yaitu pemekaran kota Yeates (1965) dalam Mather (1986)
ke daerah pinggiran yang ditandai dengan mengungkapkan bahwa nilai lahan
perembetan kenampakan fisik kekotaan ke berkurang terhadap jarak dari pusat kota.
arah luar. Terdapat penurunan yang tetap (steady) .
Lebih lanjut, Yunus (2010) tumbuhnya pusat bisnis subsider akan
menyatakan terjadi peningkatan harga melemahkan pengaruh dari pusat kota
lahan yang luar biasa di Kota Yogyakarta sebagai pengaruh utama dari nilai lahan.
terutama di bagian utara. Permintaan lahan Harga lahan merupakan indikator
tersebut terutama berasal dari orang luar dasar untuk menentukan besar daya tarik
Yogyakarta yang memiliki kemampuan suatu lokasi, nilai ekonomi dan fasilitas
finansial besar. Hal ini tidak terlepas dari yang mendukung (Kok dkk, 2011).
daya tarik Kota Yogyakarta bagian utara Semakin tinggi harga lahan maka
di mana terdapat kampus prestisius mengindikasikan bahwa lokasi tersebut
Universitas Gadjah Mada dan kampus memiliki nilai positif dibanding lokasi
pendidikan lain. Dayat tarik lain berupa lain. Adapun Woolery (1987) dalam
aspek fisik seperti kemiringan ideal, Nasucha (1995) menerangkan bahwa
kondisi air tanah baik dan suhu yang perbedaan harga lahan dikarenakan
sejuk. perbedaan lokasi. Hal ini sejalan dengan
Desa Sinduadi yang berbatasan pendekatan ekonomi wilayah yang
langsung dengan Kota Yogyakarta di mendefinisikan bahwa lokasi optimal akan
sebelah utara mengalami dampak langsung menghasilkan keuntungan optimal bagi
dari perkembangan Kota Yogyakarta. penjual. Oleh karena itu, lokasi lahan
Perubahan tersebut berupa penggunaan menjadi hal yang penting karena terkait
lahan dan harga lahan. Penelitian Rahardjo dengan nilai ekonomisnya.
(2011) menyebutkan perubahan harga Rind & Hudson (1980) mengatakan
lahan di Desa Sinduadi termasuk tinggi bahwa ketersediaan lahan yang terbatas
yaitu dengan 104,44% per tahun atau dengan kebutuhan lahan yang tidak
mengalami perubahan 1566,77% antara terbatas menyebabkan harga lahan di

2
beberapa tempat dapat bernilai amat
tinggi. Tabel 1.1 Daerah Asal dengan Lokasi
Lahan
METODE PENELITIAN Status Domisili
Penelitian ini menggunakan metode Dusun Total
Asli Pendatang
deskriptif kuantitatif. Adapun Gedongan 0 3 3
pengumpulan data primer menggunakan Gemawang 1 0 1
survei dengan kuisioner. Responden Jetis 1 1 2
diperoleh melalui teknik snowball. Karangjati 1 0 1
Makelar berperan sebagai informan. Kragilan 2 2 4
Pengolahan data menggunakan analisa Kutu Asem 0 2 2
tabulasi silang dan regresi linear berganda Kutu Dukuh 0 2 2
Kutu Tegal 4 3 7
HASIL DAN PEMBAHASAN Ngaglik 1 1 2
Sebagian besar penguasa lahan Pogung Kidul 0 10 10
memanfaatkan lahan tersebut sebagai
Pogung Lor 0 1 1
rumah pribadi (58,3%). Sebanyak 25%
Purwosari 0 1 1
digunakan sebagai kamar sewa. Adapun Total 10 26 36
sisanya lahan digunakan sebagai tempat Persentase (%) 27,8 72,2 100
usaha atau gabungan antara tempat tinggal
pribadi dengan tempat usaha atau kamar Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
sewa. 2015
Luas lahan hasil transaksi jual-beli
3%
di daerah penelitian bervariasi. Berdasar
6% 8% Rumah Tempat Tinggal
observasi lapangan diperoleh data luas
Kamar Sewa lahan dari transaksi jual-beli lahan
25% 58%
Tempat Usaha berkisar antara 60-1000 m2.
Rumah Tempat Tinggal dan
Tabel 1.2 Luas Lahan yang Dijualbelikan
Kamar Sewa
Rumah Tempat Tinggal dan
di Desa Sinduadi
Tempat Usaha
Luas Frekuensi Persentase (%)
(m2)
” 4 11,1
101-200 15 41,7
Gambar 1. Pemanfaatan Lahan Setelah 201-300 7 19,4
Transaksi 301-400 2 5,6
Status domisili penguasa lahan 401-500 2 5,6
terdiri dari penduduk asli dan pendatang. 501-600 1 2,8
Pendatang adalah penduduk yang berasal >600 5 13,9
dari luar Desa Sinduadi. Adapun Total 36 100
penduduk asli adalah penduduk yang lahir Sumber: Hasil pengolahan Data, 2015
di Desa Sinduadi dan telah lama tinggal di
Desa Sinduadi. Hasil pengolahan data Harga lahan di lokasi penelitian
yang diperoleh menunjukkan bahwa memiliki variasi berkisar antara Rp
sebanyak 10 responden (27,8%) 550.000,00 per m2 hingga harga tertinggi
merupakan penduduk asli dan 26 (72,2%) adalah Rp 7.000.000,00 per m2. Harga
responden merupakan pendatang. terendah ditemukan di Dusun Gedongan..
Adapun harga tertinggi berada di Dusun

3
Pogung Kidul. Sebagian besar lahan bebas terhadap perubahan variabel terikat
(30,6%) memiliki harga relatif rendah adalah 61,30%. Adapun sisanya yaitu
yaitu kurang dari sama dengan Rp sebesar 38,7% dipengaruhi oleh variabel
1.000.000,00 per m2. lain. Variasi nilai variabel bebas dapat
Tabel 1.3 Distribusi Harga Lahan di Desa menjelaskan variasi variabel terikat
Sinduadi dengan menggunakan besarnya nilai F.
Harga Nilai F hitung adalah 7,668, sedangkan
Persentase
Lahan (Juta Frekuensi besar signifikansi adalah 0,000.
(%)
Rp/m2) Signifikansi terebut 0,000 kurang dari
” 11 30,6 0,05 dengan demikian Ho ditolak. Hal ini
1-2 12 33,3 berarti variabel bebas mampu
2-3 3 8,3 menjelaskan variasi variabel terikat atau
3-4 5 13,9 dapat memprediksi variabel harga lahan.
4-5 4 11,1 Variabel yang secara signifikan
>5 1 2,8 memengaruhi harga lahan adalah jarak
Total 36 100 terhadap jalan utama dan jumlah rute
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, angkutan umum pada taraf nyata 5%.
2015 Adapun nilai derajad signifikansi masing-
Apabila dilihat dari segi spasial, masing variabel adalah 0,048 dan 0,003.
transaksi jual-beli lahan berdasar tabel di Akan tetapi, jumlah rute angkutan umum
atas paling banyak terjadi di Dusun tidak digunakan sebagai variabel yang
Pogung Kidul yaitu sebanyak 10 petak berpengaruh dikarenakan berkorelasi
lahan dan terbanyak kedua terjadi di negatif dengan harga lahan. Lokasi lahan
Dusun Kutu Tegal yaitu sebanyak 7 petak pada penelitian ini tidak terletak di
lahan. pinggiran jalan utama yang dilalui oleh
Tabel 1.4 Persebaran Jumlah Transaksi angkutan umum, sehingga untuk
Lahan di Desa Sinduadi mengakses angkutan umum dari lokasi
Dusun Frekuensi Persentase (%) lahan cenderung berjarak jauh. persamaan
Gedongan 3 8,3 regresi:
Gemawang 1 2,8
Jetis 2 5,6 Y = 5471556,662 -193,985X 1 +
Karangjati 1 2,8 161,059X 2 + 264,395X 3 - 663,213X 4 -+
Kragilan 4 11,1 1408190,357X 5 + 667826,164D 1
Kutu Asem 2 5,6
Kutu Dukuh 2 5,6 Fasilitas pendidikan yang menjadi
Kutu Tegal 7 19,4 acuan dalam variabel ini adalah lokasi
Ngaglik 2 5,6 sekolah yang digunakan oleh penguasa
Pogung Kidul 10 27,8 lahan atau pengguna lahan. Berdasar data
Pogung Lor 1 2,8 yang diperoleh jarak antara lahan dengan
Purwosari 1 2,8 fasilitas pendidikan terdekat berkisar
Total 36 100 antara 100 hingga 5.500 meter. Tempat
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, pendidikan yang dipilih oleh penguasa
2015 lahan tidak mempertimbangkan jarak
Besar koefisien determinasi atau R terdekat. Terdapat sekolah terdekat di
square adalah 0,677 pada uji statistik. sekitar lokasi lahan tetapi penguasa lahan
Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel memilih lokasi pendidikan yang relatif

4
lebih jauh karena kualitas pendidikan ditempuh untuk mencapai jalan utama
yang dinilai lebih baik. tersebut. Jarak terhadap jalan utama
Harga lahan pada kelas terendah bervariasi yaitu antara 10 meter hingga
yaitu kurang dari Rp 1.000.000,00 per m2 3000 meter.
cenderung memiliki jarak yang lebih Sebagian besar lahan terkonsentrasi
dekat dengan fasilitas pendidikan yang pada jarak kurang dari empat km dari
digunakan yaitu sebanyak tujuh lahan fasilitas pelayanan kesehatan. Pola yang
berjarak kurang dari 1 km terhadap ditunjukkan cenderung merata. Akan
fasilitas pendidikan. tetapi terdapat pula lahan dengan jarak
lebih dari 5 km dari fasilitas pelayan
Tabel 1.5 Harga Lahan dengan Jarak ke kesehatan memiliki harga kurang dari
Fasilitas Pendidikan sama dengan Rp 1.000.000,00 per m2.
Harga Lahan Jarak (km) Tabel 1.6 Harga Lahan dengan Jarak ke
( Juta Rp/m2) Total Fasilitas Kesehatan
” 1- 2- 3-
” 7 1 0 3 11 Jarak
Harga Lahan
1-2 5 1 5 1 12 ( Juta Rp/m2) ” 1- 2- 3- 4- Total
2-3 1 1 1 0 3 1 2 3 4 5
3-4 ” 3 4 1 1 2 11
0 5 0 0 5
4-5 0 3 1 0 4 1-2 5 2 1 1 3 12
>5 1 0 0 0 1
Total 2-3 1 1 0 1 0 3
14 11 7 4 36
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 3-4 0 2 1 1 1 5
2015
4-5 1 0 2 1 0 4
Lahan dengan harga yang lebih
mahal yaitu pada kelas harga Rp >5 0 1 0 0 0 1
4.000.001,00 – Rp 5.000.000,00 berjarak
1-3 km. Lahan dengan harga lebih dari Rp Total 10 10 5 5 6 36
5.000.000,00 memiliki jarak 1 km dari
fasilitas pendidikan. Tabulasi silang Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
tersebut menunjukkan pola yang tidak 2015
beraturan antara harga lahan dengan jarak Sebanyak 10 lahan memiliki jarak
ke fasilitas pendidikan. kurang dari satu km dan 10 lahan lainnya
Sebanyak 24 responden biasa berjarak 1-2 km dari fasilitas pelayanan
menggunakan pelayanan rumah sakit. kesehatan. Harga lahan rendah cenderung
Enam responden menggunakan puskesmas memiliki jarak yang relatif rendah dengan
dan empat responden menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasar
apotek. Banyak alternatif sarana kesehatan Tabel 1.6 terdapat 5 dari 10 lahan dengan
di Desa Sinduadi. Akan tetapi, sebagian jarak kurang dari 1 km memiliki harga
responden memilih menempuh jarak yang antara Rp 1.000.001,00-Rp 2.000.000,00
lebih jauh untuk menggunakan fasilitas per m2.
pelayanan kesehatan yang berada di luar Sebagian besar responden yaitu
Desa Sinduadi. 67% atau 24 responden cenderung
Batasan jalan utama di penelitian ini menggunaka hypermart atau supermarket.
adalah jalan raya berupa jalan kolektor Tiga responden atau mewakili 8% juga
atau jalan arteri. Jarak terhadap jalan cenderung memilih tempat belanja
utama berupa jarak terdekat yang modern. Hanya sembilan responden atau

5
25% yang memilih menggunakan fasilitas Tabel 1.8 Harga Lahan dengan Jarak ke
pasar. Jalan Utama
Tabel 1.7 Harga Lahan dengan Harga Jarak ( km)
Lahan Total
Tempat Belanja (rupiah/m2)
” 1-2 2-3
Harga Jarak (km) ”
Lahan Total 3 4 4 11
(juta Rp/m2) ” 1-2 2-3
” 1-2 9 1 2 12
5 3 3 11
1-2 7 3 2 12 2-3 3 0 0 3
2-3 3 0 0 3
3-4 5 0 0 5
3-4 0 4 1 5
4-5 1 1 2 4 4-5 4 0 0 4
>5 1 0 0 1 >5 1 0 0 1
Total 17 11 8 36
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, Total 25 5 6 36
2015
Sebagian besar lahan yaitu 17 dari Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
36 memiliki jarak kurang dari sama 2015
dengan 1 km dari fasilitas pemenuhan Tabel 1.6 menunjukkan bahwa
kebutuhan sehari-hari. Sebanyak 7 dari 17 terdapat kecenderungan pembeli lahan
lahan berjarak memiliki harga antara Rp memilih lokasi lahan yang cenderung
1.000.001,00 hingga Rp 2.000.000,00 per lebih dekat dengan utama. Sebanyak 25
m2 dan 5 dari 17 lahan berjarak berharga dari 36 lahan memiliki jarak dekat
kurang dari Rp 1.000.000,00 per m2. Hal terhadap jalan utama yaitu kurang dari
ini berarti harga lahan yang relatif murah sama 1 km. Sembilan dari 21 lahan
cenderung berjarak dekat dengan jarak ke tersebut memiliki harga yang termasuk
fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari. murah yaitu antara Rp 1.000.001,00
Adapun harga lahan yang cenderung hingga Rp 2.000.000,00 per m2. Sisanya
mahal yaitu pada harga antara Rp cenderung merata berada pada kelas harga
4.000.001,00 - Rp 5.000.000,00 per m2 rendah maupun tinggi.
berjarak cenderung merata kurang dari 3 Semakin banyak jumlah angkutan
km. umum yang melewati jalan utama terdekat
Semakin dekat dengan jalan utama menandakan suatu lokasi dapat dijangkau
maka harga lahan akan semakin mahal. dengan mudah. Akan tetapi berdasar hasil
Dua variabel ini berhubungan negatif. penelitian, sebagian besar responden tidak
Jalan utama yang dimaksud adalah jalan menggunakan angkutan umum dalam
berupa arteri atau kolektor. bepergian. Responden memilih untuk
menggunakan kendaraan pribadi daripada
angkutan umum.
Tabel 1.6 menunjukkan sebanyak
17 dari 36 lahan memiliki tiga jalur
angkutan umum pada jalan utama terdekat.
Akan tetapi sebanyak 10 dari 17 lahan
terkonsentrasi pada harga rendah kurang
dari sama dengan Rp 1.000.000,00 per m2.

6
Tabel 1.9 Harga Lahan dengan Jumlah . Tabel 1.10 Harga Lahan dengan Tipe
Rute Angkutan Umum Pengerasan Jalan
Harga Jumlah Rute Harga Tipe Pengerasan
Lahan Angkutan Umum Total Lahan Jalan Total
2
(Rupiah/m ) 2
(rupiah/m ) 2 3 Aspal Makadam
” 1 10 11 ” 2 9 11
1-2 8 4 12 1-2 8 4 12
2-3 2 1 3 2-3 3 0 3
3-4 3 2 5 3-4 5 0 5
4-5 4 0 4 4-5 4 0 4
>5 1 0 1 >5 1 0 1
Total 19 17 36 Total 23 13 36

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
2015 2015
Harga lahan yang cenderung tinggi Sebanyak 13 lahan yang memiliki
yaitu lebih dari Rp 4.000.000,00 per m2 tipe pengerasan makadam berada pada
dilewati oleh dua jalur angkutan umum kelas lahan rendah yaitu kurang dari Rp
saja. Sebanyak empat dan satu lahan dari 2.000.000,00 per m2 secara rinci terdiri
19 lahan memiliki dua rute angkutan dari 9 lahan berharga kurang dari sama
umum. Hal ini berlawanan dengan asumsi dengan Rp 2.000.000,00 per m2 dan
awal yaitu harga lahan yang tinggi empat lahan memiliki harga Rp
dilewati oleh banyak jalur angkutan 1.000.001,00 hingga Rp 2.000.000,00 per
umum. Semua lahan tidak terletak di tepi m2 Adapun pengerasan jalan berupa aspal
jalan utama sehingga jarak untuk menuju cenderung merata pada semua kelas harga
jalan utama menentukan aksesibilitas. lahan.
Pengerasan jalan memengaruhi Sebagian wilayah Desa Sinduadi
kemudahan untuk mencapai lokasi. Tipe mengalami penataan ulang. Penataan
pengerasan jalan yang dimaksud dalam ulang tersebut disebut konsolidasi lahan.
variabel ini adalah jenis pengerasan jalan Konsolidasi lahan di Desa Sinduadi
yang terdapat di sekitar lokasi lahan. Tipe dilakukan di dua dusun saja yaitu meliputi
pengerasan jalan di daerah penelitian sebagian wilayah Dusun Kragilan dan
dibagi dua yaitu aspal dan makadam. Rogoyudan dengan luas 23 ha dan
meliputi 279 bidang lahan.
Konsolidasi lahan meminta
sebanyak 15% dari luas tiap lahan milik
warga dikurangi untuk pembangunan
fasilitas umum seperti jalan, puskesmas
dan masjid. Konsolidasi lahan di kedua
dusun Rogoyudan dan Kragilan berperan
dalam ekspansi infrastruktur.
Pembangunan jalan baru yang

7
menghubungkan area tersebut dengan sehingga dapat berperan sebagai indikator
Jalan Magelang di sebelah timur perubahan penggunaan lahan. Pemerintah
mempermudah lokasi untuk dicapai. daerah sebagai pembuat kebijakan dapat
Dengan kata lain, aksesibilitas di area memengaruhi harga lahan melalui
tersebut semakin tinggi. Pembangunan regulasi. Dengan demikian, perubahan
infrastruktur ini menjadi salah satu pemicu penggunaan lahan yang tidak diinginkana
kenaikan harga lahan. Dua orang dapat dikontrol secara tidak langsung.
responden yang ditemui menyatakan
alasan utama pembelian lahan di Dusun
Kragilan karena adanya konsolidasi lahan. DAFTAR PUSTAKA
Mereka memandang lokasi tersebut BPS. 2014. Yogyakarta dalam Angka
strategis dan prospektif untuk tempat 2014. Diakses dari bps.go.id pada 9
usaha. Maret 2015
Kok, Nils, Piet Eichholtz dan John M.
Quigley.2011. Economic Geography,
KESIMPULAN Jobs, and Regulations:The Value of
Harga lahan tertinggi terdapat di Land and Housing. Diakses tanggal
daerah Pogung Kidul (Rp 7.000.000,00 6 Oktober 2014, dari
per meter persegi). Sedangkan harga lahan http://urbanpolicy.berkeley.edu/pdf/
terendah terdapat di Gedongan (Rp KMQ_Geography_JMQ_021811.pdf
550.000,00 per meter persegi). Transaksi Mather, A.S . 1986. Land Use. Essex:
jual-beli lahan paling banyak terdapat di Longman Group U.K Limited
Dusun Pogung Kidul (10 petak lahan), Nasucha, Chaizi. 1995. Politik Ekonomi
Dusun Kutu Tegal (tujuh petak lahan) dan Pertanahan dan Struktur
Dusun Kragilan (empat petak lahan). Perpajakan atas Tanah. Jakarta:
Faktor yang memengaruhi harga Kesaint Blanc.
lahan di daerah penelitian secara Rahardjo, Noorhadi. 2013. Visualisasi
signifikan antara lain adalah jarak Spasio Temporal Dinamika Harga
terhadap jalan utama terdekat. Hasil uji Lahan di Kota Yogyakarta dan
regresi menunjukkan nilai signifikansi Sekitarnya dari Tahun 1996 Hingga
0,048 pada taraf nyata 5%. 2011. Disertasi. Yogyakarta:
Fakultas Geografi UGM.
Rind, David & Ray Hudson. 1980. Land
SARAN Use. New York: Methuen & co. Ltd
Harga lahan pasar di daerah Yunus, Hadi Sabari. 2004. Struktur Ruang
penelitian dapat dijadikan acuan bagi Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pemerintah daerah dalam menyusun Yunus, Hadi Sabari. 2010. Megapolitan:
kebijakan berwawasan lingkungan. Harga Konsep, Problematika dan Prospek.
lahan menunjukkan arah permintaan pasar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

8
9

Anda mungkin juga menyukai