Anda di halaman 1dari 11

Proteksi dan Grounding

Nama Kelompok : Lewis Perdinan Pasaribu


Bernard Simamora
Kelas : PTE B
Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
Dosen Pengampu : Mega Silfia Dewi

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang senantiasa berlimpah. Dalam kesempatan ini, kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang menjelaskan tentang Proteksi dan Grounding

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mega Silfia Dewy selaku dosen pengampu di
bidang studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Dalam mengakhiri kata pengantar ini, kami berharap dapat memotivasi pembaca untuk
lebih memahami dan mengimplementasikannya dalam menjelaskan Alat Proteksi dan
Grounding. Semoga informasi yang disampaikan dapat bermanfaat dan membantu kita semua
dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan diri sendiri serta orang lain. Terima kasih atas
perhatian dan kesempatan yang diberikan.

Medan, 26 September 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................…..
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................................................
B. Tujuan..........................................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................................
A. Pengertian Proteksi...................................................................................................................
B. Syarat-syarat Instalasi Listrik Pengaman Instalasi Rumah Tinggal.....................................
C. Sistem Pertahanan ( Grounding ).............................................................................................
D. Grounding Peralatan Kelistrikan.............................................................................................
E. Grounding Yang Efektif Untuk Mencegah Kebakaran..........................................................
F. Faktor Yang Mempengaruhi Tahanan Pentanahan...............................................................
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proteksi dan grounding adalah sistem yang penting dalam instalasi listrik untuk
melindungi peralatan dan manusia dari bahaya listrik, seperti tegangan, arus bocor, dan
petir.
Proteksi dan grounding juga membantu mencegah meluasnya gangguan dan
memperkecil bahaya bagi manusia.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Proteksi dan Grounding


2. Syarat-syarat yang harus diketahui untuk Instalasi Listrik Pengaman
Instalasi Rumah Tinggal
3. Untuk mengetahui Grounding apa aja yang efektik untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
4. Dan untuk mengetahui faktor tahanan pentanahan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Proteksi
Proteksi grounding mengacu pada langkah-langkah yang diambil untuk melindungi
sistem listrik dan peralatan dari bahaya yang disebabkan oleh tegangan, arus lebih, dan
hubungan singkat. Proteksi grounding meliputi penggunaan konduktor pembumian dan
proteksi konduktor yang terhubung ke tanah.

Pengertian proteksi grounding dapat mencakup beberapa aspek, antara lain:

1. Konduktor pembumian: Konduktor pembumian adalah konduktor yang digunakan


untuk menghubungkan sistem listrik ke tanah. Fungsinya adalah untuk mengalirkan
arus ke tanah jika terjadi hubung singkat atau tegangan. Konduktor pembumian
biasanya menggunakan warna loreng hijau-kuning untuk identifikasi.

2. Konduktor proteksi: Konduktor proteksi adalah konduktor yang digunakan untuk


melindungi peralatan dan pengguna dari bahaya yang disebabkan oleh gangguan
listrik. Proteksi konduktor harus memiliki luas penampang yang mampu menahan
arus gangguan prospektif dan memenuhi kondisi untuk memutus suplai otomatis yang
disyaratkan.

3. Pemasangan grounding: Pemasangan grounding melibatkan penanaman pipa logam


ke dalam tanah dan menghubungkannya dengan konduktor pembumian. Pemasangan
grounding harus memperhatikan kedalaman batang pemancangan logam elektroda,
jenis tanah, dan nilai penahan jenis tanah.

4. Fungsi proteksi grounding: Proteksi grounding memiliki fungsi utama untuk


melindungi sistem listrik dan peralatan dari bahaya seperti tegangan, arus lebih, dan
hubung singkat. Dengan grounding yang baik, risiko kejutan listrik, kerusakan
peralatan, dan bahaya bagi pengguna dapat diminimalisir.

Pengertian proteksi grounding dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, namun pada
dasarnya, proteksi grounding bertujuan untuk melindungi sistem listrik dan peralatan dari
bahaya yang disebabkan oleh gangguan listrik.
B. Syarat-syarat Instalasi Listrik Pengaman Instalasi Rumah Tinggal
Dalam melakukan instalasi listrik untuk rumah tinggal, memastikan terdapat beberapa
syarat yang perlu dipenuhi untuk pengamanan instalasi tersebut. Berikut adalah beberapa
syarat yang perlu diperhatikan:

1. Syarat Ekonomis : Pemasangan perangkat listrik pada hunian harus memenuhi syarat
ekonomis, artinya instalasi listrik dibuat sederhana sehingga biaya pemasangan dan
pemeliharaan yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
2. Syarat Keamanan : Syarat keamanan meliputi beberapa aspek, antara lain:

- Syarat Keamanan Kelangsungan Kerja : Instalasi listrik harus dirancang


dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik dan aman
dalam jangka waktu yang lama.

- Persyaratan Keamanan Terhadap Kebakaran : Instalasi listrik harus


memenuhi persyaratan keamanan terhadap risiko kebakaran, seperti
penggunaan kabel yang tahan api dan penggunaan perlengkapan proteksi
yang sesuai.

- Syarat Keamanan Terhadap Kontak Langsung : Instalasi listrik harus


melindungi pengguna dari risiko kontak langsung dengan komponen listrik
yang berpotensi membahayakan, seperti penggunaan saklar dan stop kontak
yang aman.
3. Syarat Teknis : Instalasi listrik harus memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan,
seperti pemilihan kabel yang sesuai, pemilihan peralatan listrik yang berkualitas, dan
menyediakan standar instalasi yang berlaku.
4. Syarat Lingkungan : Instalasi listrik harus memperhatikan faktor lingkungan, seperti
kondisi kelembaban, suhu, dan keadaan tanah. Pemasangan grounding yang baik juga
perlu diperhatikan untuk melindungi instalasi dari tegangan dan hubung singkat.
5. Syarat Hukum : Instalasi listrik harus mematuhi peraturan dan peraturan yang
berlaku, seperti Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, instalasi listrik rumah tinggal dapat berfungsi
dengan baik dan aman, serta melindungi penghuni rumah dari risiko kecelakaan atau
kerusakan yang disebabkan oleh instalasi listrik yang tidak memadai.
C. Sistem Pertahanan ( Grounding )
Sistem perlindungan atau grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk
mengamankan manusia dan peralatan dari bahaya tegangan atau arus abnormal. Sistem
ini menghubungkan sistem, badan peralatan, dan instalasi dengan bumi (tanah) untuk
meniadakan berbagai potensi dan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau
arus ke bumi.
Beberapa fungsi dari grounding adalah:
1. Keselamatan manusia : Grounding melindungi manusia dari sengatan listrik baik
dalam keadaan normal maupun tidak, seperti tegangan sentuh dan tegangan langkah.
2. Perlindungan peralatan : Grounding melindungi peralatan listrik dan elektronik dari
kerusakan akibat tegangan atau arus abnormal. Hal ini membantu menjaga peralatan
kerja dan mencegah kerusakan yang dapat terjadi.
3. Pencegahan kerusakan : Grounding membantu mencegah kerusakan pada peralatan
listrik dan elektronik akibat transien atau tegangan. Dengan mengalirkan energi
transien ke bumi, grounding dapat memperkecil kemungkinan terjadinya flashover
dan menjaga stabilitas tegangan.
4. Pengalihan energi petir : Grounding juga berfungsi untuk menyalurkan energi
serangan petir ke tanah, melindungi instalasi listrik dari kerusakan akibat petir.
5. Pengalihan energi RF : Grounding dapat mengalihkan energi RF liar dari peralatan-
peralatan seperti audio, video, kontrol, dan komputer, sehingga mengurangi gangguan
dan interferensi.
Pemasangan grounding dilakukan dengan menggunakan elektroda khusus yang ditanam di
dalam tanah, dan kabel grounding yang biasanya berwarna hijau atau kuning strip hijau.
Pemilihan jenis grounding yang tepat, seperti TN-S, TN-CS, TT, TN-C, atau IT, juga perlu
diperhatikan sesuai dengan standar yang berlaku.
Dengan adanya sistem perlindungan atau grounding yang baik, instalasi listrik dan
peralatan elektronik dapat beroperasi dengan aman dan terhindar dari risiko kecelakaan
atau kerusakan yang disebabkan oleh tegangan atau arus tidak normal.
D. Grounding Peralatan Kelistrikan
Peralatan grounding kelistrikan adalah komponen atau perangkat yang digunakan
dalam sistem grounding untuk menghubungkan peralatan listrik dengan sistem
grounding. Peralatan ini berperan penting dalam memastikan bahwa grounding berfungsi
dengan baik dan memberikan perlindungan yang efektif.
Beberapa peralatan grounding kelistrikan yang umum digunakan antara lain:
1. Grounding Rod : Grounding rod atau elektroda grounding adalah perangkat yang
ditanam di dalam tanah dan berfungsi sebagai titik kontak antara peralatan listrik
dengan tanah. Grounding rod biasanya terbuat dari bahan konduktif seperti tembaga
atau baja tahan karat.
2. Kabel Grounding : Kabel grounding digunakan untuk menghubungkan peralatan
listrik dengan grounding rod atau sistem grounding yang ada. Kabel grounding
biasanya terbuat dari bahan konduktif seperti tembaga atau aluminium dan memiliki
ciri khas warna hijau atau kuning strip hijau.
3. Grounding Clamp : Grounding Clamp atau klem grounding digunakan untuk
menghubungkan kabel grounding dengan peralatan listrik. Klem grounding biasanya
terbuat dari bahan konduktif dan dirancang untuk memberikan koneksi yang aman
dan kuat.
4. Grounding Busbar : Grounding busbar adalah strip logam yang digunakan untuk
menghubungkan beberapa kabel grounding dalam satu titik. Grounding busbar
biasanya terbuat dari bahan konduktif seperti tembaga dan digunakan untuk
penghubungan grounding dalam sistem yang kompleks.
5. Resistor Grounding : Resistor grounding digunakan dalam sistem grounding untuk
mengatur arus yang mengalir ke tanah. Resistor ini membantu mengontrol sisa arus
yang dialirkan ke tanah dan melindungi peralatan dari kerusakan akibat arus yang
terlalu tinggi.
Peralatan grounding kelistrikan harus dipilih dan dipasang dengan hati-hati sesuai dengan
standar dan peraturan yang berlaku. Penting untuk mengikuti petunjuk pemasangan yang
benar dan menggunakan peralatan yang berkualitas untuk memastikan grounding
berfungsi dengan baik dan memberikan perlindungan yang optimal.
Penting juga untuk memeriksa dan memelihara peralatan grounding kelistrikan secara
berkala untuk memastikan bahwa peralatan tersebut tetap dalam kondisi yang baik dan
berfungsi dengan baik. Jika terdapat kerusakan atau kegagalan pada peralatan grounding,
segera lakukan perbaikan atau penggantian untuk menjaga keamanan kelistrikan sistem.
E. Grounding Yang Efektif Untuk Mencegah Kebakaran
Grounding yang efektif sangat penting dalam mencegah kebakaran yang disebabkan
oleh masalah listrik. Berikut adalah beberapa jenis grounding yang efektif untuk
mencegah kebakaran:
1. Sistem Grounding : Sistem grounding adalah metode grounding yang melibatkan
penghubungan peralatan listrik dengan sistem grounding yang ada. Sistem grounding
yang baik akan mengalirkan arus sisa ke tanah dengan cepat dan efektif, menghindari
terjadinya tegangan yang dapat menyebabkan kebakaran.
2. Grounding Rod : Penggunaan grounding rod atau elektroda grounding yang tepat
juga penting dalam mencegah kebakaran. Grounding rod yang baik akan memastikan
bahwa arus sisa dialirkan dengan efisien ke tanah, menghindari terjadinya tegangan
yang dapat menyebabkan kebakaran.
3. Kabel Grounding : Kabel grounding yang berkualitas tinggi dan terpasang dengan
benar juga merupakan faktor penting dalam grounding yang efektif. Kabel grounding
yang baik akan memiliki konduktivitas yang tinggi dan mampu mengalirkan arus sisa
dengan cepat ke tanah, mencegah terjadinya kebakaran.
4. Klem Grounding : Penggunaan klem grounding yang baik dan terpasang dengan
benar juga penting dalam grounding yang efektif. Klem grounding yang kuat dan
memiliki kontak yang baik akan memastikan bahwa koneksi antara peralatan listrik
dan kabel grounding tetap aman dan efektif.
5. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Rutin : Selain itu, melakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan rutin terhadap peralatan grounding juga sangat penting. Pemeriksaan
rutin dapat mengidentifikasi kerusakan atau kegagalan pada peralatan grounding dan
memastikan bahwa grounding tetap berfungsi dengan baik untuk mencegah
kebakaran.
Penting untuk mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dalam pemasangan dan
pemeliharaan grounding. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang grounding yang
efektif untuk mencegah kebakaran, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli listrik
atau profesional terkait untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kebutuhan
Anda.
F. Faktor Yang Mempengaruhi Tahanan Pentanahan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pentanahan penahan. Berikut adalah
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pentanahan tahanan:

1. Resistivitas Tanah : Resistivitas tanah adalah resistansi listrik dari tanah untuk
mengalirkan arus. Nilai resistivitas tanah dapat berbeda-beda tergantung pada jenis
tanah, kelembaban tanah, kandungan garam, dan suhu tanah. Semakin rendah nilai
resistivitas tanah, semakin baik tahanan pentanahan yang dapat dicapai.

2. Kelembaban Tanah : Kelembaban tanah juga mempengaruhi pentanahan


tanah. Tanah yang lebih lembab mempunyai nilai resistivitas yang lebih rendah,
sehingga dapat menghasilkan ketahanan pentanahan yang lebih baik. Sebaliknya,
tanah yang kering memiliki nilai resistivitas yang lebih tinggi, yang dapat
menyebabkan resistensi pentanahan yang lebih tinggi.

3. Jenis Tanah : Jenis tanah juga dapat mempengaruhi pentanahan. Beberapa jenis
tanah, seperti tanah liat, memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah dan dapat
menghasilkan ketahanan pentanahan yang lebih baik. Sementara itu, jenis tanah
seperti pasir atau kerikil memiliki nilai resistivitas yang lebih tinggi, yang dapat
menyebabkan resistensi pentanahan yang lebih tinggi.

4. Panjang Elektroda Pentanahan : Panjang elektroda pentanahan juga mempengaruhi


penahan pentanahan. Semakin panjang elektroda pentanahan, semakin rendah tahanan
pentanahan yang dapat dicapai. Oleh karena itu, pemilihan panjang elektroda
pentanahan yang tepat sangat penting untuk mencapai tahanan pentanahan yang
efektif.

5. Kondisi Lingkungan : Faktor-faktor lingkungan seperti suhu tanah, kelembaban


udara, dan kandungan garam dalam tanah juga dapat mempengaruhi ketahanan
pentanahan. Perubahan kondisi lingkungan dapat menyebabkan perubahan nilai
resistivitas tanah dan akibatnya, ketahanan pentanahan.

Penting untuk memperhatikan faktor-faktor ini dalam merancang dan memasang sistem
pentanahan yang efektif. Konsultasikan dengan ahli listrik atau profesional terkait untuk
mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan spesifik Anda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
proteksi dan grounding adalah pentingnya merancang, menginstal, dan
memelihara sistem proteksi dan grounding yang efektif untuk menjaga
keamanan dan jaminan instalasi listrik.
Proteksi listrik melibatkan penggunaan perangkat proteksi, seperti pemutusan
sirkuit, relay, dan perangkat pengaman lainnya, untuk mendeteksi dan
menghentikan aliran arus berlebih atau gangguan arus yang dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan atau bahkan kebakaran.

Grounding, atau pentanahan, melibatkan menghubungkan sistem listrik ke


tanah melalui elektroda pentanahan untuk mengalirkan arus bocor ke tanah
dengan aman. Ini membantu melindungi peralatan dan manusia listrik dari
tegangan berlebih dan mengurangi risiko kejutan.

Anda mungkin juga menyukai