56
57
e. Sistem perpipaan
Pipa-pipa harus dipasang secara efektif supaya mudah menghantarkan fluida
proses atau utilitas tanpa adanya kehilangan energi atau massa, dalam waktu
yang tepat. Pipa-pipa tersebut juga harus diletakkan di tempat yang terjangkau
dan aman sehingga mudah diperbaiki dan dipasang. Untuk pipa yang dilalui
fluida panas harus diberi isolasi (berupa sabut atau asbes) dan diberi
sambungan yang dapat memberikan fleksibilitas seperti (U–bed), tee, juga
pemilihan valve yang sesuai untuk menghindarkan peledakan yang
diakibatkan oleh pemuaian pipa.
f. Sistem kelistrikan
Penerangan di dalam ruangan harus cukup baik dan tidak menyilaukan agar
para pekerja dapat bekerja dengan baik dan nyaman. Setiap peralatan yang
dioperasikan secara elektris harus dilengkapi dengan pemutusan arus
(sekering) otomatis serta dihubungkan dengan tanah (ground) dalam bentuk
arde, untuk menjaga apabila sewaktu-waktu terjadi hubungan singkat.
Pemeriksaan peralatan listrik secara teratur perlu dilakukan.
g. Karyawan
Seluruh karyawan dan pekerja, terutama yang menangani unit-unit vital,
hendaknya diberi pengetahuan dan pelatihan khusus dalam bidang masing-
masing, juga dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja secara umum.
Disamping itu pihak pabrik harus gencar memberikan penyuluhan tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
1. Alat Pelindung
Kepala Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda
tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh
radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia dan suhu yang ekstrim. Jenis
alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau
tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.
2. Alat Pelindung Mata dan Muka
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan
partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-
benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik,
pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. Jenis
alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman, goggles,
tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka dan kacamata
pengaman dalam kesatuan (full face masker).
3. Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
alat pendengaran terhadap kebisingan atautekanan. Jenis alat pelindung telinga
terdiri dari sumbat telinga (ear plug) yang digunakan di daerah bising dengan
tingkat kebisingan sampai dengan 95 dB, dan penutup telinga (ear muff)yang
digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih dari 95 dB.
4. Alat Pelindung
Pernafasan Beserta Perlengkapannya Alat pelindung pernapasan beserta
perlengkapannya adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau
menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa
debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/fume, dan sebagainya. Jenis alat
pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker, respirator,
katrit, canister filter, Re-breather, Airline respirator, Continues Air Supply
Machine (Air Hose Mask Respirator), tangki selam dan regulator (Self-
61
dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai
dasar. Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh
(harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat
penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh
bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.
9. Pelampung
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau
dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur
keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam
(negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air. Jenis
pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan (life
vest), rompi pengatur keterapungan (bouyancy control device).
Pelindung mata
(menggunakan kacamata
yang tahan pecahan yang
dilengkapi dengan pelindung
wajah, menyediakan kran air
pencuci mata untuk keadaan
darurat)
Pakaianpelindung
(menggunakan pakaian
pelindung tahan bahan kimia
yang sesuai)
Sarung tangan
(menggunakan sarung tangan
karet/ yang tahan bahan
kimia)
Sepatu (menggunakan sepatu
tahan bahan kimia yang
sesuai)
8. Bahan Baku Urea Mudah terbakar Menyediakan peralatan
Korosif penyedot udara (sistem
Bau menyengat ventilasi proses tertutup)
Toksik bagi Air respirator tahan bahan
kehidupan kimia yang lengkap
(pelindung wajah penuh dan
selongsong untuk uap
organik)
Pelindung mata
(menggunakan kacamata
yang tahan pecahan yang
dilengkapidengan pelindung
wajah, menyediakan kran air
pencuci mata untuk keadaan
darurat)
Pakaian pelindung
(menggunakan pakaian
67
1 Limbah cair - Air domestik yang berasal Air buangan ini di tampung kemudian
dari toilet dan air diolah didalam Instalasi Pengolahan Air
perkantoran Limbah (IPAL) dengan metode filtrasi,
- Blow down cooling tower terkecuali oli bekas yang akan
ditampung didalam penampungan yang
selanjutnya dikirim kebadan yang
berwenang
2 Limbah padat Berupa padatan tersaring Limbah padat ditampung dalam suatu
yang berasal dari filter bak penampung kemudian dijual sebagai
produk samping industri lain
3 Limbah gas Berasal dari absorber yang Dengan metode flare stack
berupa CO2
Pengolahan limbah cair berupa oli dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang
oli bekas menjadi pelumas dasar. Pengolahan ini dilakukan oleh perusaahaan
pengolah oli bekas. Sehingga pada pabrik urea formaldehyde, oli bekas yang telah
digunakan untuk mesin pabrik ditampung pada tempat khusus. Oli bekas harus
ditampung pada tempat khusus dan terhindar dari kotoran lainnya sebab oli ini
akan didaur ulang. Tercampurnya oli bekas dengan sampah lain akan menurunkan
kualitasnya dan meningkatkannya biaya untuk proses pemurniannya. Alat
penampung oli harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap karat dan tertutup
rapat serta diberi label yang jelas. Dalam jangka waktu tertentu oli bekas ini dapat
dijual ke para pengumpul oli bekas yang selanjutnya akan dikirim ke perusahaan
pengolah oli.
2. Membuat peraturan tata cara dengan pengawasan yang baik dan member
sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin.
3. Membekali karyawan dengan keterampilan menggunakan peralatan secara
benar dan cara-cara mengatasi kecelakaan kerja.
Untuk mencapai keselamatankerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai
disiplin bagi para karyawan yaitu:
1. Mengikuti pedoman-pedoman yang sesuai dalam bertugas.
2. Mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang ada.
3. Memiliki keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan
peralatan yang ada.
4. Melaporkan dengan segera setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan
pada atasan.
5. Mengingatkan antara karyawan akan perbuatan yang dapat menimbulkan
bahaya.
6. Mengontrol secara periodic terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas
maintenance.
Fungsi flare Stack adalah alat untuk membakar gas yang tidak diperlukan atau gas
sisa dari hasil penyulingan minyak atau alkohol dan sebagai antisipasi keadaan
emergensi jika ada ada kebocoran atau shutdown, maka gas akan otomatis
terbuang dan terbakar di flare stack. Gas flare digunakan untuk menghilangkan
limbah gas yang mana tidak mungkin untuk digunakan atau di angkut. Digunakan
juga untuk system keamanan gas dan pembebasannya menggunakan pressure
relief valve ketika dibutuhkan untuk menurunkan tekanan dalam peralatan.
Menurut Amirsyam, dkk (2018) Flare stake digunakan untuk membakar gas
yang mudah terbakar agar meminimalisir pencemaran lingkungan. Setelah
melewati absorber gas akan memasuki flare stack. Gas yang masuk kedalam flare
stack terakhir dari suatu proses pengolahan cairan pada sektor upstream dimana
semua gas yang telah dipisahkan akan dialirkan ke flare stack tersebut untuk dibakar.
Menurut Kepmen Kementerian Lingkungan Hidup No.5 (2016), Baku mutu
emisi ditetapkan untuk pencemaran yaitu NO2 (Nitrogen oksida), SO2 (Sulfur
oksida), hidrokarbon non-metana dan, partikulat.
Dibawah ini merupakan Baku mutu limbah gas pabrik;
Tabel 4.3 Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Emisi cerobong Parameter Baku mutu emisi Satuan
Kepekatan asap 20 %
Limbah buangan maintenance ini berasal dari sisa proses produksi berupa
bahan-bahan sisa dari proses yang tidak dipergunakan seperti air pencucian alat
produksi.
Limbah sanitasi merupakan pembuangan air yang berasal dari kantin,
mushola, keperluan kantor dan pabrik lainnya seperti pencucian, air masak dan
lain-lain (Metcalf dan Eddy, 2003). Penanganan limbah ini tidak memerlukan
penanganan khusus karena seperti limbah rumah tangga dan lainnya, air buangan
78
Pada pengolahan limbah cair, semua limbah cair yang berasal dari
limbah domestik diolah didalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
kecuali oli bekas yang akan ditampung di dalam penampungan yang
selanjutnya dikirim ke badan yang berwenang. Limbah dari berbagai sumber
sebelum masuk ke IPAL dilewatkan melalui bak ekualisasi untuk
menyamakan beban dalam pengolahan dengan jalan melakukan pengadukan
pada limbah sehingga menjadi homogen, dari bak ekualisasi limbah masuk ke
bak netralisasi untuk menetralkan pH, karena pH yang netral selain tidak
mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah proses
pengendapan pada bak sedimentasi. Penetralan pH dilakukan dengan jalan
penambahan Na2CO3/H2SO4, setelah netral limbah dialirkan ke bak
sedimentasi untuk mengendapkan kandungan solid yang terdapat di dalamnya
dengan bantuan koagulan. Dari bak sedimentasi selanjutnya dilakukan
penyaringan dengan menggunakan media penyaring berbutir seperti kerikil,
pasir, dan juga ditambahkan karbon aktif untuk menghilangkan bau. Limbah
setelah melalui proses filtrasi dimasukkan ke dalam bak Bio Control yang
bertujuan untuk menguji apakah limbah tersebut sudah benar–benar tidak
mencemari lingkungan, pengujian dilakukan dengan memasukkan ikan ke
dalam bak Bio Control, bila ikan tersebut tetap hidup normal maka proses
pengolahan air limbah dapat dikatakan sudah berhasil dan air yang dihasilkan
selanjutnya akan dibuang ke badan penerima air baik di selokan, ataupun
dilaut.
Bak Netralisasi
Padatan
Drying Bed Bak Sedimentasi
Cairan
Filtrasi
Bak Bio