Otak
Otak dibagi menjadi tiga bagian besar : serebrum, batang otak, dan
serebelum. Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut
tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. Empat tulang yang
berhubungan membentuk tulang tengkorak : tulang frontal, parietal,
temporal dan oksipital Pada dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fossafossa. Bagian fossa anterior berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer;
bagian tengah fossa berisi lobus parietal, temporal dan oksipital dan bagian
fossa posterior berisi batang otak dan medula (Smeltzer & Bare, 2002, hlm.
2074). Pendapat lain mengemukakan Syaifuddin, (2006, hlm. 277) otak
merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di
dalam rongga tengkorak (kranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat.
a. Cerebrum
Menurut Smeltzer. (2002) Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan
empat lobus. Substansia grisea terdapat pada bagian luar dinding
serebrum dan substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam.
Pada prinsipnya komposisi substansi grisea yang terbentuk dari badanbadan sel saraf memenuhi korteks serebri, nukleus dan basal ganglia.
Substansi alba terdiri dari sel-sel saraf yang menghubungkan bagianbagian otak dengan bagian yang lain. Sebagian besar hemisfer serebri
(telensefalon) berisi jaringan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang
mengontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu terhadap fungsi individu dan
intelegensi. Keempat lobus serebrum adalah sebagai berikut :
1)
Frontal
Lobus terbesar ; terletak pada fossa anterior. Area ini mengontrol
Parietal
Lobus sensori. Area ini menginterpretasikan sensasi. Sensasi rasa
yang tidak berpengaruh adalah bau. Lobus parietal mengatur
individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.
Kerusakan pada daerah ini menyebabkan sindrom hemineglem.
3)
Temporal
Berfungsi mengintegrasikan sensasi kecap, bau, pendengaran, dan
ingatan jangka pendek sangat berhubungan dengan aerah ini.
4)
Oksipital
Terletak pada lobus anterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung
jawab menginterpretasikan penglihatan.
b. Batang otak
Batang otak terletak pada fossa anterior. Bagian-bagian batang otak
ini terdiri dari otak tengah, pons dan medula oblongata. Otak tengah
(midbrain atau mesensefalon menghubungkan pons dan serebelum
dengan hemisfer serebrum. Bagian ini berisi jalur sensorik dan motorik
dan sebagai pusat refleks pendengaran dan penglihatan. Pons terletak di
depan serebelum antara otak tengah dan medula dan merupakan jembatan
antara dua bagian serebelum, dan juga antara medula dan serebelum.
Pons berisi jaras sensorik dan motorik. (Smeltzer & Bare, 2002).
Medula oblongata meneruskan serabut-serabut motorik dari otak ke
medulla spinalis dan serabut-serabut sensorik dari medulla spinalis ke
otak. Dan serabut-serabut tersebut menyilang pada daerah ini. Pons berisi
pusat-pusat terpenting dalam mengontrol jantung, pernapasan dan
Cerebelum
Menurut Smeltzer & Bare, (2002, hlm. 2078) Serebelum terletak
pada fossa posterior dan terpisah dari hemisfer serebral, lipatan
dura mater, tentorium serebelum. Serebelum mempunyai dua aksi
yaitu merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas
terhadap koordinasi dan gerakan halus. Ditambah mengontrol
gerakan yang benar, keseimbangan, posisi dan mengintegrasikan
input sensorik.
2)
Sirkulasi Serebral
Sirkulasi serebral menerima kira-kira 20% dari jantung atau 750 ml
per menit. Sirkulasi ini sangat dibutuhkan, karena otak tidak
menyimpan
makanan,
sementara
mempunyai
kebutuhan
Arteri-Arteri
Darah arteri yang disuplai ke otak berasal dari dua arteri karotid
internal dan dua arteri vertebral dan meluas ke sistem percabangan.
Karotid internal dibentuk dari percabangan dua karotid dan
memberikan sirkulasi darah otak bagian anterior. Arteri-arteri
vertebral adalah cabang dari arteri subklavia, mengalir ke belakang
dan naik pada satu sisi tulang belakang bagian vertikal dan masuk
tengkorak
melalui
foramen
magnum.
Kemudian
saling
Sirkulus Willisi
Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis, sebuah lingkaran arteri
terbentuk diantara rangkaian arteri karotid internal dan vertebral.
Lingkaran ini disebut sirkulus Willisi yang dibentuk dari cabangcabang arteri karotid internal, anterior dan arteri serebral bagian
tengah, dan arteri penghubung anterior dan posterior. Aliran darah
dari sirkulus Willisi secara langsung mempengaruhi sirkulasi
anterior dan posterior serebral, arteri-arteri pada sirkulus Willisi
memberi rute alternatif pada aliran darah jika salah satu peran
arteri mayor tersumbat. Anastomosis arterial sepanjang sirkulus
Willisi merupakan daerah yang sering mengalami aneurisma,
mungkin bersifat kongenital. Aneurisma dapat terjadi bila tekanan
darah meningkat, yang menyebabkan dinding arteri menjadi
menggelembung keluar seperti balon. Aneurisma yang berdekatan
dengan struktur serebral dapat menyebabkan penekanan struktur
serebral,
seperti
penekanan
pada
khiasma
optikum
yang
5) Vena
Aliran vena untuk otak tidak menyertai sirkulasi arteri sebagaimana
pada struktur organ lain. Vena-vena pada otak menjangkau daerah
otak dan bergabung menjadi vena-vena yang besar. Penyilangan
pada subarakhnoid dan pengosongan sinus dural yang luas,
mempengaruhi vaskular yang terbentang dalam dura mater yang
kuat. Jaringan kerja pada sinus-sinus membawa vena ke luar dari
otak dan pengosongan vena jugularis interna menuju sistem
sirkulasi pusat. Vena-vena serebri bersifat unik, karena vena-vena
ini tidak seperti vena-vena lain. Vena-vena serebri tidak
mempunyai katup untuk mencegah aliran balik darah.
C. Etiologi
Yang dapat menyebabkan stroke antara lain:
1.
Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami okulasi
sehingga menyebabkan Iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan
odema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasnaya terjadi pada
orang tua yang sedang tidur atau gangguan tidur. Terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan Iskemi Serebral.
1. Atherosklerosis
Merupakan mengerasnya pembuluh darah, berkurangnya elastisitas
dinding pembuluh darah. Manifestasinya dapat melalui mekanisme
lumen arteri menyempit, trombosis, dinding arteri lemah sehingga
terjadi aneurisme, kemudian robek dan terjadi perdarahan.
2. Hypercoogolasi pada Polysistemia
Darah
bertambah
kental,
peningkatan
viskositas/hematokrit
2.
Emboli
Menyumbatnya pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan
udara, berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
Adapun keadaan yang dapat menyebabkan emboli yaitu RHD, Miokard
Infark, Fibrilasi dan Endokarditis.
3.
Haemorhagi
Perdarahan intracranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosclerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkin
otak yang dapat mengakibat kan penekanan, pergeseran dan pemisahan
jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema dan mungkin
herniasi otak.
4.
Hypoksia Umum
5.
Hypoksia setempat
D. Manifestasi Klinis
Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologik, bergantung pada lokasi
lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang berfusinya
tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).
Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.
Manifestasi klinis stroke :
1.
Defisit Motorik
a. Hemiplegia
Paralysis pada salah satu sisi karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan.
b. Hemiparasis
Kelemahan pada salah satu sisi tubuh
c. Ataksia
Berjalan tidak mantap/tegak, tidak mampu menyatukan kaki, perlu
dasar kaki yang luas.
d. Disartria
Kesulitan dalam membentuk kata.
e. Disfagia
Kesulitan dalam menelan
2.
Defisit Verbal
a. Afosia Ekspresif
Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu
bicara dalam respon kata tunggal.
b. Afosia Reseptif
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tapi
tidak masuk akal.
c. Afosia Global
Kombinasi antara Afosia Ekspresif dengan Afosia Reseptif
3.
Defisit Visual
a. Homonimus hemianopsia
Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan penglihatan,
mengabaikan salah satu sisi tubuh, kesulitan menilai jarak.
b. Kehilangan penglihatan perifer
Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek atau batas
objek.
c. Diplopia
Penglihatan ganda.
4.
Defisit Sensori
1. Parestesia (terjadi pada sisi berlawanan dari lesi).
2. Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh, kesulitan dalam
propriosepsi.
5.
Defisit Kognitif
Kehilangan memori jangkan pendek dan panjang, kerusakan kemampuan
untuk konsentrasi.
6.
Defisit Emosional
Kehilangan kontrol diri, labilitas emosional, penurunan toleransi pada
situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut,
bermusuhan dan marah, perasaan isolasi.
7.
karena
konfusi,
ketidakmampuan
mengkomunikasikan
E. Patofisiologi
1.
2.
3.
Okulasi
Iskemia
Hipoksia
Metabolisme
Anaerob
Aktifitas elektrolit
Terganggu
Pompa Na + K gagal
Edema cerebral
Na + K influk
TIK meningkat
Retensi Air
Asam laktat
Meningkat
F.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen kepala dan Medulla Spinalis
2. Elektro Encephalograri
3. Punki lumbal
4. Angiografi
5. Ct Scan
6. MRI
G.
Penatalaksanaan
1. Menstabilkan tanda tanda vital dengan:
1.
2.
Pengobatan Konservatif
1. Vasoditor meningkatkan aliran darah serebral (ADS).
2. Dapat diberikan histamine, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial
3. Anti agregasi thrombosis seperti Aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alterona.
II.
4. Hemiplesi
2. Hilangnya rasa
5. Mudah lelah
3. Paralysis
6. Susah tidur
2. Sirkulasi
1. Ada riwayat penyakit jantung
5. CHF
2. MCl
6. Polisetemia
3. Katup jantung
7. Hipertensi Arterial
4. Disritmia
3. Integritis/Ego
1. Mudah marah
3. Labil
4. Eliminasi
1. Inkontensia
4. Distensi abdomen
2. Anuria
7. Nyaman/Nyeri
1. Sakit kepala
2. Perubahan tingkah laku
3. Kelemahan
4. Tegang pada otak/muka
8. Respirasi
1. Tidak mampu menelan
2. Batuk
3. Melindungi jalan nafas
4. Aspirasi irregular
5. Suara nafas wheezing
6. Suara nafas ronchi
9. Keamanan
1. Pada persepsi dan orientasi
2. Tidak mampu menelan sampai tidak mampu mengatur kebutuhan nutrisi
3. Tidak mampu mengambil keputusan
4. Sensorik motorik menurun/hilang, mudah injury
10. Interaksi Sosial
1. Gangguan bicara dan komunikasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Gangguan perfusi jarinagn otak berhubungan dengan okulasi otak, perdarahan,
vasospasme dan edema otak.
Intervensi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Evaluasi pupil
g.
h.
i.
j.
k.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Anjurkan pasien oleh melatih sisi sakit dengan ekstrimitis yang sehat.
b.
c.
Katakan untuk mengikuti perintah secara sederhana tutup matamu dan lihat
ke pintu.
d.
e.
f.
g.
Berbicara dengan nada normal dan hindari ucapan yang terlalu cepat
h.
Kaji kemampuan dna tingkat penurunan dalam skala 0-4 untuk makan ADL
b.
Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu
c.
d.
e.
Kaji
perubahan
dari
gangguan
persepsi
dan
hubungan
derajat
ketidakmampuan
b.
c.
d.
e.
f.
DAFTAR PUSTAKA