1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Nama : ………………………………………………
Perusahaan : ………………………………………………
….….……..................................
______________ Maman
PT.Waskita Beton Precast
Diperiksa Oleh
Muslim Gunawan,ST
Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
Propinsi Jawa Barat
2
KATA PENGANTAR
Salah satu syarat untuk memperoleh surat penunjukan sebagai seorang Ahli K3 Listrik
dari KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN (KEMNAKER), seorang calon Ahli K3 listrik wajib
melakukan praktek dan membuat laporan hasil praktek atau OJT ( On Job Training ) di perusa-
haan tempat bekerja atau di tempat lain yang nantinya akan di ajukan ke KEMENAKER guna
untuk mendapatkan surat keterangan penunjukan sebagai seorang tenaga Ahli K3 Listrik.
PT. Waskita Beton Precast yang bertempat di JL.Raya Curug Kosambi KM7 Karawang,
merupakan industri yang bergerak di bidang pembuatan beton pracetak dimana merupakan
tempat untuk melakukan dan membuat laporan OJT.
Adapun ruang lingkup dalam melakukan OJT pada Pabrik yang berkapasitas produksi
450.000 Ton pertahun ini adalah pada salah satu Panel Hubung Bagi ( PHB ) untuk penerangan
dimana nantinya dari hasil laporan ini bisa menjadi suatu titik awal untuk memberikan ma-
sukan dan kontribusi yang berguna, mampu dalam menganalisa tentang potensi bahaya apa
saja yang dapat terjadi di tempat kerja serta cara penanggulanganya.
Di lokasi ini pabrik sendiri banyak terdapat peralatan listrik serta orang – orang yang
bekerja di dalamnya, tentunya akan semakin besar pula potensi bahaya yang dapat terjadi.
Untuk itu di perlukan suatu pengetahuan yang mendasar dalam menganalisa bahaya apa saja
yang mungkin dapat terjadi di lokasi tempat bekerja.
Untuk menghindari supaya bahaya yang timbul akibat listrik tidak terjadi maka diperlukan su-
atu pemeriksaan secara berkala untuk menjamin kehandalan dari peralatan listrik itu sendiri
serta dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi orang setiap orang yang bekerja di
dalamnya.
Sebagai calon tenaga Ahli K3 Listrik yang selalu bersinggungan dengan peralatan listrik
tersebut diharapkan supaya dapat menguji dan memeriksa kelayakan operasi dari peralatan
listrik tersebut serta dapat merekomendasikan jika nantinya terjadi gejala atau penyimpangan
dari suatu peralatan listrik yang dapat mengganggu sistem kerja peralatan itu sendiri dan
orang yang bekerja guna tercapainya suatu operasional pabrik yang lebih baik dan lebih han-
dal.
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
5
Gambar 1.1 Skema Kisi-Kisi Keselamatan Kerja Ketenagalistrikan
Dari gambar di atas kita bisa mengetahui skema tentang keselamatan untuk ketena-
galistrikan, yang meliputi :
Visi : Sistem Ketenagalistrikan yang aman, andal dan akrab lingkungan.
Standart / Regulasi : SNI, Standart Internasional, Standart Pabrikan, dan IEC / ISO.
Wujud : Keselamatan Kerja, Keselamatan Umum, Keselamatan Umum, dan Kesela-
matan Instalasi.
Perlindungan/Target : Pekerja (Pegawai & Bukan Pegawai), Masyarakat Umum,
Lingkungan di Sekitar Instalasi, Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik.
Pencegahan : Kecelakaan Kerja, Kecelakaan Masyarakat Umum, Pencemaran, dan
Kerusakan instalasi (Kebakaran)
1.2. Tujuan
1. Mempersiapkan tenaga ahli yang mampu melaksanakan K3 Listrik di tempat kerja
2. Mampu Mengidentifikasi, evaluasi dan pengendalian resiko dalam pelaksanaan K3
listrik
3. Melakukan pemerikasaan dan kelayakan instalasi Sesuai standar PUIL
4. Menjamin kehandalan instalasi listrik dan mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
5. Mampu menjelaskan teknik pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja
terkait dengan pekerjaan listrik
1.3. Ruang Lingkup
Pemeriksaan dan Pengujian ini dilakukan pada pembangkitan tenaga listrik, distribusi,
pemanfaatan dan Instalasi penyalur petir yang berada di plant produksi PT. Waskita Be-
ton Precast – Plant Bojonegara, Banten.
7
1.5. Peralatan Yang Digunakan
8
BAB II
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Persiapan
1.1. Mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan selama pemeriksaan
1.2. Membuat JSEA (Job Safety Environment Analysis) sebagai izin kerja sebelum
melaksanakan pekerjaan pemeriksaan
1.3. Pastikan APD Yang digunakan dalam kondisi baik dan benar
1.4. Pastikan kondisi alat ukur berfungsi dengan baik dan normal
1.5. Pemeriksaan minimal dilakukan 2 Orang
2. Pemeriksaan Visual
2.1. Pemeriksaan tanda pengenal dan tanda peringatan
2.2. Pemeriksaan single line diagram dan aktual di lapangan
2.3. Pemeriksaan komponen peralatan
3. Pengujian Peralatan
3.1. Pastikan instalasi tidak terhubung dengan sumber listrik
3.2. Pastikan semua beban tidak terhubung
3.3. Pastikan semua saklar dalam keadaan terhubung
3.4. Lakukan pengujian sesuai standar pengujian (ON atau OFF Line)
3.5. Pengukuran beban terpakai antar fasa
Di ruang genset terdapat panel ATS (Automatic Transfer Switch) yang berfungsi sebagai pen-
gubah input tegangan dari PLN ke genset saat PLN Padam dan di dalamnya terdapat penga-
man berupa , pemutus/breaker ACB kapasitas 1000 Ampere
10
I. DATA UMUM GENSET
1 Perusahaan Pemilik PT WASKITA BETON PRECAST
2 Alamat JL.Raya Curug Kosambi KM 7, Desa Curug Kecamatan
Klari Kabupaten Karawang – Jawa Barat
11
15 Available Altitude 1525 m
16 Idle Speed 675 ~ 975 r/min
17 Tenaga Mula ACCU
18 Jumlah Silender 12
B. GENERATOR
1 Merk / Type STAMFORD / X16J442639
2 Pabrik Pembuat/ Negara Barnack Road Stamford / UK
3 Tahun Pembuatan 2016
4 Nomor Seri X16J442639
5 Nomor Frame / Core HC.I544FS1
6 Daya 625 KVA / 500 kW
7 Ampere BR 949.6
8 Frekwensi 50 Hz
9 Putaran 1500 RPM
10 Tegangan / Phasa 380 V / 3
11 Faktor Daya (PF) 0.80
12 Duty Continuous (S1)
13 Excitation Voltage 44.0
14 Excitation Current 2.6
15 Insulation Class Class H
16 Ambient Temperature 40 ℃
17 Temperature Rise 125K
18 Thermal Classification 180 (H)
19 Enclosure IP23
20 Stator Winding 311
21 Stator Connection Series Star
12
Pemeriksaan dilakukan dengan check list pemeriksaan visual, pemeriksaan dokumen dan pen-
gukuran kebisingan maupun pengukuran grounding
B. Pemeriksaan Visual
1 Kontruksi unit genset Baik Manufacture Penilaian
Standard
2 Dudukan genset Baik Manufacture Penilaian
Standard
3 Verifikasi plat nama Ada Manufacture Panilaian
Standard
4 Area klasifikasi Baik PUIL 2011 Bab Penilaian
8
5 Perlengkapan start Ada Manufacture Penilaian
standard /PUIL
6 Perlengkapan stop Ada Manufacture Penilaian
standard /PUIL
7 Peralatan pengaman Ada Manufacture Penilaian
standard /PUIL
a.Instrumen Voltmeter Ada Standard /PUIL Penilaian
b.Instrumen ampereme- Ada Manufacture Penilaian
ter standard /PUIL
c.Instrumen pengukur Ada Manufacture Penilaian
lain standard /PUIL
13
8 Lampu indicator Ada PUIL Penilaian
9 Peralatan alarm Ada PUIL Penilaian
10 Fasilitas keamanan Ada PUIL & UU No.1 Penilaian
dan tanda bahaya Thn 1970
11 Terminal kabel utama Ada Manufacture Penilaian
dan penetralan standard / PUIL
12 Kondisi air battery (Accu) Ada PUIL Penilaian
13 Minyak pelumas peng- Ada Manufacture Penilaian
gerak mula standard
14 Terminal battery Ada PUIL Penilaian
15 Penempatan battery Ada PUIL Penilaian
16 Pamanas anti kondensasi Ada Manufacture Penilaian
standard
17 Kabel masuk terminal Ada PUIL Penilaian
box
18 Kabel keluar terminal Ada PUIL Penilaian
box
19 Air pendingin penggerak Ada PUIL Penilaian
mula
20 Ukuran kabel BC Ground Ada 70 mm2 Penilaian
21 Gedung / Ruang Genset : Sesuai PUIL Bab 8 Penilaian
a.Generator
b.Penerangan ruangan
c.Sirkulasi udara/venti-
lasi
d.Pintu keluar masuk
e.Pintu darurat
f.Alat pemadam
C. Pengujian
1 Kebisingan 87 – 96 dB Permenaker
13/2011 : 85 dB
14
3 Resistansi grounding 2.70 Ohm Permenaker
02/1989 : 5 ohm
Kesimpulan :
1. Dari pemeriksaan secara visual, genset dalam kondisi normal dan sesuai standard pengop-
erasian serta keselamatan kerja.
2. Dari hasil pengujian atau running test tanpa beban didapat hasil baik dan normal.
3. Perawatan motor diesel/genset dan pengoperasian genset secara umum baik.
4. Grounding pada motor diesel/genset terpasang dengan baik.
5. Ruangan sudah dilengkapi dengan pemadam kebakaran yaitu APAR
6. Dudukan genset kokoh karena sudah menggunakan angkur baut dan dilengkapi pula dengan
pegas untuk meredam getaran dari engine genset
7. Copy Wirring diagram dan manual book sudah ditempatkan dekat rak genset guna
pemeliharaan ataupun pemeriksaan lebih mudah dan sudah sesuai PUIL
8. Gas buang sudah cukup baik, tidak mengganggu wilayah sekitar
15
Saran :
1. Sistem instalasi panel lakukan kebersihan secara rutin.
2. Setiap equipment pendukung diberi label identitas.
3. Agar dilakukan kebersihan rutin dalam sisi rotor generator genset.
4. Lantai kerja ruang genset/mesin di cat marka guna program 5R.
5. Agar selalu disiapkan kebutuhan sapu ijuk, sapu lidi, tempat sampah dan pasir.
Dari Gardu Induk PLN dengan tegangan 20 KV masuk ke jaringan distribusi, atau masuk ke
trafo step down dimana lilitan primer 20 KV dan lilitan sekunder di 400 Vac.
PT. Waskita Beton Precast memiliki 1 Gardu Induk, dengan kontrak daya di 2200 KVA, dimana
melayani MDP keseluruhan beban listrik di PT. Waskita Beton Pracetak, Plant Karawang.
Pemeriksaan dan pengujian jaringan distribusi yang dimaksud ialah dengan mem-verifikasi ka -
pasitas trafo distribusi yang digunakan di Departemen precast masih mencukupi dengan beban ter-
pasang pada trafo tersebut. Khususnya Trafo yang digunakan untuk melayani MDP (Main Distri-
bution Panel). Dengan Spesifikasi Trafo distribusi sebagai berikut:
16
Data Nameplate Trafo 2500 I nominal ( In ) Pada Trafo
1. Serial Number 163305711, Tahun 2015
2. KVA 2500/3325 In 100% (A) = 2500 kVA
3. Class AN/AF √3 x 0,4 kV
4. Phase 3 = 3612.7 A
5. 50 Hz In 80 % (A) = 3612.7 A x 0,8
6. HV 20000V = 2.890.2 A atau (2500 KVA x 0,8 = 2000
7. LV 400V/231V KVA)
8. LV Amp 3608/4799 Untuk Lifetime pada Trafo, maka Beban Optimum pada
9. CONN Symbol Dyn5 Trafo diusahakan ≤ 80%
10. Impedance 6.33% Kekuatan Hantar Arus ( KHA ) & Circuit Breaker
11. Conduct Cu/Cu ( CB ) pada Trafo
12. Insulation Class 180ᵒC ( H ) KHA = 125 % x In 80 %
13. Protection IP 20 = 125 % x 2890.2 A
= 3612.7 A
Kabel yang digunakan NYY 4 x (7 x 1c x 300 mm²),
berdasarkan table PUIL 2011 Halaman 524 mampu sam-
pai dengan 707 A.
Jadi 7 x 707 A = 4949 A
Maka dapat disimpulkan ukuran kabel yang dipasang su-
dah sesuai
18
Gambar 2.2.4 kabel grounding
body trafo & pengukuran nilai
tahanan grounding sistem han
7. Kontruksi/ a. Memeriksa kondisi konstruksi a. Baik Manufacture Penilaian
struktur bangunan, pondasi dan baut Standar IEC
mekanik pengikat 60076-11:2004
b.Memeriksa kebersihan b.Baik
lingkungan R.trafo
c. Memeriksa sirkulasi udara c. Baik
d.Memeriksa pembatas/ haling d.Baik
rintang
e. Memeriksa Tanda Peringatan e. Baik
Trafo
2500KVA
Ifl: 36,08A /4799 A
19
Perhitungan :
% Pembebanan Trafo
= (Irata/Ifl)x100%
= (1050A+990A+982A)/3)/4799) x100%
= (1007A/4799)x100%
= 20,98%
Kesimpulan :
% Pembebanan trafo sebesar 20,98% masih dibawah 80% dari kapasitas yang tertera
F, Pengujian Tahanan Isolasi (TI) Tidak bisa dila PUIL 2011 : 2000Ω/ Pen-
Phase-Phase, Phase-Netral, kukan karena Volt + 1MΩ gukuran
Phase-PE trafo dalam kon-
disi ON
g.Penghantar KHA Penghantar
Tegangan
Menengah
Kabel terpasang:
Trafo 2500kVA/20kV/36,08A
Kabel N2XSY 3 x (1x 120mm²)
Beban Max 1x120mm² = 427A
20
Pemeriksaan secara visual sesuai data di bawah ini :
Penelaahan Dokumen
21
Memeriksa kesesuaian Spark gap bushing Baik Manufacture Penilaian
primer
Memeriksa kesesuaian Spark gap bushing Baik Standard Penilaian
skunder
Sistem Baik Manufacture Penilaian
1. Panel Kontrol
2. Relay Bucholz
22
a. Memeriksa kebersihan terminal a. Bersih Baik Manufacture Penilaian
OLTC Penilaian
Maintank
23
Standard dan
b. Memeriksa karat/gompal fisik body b. Tidak Ada Penilaian
SNI
Fire protection
24
5.1. Pemeriksaan dan Pengujian Panel Pemanfaatan
Dari pemeriksaan secara visual ditemukan beberapa kesesuain ataupun ketidaksesuain terhadap per-
sayaratan , diantaranya adalah :
26
5.2.2. Pengukuran beban antar phasa saat pemakaian
Phasa Beban ( A )
R 12.6
S 12.1
T 14.2
27
R S T
R F1-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt
Socket Outlet
28
29
Beban ( Watt )
Keterangan
R S T Line R Line S Line T
R F1-MCB 20A - 1 Pole Line R = 13.104 Watt
2880 Socket Outlet
Line S = 13.198 Watt
R F2-MCB 20A - 1 Line T = 13.014 Watt
2880 Spare
R F3-MCB 20A - 1 Total 39.316 Watt
2880 Socket Outlet
R F4-MCB 20A - 1 39.316 Watt = 13.105 Watt / Line
2880 Socket Outlet
3
S F5-MCB 20A - 1 2880 Socket Outlet
S F6-MCB 20A - 1 MCCB / Breaker Utama
2880 Spare
39.316 = 39.316 = 74,74 Ampere
S F7-MCB 20A - 1 380 x 1.73 x 0.8 526
2880 Socket Outlet
T F8-MCB 32A - 1 ( In x 115 % ) Proteksi
4640 Socket Outlet
74.74 x 115 % = 85.95 Ampere
T F9-MCB 25A - 1 MCCB Yang Dipergunakan
3520 Spare
Adalah Kapasitas 100 A - 3 Phasa
T F10-MCB 20A - 1 910 Lighting
MMCB
100A T F11-MCB 20A - 1 1388 Lighting
T F12-MCB 20A - 1 1280 Lighting
S F13-MCB 20A - 1 2166 Lighting
S F14-MCB 20A - 1 252 Lighting
S F15-MCB 20A - 1 900 Spare
S F16-MCB 20A - 1 340 Lighting
R F17-MCB 20A - 1 1252 Lighting
S F18-MCB 20A - 1 900 Spare
R F19-MCB 20A - 1 332 Lighting
T F20-MCB 20A - 1 900 Spare
T F21-MCB 20A - 1 396 Lighting
13,104 13,198 13,014
Arus MCB F1 – F 7 : 20 Ampere – 1 Phasa
3600 VA x 0.8 = 2880 Watt
2880 / 220 x 0.8 = 16.36 Ampere
Proteksi = In 16.36 x 115 % = 18.8 A
Kapasitas Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, Sesuai SNI dan PUIL
KHA = In 16.36 x 125 % = 20.45 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F8 : 32 Ampere – 1 Phasa
5800 VA x 0.8 = 4640 Watt
4640 / 220 x 0.8 = 26.36 Ampere
Proteksi = In 26.36 x 115 % = 30.3 A
Kapasitas Breaker terpasang yaitu 32 Ampere, Sesuai SNI dan PUIL
KHA = In 26.36 x 125 % = 32.95 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F9 : 25 Ampere – 1 Phasa
4400 VA x 0.8 = 3520 Watt
3520 / 220 x 0.8 = 20 Ampere
Proteksi = In 20 x 115 % = 23 A
Kapasitas Breaker terpasang yaitu 25 Ampere, Sesuai SNI dan PUIL
KHA = In 20 x 125 % = 25 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F10 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 910 Watt
910 / 220 x 0.8 = 5.17 Ampere
Proteksi = In 5.17 x 115 % = 5.94 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 6 A )
KHA = In 5.17 x 125 % = 6.46 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
30
Arus MCB F11 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 1388 Watt
1388 / 220 x 0.8 = 7.88 Ampere
Proteksi = In 7.88 x 115 % = 9.06 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 10 A )
KHA = In 7.88 x 125 % = 9.85 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F12 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 1280 Watt
1280 / 220 x 0.8 = 7.27 Ampere
Proteksi = In 7.27 x 115 % = 8.36 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 10 A )
KHA = In 7.27 x 125 % = 9.08 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F13 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 2166 Watt
2166 / 220 x 0.8 = 12.30 Ampere
Proteksi = In 12.30 x 115 % = 14.14 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 16 A )
KHA = In 12.30 x 125 % = 15.37 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F14 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 252 Watt
252 / 220 x 0.8 = 1.43 Ampere
Proteksi = In 1.43 x 115 % = 1.64 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 1.43 x 125 % = 1.78 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
31
Arus MCB F16 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 340 Watt
340 / 220 x 0.8 = 1.93 Ampere
Proteksi = In 1.93 x 115 % = 2.21 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 1.93 x 125 % = 2.41 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F17 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 1252 Watt
1252 / 220 x 0.8 = 7.11 Ampere
Proteksi = In 7.11 x 115 % = 8.17 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 10 A )
KHA = In 7.11 x 125 % = 8.88 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F19 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 332 Watt
332 / 220 x 0.8 = 1.88 Ampere
Proteksi = In 1.88 x 115 % = 2.16 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 1.88 x 125 % = 2.35 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Arus MCB F21 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 396 Watt
396 / 220 x 0.8 = 2.25 Ampere
Proteksi = In 2.25 x 115 % = 2.58 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 2.25 x 125 % = 2.81 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
32
Arus MCB F15, F18 dan F20 : 20 Ampere – 1 Phasa ( Spare )
Lighting = 900 Watt
900 / 220 x 0.8 = 5.11 Ampere
Proteksi = In 5.11 x 115 % = 5.87 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 6 A )
KHA = In 5.11 x 125 % = 6.38 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
Kesimpulan
Dari pemeriksaan secara perhitungan, ada beberapa kesesuain maupun ketidaksesuaian
terhadap standard ataupun tabel yang berlaku, yaitu sebagai berikut :
1. Breaker MCB 20 Ampere banyak melebihi ambang batas proteksi perhitungan dan
sebaiknya segera diganti dengan sesuai perhitungan, agar bila terjadi kesalahan
kerja alat ataupun terjadi sentuh langsung maupun tidak langsung, MCB akan bek-
erja secara baik dan normal.
2. Kabel ke beban yang terpasang, secara perhitungan KHA Kabel khususnya penggu-
naan beban sudah sesuai standard instalasi tegangan rendah (TR) yaitu NYY 4 x
2.5mm
3. Kebersihan panel perlu dilakukan secara rutin dan dimasukkan dalam program
pemeliharaan harian ataupun mingguan.
33
6.1 Hasil Pengujian dan Pemeriksaan Secara Visual
NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE
1 Cover pelindung tegangan sentuh langung Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
2 Gambar single line diagram dan kartu riwayat Ada Manufacture Std. Penilaian
perawatan
3 Kabel bonding untuk pengaman sentuh tidak Ada Manufacture Std. Penilaian
langsung
34
4 Sistem pembumiaan Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian
8. Tanda bahaya pintu ruang panel Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
E. PENGUJIAN
S – T = 389 Vac
2. Arus Phasa R S T, Pengangtar Netral dan PE Normal dan Manufacture Std. Pengukuran
Seimbang / SNI
35
NO GAMBAR PENGUJIAN BAHAYA STANDAR REKOMENDASI
1 Pengujian insu- Kabel Yang di uji PUIL 2011 Dari hasil pen-
lation test pada dapat terbakar 61.3.3 tabel gujian dapat
kabel untuk 6-A diketahui
mengetahui Pengendalian : Tentang nilai bahwa kondisi
kondisi kabel Maks voltage minimum re- isolasi kabel
dalam PBH untuk voltage sistance in- masih dalam
kerja 220VAC sulasi kondisi baik.
adalah 250 VDC
dan untuk Di pertahankan
tegangan kerja dan di jaga
380 VAC maks kondisi pembe-
voltage uji baban kabel
adalah 500 VDC sesuai standar
PUIL supaya
tidak cepat
merusak isolasi
kabel
36
NO GAMBAR PEMERIKSAAN BAHAYA STANDAR REKOMENDASI
3 1.Tidak terdapat Panel hubung PUIL2011 Diberikan tanda
tanda bahaya di bagi tanpa ada 510.2.3.1 bahaya pada
pintu panel penanda listrik Tanda pada panel supaya
di bagian pintu PHB orang lain dapat
dapat menye- waspada ter-
babkan sia- hadap panel
papun dapat tersebut
membuka panel
tersebut.
PUIL20011
2.Terdapat Dapat terjadi 511.3.3.1.1 Sesuai Standar,
kunci pintu tegangan sen- Tentang Dipertahankan
panel tuh bila terjadi kunci panel
kegagalan pen-
tanahan
PUIL2011
Dapat terjadi 511.6.4.1 Pasang keteran-
3.Terdapat sentuhan lang- Tentang gan pada lampu
Lampu indikasi sung ke bagian komponen indikasi sehingga
tetapi tidak yang bertegan- gawai pengguna dapat
berfungsi den- gan karena tidak Kendali mengoperasikan
gan baik terdapat cover dengan mudah
penutup panel PUIL 2011
511.3.3.1.2 Pasang bonding
Dapat Memper- (a) kabel grounding
sulit pelayanan Tentang pro- ke pintu panel
4. Bonding ka- dan pemeli- teksi pembu-
bel untuk haraan mian pintu
grounding ke PHB dari
pintu panel logam
tidak ada
PUIL 2011 Dipasang cover
511.2 keten- panel supaya
tuan umum bisa terhindar
penataan dari bahaya sen-
PHBK tuhan langsung
5.Tidak terdapat ke bagian yang
cover panel bertegangan
37
NO GAMBAR PEMERIKSAAN BAHAYA STANDAR REKOMENDASI
4 Warna untuk Dapat menye- PUIL 2011 Diberikan tanda
membedakan babkan salah 511.2.3.2 masing – masing
urutan fasa penyambungan Tentang busbar untuk
pada Busbar dan memper- Penandaan menandakan
tidak begitu je- sulit PHB fasa R, S, T
las pelayananan
Setiap koneksi
Koneksi kabel PUIL 2011 kabel pada bus-
Koneksi Kabel dapat terlepas 511.6.5.4 bar dan terminal
pada Busbar Ne- dan tersentuh Tentang Ter- harus menggu-
tral dan termi- ke bagian yang minal Sepatu nakan sepatu
nal tidak meng- bertegangan se- Kabel kabel
gunakan sepatu hingga dapat
kabel terjadi hubung
singkat
38
6 Bagian bawah Serangga dapat PUIL 2011 Diberikan
panel tidak masuk dan 511.2.1.1 penutup bagian
diberikan menyebabkan Tentang bawah panel
penutup untuk short sirkuit Kerapihan yang baik dan
menghindari pada PBH PHB setiap kabel
serangga yang yang masuk dan
masuk kedalam keluar dari panel
panel diberikan kabel
gland
Dipasang
penutup kabel
Isolasi kabel da- supaya kabel
Tidak Terdapat pat terkelupas lebih terlindungi
Penutup Kabel dan memba- dan menga-
Tray hayakan orang mankan orang
yang bekerja yang bekerja di
serta menye- area tersebut
babkan
serangga atau
hewan dapat
masuk kedalam
39
7.1. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Penyalur Petir
Sekilas mengenai Instalasi penyalur petir, Instalasi penyalur petir ialah sebuah jalur rangkaian
kabel tembaga yang difungsikan sebagai jalan atau aliran bagi petir menuju ke permukaan bumi
atau ground, sehingga petir tidak akan merusak benda-benda yang dilewatinya.
Ada tiga bagian utama pada peraturan instalasi penyalur petir, yaitu
Instalasi Penyalur Petir yang ada di PT.Waskita Beton Precast Plant Karawang menggunakan 2 tipe,
instalasi lama menggunakan metoda sangkar faraday dan instalasi baru menggunakan tipe Elek-
trostatik (ESD). Dan Instalasi Penyalur Petir di produksi beton precast yang di periksa secara visual dan
diukur ialah tipe sangkar faraday yang berada di tower bacthing plant.
40
7.2.1 Pemeriksaan dan Pengujian Penyalur Petir Elektrostatic
I. DATA UMUM
OFFICE
43
7.2.2 Pemeriksaan dan Pengujian Penyalur Petir Konvensional Area Pro-
duksi Tower Batching Plant
I. DATA UMUM
Rencana penambahan
proteksi
46
Metode Pengukuran Dijelaskan Dibawah ini :
Sebelum pengukuran lakukan pemeriksaan terhadap baterai dari alat ukur dengan memutar
switch selector ke titik Batt. Check, kemudian tekan tombol push-on. Bila jarum menunjukkan
pada bagian warna hijau pada skala maka berarti kondisi baterai bagus.
Setelah itu lakukan pengukuran tegangan pentanahan dengan memutar kembali switch se -
lector ke titik Earth Voltage, dengan posisi elektroda E dihubungkan ke elektroda pentana-
han, elektroda P dihubungkan ke Tanah dengan jarak 5 meter ke titik elektroda pentana-
han, dan elektroda C dihubungkan ke tanah dengan jarak 10 meter ke titik elektroda pen-
tanahan dan 30º dari titik P.
Proses ini dilakukan untuk memastikan tidak ada tegangan bocor di sistem dari trafo. Jika
terdapat tegangan bocor di sistem tersebut, maka jarum akan menunjukan besaran tegangan
diatas 0 volt.
Pasang Elektroda E segaris dengan P dan bersudut dengan C (Metoda Bersudut). Pen-
gukuran dilakukan 2 kali pada titik yang sama.
47
Data perhitungan penggunaan penyalur petir konvensional.
Data masukan yang dapat dipakai untuk mengetahui perlu tidaknya proteksi petir bagi bangunan
tower , dalam hal ini tower baching plant PT Waskita Precast adalah :
Tinggi = 12 Meter (x3 unit)
Lebar = 4 Meter (x3 unit)
Panjang total 3 unit tower = 20 Meter
Hari guruh (Td) menurut data dari BMG sesuai dengan lampiran B: 170 Hari Guruh per Tahun
Frekuensi sambaran petir yang diperbolehkan pada bangunan 10 4/tahun, maka dari data diatas dapat
dicari kebutuhan tower terhadap proteksi petir maupun mengetahui tingkat proteksinya dengan
menggunakan PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir) dan Standard Nasional Indonesia (SNI
03-7015-2004)
Penentuan kebutuhan bangunan akan Proteksi Petir berdasarkan PUIPP yaitu dengan menggunakan
data hari Guruh (lampiran B) dan keadaan lokasinya (lampiran A), maka untuk bangunan tower akan
diperoleh :
Indeks A :2
Indeks B :0
Indeks C :7
Indeks D :0
Indeks E :7
Maka didapatkan indeks perkiraan bahaya sambaran petir R adalah :
R = Indeks A + Indeks B + Indeks C + Indeks D + Indeks E
R=2+0+7+0+7
R = 16
Dimana R > 13, sehingga diambil kesimpulan bahwa tower baching plant sangat memerlukan proteksi
petir.
Menghitung frekuensi sambaran petir langsung (Nd) yang diperkirakan pada tower batching plant
Frekuensi sambaran petir langsung (N d) yang diperkirakan ke struktur yang diproteksi didapatkan
berdasarak rumus :
Nd = Ng x Ae x 10-6 / tahun
Nd = 24,5539 x 28,732 x 10-6
Nd = 0,70 / tahun
48
Menentukan efisiensi SPP (Sistem Proteksi Petir) lalu menentukkan tingkat proteksi
Dari stasiun BMG diperoleh nilai frekuensi sambaran petir tahunan setempat (N c) yang diperbolehkan
adalah 10-4/tahun.
Nilai N4>Nc maka diperlukan system proteksi petir dan efisiensi SPP dapat dihitung berdasarkan rumus
yaitu :
E = 1 – N c / N4
E = 1 – 0,1 / 0,70
E = - 0,85
Kesimpulan :
A. Penyalur Petir Electrostatic secara proteksi dinyatakan layak digunakan, sesuai Peraturan
menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.Per.02/MEN/1989 dan SNI 03-7015-2004
B. Penyalur Petir Konvensional secara proteksi sudut untuk digunakan 1 tower dapat mempro-
teksi tapi untuk digunakan ketiga tower tidak terproteksi dan harus ditambahkan lagi proteksi
Air terminal Splitzen pada setiap tower bacthing plant.
C. Sebaiknya pada setiap penurunan hantaran dipasang Pull box/Junction Box, guna perawatan
serta pemeliharaan lebih mudah untuk menuju pada hantaran pembumian.
49
BAB III
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Temuan Positif :
Peralatan Fire Safety dan Evakuasi di bagian Pembangkit sudah memenuhi persyaratan PUIL 2011
2.11.2 dimana “ Instalasi Listrik yang penting dalam gedung untuk pengoperasian secara aman
dari : penginderaan kebakaran, sistem peringatan dan pemadaman kebakaran, sistem pen-
gendalian asap, sistem evakuasi dan penggunaan lift secara aman.”
Besar Grounding Genset sudah memenuhi standar Permenaker RI No. PER.02/MEN/1 989 ten-
tang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir pasal 54 ayat 1 yang berbunyi “Tahanan pembu-
mian dan seluruh system pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm”.
Generator Set sudah dilengkapi pegas untuk mengurangi getaran, meskipun Genset belum menda-
pat suplai udara yang baik untuk proses starting awal melalui proses pembakaran dengan ba-
han bakar sesuai PUIL 2011 bagian 132.5 MOD (2.3.5.1) bahwa “Dalam menetapkan
kondisi lingkungan penggunaan perlengkapan instalasi, perlu diperhitungkan beberapa
fafktor dan parameter lingkungan terkait, dan dipilih tingkat keparahan akibat parame-
ter lingkungan tersebut. Faktor dan parameter lingkungan tersebut antara lain (A) kondisi
iklim : Panas/ Dingin ... dan (F) kondisi mekanis : Getaran.....”
Pintu panel MDP, SDP dan Sinkronisasi Genset sudah terhubung dengan kabel bonding den-
gan tujuan mengurangi potensi bahaya sentuh tak langsung sesuai dengan PUIL 2011
bagian 510.1.5.1 dimana “Selungkup logam dan rangka logam yang dimaksud, harus
dilengkapi dengan sekrup atau terminal untuk pembumian.“
Pintu panel luar maupun cover dalam panel sudah dilengkapi dengan kunci sesuai PUIL 2011
Bagian 511.3.3.1.2 huruf (C) dimana “ untuk melayani PHBK, pintu hanya boleh dibuka
dnegan perkakas atau kunci pembuka sekrup. Lazimnya pintu terpasang jika PHBK dalam
keadaan bekerja.”
Pintu panel luar sudah dilengkapi dengan indikator lampu yang jelas sesuai dengan PUIL 2011
bagian 511.6.2.1 dimana “ Instrumen ukur dan indicator yang dipasang pada PHBK harus
terlihat kelas dan harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa
yang ditunjukkan”. Pintu panel luar sudah dilengkapi dengan identitas panel sesuai PUIL 2011
bagian 511.2.3.1 dimana “di beberapa tempat yang jelas dan mudah terlihat pada sirkit arus
PHBK dipasang pengenal yang jelas sehingga memudahkan pelayanan dan pemeliharaan”
50
Belokan pada instalasi kabel di MDP tidak dilakukan secara tajam PUIL 2000 Bagian 8.26.3.1 “Be-
lokan tajam pada penghantar harus dicegah”
Trafo distribusi sudah memiliki grounding sendiri dengan BC ukuran 70 mm 2 lebih besar dari yang
dipersyaratkan di PUIL 2011 Tabel 54.2 bahwa “ Luas penampang minimum konduktor pembu-
mian yang di tanam dalam tanah yang tidak diproteksi terhadap korosi ialah 25 mm 2 Cu dan 50
mm2 Fe.“
Pemberian Indikator pada penghantar di SDP, MDP dan Trafo distribusi sudah sesuai PUIL
2011 Bagian 5210.2 MOD dimana “Penggunaan warna loreng hijau-kuning hanya boleh digu -
nakan untuk menandai konduktor pembumian...” dam 5210.3 MOD dimana ”Penggunaan
warna biru hanya boleh digunakan untuk menandai netral ”.
Terdapat pengukur suhu udara sekitar di House power MDP untuk mengontrol suhu
ambient sesuai PUIL 2011 bagian 132.5 MOD (2.3.5.1) bahwa “Dalam menetapkan kondisi
lingkungan penggunaan perlengkapan instalasi, perlu diperhitungkan beberapa fafktor dan
parameter lingkungan terkait, dan dipilih tingkat keparahan akibat parameter lingkungan
tersebut. Faktor dan parameter lingkungan tersebut antara lain (A) kondisi iklim : Panas/
Dingin ... ”.
Ukuran Kabel yang digunakan sudah sesuai, tidak kurang dari Kuat Hantar Arus. Juga Kapa-
sitas Breaker yang digunakan melebihi dari Minimum Kapasitar Breaker yang diper-
syaratkan berdasarkan PUIL 2011 bagian 2.2.8.3 , dimana “Arus Pengenal Motor sekurang-ku-
rangnya 110%-115% arus pengenal motor, dan KHA Kabel adalah 125% arus pengenal beban
penuh motor”.. Hal ini dikarenakan, agar ketika ada penambahan beban tidak mengharuskan
pergantian breaker (economize).
Pembebanan Trafo baru mencapai 17.70%, masih jauh dari kapasitas maximal pembe-
banan trafo yang dipersyaratkan di 80%, sehingga dapat disimpulkan Trafo aman digunakan
sesuai analisa pada Bab 3.
PBH adalah suatu peralatan penghubung, pengaman, pengontrolan dan pembagi daya
dari supply power ke beban baik beban penerangan maupun tenaga
Pengaman yang di pakai pada PHB adalah MCB 1 Fasa 20 – 32 A untuk pengaman
rangkaian akhir, sedangkan untuk pengaman utama menggunakan MCCB 100 A
Sistem grounding yang digunakan adalah system TN-C
Dari hasil pemeriksaan dan pengujian isolasi dapat di simpulkan bahwa kondisinya
masih memenuhi standar PUIL
Temuan Negatif :
51
Ruang Generator belum di beri tanda peringatan sesuai PUIL 2011 bagian 9.4.5.1 dimana
“Dalam ruang dimana sentuhan terhadap konduktor atau perlengkapan listrik dapat men-
gakibatkan timbulnya bahaya, harus dipasang papan atau tanda peringatan pada tempat yang
mudah dapat dilihat” dan Operator belum dilengkapi dengan APD Earmuff sesuai
dengan Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Pasal 4 ayat 1 huruf q dimana “APD
wajib digunakan di tempat kerja dimana dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disim-
pan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air.
Panel MDP maupun SDP sudah dilengkapi dengan double cover sesuai dengan PUIL
2011 bagian 510.1.5.1 dimana “Selungkup logam dan rangka logam yang dimaksud, harus
dilengkapi dengan sekrup atau terminal untuk pembumian.“
Bak kontrol tidak terawat, dan sambungan down conductor ke Rod Grounding pun berkarat
sesuai dengan Permenaker RI No. PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir pasal 50 ayat 1 dimana setiap instalasi penyalur petir dan bagian harus dipelihara agar se-
lalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat”.
9.1 Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. 1970. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Lem-
baran Negara RI Tahun 1970, No. 2918. Sekretaris Negara Indonesia.
53