ABSTRAK
Perubahan penggunaan lahan adalah proses berubahnya lahan dari fungsi aslinya menjadi fungsi lain yang
dapat bersifat permanen atau sementara. Perubahan penggunaan lahan merupakan hal yang lazim saat ini,
namun perlu diperhatikan faktor-faktor apa yang menyebabkan suatu wilayah mengalami perubahan
penggunaan lahan tersebut. Kecamatan Pandaan yang dilewati ruas jalan arteri nasional dapat menyebabkan
perubahan penggunaan lahan yang cenderung cepat, disamping setelah dioperasionalkannya Jalan Tol Gempol
– Pandaan mulai tahun 2014. Investor berdatangan dan mulai menanamkan modal yang menyebabkan adanya
pertumbuhan di beberapa wilayah di Kecamatan Pandaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor fisik dan sosial yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan dengan 203
sampel kepala keluarga. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan variabel terikat
yaitu perubahan penggunaan lahan dan variabel bebas berupa sistem aktivitas, aksesibilitas, kebijakan
infrastruktur, fasilitas pendukung, perubahan perilaku, hubungan pemilik dengan lahan, pemecahan lahan, dan
pertumbuhan penduduk. Hasil penelitian berupa model regresi bahwa variabel independen mampu
menggambarkan variabel bebas sebesar 80% dengan faktor yang paling mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan adalah aksesibilitas. Desa/Kelurahan yang diprediksikan terlebih dahulu mengalami
perubahan penggunaan lahan ialah Kelurahan Pandaan, Kelurahan Jogosari, Kelurahan Kutorejo, Kelurahan
Petungasri, dan Desa Karangjati.
ABSTRACT
Land use changing is a changing process from the existing function to another function which can be permanent
or temporary. Land use changing is common nowadays, but it should be noted what factors can cause a region
to experience changes in land use. Location of Pandaan Sub-district which passed by national road can made
land use changing became rapidly, beside highway “Gempol – Pandaan” has been operationalized since 2014.
Many investor has arrived and start to invest their modal which gave the result for development growth in
several area. This studies tried to find out what are factors which affect the most in land use changing, with
samples are 203 household. Analysis being used is multiple linear regression with dependent variable are land
use changing and independent variables are activity system, accesibility, infrastructure policy, facilities support,
behaviour changing, the owner’s bond with their land, land breaking, and population growth. The result show
that independent variables in multiple linear regression analysis gives an effect with value 80% for dependent
variable, and the variable accessibility is the most influential variable for land use changing. Villages which is
predicted became first changes in land use are Pandaan Village, Jogosari Village, Kutorejo Village, Petungasri
Village, and Karangjati Village.
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 17
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN
yang lazim dilakukan pada zaman modern tersebut (Sugiyono, 2015). Penentuan sampel
seperti sekarang, namun yang perlu diperhatikan dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin
lebih lanjut yaitu dampak-dampak apa yang dengan tingkat kesalahan 7%. Menggunakan
ditimbulkan serta faktor-faktor yang persamaan (1) diperoleh jumlah sampel (n)
menyebabkan perubahan penggunaan lahan. adalah 203 kepala keluarga.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Pasuruan 𝑁
𝑛 = (1+𝑁.(𝑒)2 ) (1)
Tahun 2009 – 2029, Kecamatan Pandaan
dengan
merupakan ibukota kecamatan di Kabupaten
n : Jumlah Sampel
Pasuruan yang juga berfungsi sebagai Pusat
N : Jumlah Total Populasi
Kegiatan Lokal promosi (PKLp). Kecamatan
e : Batas Kesalahan yang ditoleransi (Pada
Pandaan juga merupakan ruas jalan utama yang
penelitian ini menggunakan presisi 7% atau 0,7)
menghubungkan Surabaya dan Malang dengan
hierarki jalan sebagai jalan arteri nasional. Analisis Dinamika Spasial Perubahan
Perkembangan di kecamatan ini semakin Penggunaan Lahan
tumbuh cepat seiring dioperasionalkannya Jalan
Analisis dinamika spasial ialah sekumpulan
Tol Gempol – Pandaan pada tahun 2014. Selain teknik-teknik untuk pengaturan spasial dari
itu, Kecamatan Pandaan juga ditetapkan sebagai kejadian-kejadian geografis. Kejadian geografis
salah satu kecamatan di Kabupaten Pasuruan dapat berupa sekumpulan obyek-obyek titik,
yang berfungsi sebagai kawasan strategis garis atau areal yang berlokasi di ruang geografis
kabupaten untuk kepentingan pertumbuhan
dimana melekat suatu gugus nilai-nilai atribut.
ekonomi.
(Rustiadi et al dalam Muiz, 2009).
Masuknya investasi di Kecamatan
Langkah-langkah analisis dinamika spasial
Pandaan mengakibatkan pembangunan di
perubahan penggunaan lahan dapat diketahui
beberapa daerah. Hal ini kemudian sebagai berikut:
memunculkan suatu pertanyaan terkait faktor- 1. Memperoleh atau mengambil input data
faktor yang mempengaruhi perubahan time series tahun 2006 mengenai
penggunaan lahan di wilayah tersebut, baik penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan,
melalui faktor fisik maupun faktor sosial.
Kabupaten Pasuruan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
2. Melakukan interpretasi penggunaan lahan
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
terbangun dan lahan tidak terbangun.
terhadap perubahan penggunaan lahan serta
3. Melakukan analisis spasial terhadap data
faktor yang paling mempengaruhi dan paling
penggunaan lahan menggunakan
tidak mempengaruhi terhadap perubahan
perangkat ArcGIS 10.1 dengan bantuan
penggunaan lahan khususnya di Kecamatan extensions image analysis, analisis data
Pandaan. atribut menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel 2016.
METODE PENELITIAN
Analisis Regresi Linear Berganda
Populasi dan Sampel
Analisis regresi linear berganda adalah
Menurut Sugiyono (2015), populasi adalah
suatu metode analisis yang digunakan untuk
wilayah generalisasi yang terdiri atas
menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
yang terjadi antara variabel bebas/independen
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
(X) dengan variabel terikat/dependen (Y).
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Formula untuk regresi linear berganda pada
kesimpulannya. Populasi pada penelitian yaitu
penelitian ini adalah sebagai berikut:
menggunakan kepala keluarga di Kecamatan
Pandaan yang terdiri dari 18 desa/kelurahan 𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4 𝑋4 + 𝑏5 𝑋5 +
dengan jumlah sebanyak 30.930 KK. 𝑏6 𝑋6 + 𝑏7 𝑋7 + 𝑏8 𝑋8 + 𝑒 (2)
Metode pengambilan sampel pada Dengan:
penelitian ini menggunakan simple random Y = Perubahan penggunaan lahan (variabel
sampling. Simple random sampling merupakan terikat/dependen)
metode dengan pengambilan anggota sampel X1 = Sistem aktivitas
populasi yang dilakukan secara acak tanpa X2 = Aksesibilitas
memperhatikan strata yang ada di populasi X3 = Kebijakan infrastruktur
18 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 19
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 20
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 21
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN
22 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo
Kecamatan Pandaan, keberadaan sarana kepemilikan tersebut dimiliki satu orang, namun
pendidikan skala kecamatan masih dirasa kurang dapat berakibat pada kepemilikan yang lebih
kuantitasnya. Namun untuk sarana perdagangan dari satu orang. Lahan waris yang sempit
dan jasa sudah cukup dalam artian telah banyak tersebut di samping pengelolaannya kurang
adanya pasar, baik dalam skala kecamatan efisien juga hanya memberikan sedikit kontribusi
maupun skala desa/kelurahan. bagi pendapatan keluarga petani pemiliknya.
Gambar 4. Sarana perdagangan berupa Pasar Gambar 5. Lahan tidak terbangun berupa sawah
Pandaan
Berdasarkan hasil survei bahwa lahan
Faktor sosial tersebut memiliki kepemilikan pribadi. Buruh-
buruh yang bekerja di lahan tersebut juga
Fenomena pertumbuhan penduduk
bersifat pribadi yang berarti hubungan pemilik
memang wajar terjadi, namun yang diperlukan
dengan lahannya cenderung kuat. Salah satu
ialah pengendalian terhadap fenomena tersebut.
dampak dari hal tersebut ialah adanya sistem
Meningkatnya penduduk akan berdampak pada
waris atau pemecahan lahan. Pemilik lahan dari
meningkatnya kebutuhan akan lahan.
generasi sebelumnya yang ingin mewariskan
Pendatang dari luar wilayah Kecamatan Pandaan
lahan yang dimilikinya dapat menyebabkan
yang melihat lokasi strategis Kecamatan
kepemilikan lahan yang semakin menyempit,
Pandaan juga semakin memiliki potensi besar
awalnya kepemilikan tersebut dimiliki satu
untuk melakukan alih fungsi lahan menjadi lahan
orang, namun dapat berakibat pada kepemilikan
terbangun yang lebih menguntungkan.
yang lebih dari satu orang. Lahan waris yang
Masyarakat yang sudah beralih profesi
sempit tersebut di samping pengelolaannya
tidak akan keberatan melepaskan lahan
kurang efisien juga hanya memberikan sedikit
pertaniannya untuk dialihfungsikan pada
kontribusi bagi pendapatan keluarga petani
penggunaan non pertanian. Tidak sedikit petani
pemiliknya.
yang menjual lahan pertanian mereka untuk
biaya memasuki lapangan pekerjaan diluar Dinamika Spasial Perubahan Penggunaan Lahan
pertanian, seperti contohnya berdagang atau
Dinamika spasial dilihat melalui sistem
kegiatan lainnya. Lahan-lahan tidak terbangun
informasi geografis (SIG) dengan interpretasi
yang memiliki hak kepemilikan contohnya
citra. Dari interpretasi citra tersebut diperoleh
seperti lahan sawah di Kecamatan Pandaan
kelompok piksel wilayah terbangun dan wilayah
sebagian besar dimiliki sudah turun-temurun.
tidak terbangun. Luas lahan terbangun pada
Berdasarkan hasil survei bahwa lahan tersebut
tahun 2006 adalah sebesar 8,49 Km2 dan lahan
memiliki kepemilikan pribadi. Buruh-buruh yang
tidak terbangun sebesar 34,60 Km2. Sebelumnya
bekerja di lahan tersebut juga bersifat pribadi
pada Tabel 1, lahan terbangun di Kecamatan
yang berarti hubungan pemilik dengan lahannya
Pandaan seluas 11,3 Km2, yang berarti selama 10
cenderung kuat. Salah satu dampak dari hal
tahun terakhir terjadi perbedaan perubahan
tersebut ialah adanya sistem waris atau
penggunaan lahan pada luas lahan terbangun
pemecahan lahan. Pemilik lahan dari generasi
yaitu sebesar 2,81 Km2.
sebelumnya yang ingin mewariskan lahan yang
dimilikinya dapat menyebabkan kepemilikan
lahan yang semakin menyempit, awalnya
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 23
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN
Gambar 6. Peta lahan terbangun dan lahan tidak terbangun di Kecamatan Pandaan tahun 2006
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 24
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo
non multikolinieritas ini terpenuhi dan model ataupun industri, karena dengan kondisi jalan
dapat dilakukan uji selanjutnya. tersebut akan lebih memudahkan akses dari
ataupun ke wilayah tersebut.
Sedangkan variabel pemecahan lahan
Uji kelayakan model (Uji F)
merupakan variabel yang tidak berpengaruh
Uji kelayakan model (Uji F) merupakan secara signifikan terhadap perubahan
tahap awal mengidentifikasi model regresi yang penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan
diestimasi layak atau tidak. Nilai prob. F hitung dikarenakan kemungkinan adanya kesulitan
(sig.) Berdasarkan hasil SPSS, nilainya adalah status pembagian hak milik lahan. Hal tersebut
0,0000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 akan mengakibatkan pemilik lahan yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa model memperoleh lahan yang sudah terpecah atau
regresi linier yang diestimasi layak digunakan istilah lainnya lahan warisan cenderung tidak
untuk menjelaskan model. memanfaatkan lahannya dan membiarkan lahan
Uji koefisien determinasi (R square) mereka terbengkalai apa adanya sehingga tidak
teralih fungsi.
Koefisien determinasi menjelaskan variasi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Hasil Temuan Potensi Perubahan Penggunaan
terikatnya atau dapat dikatakan sebagai proporsi Lahan Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal
pengaruh seluruh variabel bebas terhadap Responden
variabel terikat. Berdasarkan hasil SPSS, Berdasarkan hasil analisis regresi linear
diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar berganda yang telah dilakukan sebelumnya,
0,800 yang menunjukan bahwa pengaruh telah diketahui bahwa faktor yang paling
variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di
80%. Kecamatan Pandaan adalah aksesibilitas. Maka
Interpretasi Model dari itu dapat diperoleh hasil desa-desa mana
saja yang lebih berpotensi untuk perubahan
Interpretasi model dilakukan ketika penggunaan lahan jika dilihat berdasarkan
seluruh uji telah dilakukan. Pada interpretasi hierarki jalan negara, jalan provinsi, jalan
model, terdapat dua hal yang diperhatikan yaitu kabupaten, dan jalan lokal.
tanda dan besaran. Terdapat lima daerah yang terletak di
Model persamaan regresi linier berganda sekitar jalan tol eksisting dan rencana.
berdasarkan Tabel Coefficient hasil SPSS adalah: Responden yang berada di kelima daerah
Y = 21,098 + 1,639X1 + 3,318X2 + 2,766X3 + tersebut memiliki karakteristik responden
1,528X4 + 1,905X5 + 0,668X6 – 0,393X7 + sebagai berikut.
3,155X8 1. Kelurahan Pandaan : terdiri sebanyak 12
Berdasarkan model yang telah diperoleh, responden kepala keluarga, 9 di antaranya
diketahui variabel yang paling berpengaruh pada (75%) memutuskan untuk menjual lahan
perubahan penggunaan lahan adalah mereka.
aksesibilitas (X2), sedangkan variabel yang 2. Kelurahan Jogosari : terdiri sebanyak 14
memiliki pengaruh paling rendah adalah responden, dimana 11 di antaranya (78%)
pemecahan lahan (X7). memutuskan untuk menjual lahan
Variabel aksesibilitas merupakan variabel mereka.
yang paling berpengaruh terhadap perubahan 3. Kelurahan Kutorejo : terdiri sebanyak 11
penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan responden, dimana 5 di antaranya (45%)
dikarenakan adanya pembangunan Jalan Tol memutuskan untuk menjual lahan
Gempol-Pandaan yang melewati Kecamatan ini. mereka.
Hal tersebut kemudian mendorong para investor 4. Kelurahan Petungasri : terdiri sebanyak 14
ataupun pendatang dari luar kecamatan yang responden, dimana 7 di antaranya (50%)
ingin berinvestasi dengan membeli lahan tidak memutuskan untuk menjual lahan
terbangun menjadi lahan yang lebih mereka.
menguntungkan. Kondisi jalan yang rata-rata 5. Desa Karangjati : terdiri sebanyak 19
sudah baik di Kecamatan Pandaan juga responden, 13 di antaranya (68,4%)
merupakan upaya pendorong adanya kegiatan memutuskan untuk menjual lahan
pembangunan penggunaan lahan perdagangan mereka.
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 25
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN
Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 26