Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

"KESELAMATAN KERJA DALAM SEGI MEKANIK DAN ELEKTRIK"

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

 Christine Sriulina Hutagalung

 Renti Tanjung

DOSEN PENGAMPU : TINAWATI NAINGGOLAN SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES NAULI HUSADA

SIBOLGA NOVEMBER 2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat dan kasih karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang menjadi salah satu persyaratan
menyelesaikan pelajaran “KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)" yang berjudul
KESELAMATAN KERJA DALAM SEGI MEKANIK DAN ELEKTRIK di program studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat STIKes Nauli Husada Sibolga.

Kami menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan para mahasiswa-mahasiswi
serta para pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Karena kesalahan adalah milik semua orang
dan kesempurnaan hanya milik Tuhan. Semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses
pembelajaran terima kasih.

Sibolga, November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut International Labour Organization (ILO) dan World Health Organization (WHO)
yang dimaksud dengan kesehatan kerja adalah upaya untuk memelihara setinggi-tingginya
keadaan fisik, mental dan kesejahteraan pekerja pada semua jenis pekerjaan dengan mencegah
terjadinya keadaan tidak sehat mengendalikan risiko pekerjaan dan menyesuaikan pekerjaan
terhadap pekerja dan pekerja terhadap pekerjaannya.

Seiiring perkembangan industri maka penggunaan peralatan mekanik semakin meningkat,


disatu sisi akibat penggunaan peralatan mekanik, maka potensi bahaya juga akan lebih
meningkat terutama didasarkan pada kenyataan dilapangan bahwa banyak peralatan yang tidak
layak dioperasikan. Guna mencegah dan mengulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang disebabkan karena pengunaan peralatan mekanik,maka diperlukan pengendalian,
pembinaan, dan pengawasan K3 mekanik.Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal
penting yang harus diperhatikan baik perusahaan kecil maupun besar. Keselamatan dan
kesehatan kerja harus diperhatikan karena apabila tidak diperhatikan akan menimbulkan
kecelakaan kerja.Kecelakaan kerja sendiri berasal dari bahaya-bahaya yang berada di lingkungan
kerja perusahaan.Menurut Goetsch (2002), jenis-jenis bahaya meliputi berbagai macam sebab
salah satunya adalah bahaya Mekanik (Mechanical Hazard)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja
dan mengatur beberapa kemungkinan bahaya yang akan terjadi pada pekerja.Perlindungan
tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah,
mengurangi, bahkan menihilkan re siko kecelakaan kerja (zero accident).Bahaya mekanik
dapat terjadi akibat kekerasan, misal nya tenggelam, jatuh dari tempat yang tinggi tergelincir,
mengalami tekanan udara yang tinggi atau tekanan air yang tinggi.Selain K3, pengetahuan
masyakarat mengenai bahaya kelistrikan masih awam/kurang. Hal ini dapat mengakibatkan
tersengat listrik pada saat instalasi listrik di rumah warga atau pada saat pembenahan antena di
rumah.Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat, bahan,
proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan.Tujuan dari keselamatan kerja
listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau
adanya tegangan listrik disekitarnya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan
Elektrik (listrik) merupakan energi dibangkitkanoleh sumber energi biasanya generator dan
dapat yang mengalir dari satu titik ke titik lain melalui konduktor dalam rangkaian tertutup.
Potensi bahaya listrik adalah: Bahaya kejut llistrik panas yang ditimbulkan oleh energi listrik,
Medan listrik.Hampir tidak ada tempat kerja yang tidak menggunakan listrik, baik dari segi
ketersediaan jaringan listrik maupun alat-alat yang menggunakan energi listrik. Energi listrik
sendiri dapat menimbulkan berbagai risiko berbahaya seperti hubungan singkat (korslet),
kebakaran, dan sengatan listrik.

Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang
terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran udara
tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal
operasi sistem tenaga listrik tersebut.

Memasuki dunia industri yang semakin modern akan diikuti oleh penerapan teknologi
tinggi, penggunaan bahan dan peralatan makin kompleks dan rumit, tenaga kerja semakin ahli
dan terampil. Namun tidak selamanya penerapan teknologi tinggi dan penggunaan bahan yang
bervariasi dalam suatu industri diikuti dengan selaras oleh keterampilan dan keahlian tenaga
kerjanya yang mengoperasikan peralatan dan menmpergunakan bahan dalam proses indsutri
tersebut. Kemungkinan timbulnya bahaya yang besar berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran lingkungan penyakit akibat kerja ini dapat kemampuan serta ketrampilan tenaga
kerja yang kurang memadai. Masalah tersebut diatas akan sangat mempengaruhi dan mendorong
peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan. Untuk mengurangi masalah tersebut maka diperlukan peningkatan pelaksanaan K3
di tempat kerja baik listrik maupun mekanik agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
dikurangi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja jenis bahaya mekanik?

2. Bagaimana teknik proteksi mekanik?

3. Apa saja jenis bahaya elektrik?

4. Bagaimana teknik proteksi elektrik?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu, pembaca mengetahui jenis-jenis bahaya dari mekanik
maupun dari elektrik, serta mengetahui teknik proteksi mekanik dan elektrik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis Bahaya Mekanik

Bahaya (Hazard) merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk
menimbulkan kerugian.Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki risiko
menimbulkan hasil yang negatif.Potensi bahaya mekanik yaitu potensi bahaya yang dapat
menyebabkan gangguan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar.Misalnya
terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrem (panas & dingin), intensitas penerangan
kurang memadai, getaran, radiasi.Bahaya makan yg disebabkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik seperti tersayat, terjatuh, tertindih dll.

Setiap tempat kerja selalu memiliki risiko terjadinya kecelakaan.Besarnya risiko yang
terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi, serta upaya risiko yang dilakukan.Seluruh upaya
pengendalian risiko tersebut bertujuan untuk menciptakan keselamatan kerja.Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 1970, keselamatan kerja adalah setiap tenaga kerja yang
berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Setiap perusahaan
wajib untuk memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan baik secara fisik maupun
mental pekerja dan orang lain yang berada di lingkungan

Bahaya mekanik bersumber dari peralatan mesin yang bergerak secara mekanis. Contoh
bahaya mekanis adalah mesin pemotong kayu, mesin pengepakan, penggergajian, mesin
gerindra. Jenis karyawan yang berkaitan dengan bahaya mekanis antara lain karyawan pemotong
kayu, karyawan di proses produksi.

 Ruang lingkup kerja mekanik

 Pesawat tenaga dan produksi

Pesawat tenaga dan produksi antara lain pesawat penggerak roda/beban, perlengkapan transmisi
tenaga mekanik, mesin perkakas, mesin produksi, kelas dan pengecoran logam

 Pesawat angkat dan angkut


Pesawat angkat dan angkut meliputi: macam-macam alat berat pada pertambangan, cane carrier,
elevator, forklift, pira transportasi, alat angkut jalan landasan.

 Alat perkakas tangan

Alat perkakas tangan meliputi: kikir macam-macam kunci palu pahat tang gunting alat ukur
bertangan dan sebagainya

 Tipe kecelakaan kerja mekanik

 Peledakan

 Terjepit

 Terpotong

 Terpukul

 Terkena percikkan besi panas

 Luka bakar

 Luka terkena benda tajam

 Kejatuhan alat perkakas

 Terlemparnya alat perkakas

 Terjungkit/terguling

 Tertimpa

 Sentuhan listrik

 Penyebab kecelakaan kerja mekanik

1.Faktor instalasi atau peralatan:

 Konstruksi pesawat atau instalasi tidak memenuhi syarat

: Material, proses pembuatan, pemasangan, pemeriksaan, pengujian

: Adanya kemunduran kualitas, perubahan dimensi pesawat, instalasi.

 Alat pengaman atau perlindungan atau perlengkapan tidak memenuhi syarat atau tidak
berfungsi dengan baik

 Kondisi operasi tidak sesuai desain


2.Faktor manusia

 Sikap kurang baik (sembrono atau arogansi)

 Kesehatan tak memenuhi syarat

 Tidak pakai APD

 Pengetahuan teknik atau keterampilan kerja kurang, termasuk cara kerja yang aman

 Berbuat menyimpang atau keterpaksaan

3.Faktor manajemen

 Tidak melaksanakan syarat-syarat K3

 Tidak mengikuti petunjuk membuat peralatan

 Prosedur kerja tidak ada

 Administrasi atau pengawasan intem kurang baik

 Sumber bahaya

1. Sumber bahaya umum;

Kesalahan desain, kesalahan pemasangan, kesalahan pemakaian, kesalahan perawatan, tidak


pernah diperiksa dan diuji kelayakannya.

2. Sumber bahaya khusus

-Bagian-bagian berputar seperti; poros, roda, dll.

-Bagian-bagian bergerak seperti; gerak vertikal, gerak horizontal maju dan mundur

-Bagian-bagian yang menanggung beban antara lain; pondasi, kolam-kolam, kerangka dll

-Tenaga penggerak seperti; peledakan, suhu tinggi, kebisingan, getaran

 Pencegahan kecelakaan kerja mekanik

Pencegahan kecelakaan kerja pada bagian mesin perlu dilakukan sebelum sewaktu dan setelah
bekerja.

 Sebelum bekerja

=> Persiapan dan pemakaian perlengkapan keselamatan kerja untuk pekerja yakni; pakaian kerja,
sepatu kerja, helm, sarung tangan dll
=> Pemeriksaan alat-alat dan perlengkapan yang digunakan; pemeriksaan perlengkapan
pengamanan pada mesin-mesin dan lain-lain

=> Pemeriksaan terhadap bahan yang akan dipekerjakan seperti pemeriksaan sisi-sisi pelat yang
tajam

=> Lingkungan tempat bekerja juga perlu diperhatikan, sebab lingkungan kerja yang nyaman
dapat memberikan motivasi terhadap pekerja untuk bekerja lebih konsentrasi, menghindari
kebisingan, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan kecil terjadi.

 Sewaktu bekerja

=> Usaha-usaha yang diperlukan untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kecelakaan
dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut; menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya,
jangan coba-coba mengoperasikan mesin yang tidak diketahui prinsip-prinsip kerja yang benar
terhadap pekerjaan pekerjaan yang dilakukan, pekerja harus menguasai pengetahuan keselamatan
kerja atau K3, konsentrasi penuh dalam bekerja agar tidak terjadi kecelakaan.

 Selesai bekerja

=> Setelah selesai bekerja keselamatan kerja juga perlu mendapat perhatian. Sebab akibat akibat
yang sering terjadi setelah selesai bekerja di ini di antaranya terjadi kerusakan pada peralatan dan
mesin-mesin, juga memungkinkan terjadinya kecelakaan terhadap pekerja dan lingkungan
tempat bekerja.

B. Teknik Proteksi Terhadap Mekanik

Penanganan mekanik mengacu pada setiap sarana bermesin untuk memindahkan atau
mengangkat beban.Contoh yang paling umum adalah:

 Lift, termasuk penggerek (hoist)

 Kran (crane), termasuk takal pengangkat

 Ban berjalan atau konveyor

 Truk bermesin, termasuk yang tanpa pengemudi

Seluruh perlengkapan baru, baik yang di operasikan dengan mesin maupun manual, harus
mematuhi

 Supply of Machinery (Safety) Regulations 1992 (SMSR)


 Peraturan tambahan untuk lift yang mengacu pada lift Regulations 1997 (LR) dimana
isinya menetapkan standar konstruksi yang harus di penuhi

Ketika mulai digunakan, perlengkapan tersebut harus mematuhi:

 Provision and Use of Work Equipment Regulations 1998 (PUWER)

 dan peraturan tambahan untuk perlengkapan pengangkat (lifting equipment), The lifting
Operations and Lifting Equipment Regulations 1998 (LOLER) dalam hubungannya
dengan kedua kondisi perlengkapan dan metode-metode operasinya.

C. Jenis bahaya elektrik (listrik)

Keselamatan kerja elektrik (listrik) adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat,
bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan dari keselamatan
kerja listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas
atau adanya tegangan listrik di sekitaran nya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan. Pada
dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari oleh untuk setiap orang yang
menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik.Energi listrik dalam pemanfaatannya bagi
kehidupan manusia memegang peranan yang sangat penting sekarang ini, dimana kebanyakan
peralatan yang digunakan baik di area industri, perkantoran, tempat ibadah, ruang publik, dan di
rumah tinggal tergantung pada energi tersebut. Dari sekian banyak keuntungan yang didapatkan
dengan pemanfaatan energi listrik tersebut, Quazani Abdallah dan Idir Hadi (2015) menyatakan
bahwa listrik juga dapat membunuh atau menimbulkan luka parah pada orang dan merusak
peralatan

 Bahaya Listrik

1.Kejut listrik

Kejut listrik terjadi karena beberapa kemungkinan antara lain;

 Menyentuh kabel telanjang berarus listrik

 Menyentuh kabel berarus yang isolasinya rusak

 Kegagalan peralatan

 Terkena muatan listrik statis

 Disambar petir.

2. Kebakaran
Timbulnya kebakaran listrik akibat pe+nggunaan elektron listrik disebabkan oleh;

 Penggunaan stop kontak atau adaptor yang berlebihan

 Penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan beban

 Percikkan api yang terjadi karena kesalahan isolasi

 Instalasi kontak yang jelek

 Penggunaan peralatan listrik dengan kualitas rendah

3.Radiasi

Menurut pakar kelistrikan yang setuju bahaya radiasi listrik, batas aman bagi kita pada jarak+ 3
m dan berada selama 4 jam terus menerus pada lingkaran yang terjangkau radiasi

 penyebab terjadinya kecelakaan elektrik atau listrik

Penyebab terjadinya kecelakaan listrik diantaranya:

 Tabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut

 Jaringan dengan hantaran telanjang

 Peralatan listrik yang rusak

 Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi
kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body

 Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka

 Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran

 Penyambungan peralatan listrik pada kontak kontak atau stop kontak dengan kotak tusuk
lebih satu atau bertumpuk

 Upaya pencegahan terjadinya kecelakaan elektrik atau listrik

Langkah-langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat bekerja dengan aliran
listrik, berikut merupakan langkah-langkahnya;

 Memberikan pelatihan kepada para pekerja seperti; menjelaskan potensi bahaya yang
mungkin terjadi, menjelaskan cara penggunaan APD yang benar.
 Memasang atau memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang
mengandung risiko atau bahaya

 Memastikan sistem pentanahan atau grounding untuk panel atau instalasi listrik yang
dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik

 Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik lainnya, bila
petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak terkunci
maka petugas tersebut harus memeriksa keadaan panel tersebut dan segera mengunci.

 Memeriksa kondisi kabel listrik bila menemukan kabel listrik dalam keadaan terkelupas
atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki dengan
membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan isolator.

 Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi listrik
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik

 Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan disesuaikan dengan
kebutuhan.

 Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik

 Memastikan bahan alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah tercabut dari
stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.

D. Teknik Proteksi Terhadap Elektrik ( listrik)

 Proteksi terhadap bahaya elektrik diantaranya:

 Proteksi dari kejut listrik

 Proteksi dari efek termal

 Proteksi dari arus lebih

 Proteksi dari tegangan lebih, (akibat petir)

 Proteksi dari kejut listrik

 Proteksi dari sentuh langsung/proteksi dalam pelayanan normal

 Sentuh langsung adalah sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan atau instalasi
listrik
 Bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang merupakan
bagian dari sirkit listriknya, dalam keadaan normal bertegangan atau dialiri arus.

 Mengatasi bahaya sentuh langsung dengan cara :

 proteksi dengan isolasi bagian aktif

 proteksi dengan penghalang atau selungkup

 proteksi dengan rintangan

 proteksi dengan penempatan di luar jangkauan

 proteksi tambahan dengan gawai proteksi arus sisa (GPAS) %3D

 Proteksi dengan isolasi bagian aktif

 Isolasi : mencegah setiap sentuh dengan bagian aktif.

 Bagian aktif harus seluruhnya tertutup dengan isolasi yang hanya dapat dilepas dengan
merusaknya.

 Untuk perlengkapan, proteksi harus dilengkapi dengan isolasi yang mampu menahan
stres yang mungkin mengenainya dalam pelayanan seperti : pengaruh mekanik, kimia,
listrik dan termal.

 Proteksi dengan penghaslang atau selungkup

 Penghalang atau selungkup dimaksudkan untuk mencegah setiap sentuh langsung dengan
bagian aktif.

 Proteksi yang diberikan selungkup terhadap sentuh langsung ke bagian berbahaya adalah
proteksi manusia thd : Sentuh dengan bagian aktif tegangan rendah yang berbahaya,
sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya, mendekati bagian aktif tegangan tinggi
yang berbahaya di bawah jarak bebas yang memadai di dalam selungkup.

 Proteksi dengan rintangan

 Rintangan yg dimaksud untuk mencegah sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif, tetapi
tidak mencegah sentuh disengaja dengan cara menghindari rintangan secara sengaja.

 Rintangan harus mencegah :

 Mendekatnya badan dengan tidak sengaja kebagian aktif


 Sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif selama operasi dari perlengkapan aktif dalam
pelayanan normal.

 Rintangan dapat dilepas tanpa menggunakan kunci atau perkakas, tetapi harus aman
sehingga tercegah lepasnya rintangan secara tidak disengaja.

 Proteksi tambahan dengan gawai proteksi arus sisa (GPAS)

 Dimaksudkan untuk menambah tindakan proteksi lain terhadap kejut listrik dalam
pelayanan normal.

 PROTEKSI DARI SENTUH TAK LANGSUNG

 Sentuh tak langsung adalah sentuh pada Bagian Konduktif Terbuka (BKT) perlengkapan
atau instalasi listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi.

 BKT perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang tidak merupakan
bagian dari sirkit listriknya, yg dalam pelayanan normal tidak bertegangan tetapi dapat
menjadi bertegangan dalam kondisi gangguan. (misal : dinding selungkup, gagang
operasi dll)

 Proteksi dari sentuh tak langsung

Mencegah kegagalan isolasi dengan cara :

 Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik.

 Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat.

 Instalasi listrik harus dipasang dengan baik.

 Tegangan sentuh yang terlalu tinggi adalah tegangan sentuh yang melampaui batas
rentang tegangan yaitu : > 50 V arus bolak balik (ab) efektif.

 Proteksi dari sentuh tak langsung

 Khusus untuk tempat-tempat berikut ini :

a. Tempat yg lembab/basah.

b. Ruang kerja dalam industri pertanian.

 Proteksi dari sentuh tak langsung (dalam kondisi gangguan) meliputi :

a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis.

b. Proteksi dg lokasi tidak konduktif.


c. Proteksi dg separasi listrik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut International Labour Organization (ILO) dan World Health Organization


(WHO) yang dimaksud dengan kesehatan kerja adalah upaya untuk memelihara setinggi-
tingginya keadaan fisik, mental dan kesejahteraan pekerja pada semua jenis pekerjaan dengan
mencegah terjadinya keadaan tidak sehat mengendalikan risiko pekerjaan dan menyesuaikan
pekerjaan terhadap pekerja dan pekerja terhadap pekerjaannya. Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja dan mengatur beberapa
kemungkinan bahaya yang akan terjadi pada pekerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi
yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan
re siko kecelakaan kerja (zero accident). Bahaya mekanik dapat terjadi akibat kekerasan, misal
nya tenggelam, jatuh dari tempat yang tinggi tergelincir, mengalami tekanan udara yang tinggi
atau tekanan air yang tinggi.

Bahaya (Hazard) merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk
menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki risiko
menimbulkan hasil yang negatif. Potensi bahaya mekanik yaitu potensi bahaya yang dapat
menyebabkan gangguan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar. Misalnya
terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrem (panas & dingin), intensitas penerangan
kurang memadai, getaran, radiasi. Bahaya makan yg disebabkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik seperti tersayat, terjatuh, tertindih dll.Elektrik (listrik) merupakan energi
dibangkitkanoleh sumber energi biasanya generator dan dapat yang mengalir dari satu titik ke
titik lain melalui konduktor dalam rangkaian tertutup. Potensi bahaya listrik adalah: Bahaya kejut
llistrik panas yang ditimbulkan oleh energi listrik, Medan listrik.

Bahaya mekanik bersumber dari peralatan mesin yang bergerak secara mekanis. Contoh bahaya
mekanis adalah mesin pemotong kayu, mesin pengepakan, penggergajian, mesin gerindra. Jenis
karyawan yang berkaitan dengan bahaya mekanis antara lain karyawan pemotong kayu,
karyawan di proses produksi.
Keselamatan kerja elektrik (listrik) adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat, bahan,
proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan dari keselamatan kerja
listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau
adanya tegangan listrik di sekitaran nya, baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan. Pada
dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari oleh untuk setiap orang yang
menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik.

Anda mungkin juga menyukai