Anda di halaman 1dari 6

Ada beberapa tahapan dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu;

Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

1. Mempersiapkan 1.1. Obat-obatan & peralatan PPPK disiapkan


tempat kerja
1.2. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
diri sendiri disiapkan.

1.3. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja


pribadi disiapkan agar tidak mengganggu
keselamatan dan kesehatan kerja diri sendiri
dan orang lain.

1.4. Alat pemadam kebakaran sederhana, peralatan


perawatan kecelakaan elektris, mekanis dan
kimiawi disiapkan

1.5. Bahan kimia, bahan bakar dan bahan yang


mudah terbakar dimasukkan dalam tempat yang
aman, agar tidak berpotensi terjadinya
kebakaran.

1.6. Semua pekerjaan yang berpotensi sebagai


sumber kecelakaan kerja, seperti las, alat listrik,
tali crane, dll dipastikan beroperasi secara
aman

1.7. Ruang kerja disiapkan agar cukup sinar, cukup


aliran udara, bersih dari segala pencemaran dan
tingkat kebisingan rendah.

1.8. Kendaraan mobil atau kendaraan lain disiapkan


untuk membawa korban emergency ke dokter
atau rumah sakit terdekat.
1.9. Sistem pengamanaan alat listrik diperiksa dan
dipastikan bekerja dengan baik.

1.10. Pencabangan listrik dengan stop kontak secara


bertingkat harus dihindari.
2. Memakai peralatan 2.1. Semua peralatan kerja yang dipakai disesuaikan
kerja dengan prosedur SOP dan pemakaian yang
aman.

2.2. Kelengkapan peralatan kerja yang berhubungan


dengan K3 diperiksa terlebih dahulu.

2.3. Semua hubungan peralatan listrik harus dilakukan


secara aman terhadap bahaya kebakaran dan
hubung pendek.

2.4. Semua peralatan kerja yang dipakai harus tidak


mencemari lingkungan sekitar.

2.5. Peralatan kerja yang dipakai tidak boleh


mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja
orang lain.

3. Melaksanakan 3.1. Pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur SOP yang


pekerjaan ditentukan..

3.2. Selama melaksanakan pekerjaan, harus dihindari


dari timbulnya kecelakaan dan penurunan
kesehatan kerja

3.3. Setiap timbul kecelakaan kerja, segera dilakukan


Perto-longan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
, pengobatan di lingkungan kerja dan tindak
lanjut yang diperlukan.

3.4. Setiap adanya kesulitan pelaksanan K-3 korban


harus segera dibawa ke dokter atau

Rumah sakit terdekat


4. Mengevaluasi dan 4.1. Semua kecelakaan yang terjadi dan obat yang
memeriksa hasil diberikan didiagnosis dan dicatat sesuai dengan
perawatan ketentuan kesehatan.

4.2. Kebutuhan obat-obatan untuk kecelakaan kerja


yang sering terjadi diidentifikasi dan diurutkan
dari frekuensi terbanyak.

4.3. Segala kejadian yang berhubungan dengan K-3


dicatat dan dievaluasi .

4.5. Semua kejadian yang berhubungan dengan K-3


dilaporkan dalam buku laporan secara bulanan
sampai selesainya pekerjaan.

Pada proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan seorang welder dan semua pihak
yang terkait didalamnya terutama dalam keselamatan kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut diantaranya:

 Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang tebal yang berlapis atau baju dan celana
panjang yang berbahan dasar kain levis untuk melindingi tubuhnya dari percikan bunga api dan
efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat membahayakan keselamatan kesehatan
kerjanya.
 Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini berfungsi hampir sama
dengan apron yaitu melindungi dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra
merah yang ditimbulkan oleh las listrik dan untuk memudahkan pemegangan elektroda.
 Helm las listrik, helm ini dilingkapi dengan dua kaca hitam dan putih atau satu kaca hitam yang
berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah
yang dapat merusak kulit maupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh las listrik tidak boleh
dilihat langsung dengan mata telanjang sampai dengan jarak minimal 16 meter.
 Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal ini tidak terlalu penting
apabila welder telah menggunakan celana panjang yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis
serta memakai sepatu safety yang standart untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya jika
digunakan.
 Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan agar tetap stabil pada saat melakukan
proses pengelasan las listrik dari asap las, dan untuk melindungi asap dan debu yang beracun masuk
ke paru-paru, hal ini boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai sister pembuangan
asap dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan, karena
pernafasan sangat penting dalam proses metabolisme manusia.
 Hal yang perlu lainnya seperti “kamar las”, agar welder dapat bekerja tanpa gangguan apapun yang
mengelilinginya dan dapat berkonsentreasi dengan maksimal, kamar las juga berfungsi agar orang-
orang disekelilingnya tidak terganggu oleh yang diakibatkan oleh las listrik.

PERTOLONGAN PERTAMA

Daerah pengelasan harus selalu dilengkapi dengan selimut api dan kit pertolongan pertama diisi
dengan baik.Sangat diharapkan bahwa satu orang dilatih pertolongan pertama untuk mengobati luka ringan
yang mungkin terjadi. Semua luka, tidak peduli seberapa kecil mereka tampaknya bisa menjadi lebih serius
jika tidak diobati oleh tenaga medis terlatih. Tujuan pertolongan pertama pada luka bakar adalah untuk
mencegah terjadinya infeksi, mengurangi rasa sakit, dan juga untuk mengatasi peristiwa syok yang mungkin
dialami korban. Caranya adalah dengan menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga dapat mencegah
luka pada jaringan di bawahnya berkembang lebih parah lagi.

PENCEGAHAN BAHAYA

Pada proses pengelasan operator harus benar-benar mengetahui dan memahami bahaya-bahaya yang
muncul selama proses pengelasan ini berlangsung. Menurut Harsono, 1996, beberapa macam bahaya
pengelasan yang mungkin saja timbul sewaktu proses berlangsung, meliputi:

1. Bahaya Ledakan
Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk yang berbentuk tangki
atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah menyala atau terbakar. Pada
proses pengelasan/ pemotongan ini diperlukan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk
menghindari bahaya ledakan, seperti:
a. Pembersihan bejana atau tangki
Sebelum proses pengelasan berlangsung maka bejana atau tangki perlu dibersihakan dengan:
 Air untuk bahan yang mudah larut
 Uap untuk bahan yang ,mudah menguap
 Soda kostik untuk membersihkan minyak, gemuk atau pelumas
b. Pengisian bejana atau tangki
Setelah proses pembersihan selesai isilah tangki atau bejana dengan air sedikit di bawah bagian
yang akan dilas/dipotong.
c. Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan
Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau bejana harus dalam keadaan terbuka
agar gas yang menguap karena pada proses pemanasan gas dapat keluar.
d. Penggunaan gas lain
Apabila dalam proses pengisian tangki atau bejana dengan air mengalami kesulitan maka
sebagai gantinya dapat digunakan gas CO2 atau gas N2 dengan konsentrasi minimum 50 %
dalam udara.
2. Bahaya Jatuh
Untuk pengerjaan konstruksi bejana, tangki pertamina atau konstruksi bangunan lainnya
yang membutuhkan tempat yang tinggi, bahaya yang mungkin dapat terjadi adalah bahaya jatuh
atau kejatuhan yang berakibat fatal. Beberapa langkah yang perlu diambil oleh operator untuk
menghindari bahaya ini:
 Menggunakan tali pengaman
 Menggunakan topi pengaman untuk mencegah terjadinya kejatuhan benda – benda atau
kena panas matahari
3. Bahaya Kebakaran
Proses pengelasan selalu berhubungan dengan api sehingga bahaya kebakaran sangat
mungkin terjadi mengingat proses ini sangat berhubungan erat dengan api dan gas yang mudah
terbakar, untuk itu operator perlu sekali mengambil langkah-langkah pengamanan seperti:
 Ruangan atau areal pengelasan harus bebas dari kain, kertas, kayu, bensin, solar, minyak
atau bahan-bahan lain yang mudah terbakar atau meledakharus ditempatkan di tempat
khusu yang tidak akan terkena percikan las
 Jauhkan tabung-tabung dan generator dari percikan api las, api gerinda atau panas matahari
 Perbaikan pada sambungan-sambungan pipa atau selang-selang terutama saluran Asetilen
 Penyediaan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah dijangkau seperti bak air,
pasir, hydrant
 Kabel yang ada didekat tempat pengelasan diisolasi dari karet ban
4. Bahaya Percikan Api / Panas
Bahaya dari percikan api atau panas akan berakibat bahaya kebakaran seperti yang
diuraikan diatas, tetapi bahaya lainnya adalah pada operator las sendiri yang terkena luka bakar
atau sakit mata. Untuk itu operator selalu dianjurkan menggunakan alat-alat pelindung seperti:
 sarung tangan
 apron
 sepatu tahan api
 kaca mata las
 topeng las
5. Bahaya Gas dalam Asap Las
Pencegahan atau tindakan yang harus diambil oleh operator untuk menghindari bahaya gas
dalam asap las adalah:
 Pekerjaan las harus dikerjakan dalam ruang terbuka atau ruang yang berventilasi agar gas
dan debu yang terbentuk segera terbuang
 Apabila ventilasi masih belum cukup memadai maka sebaiknya memakai masker hidung

Anda mungkin juga menyukai