Anda di halaman 1dari 22

BAB.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kemajuan teknologi telah membawa dampak positif


dalam pengembangan pendidikan, tata hubungan sosial serta
pengetahuan masyarakat, yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap pola hidup serta tingkah laku manusia di dalam
memenuhi kebutuhan serta tugas dan tanggung jawabnya.
Kemajuan teknologi juga telah merubah sifat dan bentuk
pekerjaan. Banyak mesin mesin,  bahan maupun proses baru yang
kita temui sebagai hasil kemajuan teknologi.  Akan tetapi
kemajuan teknologi juga membawa akibat sampingan yang
merugikan  bila tidak ditangani dengan baik, yaitu dalam bentuk
bahaya-bahaya baru yang  muncul seperti kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dan  sebagainya.

Tidak jarang suatu industri di kapal, karena kurang teliti


dalam perencanaan, kurang  perawatan mesin atau alat kerja yang
digunakan rusak , patah, pecah atau meledak,  dapat menimbulkan
berbagai jenis kecelakaan dan mengakibatkan korban
jiwa. Akhirnya kemajuan yang telah dicapai oleh suatu industri
akan menjadi kurang  berarti dan bermanfaat serta bahkan dapat
membahayakan bagi kehidupan  pekerjanya, apabila tidak
direncanakan dan ditangani secara teliti.

1|Page
B. Tujuan dan Manfaat Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Mengetahui pengertian serta perbedaan dari kesehatan dan


keselamatan kerja .
2. Mengetahui peraturan-peraturan mengenai K3 diatas kapal.
3. Mengetahui peralatan-peralatan keselamatanan kerja utama di
atas kapal.
4. Mengetahui sebab akibat kecelakaan di atas kapal.
5. Mengetahui bagaimana cara pencegahan terhadap kecelakaan
di atas kapal.

Dan adapun manfaat dari makalah ini, yaitu:

 Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat


menambah pengetahuan pembaca mengenai tentang syarat dan
prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di atas kapal.

2|Page
BAB. II

PEMBAHASAN

A. Kesehatan dan keselamatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk
menciptakan  lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara
peningkatan serta pemeliharaan  kesehatan tenaga kerja baik
jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan  kerja
secara khusus bertujuan untuk mencegah atau mengurangi
kecelakaan dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal,
peralatan kerja, dan produk hasil  tangkapan. Secara umum harus
diketahui sebab-sebab dan pencegahan terhadap
kecelakaan,  peralatan, serta prosedur kerjanya di atas
kapal. Secara khusus prosedur dan peringatan bahaya pada area
tahapan kegiatan operasi  penangkapan perlu dipahami dengan
benar oleh seluruh awak kapal didalam  menjalankan tugasnya.
Komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dan
keselamatan peralatan kerja adalah pengetahuan tentang
penggunaan perlengkapan keselamatan kerja bagi  awak kapal,
utamanya adalah awak kapal bagian mesin. Penggunaan alat
perlengkapan keselamatan kerja ini telah di standarisasi baik
secara nasional maupun internasional, sehingga wajb digunakan
ketika akan melaksanakan  kegiatan kerja utamanya adalah
kegiatan kerja di ruang mesin. Dengan demikian kenyamanan
kerja pada  lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang
diakibatkan karena factor  kelalaian manusia maupun faktor

3|Page
karena kelelahan bahan resiko yang  ditimbulkannya dapat
diperkecil atau dihindari.

B. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan


kesehatan kerja di kapal antara lain sebagai berikut ini :

1. UU No. 1 Th. 1970 mengenai keselamatan kerja.


2. Peraturan Menteri No. 4 Tahun 1980 mengenai syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
3. SOLAS 1974 beserta amandemen -amandemennya mengenai
persyaratan keselamatan kapal.
4. STCW 1978 Amandemen 1995 mengenai standar pelatihan
bagi para pelaut.
5. ISM Code  mengenai code manajemen internasional untuk
keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan
pencemaran.
6. Occupational Health   Th. 1950 mengenai usaha kesehatan
kerja.
7. International Code of Practice   mengenai petunjuk - petunjuk
tentang prosedur /keselamatan kerja pada suatu peralatan,
pengoperasian kapal dan terminal.

C. Peralatan Keselamatan Kerja


Berdasarkan Undang - undang Keselamatan Kerja N0.1. Tahun
1970, pasal 12b dan pasal 12c, bahwa tenaga kerja diwajibkan :
1. Memahami alat-alat perlindungan diri.
2. Memenuhi atau mentaati semua syarat-syarat keselamatan
kerja.

4|Page
Dalam pasal 13 disebutkan juga bahwa barang siapa yang
akan memasuki tempat kerja, diwajibkan untuk mentaati semua
petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja dan wajib
menggunakan alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
Dalam pasal 14 disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan
secara cuma-cuma menyediakan semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah dan
bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja tersebut.

Ada 2 macam alat-alat pelindung keselamatan yaitu terdiri


dari :
1. Alat Pelindung Untuk Mesin-Mesin dan Alat-Alat Tenaga
Alat pelindung ini disediakan oleh pabrik pembuat mesin dan alat
tenaga misalnya kap-kap pelindung dari motor listrik, katup-
katup pengaman dari ketel uap, pompa-pompa dan sebagainya.
2. Alat Pelindung Untuk Para Pekerja ( Personal Safety
Equipment)
Alat pelindung untuk para pekerja adalah gunanya untuk
melindungi pekerja dari bahaya-bahaya yang mungkin
menimpanya sewaktu-waktu dalam menjalankan tugasnya seperti:
1. Helm pelindung batok kepala
2. Alat pelindung muka dan mata
3. Alat pelindung badan
4. Alat pelindung anggota badan (lengan dan kaki)
5. Alat pelindung pernafasan
6. Alat pelindung pendengaran

5|Page
Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud
pada pasal 13 dan pasal 14 Undang-undang Keselamatan Kerja
N0.1 Tahun 1970 adalah :

1. Alat-alat pelindung batok kepala.


2. Alat-alat pelindung muka dan mata.
3. Alat-alat pelindung badan.
4. Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki.
5. Alat-alat pelindung pernafasan.
6. Alat-alat Pencegah jantung.
7. Alat-alat pelindung pendengaran.
8. Alat-alat pencegah tenggelam.

C.1. Kegunaan Alat Keselamatan Kerja


Adapun jenis peralatan keselamatan kerja beserta
kegunaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2. Alat Keselamatan Kerja Dan Kegunaannya


Alat-Alat
Alat-alat Keselamatan Kegunaan Bagi Pemakai
Pelindung kepala dari benturan dan terkena benda yang
Topi keselamatan
jatuh.
Digunakan pekerja untuk pekerjaan
penyemprotan
Topi penyemprot pasir menggunakan pasir di dok kapal atau pekerja
yang bekerja membersihkan tanki bahan bakar
pada kapal
Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
Masker las yang dilengkapi
listrik, fungsinya melindungi muka dan mata
dengan tangkai pemegang
dari percikan bunga api listrik.
Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
Masker las yang dilengkapi
listrik, fungsinya melindungi muka, mata dan
dengan penutup kepala
kepala dari percikan bunga api listrik

6|Page
Dikenakan oleh pekerja yang pekerjaannya
Masker pelindung muka
berhubungan dengan reaksi kimia
Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
Pelindung mata
listrik, fungsinya melindungi mata
Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
acyteline yang fungsinya melindungi dari
Kaca mata las acytelin
percikan bunga api.

Kaca mata yang terbuat dari


Untuk melindungi pekerja yang pekerjaannya
karet
berhubungan dengan debu.
Digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya
mengelas dengan menggunakan las listrik dan
Peralatan pelindung dada
las karbit. Fungsinya untuk mencegah anggota
badan terutama dada dari percikan bunga api
Sarung tangan yang terbuat Digunakan untuk kerjaan mengecat dan
dari kain melakukan perawatan dan perbaikan pada
motor diesel.
Digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya
mengelas dengan menggunakan las listrik dan
Sarung tangan las
las karbit, fungsinya untuk menghindari tangan
dari percikan bunga api.
Sepatu keselamatan ( Safety Dikenakan oleh pekerja untuk menghindari dari
shoes) terperosot dan terkena beban berat pada waktu
bekerja.
Digunakan pada pekerja yang melaksanakan
Jaring keselamatan
pekerjaan diatas mesin yang beroperasi
Digunakan untuk menemukan orang yang jatuh
Pengeruk terbenam dalam air, atau barang-barang yang
terjatuh ke dalam air.
Sumbat telinga (Ear plug ) Digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri
dari suara bising.
Digunakan oleh pekerja untuk menghindari dari
Tutup telinga (Ear muff)
suara bernada tinggi dan keras

C.2 Perawatan Perlengkapan Keselamatan Kerja


Perawatan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
dalam upaya memperpanjang usia pakai dari peralatan
keselamatan kerja. Adapun jenis perawatan yang dilakukan untuk

7|Page
setiap jenis peralatan keselamatan kerja dapat dilihat pada tabel
di bawah ini, sebagai berikut :
a. Topi Keselamatan
 Membersihkan topi setelah digunakan.
 Meletakkan pada tempatnya setelah topi keselamatan
digunakan.
 Hindari menempatkan topi keselamatan pada tempat yang
berhubungan langsung dengan panas.
b. Topi Penyemprot Pasir
 Membersihkan topi penyemprot pasir setelah digunakan.
 Meletakkan pada tempatnya setelah digunakan.
 Menjaga penempatan peralatan tersebut dari tempat yang
aman sehingga tidak mudah hilang.
c. Masker las yang dilengkapi dengan tangkai pemegang
 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda
keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari terkena kotoran.
4. Masker las yang dilengkapi dengan penutup kepala.
 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda
keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya
kotoran.
5. Masker pelindung muka
 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.

8|Page
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda
keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya
kotoran.
6. Pelindung mata
 Menghindari kaca pelindung mata dari terkena benda
keras.
 Menyimpan pelindung mata pada tempat yang aman.
 Menjaga kebersihan pelindung mata.

7. Kaca mata las acytelin


 Membersihkan masker las, setelah digunakan.
 Meletakkan masker las tersebut pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca pengaman masker las dari tumbukan benda
keras.
 Menjaga kebersihan kaca masker las dari menempelnya
kotoran.
8. Kaca mata yang terbuat dari karet
 Menghindari kaca mata dari terkena solar.
 Menyimpan kaca mata pada tempat yang aman.
 Menjaga kaca mata karet dari terkena kotoran langsung.
 Membersihkan permukaan kaca mata dari kotoran yang
menempel.
9. Peralatan pelindung dada
 Menjaga kebersihan peralatan pelindung dada.
 Menyimpan pada tempat yang aman.
 Menghindari alat pelindung dari terkena benda tajam.
10. Sarung tangan yang terbuat dari kain
 Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman.
 Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam.

9|Page
11. Sarung tangan las
 Menyimpan sarung tangan pada tempat yang aman.
 Menghindari sarung tangan dari terkena benda tajam.
12. Sepatu keselamatan
 Menyimpan sepatu pada tempat yang aman.
 Menjaga kebersihan sepatu pengaman.
 Menghindari sepatu pengaman tersentuh panas secara
langsung.
13. Jaring keselamatan
 Menghindari jaring tersentuh langsung dengan benda tajam
 Menghindari jaring tersentuh panas secara langsung.
14. Tutup telinga
 Menyimpan pada tempat yang aman.
 Mencegah peralatan tutup telinga (Ear muff) bersentuhan
benda keras.
 Menghindari sumbat telinga bersentuhan panas secara
langsung.

C.3. Peralatan kerja utama di atas kapal

Keselamatan Kerja merupakan prioritas utama bagi


seorangpelaut profesional saat bekerja di atas Kapal. Semua
perusahaan pelayaran memastikan bahwa kru mereka mengikuti
prosedur keamanan pribadi dan aturan untuk semua operasi yang
dibawa di atas Kapal.

Untuk mencapai keamanan maksimal di kapal, langkah dasar


adalah memastikan bahwa semua crew Kapal memakai peralatan
pelindung pribadi mereka dibuat untuk berbagai jenis pekerjaan
yang dilakukan pada kapal.

10 | P a g e
Berikut ini adalah peralatan dasar peralatan pelindung diri
yang harus ada di sebuah kapal untuk menjamin keselamatan para
pekerja:

1. Pakaian pelindung : pakaian pelindung adalah COVERALL


yang melindungi tubuh anggota awak dari bahan berbahaya
seperti minyak panas, air, percikan pengelasan dll Hal ini
dikenal sebagai, “dangri “or “boiler suit”.
2. Helmet : Bagian yang paling penting dari tubuh manusia
adalah kepala. Perlu perlindungan terbaik yang disediakan
oleh helm plastik keras di atas kapal. Sebuah tali dagu juga
disediakan dengan helm yang menjaga helm di tempat ketika
ada perjalanan atau jatuh.
3. Safety Shoes : maksimum dari ruang internal kapal digunakan
oleh kargo dan mesin, yang terbuat dari logam keras dan yang
membuatnya canggung untuk awak untuk berjalan di sekitar.
Safety Shoes memastikan bahwa tidak ada luka yang terjadi di
kaki para pekerja atau crew di atas Kapal
4. Sarung tangan (Hand safety) : Berbagai jenis sarung tangan
yang disediakan Di Kapal. sarung tangan ini digunakan dalam
operasi dimana hal ini menjadi keharusan untuk melindungi
tangan orang-orang. Beberapa sarung tangan yang diberikan
sarung tangan tahan panas untuk bekerja pada permukaan
yang panas, kapas sarung tangan untuk operasi normal, sarung
tangan las, sarung tangan bahan kimia dll
5. Goggles : Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh
manusia dan dalam operasi sehari-hari pada kemungkinan
kapal sangat tinggi untuk memiliki cedera mata. kaca
pelindung atau kacamata yang digunakan untuk perlindungan
mata, sedangkan kacamata las digunakan untuk operasi

11 | P a g e
pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas
tinggi.
6. Plug : Di Ruang Mesin kapal menghasilkan suara 110-120 db
ini merupakan frekuensi suara yang sangat tinggi untuk
telinga manusia. Bahkan beberapa menit paparan dapat
menyebabkan sakit kepala, iritasi dan gangguan pendengaran
kadang-kadang sebagian atau penuh. Sebuah penutup telinga
atau steker telinga digunakan pada kapal yang mengimbangi
suara yang dapat di dengar oleh manusia dengan aman,
7. Safety harness : operasi kapal rutin mencakup perbaikan dan
pengecatan permukaan yang tinggi yang memerlukan anggota
kru untuk menjangkau daerah-daerah yang tidak mudah
diakses. Untuk menghindari jatuh dari daerah tinggi seperti
itu, maka menggunakan Safety harness. Safety harness adalah
di kenakan oleh operator di satu ujung dan diikat pada titik
kuat di ujung lainnya.
8. Face mask : Bagi yang Bekerja di permukaan insulasi,
pengecetan atau membersih kan karbon yang melibatkan
partikel berbahaya dan minor yang berbahaya bagi tubuh
manusia jika dihirup langsung. Untuk menghindari hal ini,
masker wajah diberikan hal ini di gunakan sebagai perisai
muka dari partikel berbahaya.
9. Chemical suit : Penggunaan bahan kimia di atas kapal sangat
sering dan beberapa bahan kimia yang sangat berbahaya bila
berkontak langsung dengan kulit manusia. Chemical suit
dipakai untuk menghindari situasi seperti itu.
10. Welding perisai : Welding adalah kegiatan yang sangat
umum di atas kapal untuk perbaikan struktural. Juru las yang
dilengkapi dengan perisai las atau topeng yang melindungi
mata dari kontak langsung dengan sinar ultraviolet dari

12 | P a g e
percikan las, hal Ini Harus Di perhatikan dan sebaiknya
pemakaian Welding shield sangat di haruskan untuk
keselamatan Pekerja.

C.4. Tindakan Pencegahan Untuk Memasuki Ruangan

Tertutup
Pada ruangan-ruangan tertutup seperti palkah, tanki, ruang
pompa, koferdam, gudang/store yang tidak berventilasi terdapat
kemungkinan timbul gas beracun atau uap beracun atau
berkurangnya kandungan oksigen. Apabila terjadi suatu
kecelakaan yang mengakibatkan terlukanya personil/ seseorang
di dalam sebuah ruangan yang tertutup, langkah pertama yang
diambil ialah alarm harus dibunyikan. Walaupun kecepatan /
waktu sering merupakan hal yang vital dalam usaha menolong
jiwa/nyawa orang, namun pelaksanaan pertolonganpertolongan
penyelamatan tidak boleh dicoba sampai bantuan dan peralatan-
peralatan yang diperlukan telah didapat. Terdapat banyak contoh
dimana nyawa orang hilang disebabkan oleh usaha-usaha yang
terburu-buru / tergopoh-gopoh dan persiapan-persiapan yang
buruk. Bila diadakan pengaturan-pengaturan dan penyusunan -
penyusunan sebelumnya, hal ini merupakan suatu hal yang sangat
berharga didalam mengadakan suatu reaksi yang cepat dan
efektif. Tali-tali penolong, alat-alat bantu pernapasan dan sarana-
sarana lain dari peralatan penyelamatan harus dalam keadaan
siaga serta siap pakai, demikian pula suatu tim yang terlihat
untuk menaggulangi keadaan darurat patut tersedia. Apabila
dicurigai bahwa suatu atmosfer yang tercampur/kotor sehingga
menjadi tidak aman merupakan salah satu sebab dari kecelakaan
itu, maka petugas / orang yang masuk kedalam ruangan itu harus
menggunakan alat pelindung pernapasan serta mungkin, tali-tali

13 | P a g e
penolong juga dipakai. Sebelumnya suatu kode dari isyarat-
isyarat sudah disetujui bersama. Perwira yang bertugas untuk
pelaksanaan pekerjaan penyelamatan tersebut harus tetap berada
diluar ruangan, dimana ia dapat mengadakan kontrol yang
efektif.

a. Berkurangnya Kandungan Oksigen


1) Bila suatu tanki kosong tertutup dan tidak terbuka dalam
jangka waktu relative lama, kandungan oksigen akan berkurang
karena digunakan oleh baja dalam proses karat. Oksigen juga
dapat berkurang pada ketel yang tidak digunakan yang telah
diberi bahan kimia penyerap oksigen sebagai pencegahan karat.
Pengurangan oksigen dalam palka juga dapat terjadi bilamana
digunakan untuk memuat yang menyerap oksigen seperti : sayur-
mayur yang membusuk atau fermentasi, irisan kayu, produk dari
baja yang mulai berkarat dan lain-lain.
2. Hidrogen dapat terjadi dalam tangki muatan yang diberi
perlindungan latodis. Konsentrasi hidrogen mungkin masih
terdapat di bagian atas kompartemen, sehingga mendesak
oksigen.
3. Jika CO2, atau uap digunakan untuk memadamkan kebakaran,
maka kandungan oksigen akan berkurang dalam ruang tersebut.
4. Penggunaan gas permanen pada ruang muat kapal tanker.

b. Pengujian Oksigen, Gas dan Uap


Sebelum memasuki ruang di atas perlu dilakukan
pengujian/test terlebih dahulu terhadap oksigen, gas dan uap
sebelum dinyatakan aman. Pada prinsipnya terdapat tiga tipe
peralatan untuk pengujian atmosfer dalam ruang tertutup yaitu :
1. The combusible gas indicator (Explosimeter)

14 | P a g e
Alat mengukur keberadaan dan kandungan uap hidrokarbon di
udara. Explosimeter tidak cocok untuk mendeteksi gas dan uap
berkonsentrasi terlalu rendah, tidak mengindikasikan penurunan
kandungan oksigen atau presentasi kandungan hidrogen dan juga
tidak mengukur kandungan racun dalam atmosfer.
2. Chemical absorbtion detector
Alat mendeteksi keberadaan gas dan uap tertentu pada thereshold
limit value levels. Thereshold limit value levels (biasanya
menunjukan gas dalam PPM) berkaitan dengan tingkat
penunjukan harian untuk delapan jam, rata-rata konsentrasi yang
dapat ditoleransi dan merupakan petunjuk yang berguna dalam
mengontrol bahaya dalam ruang tertentu. Zat yang dapat
ditentukan secara teliti detektor ini adalah berzene dan hydrogen
sulphide.

3. Oxygen content meter


Alat untuk mengukur prosentase kandungan oksigen, di dalam
ruang yang dicurigai terjadi kekurangan oksigen. Setiap kapal
harus memiliki alat tersebut. Dalam hal darurat dimana ruangan
yang dimaksud dicurigai tidak aman, gunakanlah alat bantu
pernapasan seperti breathing aparatus dari type yang disahkan
(approved type ), namun sebelum memakai alat tersebut,
periksalah dengan disaksikan oleh nahkoda atau perwira yang
bertugas. Hal-hal yang diperiksa minimal antara lain :
1. Tekanan sumber udaranya.
2. Alarm tekanan rendah pada self contained breathing
apparatus.
3. Kekedapan masker dan jumlah sumber udaranya.

C.5 Kecelakaan di atas kapal

15 | P a g e
Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan, maka kita harus
mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

1. Sebab-Sebab Kecelakaan
Dari hasil penelitian ternyata 80-85 % kecelakaan disebabkan
oleh faktor kesalahan dan kelalaian manusia yang lebih
dominan. Kecelakaan umumnya diakibatkan karena
berhubungan  dengan sumber tenaga misalnya tenaga gerak
mesin dan peralatan, kimia, panas, listrik dan lain-lain di atas
ambang dari tubuh atau struktur bangunan. Kerugian-kerugian
tersebut tidak sedikit menelan biaya dan untuk mengatasi hal
tersebut perlu adanya usaha pencegahan melalui usaha
keselamatan kerja yang baik.

2. Penyebab Terjadinya Kecelakaan


Adapun penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya
kecelakaan adalah factor manusia. Kecelakaan yang
disebabkan oleh faktor manusia karena manusianya
mempunyai sifat-sifat antara lain :
a. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui
bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman , dan tidak
tahu bahaya-bahaya yang ditimbul-kannya sehingga terjadi
kecelakaan.
b. Tidak mau yang bersangkutan, walupun telah mengetahui
dengan jelas cara kerja / peraturan dan bahaya-bahaya yang
ditimbulkan-nya serta mampu atau dapat melakukannya,
tetapi kemauannya tidak ada yang berakibat terjadinya
kesalahan sehingga terjadi kecelakaan.

16 | P a g e
c. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah
mengetahui cara yang aman dan bahaya -bahaya yang
mungkin ditimbul-kannya, namun belum mampu atau
kurang terampil sehingga melakukan suatu kesalahan yang
fatal.

3. Akibat Kecelakaan Kerja


Adapun akibat yang dapat ditimbulkan dari kecelakaan kerja
adalah :
a. Bagi Karyawan berupa
 Kematian / cacat.
 Persoalan kejiwaan akibat cacat, kerusakan bentuk
tubuh atau kehilangan harta.
 Kesedihan/penderitaan keluarga akibat kehilangan salah
satu anggota keluarga.
 Beban masa depan.
b. Bagi Perusahaan
 Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan.
 Biaya ganti rugi yang harus dibayar.
 Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja.
 Biaya lembur.
 Hilangnya kepercayaan masyarakat.
 Penurunan produktivitas korban setelah bekerja nanti.
c. Bagi Masyarakat
 Menimbulkan korban jiwa / cacat.
 Kerusakan lingkungan.
 Kerusakan harta.

Setelah kita mengetahui sebab dan proses terjadinya


kecelakaan, maka kita dapat menentukan cara

17 | P a g e
penanggulangannya, baik untuk meniadakan atau mengurangi
akibat kecelakaan itu. Pada masa lalu, usaha keselamatan kerja
ditujukan untuk mengatasi  “Unsafe Act”  dan “Unsafe
Condition”   yang ternyata hanya merupakan gejala dari adanya
ketimpangan pada unsur sistem produksi.

4. Pencegahan kecelakaan
Perbaikan pada unsur sistem produksi ini selain dapat
mencegah terjadinya kecelakaan/insiden yang merugikan, juga
dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.
a. Pendekatan Sub Sistem Lingkungan fisik.
Usaha keselamatan kerja yang diarahkan pada lingkungan
fisik ini bertujuan untuk menghilangkan, mengendalikan atau
mengurangi akibat dari bahaya-bahaya yang terkandung dalam
peralatan, bahan-bahan produksi maupun lingkungan kerja.
Menurut ASSE dalam  “Thje Dictionary of term used in the
safety professional” , bahaya adalah suatu keadaan atau
perubahan lingkungan yang mengandung potensi untuk
menyebabkan cedera, penyakit, kerusakan harta benda, bahaya
ini dapat berbentuk bahaya mekanik, fisik, kimia, dan listrik.
Usaha Pencegahan Kecelakaan melalui :
1) Perancangan mesin atau peralatan dengan memperhatikan
segi-segi keselamatannya.
2) Perancangan peralatan atau lingkungan kerja yang sesuai
dengan batas kemampuan pekerja, agar tercipta “The Right
Design for Human”   sehingga dapat dihindari ketegangan
jiwa, badan maupun penyakit kerja terhadap manusia.
3) Pembelian yang didasarkan mutu dan syarat keselamatan
kerja.

18 | P a g e
4) Pengelolaan (pengangkutan, penyusunan, penyimpanan)
bahan-bahan produksi dengan memperhitungkan standar
keselamatan yang berlaku.
5) Pembuangan bahan limbah/ ballast/air got dengan memper-
hitungkan kemungkinan bahaya-nya, baik terhadap
masyarakat maupun lingkungan sekitarnya.

b. Pendekatan Sub Sistem Manusia.


Tinjauan terhadap unsur manusia ini dapat berdiri sendiri,
tetapi harus dikaitkan dengan interaksinya bersama unsur
lingkungan fisik dan sistem manajemen. Dari sudut
manusia secara pribadi, kita harus mengusahakan agar
dapat dicapainya penempatan kerja yang benar ( the right
man in the right job ) disertai suasana kerja yang baik.
Oleh karena itu usaha pencegahan kecelakaan ditinjau dari
sudut unsur manusia meliputi antara lain :

1) Dari Segi Kemampuan


Dari segi kemampuan, dapat dilakukan program pemilihan
penempatan dan pemindahan pegawai yang baik, selain itu
perlu dilaksanakan pendidikan yang terpadu bagi semua
karyawan sesuai dengan kebutuhan jabatan yang ada.
Karyawan / ABK yang secara fisik mampu melaksanakan
pekerjaannya dengan baik, perlu dilakukan :
 Uji kesehatan pra kerja
 Uji kesehatan tahuanan secara berkala
 Penempatan kerja yang baik
 Uji kesehatan untuk pemindahan pegawai pengamatan
keterbatasan fisik dari pekerja, dll

19 | P a g e
Sedangkan untuk memperoleh karyawan/ABK yang tepat dari
segi pengetahuannya, keterampilan dan sikap kerja sesuai
kompetensi perlu dilakukan pembinaan, baik bagi pekerja/ABK
baru, maupun pekerja lainnya.
a. Dari Segi Kemauan
Dari segi kemauan, perlu dilakukan program yang mampu /
mau, memberikan motivasi pada para pekerja agar bersedia
bekerja secara aman. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan karyawan dalam bidang keselamatan kerja antara
lain :
1) Contoh yang diberikan oleh pengawas, pimpinan madya
maupun pejabat teras perusahaan.
2) Komunikasi, dalam bentuk  safety contact, safety
indoctrination,   propaganda &publikasi kesela-matan dan lain-
lain.
3) Partisipasi karyawan, seperti :  safety talks, safety meeting
safety observer   program dan lain-lain.
4) Enforcement , melalui penerapan peraturan keselamatan kerja
dan saksi-saksinya.
5) Hadiah ( Reward  ) dalam bentuk  “Safe Behavior
Reinforcement “   maupun “Award Program”
6) Dari segi keadaan mental, seperti: marah, ketegangan kerja
(stress), kelemahan mental, bioritmik, dll. Dapat diatasi
melalui perencanaan alat dan kepengawasan yang baik,
sehingga tercipta suasana kerja yang aman dan nyaman.

C. Pendekatan Sub Sistem Manajemen.


Manajemen merupakan unsur penting dalam usaha
penanggulangan kecelakaan, karena manajemenlah yang

20 | P a g e
menentukan pengaturan unsur produksi lainnya. Dalam
kaitannya dengan manajemen ini, perlu digaris bawahi bahwa
keselamatan kerja yang baik harus terpadu dalam kegiatan
perusahaan. Ini dapat terwujud jika keselamatan kerja
dipadukan dalam prosedur yang ada dalam perusahaan Selain
usaha untuk memadukan keselamatan kerja kedalam sistem
prosedur kerja perusahaan, masih diperlukan usaha-usaha lain
untuk memadukan keselamatan kerja dalam kegiatan operasi
perusahaan. Umumnya usaha-usaha ini dirumuskan dalam
suatu program keselamatan kerja yang komponen-
komponennya antara lain :
a. Kebijakan keselamatan kerja (S afety Policy ) dan
partisipasi manajemen ( Manajemen Participation ).
b. Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban
(Accountability ) dalam bidang keselamatan kerja.
c. Panitia keselamatan kerja ( Safety Commitee ).
d. Peraturan standar dan prosedur keselamatan kerja.
e. Sistem untuk menentukan bahaya, baik yang potensial
melalui inspeksi, analisa kegagalan ( Fault Tree Analysis ).
Analisa keselmatan ( Job Safety Observation ).

Incident Recall Techniques   maupun yang telah terjadi melalui


penyelidikan kecelakaan ( Accident Investigation ):
a. Pencegahan secara teknik melalui: pengawasan teknik,
perlindungan mesin, alatalat keselamatan, perlindungan
perorangan (Personal Protective Equipment ), program medis,
pengendalian lingkungan dan tata rumah tangga.
b. Prosedur pemilihan, penempatan dan pemindahan pegawai
serta program pembinaan. Program motivasi yang meliputi :

21 | P a g e
indoktrinasi keselamatan kerja, pertemuan keselamatan kerja
dan lain-lain.
c. Enforcement dan Supervission.
d. Emergency Action Plan   (Rencana Tindakan Darurat).
e. Program Pengendalian Kebakaran.
f. Pengendalian Tuntutan dan Biaya Ganti Rugi.
g. Penilaian efektifitas program keselamatan kerja, melalui
Catatan dan Analisa kecelakaan, Pelaporan Kecelakaan Audit
Keselamatan, perhitungan biaya dan operasi produksi.

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai