Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Tujuan Nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpuh darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai
tujuan tersebut diselenggarakanlah program Pembangunan Nasional secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan Kesehatan adalah bagian integral
dan sangat penting dari pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat peningkatan
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatan

diselenggarakan

dengan

berdasarkan

pada

perikemanusiaan,

pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut
usia (lansia), dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan :1) Upaya
kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan,

3) Sumber daya manusia kesehatan,

4)

Kesediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, 5) Manajemen dan informasi


kesehatan, 6) Pemberdayaan masyarakat.
Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta globalisasi dan demokratisasi dengan


semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan
preventif. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan public selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah dalam bidang kesehatan, pemerintah
daerah dituntut dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang layak, tanpa ada
diskriminasi sosial, budaya, ekonomi dan politik, hal ini sesuai amanat dalam
Undang undang Dasar 1945 amandemen kedua UUD 1945, pasal 34 ayat (3)
menetapkan : Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan pelayanan umum yang baik
Kabupaten Tapin yang merupakan salah satu daerah di Provinsi Kalimantan
Selatan dalam pelaksanaan otonomi daerah terus memacu pembangunan disegala
bidang dengan Visi
TERWUJUDNYA TAPIN MANDIRI DAN SEJAHTERA YANG AGAMIS
Salah satu bidang pembangunan yang sangat penting dalam mendukung
Visi Pembangunan Kabupaten Tapin tersebut adalah diantaranya melaksanakan
program pelayanan kesehatan/pengobatan bersubsidi/gratis bagi seluruh masyarakat
KabupatenTapin.
Pelaksanaan pelayanan promotif,,preventif,dan kuratif serta rehabilitatif
adalah upaya pelayanan yang secara rutin telah dilaksanakan oleh Puskesmas.
Tenaga Penyuluh Kesehatan / promosi kesehatan pada Puskesmas Salam
Babaris baik secara kuantitas dan kualitas dirasakan masih belum terpenuhi.
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan Nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat

tinggal diwilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi
tingginya dalam rangka mewujudkan MDGS 2015.
Sumber daya manusia dalam pelaksanaan penyuluhan
sangat penting dan menjadi faktor yang sangat

kesehatan menjadi

mempengaruhi

keberhasilan

penyelenggaraan penyuluhan kesehatan / kampanye kesehatan. Akan tetapi


permasalahan yang terjadi, tenaga penyuluh kesehatan pada Puskesmas Salam
Babaris belum memenuhi standar sebagai tenaga penyuluh kesehatan / promosi
kesehatan. Puskesmas Salam Babaris sampai sekarang juga belum memiliki tenaga
Fungsional Penyuluh. Program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Salam Babaris dilakukan oleh tenaga dari berbagai disiplin ilmu, dan
masing- masing punya beban tugas rangkap.
Berdasarkan uraian diatas, penulis

membuat

judul

Kertas

Kerja

Perseorangan ini adalah Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Penyuluhan


Kesehatan dan Kampanye Kesehatan pada Puskesmas Salam Babaris Kabupaten
B.

Tapin
ISU AKTUAL
Ada beberapa isu aktual yang dapat dijadikan bahasan pokok dalam Kertas Kerja

Perseorangan ini, tetapi setelah melewati proses tahapan dengan Analisis Managemen
USG, maka diambil satu diantaranya yang memiliki skor yang tertinggi baik dipandang
dari sudut pandang Urgensi-nya, Seriousnya dan juga Growth-nya. Beberapa isu aktual
yang dipilih untuk dijadikan prioritas adalah sebagaimana terlampir pada tabel berikut :
Tabel 1.1
USG Pemilihan Isu Aktual Yang Prioritas
Kriteria

Penilaian

No
Isu Prioritas

Total
G

Rangking

1.

Belum optimalnya
pelaksanaan penyuluhan
kesehatan /Promosi kesehatan

14

2.

Belum optimalnya pelayanan


kesehatan ibu dan anak

11

II

3.

Belum optimalnya pelayanan


perbaikan gizi masyarakat

III

KETERANGAN :
U : Urgensi /
S : Seriousness /
G : Growth /

SKALA PENILAIAN
1. Rendah
2.

Sedang

3.

Cukup

Rangking I adalah merupakan alternatif pemecahan yang utama/ prioritas.


Adapun isu aktual yang diangkat dalam pembuatan Kertas Kerja Perseorangan

(KKP)

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan II Kabupaten Tapin Tahun 2013 di Rantau


adalah sebagai berikut : Belum Optimalnya Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan /
promosi kesehatan pada Puskesmas Salam Babaris

C.

Lingkup Bahasan
Lingkup bahasan berdasarkan isu aktual yang terpilih dalam Kertas Kerja

Perseorangan [ KKP ] ini dibatasi hanya pada lingkup pelaksanaan kegiatan penyuluhan
kesehatan dan kampanye kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Salam Babaris.

D. Metode Pengumpulan Data


Data dan informasi yang digunakan dalam kertas kerja perseorangan [KKP] ini
dikumpulkan berdasarkan ;

1. Deskriftif, yaitu pengumpulan data berdasarkan gambaran uraian tugas


pengelola program promkes
2. Observasi, yaitu pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung
3. Hasil capaian Standar Pelayanan Minimal [ SPM ]
4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data sekunder melalui survei yang sudah
diolah.
5. Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari bnku-buku
literatur, pedoman / petunjuk teknis, dan bahan-bahan yang berhubungan
dengan KKP ini.
E.

Pengertian dan Lingkup Bahasan


Pengertian dan lingkup bahasan Kertas Kerja Perseorangan dapat dilihat
sebagai berikut ;
1. Peningkatan Kinerja, adalah usaha atau upaya kearah yang lebih baik
2. Penyuluh Kesehatan, adalah tenaga fungsional Penyuluh Kesehatan masyarakat
atau tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas atau sarana kesehatan lain dari
berbagai disiplin ilmu. .
3. Puskesmas Salam Babaris, adalah Unit Pelaksana Teknis [ UPT ] Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapin yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan diwilayah kerja kecamatan Salam Babaris.

BAB II
GAMBARAN KEADAAN
A. Gambaran Umum
1. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin 2008 Nomor 05 Tahun 2008
Tanggal 12 Februari 2008. Unsur-unsur Organisasi Puskesmas adalah terdiri dari
Kepala Puskesmas, Kasubag Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Kepala Puskesmas adalah Penanggung jawab Pembangunan Kesehatan di
tingkat Kecamatan. Sedangkan Kasubag Tata Usaha bertanggung jawab membantu
Kepala Puskesmas dalam pengelolaan : Data Keuangan, Perencanaan dan
Penilaian, Keuangan, Umum dan Kepegawaian. Kelompok Jabatan Fungsional
bertanggung jawab melaksanakan; Upaya Kesehatan Masyarakat / Pembinaan
terhadap UKBM, dan upaya kesehatan perorangan. Struktur Organisasi Puskesmas
Salam Babaris dapat dilihat pada lampiran.

2. Data Umum
a. Geografi dan Demografi

Puskesmas Salam Babaris terletak di Kecamatan Salam Babaris, yang


merupakan kecamatan pemekaran sejak 1 Juni 2005 dengan luas wilayah 153.000
Km. Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Salam Babaris
adalah 6 desa, yaitu :
a) Desa Pantai Cabe
b) Desa Salam Babaris
c) Desa Suato Baru
d) Desa Suato Lama
e) Desa Kembang Habang Lama
f) Desa Kembang Habang Baru
Batas-batas wilayah kerja sebagai berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bungur

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Binuang


c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Banjar
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tapin Selatan
Puskesmas Salam Babaris terletak didesa Salam Babaris Kecamatan Salam
Babaris berjarak sekitar 9 km dari desa Tambarangan (Kecamatan Tapin Selatan).
dan

sekitar

18 km dari kota Rantau (Ibu Kota Kabupaten Tapin). Keadaan

geografis berupa pegunungan. Semua wilayah kerja Puskesmas Salam Babaris


dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat. Jumlah Penduduk di
Kecamatan Salam Babaris pada tahun 2012 sebanyak 11.063 jiwa.

Tabel II 1. Data Penduduk dan Luas Wilayah Kecamatan Salam Babaris Tahun 2012
No

DESA

LUAS

JUMLAH

WILAYAH
(KM)

1
2
3
4
5
6

Pantai Cabe
Salam Babaris
Suato Baru
Suato Lama
K. H. Baru
K. H. Lama
JUMLAH

34.000
35.000
6.500
7.500
35.000
35.000
153.000

RW
3
4
3
3
3
2
20

RT
15
13
9
14
8
13
72

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

PENDUDUK

JIWA

KK

2.176
2.281
1.138
1.806
1.761
1.901
11.063

612
618
312
510
493
571
3116

1.129
1.149
563
946
925
991
5.703

1.047
1.132
575
860
836
910
5.360

1) Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah petani (sawah dan kebun
karet), selebihnya adalah pedagang, swasta, PNS, dan lain-lain. Agama yang dianut
oleh masyarakat diwilayah Kecamatan Salam Babaris lebih dari 95 % adalah Islam.

2) Pendidikan
Pendidikan penduduk sebagian besar adalah tamat Sekolah Dasar atau
sederajat. Dari enam desa yang ada di wilayah Kecamatan Salam Babaris memiliki
sarana pendidikan sebagai berikut :
Tabel II 2. Sarana Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Salam Babaris
Tahun 2012
NO
1
2
3
4
5

SEKOLAH

JUMLAH
6
8
12
2
1

TK Umum
TK / TPA Al Quran
SDN
SMPN
SLTA

3. Data Khusus
a. Ketenagaan
Tabel II 3. Data Ketenagaan Puskesmas Salam Babaris Tahun 2012
NO

PROFESI

PENDIDIKAN

JUMLAH

Dokter Umum

S1

Dokter Umum PTT

S1

Perawat Ahli

S1

Perawat Ahli Madya

D III

Bidan Ahli Madya

D III

Bidan

DI

Bidan Ahli Madya PTT

D III

Perawat Gigi

D III, SPRG

Nutrisionis

D III

10

Analis Ahli Madya

D III

11

Asisten Apoteker

SMF

12

Sanitarian

AKL, SPPH

13

Tata Usaha

SMU, Pra Karya


Kesehatan,

Rekam Medis
14

Tenaga Honorer

Pra Karya Kesehatan

Perawat Ahli Madya,

Nutrisionis,

Bidan Ahli Madya.

TOTAL

37

b. Sarana Kesehatan
Tabel II 4. Data Sarana Kesehatan Puskesmas Salam Babaris
Tahun 2012
NO

1
2

SARANA /
PRASARANA

Puskesmas Induk
Puskesmas
Pembantu (Pustu)
Polindes

JUMLAH

KONDISI

1
4

Baik
1 Baik

3 Rusak
Baik

10

KETERANGAN

Pustu desa K. Habang


Baru

4
5
6
7
8

Poskesdes
Posyandu
Posyandu Lansia
Mobil Ambulance
Kendaraan Dinas
Roda 2

3
12
5
1
13

Baik
Aktif
Aktif
Baik
Baik

9
10

Rumah Dinas Dokter


Rumah Dinas
Paramedis

1
3

Baik
1 Baik
2 Rusak

1 Pimpinan
6 Bidan
1 Gizi
1 P2M
1 Promkes
1 pengelola Jamkesmas
1 peng. Operasional
PKM
1 pemegang Pustu

c. Peran Serta Masyarakat


Tabel II 5. Data Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Salam
Babaris Tahun 2012
NO

SARANA

JUMLAH

KONDISI

Posyandu

12

Aktif

Posyandu Lansia

Aktif

11

B. Visi, Misi, dan Tugas Pokok dan Fungsi

1. Visi
Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai ditrandai dengan
penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup bersih yang sehat.
Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
Adapun visi Puskesmas Salam Babaris: Terwujudnya Masyarakat yang
Sehat, Biopsikososiospiritual yang Adil dan Merata

2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi Puskesmas Salam
Babaris adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berorientasi kepada
kepuasan masyarakat
b. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau, adil dan
merata
c. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang konprehensif
d. Selalu berinovasi melakukan upaya pelayanan pengembangan

12

3. Tugas Pokok dan Fungsi


Secara garis besar puskesmas memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

C. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Tujuan merupakan implementasi dari misi dan merupakan sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu (5 tahun kedepan).
Tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan
secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
a. Meningkatnya umur harapan hidup
b. Menurunnya persentase kematian bayi
c. Menurunnya persentase kematian ibu melahirkan
d. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada bayi/balita

2. Sasaran

13

a. Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu


menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta
mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
Dengan

indikator:

a)

meningkatnya

persentase

rumah

tangga

berperilaku hidup bersih dan sehat mencapai 60%, b) Meningkatnya


persentase Posyandu Purnama Mandiri menjadi 40%.
b. Lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem
kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan. Dengan indikator: a) Rumah yang memenuhi syarat
kesehatan sebesar 75%, b) Persentase keluarga menggunakan jamban
memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%, c) dan persentase TempatTempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%.
c. Pemerataan, jumlah dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, dan Bidan di Desa dengan indikator: a) Cakupan rawat jalan
sebesar 15%, b) Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar bagi
Gakin secara cuma-cuma di Puskesmas sebesar 100%, c) Pos Kesehatan
Desa tersedia di 80% desa di Kecamatan Salam Babaris.
d. Menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit
menular dan tidak menular dengan indikator: a) Persentase desa yang
mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebesar 90%, b) Angka
Case Detection Rate penyakit TB sebesar 70% dan angka keberhasilan
pengobatan TB diatas 85%, c) Angka Acute Flaccid Paralys (AFP)

14

diharapkan 2/100.000 anak usia kurang dari 15 tahun, d) Penderita


Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani sebesar 100%, e)
Penderita malaria yang diobati sebesar 100%, f) CFR diare pada saat
KLB adalah 1,2%, g) ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) mendapat
pengobatan ART sebanyak 100%, h) persentase rumah bebas jentik
nyamuk >95%, i) Persentase cakupan penderita ISPA dengan pneumonia
yang ditangani 85%.
e. Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan
status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita, serta
usia produktif. Dengan indikator: a) Meningkatnya cakupan ibu hamil
yang mendapatkan tablet Fe menjadi 80%, b) Menurunnya prevalensi
anemia gizi besi pada ibu hamil dan ibu nifas menjadi 40%, c)
Meningkatnya cakupan ASI eksklusif menjadi 80%, d) Meningkatnya
cakupan balita yang mendapatkan vitamin A menjadi 80%, e) Persentase
cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dan
Gakin 100%, f) Persentase balita yang naik berat badannya 60%, g)
Persentase balita BGM <15%, h) Persentase balita gizi buruk mendapat
perawatan 100%.
f. Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan
termasuk SDM kesehatan, serta pemberdayaan profesi kesehatan, sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Dengan indikator: a) rasio
dokter dengan penduduk 24:100.000, b) Rasio bidan dengan penduduk
100:100.000, c) Rasio perawat dengan penduduk 158:100.000, d)

15

Puskesmas yang memiliki tenaga dokter 100%, e) Rasio apoteker


dengan penduduk 9:100.000, f) Rasio sarjana kesmas dengan penduduk
35:100.000, g) tersedianya satu orang tenaga bidan, di setiap desa siaga.
g. Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan
perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan
rumah tangga dan kosmetika dengan indikator; a) Ketersediaan obat
esensial-generik di sarana pelayanan kesehatan menjadi 95%.
h. Meningkatkan pelayanan kesehatan keluarga dengan indikator; a)
persentase akses terhadap ketersediaan darah dan komplemennya yang
aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus 65%, b)
Persentase ibu hamil risiko tinggi/komplikasi tertangani 65%, c)
Persentase neonatus risiko tinggi/komplikasi tertangani 65%, d)
Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 85%, e)Persentase cakupan
pertolongan persalinan oleh bidan/nakes yang mempunyai kompetensi
bidan 85%, g) persentase cakupan kunjungan neonatus 85%, h)
persentase cakupan kunjungan bayi 75%, i) Persentase cakupan
kunjungan bayi BBLR yang ditangani 85%, j) Persentase cakupan
peserta aktif KB 70%.

D. Tingkat Kinerja Sekarang

16

Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya sangat menunjang dalam


keberhasilan pelaksanaan penyuluhan/promosi kesehatan, standar pelaksanaan
kegiatan penyuluhan kesehatan/promosi kesehatan pada Puskesmas Salam
Babaris, Kabupaten Tapin yang menjadi masalah utama adalah Belum
Optimalnya Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan dan Kampanye Kesehatan
pada Puskesmas Salam Babaris dan yang menjadi salah satu penyebab adalah
Kurangnya Kompetensi Petugas Penyuluh Kesehatan/Promosi Kesehatan
pada Puskesmas Salam Babaris
Sumberdaya
kesehatan

manusia

mencakup

untuk

dimensi

tenaga

penyuluhan

kesehatan/promosi

jumlah,

kualifikasi

pendidikan,

dan

kompetensinya. Salah satu upaya dalam meningkatkan kompetensi tenaga


penyuluh/promosi kesehatan di Puskesmas yaitu dengan melaksanakan kegiatan
Penyeliaan Fasilitatif terhadap Tenaga Kesehatan di Puskesmas Salam
Babaris.
Berkaitan dengan tingkat kinerja sekarang dalam upaya peningkatan
kompetensi tenaga penyuluh/promosi kesehatan melalui pelaksanaan penyeliaan
fasilitatif bagi

petugas/tenaga penyuluh kesehatan Puskesmas dapat dilihat

pada tabel berikut.

Daftar Tabel Kinerja Sekarang

17

No.

1.

Tujuan

Sasaran

Meningkatkan Terwujudnya
pembangunan Pelaksanaan
berwawasan
Penyuluhan
kesehatan,
dan
pemberdayaan
Kampanye
keluarga dan
Kesehatan
masyarakat,
yang
dan
melaksanakan
Optimal
pelayanan
masyarakat
strata pertama

Indikator

Satuan
Ukuran

a. Jumlah Tenaga Orang


Penyuluh
Kesehatan yang
mengikuti
kegiatan
penyeliaan
fasilitatif
b. Penyuluhan
Keg/Org
Kesehatan pada
Kelompok
Masyarakat
c. Pembuatan
media
Paket/Org
penyuluhan/pro
mkes sederhana

Tingkat
Kinerja
Sekarang

E. Tingkat Kinerja yang Diinginkan


Tingkat kinerja yang diinginkan dalam upaya peningkatan kompetensi
tenaga penyuluh/promosi kesehatan melalui kegiatan penyeliaan fasilitatif bagi
petugas/ tenaga penyuluh kesehatan Puskesmas dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.

Daftar Tabel Kinerja yang Diinginkan

18

Kinerja
Tujuan

Sasaran

Meningkatk
an
pembangun
an
berwawasan
kesehatan,
pemberdaya
an keluarga
dan
masyarakat,
dan
melaksanak
an
pelayanan
masyarakat
strata
pertama

Terwujudnya
Pelaksanaan
Penyuluhan dan
Kampanye
Kesehatan yang
Optimal

Indikator
a. Jumlah
Tenaga
Penyuluh
Kesehatan
yang
Mengikuti
Bimtek

b.
Penyuluhan
Kesehatan
pada
Kelompok
Masyarakat
c.
Pembuatan
Media
Penyuluhan
Promkes
Sederhana

19

Satuan
Ukuran

Orang

Orang

Orang

Sekarang

Yang akan
datang

BAB III
IDENTIFIKASI, ANALISA, DAN
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah pertama dalam melakukan analisis
masalah. Masalah perlu dirumuskan secara benar agar tidak menimbulkan pengertian
yang berbeda.
Proses identifikasi masalah dan penentuan prioritas masalah yang digunakan dalam
Kertas Kerja Peserorangan ini adalah dengan Metode USG (Urgency, Seriuosness, dan
Growtth), dengan penjelasan Urgency (kegawatan), yaitu besarnya dampak yang timbul
terhadap keselamatan jiwa manusia, uang, produksi, dan atau reputasi baik individu
maupun organisasi.
Metode USG merupakan suatu instrument yang dapat dipergunakan untuk
menyusun urutan prioritas yang penting, serius, dan berkembang untuk diselesaikan,
penilaian scoring USG dapat ditentukan dengan skala nilai 1-5 atau 1-10, pada
penulisan KKP ini menggunakan skala 1-5.
Berdasarkan penjelasan isu aktual pada Bab I, yang menjadi masalah utama dalam
KKP ini adalah Belum Optimalnya Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan dan
Kampanye Kesehatan pada Puskesmas Salam Babaris, dengan penyebab pokoknya
adalah:

20

1. Kurangnya media penyuluhan kesehatan/promosi kesehatan


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VIII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah dijelaskan tentang
standar minimal dan optimal sarana/peralatan untuk promosi kesehatan mencakup
dimensi jenis dan jumlah yang digunakan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Selama ini kondisi sarana/peralatan untuk penyuluhan kesehatan/promosi kesehatan
terutama di puskesmas sangat terbatas sehingga berpengaruh terhadap operasional
pelaksanaan penyuluhan kesehatan di masyarakat.
2. Penerapan sistem dan prosedur kerja penyuluhan kesehatan belum optimal.
Sistem dan prosedur kerja penyuluhan petugas/tenaga puskesmas selama ini
belum optimal dilaksanakan karena petugas belum terbiasa melakukan pencatatan
dan pelaporan setiap kegiatan penyuluhan kesehatan, dan hal ini ditambah dengan
fungsi pencatatan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pengisian angka kredit
fungsional selain penyuluh kesehatan.
3. Kurangnya kompetensi petugas/tenaga penyuluh kesehatan/promosi kesehatan
Tenaga/petugas penyuluh kesehatan/promosi kesehatan yang bertugas di
puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan promotif, tenaga penyuluh
kesehatan/promosi kesehatan puskesmas idealnya adalah seorang tenaga fungsional
penyuluh kesehatan masyarakat dan tidak ada

yang tugas rangkap menjadi

fungsional lain selain penyuluhan kesehatan masyarakat, karena sebagian besar


petugas penyuluh kesehatan masyarakat sudah memiliki jabatan fungsional lain
sebelum ditunjuk menjadi petugas penyuluh kesehatan. Tenaga promosi kesehatan

21

puskesmas adalah minimal Diploma 3 (D3). Selain itu upaya peningkatan


pengetahuan dan keterampilan tenaga/petugas penyuluh kesehatan melalui
kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan petugas sangat terbatas, sehingga
diperlukan upaya lain untuk peningkatan kompetensi petugas penyuluh
kesehatan/promosi kesehatan.
4. Kurangnya Tenaga Penyuluh Kesehatan
Masalah Pokok Sumber daya manusia dari segi kuantitas juga sangat penting
keberadaannya

disamping kualitatif sumber daya

manusia. Terbukti karena

keterbatasan tenaga penyuluh menyebabkan kurang optimalnya kinerja program


promosi kesehatan. Selain permasalahan tersebut juga adanya tugas rangkap dari
pelaksanaan kegiatan.

22

Tabel : Metode USG Terhadap Masalah Pokok

No

Masalah Pokok

Kriteria
U

Total

Rangking

1.

Kurangnya media
penyuluhan
kesehatan/promosi
kesehatan

10

2.

Penerapan sistem dan


Prosedur kerja penyuluhan
kesehatan belum optimal

3.

Kurangnya kompetensi
petugas penyuluh
kesehatan/promosi
kesehatan

14

4.

Kurangnya tenaga penyuluh


kesehatan

11

Ket. : 1 = sangat kecil/rendah ; 2 = kecil ; 3 = cukup/sedang ; 4 = besar/tinggi ; 5 = sangat besar/tinggi

Berdasarkan hasil analisa dengan Metode USG pada tabel diatas, dapat dijelaskan
bahwa penyebab masalah utama Belum Optimalnya Pelaksanaan Penyuluhan dan
Kampanye Kesehatan yang lebih besar adalah Kurangnya Kompetensi Petugas /
Tenaga Penyuluh Kesehatan/Promosi Kesehatan.
Dari prioritas permasalahan pokok yang paling besar diatas, maka ditentukan
penyebab masalah spesifiknya sebagai berikut:

23

a. Kurangnya referensi penyuluh kesehatan


Referensi penyuluh kesehatan di puskesmas sangat terbatas sebagai bahan belajar
dan acuan oleh tenaga penyuluh kesehatan dalam melaksanakan penyuluhan
kesehatan, upaya belajar mandiri melalui referensi yang terbatas berpengaruh
terhadap kemampuan kerja tenaga penyuluh kesehatan di puskesmas.
b. Kurangnya pengetahuan tenaga penyuluh kesehatan
Pengetahuan petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan di
puskesmas sangatlah penting dan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
program penyuluhan kesehatan dan kampanye kesehatan , dibutuhkan Skil dan
kemampuan berkomunikasi. Namun permasalahan yang terjadi di Puskesmas
Salam Babaris

petugas/tenaga penyuluh kesehatan dikelola oleh seorang

Sanitarian, bukan oleh fungsional penyuluh , selain itu tugas rangkap di puskesmas
menjadikan target capaian masih belum optimal .
c. Kurangnya keahlian tenaga penyuluh kesehatan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VIII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, dijelaskan bahwa
standar pendidikan formal tenaga penyuluh kesehatan/promosi kesehatan di
puskesmas adalah Diploma 3 (D3)
d. Kurangnya kesadaran petugas dalam memberikan penyuluhan
Dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat dibutuhkan kesadaran dalam
menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan. Selain itu dibutuhkan kesabaran dan

24

motivasi dalam mengemban tugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk
masyarakat. Motivasi petugas penyuluh kesehatan/promosi kesehatan puskesmas
belumlah sesuai yang diharapkan,dan dalam pelaksanaannya belum diterapkan
dengan baik.
Untuk menentukan penyebab masalah diatas secara spesifik, maka perlu dilakukan
analisa masalah kembali dengan menggunakan Metode USG, hasil analisa masalah
spesifik dapat dilihat pada tabel berikut.

25

Tabel : Metode USG Terhadap Penyebab Masalah Spesifik


No

Penilaian Penyebab
Masalah

Kriteria

Total

Rangking

13

1.

Kurangnya referensi
penyuluhan
kesehatan/promosi
kesehatan

2.

Kurangnya pengetahuan
tenaga penyuluh
kesehatan

3.

Kurangnya keahlian
petugas penyuluh kesehatan

10

4.

Kurangnya kesadaran
petugas dalam memberikan
pelayanan penyuluhan

Ket. : 1 = sangat kecil/rendah ; 2 = kecil ; 3 = cukup/sedang ; 4 = besar/tinggi ; 5 = sangat besar/tinggi

Dari tabel diatas setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan metode
USG, maka faktor penyebab masalah spesifik yang lebih dominan adalah Kurangnya
Pengetahuan Tenaga Penyuluh Kesehatan .

26

POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4

Penyebaran Informasi Kesehatan di Masyarakat Belum


Dilaksanakan Secara Optimal
Akibat

Belum Optimalnya Penyuluhan Kesehatan dan


Kampanye Kesehatan pada Puskesmas Salam Babaris
Sebab
a

2
Kurangnya
Media
Penyuluhan
Kesehatan/Prom
osi Kesehatan

a
Kurangnya
Kesadaran
Petugas dalam
Memberikan
Yankes

Penerapan
Sistem dan
Prosedur Kerja
Penyuluhan
Kesehatan Belum
Optimal

Kurangnya
Kompetensi
Petugas
Penyuluh
Kesehatan/Pro
mKes

Kurangnya
Pengetahuan
Tenaga
Kesehatan

Kurangnya
Keahlian Tenaga
Kesehatan

KETERANGAN:
- Masalah utama adalah no. 1
- Penyebab masalah no. 1 adalah masalah pokok no. 2
- Penyebab masalah no. 2c adalah masalah spesifik no. 3b
- Akibat masalah no. 1 adalah no. 4

27

Keterbatasan
Jumlah Tenaga
Penyuluh
Kesehatan

d
Kurangnya
Referensi
Tentang
Penyuluhan
Kesehatan

Sasaran yang Diinginkan


Dalam rangka mewujudkan penyebaran informasi kesehatan di
masyarakat secara optimal adalah terwujudnya pelaksanaan penyuluhan dan
kampanye kesehatan yang optimal, dengan cara:
1. Tersedianya media penyuluhan kesehatan/promosi kesehatan
2. Terwujudnya penerapan sistem dan prosedur kerja penyuluhan
kesehatan yang optimal
3. Terwujudnya peningkatan kompetensi petugas/tenaga penyuluh
kesehatan
4. Tersedianya tenaga penyuluh kesehatan di puskesmas

28

POHON SASARAN
(Pernyataan Positif)

Terwujudnya Penyebaran Informasi Kesehatan di


Masyarakat Secara Optimal

Akibat
Terwujudnya Pelaksanaan Penyuluhan dan Kampanye
Kesehatan yang Optimal

Sebab
a
Tersedianya
Media
Penyuluhan
Kesehatan/Prom
osi Kesehatan

a
Terwujudnya
Peningkatan
Kesadaran
Petugas dalam
Memberikan
Yankes

Terwujudnya
Penerapan
Sistem dan
Prosedur Kerja
Penyuluhan
Kesehatan

Terwujudnya
Kompetensi
Petugas
Penyuluh
Kesehatan/Pro
mosi Kesehatan

Terwujudnya
Peningkatan
Pengetahuan
Tenaga
Kesehatan

Tersedianya
Tenaga Penyuluh
Kesehatan yang
Ahli

29

Tercukupinya
Jumlah Tenaga
Penyuluh
Kesehatan

d
Tersedianya
Referensi
Tentang
Penyuluh
Kesehatan/Prom
osi Kesehatan

B. Alternatif Pemecahan Masalah


Untuk mewujudkan kesempatan mengikuti pelaksanaan fasilitatif bagi
petugas/penyuluh kesehatan Puskesmas Salam Babaris, ada beberapa
alternatif yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Melaksanakan pertemuan secara berkala
2. Melaksanakan penyediaan fasilitatif bagi tenaga penyuluh kesehatan
3. Melaksanakan pola kakak asuh / pendampingan terhadap tenaga
penyuluh kesehatan
Gambaran alternatif yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
peningkatan kinerja petugas penyuluh kesehatan dan kampanye kesehatan
Puskesmas Salam Babaris dapat dilihat pada pohon alternatif berikut ini.

30

POHON ALTERNATIF

Terwujudnya Penyebaran Informasi Kesehatan di


Masyarakat Secara Optimal

Terwujudnya Pelaksanaan Penyuluhan dan Kampanye


Kesehatan yang Optimal

Terwujudnya Peningkatan Kompetensi Petugas Penyuluh


Kesehatan

Terwujudnya Peningkatan Pengetahuan Tenaga


Kesehatan

Melaksanakan
Pertemuan
Secara Terbuka

Melaksanakan
Penyeliaan
Fasilitatif Nakes

31

Melaksanakan
Pola Kakak
Asuh/Pendampin
gan

Pemilihan alternatif pada Kertas Kerja Perseorangan ini menggunakan Metode


Teori Tapisan Mc. Namara, dengan kriteria Efektifitas, Kemudahan, dan biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Semakin mudah kegiatan tersebut
dilaksanakan dan efektif terhadap tujuan yang akan dicapai, maka nilai atau skor lebih
besar, sedangkan dalam hal biaya, semakin besar biaya yang digunakan, maka semakin
kecil skor nilainya, skala nilai teori tapisan pada KKP ini adalah 1-5.
Hasil pemilihan alternatif dengan Metode Teori Tapisan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Teori Tapisan Pemilihan Alternatif
No

Alternatif

Efektifitas Kemudahan Biaya Total Rangking

Melaksanakan
pertemuan secara
terbuka

Melaksanakan
penyediaan fasilitatif
bagi tenaga
penyuluh kesehatan

12

Melaksanakan pola
kakak
asuh/pendamping
terhadap tenaga
penyuluh kesehatan

11

Ket. : 1 = sangat kecil/rendah ; 2 = kecil ; 3 = cukup/sedang ; 4 = besar/tinggi ; 5 = sangat


besar/tinggi. (untuk biaya semakin besar biaya skornya semakin rendah)

Berdasarkan hasil teori tapisan diatas, maka yang menjadi alternative pemecahan
masalah adalah Melaksanakan Penyeliaan Fasilitatif bagi Petugas/Tenaga Penyuluh
Kesehatan.

32

C. Rencana Kerja
Seperti yang telah diuraikan diatas untuk mewujudkan peningkatan
kompetensi petugas/tenaga penyuluh kesehatan dengan kesempatan mengikuti
pelaksanaan penyeliaan fasilitatif bagi tenaga penyuluh/promosi kesehatan, ada
beberapa alternative kegiatan, yaitu:
1. Melaksanakan pertemuan secara terbuka terhadap tenaga penyuluh
kesehatan
2. Melaksanakan penyeliaan fasilitatif bagi tenaga kesehatan/tenaga penyuluh
kesehatan puskesmas
3. Melaksanakan pola kakak asuh/pendampingan
Berdasarkan permilihan alternatif dengan metode teori tapisan seperti yang
diuraikan diatas, maka rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan

kompetensi

tenaga/petugas

penyuluh

kesehatan

adalah

Melaksanakan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif bagi Tenaga / Petugas Penyuluh


Kesehatan PuskesmasD. Matrik Rincian Kerja (MRK)
Matrik rincian kerja merupakan kerangka yang menghubungkan sasaran
dengan kegiatan dan sumber yang diperlukan sehingga akan tergambar program
kerja secara keseluruhan.Matrik rincian kerja pelaksanaan penyeliaan fasilitatif
terhadap petugas penyuluh kesehatan puskesmas Kabupaten Tapin tahun 2013.

33

34

Pokok Akhir

: Pembentukan Tim

Penanggung Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No. 1
Waktu Pelaksanaan :
No

Uraian Kerja

Penanggung
Jawab

Pengajuan usulan
kegiatan dan rencana
anggaran

Kepala
Puskesmas

Pembentukan Tim

Kasubag TU

Pembuatan makalah dan


penggandaan

Staf
Puskessmas

Pembukaan

Kepala
Puskesmas

Pelaksanaan keg
penyeliaan fasilitatif

Kasubag. TU

Pembuatan Kesepakatan

Staf Subag
Kepegawaian
)

Penutupan

Kasubag TU

Pemantauan

Kepala
Puskesmas

Penilaian

Kepala
Puskesmas

10

Pelaporan

Kasubag.TU

Jumlah

7 Orang

35

Waktu

Biaya

(hari)

(Rp)

1 Hari

10.000,-

1 Hari

300.000,-

2 Hari

Rp. 310.000,-

Pokok Akhir

: Pembuatan RAB dan Pencairan Dana

Penanggung Gugat

: Kasubag TU

Paket Kerja No. 2


No

Uraian Kerja

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Membuat RAB

Kasubag TU

Meneliti RAB

Kepala
Puskesmas

Menyetujui/menandatangani Kepala
RAB

Puskesmas

Menyerahkan RAB

Kasubag TU

Pencairan Dana

Bendahara

1 hari

Pengeluaran
Jumlah

4 orang

36

1 hari

Pokok Akhir

: Pembukaan

Penanggung Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No. 3
No

Uraian Kerja

Pendaftaran/registrasi

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Staf Puskesmas

peserta
2

Laporan panitia

Kasubag TU

Sambutan dan membuka

Kepala

acara penyeliaan fasilitatif

Puskesmas

Penjelasan jadwal dan

Kasubag TU

1 hari

materi kegiatan
5

Menyediakan konsumsi

Staf TU

500.000,-

rapat
Jumlah

4 orang

37

1 hari

500.000,-

Pokok Akhir

: Bimbingan Teknis (Teori)

Penanggung Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No. 4
No

Uraian Kerja

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Melaksanakan Pretest

Kasubag TU

Membagikan

Staf TU

bahan/modul/handout dan
ATK kegiatan
3

Menyampaikan materi

Kepala

kegiatan

Puskesmas

Menyediakan konsumsi

Staf TU

Memfasilitasi kegiatan

Staf TU

1.000.000,1 hari

penyeliaan fasilitatif
Jumlah

3 orang

38

1 hari

1.000.000,-

Pokok Akhir

: Bimbingan Teknis (Praktik)

Penanggung Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No. 5
No

Uraian Kerja

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Penjelasan tentang Praktik

Kepala

Penyuluhan Kelompok dan

Puskesmas

Pembuatan Media
Sederhana
2

Menyiapkan alat dan bahan Kasubag TU

1 hari

500.000,-

praktik
3

Membimbing Praktik

Kepala

Penyuluhan dan

Puskesmas

Pembuatan Media Promkes


Sederhana
4

Menyediakan konsumsi

Jumlah

Kasubag TU

3 orang

39

750.000,-

1 hari

1.250.000,-

Pokok Akhir

: Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

Penanggung Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No.6
No

Uraian Kerja

Membuat Rencana Tindak

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Kasubag TU

Lanjut Pasca Pelaksanaan


Penyeliaan Fasilitatif
2

Melaksanakan posttest

Kasubag TU

Mengumumkan hasil

Staf Puskesmas

1 hari

postest
4

Menyampaikan hasil

Kasubag TU

posttest ke Kepala
Puskesmas
Jumlah

2 orang

40

1 hari

Pokok Akhir

: Penutupan

Penanggung Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No. 7

No

Uraian Kerja

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Laporan panitia

Kasubag TU

Pengarahan dan menutup

Kepala

kegiatan

Puskesmas

Penjelasan dari panitia

Kasubag TU

1 hari
4

Menyediakan konsumsi

Staf Subag

1.500.000,-

Kepegawaian
5

Menyelesaikan

Bendahara

administrasi pencatatan

Pengeluaran

dan pelaporan
Jumlah

4 orang

41

1 hari

1.500.000,-

Pokok Akhir

: Pemantauan

Penanggung Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No. 8
No

Uraian Kerja

Mengamati pelaksanaan

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Kasubag TU

kegiatan
2

Mencatat hasil pengamatan

Staf TU

Memantau pelaksanaan

Kepala

penyeliaan fasilitatif dan

Puskesmas

rencana tindak lanjut


4

Mendata dan

1 hari

Staf TU

mengumpulkan hasil
pemantauan
5

Merekap dan

Staf TU

mendokumentasikan hasil
pemantauan
Jumlah

3 orang

42

1 hari

Pokok Akhir

: Penilaian

Pengganggu Gugat : Kasubag TU


Paket Kerja No.9
No

Uraian Kerja

Mempelajari dan meneliti

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Kasubag TU

hasil pemantauan
2

Mengidentifikasi masalah

Kasubag TU

Mendokumentasikan hasil

Kasubag TU

penilaian
4

1 hari

Menilai keberhasilan

Kepala

program dan hasil

Puskesmas

pemantauan
Jumlah

2 orang

43

1 hari

Pokok Akhir

: Pelaporan

Penanggung Gugat : Kepala Puskesmas


Paket Kerja No. 10
No

Uraian Kerja

Penanggung

Waktu

Biaya

Jawab

(hari)

(Rp)

Menyiapkan bahan laporan

Staf Puskesmas

Menyusun konsep laporan

Kasubag TU

Mengetik konsep laporan

Staf TU

Mengetik laporan

Staf TU

Memaraf laporan

Kasubag TU

Menandatangani laporan

Kepala

1 hari

Puskesmas
7

Menggandakan laporan

Staf Puskesmas

Membubuhkan cap stempel

Staf Subag TU

1 hari

50.000,-

1 hari

50.000,-

pada laporan dan memberi


nomor
9

Menyampaikan laporan ke

Kasubag TU

Kepala Dinas Kesehatan.


UP. Bidang Promkes
Jumlah

4 orang

44

REKAPITULASI DAN BIAYA


No

Pokok Akhir

Biaya

Pembentukan Tim

Rp. 310.000,-

Pembuatan RAB dan pencairan dana

Pemanggilan peserta dan penyiapan tempat

Rp. 500.000,-

Pembukaan

Rp. 1.000.000,-

Bimbingan Teknis (Teori)

Rp. 1.250.000,-

Bimbingan Teknis (praktik)

Evaluasi

Penutupan

Pemantauan

10

Penilaian

11

Pelaporan

Rp. 50.000,-

Rp. 1.500.000,-

JUMLAH

Rp. 4.610.000,-

45

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarakan uraian diatas Kertas Kerja Perorangan dengan judul Rencana Kerja
Peningkatan Kinerja Penyuluhan Kesehatan dan Kampanye Kesehatan pada
Puskesmas Salam Babaris Diklatpim IV Angkatan II Kabupaten Tapin Tahun 2013,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Permasalahan utama pada Kertas Kerja Perseorangan ini adalah Belum Optimalnya
Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan dan Kampanye Kesehatan pada Puskesmas
Salam Babaris.
2. Penyebab masalah belum optimalnya pelaksanaan penyuluhan dan kampenye
kesehatan

adalah

Kurangnya

Kompetensi

Petugas/Tenaga

Penyuluh

Kesehatan/Promosi Kesehatan, dan yang menjadi penyebab masalah spesifik adalah


Kurangnya Pengetahuan Tenaga Penyuluh Kesehatan.
3. Alternatif pemecahan masalah belum optimalnya pelaksanaan penyuluhan dan
kampanye kesehatan adalah Melaksanakan Kegiatan Penyeliaan Fasilitatif bagi
Petugas/Tenaga Penyuluh Kesehatan Puskesmas.

46

DAFTAR PUSTAKA
Presiden Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia tentang
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1114/Menkes/SK/VIII/2005 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
Daerah, Jakarta.
Bupati Tapin, 2008, Peraturan Bupati Tapin Nomor 08 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Unsur-Unsur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, Rantau.
Bupati Tapin, 2008, Peraturan Daerah Bupati Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin,
Rantau.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, 2009, Profil Kesaehatan Kabupaten Tapin 2009,
Rantau.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, 2008, Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapin Tahun 2008, Rantau.
Lembaga

Administrasi

Negara,

2008,

Modul

Pendidikan

dan

Pelatihan

dan

Pelatihan

Kepemimpinan Tingkat IV, Pola Kedrja Terpadu, Jakarta.


Lembaga

Administrasi

Negara,

2008,

Modul

Pendidikan

Kepemimpinan Tingkat IV, Kertas Kerja Kelompok (KKK) dan Kertas Kerja
Angkatan (KKA), Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2008, Modul Pendidikan dan Pelatihan Kemimpinan
Tingkat IV, Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan (PMPK), Jakarta.

47

catatan :
1. Beri nomor pada tabel tabel
2. Gunakan teknik analisis CBA pada pemilihan kegiatan alternatif (hal 34)
3. perhatikan aturan penomoran halaman : dikanan atas, pada Bab ditengan
bawah
4. Pada Paket Kerja : uraian kerja diawali dgn Me...
5. Paket Kerja : tampilkan waktu penyelesaian ( contoh PK 1 hal 37)

48

Anda mungkin juga menyukai