Anda di halaman 1dari 9

Makalah

“Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan”


Dosen pengampu: Mega Silfia Dewy, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Erwinsius Simamora – 5233131030

Kelas B
Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan 2023
Daftar isi

Bab I Pendahuluan...................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................

BAB II Pembahasan.................................................................

2.1 Apa itu pekerjaan dalam bertegangan.....................................................

2.2 Bagaimana pekerjaan bertegangan dilakukan.........................................

2.3 APD yang digunakan pada kondisi bertegangan ...................................

2.4 Resiko......................................................................................................

BAB III Penutup.......................................................................

3.1 Kesimpulan.............................................................................................

3.2 Saran........................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pekerjaan dalam bertegangan adalah pekerjaan yang dilakukan dalam kondisi
bertegangan, sehingga diperlukan pengalaman dan orang khusus dalam pekerjaan ini,
dikarenakan sangat berisiko pad akeselamatan apabila ada kelalaian dalam pekerjaan ini.
Orang yang dapat melakukan pekerjaan ini biasanya orang yang sudah mendapatkan
sertifikasi Resmi dari pelatihan yang sudah dia lakukan dan di anggap layak bekerja didalam
kondisi bertegangan

1.2 Rumusan Masalah


Ada beberapa Rumusan masalah yang dihadapi jika melakukan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut;
1.Apa strategi yang digunakan supaya aman?
2. Siapa yang dapat melakukan pekerjaan ini?
3. APD seperti apa yang digunakan
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan yang penulisan dalam makalah ini adalah
- Untuk mengetahui apa itu bekerja dalam tegangan
- Memberikan wawasan tentang pekerjaan berbahaya ini
- Kenapa dilakukan secara bertegangan ?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Bekerja dalam tegangan
Pekerjaan bertegangan dalam bidang kelistrikan adalah jenis pekerjaan yang melibatkan tugas
dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam situasi di mana ada tegangan listrik tinggi atau potensial
bahaya listrik yang signifikan. Dalam konteks kelistrikan, pekerjaan bertegangan dapat mencakup
berbagai aspek, termasuk instalasi, pemeliharaan, dan perbaikan peralatan listrik yang dapat berpotensi
berbahaya jika tidak dijalankan dengan benar.
Biasanya pekerjaan ini dilakukan pada kabel saluran udara bertegangan tinggi, yang dilakukan
pemeliharaan pada kabel sutet secara berkala, sehingga diperlukan prosedur yang cukup banyak agar
terhindar dari kecelakan kerja.

2.2 Bagaimana pekerjaan dalam bertegangan dilakukan

ekerjaan dalam bertegangan dalam bidang kelistrikan adalah tugas yang memerlukan
pemahaman mendalam tentang keselamatan listrik dan pelatihan khusus. Melakukan pekerjaan
bertegangan dengan benar adalah kunci untuk menghindari bahaya serius yang berkaitan dengan
potensial listrik tinggi. Berikut adalah langkah-langkah umum yang harus diikuti dalam
melakukan pekerjaan bertegangan di bidang kelistrikan:

1. Evaluasi Risiko:
o Sebelum memulai pekerjaan, identifikasi potensi risiko dan bahaya terkait dengan
pekerjaan yang akan Anda lakukan. Pertimbangkan tegangan listrik, jenis peralatan, dan
lingkungan kerja.

2. Rencana Kerja:
o Buat rencana kerja yang mencakup langkah-langkah yang akan diambil, alat dan
peralatan yang diperlukan, serta tindakan keselamatan yang harus diterapkan.
o Pastikan Anda memahami skop pekerjaan dan tujuan dari tugas yang akan dilakukan.

3. Perlindungan Pribadi:
o Kenakan peralatan perlindungan pribadi (PPE) yang sesuai, seperti helm, pelindung
wajah, sarung tangan, pakaian pelindung, sepatu pelindung, dan pelindung
pendengaran.

4. Isolasi Listrik:
o Pastikan bahwa sumber daya listrik telah diisolasi dengan benar. Matikan peralatan dan
sumber daya listrik, dan pastikan tidak ada tegangan yang tersisa.

5. Pengamatan dan Identifikasi Bahaya Tambahan:

o Sebelum melakukan pekerjaan, identifikasi bahaya tambahan seperti bahan berbahaya


atau kondisi kerja yang mungkin mempengaruhi keselamatan.
6. Pelatihan dan Kualifikasi:

o Pastikan bahwa pekerja yang akan melakukan pekerjaan bertegangan telah menerima
pelatihan dan memiliki kualifikasi yang sesuai untuk tugas tersebut.
o Kualifikasi seringkali melibatkan sertifikat atau lisensi khusus.

7. Prosedur Pengamanan:

o Gunakan prosedur pengamanan yang telah ditentukan. Ini mungkin termasuk


penggunaan peralatan pelindung, prosedur isolasi, dan langkah-langkah lain yang
dijelaskan dalam rencana kerja.

8. Pekerjaan yang Teliti:

o Saat melakukan pekerjaan bertegangan, kerjakan dengan hati-hati, perhatikan detail,


dan hindari gangguan yang dapat menyebabkan kegagalan tugas.

9. Komunikasi:

o Pastikan ada komunikasi yang baik antara semua anggota tim yang terlibat dalam
pekerjaan bertegangan.
o Gunakan kode komunikasi yang jelas untuk memberi peringatan dan instruksi saat
diperlukan.

10. Pengujian dan Verifikasi:

o Setelah pekerjaan selesai, lakukan pengujian dan verifikasi yang diperlukan untuk
memastikan bahwa peralatan listrik berfungsi dengan baik dan aman.

Orang yang dapat bekerja dibidang ini

Orang yang dapat bekerja di bidang kelistrikan bertegangan tinggi (biasa disingkat menjadi
Sutet, yang merupakan singkatan dari "Sumber Utama Tenaga Listrik") biasanya adalah teknisi,
insinyur, atau pekerja yang telah menerima pelatihan dan kualifikasi khusus dalam pekerjaan
bertegangan tinggi. Mereka harus memahami prinsip-prinsip dasar kelistrikan, keselamatan
listrik, dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan dalam kondisi bertegangan. Berikut adalah
beberapa tipe pekerja yang sering terlibat dalam pekerjaan bertegangan tinggi atau Sutet:

a) Teknisi Kelistrikan: Teknisi kelistrikan adalah pekerja yang melakukan perawatan,


perbaikan, dan instalasi peralatan listrik dan jaringan listrik. Mereka perlu memiliki
pengetahuan tentang berbagai aspek listrik, termasuk peralatan bertegangan tinggi.
b) Teknisi Lineman: Lineman adalah pekerja yang bertanggung jawab untuk memelihara
dan memperbaiki jaringan listrik bertegangan tinggi, seperti tiang listrik, kabel, dan
transformator. Mereka juga sering terlibat dalam instalasi jaringan baru.
c) Elektrikus: Elektrikus adalah pekerja yang menginstal, memelihara, dan memperbaiki
peralatan listrik. Mereka dapat bekerja di berbagai lingkungan, termasuk rumah, gedung
komersial, atau fasilitas industri.
d) Insinyur Listrik: Insinyur listrik adalah profesional yang merancang, mengembangkan,
dan mengelola sistem listrik. Mereka harus memahami prinsip-prinsip listrik tinggi, serta
merancang jaringan listrik yang efisien dan aman.
e) Teknisi Keselamatan Listrik: Teknisi keselamatan listrik memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang prinsip-prinsip keselamatan listrik dan peraturan yang berkaitan
dengan pekerjaan bertegangan tinggi. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan
keselamatan pekerja selama pekerjaan bertegangan.
f) Operator Pembangkit Listrik: Operator pembangkit listrik adalah pekerja yang
mengoperasikan dan memantau pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik berbahan
bakar fosil, nuklir, atau energi terbarukan. Mereka harus memahami tegangan tinggi dan
keamanan operasionalnya

2.3 APD yang digunakan pada saat pekerja bertegangan

Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan dalam kondisi bertegangan atau ketika
bekerja dengan listrik berpotensi tinggi harus dirancang khusus untuk melindungi pekerja dari
bahaya listrik. APD tersebut meliputi:

1. Sarung Tangan Listrik:


o Sarung tangan listrik adalah APD yang digunakan untuk melindungi tangan dan
lengan dari kontak langsung dengan arus listrik. Mereka biasanya terbuat dari
bahan isolasi seperti karet dan memiliki sertifikasi untuk berbagai tingkat
tegangan dan penggunaan tertentu.
2. Helm dengan Pelindung Wajah:
o Helm dengan pelindung wajah adalah penting untuk melindungi kepala dan wajah
dari percikan listrik atau kejutan listrik. Pelindung wajah dapat melindungi mata
dan wajah dari serpihan dan percikan yang mungkin terjadi selama pekerjaan.
3. Pakaian Pelindung Listrik:
o Pakaian pelindung listrik dapat melindungi tubuh dari kontak langsung dengan
tegangan tinggi. Mereka sering terbuat dari bahan yang tahan terhadap api dan
bahan isolasi.
4. Sepatu Pelindung Listrik:
o Sepatu pelindung listrik memiliki sol dan bagian atas yang dirancang untuk
melindungi kaki dan kaki dari bahaya listrik. Mereka memiliki sol yang tahan
terhadap listrik dan perlindungan di daerah kaki yang penting.
5. Pelindung Pendengaran:
o Ketika bekerja dengan peralatan listrik yang menghasilkan suara keras, pelindung
pendengaran, seperti penutup telinga, dapat digunakan untuk melindungi
pendengaran dari kerusakan akibat kebisingan.
6. Alat Uji Tegangan dan Pengaman:
o Selain APD pribadi, alat uji tegangan dan peralatan pengaman seperti pengunci
sirkuit dan sakelar isolasi digunakan untuk memastikan bahwa peralatan listrik
dalam kondisi bertegangan diamankan dan tidak menyebabkan kejutan listrik tak
terduga.
7. Pengaman Serbaguna:
o Pengaman serbaguna seperti pelindung wajah, kacamata pelindung, dan penutup
kepala bisa digunakan tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. Mereka
membantu melindungi bagian tubuh yang rentan terhadap bahaya listrik.

2.4 Faktor dan Resiko kecelakaan pada Kondisi bertegangan

Pekerjaan bertegangan dalam bidang kelistrikan memiliki berbagai faktor dan risiko yang
dapat menyebabkan kecelakaan serius. Penting untuk memahami faktor-faktor ini untuk
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait. Berikut adalah beberapa faktor dan risiko
utama yang dapat menyebabkan kecelakaan dalam pekerjaan bertegangan:

1. Tegangan Listrik Tinggi:


o Tegangan listrik yang tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik dan cedera serius,
bahkan kematian, jika pekerja tidak berhati-hati.
o Faktor ini menjadi risiko utama dalam pekerjaan bertegangan, terutama jika tidak ada
isolasi dan pengamanan yang tepat.

2. Kontak Langsung dengan Kabel Listrik:


o Kontak langsung dengan kabel listrik yang beraliran dapat menyebabkan kejutan listrik
dan luka bakar.
o Kesalahan dalam mengenali dan menghindari kontak langsung dengan kabel adalah
risiko besar.

3. Percikan Listrik dan Busur Listrik:


o Percikan listrik dan busur listrik dapat terjadi saat melakukan pekerjaan pada peralatan
listrik yang berpotensi berbahaya.
o Busur listrik juga dapat menyebabkan kebakaran, yang dapat merugikan pekerja dan
lingkungan.

4. Peralatan Listrik Rusak atau Usang:


o Peralatan listrik yang rusak, usang, atau tidak terawat dapat mengakibatkan kegagalan
operasi dan potensi bahaya listrik.
o Penting untuk menjaga peralatan dalam kondisi baik dan menjalankan perawatan rutin.

5. Kurangnya Pelatihan dan Pengetahuan:


o Pekerja yang tidak memiliki pelatihan dan pengetahuan yang memadai tentang tugas
yang akan dilakukan dan prinsip keselamatan listrik dapat menjadi risiko serius.
o Pengetahuan tentang pengamanan, isolasi, dan peraturan keselamatan listrik sangat
penting.
6. Kekurangan Alat Pelindung Diri (APD):
o Ketidakmampuan menggunakan atau kurangnya alat pelindung diri (APD) yang sesuai
dapat meningkatkan risiko cedera.
o APD seperti sarung tangan listrik, helm, dan pakaian pelindung harus selalu digunakan.

7. Kondisi Lingkungan yang Ekstrim:


o Pekerjaan bertegangan seringkali melibatkan pekerjaan di lingkungan ekstrim seperti
cuaca buruk, cuaca panas, atau lingkungan berdebu.
o Faktor-faktor lingkungan ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

8. Kesalahan Manusia:
o Kesalahan manusia, seperti kelalaian, ketidakhati-hatian, dan kekurangan perhatian,
dapat menyebabkan kecelakaan serius.
o Kehati-hatian ekstra dan pematuhan dengan prosedur keselamatan sangat penting.

9. Kondisi Peralatan yang Tidak Terduga:


o Peralatan listrik dapat mengalami kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga, yang
dapat menyebabkan bahaya mendadak.
o Pemeliharaan terjadwal dan pemeriksaan berkala diperlukan untuk mencegah risiko ini.

10. Kebijakan dan Prosedur Keselamatan yang Tidak Terpenuhi:


o Kurangnya pemahaman atau pematuhan dengan kebijakan dan prosedur keselamatan
dalam organisasi dapat mengekspos pekerja pada risiko yang tidak perlu.
o Organisasi harus memastikan bahwa kebijakan keselamatan diikuti dan diterapkan.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan dalam pekerjaan bertegangan, pelatihan yang memadai,
pemeliharaan peralatan, penggunaan APD, dan pemahaman prosedur keselamatan listrik sangat
penting. Keselamatan pekerja harus selalu menjadi prioritas utama dalam pekerjaan bertegangan.

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN

Pada pembahasan kali ini merupakan pembahasan yang mengarahkan kita kedalam ruang
lingkup tegangan tinggi yang merupakan salah satu pekerjaan yang paling berat pada bidang
kelistrikan, sehingga dibutuhkan keterampilan untuk melakukan pekerjaan ini, tidak hanya itu
pekerja juga harus sudah memiliki pengalaman dan sertifikasi yang resmi agar bisa bekerja pada
bidang ini, dikarenakan tidak sembarangan untuk menanangi hal ini

3.2 Saran

Kepada seluruh pekerja yang ada dibidang ini diharapkan selalu hati-hati dalam bekerja
karena jika tidak akan mengalami akibat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Karena jika
seseorang terkena atau mengalami kecelakaan pada pekerjaan ini maka ada kemungkinan terjadi
kerusakan pada peralatan dan komponen listrik yang berakibat kerugian besar pada pihak PLN
dan diri sendiri yang sudah mengalami Luka cedera atau korban jiwa.

Maka dari itu Pihak PLN juga harus ikut serta mengawasi dan memberika pelatihan yang
cukup baik kepada pekerjanya guna mengingatkan dan mengulas kembali keamanan yang sudah
dipelajari sehingga dapat diingat saat bekerja.

DAFTAR PUSTAKA
https://temank3.com/alat-pelindung-diri-apd/

https://pdkb.id/apa-itu-pdkb-.html

Anda mungkin juga menyukai