Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR

Mapel : Dasar-dasar Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam


Elemen : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH)
dan budaya kerja industri
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E Peserta didik mampu menerapkan K3LH dan
budaya kerja industri, antara lain: praktik-praktik kerja yang
aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam
keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat, Rajin), dan etika kerja.
Materi Pokok : Bahaya-bahaya di tempat kerja
Tujuan Pembelajaran : 1. Menganalisis potensi bahaya dan RISIKO aktivitas
pengelasan, pemotongan dan penggerindaan
2. Melakukan pengendalian RISIKO
3. Bekerja aman sesuai dengan Standard Operational
Procedure (SOP)
Pertanyaan Pemantik : 1. Bahaya-bayaha apa yang dapat ditimbulakan pada pekerjaan
teknik pengelasan?
2. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang Kesehatan
keselamatan kerja dan Lingkungan Hidup yang berhubungan
dengan praktek kerja yang aman ?

RINGKASAN MATERI

BAHAYA di lingkungan kerja bidang teknik pengelasan..

Welding (pengelasan)

adalah tehnik umum dipakai orang, namun keterampilan dan efesiensi keselamatan
pengelasan butuh perhatian khusus. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana,
tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana
pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan,
pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan
bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Namun selain praktik dan pengetahuan kita
perlu alat keselamatan selama proses welding (pengelasan) agar keamanan diri terjaga.
Untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya kecelakaan perlu penguasaan pengetahuan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan tindakan yang harus diambil agar proses kerja
pengekasan menggunakan mesin las berjalan dengan baik.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proses Pengelasan

Faktor yang paling dominan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proses
pengelasan adalah kecelakaan, tindakan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman.

1. Kecelakaan

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cedera fisik
seseorang bahkan dapat berakibat fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan
kerusakan harta benda. Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energy diatas
nilai ambang batas dari badan atau bangunan. Kecelakaan juga merupakan kejadian yang
tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi operasional suatu usaha.

2. Tindakan yang tidak aman (Berbahaya)

a. Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD)


b. Tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku di bidang pengelasan (ceroboh)
c. Pengetahuan dan keterampilan operator pengelasan yang belum mumpuni
d. Mental dan fisik operator las yang belum siap

3. Kondisi tidak aman


a. Lokasi kerja yang kumuh dan kotor

b. Alokasi pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi
oleh beberapa pekerja yang sangat menimbulkan potensi bahaya

c. Fasilitas dan sarana kerja yang tidak memenuhi standar, seperti scaffolding yang tidak
aman, atau tidak tersedianya exhaust blower pada lokasi pengelasan
d. Terjadinya pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja pengelasan, missal debu,
tumpahan oli, minyak dan limbah B3 sehingga sangat berpotensi merusak komponen
dan peralatan pengelasan

Selain keselamatan kerja, perlu diperhatikan juga sumber energi yang dapat digunakan untuk
pengelasan. Hal ini termasuk penyalaan gas, busur listrik, laser, berkas elektron, gesekan,
dan/atau ultrasound. Meskipun sering merupakan proses industri, pengelasan dapat dilakukan
di berbagai lingkungan, termasuk di udara terbuka, di bawah air, dan di luar angkasa.
Pengelasan adalah tindakan berbahaya dan tindakan pencegahan diperlukan untuk
menghindari luka bakar, sengatan listrik, kerusakan penglihatan, penghirupan gas dan asap
beracun, dan paparan radiasi ultraviolet yang intens.

Pengelasan dengan mesin las busur listrik

1. Bahaya-bahaya dalam pengelasan busur listrik

a. Kejutan listrik selama pelaksanaan pengelasan dengan mesin las busur listrik
b. Ledakan karena adanya kebocoran pada gas-gas yang mudah terbakar seperti gas
asetilin
c. Cedera pada mata akibat penyinaran
d. Silau nyala api gas
e. Cedera karena asap dan gas yang dihasilkan selama proses pengelasan
f. Kebakaran, ledakan dan luka bakar akibat percikan terak pengelasan
g. Ledakan tabung asetilin, oksigen, gas CO2 dan gas argon

2. Sebab-sebab utama kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik


a. Karena perlu menyalakan kembali dan menjaga kestabilan busur las, maka tegangan
listrik AC pada mesin las busur listrik harus dijaga agar tetap tinggi
b. Isolasi yang tidak efektif karena adanya kerusakan pada pembungkus kabel las
c. Isolasi yang tidak efektif dari mesin las busur listrik dan terbukanya bidang pengisian
pada terminal penghubung kabel mesin las
d. Isolasi yang tidak efektif pada gagang batang las
e. Pengelasan busur listrik pada lokasi dikelilingi oleh material konduksi seperti bejana
tekan atau struktur dasar ganda dari kapal
3. Cara-cara mencegah bahaya kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik
(Pencegahan arus listrik mengalir ke seluruh tubuh manusia)
a. Pakaian kerja harus kering dan tidak boleh basah oleh keringat atau air
b. Sarung tangan harus terbuat dari kulit, kering dan tanpa lubang pada ujung jari
c. Harus memakai sepatu karet yang seluruhnya terisolasi.
d. Mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis atau mesin
las busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah, sekitar 60V 2)
e. Memastikan tidak adanya kebocoran arus listrik
f. Mesin-mesin las busur listrik itu sendiri, meja kerja las dan lembar kerja yang akan
dilas harus benar-benar “membumi”.
g. Jika pembungkus kabel-kabel input atau output sobek dan kawatnya terbuka, maka
tutuplah dengan pita isolasi atau ganti seluruh kabelnya.
h. Isolasi terminal-terminal kabel pada sisi input/output, kabel pada gagang elektrode
dan sisi gagang elektrode, dan hubungan pada konektor kabel harus sempurna.
i. Hubungan kabel-kabel yang ada di meja kerja las, lembar kerja yang akan dilas dan
logam dasar dengan benar menggunakan penjepit-penjepit khusus.
j. Ketika meninggalkan bengkel pengelasan untuk beristirahat, pastikan bahwa batang
elektrode las telah dilepaskan dari gagang elektrode (holder).

4. Bahaya-bahaya sinar busur las dan nyala api gas

a. Temperatur busur las sama tingginya dengan temperatur permukaan matahari, kira-
kira 5000- 60000C, sedangkan temperatur nyala api gas asetilin adalah kirakira
31000C.

b. Keduanya menimbulkan radiasi sinar yang kuat sehingga berbahaya bagi mata. Sinar-
sinar tersebut meliputi, sinar-sinar yang kasat mata, juga sinar ultraviolet (gelombang
elektromagnetik) dan sinar inframerah (thermal) yang tidak kasat mata.

c. Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet, sedangkan
nyala api las memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar infrared
menimbulkan kerusakan pada mata dan kulit dapat terbakar seperti terbakar sinar mata

Setelah membaca mengenai bahaya pengelasan, cara pencegahan dan penanggulangannya


selanjutnya kita perlu juga untuk mempelajari Alat Pelindung Diri (APD) dalam Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. Pusat pengembangan Teknologi Mineral,


Kumpulan Diktat Kursus Keselamatan Kerja", Bandung, 1977.

2. Sumakmur, P. K. M.Sc, "Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan", PT.Gunung


Agung, Jakarta, 1981

3. Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup Jilid 1 Untuk SMK,


Kemendikbud Dit.PSMK. ACCES LINK : https://bit.ly/REfModul-K3LH

Anda mungkin juga menyukai