Anda di halaman 1dari 17

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat


Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi Tahun 2007 –
2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8

The Effect of Land Cover Change to Urban Heat Island Phenomenon in


2007 – 2018 at North Cikarang Subdistrict, Bekasi Regency Using Landsat 5
and 8 Imagery

Cecil Nadira1*), Ratna Saraswati1, dan Adi Wibowo1


1
Departemen Geografi, FMIPA UI
*)
E-mail: cecil.nadira@ui.ac.id

ABSTRAK - Kecamatan Cikarang Utara adalah daerah yang termasuk dalam CBD (Central Bussiness District)
Kabupaten Bekasi, maka dari itu perkembangan dan pembangunannya sangatlah pesat terutama untuk penggunaan
lahan kawasan industri dan permukiman. Hal ini kemudian yang menyebabkan lahan mengalami alih fungsi dengan
bertambahnya luas lahan terbangun dan berkurangnya luas lahan bervegetasi yang dapat berpengaruh pada perubahan
suhu permukaan daratan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan yang terjadi di
Kecamatan Cikarang Utara, menganalisis variasi suhu permukaan daratan serta korelasi nya dengan kerapatan
bangunan dan kerapatan vegetasi tahun 2007 – 2018 dan hasilnya dianalisis untuk melihat fenomena Urban Heat Island
yang terjadi di Kecamatan Cikarang Utara. Data yang diperoleh berbasis pada pengolahan citra landsat 5 dan landsat 8
pada bulan kering. Metode yang digunakan adalah ekstraksi nilai LST, NDVI, NDBI dan supervised classification.
Kemudian dilakukan uji akurasi dengan metode Khat Kappa dan diperkuat dengan survey lapang untuk validasi tutupan
lahan dan suhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan luas lahan bervegetasi sejak tahun 2007 – 2018
yang berubah menjadi lahan terbangun ataupun lahan kosong/terbuka. Hal ini berkaitan dengan nilai LST yang terus
mengalami kenaikan yang kemudian memicu terjadinya UHI. Hasil uji korelasi adalah positif antara LST dan NDBI
sedangkan korelasi LST dan NDVI bernilai negatif.

Kata kunci: suhu permukaan daratan, NDVI, NDBI, tutupan lahan

ABSTRACT - North Cikarang sub-district is a region included in the Central Business District (CBD) of Bekasi Regency.
Therefore, its development is very rapid. Especially for industrial landuse and settlement. This thing causes landcover
changes that increasing the area of land built and decreasing of the area of vegetated land that can affect changes of
land surface temperature. This study aims to analyze changes in land cover that occurred in North Cikarang Subdistrict,
analyze the variations of land suface temperature and its correlation with the density of buildings and vegetation
density in 2007 – 2018. Then analyze all of the result above to see the urban heat island phenomenon that occurred in
North Cikarang Subdistrict. The data obtained is based on Landsat 5 and Landsat 8 processing in the dry month. The
method used is extraction the value of LST, NDVI, NDBI and supervised classification. Then an accuracy test was
carried out using the Khat Kappa method and strengthened with a field survey to validate land cover and its
temperature. The results showed that there was a decrease in the area of vegetated land from 2007 - 2018 which turned
into built up land or vacant / open land. This is related to the value of LST which continues to increase which then
triggers the occurrence of UHI. The correlation test results are positive between LST and NDBI while the LST and
NDVI correlations are negative.

Keywords: land surface temperature, NDVI, NDBI, land cover

1. PENDAHULUAN

Perubahan tutupan lahan dapat terjadi karena pembangunan yang pesat di kota-kota besar. Salah satu
masalah yang disebabkan oleh perubahan tutupan lahan ini adalah meningkatnya suhu permukaan daratan
karena alih fungsi lahan vegetasi menjadi non-vegetasi (Mallick dkk., 2008; Pal dan Ziaul, 2017). Perubahan
tutupan lahan di area urban menyebabkan terjadinya fenomena Urban Heat Island atau pulau panas
perkotaan (Adiningsih dkk., 1994). Kabupaten Bekasi sebagai kota besar merupakan daerah yang mengalami
pelonjakan pertambahan penduduk yang tinggi dan terus berkembang sebagai kota industri. Jumlah
penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2007 sebanyak 2.125.960 jiwa, dan pada tahun 2018 melonjak hingga

82
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

berjumlah 3.500.023 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi). Jumlah penduduk yang bertambah dari
waktu ke waktu akan mempengaruhi perubahan tutupan lahan karena meningkatnya variasi aktivitas
penduduk diatas sebuah lahan (Saputra, 2010). Pertambahan aktivitas penduduk ini menimbulkan tingginya
kebutuhan lahan untuk menunjang aktivitas penduduk, maka hal ini dapat menumbuhkan peluang terjadinya
pergeseran atau perubahan penggunaan lahan, dari lahan kosong atau lahan bervegetasi beralih menjadi
lahan terbangun, baik digunakan untuk pembangunan perkantoran, kawasan industri, pemukiman, maupun
infrastuktur (Kusrini, 2011). Daerah penelitian berlokasi di wilayah Cikarang Utara yang memiliki kepadatan
penduduk yang sangat tinggi yaitu sebesar 6.430 jiwa/km dari total luas wilayah sebesar 4.330 Ha atau
sebesar 3,40% dari luas wilayah Kabupaten Bekasi sebesar 127.388 Ha (BPS Kabupaten Bekasi, 2018).
Berdasarkan Perpres No 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan JABOTEDABEKPUNJUR, Kota
Cikarang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan kegiatan utama berupa industri dan
permukiman.

1.1 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis variasi spasial Urban Heat Island berdasarkan data
acuan dari tahun 2007 – 2018 (2) menganalisis pengaruh tutupan lahan terhadap Land Surface Temperature.

2. METODE

Penelitian dilakukan dipusat kota atau CBD Kabupaten Bekasi yaitu Kecamatan Cikarang Utara yang
terbagi menjadi 11 desa/kelurahan. Dibatasi dengan Kecamatan Karangbahagia di sebelah utara, sebelah
timur dengan Kecamatan Cikarang Timur, sebelah selatan dengan Kecamatan Cikarang Selatan dan sebelah
barat dengan Kecamatan Cikarang Barat. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah random
sampling dengan mengambil titik sampel sebanyak 32 titik sampel. Hasil pemilihan angka random
menggunakan ms. Excel adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Peta titik sampel survey lapang Kecamatan Cikarang Utara

Perubahan tutupan lahan berperan penting karena kenaikan suhu permukaan daratan akan tinggi pada
tutupan lahan terbangun dikarenakan lahan terbangun akan memantulkan panas dalam jumlah yang lebih
tinggi dibandingkan lahan bervegetasi. Perubahan tutupan lahan Kecamatan Cikarang Utara dilihat
menggunakan data hasil klasifikasi terbimbing dan klasifikasi berdasarkan nilai indeks kerapaptan NDVI dan
NDBI pada citra Landsat 5 dan Landsat 8. Setelah dilihat perbedaannya pada tahun 2007, 2017 dan 2018
maka akan dibandingkan dan dilihat kemanakah pola perluasannya yang kemudian memicu timbulnya
Urban Heat Island yang dikaitkan dengan terjadinya perubahan tutupan lahan. Berikut adalah alur pikir dari
penelitian ini:

83
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

Gambar 2. Alur pikir penelitian

Pengolahan data dimulai dengan melakukan interpretasi citra yang telah dikoreksi untuk mendapatkan
data LST, NDVI, dan NDBI. Dari data ini kemudian diklasifikasikan menjadi peta kerapatan bangunan, peta
kerapatan vegetasi, dan peta distribusi suhu dalam 3 tahun yaitu 2007, 2017, dan 2018 dan dilakukan
pengolahan peta yang didapat sebagai berikut:

Gambar 3. Alur kerja penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan jenis data sekunder. Jenis
data sekunder merupakan jenis data yang didapatkan secara tidak langsung dari lapangan. Data ini dapat
bersumber dari instansi atau organisasi atau lembaga terkait, antara lain adalah:
• Peta administrasi Kabupaten Bekasi tahun 2018, sumber: BIG
• Peta tutupan lahan, LST, NDBI dan NDVI dari pengolahan Citra Landsat 5 tanggal 22 Juni 2007 path
row 122/64 dan citra Landsat 8 tanggal 17 Juni 2017 dan 6 Juli 2018 path row 122/64, sumber: USGS

84
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

Data primer didapatkan dengan melakukan survey lapangan untuk keperluan validasi data yang didapat
dari hasil pengolahan citra. Dilakukan dengan menetapkan titik sampel menggunakan metode random
sampling dan menetapkan titik sampel sebanyak 32 titik dengan cara membuat grid dan memberikan nomor
pada masing-masing grid dalam peta administrasi lalu menggunakan ms. Excel dengan rumus = randbetween
untuk mengeluarkan angka random titik sampel. Data survey lapang diperoleh dengan cara mengukur suhu
pada masing-masing titik sampel menggunakan alat ukur suhu selama 30 menit masing-masing sebanyak 3
kali dan dilihat rata-rata suhu nya. Survey lapangan menggunakan alat bantu berupa peta kerja, alat ukur
suhu, kamera untuk dokumentasi tutupan lahan, dan alat tulis.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tutupan Lahan Kecamatan Cikarang Utara Tahun 2007, 2017 dan 2018
Tutupan lahan di Kecamatan Cikarang Utara didominasi oleh lahan terbangun berupa permukiman dan
kawasan industri dan sejak tahun 2007 hingga 2018 jumlah nya terus bertambah. Pada tahun 2007 dapat
dilihat terdapat banyak lahan vegetasi di bagian utara dan timur laut Kecamatan Cikarang namun hingga kini
jumlah nya semakin berkurang dan beralih fungsi menjadi lahan kosong atau lahan terbangun.

Gambar 4. Tutupan Lahan Tahun 2007

Hal ini terjadi karena tinggi nya kebutuhan masyarakat akan lahan tempat tinggal dan peraturan
pemerintah Kabupaten Bekasi yang memprioritaskan Cikarang menjadi Wilayah Pembangunan I yaitu
daerah yang mengutamakan pembangunan kawasan industri dan permukiman. Sedangkan tutupan lahan
Kecamatan Cikarang Utara tahun 2017 didominasi oleh lahan terbangun berupa pemukiman dan kawasan
industri yang mendominasi. Hal ini dikarenakan pembangunan secara masif yang terjadi di Kecamatan
Cikarang Utara terutama untuk kebutuhan lahan pemukiman. Salah satu bukti perubahan tutupan lahan dapat
dilihat dari hasil validasi citra di Google Earth. Kedua gambar dibawah menunjukkan lokasi yang sama
dengan waktu yang berbeda, pada gambar sebelah kiri menunjukkan tutupan lahan tahun 2007 dimana masih
berupa vegetasi. Kemudian pada gambar sebelah kanan telah terjadi perubahan tutupan lahan pada tahun
2017 dimana lahan bervegetasi sudah tergantikan oleh pemukiman.

z
Gambar 5. Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2007 – 2017

85
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

Gambar 6. Tutupan Lahan Tahun 2017

Perubahan tutupan lahan dari tahun 2017 ke 2018 menunjukkan bahwa sebagian besar telah berubah
menjadi lahan terbangun, yaitu permukiman dan industri. Terlihat bahwa banyak terdapat lahan kosong yang
menggantikan tutupan lahan vegetasi yaitu di bagian utara Cikarang Utara.

Gambar 7. Tutupan Lahan Tahun 2018

Untuk melihat tingkat akurasi antara data di lapangan dengan hasil klasifikasi, dilakukan uji akurasi data
tutupan lahan Kecamatan Cikarang Utara tahun 2007, 2017 dan 2018 dengan metode perhitungan Khat
Kappa menggunakan 32 sampel data. Nilai akurasi yang dihasilkan berupa User Accuracy, Producer
Accuracy, Overall Accuracy dan Kappa Coeficient. Uji akurasi ini menggunakan 32 sampel data yang dipilih
secara random. Data tutupan lahan Kecamatan Cikarang Utara yang didapatkan dari hasil pengolahan citra
Landsat 5 memiliki nilai Overall accuracy sebesar 91% yang berarti menjelaskan tingkat akurasi sebesar
91% dengan data lapangan. Serta didapatkan hasil Kappa coefficient sebesar 0,86. Perubahan tutupan lahan
pada tahun 2007, 2017 dan 2018 dapat dijelaskan dari Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Luas dan persentase tutupan lahan Kecamatan Cikarang Utara

2007 2017 2018


Tutupan Lahan Luas (km²) % Luas (km²) % Luas (km²) %
Lahan Terbangun 13.48 35.18 16.95 44.23 20.60 53.78
Vegetasi 11.04 28.81 9.22 24.06 5.82 15.18
Lahan Kosong 8.68 22.65 9.48 24.73 7.28 18.99
Badan Air 5.12 13.36 2.67 6.98 4.62 12.05
Total 38.32 100 38.32 100 38.32 100

86
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

3.2 Suhu Permukaan Daratan Kecamatan Cikarang Utara Tahun 2007, 2017 dan 2018
Suhu permukaan daratan di dapatkan berdasarkan pengolahan data citra Landsat 5 dan 8 perekaman 22
Juni 2007, 17 Juni 2017 dan 6 Juli 2018 yang diperoleh dengan cara mengekstraksi nilai spektral radian
saluran termal pada Landsat 5 dan Landsat 8. Kemudian untuk dapat mengetahui sebaran suhu permukaan
daratan berdasarkan tutupan lahannya maka dapat dilihat melalui penampang melintang suhu A – B dan C –
D yang ditarik berdasarkan Gambar 8 berikut:

Gambar 8. Garis transek penampang melintang suhu

Penarikan garis transek A – B dan C – D penampang melintang dipilih dengan alasan garis yang dilalui
transek A – B dan C – D sudah mewakili semua jenis tutupan lahan mulai dari lahan terbangun, lahan
kosong, badan air dan lahan bervegetasi. Dengan ditariknya garis penampang melintang dapat terlihat bahwa
terjadi fluktuasi pada suhu permukaan daratan.

Gambar 9. Suhu Permukaan Daratan Tahun 2007

Tahun 2007 suhu tertinggi berada di Kelurahan Wangunharja yang terletak di bagian paling selatan
Kecamatan Cikarang Utara dengan suhu mencapai 31° – 33° C dan suhu terendah berada di Kelurahan
Waluya dengan suhu berkisar 21° – 23° C serta terjadi anomali suhu yang disebabkan oleh awan pada bagian
kecil sebelah timur Kelurahan Waluya sehingga menyebabkan suhu yang ditunjukkan sangat rendah yaitu
16° - 21° C.

87
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

Gambar 10. Suhu Permukaan Daratan 2017

Selanjutnya berdasarkan pengolahan data citra Landsat 8 OLI/TIRS perekaman 17 Juni 2017, suhu
permukaan daratan Kecamatan Cikarang Utara berkisar antara 21° - 35° C. Angka ini menunjukkan bahwa
telah terjadi peningkatan suhu diseluruh bagian Kecamatan Cikarang Utara sejak tahun 2007.

Gambar 11. Suhu Permukaan Daratan 2018

Untuk dapat mengetahui sebaran suhu permukaan daratan berdasarkan tutupan lahannya maka dapat
dilihat melalui penampang melintang suhu A – B dan C – D yang ditarik berdasarkan Gambar 12 berikut:

Gambar 12. Garis transek penampang melintang suhu

88
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

Penarikan garis transek A – B dan C – D penampang melintang dipilih dengan alasan garis yang dilalui
transek A – B dan C – D sudah mewakili semua jenis tutupan lahan mulai dari lahan terbangun, lahan
kosong, badan air dan lahan bervegetasi. Dengan ditariknya garis penampang melintang dapat terlihat bahwa
terjadi fluktuasi pada suhu permukaan daratan. Tahun 2018 suhu tertinggi berada di Kelurahan Wangunharja
yang terletak di bagian paling timur yaitu Kecamatan Harjamekar dengan suhu mencapai 39° – 41° C dan
suhu terendah berada di Kelurahan Waluya dengan suhu berkisar 25° – 27 °C. Persebaran suhu yang ditarik
berdasrkan penampang melintang ditunjukkan oleh grafik berikut:

Gambar 13. Penampang Melintang Suhu A – B dan C – D Tahun 2007, 2017 dan 2018

Di tahun 2007, pada jarak 0 m sumbu A – B diawali dengan suhu 23° - 24° C karena berada pada tutupan
lahan vegetasi lalu pada jarak 1000 m garis transek melewati tutupan lahan lahan terbangun berupa
pemukiman sehingga suhu mengalami peningkatan menjadi 25°C. Hingga jarak 2000 m suhu terus
mengalami fluktuasi dikarenakan adanya pemukiman dan lahan vegetasi/sawah yang berjarak dekat. Pada
sumbu C – D jarak 0 m diisi oleh tutupan lahan berupa lahan kosong dan suhu terus naik hingga 27°c pada
tutupan lahan lahan terbangun. Pada jarak 3000 – 4000 m suhu sangat fluktuatif dikarenakan tutupan lahan
yang bervariasi antara lahan terbangun dan lahan vegetasi. Hingga jarak 7000 m suhu permukaan daratan
untuk lahan vegetasi relatif sama yaitu sebesar 23°c sedangkan suhu terendah 21°C pada jarak 2000, 2500,
5000, 6000 dan 7000 m adalah tutupan lahan berupa badan air.
Perubahan tutupan lahan yang terjadi dari tahun ke tahun memberikan dampak terhadap kenaikan suhu
permukaan daratan sehingga LST Kecamatan Cikarang Utara terus mengalami kenaikan dari tahun 2007
hingga 2018. Seperti yang ditunjukkan pada gambar bahwa kenaikan suhu terjadi hampir diseluruh wilayah.
Luas wilayah yang terdampak kenaikan suhu seluas 38.18 km² atau sebanyak 99.6% dari total luas wilayah.

Gambar 14. Peta perubahan LST Kecamatan Cikarang Utara Tahun 2007 – 2018

3.3 Kerapatan Vegetasi Kecamatan Cikarang Utara Tahun 2007, 2017 dan 2018
Nilai NDVI tahun 2007 didapatkan berdasarkan pengolahan data citra Landsat 5. NDVI tahun 2007
memiliki rentang nilai sebesar -0,2 hingga 0,6. Semakin besar nilai indeks menunjukkan semakin rapat

89
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

tutupan vegetasi yang ada. Pada tahun 2007 bagian barat dan selatan Kecamatan Cikarang Utara didominasi
oleh kerapatan vegetasi yang rendah yaitu <0. Sedangkan pada bagian timur dan timur laut didominasi oleh
indeks tajuk vegetasi yang tinggi karena masih berupa sawah dan kebun.

Gambar 15. Indeks kerapatan tajuk vegetasi tahun 2007

Berdasarkan pengolahan data citra Landsat 8 perekaman tahun 2017, Kecamatan Cikarang Utara
memiliki nilai indeks kerapatan vegetasi antara -0,09 – 0,52 dengan nilai <0 seluas 21,92 km², 0 – 0,2 seluas
16,28 km² dan >0,2 seluas 0,02 km². Perubahan yang signifikan ini dikarenakan banyaknya pembangunan
pemukiman diatas lahan yang sebelumnya bervegetasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16. Indeks kerapatan tajuk vegetasi tahun 2017

Berdasarkan pengolahan data citra Landsat 8 perekaman tahun 2018, dapat dilihat bahwa kerapatan
vegetasi di Kecamatan Cikarang Utara mengalami perubahan yaitu nilai indeks kerapatan vegetasi di tahun
2018 menurun dengan rentang nilai sebesar -0,08 – 0,54. Klasifikasi <0 seluas 23,22 km², 0 – 0,2 seluas
15,04 km² dan >0,2 seluas 0,05 km². Dapat dilihat pada Gambar 16 bahwa sebagian besar geomer penelitian
memiliki indeks kerapatan vegetasi rendah.

90
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

Gambar 17. Indeks kerapatan tajuk vegetasi tahun 2018

Secara keseluruhan pada tahun 2007 vegetasi di Kecamatan Cikarang Utara masih cukup banyak karena
dari hasil pengolahan peta NDVI tahun 2007 dihasilkan data yang menunjukkan bahwa indeks kerapatan
tajuk vegetasi didominasi dengan kategori tinggi yaitu > 0.2 dengan luas 22.92 km² atau sebanyak 59.82%
dari luas total Kecamatan Cikarang Utara.

Tabel 2. Luas dan persentase indeks kerapatan vegetasi Kecamatan Cikarang Utara tahun 2007
Indeks Kerapatan Luas (km²) Persentase
<0 3.04 7.93
0 – 0.2 12.36 32.35
> 0.2 22.92 59.82
Jumlah 38.32 100

Berdasarkan luasannya, indeks kerapatan vegetasi dengan kerapatan tinggi > 0.2 pada tahun 2017
berkurang sangat drastis sebanyak 59.76% dibandingkan tahun 2007. Sedangkan indeks kerapatan vegetasi
rendah mengalami pertambahan sebanyak 49.27% dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2017 indeks
kerapatan vegetasi rendah < 0 yang mendominasi Kecamatan Cikarang Utara yaitu seluas 21.92 km² atau
sebesar 57.2% dari luas Kecamatan Cikarang Utara.

Tabel 3. Luas dan persentase indeks kerapatan vegetasi Kecamatan Cikarang Utara tahun 2017
Indeks Kerapatan Luas (km²) Persentase
<0 21.92 57.2
0 – 0.2 16.38 42.74
> 0.2 0.02 0.06
Jumlah 38.32 100

Perubahan indeks kerapatan vegetasi pada tahun 2018 ditunjukkan dengan bertambah nya nilai indeks
kategori rendah < 0.2 dengan pertambahan sebanyak 3.39% dan diiringi dengan bertambah nya nilai indeks
kategori tinggi > 0.2 dengan kenaikan sebanyak 0.7%. Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan jumlah
vegetasi yang ada di Kecamatan Cikarang Utara secara terus menerus sejak tahun 2007 hingga 2017.

Tabel 4. Luas dan persentase indeks kerapatan vegetasi Kecamatan Cikarang Utara tahun 2007
Indeks Kerapatan Luas (km²) Persentase
<0 23.22 60.59
0 – 0.2 15.04 39.28
> 0.2 0.05 0.13
Jumlah 38.32 100

91
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

3.4 Kerapatan Bangunan Kecamatan Cikarang Utara Tahun 2007, 2017 dan 2018

Gambar 18. Peta kerapatan bangunan tahun 2007 – 2018

Indeks kerapatan bangunan Kecamatan Cikarang Utara pada tahun 2007 bernilai dari -0.52 – 0.47.
Berdasarkan luasannya, pada tahun 2007 menunjukkan bahwa indeks kerapatan bangunan didominasi
dengan nilai indeks kategori sedang dengan rentang besaran indeks -0.15 – 0 dengan luas 16.29 km² atau
sebanyak 42.51% dari luas total Kecamatan Cikarang Utara. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan
Cikarang Utara pada tahun 2007 belum memiliki kerapatan bangunan yang sangat tinggi.

Tabel 5. Luas dan persentase indeks kerapatan bangunan Kecamatan Cikarang Utara tahun 2007
Indeks Kerapatan Luas (km²) Persentase
< -0.15 9.35 24.39
-0.15 – 0 16.29 42.51
>0 12.68 33.10
Jumlah 38.32 100

Berdasarkan luasannya, pada tahun 2017 menunjukkan bahwa indeks kerapatan bangunan didominasi
dengan kategori sedang – 0.15 – 0 dengan luas 19.81 km² atau sebanyak 51.69% dari luas total Kecamatan
Cikarang Utara.

Tabel 6. Luas dan persentase indeks kerapatan bangunan Kecamatan Cikarang Utara tahun 2017
Indeks Kerapatan Luas (km²) Persentase
< -0.15 8.56 22.33
-0.15 – 0 19.81 51.69
>0 9.95 25.98
Jumlah 38.32 100

92
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

Pengolahan data kerapatan bangunan tahun 2018 berdasarkan citra Landsat 8 didominasi oleh nilai indeks
kategori sedang -0.15 – 0 yaitu seluas 20.41 km². Nilai tersebut mengindikasikan banyaknya bangunan
dengan jarak sedang di lebih dari setengah Kecamatan Cikarang Utara.

Tabel 7. Luas dan persentase indeks kerapatan bangunan Kecamatan Cikarang Utara tahun 2018
Indeks Kerapatan Luas (km²) Persentase
< -0.15 5.41 14.11
-0.15 – 0 20.41 53.26
>0 12.50 32.62
Jumlah 38.32 100

3.5 Uji Korelasi LST dengan Nilai Indeks


Setelah diketahui nilai indeks dari masing-masing variabel, uji korelasi dilakukan untuk melihat seberapa
besar pengaruh NDVI dan NDBI terhadap LST. Uji korelasi dilakukan dengan analisis statistik dari titik
sampel yang sudah dibuat dengan metode random sampling. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa adanya
hasil negatif untuk korelasi LST – NDVI yang berarti memperlihatkan korelasi yang berbanding terbalik.
Sedangkan korelasi LST – NDBI menunjukkan hasil positif yang berarti keduanya berbanding lurus.

3.5.1 Korelasi LST – NDVI Tahun 2007, 2017 dan 2018

Gambar 19. Grafik korelasi antara Land Surface Temperature dan Normalized Difference Vegetation Index
Tahun 2007

Hasil uji korelasi antara LST dan NDVI tahun 2007 menunjukkan hasil negatif seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 19. dengan R² sebesar 0,663 yang berarti NDVI dapat menjelaskan variasi LST sebesar 66,3%
dengan persamaan sebagai berikut:
LST = -7.5989 (NDVI) + 29,665

Gambar 20. Grafik korelasi antara Land Surface Temperature dan Normalized Difference Vegetation Index
Tahun 2017

Hasil uji korelasi antara LST dan NDVI tahun 2017 menunjukkan hasil negatif seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 20. dengan R² sebesar 0,674 yang berarti NDVI dapat menjelaskan variasi LST sebesar 67,4%
dengan persamaan sebagai berikut:
LST = -11,777 (NDVI) + 30,049

93
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

Gambar 21. Grafik korelasi antara Land Surface Temperature dan Normalized Difference Vegetation Index Tahun
2018

Hasil uji korelasi antara LST dan NDVI tahun 2018 menunjukkan hasil negatif seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 21 dengan R² sebesae 0,7342 yang berarti NDVI dapat menjelaskan variasi LST sebesar
73,42% dengan persamaan sebagai berikut:

LST = -14,349 (NDVI) + 34,762


3.5.2 Korelasi LST – NDBI Tahun 2007, 2017 dan 2018
Hasil uji korelasi antara LST dan NDBI tahun 2007 menunjukkan hasil korelasi positif seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 22. dengan R² sebesar 0,6411 yang berarti NDBI dapat menjelaskan variasi LST
sebesar 64,11% dengan persamaan sebagai berikut:

LST = 8,5692 (NDBI) + 27,298

Gambar 22. Grafik korelasi antara Land Surface Temperature dan Normalized Difference Building Index Tahun 2007

Hasil uji korelasi antara LST dan NDBI tahun 2017 menunjukkan hasil korelasi positif seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 23. dengan R² sebesar 0,649 yang berarti NDBI dapat menjelaskan variasi LST
sebesar 64,9% dengan persamaan sebagai berikut:

LST = 11,002 (NDBI) + 28.305

Gambar 23. Grafik korelasi antara Land Surface Temperature dan Normalized Difference Building Index Tahun 2017

94
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

Hasil uji korelasi antara LST dan NDBI tahun 2018 menunjukkan hasil korelasi positif seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 24 dengan R² sebesar 0,6131 yang berarti NDBI dapat menjelaskan variasi LST
sebesar 61,31% dengan persamaan sebagai berikut:

LST = 14,993 (NDBI) + 35,527

Gambar 24. Grafik korelasi antara Land Surface Temperature dan Normalized Difference Building Index Tahun 2018

3.6 Uji Korelasi LST dengan Nilai Indeks


Fenomena Urban Heat Island Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi diperhatikan pada tahun
2018 dimana tahun 2007 dan 2017 menjadi acuan untuk melihat apakah terjadi kenaikan suhu yang memusat
di perkotaan atau tidak. Untuk menginterpretasikan model UHI ini digunakan data LST yang sudah diolah
dari citra Landsat 8. Jika diperhatikan dari peta tutupan lahan, bagian selatan Kecamatan Cikarang Utara
adalah wilayah yang paling banyak digunakan untuk tutupan lahan terbangun berupa kawasan industri sejak
tahun 2007 dan kemudian seiring perkembangannya menjadi CBD (Central Bussiness District) Kecamatan
Cikarang Utara. Semakin kearah tenggara perkembangan wilayah semakin berkurang, perubahan tutupaan
lahan yang terjadi pun tidak terlalu tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap suhu suhu permukaan daratannya
yang berarti semakin kearah tenggara LST semakin rendah. Karena banyaknya kegiatan masyarakat dan
perubahan tutupan lahan yang memusat di bagian selatan Kecamatan Cikarang Utara, mengakibatkan suhu
menjadi lebih tinggi dan kemudian hal ini lah yang menyebabkan terjadinya UHI dimana suhu tinggi yang
memusat diperkotaan dan bagian yang lebih rural memiliki suhu permukaan daratan yang relatif lebih rendah.
Untuk melihat persebaran suhu dari daerah CBD ke daerah rural Kecamatan Cikarang Utara, dibuat garis
transek penampang melintang dengan penarikan garis sebagai berikut:

Gambar 25. Garis transek penampang melintang

Dari hasil penampang melintang suhu, ditunjukkan bahwa suhu terus mengalami penurunan semakin
kearah tenggara Kecamatan Cikarang Utara. Sementara fluktuasi suhu yang terjadi dikarenakan garis transek

95
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

melewati tutupan lahan yang bervariasi dalam jarak dekat. Namun suhu cenderung terus menurun sampai
jarak 9000 m.

Gambar 26. Penampang melintang suhu

4. KESIMPULAN

Suhu permukaan daratan yang terus mengalami kenaikan dari tahun 2007 – 2018 dipengaruhi oleh
tutupan lahannya. Tutupan lahan yang banyak mengalami perubahan dibagian selatan menjadi pusat kota
atau CBD Kecamatan Cikarang Utara. Sehingga dari titik itu terjadi fenomena UHI dan suhu relatif turun ke
daerah rural diarah timur laut Kecamatan Cikarang Utara. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya
dampak bagi suhu permukaan daratan terhadap perubahan tutupan lahan, kerapatan vegetasi dan kerapatan
bangunan nya. Dimana nilai NDVI berkorelasi negatif atau berbanding terbalik dengan LST, dan NDBI
berkorelasi positif atau berbanding lurus dengan LST.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada dosen pembimbing Dra. Ratna Saraswati, M.S dan Adi Wibowo, M.Si yang telah
menuntun penulis menyelesaikan penelitian ini serta USGS dan BIG sebagai penyedia data.

6. DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, E. S., S. H. Soenarmo., S Mujiasih. (2001). Kajian Perubahan Distribusi Spasial Suhu Udara Akibat
Perubahan Penutup Lahan. Warta Lapan vol 3 no. 1 Maret (2001).
Adiyanti, S. (1993). Kutub-kutub Panas Kota di Jakarta. Tesis Magister Program Studi Ilmu Lingkungan, Program
Pasca Sarjana, Universitas Indonesia.
Aguado, E. dan J. E. Burt. (2001). Understanding Weather and Climate. 2nd edition. Upper saddle River: Prentice Hall,
Inc.
Ardiansyah. (2015). Pengolahan Citra Pengindraan Jauh Menggunakan ENVI 5.1 dan ENVI LiDAR. PT LABSIG
INDERAJA ISLIM. Jakarta.
Barlowe R. (1978). Land Resource economics. Third edition. Prentice. Hall inc, New jersey.
Briassoulis, H. (2000). Analysis of Land Use Change: Theoreical and Modeling Approeaches. The Regional Research
Institute, West Virginia University.
Chen, X., Zhao, H., Li, P., dan Yin, Z. (2006). Remote sensing image-based analysis of the relationship between urban
heat island and land use / cover changes, 104, 133 – 146. https://doi.org/10.1016/j.rse.2005.11.016
Dantje, T. S. (2010). Pengendalian Hayati,. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2010), h. 1

96
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-6 Tahun 2019

Weng, Q. (2004). Fractal Analysis of Satelite-Detected Urban Heat Island Effect. Photogrammetric Engineering and
Remote Sensing, 69(5), 555-566
Budiarti, E. N. (2008). Evaluasi Perkembangan Permukiman dengan Pendekatan Penginderaan Jauh (Inderaja) (Studi
Kasus: Kota Depok. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 71
Fatimah, R. H. (2012). Pola Spasial Suhu Permukaan Daratan Kota Surabaya Tahun 1994, 2000 dan 2011.
Departemen Geografi. FMIPA UI.
Geiger. R., R.H. Aron, dan P. Todhunter. (1995). The climate Near the Grond (ed 4th). Friedr, Viewg and Sohn
Verlagsgesselschaft mbH, Braunschweig/Wiesbaden.
Griffth, J. 1976. Climate and Environmental. Paul Elek. London.
Kawamura, M., Jayamamana, S., Tsujiko, Y. (1997). Comparison of Urbanization and Environmental Condition in
Asian Cities using Satellite Remote Sensing Data. Proceeding of The 18th Asian Conference on Remote Sensing.
Kuala Lumpur.
Kusrini. 2011. Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor yang Mempengaruhinya di Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang
Lillesand, T. M. and Kiefer R. W. (1994). Remote Sensing and Image Interpretation. Third Edition. New York : John
Wiley and Son, Inc.
Mallick, J., Kant, Y., dan Bharath, B. D. (2008). Estimation of land surface temperature over Delhi using Landsat-7
ETM +. J. Ind. Geophys. Union, 12(3), 131–140.
Maskova, Z., Zemek, F., Kvet, J. (2008). Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) in the Management of
Mountain Meadows. Boreal Environment Research 13:417-432. Helsinki.
Pratiwi, K. (2019). Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Suhu Permukaan (Land Surface Temperature) Kota
Semarang. Departemen Geografi. FMIPA UI.
Putri, Isnaini. 2017. Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Penignkatan Suhu Permukaan dan Urban Heat
Island (UHI) di Kota Bekasi. Departemen Geofisika dan Meteorologi. FMIPA IPB.
Purwadhi, S. (2001). Interpretasi Citra Digital. Grasindo: Jakarta.
Risalah, N. (2011). Keterkaitan Polutan Udara dan Suhu Permukaan daratan serta Distribusinya di DKI Jakarta.
Departemen Geografi. FMIPA UI.
Rizma, H. (2010). Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Analisis Pola Sebaran dan Perkembangan
permukiman (Studi Kasus Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Institut Pertanian Bogor: Bogor, h. 3-4
Ruswandi, A. (2005). Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Kesejahteraan Petani dan
Perkembangan Wilayah. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Saputra, D. T. (2010). Analisis Pertumbuhan enduduk di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2001 dan
2005. Fakultas Geografi.Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sarkar, A. (2018). Accuracy Assessment and Analysis of Land Use Land Cover Change Using Geoinformatics
Technique in Raniganj Coalfield Area, India. Int J environ Sci Nat Res, 11(1).
https://doi.org/10.19080/IJESNR.2018.10.555805
Sasky, P., Sobirin, & Wibowo, A. (2017). Pengaruh Perubahan Penggunaan Tanah Terhadap Suhu Permukaan Daratan
Metropolitan Bandung Raya Tahun 2000 – 2016. Industrial Research Workshop and National Seminar, 8, 354–
361.
Sumaryanto., Tahlim S. (2005). Pemahaman Dampak Negatif Konversi Lahan Sawah Sebagai Landasan Perumusan
Strategi Pengendaliannya. Prosiding seminar penanganan konversi lahan dan pencapaian pertanian abadi.
Tan, K. C., Lim, H. S., MatJafri, M. Z., & Abdullah, K. (2010). Landsat data to evaluate urban expansion and
determine land use/land cover changes in Penang Island, Malaysia. Environmental Earth Sciences, 60(7),
1509–1521. https://doi.org/10.1007/s12665-009-0286-z
Valiente, J. A, R. Niclos, M. J. Barbera, M. J. Estrela. (2009). Analysis of Differences between Air-Land Surface
Temperatures to Estimate Land Surface Air Temperature from MSG Data. Spain
Voogt, J. A (2002). Urban Heat Island. In Munn, T. (Ed.) Encyclopedia of Global Environmental Change, Vol. 3.
Chichestere: John Wiley and Sons.
Wahfiuddin, M. H. 2015. Suhu Permukaan Daratan Kota Palembang, Sumatera Selatan tahun 2001 dan 2014.
Departemen Geografi. FMIPA UI.

97
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Tahun 2007 – 2018 Menggunakan Citra Landsat 5 dan 8 (Cecil Nadira, dkk)

Wibowo, A, dkk. 2013. Spatial-Temproal Analysis of Urban Heat Island in Tangerang City. Departemen Geografi.
FMIPA UI.
Visi misi RTRW Kabupaten Bekasi 2012 – 2017 http://103.245.225.42/dokumen/uploads/visimisi_175_2016.pdf
https://poskoberita.com/2017/02/01/dalam-10-tahun-penduduk-Kabupaten-bekasi-bertambah-1-juta-jiwa/
Zha, Y., Gao, J., dan Ni, S. (2003). Use of normalized difference built-up index in automatically mapping urban areas
from TM imagery. Int J. remote Send., 24, 583

98

Anda mungkin juga menyukai