RINGKASAN MATERI
Welding (pengelasan)
adalah tehnik umum dipakai orang, namun keterampilan dan efesiensi keselamatan
pengelasan butuh perhatian khusus. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana,
tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana
pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan,
pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan
bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Namun selain praktik dan pengetahuan kita
perlu alat keselamatan selama proses welding (pengelasan) agar keamanan diri terjaga.
Untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya kecelakaan perlu penguasaan pengetahuan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan tindakan yang harus diambil agar proses kerja
pengekasan menggunakan mesin las berjalan dengan baik.
Faktor yang paling dominan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proses
pengelasan adalah kecelakaan, tindakan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman.
1. Kecelakaan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cedera fisik
seseorang bahkan dapat berakibat fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan
kerusakan harta benda. Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energy diatas
nilai ambang batas dari badan atau bangunan. Kecelakaan juga merupakan kejadian yang
tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi operasional suatu usaha.
b. Alokasi pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi
oleh beberapa pekerja yang sangat menimbulkan potensi bahaya
c. Fasilitas dan sarana kerja yang tidak memenuhi standar, seperti scaffolding yang tidak
aman, atau tidak tersedianya exhaust blower pada lokasi pengelasan
d. Terjadinya pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja pengelasan, missal debu,
tumpahan oli, minyak dan limbah B3 sehingga sangat berpotensi merusak komponen
dan peralatan pengelasan
Selain keselamatan kerja, perlu diperhatikan juga sumber energi yang dapat digunakan untuk
pengelasan. Hal ini termasuk penyalaan gas, busur listrik, laser, berkas elektron, gesekan,
dan/atau ultrasound. Meskipun sering merupakan proses industri, pengelasan dapat dilakukan
di berbagai lingkungan, termasuk di udara terbuka, di bawah air, dan di luar angkasa.
Pengelasan adalah tindakan berbahaya dan tindakan pencegahan diperlukan untuk
menghindari luka bakar, sengatan listrik, kerusakan penglihatan, penghirupan gas dan asap
beracun, dan paparan radiasi ultraviolet yang intens.
a. Kejutan listrik selama pelaksanaan pengelasan dengan mesin las busur listrik
b. Ledakan karena adanya kebocoran pada gas-gas yang mudah terbakar seperti gas
asetilin
c. Cedera pada mata akibat penyinaran
d. Silau nyala api gas
e. Cedera karena asap dan gas yang dihasilkan selama proses pengelasan
f. Kebakaran, ledakan dan luka bakar akibat percikan terak pengelasan
g. Ledakan tabung asetilin, oksigen, gas CO2 dan gas argon
a. Temperatur busur las sama tingginya dengan temperatur permukaan matahari, kira-
kira 5000- 60000C, sedangkan temperatur nyala api gas asetilin adalah kirakira
31000C.
b. Keduanya menimbulkan radiasi sinar yang kuat sehingga berbahaya bagi mata. Sinar-
sinar tersebut meliputi, sinar-sinar yang kasat mata, juga sinar ultraviolet (gelombang
elektromagnetik) dan sinar inframerah (thermal) yang tidak kasat mata.
c. Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet, sedangkan
nyala api las memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar infrared
menimbulkan kerusakan pada mata dan kulit dapat terbakar seperti terbakar sinar mata