Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN


Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: nindyakin21@gmail.com

ABSTRAK

Perubahan penggunaan lahan adalah proses berubahnya lahan dari fungsi aslinya menjadi fungsi lain yang
dapat bersifat permanen atau sementara. Perubahan penggunaan lahan merupakan hal yang lazim saat ini,
namun perlu diperhatikan faktor-faktor apa yang menyebabkan suatu wilayah mengalami perubahan
penggunaan lahan tersebut. Kecamatan Pandaan yang dilewati ruas jalan arteri nasional dapat menyebabkan
perubahan penggunaan lahan yang cenderung cepat, disamping setelah dioperasionalkannya Jalan Tol Gempol
– Pandaan mulai tahun 2014. Investor berdatangan dan mulai menanamkan modal yang menyebabkan adanya
pertumbuhan di beberapa wilayah di Kecamatan Pandaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor fisik dan sosial yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan dengan 203
sampel kepala keluarga. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan variabel terikat
yaitu perubahan penggunaan lahan dan variabel bebas berupa sistem aktivitas, aksesibilitas, kebijakan
infrastruktur, fasilitas pendukung, perubahan perilaku, hubungan pemilik dengan lahan, pemecahan lahan, dan
pertumbuhan penduduk. Hasil penelitian berupa model regresi bahwa variabel independen mampu
menggambarkan variabel bebas sebesar 80% dengan faktor yang paling mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan adalah aksesibilitas. Desa/Kelurahan yang diprediksikan terlebih dahulu mengalami
perubahan penggunaan lahan ialah Kelurahan Pandaan, Kelurahan Jogosari, Kelurahan Kutorejo, Kelurahan
Petungasri, dan Desa Karangjati.

Kata Kunci : Perubahan-Penggunaan-Lahan, Regresi-Linear-Berganda, Kecamatan-Pandaan.

ABSTRACT

Land use changing is a changing process from the existing function to another function which can be permanent
or temporary. Land use changing is common nowadays, but it should be noted what factors can cause a region
to experience changes in land use. Location of Pandaan Sub-district which passed by national road can made
land use changing became rapidly, beside highway “Gempol – Pandaan” has been operationalized since 2014.
Many investor has arrived and start to invest their modal which gave the result for development growth in
several area. This studies tried to find out what are factors which affect the most in land use changing, with
samples are 203 household. Analysis being used is multiple linear regression with dependent variable are land
use changing and independent variables are activity system, accesibility, infrastructure policy, facilities support,
behaviour changing, the owner’s bond with their land, land breaking, and population growth. The result show
that independent variables in multiple linear regression analysis gives an effect with value 80% for dependent
variable, and the variable accessibility is the most influential variable for land use changing. Villages which is
predicted became first changes in land use are Pandaan Village, Jogosari Village, Kutorejo Village, Petungasri
Village, and Karangjati Village.

Keywords: Land-Use-Changing, Multiple-Linear-Regression, Pandaan-Sub-district.

perumahan, industri, transportasi, maupun


PENDAHULUAN pertanian pasti akan membutuhkan lahan yang
Pengertian lahan menurut Jayadinata cukup untuk keberlangsungan kegiatan tersebut.
(1999) merupakan tanah yang sudah ada Peningkatan kebutuhan lahan merupakan
peruntukannya dan umumnya dimiliki dan akibat dari semakin beragamnya fungsi di suatu
dimanfaatkan oleh perorangan atau lembaga wilayah yang disebabkan oleh kelengkapan
untuk dapat diusahakan. Lahan merupakan fasilitas umum dan kemudahan aksesibilitas,
sumber daya yang dibutuhkan sebagai dasar sehingga mampu menarik berbagai kegiatan
pembangunan di suatu wilayah. Kegiatan untuk beraglomerasi (Wicaksono, 2011).
pembangunan seperti pembangunan Perubahan penggunaan lahan merupakan suatu

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 17
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN

yang lazim dilakukan pada zaman modern tersebut (Sugiyono, 2015). Penentuan sampel
seperti sekarang, namun yang perlu diperhatikan dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin
lebih lanjut yaitu dampak-dampak apa yang dengan tingkat kesalahan 7%. Menggunakan
ditimbulkan serta faktor-faktor yang persamaan (1) diperoleh jumlah sampel (n)
menyebabkan perubahan penggunaan lahan. adalah 203 kepala keluarga.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Pasuruan 𝑁
𝑛 = (1+𝑁.(𝑒)2 ) (1)
Tahun 2009 – 2029, Kecamatan Pandaan
dengan
merupakan ibukota kecamatan di Kabupaten
n : Jumlah Sampel
Pasuruan yang juga berfungsi sebagai Pusat
N : Jumlah Total Populasi
Kegiatan Lokal promosi (PKLp). Kecamatan
e : Batas Kesalahan yang ditoleransi (Pada
Pandaan juga merupakan ruas jalan utama yang
penelitian ini menggunakan presisi 7% atau 0,7)
menghubungkan Surabaya dan Malang dengan
hierarki jalan sebagai jalan arteri nasional. Analisis Dinamika Spasial Perubahan
Perkembangan di kecamatan ini semakin Penggunaan Lahan
tumbuh cepat seiring dioperasionalkannya Jalan
Analisis dinamika spasial ialah sekumpulan
Tol Gempol – Pandaan pada tahun 2014. Selain teknik-teknik untuk pengaturan spasial dari
itu, Kecamatan Pandaan juga ditetapkan sebagai kejadian-kejadian geografis. Kejadian geografis
salah satu kecamatan di Kabupaten Pasuruan dapat berupa sekumpulan obyek-obyek titik,
yang berfungsi sebagai kawasan strategis garis atau areal yang berlokasi di ruang geografis
kabupaten untuk kepentingan pertumbuhan
dimana melekat suatu gugus nilai-nilai atribut.
ekonomi.
(Rustiadi et al dalam Muiz, 2009).
Masuknya investasi di Kecamatan
Langkah-langkah analisis dinamika spasial
Pandaan mengakibatkan pembangunan di
perubahan penggunaan lahan dapat diketahui
beberapa daerah. Hal ini kemudian sebagai berikut:
memunculkan suatu pertanyaan terkait faktor- 1. Memperoleh atau mengambil input data
faktor yang mempengaruhi perubahan time series tahun 2006 mengenai
penggunaan lahan di wilayah tersebut, baik penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan,
melalui faktor fisik maupun faktor sosial.
Kabupaten Pasuruan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
2. Melakukan interpretasi penggunaan lahan
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
terbangun dan lahan tidak terbangun.
terhadap perubahan penggunaan lahan serta
3. Melakukan analisis spasial terhadap data
faktor yang paling mempengaruhi dan paling
penggunaan lahan menggunakan
tidak mempengaruhi terhadap perubahan
perangkat ArcGIS 10.1 dengan bantuan
penggunaan lahan khususnya di Kecamatan extensions image analysis, analisis data
Pandaan. atribut menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel 2016.
METODE PENELITIAN
Analisis Regresi Linear Berganda
Populasi dan Sampel
Analisis regresi linear berganda adalah
Menurut Sugiyono (2015), populasi adalah
suatu metode analisis yang digunakan untuk
wilayah generalisasi yang terdiri atas
menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
yang terjadi antara variabel bebas/independen
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
(X) dengan variabel terikat/dependen (Y).
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Formula untuk regresi linear berganda pada
kesimpulannya. Populasi pada penelitian yaitu
penelitian ini adalah sebagai berikut:
menggunakan kepala keluarga di Kecamatan
Pandaan yang terdiri dari 18 desa/kelurahan 𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑏4 𝑋4 + 𝑏5 𝑋5 +
dengan jumlah sebanyak 30.930 KK. 𝑏6 𝑋6 + 𝑏7 𝑋7 + 𝑏8 𝑋8 + 𝑒 (2)
Metode pengambilan sampel pada Dengan:
penelitian ini menggunakan simple random Y = Perubahan penggunaan lahan (variabel
sampling. Simple random sampling merupakan terikat/dependen)
metode dengan pengambilan anggota sampel X1 = Sistem aktivitas
populasi yang dilakukan secara acak tanpa X2 = Aksesibilitas
memperhatikan strata yang ada di populasi X3 = Kebijakan infrastruktur

18 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo

X4 = Fasilitas pendukung dengan ketinggian mulai dari 0 mdpl – 1.000


X5 = Perubahan perilaku masyarakat mdpl dengan kondisi permukaan tanah yang
X6 = Hubungan pemilik dengan lahan agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3%.
X7 = Pemecahan lahan Berikut merupakan batas-batas wilayah
X8 = Pertumbuhan penduduk Kabupaten Pasuruan:
b1 = Koefisien regresi variabel sistem aktivitas Sebelah Utara : Kabupaten Sidoarjo dan Selat
b2 = Koefisien regresi variabel aksesibilitas Madura
b3 =Koefisien regresi variabel kebijakan Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo
infrastruktur Sebelah Selatan: Kabupaten Malang
b4 =Koefisien regresi variabel fasilitas Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto
pendukung Kabupaten Pasuruan memiliki luas wilayah
b5 =Koefisien regresi variabel perubahan daratan kurang lebih seluas 1.474,02 Km2, serta
perilaku masyarakat memiliki wilayah perairan laut dan kawasan
b6 = Koefisien regresi variabel hubungan pemilik pantai yang membentang sepanjang kurang
dengan lahan lebih 48 km mulai dari Kecamatan Nguling
b7 = Koefisien regresi variabel pemecahan lahan hingga Kecamatan Bangil (RTRW Kabupaten
b8 =Koefisien regresi variabel pertumbuhan Pasuruan Tahun 2009-2029). Jumlah penduduk
penduduk di Kabupaten Pasuruan pada Tahun 2015
e = error sebanyak 1.581.787 jiwa yang terdiri dari
Persepsi masyarakat merupakan hal 783.410 penduduk laki-laki dan 798.377
utama pada jawaban kuisioner terkait regresi. penduduk perempuan.
Seluruh variabel baik variabel bebas dan variabel
Gambaran umum Kecamatan Pandaan
terikat menggunakan jawaban persepsi
masyarakat yang diukur dengan skala likert. Kecamatan Pandaan ialah salah satu dari
Sehingga, pada akhir penilaian seluruh jawaban kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan.
kuisioner merupakan satuan yang sama. Letaknya strategis karena berada di tengah-
tengah jalur Malang – Surabaya. Kecamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pandaan terletak 30 km sebelah barat daya
ibukota Pasuruan, dan berada 50 km sebelah
Gambaran Umum Wilayah Studi
selatan Kota Surabaya. Ketinggian Kecamatan
Gambaran umum wilayah studi terdiri dari Pandaan sekitar 300 mdpl dengan luas wilayah
gambaran umum Kabupaten Pasuruan dan sebesar 43,27 Km². Secara administrasi,
gambaran umum Kecamatan Pandaan. Kecamatan Pandaan memiliki batas-batas
Penjelasan dari masing-masing gambaran umum sebagai berikut:
ialah sebagai berikut. Sebelah Utara : Kecamatan Beji dan Gempol
Gambaran umum Kabupaten Pasuruan Sebelah Timur : Kecamatan Rembang
Sebelah Selatan: Kecamatan Prigen dan Sukorejo
Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 Sebelah Barat : Kecamatan Gempol dan Trawas
kecamatan dan 365 desa/kelurahan. Wilayah Kecamatan Pandaan memiliki 18
Kabupaten Pasuruan secara ekonomi desa/kelurahan, yaitu Kelurahan Kutorejo,
mempunyai letak yang sangat strategis karena Kelurahan Jogosari, Kelurahan Pandaan,
merupakan persimpangan jalan dari Surabaya – Kelurahan Petungasri, Desa Plintahan, Desa
Malang, Surabaya – Probolinggo, maupun dari Durensewu, Desa Karangjati, Desa Wedoro, Desa
arah Probolinggo – Malang dengan luas wilayah Tunggulwulung, Desa Sumbergedang, Desa
daratan kurang lebih seluas 1.474,02 Km². Tawangrejo, Desa Sumbersari, Desa Nogosari,
Secara geografis, berdasarkan Peraturan Menteri Desa Kemirisewu, Desa Kebonwaris, Desa
Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2007 tentang Sebani, Desa Banjarsari, dan Desa Banjarkejen.
Batas Daerah Kabupaten Pasuruan dengan Kota Desa/kelurahan yang memiliki luas paling besar
Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten yaitu Desa Sumbergedang dengan luas 3,50 Km²,
Malang, Kota Batu, Kabupaten Mojokerto, dan sedangkan luas paling kecil yaitu Kelurahan
Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur, bahwa Pandaan dengan luas 0,79 Km². Jumlah
Kabupaten Pasuruan terletak pada 112,3o – penduduk Kecamatan Pandaan pada Tahun 2015
113,30o BT dan 7,30o – 8,30o LS. Wilayahnya sebanyak 111.725 jiwa.
berupa dataran rendah hingga dataran tinggi

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 19
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN

Gambar 1. Peta orientasi Kecamatan Pandaan terhadap Kabupaten Pasuruan

Gambar 2. Peta administrasi Kecamatan Pandaan

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 20
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo

Gambar 3. Peta penggunaan lahan eksisting Kecamatan Pandaan 2015


Penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan responden juga bervariasi, mulai dari PNS,
terdiri dari berbagai macam, yaitu permukiman, karyawan swasta, wiraswasta, dan lain-lain.
kebun, sawah, dan tanah ladang. Luas Berdasarkan hasil survei, diperoleh hasil bahwa
penggunaan lahan pada Tahun 2015 didominasi responden kepala keluarga di Kecamatan
oleh jenis berupa sawah dengan luas sebesar Pandaan paling banyak bekerja sebagai
31,14 Km2. Berikut merupakan luas penggunaan wiraswasta dengan persentase sebesar 43,8%.
lahan di Kecamatan Pandaan. Sedangkan jenis pekerjaan paling sedikit yaitu
guru/dosen dengan persentase sebesar 1%.
Tabel 1. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan
Tingkat pendidikan responden kepala
Pandaan
Jenis Luas (Km²) keluarga pada penelitian ini terdiri dari tidak
Permukiman 8,16 sekolah, tamat SD/sederajat, tamat
Kebun 0,8 SLTP/sederajat, tamat SLTA/sederajat, tamat
Sawah 31,14
Tanah Ladang 2,92 DI/DII, tamat D3/Akademi, tamat D4/Sarjana 1,
dan tamat Sarjana 2. Berdasarkan hasil survei,
Karakteristik Masyarakat Kecamatan Pandaan diperoleh hasil bahwa pendidikan terakhir
Jumlah responden dalam penelitian ini kepala keluarga yang menjadi responden paling
sebanyak 203 kepala keluarga yang terbagi banyak yaitu tamat SLTA/sederajat dengan
dalam 18 desa/kelurahan. Responden yang persentase sebesar 52,7%. Untuk jumlah
menjadi target wawancara merupakan kepala anggota keluarga responden didominasi oleh
keluarga yang tinggal di Kecamatan Pandaan dan jumlah anggota sebanyak empat dengan
memiliki lahan di Kecamatan Pandaan. persentase 34%. Pendapatan responden berkisar
Berdasarkan usia, responden berkisar antara Rp 2.000.000- Rp 3.000.000. Terakhir
antara 25 – 74 tahun. Berdasarkan hasil survei, pada lama tinggal, responden paling banyak
diperoleh hasil bahwa usia responden kepala sudah tinggal selama lebih dari 35 tahun. Secara
keluarga paling banyak berada di usia antara 35 umum karakteristik responden di Kecamatan
– 44 tahun dengan persentase sebesar 42,9% Pandaan sebagai berikut.
dan paling sedikit dengan usia lebih dari 64
tahun dengan persentase sebesar 2%. Pekerjaan

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 21
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN

Tabel 2. Karakteristik Responden Kecamatan perubahan penggunaan lahan di Kecamatan


Pandaan Pandaan, dimana terdapat 50 responden yang
No. Karakteristik Keterangan tinggal di perkotaan dan 153 responden yang
1. Guna lahan eksisting • 182 responden memiliki
guna lahan eksisting
tinggal di luar perkotaan kecamatan.
permukiman, dengan
rincian tambahan bahwa
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
76 responden memiliki Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan
toko/warung Pandaan
• 21 responden memiliki
guna lahan eksisting Faktor fisik
sawah
2. Tinggal di wilayah • 10 responden di Kel. Kecamatan Pandaan berdasarkan RTRW
perkotaan kecamatan Kutorejo
Kabupaten Pasuruan Tahun 2009-2029
• 14 responden di Kel.
Jogosari merupakan wilayah PKLp (Pusat Pelayanan
• 12 responden di Kel. Lingkungan Promosi) yang berarti Kecamatan
Pandaan
• 14 responden di Kel.
Pandaan pada kemudian hari ditetapkan sebagai
Petungasri PKL. Selain hal tersebut, Kecamatan Pandaan
Total responden yang juga ditetapkan menjadi kawasan strategis
tinggal di perkotaan
Kecamatan Pandaan adalah Kabupaten Pasuruan, yang berarti nilai lahan di
50 responden. Kecamatan Pandaan diduga akan semakin
3. Tinggal di wilayah non • 10 responden di Desa meningkat atau dengan kata lain nilainya tidak
perkotaan kecamatan Plintahan
• 11 responden di Desa
kecil.
Durensewu Pembangunan di Kecamatan Pandaan
• 20 responden di Desa tidak luput dari adanya kebijakan, salah satunya
Karangjati
• 7 responden di Desa kebijakan mengenai infrastruktur. Kebijakan
Wedoro infrastruktur dapat berakibat adanya perubahan
• 8 responden di Desa penggunaan lahan dari waktu ke waktu.
Tunggulwulung
• 17 responden di Desa Berdasarkan RTRW Kabupaten Tahun 2009-
Sumber Gedang 2029, Kecamatan Pandaan merupakan lokasi
• 14 responden di Desa dengan rencana pengembangan sarana
Sumberejo
• 16 responden di Desa infrastruktur jalan sebagai berikut:
Sumberejo 1. Rencana pembangunan jalan tol Gempol-
• 15 responden di Desa Pandaan yang melewati wilayah Kecamatan
Nogosari
• 10 responden di Desa Gempol - Kecamatan Pandaan – Kecamatan
Kemirisewu Sukorejo.
• 9 responden di Desa
Kebonwaris
2. Rencana pembangunan jalan tol Pandaan-
• 8 responden di Desa Malang yang menyambung dari ruas tol
Sebani Gempol-Pandaan.
• 3 responden di Desa
Banjarsari
3. Rencana pengembangan jalan nasional
• 5 responden di Desa sebagai jalan arteri yang merupakan ruas
Banjar Kejen jalan utama dari Kota Surabaya – Malang
Total responden yang
tinggal di non perkotaan
melewati jalan Gempol – Pandaan – Sukorejo
Kecamatan pandaan adalah – Purwosari – Purwodadi.
153 responden. 4. Rencana pengembangan jalan provinsi
4. Hierarki jalan tempat • 37 responden terletak di
tinggal reponden hierarki jalan negara
sebagai jalan kolektor, salah satunya yaitu
• 24 responden terletak di ruas jalan Pandaan – Tretes.
hierarki jalan provinsi 5. Rencana pengembangan jalan kabupaten
• 43 responden terletak di
hierarki jalan kabupaten sebagai jalan lokal, yaitu ruas jalan yang
• 99 responden terletak di menghubungkan antar ibukota kecamatan
hierarki jalan lokal atau dengan kegiatan yang memiliki skala
Karakteristik responden di Kecamatan kecamatan di Kabupaten Pasuruan, salah
Pandaan dilihat dari empat kriteria, dengan satunya ruas jalan Prigen – Pandaan – Bangil.
kriteria pembagian perkotaan dan non Fasilitas pendukung yang termasuk dalam
perkotaan merupakan hal utama. Pembagian ini penelitian ini yaitu seperti fasilitas perdagangan
dapat mengakibatkan persepsi responden dalam dan jasa serta pendidikan. Menurut masyarakat

22 Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo

Kecamatan Pandaan, keberadaan sarana kepemilikan tersebut dimiliki satu orang, namun
pendidikan skala kecamatan masih dirasa kurang dapat berakibat pada kepemilikan yang lebih
kuantitasnya. Namun untuk sarana perdagangan dari satu orang. Lahan waris yang sempit
dan jasa sudah cukup dalam artian telah banyak tersebut di samping pengelolaannya kurang
adanya pasar, baik dalam skala kecamatan efisien juga hanya memberikan sedikit kontribusi
maupun skala desa/kelurahan. bagi pendapatan keluarga petani pemiliknya.

Gambar 4. Sarana perdagangan berupa Pasar Gambar 5. Lahan tidak terbangun berupa sawah
Pandaan
Berdasarkan hasil survei bahwa lahan
Faktor sosial tersebut memiliki kepemilikan pribadi. Buruh-
buruh yang bekerja di lahan tersebut juga
Fenomena pertumbuhan penduduk
bersifat pribadi yang berarti hubungan pemilik
memang wajar terjadi, namun yang diperlukan
dengan lahannya cenderung kuat. Salah satu
ialah pengendalian terhadap fenomena tersebut.
dampak dari hal tersebut ialah adanya sistem
Meningkatnya penduduk akan berdampak pada
waris atau pemecahan lahan. Pemilik lahan dari
meningkatnya kebutuhan akan lahan.
generasi sebelumnya yang ingin mewariskan
Pendatang dari luar wilayah Kecamatan Pandaan
lahan yang dimilikinya dapat menyebabkan
yang melihat lokasi strategis Kecamatan
kepemilikan lahan yang semakin menyempit,
Pandaan juga semakin memiliki potensi besar
awalnya kepemilikan tersebut dimiliki satu
untuk melakukan alih fungsi lahan menjadi lahan
orang, namun dapat berakibat pada kepemilikan
terbangun yang lebih menguntungkan.
yang lebih dari satu orang. Lahan waris yang
Masyarakat yang sudah beralih profesi
sempit tersebut di samping pengelolaannya
tidak akan keberatan melepaskan lahan
kurang efisien juga hanya memberikan sedikit
pertaniannya untuk dialihfungsikan pada
kontribusi bagi pendapatan keluarga petani
penggunaan non pertanian. Tidak sedikit petani
pemiliknya.
yang menjual lahan pertanian mereka untuk
biaya memasuki lapangan pekerjaan diluar Dinamika Spasial Perubahan Penggunaan Lahan
pertanian, seperti contohnya berdagang atau
Dinamika spasial dilihat melalui sistem
kegiatan lainnya. Lahan-lahan tidak terbangun
informasi geografis (SIG) dengan interpretasi
yang memiliki hak kepemilikan contohnya
citra. Dari interpretasi citra tersebut diperoleh
seperti lahan sawah di Kecamatan Pandaan
kelompok piksel wilayah terbangun dan wilayah
sebagian besar dimiliki sudah turun-temurun.
tidak terbangun. Luas lahan terbangun pada
Berdasarkan hasil survei bahwa lahan tersebut
tahun 2006 adalah sebesar 8,49 Km2 dan lahan
memiliki kepemilikan pribadi. Buruh-buruh yang
tidak terbangun sebesar 34,60 Km2. Sebelumnya
bekerja di lahan tersebut juga bersifat pribadi
pada Tabel 1, lahan terbangun di Kecamatan
yang berarti hubungan pemilik dengan lahannya
Pandaan seluas 11,3 Km2, yang berarti selama 10
cenderung kuat. Salah satu dampak dari hal
tahun terakhir terjadi perbedaan perubahan
tersebut ialah adanya sistem waris atau
penggunaan lahan pada luas lahan terbangun
pemecahan lahan. Pemilik lahan dari generasi
yaitu sebesar 2,81 Km2.
sebelumnya yang ingin mewariskan lahan yang
dimilikinya dapat menyebabkan kepemilikan
lahan yang semakin menyempit, awalnya

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 23
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN

Gambar 6. Peta lahan terbangun dan lahan tidak terbangun di Kecamatan Pandaan tahun 2006

Berdasarkan hasil SPSS, diketahui bahwa nilai


Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Cronbach’s alpha yang dihasilkan berdasarkan
Perubahan Penggunaan Lahan
data sebesar 0,5 yaitu reliabel karena lebih dari
Analisis yang digunakan untuk mengetahui 0,45.
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
Uji normalitas
penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan,
adalah analisis regresi linier berganda. Analisis Uji normalitas digunakan untuk
regresi linier berganda merupakan salah satu mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
analisis untuk mengukur pengaruh variabel nilai residunya mempunyai distrubusi normal.
bebas yang berjumlah lebih dari satu terhadap Berdasarkan histogram, diketahui bahwa
variabel terikat. Data yang diperoleh berasal dari bentuknya menyerupai bel yang berarti secara
pendapat masyarakat sebanyak 203 sampel di visual dapat dinyakatan bahwa histogram telah
Kecamatan Pandaan. mengikuti distribusi normal.
Uji validitas Uji multikolinearitas
Uji validitas dilakukan dengan Uji gejala multikolinearitas dimaksudkan
membandingkan nilai signifikansi tiap variabel untuk lebih mengetahui adanya hubungan yang
dengan nilai α. Data dapat dikatakan valid atau sempurna antar variabel dalam model regresi.
memenuhi uji validitas jia nilai sig < nilai α. Suatu model regresi dikatakan tidak terdapat
Berdasarkan hasil spss, diketahui bahwa semua permasalahan terkait multikolinearitas jika
variabel beserta sub variabelnya memiliki data memiliki nilai VIF dan tolerance disekitar angka
valid dan dapat diterima. 1. Berdasarkan hasil spss, diketahui bahwa
selutuh variabel bebas memiliki nilai tolerance
Uji reliabilitas
diatas 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari
Uji ini dilakukan dengan melihat nilai hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Cronbach’s alpha yang apabila nilai tersebut model tidak terdapat hubungan linier antar
memiliki nilai >0,45 maka data tersebut reliabel. variabel bebas. Sehingga secara umum asumsi

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 24
Nindya Kinanti Paramasasi, Gunawan Prayitno, Aris Subagiyo

non multikolinieritas ini terpenuhi dan model ataupun industri, karena dengan kondisi jalan
dapat dilakukan uji selanjutnya. tersebut akan lebih memudahkan akses dari
ataupun ke wilayah tersebut.
Sedangkan variabel pemecahan lahan
Uji kelayakan model (Uji F)
merupakan variabel yang tidak berpengaruh
Uji kelayakan model (Uji F) merupakan secara signifikan terhadap perubahan
tahap awal mengidentifikasi model regresi yang penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan
diestimasi layak atau tidak. Nilai prob. F hitung dikarenakan kemungkinan adanya kesulitan
(sig.) Berdasarkan hasil SPSS, nilainya adalah status pembagian hak milik lahan. Hal tersebut
0,0000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 akan mengakibatkan pemilik lahan yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa model memperoleh lahan yang sudah terpecah atau
regresi linier yang diestimasi layak digunakan istilah lainnya lahan warisan cenderung tidak
untuk menjelaskan model. memanfaatkan lahannya dan membiarkan lahan
Uji koefisien determinasi (R square) mereka terbengkalai apa adanya sehingga tidak
teralih fungsi.
Koefisien determinasi menjelaskan variasi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Hasil Temuan Potensi Perubahan Penggunaan
terikatnya atau dapat dikatakan sebagai proporsi Lahan Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal
pengaruh seluruh variabel bebas terhadap Responden
variabel terikat. Berdasarkan hasil SPSS, Berdasarkan hasil analisis regresi linear
diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar berganda yang telah dilakukan sebelumnya,
0,800 yang menunjukan bahwa pengaruh telah diketahui bahwa faktor yang paling
variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di
80%. Kecamatan Pandaan adalah aksesibilitas. Maka
Interpretasi Model dari itu dapat diperoleh hasil desa-desa mana
saja yang lebih berpotensi untuk perubahan
Interpretasi model dilakukan ketika penggunaan lahan jika dilihat berdasarkan
seluruh uji telah dilakukan. Pada interpretasi hierarki jalan negara, jalan provinsi, jalan
model, terdapat dua hal yang diperhatikan yaitu kabupaten, dan jalan lokal.
tanda dan besaran. Terdapat lima daerah yang terletak di
Model persamaan regresi linier berganda sekitar jalan tol eksisting dan rencana.
berdasarkan Tabel Coefficient hasil SPSS adalah: Responden yang berada di kelima daerah
Y = 21,098 + 1,639X1 + 3,318X2 + 2,766X3 + tersebut memiliki karakteristik responden
1,528X4 + 1,905X5 + 0,668X6 – 0,393X7 + sebagai berikut.
3,155X8 1. Kelurahan Pandaan : terdiri sebanyak 12
Berdasarkan model yang telah diperoleh, responden kepala keluarga, 9 di antaranya
diketahui variabel yang paling berpengaruh pada (75%) memutuskan untuk menjual lahan
perubahan penggunaan lahan adalah mereka.
aksesibilitas (X2), sedangkan variabel yang 2. Kelurahan Jogosari : terdiri sebanyak 14
memiliki pengaruh paling rendah adalah responden, dimana 11 di antaranya (78%)
pemecahan lahan (X7). memutuskan untuk menjual lahan
Variabel aksesibilitas merupakan variabel mereka.
yang paling berpengaruh terhadap perubahan 3. Kelurahan Kutorejo : terdiri sebanyak 11
penggunaan lahan di Kecamatan Pandaan responden, dimana 5 di antaranya (45%)
dikarenakan adanya pembangunan Jalan Tol memutuskan untuk menjual lahan
Gempol-Pandaan yang melewati Kecamatan ini. mereka.
Hal tersebut kemudian mendorong para investor 4. Kelurahan Petungasri : terdiri sebanyak 14
ataupun pendatang dari luar kecamatan yang responden, dimana 7 di antaranya (50%)
ingin berinvestasi dengan membeli lahan tidak memutuskan untuk menjual lahan
terbangun menjadi lahan yang lebih mereka.
menguntungkan. Kondisi jalan yang rata-rata 5. Desa Karangjati : terdiri sebanyak 19
sudah baik di Kecamatan Pandaan juga responden, 13 di antaranya (68,4%)
merupakan upaya pendorong adanya kegiatan memutuskan untuk menjual lahan
pembangunan penggunaan lahan perdagangan mereka.

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 25
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PANDAAN DALAM PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PANDAAN

Gambar 7. Peta daerah potensi perubahan penggunaan lahan


Kelima daerah tersebut adalah Kelurahan
KESIMPULAN Pandaan, Kelurahan Kutorejo, Kelurahan
Kesimpulan yang diperoleh dalam Jogosari, Kelurahan Petungasri, dan Desa
penelitian ini yaitu sebagai berikut.: Karangjati.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
DAFTAR PUSTAKA
perubahan penggunaan lahan di
Kecamatan Pandaan terdiri dari faktor fisik Jayadinata, T. 1999. “Tata Guna Tanah dalam
dan faktor sosial. Berdasarkan analisis Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan
regresi linear berganda maka diperoleh Wilayah”. Edisi 3. Bandung: Penerbit ITB.
model regresi yaitu Y = 21,098 + 1,639X1 + Muiz, Abdul. 2009. “Analisis Perubahan
3,318X2 + 2,766X3 + 1,528X4 + 1,905X5 + Penggunaan Lahan di Kabupaten
0,668X6 – 0,393X7 + 3,155X8. Sukabumi.” Skripsi. Sekolah Pasca Sarjana,
2. Faktor yang paling mempengaruhi Institut Pertanian Bogor.
perubahan penggunaan lahan adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
variabel aksesibilitas, sedangkan faktor Pasuruan Tahun 2009-2029.
yang paling tidak mempengaruhi ialah Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,
pemecahan lahan. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
3. Berdasarkan hasil analisis, terdapat lima Bandung.
desa/kelurahan yang berpotensi lebih Wicaksono, Tangguh. 2011. “Analisis Faktor-
signifikan dalam perubahan penggunaan faktor yang Mempengaruhi Perubahan
lahan. Wilayah tersebut dilewati jalan tol Pemanfaatan Perumahan untuk Tujuan
eksisting maupun rencana, dikarenakan Komersial di Kawasan Tlogosari, Kulon,
lokasi dengan akses lebih baik dibanding Semarang.” Skripsi. Bidang Studi Fakultas
wilayah lainnya di Kecamatan Pandaan. Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Planning for Urban Region and Environment Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 26

Anda mungkin juga menyukai