Anda di halaman 1dari 23

Kegiatan Kuliah 2

Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

KEGIATAN KULIAH 2

KESELAMATAN KERJA LAS BUSUR NYALA LISTRIK

A. Tujuan Kegiatan Perkuliahan


Kegiatan perkuliahan pertama ini mengharapkan mahasiswa mampu
menguasai materi: Defenisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Unsur Suara,
Frekuensi dan Panjang Gelombang, Tipe-Tipe Kebisingan, Pengaruh dan
Akibat Dari Kebisingan, Kecelakaan Kerja dan Nama Alat dalam Pengelasan
Las Listrik. Serta mahasiswa dapat menyelasaikan tes formatif dan lembaran
kerja untuk melihat seberapa jauh mahasiswa di dalam memahami dan
menguasai materi modul.

B. Uraian Materi
1. Defenisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja memiliki beberapa defenisi,
yaitu;
a. Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat
dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara
aman dan efisien.
b. Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil
karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.
c. Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari
tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.

36
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

Keselamatan (safety) mempunyai arti keadaan terbebas dari celaka


(accident) ataupun hampir celaka (near miss acccident). Upaya kesehatan
kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun pekerja lain di sekelilingnya,
sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
Kesehatan kerja merupakan hubungan dua arah antara pekerjaan dan
kesehatan.Kesehatan kerja tidak hanya menyangkut hubungan antara efek
lingkungan kerja misalnya panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain,
tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja dengan kemampuannya
untuk melakukan tugas yang harus dikerjakannya. Tujuan utama kesehatan
kerja adalah mencegah timbulnya gangguan kesehatan dari pada
mengobatinya (Suma’mur, 2009).
V Menurut Depnaker RI (2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah segala daya dan upaya dan pemikiran yang dilakukan dalam
rangka mencegah, mengurangi, dan menanggulangi terjadinya kecelakaan
dan dampaknya melalui langkah-langkah identifikasi, analisa, dan
pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem pengendalian bahaya
secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja.
Ada beberapa tahapan dalam menerapkan kesehatan dan
keselamatan kerja, yaitu
Tabel 2.1. Tahapan dalam Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
No Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
1 Mempersiapkan 1. Obat-obatan & peralatan PPPK disiapkan
tempat kerja 2. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
bagi diri sendiri disiapkan.
3. .Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
pribadi disiapkan agar tidak mengganggu
keselamatan dan kesehatan kerja diri sendiri
dan orang lain.
4. Alat pemadam kebakaran sederhana,
peralatan perawatan kecelakaan elektris,
mekanis dan kimiawi disiapkan
5. Bahan kimia, bahan bakar dan bahan yang

37
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

mudah terbakar dimasukkan dalam tempat


yang aman, agar tidak berpotensi terjadinya
kebakaran.
6. Semua pekerjaan yang berpotensi sebagai
sumber kecelakaan kerja, seperti las, alat
listrik, tali crane, dll dipastikan beroperasi
secara aman
7. Ruang kerja disiapkan agar cukup sinar,
cukup aliran udara, bersih dari segala
pencemaran dan tingkat kebisingan rendah.
8. Kendaraan mobil atau kendaraan lain
disiapkan untuk membawa korban
emergency ke dokter atau rumah sakit
terdekat
9. Sistem pengamanaan alat listrik diperiksa
dan dipastikan bekerja dengan baik.
10. Pencabangan listrik dengan stop kontak
secara bertingkat harus dihindari.
2 Memakai peralatan 1. Semua peralatan kerja yang dipakai
kerja disesuaikan dengan prosedur SOP dan
pemakaian yang aman.
2. Kelengkapan peralatan kerja yang
berhubungan dengan K3 diperiksa terlebih
dahulu.
3. Semua hubungan peralatan listrik harus
dilakukan secara aman terhadap bahaya
kebakaran dan hubung pendek.
4. Semua peralatan kerja yang dipakai harus
tidak mencemari lingkungan sekitar.
5. Peralatan kerja yang dipakai tidak boleh
mengganggu keselamatan dan kesehatan
kerja orang lain
3 Melaksanakan 1. Pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur SOP
pekerjaan yang ditentukan..
2. Selama melaksanakan pekerjaan, harus
dihindari dari timbulnya kecelakaan dan
penurunan kesehatan kerja
3. Setiap timbul kecelakaan kerja, segera
dilakukan Perto-longan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK), pengobatan di
lingkungan kerja dan tindak lanjut yang
diperlukan.
4. Setiap adanya kesulitan pelaksanan K-3
korban harus segera dibawa ke dokter atau
Rumah sakit terdekat
4 Mengevaluasi dan 1. Semua kecelakaan yang terjadi dan obat

38
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

memeriksa hasil yang diberikan didiagnosis dan dicatat


perawatan sesuai dengan ketentuan kesehatan.
2. Kebutuhan obat-obatan untuk kecelakaan
kerja yang sering terjadi diidentifikasi dan
diurutkan dari frekuensi terbanyak.
3. Segala kejadian yang berhubungan dengan
K-3 dicatat dan dievaluasi .
4. Semua kejadian yang berhubungan dengan
K-3 dilaporkan dalam buku laporan secara
bulanan sampai selesainya pekerjaan

Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses


pengelasan las listrik sangat diperlukan karena dalam proses produksi
suatu pekerjaan dibutuhkan welder yang produktivitasnya tinggi tanpa
merugikan semua pihak yang terkait didalamnya, baik bagi orang lain
maupun dirinya sendiri. Pada proses pengelasan las listrik banyak sekali
hal-hal yang membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder,
mesin las listrik,dan orang-orang disekitarnya, hal-hal tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin
las listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk kedalam
perangkat-perangkat dalam mesin las listrik, yang semua itu akan
mengganggu berjalannya proses produksi.
2. Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder dan
orang-orang disekelilingnya, asap tersebut dapat mengganggu proses
pernafasan welder.
3. Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat
membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh welder maupun
orang-orang disekelilingnya.
Oleh karena itu dalam melakukan proses pengelasan las listrik setiap
welder harus memperhatikan keselamatan kesehatan kerja yang sesuai.
Dalam melakukan proses pengelasan las lirtrik harus mematuhi prosedur
yang benar terutama pada keselamatan kesehatan kerjanya, tapi dibalik
semua itu tidak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan yang tidak

39
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

disengaja meskipun telah mematuhi tentang prosedur keselamatan


kesehatan kerja yang benar dan sesuai, apabila terjadi kecelakaan baik
pada welder dan sesuatu apapun yang ada disekelilingnya harus
melakukan pertolongan pertama agar kecelakan itu tidak berakibat fatal
bagi korbannya, dan kemudian diserahkan kepada ahlinya, agar mendapat
perawatan sesuai prosedurnya dan dapat digunakan kembali sesuai dengan
fungsinya.
Pada proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di
perhatikan seorang welder dan semua pihak yang terkait didalamnya
terutama dalam keselamatan kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut
diantaranya:
1. Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang tebal yang
berlapis atau baju dan celana panjang yang berbahan dasar kain levis
untuk melindingi tubuhnya dari percikan bunga api dan efek radiasi
sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat membahayakan
keselamatan kesehatan kerjanya.
2. Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini
berfungsi hampir sama dengan apron yaitu melindungi dari percikan
bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang
ditimbulkan oleh las listrik dan untuk memudahkan pemegangan
elektroda.
3. Helm las listrik, helm ini dilingkapi dengan dua kaca hitam dan putih
atau satu kaca hitam yang berfungsi untuk melindungi kulit muka dan
mata dari efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat
merusak kulit maupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh las
listrik tidak boleh dilihat langsung dengan mata telanjang sampai
dengan jarak minimal 16 meter.
4. Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal
ini tidak terlalu penting apabila welder telah menggunakan celana
panjang yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis serta memakai

40
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

sepatu safety yang standart untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya
jika digunakan.
5. Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan agar tetap
stabil pada saat melakukan proses pengelasan las listrik dari asap las,
dan untuk melindungi asap dan debu yang beracun masuk ke paru-paru,
hal ini boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai sister
pembuangan asap dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi
tidak ada salahnya jika digunakan, karena pernafasan sangat penting
dalam proses metabolisme manusia.
6. Hal yang perlu lainnya seperti “kamar las”, agar welder dapat bekerja
tanpa gangguan apapun yang mengelilinginya dan dapat
berkonsentreasi dengan maksimal, kamar las juga berfungsi agar orang-
orang disekelilingnya tidak terganggu oleh yang diakibatkan oleh las
listrik.
Tabel 2.2. Panduan Pemilihan Jenis Filter/Lensa untuk Perlindungan Mata
No Jenis Diameter Arus Tingkat Tingkat
pekerjaan Elektroda (Ampere) kegelapan kegelapan
(mm) (shade) (shade) yang
minimum disarankan
1 Las Busur < 2.5 2.5-4 < 60 7 -
Listrik – 4-6.4 > 6.4 60 – 160 8 10
SMAW 160 – 250 10 12
250 - 550 11 14
2 Las Busur 60 7 -
Listrik TIG 60 – 160 10 11
– 160 – 250 10 12
GMAW(las 250 - 500 10 14
argon)

Dalam hal lain welder juga harus memperhatikan mesin las yang
dipakai agar dapat terus digunakan sesuai dengan fungsinya, hal-hal yang
harus diperhatikan antara lain adalah:
1. Percikan bunga api sebaiknya tidak mengenai mesin las listrik.
2. Mesin las listrik sebaiknya dimatikan apabila telah selesai digunakan.

41
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

3. Kawat elektroda yang masih aktif dijauhkan atau sebaiknya dihindarkan


dari mesin las listrik.
4. Tidak menaruh benda apapun diatas atau didekat sekitar mesin las
listrik.
5. Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesai
digunakan agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las
listrik.
6. Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin
dapat berfungsi standart.
7. Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik,
karena hal tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk
kedalam mesin las listrik.

Kebisingan juga mempengaruhi baik buruknya suatu proses produksi


dalam pengelasan las listrik, karena Kebisingan diartikan sebagai suara
yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-
suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang
menghalangi gaya hidup.(JIS Z 8106, IEC 60050-801 kosakata elektro-
teknik Internasional Bab 801:Akustikal dan elektroakustikal).
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH
No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran
(KepMenNaker No.51 Tahun 1999).
Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi
kebisingan dianggap istimewa dalam hal : (1) penilaian pribadi dan
subjektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran
kebisingan atau tidak, (2) kerusakannya setempat dan sporadis

42
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air dan bising


pesawat merupakan pengecualian.

2. Unsur Suara
Apabila bel dibunyikan, seseorang menangkap ‘nyaring’, ‘tinggi’
dan ‘nada’ suara yang dipancarkan. Ini merupakan suatu tolak ukur yang
menyatakan mutu sensorial dari suara dan dikenal sebagai ‘tiga unsur
suara’.
Ukuran fisik ‘kenyaringan’, ada amplitudo dan tingkat tekanan
suara. Untuk ‘tinggi’ suara adalah frekuensi dan ‘nada’ adalah sejumlah
besar ukuran fisik. Kecenderungan saat ini adalah menggabungkan segala
yang merupakan sifat dari suara, termasuk tingginya, nyaringnya dan
distribusi spectral sebagai ‘nada’.

3. Frekuensi dan Panjang Gelombang


Suatu gelombang suara memancar dengan kecepatan suara dengan
gerakan seperti gelombang. Jarak antara dua titik geografis (yaitu dua titik
di antara mana tekanan suara maksimum dari suatu suara murni
dihasilkan) yang dipisahkan hanya oleh satu periode dan yang
menunjukkan tekanan suara yang sama dinamakan ‘gelombang suara’,
yang dinyatakan sebagai l(m).
Apabila tekanan suara pada titik sembarangan berubah secara
periodik, jumlah berapa kali di mana naik-turunnya periodik ini berulang
dalam satu detik dinamakan ‘frekuensi’, yang dinyatakan sebagai
f(Hertz/Hz, lihat gambar gelombang sinusoidal). Suara-suara ber-frekuensi
tinggi adalah suara tinggi, dan yang ber-frekuensi rendah adalah suara
rendah. Hubungan antara kecepatan suara c (m/s), gelombang l dan
frekuensi f dinyatakan sebagai berikut : C = f x l Panjang gelombang dari
suara yang dapat didengar adalah beberapa sentimeter dan sekitar 20m.
Kebanyakan dari objek di lingkungan kita ada dalam lingkup ini.
Mutu suara dipengaruhi oleh kasarnya permukaan-permukaan yang

43
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

memantulkan suara, tingginya pagar-pagar dan faktor-faktor lainnya, akan


berbeda sebagai perbandingan dari panjang gelombang terhadap dimensi
objek.
Dari gambar garis bentuk kenyaringan dari tes (hearing) psikiatris
ini bahwa batas perbedaan suara yang bisa terdengar oleh rata-rata orang
adalah 20-20.000Hz tetapi bisa terdengarnya tergantung pada frekuensi.
Kurva menggunakan 1000Hz dan 40dB sebagai referensi untuk suara
murni dan mem-plot suara referensi ini dengan tingkat-tingkat yang bisa
terdengar dari kenyaringan yang sama pada berbagai frekuensi.

4. Tipe-Tipe Kebisingan
Kategori kebisingan lingkungan dapat dilihat seperti dalam tabel
berikut :
Tabel 2.3. Kategori Kebisingan Lingkungan
No Kategori Penjelasan
1 Jumlah Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan
kebisingan suatu waktu tertentu
2 Kebisingan Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang
spesifik dapat dengan jelas dibedakan untuk alasan-
alasan akustik. Seringkali sumber kebisingan
dapat diidentifikasikan
3 Kebisingan Kebisingan yang tertinggal sesudah
residual penghapusan seluruh kebisingan spesifik dari
jumlah kebisingan di suatu tempat tertentu dan
suatu waktu tertentu
Kebisingan latar Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan
belakang perhatian pada suatu kebisingan tertentu.
Penting untuk membedakan antara kebisingan
residual dengan kebisingan latar belakang

5. Pengaruh dan Akibat Dari Kebisingan


Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya dengan faktor-faktor
psikologis dan emosional, ada kasus-kasus dimana akibat-akibat serius
seperti kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat
kenyaringan suara pada tingkat tekanan suara berbobot A dan karena

44
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

lamanya telinga terpajan terhadap kebisingan itu. Berikut jenis dari akibat
kebisingan :
Tabel 2. 4. Akibat Kebisingan
No Tipe Uraian
1 Akibat Kehilangan Perubahan ambang batas sementara
lahiriah pendengaran akibat kebisingan, perubahan
ambang batas permanen akibat
kebisingan
Akibat Rasa tidak nyaman atau stress
fisiologis meningkat, tekanan darah
meningkat, sakit kepala, bunyi
dering
2 Akibat Gangguan Kejengkelan, kebingungan
psikologis emosional
Gangguan Gangguan tidur atau istirahat,
gaya hidup hilang konsentrasi waktu bekerja,
membaca dan sebagainya.
Gangguan Merintangi kemampuan
pendengaran mendengarkan TV, radio,
percakapan, telpon dan sebagainya.

6. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya,
sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar selanjutnya dengan
tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya
preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa
tidak terulang kembali.Ada dua golongan penyebab kecelakaan
kerja.Golongan pertama adalah faktor mekanisme dan lingkungan, yang
meliputi segala sesuatu selain faktor manusia.Golongan kedua adalah
faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan
(Suma’mur 2009).

45
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

Faktor-faktor yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan kerja


antara lain:
a. Situasi Kerja
Situasi kerja berkaitan dengan kondisi lingkungan kerja yang
mempengaruhi produktivitas pekerja. Situasi kerja yang dimaksud
meliputi :
1) Pengendalian manajemen yang kurang
2) Standar kerja yang minim
3) Lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar
4) Peralatan kerja yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi
Kesalahan orang,

b. Kesalahan Orang meliputi :


Kesalahan Orang dalam kecelakaan kerja meliputi :
1) Keterampilan dan pengetahuan pekerja yang minim
2) Masalah fisik dan mental
3) Motivasi yang minim atau salah penempatan
4) Perhatian yang kurang

c. Tindakan tidak Aman


Kondisi lingkungan kerja yang dimaksud sperti :
1) Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui
2) Mengambil jalan pintas
3) Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja.

d. Kecelakaan
Heinrich mendefinisikan kecelakaan sebagai kejadian yang sudah
umum terjadi dilingkungan kerja.
1) Kejadian yang tidak terduga
2) Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya

46
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

3) Terjatuh
4) Terhantam mesin atau material yang jatuh, dan sebagainya

e. Cedera/ Kerusakan
Cedera atau kerusakan terhadap pekerja dibedakan menjadi.
1) Terhadap pekerja yang meliputi sakit dan penderitaan, kehilangan
pendapatan, kehilangan kualitas hidup.
2) Terhadap majikan meliputi kerusakan pabrik, pembayaran
kompensasi, kerugian produksi, dan kemungkinan proses pengadilan
(Ridley, 2006)

7. Nama Alat dalam Pengelasan Las Listrik


Perlengkapan keselamatan kerja pada pengelasan las busur listrik
ini meliputi:

Gambar 2.2. Alat Keselamatan Kerja Las SMAW

47
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

a) Pakaian Kerja (Apron)


Pakaian kerja berguna melindungi badan dari percikan bunga
api. Apron terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar. Apron terdiri
dari apron lengan dan apron dada.

Gambar 2.3.. Pakaian Kerja (Apron)


b) Sepatu Kerja
Karakteristik sepatu las sangat berbeda dengan sepatu biasa
pada umumnya. Sepatu las yang baik adalah yang terbuat dari bahan
kulit dan diujungnya terdapat besi plat pelindung. Ini berguna untuk
melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja yang biasanya besi keras,
berat dan mungkin tajam.

Gambar 2.4. Sepatu Kerja

48
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

c) Sarung Tangan Kulit (Welding Gloves)


Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak
menghalangi pergerakkan jari-jari tangan saat memegang penjepit
elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung tangan harus selalu
dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan bunga api atau benda
panas yang dilas.

Gambar 2.5. Sarung Tangan Kulit (Welding Gloves)


d) Helm/ topeng Las
Helm/topeng las melindungi mata dari pancaran busur listrik
berupa sinar ultra violet dan infra merah yang menyala terang dan kuat.
Sinar las ini tidak boleh dilihat secara langsung dengan mata telanjang
sampai jarak 15 meter. Selain itu bentuk helm/topeng las yang menutup
muka berguna melindungi kulit muka dari percikkan api busur listrik
dan asap gas dari peleburan elektroda pada las listrik.
Alat keselamatan kerja ini memiliki 3 lapisan kaca, yang terdiri
dari satu kaca las khusus yang diapit oleh 2 kaca bening. kaca bening
berfungsi melindungi kaca khusus tersebut agar tidak mudah rusak dan
pecah.
Kaca las memiliki klasifikasi berbeda berdasarkan besar arus
listrik yang dapat diatur pada mesin lasnya, sbb:
1) Kaca las no.6 dipakai untuk las titik (tack weld)
2) Kaca las no.6 dan no. 7 dipakai untuk pengelasan dengan arus
sebesar 30 Ampere
3) Kaca las no.8 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30
Ampere – 75 Ampere

49
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

4) Kaca las no.10 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 75


ampere – 200 Ampere
5) Kaca las no.12 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 200
Ampere – 400 Ampere
6) Kaca las no.14 dipakai untuk pengelasan menggunakan arus sebesar
diatas 400 Ampere.
e) Masker Las
Berguna untuk menutup mulut dan hidung dari asap yang
ditimbilkan oleh mencairnya fluks pada elektroda.

Gambar 2.6. Sarung Tangan Kulit (Welding Gloves)

C. Rangkuman
Keselamatan (safety) mempunyai arti keadaan terbebas dari celaka
(accident) ataupun hampir celaka (near miss acccident). Upaya kesehatan
kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun pekerja lain di sekelilingnya,
sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
Kesehatan kerja merupakan hubungan dua arah antara pekerjaan dan
kesehatan.Kesehatan kerja tidak hanya menyangkut hubungan antara efek
lingkungan kerja misalnya panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain,
tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja dengan kemampuannya untuk
melakukan tugas yang harus dikerjakannya. Tujuan utama kesehatan kerja
adalah mencegah timbulnya gangguan kesehatan dari pada mengobatinya

50
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

Proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan


seorang welder dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam
keselamatan kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut diantaranya:
1. Memakai apron
2. Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan
3. Helm las listrik
4. Memakai sepatu las
5. Respirator (alat bantu pernafasan),
Welder juga harus memperhatikan mesin las yang dipakai agar dapat
terus digunakan sesuai dengan fungsinya, hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain adalah:
1. Percikan bunga api sebaiknya tidak mengenai mesin las listrik.
2. Mesin las listrik sebaiknya dimatikan apabila telah selesai digunakan.
3. Kawat elektroda yang masih aktif dijauhkan atau sebaiknya dihindarkan
dari mesin las listrik.
4. Tidak menaruh benda apapun diatas atau didekat sekitar mesin las listrik.
5. Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesai
digunakan agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las
listrik.
6. Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat
berfungsi standart.
7. Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik,
karena hal tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk kedalam
mesin las listrik.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan kerja
antara lain: Situasi kerja,Kesalahan orang, Tindakan tidak aman, Kecelakaan
dan Cedera/ kerusakan

51
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

D. Tes Formatif
I. Pilihan Ganda
1. Defenisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
a. Segala daya dan upaya dan pemikiran yang dilakukan dalam
rangka mencegah, mengurangi, dan menanggulangi terjadinya
kecelakaan.
b. Mengurangi panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain.
c. keadaan terbebas dari celaka (accident) ataupun hampir celaka
(near miss acccident).
d. Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari
tentang cara penanggulangan kesehatan
2. Defenisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Secara Etimologis adalah
a. Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien.
b. Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian
tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya
dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.
c. Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari
tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
d. Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian
tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya
dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.
3. Tujuan utama kesehatan kerja adalah.
a. Untuk keselamatan para kerja
b. Segala daya dan upaya dan pemikiran yang dilakukan dalam
rangka mencegah, mengurangi, dan menanggulangi terjadinya
kecelakaan
c. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan dari pada mengobatinya.

52
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

d. Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian


tenaga kerja.
4. Tahapan dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu.
a. Mempersiapkan bahan, Memakai peralatan kerja, Melaksanakan
pekerjaan, Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan.
b. Mempersiapkan alat, Memakai memakai peralatan kerja,
Melaksanakan pekerjaan, Mengevaluasi dan memeriksa hasil
perawatan.
c. Mempersiapkan tempat kerja, Memakai peralatan kerja,
Melaksanakan pekerjaan, Mengevaluasi dan memeriksa hasil
perawatan.
d. Mempersiapkan bahan, Memakai memakai peralatan kerja,
Melaksanakan pekerjaan, Mengevaluasi dan memeriksa hasil
perawatan.
5. Hal-hal yang membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder,
mesin las listrik,dan orang-orang disekitarnya adalah.
a. Percikan bunga api, Asap las listrik, Efek radiasi sinar ultra violet
dan ultra merah las listrik
b. Percikan bunga api, Asap listrik dan Efek radiasi cahaya
c. sinar ultra violet dan ultra merah las listrik
d. Percikan bunga api, Asap listrik dan Efek radiasi cahaya cahaya
elektoda

II. Essay
1. Proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan
seorang welder dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama
dalam keselamatan kesehatan adalah
2. Welder harus memperhatikan mesin las yang dipakai agar dapat terus
digunakan sesuai dengan fungsinya, jelaskan hal apa saja yang harus di
perhatikan?
3. Akibat lahiriah dari kebisingan adalah

53
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

4. Akibat psikologis dari kebisingan adalah


5. Faktor-faktor terjadinya kecelakaan kerja adalah

E. Soal Latihan
1. Jelaskan fungsi Pakaian Kerja (Apron)?
2. Jelaskan fungsi Sepatu Kerja?
3. Jelaskan fungsi Helm/ topeng Las?
4. Jelaskan fungsi Masker Las?
5. Jelaskan fungsi Sarung Tangan Kulit (Welding Gloves)?

F. Lembaran Kerja Mahasiswa


1. Mahasiswa satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Membagi Kelompok Asal.
3. Mengarahkan mahasiswa untuk melakukan diskusi pada kelompok asal
tentang Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik
4. Mengarahkan anggota kelompok asal untuk membentuk kelompok ahli
sesuai dengan tugas /sub materi yang diberikan.
5. Mengarahkan kelompok ahli bekerjasama untuk melakukan eksplorasi dari
modul Teknologi Pengelasan Logam.
6. Mengarahkan kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk membantu
anggota kelompok memahami masalah/sub materi yang telah dibahas
dalam kelompok ahli.
7. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas.
8. Menunjuk beberapa orang mahasiswa secara acak untuk menyampaikan
pendapat.
9. Memberikan penguatan terhadap pendapat mahasiswa.
10. Membimbing mahasiswa merumuskan kesimpulan.

54
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

G. Jawaban Tes Formatif


I. Pilihan Ganda
1. A
2. A
3. C
4. C
5. A

II. Essay
1. Proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan
seorang welder dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama
dalam keselamatan kesehatan adalah
1. Memakai apron
2. Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan
3. Helm las listrik.
4. Memakai sepatu las
5. Respirator.

2. Welder harus memperhatikan mesin las yang dipakai agar dapat terus
digunakan sesuai dengan fungsinya, jelaskan hal apa saja yang harus di
perhatikan?
1. Percikan bunga api sebaiknya tidak mengenai mesin las listrik.
2. Mesin las listrik sebaiknya dimatikan apabila telah selesai digunakan.
3. Kawat elektroda yang masih aktif dijauhkan atau sebaiknya dihindarkan
dari mesin las listrik.
4. Tidak menaruh benda apapun diatas atau didekat sekitar mesin las listrik.
5. Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesai
digunakan agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las
listrik.
6. Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat
berfungsi standart.

55
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

7. Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik,


karena hal tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk kedalam
mesin las listrik.

3. Akibat lahiriah dari kebisingan adalah


Akibat lahiriah dari kebisingan adalah Kehilangan pendengaran dan
Akibat fisiologis.

4. Akibat psikologis dari kebisingan adalah


Akibat psikologis dari kebisingan adalah Gangguan emosional,
Gangguan gaya hidup dan Gangguan pendengaran

5. Faktor-faktor terjadinya kecelakaan kerja adalah


Faktor-faktor yang berkaitan dengan terjadinya kecelakaan kerja
antara lain:
a. Situasi Kerja
Situasi kerja berkaitan dengan kondisi lingkungan kerja yang
mempengaruhi produktivitas pekerja. Situasi kerja yang dimaksud
meliputi:
1) Pengendalian manajemen yang kurang
2) Standar kerja yang minim
3) Lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar
4) Peralatan kerja yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi
Kesalahan orang,
b. Kesalahan Orang meliputi :
Kesalahan Orang dalam kecelakaan kerja meliputi :
1) Keterampilan dan pengetahuan pekerja yang minim
2) Masalah fisik dan mental
3) Motivasi yang minim atau salah penempatan
4) Perhatian yang kurang

56
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

c. Tindakan tidak Aman


Kondisi lingkungan kerja yang dimaksud sperti :
1) Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui
2) Mengambil jalan pintas
3) Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja.

d. Kecelakaan
Heinrich mendefinisikan kecelakaan sebagai kejadian yang sudah
umum terjadi dilingkungan kerja.
1) Kejadian yang tidak terduga
2) Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya
3) Terjatuh
4) Terhantam mesin atau material yang jatuh, dan sebagainya

e. Cedera/ Kerusakan
Cedera atau kerusakan terhadap pekerja dibedakan menjadi.
1) Terhadap pekerja yang meliputi sakit dan penderitaan, kehilangan
pendapatan, kehilangan kualitas hidup.
2) Terhadap majikan meliputi kerusakan pabrik, pembayaran
kompensasi, kerugian produksi, dan kemungkinan proses pengadilan
(Ridley, 2006)

57
Kegiatan Kuliah 2
Keselamatan Kerja Las Busur Nyala Listrik

Referensi
Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya Paramita,


Jakarta.

King, R.W. and Hudson, R. (1985). “Construction Hazard and Safety Handbook:
Safety.” Butterworths, England.

Robert, W.,K., 1993, Dasar-dasar Pengelasan, Erlangga.

Sumakmur, P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,


Gunung Agung, Jakarta. ”

58

Anda mungkin juga menyukai