Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 1.

Materi pembelajaran
BAHAN AJAR

Sekolah : SMK Indonesia


Mata Pelajaran: Perawatan dan Perbaikan Peralatan Audio dan
Video ( C3)
Kelas/Semester : XI/I
Materi Pokok : Teknik Keselamatan Kerja dalam Bidang
Pekerjaan Audio dan Video
Alokasi Waktu : 1 JP (50 menit)

A. Tujuan Pembelajaran:
1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu menjelaskan
pengertian teknik keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video dengan
mengerjakan soal terkait di LP3 minimal nilai sama dengan KKM.
2) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu mengklasifikasi
peralatan keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video dengan
mengerjakan soal terkait LP3 minimal nilai sama dengan KKM.
b. Proses
Siswa diharapkan mampu menjelaskan langkah - langkah penggunaan peralatan
keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video dengan mengerjakan evaluasi
yang terkait dengan LP 4 minimal nilai sama dengan KKM.
2. Keterampilan:
Dengan menggunakan komputer siswa dapat mendemonstrasikan penggunaan peralatan
keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video sesuai rincian tugas kinerja di LP 5
minimal nilai sama dengan KKM.

B. Kompetensi Dasar
3.3. Menerapkan teknik keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video
4.3. Menggunakan alat keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1. Pengetahuan
a. Produk
3.3.1. Menjelaskan pengertian teknik keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio
video
3.3.2. Mengklasifikasikan peralatan keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio
video
b. Proses
3.3.3. Mengklasifikasikan peralatan keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio
video
2. Keterampilan
Mendemonstrasikan penggunaan peralatan keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan
audio video

D. Uraian Materi Ajar


Penggalan Materi 1
1. Pengertian teknik keselamatan kerja
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan
serta produksinya. Bila semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya kerja terkendali
dan memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi
lingkungan kerja yang aman, sehat dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya
akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.
Penerapan K3 selain dapat meningkatkan produktivitas juga dapat meningkatkan citra baik
perusahaan, menekan biaya kompensasi akibat kecelakaan yang besarnya dapat
membebani untuk kemajuan perusahaan.
Tujuan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) adalah sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya kecelakaan di workshop
b. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan
c. Mencegah atau mengurangi kematian
d. Mencegah atau mengurangi cacad tetap
e. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja,
instalasi dan sebagainya
f. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga dan menjamin kehidupan
produktifitas
g. Mencegah pemborosan peralatan kerja.
Tindakan-tindakan pencegahan di laboratorium ataupun tempat kerja bidang
elektronika /listrik merupakan hal yang penting karena potensi-potensi bahaya yang ada di
dalamnya. Jika arus listrik 0,1 Ampere atau lebih mengalir melalui kepala atau dada bagian
atas, risiko kematian hampir pasti, dan terbukti fatal pada penderita gangguan koroner.
Arus listrik yang mengalir melalui tubuh dipengaruhi oleh resistansi tubuh, resistansi
antara tubuh dengan lantai, dan tegangan sumber. Jika kulit basah, maka jantung akan
lemah dan kontak antara tubuh dengan lantai menjadi besar dan langsung, sehingga
tegangan sebesar 40 Volt dapat berisiko fatal. Oleh karena itu, hindari mengambil risiko
dengan tegangan “rendah” sekalipun. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya luka-luka tersebut termasuk risiko akibat sengatan listrik.
Perusahaan perlu memiliki nomor telepon darurat yang dapat dihubungi untuk memberikan
arahan keselamatan, konsultasi dengan pekerja atau teknisi laboratorium. Pencegahan
dapat dilakukan antara lain di bawah ini:
1) Pengendalian bahaya listrik dari sentuhan langsung :
a) Mengisolasi bagian aktif, menggunakan kabel yang sesuai dengan operasi, bahan,
beban.
b) Menutup bagian-bagian yang betegangan mematikan.
c) Peralatan yang mempunyai tegangan tinggi diberi rintangan untuk mencegah bahaya
arus kejut.
d) Peralatan yang mempunyai tegangan tinggi satu sama lain harus diberi jarak aman
untuk mencegah terkena arus kejut.
e) Menggunakan pelindung diri.
f) Memasang grounding pada peralatan listrik.
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan dampak buruk pada peralatan kerja
ataupun fisik pekerja, hal-hal yang kemungkinan ditimbulkan antara lain di bawah :
a) Pekerja terkejut akibat sengatan listrik, pekerja dapat menimbulkan respon tak
terduga dengan melemparkan alat kerja.
b) Pesawat televisi model CRT menggunakan tegangan tinggi untuk anoda hingga orde
kilo Volt, mekipun arusnya kecil sengatan tegangan ini cukup mengejutkan dan
menyakitkan.
c) Akibat sengatan listrik dapat menimbulkan dampak pada pekerja yaitu gagal jantung,
gangguan pernafasan, kerusakan sel tubuh akibat energy listrik yang mengalir di
dalam tubuh, terbakar akibat efek panas listrik, sakit dan kontraksi pada otot,
kesemutan, bahan tidak sadarkan diri/pingsan.
2) Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja. Dalam upaya pencapaian optimalisasi produktivitas
kerja melalui kesalamatan kerja, ditinjau dari kesadaran pemakaian alat pelindung diri
dalam pekerjaan audio video masih perlu ditingkatkan.

2. Klasifikasi peralatan keselamatan kerja dalam bidang pekerjaan audio video


a. Safety Helmet

Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
b. Safety Belt

Berfungsi sebagai pelindung diri ketika bekerja bekerja/berada di atas ketinggian.

c. Safety Shoes

Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia dan juga melindungi dari sengatan arus listrik karena
hubung singkat.
d. Sarung tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
e. Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
f. Kaca mata pengaman (safety glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).


g. Penutup telinga (Ear plug)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

h. Alat pemadaman api

Alat pemadam api ringan adalah alat yang ringan dan mudah digunakan oleh satu orang
untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran (tahap dini atau awal). Alat pemadam
api ringan dapat pula diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk memadamkan api,
seringkali pada kondisi darurat dan terdiri dari wadah bertekanan dengan bahan kimia yang
dapat memadamkan api.

Penggalan Materi 2
Langkah-langkah mendemonstrasikan penggunaan peralatan keselamatan kerja dalam
bidang pekerjaan audio video
A. Alat dan Bahan
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Safety shoes
4. Pemadam api/kebakaran
B. Langkah-langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk pratikum
2. Gunakan sarung tangan pada saat pratikum, misalnya saat melakukan pelarutan PCB
menggunakan zat kimia yaitu Ferric Clorida (FECL3), agar kulit terhindar dari krusakan
dan menahan peresapan bahan kimia kedalam tubuh.
3. Pada saat pelarutan PCB sebaiknya juga menggunakan masker, yang dipasang untuk
menutup mulut. Masker berguna untuk melindungi pernafasan dan paru-paru dari zat
kimia pada saat melakukan pelarutan PCB.
4. Pada saat melakukan pratikum sebaiknya selalu menggunakan safety shoes (sepatu),
supaya mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat,
benda panas, cairan kimia dan juga melindungi dari sengatan arus listrik karena hubung
singkat.
5. Pemadam api/kebakaran
Berfungsi memadamkan api pada ketika terjadi kebakaran.
Cara menggunakan alat pemadan api/ kebakaran :
a. Tarik pin pengaman yang berbentuk seperti kunci pada bagian alat pemadam
kebakaran
b. Peganglah tabung dan arahkan selang pada titik api.
c. Tekan tuas pegangan/ katup yang biasa terletak di atas tabung, untuk mengeluarkan
isi tabung
d. Semprotkan pada titik api dari sisi ke sisi dengan gerakan seperti menyapu.
Semprotkan ke sumber api bukan ke

Penggalan Materi 3
Siswa disuruh mempraktekkan sesuai dengan urutan langkah kerja

E. Rujukan
Rugianto. 2016. Teknik Kerja Bengkel. Penerbit : Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan

Anda mungkin juga menyukai