Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN ON THE JOB TRAINING ( OJT )

Dan ASSESMENT LAPANGAN PEM-


BINAAN AHLI K3 LISTRIK
Pemeriksaan Sistem K3 Listrik Pada
Sistem Pembangkitan, Distribusi, Pemanfaatan PHB
dan Instalasi Penyalur Petir

PRAKTEK OJT DAN ASSESMENT DI :


PT. WASKITA BETON PRECAST
Plant Karawang
JL.Raya Curug Kosambi KM 7
Desa Curug Kecamatan Klari
Kabupaten Karawang – Jawa Barat

1
LEMBAR PENGESAHAN

Mengajukan permohonan pengesahan laporan OJT AHLI K3 Listrik


di Perusahaan PT. WASKITA BETON PRECAST, Plant Karawang Jawa Barat
guna sebagai syarat kelulusan sertifikasi Ahli K3 Listrik

Disusun Oleh :
Nama : ………………………………………………
Perusahaan : ………………………………………………
….….……..................................

Disusun Oleh Diketahui Oleh

______________ Maman
PT.Waskita Beton Precast

Diperiksa Oleh

Muslim Gunawan,ST
Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
Propinsi Jawa Barat

2
KATA PENGANTAR

Salah satu syarat untuk memperoleh surat penunjukan sebagai seorang Ahli K3 Listrik
dari KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN (KEMNAKER), seorang calon Ahli K3 listrik wajib
melakukan praktek dan membuat laporan hasil praktek atau OJT ( On Job Training ) di perusa-
haan tempat bekerja atau di tempat lain yang nantinya akan di ajukan ke KEMENAKER guna
untuk mendapatkan surat keterangan penunjukan sebagai seorang tenaga Ahli K3 Listrik.

PT. Waskita Beton Precast yang bertempat di JL.Raya Curug Kosambi KM7 Karawang,
merupakan industri yang bergerak di bidang pembuatan beton pracetak dimana merupakan
tempat untuk melakukan dan membuat laporan OJT.

Adapun ruang lingkup dalam melakukan OJT pada Pabrik yang berkapasitas produksi
450.000 Ton pertahun ini adalah pada salah satu Panel Hubung Bagi ( PHB ) untuk penerangan
dimana nantinya dari hasil laporan ini bisa menjadi suatu titik awal untuk memberikan ma-
sukan dan kontribusi yang berguna, mampu dalam menganalisa tentang potensi bahaya apa
saja yang dapat terjadi di tempat kerja serta cara penanggulanganya.

Di lokasi ini pabrik sendiri banyak terdapat peralatan listrik serta orang – orang yang
bekerja di dalamnya, tentunya akan semakin besar pula potensi bahaya yang dapat terjadi.
Untuk itu di perlukan suatu pengetahuan yang mendasar dalam menganalisa bahaya apa saja
yang mungkin dapat terjadi di lokasi tempat bekerja.
Untuk menghindari supaya bahaya yang timbul akibat listrik tidak terjadi maka diperlukan su-
atu pemeriksaan secara berkala untuk menjamin kehandalan dari peralatan listrik itu sendiri
serta dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi orang setiap orang yang bekerja di
dalamnya.

Sebagai calon tenaga Ahli K3 Listrik yang selalu bersinggungan dengan peralatan listrik
tersebut diharapkan supaya dapat menguji dan memeriksa kelayakan operasi dari peralatan
listrik tersebut serta dapat merekomendasikan jika nantinya terjadi gejala atau penyimpangan
dari suatu peralatan listrik yang dapat mengganggu sistem kerja peralatan itu sendiri dan
orang yang bekerja guna tercapainya suatu operasional pabrik yang lebih baik dan lebih han-
dal.

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2. Tujuan ............................................................................................................... 4
1.3. Ruang Lingkup ................................................................................................... 5
1.4. Standar / Referensi ........................................................................................... 5
1.5. Peralatan Yang Di gunakan ............................................................................... 5
BAB II. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN .............................................................................. 6
2.1. Prosedur Pemeriksaan ...................................................................................... 6
2.2. Hasil Pemeriksaan Visual .................................................................................. 7
2.3. Hasil Pengujian ................................................................................................. 8
2.3.1. Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel ......................................................... 8
2.3.2. Pengukuran Beban Antar Fasa ............................................................... 8
2.3.3. Analisa Perhitungan pengaman dan KHA Penghantar ........................... 9
2.3.4. Hasil Pengujian Dan Pemeriksaan ..........................................................13
BAB III. PENUTUP .................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................17
3.2. Saran ...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................18

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja memerintahkan


dan mengatur bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas kesela-
matan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi
serta produktivitas nasional, bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya, dan bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai
dan dipergunakan secara aman dan effisien.
Untuk itu perlu diadakan pembinaan norma–norma perlindungan kerja, dimana
hal ini mendasari kebutuhan dan perlunya K3 dalam bidang kelistrikan mengingat ham-
pir semua tempat kerja menggunakan listrik. K3 Listrik adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lainnya
yang berada di tempat kerja dari potensi bahaya listrik melalui upaya pencegahan kece-
lakaan kerja dan penyakit akibat kerja. K3 Listrik ini juga bertujuan untuk membuat se-
tiap sumber produksi dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien untuk men-
dorong produktivitas.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik yang digunakan un-
tuk keperluan rumah tangga maupun industri, maka untuk menjaga kontinuitas penyalu-
rannya mutlak diperlukan suatu sistem kelistrikan yang handal.
Suatu sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan dan berbagai cara dilakukan
untuk dapat mengatasi gangguan tersebut. Kebakaran yang terjadi sering kali dise-
babkan oleh pemakaian listrik yang melebihi kapasitas instalasi yang telah di tentukan,
selaian itu alat pengaman yang tidak berfungsi dengan baik ketika terjadi gangguan dan
umur instalasi yang sudah lama.

5
Gambar 1.1 Skema Kisi-Kisi Keselamatan Kerja Ketenagalistrikan
Dari gambar di atas kita bisa mengetahui skema tentang keselamatan untuk ketena-
galistrikan, yang meliputi :
 Visi : Sistem Ketenagalistrikan yang aman, andal dan akrab lingkungan.
 Standart / Regulasi : SNI, Standart Internasional, Standart Pabrikan, dan IEC / ISO.
 Wujud : Keselamatan Kerja, Keselamatan Umum, Keselamatan Umum, dan Kesela-
matan Instalasi.
 Perlindungan/Target : Pekerja (Pegawai & Bukan Pegawai), Masyarakat Umum,
Lingkungan di Sekitar Instalasi, Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik.
 Pencegahan : Kecelakaan Kerja, Kecelakaan Masyarakat Umum, Pencemaran, dan
Kerusakan instalasi (Kebakaran)

Untuk menghindari agar gangguan tersebut tidak membahayakan manusia dan


peralatan maka di perlukan sebuah sistem penyaluran listrik dan komponen control
yang handal. Komponen – komponen tersebut di tempatkan dalam tempat yang layak
sehingga pelayanannya dapat dilakukan dengan mudah dan aman, dalam hal ini Panel
Hubung Bagi ( PHB ) yang sesuai dengan standar yang berlaku ( SNI & PUIL )
6
Sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan di tetapkannya Permenaker No. 12 Tahun
2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di tempat kerja maka di bu-
tuhkan seorang tenaga Ahli K3 Listrik yang mampu melakukan pengawasan pelaksanaan
K3 Listrik di tempat kerja supaya setiap kegiatan tentang kelistrikan dapat diawasi atau
dikontrol agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di kurangi dan kontinuitas
penyaluran listrik dapat berjalan dengan baik guna untuk menunjang kegiatan opera-
sional.

1.2. Tujuan
1. Mempersiapkan tenaga ahli yang mampu melaksanakan K3 Listrik di tempat kerja
2. Mampu Mengidentifikasi, evaluasi dan pengendalian resiko dalam pelaksanaan K3
listrik
3. Melakukan pemerikasaan dan kelayakan instalasi Sesuai standar PUIL
4. Menjamin kehandalan instalasi listrik dan mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
5. Mampu menjelaskan teknik pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja
terkait dengan pekerjaan listrik
1.3. Ruang Lingkup
Pemeriksaan dan Pengujian ini dilakukan pada pembangkitan tenaga listrik, distribusi,
pemanfaatan dan Instalasi penyalur petir yang berada di plant produksi PT. Waskita Be-
ton Precast – Plant Bojonegara, Banten.

1.4. Standar / Referensi


1. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – Undang No.30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikkan
3. Permenaker R.ӏ. No : Per-04/MEN/1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
4. Keputusan Menakertrans R.I. No : Kep-75/MEN/2002 :
Pemberlakuan SNI & PUIL Di Tempat Kerja
5. Kep Menaker No.22 Tahun 1993, Tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011 Edisi Tahun 2014
7. Permenaker No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik Di tempat Kerja

7
1.5. Peralatan Yang Digunakan

1. Insulating Tester 2. Clamp On Meter (Tang Ampere)

3 . Earth Tester 4. Multimeter

5 Sound Meter 6. Gun Temperature

8
BAB II
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

2.1. Prosedur Pemeriksaan

1. Persiapan
1.1. Mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan selama pemeriksaan
1.2. Membuat JSEA (Job Safety Environment Analysis) sebagai izin kerja sebelum
melaksanakan pekerjaan pemeriksaan
1.3. Pastikan APD Yang digunakan dalam kondisi baik dan benar
1.4. Pastikan kondisi alat ukur berfungsi dengan baik dan normal
1.5. Pemeriksaan minimal dilakukan 2 Orang

2. Pemeriksaan Visual
2.1. Pemeriksaan tanda pengenal dan tanda peringatan
2.2. Pemeriksaan single line diagram dan aktual di lapangan
2.3. Pemeriksaan komponen peralatan

3. Pengujian Peralatan
3.1. Pastikan instalasi tidak terhubung dengan sumber listrik
3.2. Pastikan semua beban tidak terhubung
3.3. Pastikan semua saklar dalam keadaan terhubung
3.4. Lakukan pengujian sesuai standar pengujian (ON atau OFF Line)
3.5. Pengukuran beban terpakai antar fasa

4. Pencatatan & Analisa Hasil Pengujian


4.1. Catat hasil pengujian
4.2. Bandingkan dengan standar untuk penentuan kelayakan operasi panel
4.3. Catat ketidaksesuaian antara aktual dan standar yang berlaku
4.4. Lakukan analisa terhadap hasil pemeriksaan dan pengujian

5. Laporan Hasil Pemeriksaan & Rekomendasi


9
3.1 Pemeriksaan dan Pengujian Pembangkit Generator

Pembangkit di PT Waskita Beton Precast Karawang yang digunakan adalah pem-


bangkit Generator/genset, yang bersifat sebagai pembangkit cadangan/back up yang dimana
Generator/Genset tersebut digunakan saat suplai utama (PLN) padam, terdapat 1
Generator/Genset dengan kapasitas 625 KVA

Di ruang genset terdapat panel ATS (Automatic Transfer Switch) yang berfungsi sebagai pen-
gubah input tegangan dari PLN ke genset saat PLN Padam dan di dalamnya terdapat penga-
man berupa , pemutus/breaker ACB kapasitas 1000 Ampere

10
I. DATA UMUM GENSET
1 Perusahaan Pemilik PT WASKITA BETON PRECAST
2 Alamat JL.Raya Curug Kosambi KM 7, Desa Curug Kecamatan
Klari Kabupaten Karawang – Jawa Barat

3 Perusahaan Pemakai PT WASKITA BETON PRECAST


4 Alamat JL.Raya Curug Kosambi KM 7, Desa Curug Kecamatan

Klari Kabupaten Karawang – Jawa Barat


5 Pengurus / PenanggungJawab PT WASKITA BETON PRECAST
6 Lokasi Unit Genset Room Zona 1
7 Jenis Pesawat / Type SILENT, Motor Diesel 4 TAK
8 Merk / Type CUMMINS / KTAA19-G6A
9 No. Seri / No. Unit 41245074 - WBP/GS/2017/61
10 Lokasi / Tahun Pembuatan Genset Room / 2016
11 Kapasitas 625 KVA
12 Digunakan Untuk Perkantoran, Produksi dan Sarana/Prasarana Umum
13 Klasifikasi STATION
14 Nama Operator Priyono
15 Daftar Riwayat Motor Diesel Genset Baru Tahun 2017

II. PEMERIKSAAN DOKUMEN TEKNIS


A. MOTOR DIESEL
1 Merk / Type CUMMINS / KTAA19-G6A
2 Pabrik Pembuat / Negara Chongqing Cummins Engine Company Ltd / CHINA
3 Tahun Pembuatan 2016
4 Klasifikasi STATION
5 Engine No 41245074
6 Model KTAA19-G6A
7 S.O No SO46296
8 Daya 625 KVA / 670 HP
9 Engine Identification C.I.D/L 19
10 Engine Identification Family D19
11 Engine Identification CPL No 3959
12 Inj.Timing Code IQ
13 Inj.Torque 11.3 Nm
14 Valve Lash Cold 0.36 Int / 0.69 Exh

11
15 Available Altitude 1525 m
16 Idle Speed 675 ~ 975 r/min
17 Tenaga Mula ACCU
18 Jumlah Silender 12
B. GENERATOR
1 Merk / Type STAMFORD / X16J442639
2 Pabrik Pembuat/ Negara Barnack Road Stamford / UK
3 Tahun Pembuatan 2016
4 Nomor Seri X16J442639
5 Nomor Frame / Core HC.I544FS1
6 Daya 625 KVA / 500 kW
7 Ampere BR 949.6
8 Frekwensi 50 Hz
9 Putaran 1500 RPM
10 Tegangan / Phasa 380 V / 3
11 Faktor Daya (PF) 0.80
12 Duty Continuous (S1)
13 Excitation Voltage 44.0
14 Excitation Current 2.6
15 Insulation Class Class H
16 Ambient Temperature 40 ℃
17 Temperature Rise 125K
18 Thermal Classification 180 (H)
19 Enclosure IP23
20 Stator Winding 311
21 Stator Connection Series Star

12
Pemeriksaan dilakukan dengan check list pemeriksaan visual, pemeriksaan dokumen dan pen-
gukuran kebisingan maupun pengukuran grounding

NO OBJEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE


/ DASAR
HUKUM
A. Pemeriksaan Dokumen
1 Gambar diagram 1 garis Ada PUIL 2000 . Penilaian Dokumen
4.1.2
2 Gambar diagram pen- Ada PUIL 2000. Penilaian Dokumen
gawatan 4.1.2
3 Daftar komponen Ada PUIL 2000. Penilaian Dokumen
4.1.2
4 Gambar lay out Tidak Ada PUIL 2000. Penilaian Dokumen
4.1.2
5 Gambar area klasifikasi Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian Dokumen
6 Data hasil uji pabrik Ada PUIL 2011 Penilaian Dokumen
pembuat
7 Buku Manual Ada PUIL 2011 Penilaian Dokumen
8 Buku pemeliharaan dan Ada PUIL 2011 Penilaian Dokumen
operasi
9 Tanda peringatan Ada PUIL 2011 Penilaian Dokumen
10 Sertifikat pabrik pem- Ada PUIL 2011 Penilaian Dokumen
buat

B. Pemeriksaan Visual
1 Kontruksi unit genset Baik Manufacture Penilaian
Standard
2 Dudukan genset Baik Manufacture Penilaian
Standard
3 Verifikasi plat nama Ada Manufacture Panilaian
Standard
4 Area klasifikasi Baik PUIL 2011 Bab Penilaian
8
5 Perlengkapan start Ada Manufacture Penilaian
standard /PUIL
6 Perlengkapan stop Ada Manufacture Penilaian
standard /PUIL
7 Peralatan pengaman Ada Manufacture Penilaian
standard /PUIL
a.Instrumen Voltmeter Ada Standard /PUIL Penilaian
b.Instrumen ampereme- Ada Manufacture Penilaian
ter standard /PUIL
c.Instrumen pengukur Ada Manufacture Penilaian
lain standard /PUIL

13
8 Lampu indicator Ada PUIL Penilaian
9 Peralatan alarm Ada PUIL Penilaian
10 Fasilitas keamanan Ada PUIL & UU No.1 Penilaian
dan tanda bahaya Thn 1970
11 Terminal kabel utama Ada Manufacture Penilaian
dan penetralan standard / PUIL
12 Kondisi air battery (Accu) Ada PUIL Penilaian
13 Minyak pelumas peng- Ada Manufacture Penilaian
gerak mula standard
14 Terminal battery Ada PUIL Penilaian
15 Penempatan battery Ada PUIL Penilaian
16 Pamanas anti kondensasi Ada Manufacture Penilaian
standard
17 Kabel masuk terminal Ada PUIL Penilaian
box
18 Kabel keluar terminal Ada PUIL Penilaian
box
19 Air pendingin penggerak Ada PUIL Penilaian
mula
20 Ukuran kabel BC Ground Ada 70 mm2 Penilaian
21 Gedung / Ruang Genset : Sesuai PUIL Bab 8 Penilaian
a.Generator
b.Penerangan ruangan
c.Sirkulasi udara/venti-
lasi
d.Pintu keluar masuk
e.Pintu darurat
f.Alat pemadam
C. Pengujian
1 Kebisingan 87 – 96 dB Permenaker
13/2011 : 85 dB

2 Polarization Index test Tidak bisa IEEE Std 43- Pengukuran


(PI Test) melakukan 2000
- Insulation Teg. 1000 V – pengukuran
1 Menit karena
- Insulation Teg. 1000 V – tidak boleh
10 Menit dibongkar
- Nilai PI

14
3 Resistansi grounding 2.70 Ohm Permenaker
02/1989 : 5 ohm

 I nominal ( In ) Pada Generator

In 100% (A) = 625 kVA


√3 x 0,38 kV
= 951 A
In 80 % (A) = 951 x 0,8
= 760 A
Untuk Lifetime pada Genset, maka Beban Opti-
mum pada generator diusahakan ≤ 80%
 Kekuatan Hantar Arus ( KHA ) & Circuit
Data name plate Breaker ( CB ) pada generator
Base Rating KVA : 625 KHA = 125 % x In 80 %
Base Rating KW : 500 = 125 % x 760 A
RPM : 1500 = 950 A
Voltage : 380 V Kabel yang digunakan NYY (8 x 1c x 240 mm²),
Phase :3 berdasarkan table SNI PUIL 2011 Halaman 524
PF : 0.8 mampu sampai dengan 612 A.
Isulation Class : Clash H Jadi untuk 8 kabel x 612 A = 4896 A
Enclosure : IP23 CB = 115 % x In 80 %
Ambient Temp : 40 ᵒC = 115 % x 760 A
= 874 A
CB yang di gunakan ACB 1000 A
4 Rating proteksi utama ACB 1000 PUIL 2011 Perhitungan
A 115% x In CB = 115% x In
= 115 % x 760
= 874 Ampere

Kesimpulan :
1. Dari pemeriksaan secara visual, genset dalam kondisi normal dan sesuai standard pengop-
erasian serta keselamatan kerja.
2. Dari hasil pengujian atau running test tanpa beban didapat hasil baik dan normal.
3. Perawatan motor diesel/genset dan pengoperasian genset secara umum baik.
4. Grounding pada motor diesel/genset terpasang dengan baik.
5. Ruangan sudah dilengkapi dengan pemadam kebakaran yaitu APAR
6. Dudukan genset kokoh karena sudah menggunakan angkur baut dan dilengkapi pula dengan
pegas untuk meredam getaran dari engine genset
7. Copy Wirring diagram dan manual book sudah ditempatkan dekat rak genset guna
pemeliharaan ataupun pemeriksaan lebih mudah dan sudah sesuai PUIL
8. Gas buang sudah cukup baik, tidak mengganggu wilayah sekitar

15
Saran :
1. Sistem instalasi panel lakukan kebersihan secara rutin.
2. Setiap equipment pendukung diberi label identitas.
3. Agar dilakukan kebersihan rutin dalam sisi rotor generator genset.
4. Lantai kerja ruang genset/mesin di cat marka guna program 5R.
5. Agar selalu disiapkan kebutuhan sapu ijuk, sapu lidi, tempat sampah dan pasir.

4.1. Pemeriksaan dan Pengujian Trafo Distribusi

Dari Gardu Induk PLN dengan tegangan 20 KV masuk ke jaringan distribusi, atau masuk ke
trafo step down dimana lilitan primer 20 KV dan lilitan sekunder di 400 Vac.
PT. Waskita Beton Precast memiliki 1 Gardu Induk, dengan kontrak daya di 2200 KVA, dimana
melayani MDP keseluruhan beban listrik di PT. Waskita Beton Pracetak, Plant Karawang.

Pemeriksaan dan pengujian jaringan distribusi yang dimaksud ialah dengan mem-verifikasi ka -
pasitas trafo distribusi yang digunakan di Departemen precast masih mencukupi dengan beban ter-
pasang pada trafo tersebut. Khususnya Trafo yang digunakan untuk melayani MDP (Main Distri-
bution Panel). Dengan Spesifikasi Trafo distribusi sebagai berikut:

Gambar 3.10 Nameplate Trafo Distribusi

16
Data Nameplate Trafo 2500  I nominal ( In ) Pada Trafo
1. Serial Number 163305711, Tahun 2015
2. KVA 2500/3325 In 100% (A) = 2500 kVA
3. Class AN/AF √3 x 0,4 kV
4. Phase 3 = 3612.7 A
5. 50 Hz In 80 % (A) = 3612.7 A x 0,8
6. HV 20000V = 2.890.2 A atau (2500 KVA x 0,8 = 2000
7. LV 400V/231V KVA)
8. LV Amp 3608/4799 Untuk Lifetime pada Trafo, maka Beban Optimum pada
9. CONN Symbol Dyn5 Trafo diusahakan ≤ 80%
10. Impedance 6.33%  Kekuatan Hantar Arus ( KHA ) & Circuit Breaker
11. Conduct Cu/Cu ( CB ) pada Trafo
12. Insulation Class 180ᵒC ( H ) KHA = 125 % x In 80 %
13. Protection IP 20 = 125 % x 2890.2 A
= 3612.7 A
Kabel yang digunakan NYY 4 x (7 x 1c x 300 mm²),
berdasarkan table PUIL 2011 Halaman 524 mampu sam-
pai dengan 707 A.
Jadi 7 x 707 A = 4949 A
Maka dapat disimpulkan ukuran kabel yang dipasang su-
dah sesuai

No Obyek Hasil Nilai Rujukan / Metoda


Dasar Hukum
1. Name a. Nama pabrik, tempat dan a. Trafoindo Prima Manufacture Penilaian
Plate Trafo tahun pembuatan Perkasa 2015, Sesuai Standar IEC
b.Jenis dan No. Seri b. Oil Immersed, 60076-11:2004
163305711, sesuai
c. Kapasitas / Daya / Frequency c. 2500 KVA/50 Hz sesuai
d.Primary Voltage / Secondary d. 20 kV/400V Sesuai
Voltage
e. Primary Current / Secondary e. 3608A /4799 A sesuai
Current
f. Vector Group f. Dyn5 Sesuai
g. Impedansi g. 6,33 % Sesuai
h.Insulation level / Kelas Isolasi h. H Sesuai
i. Cooling system i. ONAN Sesuai
2. Bushing a. Memeriksa kebersihan body a. Baik Manufacture Penilaian
bushing Standar IEC
b.Memeriksa fisik body yang b. Baik 60076-11:2004
berkarat/gompal
c. Memeriksa kekencangan mur c. Baik
baut klem terminal utama
d.Memeriksa kebocoran gasket d.Baik
e. Memeriksa kesesuaian Spark e. Baik
gap bushing primer
f. Memeriksa kesesuaian Spark f. Baik
17
gap bushing skunder
3. Sistem a. Memeriksa kebersihan sirip - a. Baik Manufacture Penilaian
pendingin sirip radiator Standar IEC
b.Memeriksa kebocoran minyak b.Baik 60076-11:2004
trafo
c. Memeriksa kebocoran minyak c. Baik
trafo
d.Memeriksa kondisi minyak d.Baik
trafo
4. Alat per- a. Memeriksa level konservator a. Baik Manufacture Penilaian
nafasan tap carger Standar IEC
trafo 60076-11:2004
(Breather)
5. OLTC a. Memeriksa kesesuaian indica- a. Baik Manufacture Penilaian
tor posisi tap Standar IEC
b.Memeriksa pelumasan gigi b.Baik 60076-11:2004
penggerak
c. Memeriksa kebersihan kontak- c. Bersih Baik
tor
d.Memeriksa kebersihan limit d.Bersih Baik
switch
e. Memeriksa kesesuaian sumber e. Baik
tegangan AC/DC
f. Menguji posisi lokal dan re- f. Baik
mote
g. Memeriksa kondisi minyak di- g. Baik
verter switch OLTC
6. Sistem a. Memeriksa kawat pentanahan a. Baik Manufacture Penilaian
Grounding pada titik netral primer/ Standar IEC
sekunder 60076-11:2004
b.Memeriksa kawat pentanahan b.Baik
pada body/enclousure/ BKT
trafo
c. Memeriksa kawat pentanahan c. Tidak ada
pada Arrester
d.Memeriksa kawat pentanahan d.Baik
pada BKE (Bagian konduktif
ekstra)
e. Memeriksa kekencangan mur e. Baik
baut terminal pentanahan

f. Mengukur/menguji nilai pen- f. (1,3 Ω) Baik


tanahan

18
Gambar 2.2.4 kabel grounding
body trafo & pengukuran nilai
tahanan grounding sistem han
7. Kontruksi/ a. Memeriksa kondisi konstruksi a. Baik Manufacture Penilaian
struktur bangunan, pondasi dan baut Standar IEC
mekanik pengikat 60076-11:2004
b.Memeriksa kebersihan b.Baik
lingkungan R.trafo
c. Memeriksa sirkulasi udara c. Baik
d.Memeriksa pembatas/ haling d.Baik
rintang
e. Memeriksa Tanda Peringatan e. Baik

f. Tidak memiliki alat Pen-


f. Memeriksa penerangan gukur Cahaya
8. Fire prote- a. Memeriksa tekanan gas Novec a. Baik Manufacture Penilaian
tion b.Memeriksa alarm kebakaran b.Baik Standar IEC
c. Memeriksa sensor detector c. Baik 60076-11:2004
d.Memeriksa APAR d.Baik
9. Bagian a.Pengukuran Arus PhasaR(Ir) a.Ir = 1050 A Manufacture Pen-
sekunder b.Is = 990 A Standar IEC gukuran
trafo b.Pengukuran Arus PhasaS(Is) c. It = 982 A 60076-11:2004

c. Pengukuran Arus PhasaT(It) *pengukuran beban


trafo diambil dari
LVMDP (PDTR), karena
pengukuran ditrafo tidak
bisa dilakukan, data di-
ambil dari powermeter
yang terpasang

e. Perhitungan prosentase pe- Per


makaian trafo 36,33% 80 % hitun-
gan
Pembebanan Trafo
a. Ir= 1050 A
b. Is= 990 A
c. It= 982 A

Trafo
2500KVA
Ifl: 36,08A /4799 A

19
Perhitungan :
% Pembebanan Trafo
= (Irata/Ifl)x100%
= (1050A+990A+982A)/3)/4799) x100%
= (1007A/4799)x100%
= 20,98%

Kesimpulan :
% Pembebanan trafo sebesar 20,98% masih dibawah 80% dari kapasitas yang tertera

Maka dapat disimpulkan Trafo distribusi aman digunakan

F, Pengujian Tahanan Isolasi (TI) Tidak bisa dila PUIL 2011 : 2000Ω/ Pen-
Phase-Phase, Phase-Netral, kukan karena Volt + 1MΩ gukuran
Phase-PE trafo dalam kon-
disi ON
g.Penghantar KHA Penghantar
Tegangan
Menengah

Gambar 2.2.6 kabel tegangan


menengah trafo

Kabel terpasang:
Trafo 2500kVA/20kV/36,08A
Kabel N2XSY 3 x (1x 120mm²)
Beban Max 1x120mm² = 427A

Perhitungan dengan beban


penuh:
KHA = 125% x Ifl
= 125% x 36,08A
= 45,1A
Kesimpulan:
Arus max kabel terpasang 427A
>Arus KHA sebesar 45,1A
Maka dapat disimpulkan ukuran
kabel yang dipasang sudah sesuai

20
Pemeriksaan secara visual sesuai data di bawah ini :

Obyek Hasil Nilai Rujukan Metode

Penelaahan Dokumen

Gambar Diagram satu garis Ada PUIL 2011 Penilaian

Gambar diagram pengawatan Ada PUIL 2011 Penilaian

Daftar komponen Ada PUIL 2011 Penilaian

Gambar lay out Tidak ada PUIL 2011 Penilaian

Gambar area klasifikasi Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian

Data hasil uji pabrik pembuat Ada Manufacture Penilaian

Buku manual Ada Manufacture Penilaian

Buku pemeliharaan & operasi Ada Manufacture Penilaian

Tanda peringatan Ada PUIL 2011 Bagian Penilaian


5,13.4.2.

Name Plate Ada PUIL 2011 Bagian Penilaian


8,8.5.12
PUIL, UU No 1
Fasilitas keselamatan & tanda bahaya Ada Penilaian
thn 1970

Terminal kabel utama & penetralan Ada Manufacture Penilaian

Bushing Baik Manufacture Penilaian

Memeriksa kebersihan Baik Manufacture Penilaian


Standar dan SNI
Memeriksa fisik body yang berkarat Baik Manufacture Penilaian

Memeriksa kekencangan mur baut klem Standard Penilaian


Baik
terminal utama
Memeriksa kebocoran gasket Baik SNI Penilaian

21
Memeriksa kesesuaian Spark gap bushing Baik Manufacture Penilaian
primer
Memeriksa kesesuaian Spark gap bushing Baik Standard Penilaian
skunder
Sistem Baik Manufacture Penilaian

Memeriksa kebersihan pendingin sirip-sirip Baik Manufacture Penilaian


Trafo
Memeriksa kebocoran minyak trafo Baik Manufacture Penilaian

Memeriksa level minyak trafo Baik Manufacture Penilaian

Memeriksa kondisi minyak trafo Baik Manufacture

Memeriksa level konservator main tank Tidak Ada Manufacture Penilaian

Memeriksa level konservator tap canger Tidak Ada Standard Penilaian

Memeriksa wana silicagel Tidak Ada Biru/Ungu Penilaian

Sistem Kontrol dan Proteksi Baik Manufacture Penilaian

1. Panel Kontrol

a. Memeriksa kekencangan mur baut a. Baik Manufacture Penilaian

b. Memeriksa kebersihan kontaktor b. Bersih Baik Manufacture Penilaian

c. Memeriksa kebersihan limit switch c. Bersih Baik Manufacture Penilaian

d. Memeriksa sumber tegangan AC/DC d. Baik Manufacture Penilaian

2. Relay Bucholz

a. Memeriksa kebersihan terminal a. Bersih Baik Manufacture Penilaian

b. Memeriksa kondisi seal b. Baik Standard dan Penilaian


SNI
3. Relay Jansen Manufacture Penilaian

a. Memeriksa kebersihanterminal a. Bersih Baik Standar Penilaian

b. Memeriksa kondisi seal b. Bersih Baik Manufacture Penilaian

4. Relay Sudden pressure Manufacture Penilaian

22
a. Memeriksa kebersihan terminal a. Bersih Baik Manufacture Penilaian

b. Memeriksa kondisi seal b.Baik Standard Penilaian

c. Memeriksa kebersihan thermo couple c. Baik SNI Penilaian

d. Memeriksa kabel-kabel kontrol


d.Baik Manufacture Penilaian
dan pipa-

OLTC Penilaian

a. Memeriksa kesesuaian indikator posisi a. Baik SNI Penilaian


tap
b. Memeriksa pelumasan gigi penggerak b. Baik Manufacture Penilaian

c. Memeriksa kebersihan kontaktor c. Bersih Baik Manufacture Penilaian

d. Memeriksa kebersihan limit switch d. Bersih Baik Manufacture Penilaian

e. Memeriksa kesesuaian sumber tegangan Manufacture Penilaian


e. Bai k
AC/DC

f. Menguji posisi lokal dan remote f. Baik Manufacture Penilaian

g. Memeriksa kondisi minyak diverter g. Bai k Manufacture Penilaian


switch OLTC
Sistem Grounding

a. Memeriksa kawat pentanahan pada


a. Baik Manufacture Penilaian
titik netral primer / skunder
b. Memeriksa kawat pentanahan pada Penilaian
b. Baik Standard
Body / enclousure / BKT trafo
c. Memeriksa kawat pentanahan pada c. Baik SNI Penilaian
Arrester
d. Memeriksa kawat pentanahan pada BKE Penilaian
d. Bai k Manufacture
(Bagian konduktif ekstra)
e. Memeriksa kekencangan mur baut Penilaian
e. Bai k Manufacture
terminal pentanahan

f. Mengukur/menguji nilai pentanahan f. Baik Manufacture Penilaian

Maintank

a. Memeriksa kebersihan body dan bushing a. Tidak Ada Manufacture Penilaian

23
Standard dan
b. Memeriksa karat/gompal fisik body b. Tidak Ada Penilaian
SNI

c. Memeriksa kondisi gasket c. Tidak Ada Manufacture Penilaian

Kontruksi/ struktur mekanik

a. Memeriksa kondisi pengikat konstruksi Standard dan


a. Baik Penilaian
bangunan, pondasi dan baut SNI

b. Memeriksa kebersihan lingkungan gardu b. Baik Manufacture Penilaian

c. Memeriksa sirkulasi udara c. Baik Manufacture Penilaian

d. Memeriksa penerangan d. Baik Manufacture Penilaian

e. Memeriksa pembatas/halang rintang e. Tidak Ada Manufacture Penilaian

f. Memeriksa Tanda Peringatan f. Ada Manufacture Penilaian

Fire protection

a. Memeriksa tekanan gas N2 a. Ada Baik Manufacture Penilaian


Standard
b. Memeriksa alarm kebakaran b. Ada Baik SNI Penilaian

c. Memeriksa sensor detector c. Ada Baik Manufacture Penilaian

d. Memeriksa APAR d. Tidak Ada Manufacture Penilaian

Bagian Skunder Trafo

Ir = 1050 A Manufacture Pengukuran


a. Pengukuran Arus Phasa R (Ir)
Std.
Is = 990 A Manufacture Pengukuran
b. Pengukuran Arus Phasa S (Is)
Std.
c. Pengukuran Arus Phasa T (It) It = 982 A Manufacture Pengukuran

392.1 V Manufacture Pengukuran


f. Pengukuran Tegangan Fasa R-S

g. Pengukuran Tegangan Fasa S-T 390.0 V Manufacture Pengukuran

h. Pengukuran Tegangan Fasa S-T 392.7 V Manufacture Pengukuran

i. Pengukuran Frekuensi 49.9 Hz Manufacture Pengukuran

24
5.1. Pemeriksaan dan Pengujian Panel Pemanfaatan
Dari pemeriksaan secara visual ditemukan beberapa kesesuain ataupun ketidaksesuain terhadap per-
sayaratan , diantaranya adalah :

1. Panel MDP maupun SDP sudah dilengkapi dengan double cover


2. Pintu panel MDP dan SDP sudah terhubung dengan kabel bonding dengan tujuan mengurangi
potensi bahaya sentuh tak langsung
3. Pintu panel luar maupun cover dalam panel sudah dilengkapi dengan kunci dan handle
4. Pintu panel sudah dilengkapi dengan indicator lampu
5. Pintu panel sudah dilengkapi dengan identitas panel
6. Panel sudah dilengkapi dengan single line diagram ditempatkan di pintu panel
7. Trafo distribusi sudah memiliki grounding sendiri dengan BC ukuran 70mm2
8. Terdapat pengukur suhu udara sekitar house power MDP

5.2. Pemeriksaan dan Pengujian Pengawatan Panel PHB

A. Pemeriksaan Visual tampak depan PHB


1. Tidak terdapat tanda bahaya pada panel
2. Terdapat lampu indikator tetapi perlu ganti
3. Terdapat labeling pada panel
4. Kunci panel dalam keadaan masih Baik
5. Tidak ada penutup kabel tray
6. Ruang gerak bebas

B. Pemeriksaan Visual Komponen Dalam PHB


1. Cover panel tidak ada
2. Terdapat labeling pada busbar antar fasa
3. Terdapat labeling pada tiap MCB tetapi perlu di perbaharui
4. Terdapat labeling pada masing-masing beban tetapi perlu di perbaharui
5. Tidak terdapat single line diagram
6. Tidak terdapat kabel bonding pada pintu panel
25
7. Lubang dalam panel tidak tertutup
8. Koneksi kabel netral dan grounding pada busbar tidak menggunakan sepatu kabel
9. Terdapat kabel wire tetapi perlu di ganti
10. Kondisi sistem pengkabelan dalam panel perlu di rapihkan

5.3. Hasil Pengujian


5.3.1. Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel NYY 4 X 120 mm (For Input Power Panel)

Tegangan Kerja Phase Standart (MὨ) Hasil (MὨ) Rekomendasi


380 Volt R-S >1 12.9 Baik
R-T >1 13.7 Baik
S-T >1 13.8 Baik
220 Volt R-N > 0.5 11.8 Baik
S-N > 0.5 10.3 Baik
T-N > 0.5 12.4 Baik
220 Volt R-PE > 0.5 12.9 Baik
S-PE > 0.5 15.7 Baik
T-PE > 0.5 12.4 Baik
N-PE > 0.5 0 Baik

26
5.2.2. Pengukuran beban antar phasa saat pemakaian

Phasa Beban ( A )
R 12.6
S 12.1
T 14.2

5.2.3 Analisa Perhitungan pengaman dan KHA Penghantar

27
R S T
R F1-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt
Socket Outlet

R F2-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt


Spare

R F3-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt


Socket Outlet

R F4-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt


Socket Outlet

S F5-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt


Socket Outlet

S F6-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt


Spare

S F7-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2880 Watt


Socket Outlet

T F8-MCB 32A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 4640 Watt


Socket Outlet

T F9-MCB 25A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 3520 Watt


Spare

T F10-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 910 Watt


Lighting

T F11-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 1388 Watt


Lighting

T F12-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 1280 Watt


Lighting

S F13-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 2166 Watt


Lighting

S F14-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 252 Watt


Lighting

S F15-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 900 Watt


Spare

S F16-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 340 Watt


Lighting

R F17-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 1252 Watt


Lighting

S F18-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 900 Watt


Spare

R F19-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 332 Watt


Lighting

T F20-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 900 Watt


Spare

T F21-MCB 20A - 1 Pole NYY 4 X 2.5 mm 396 Watt


Lighting

28
29
Beban ( Watt )
Keterangan
R S T Line R Line S Line T
R F1-MCB 20A - 1 Pole Line R = 13.104 Watt
2880 Socket Outlet
Line S = 13.198 Watt
R F2-MCB 20A - 1 Line T = 13.014 Watt
2880 Spare
R F3-MCB 20A - 1 Total 39.316 Watt
2880 Socket Outlet
R F4-MCB 20A - 1 39.316 Watt = 13.105 Watt / Line
2880 Socket Outlet
3
S F5-MCB 20A - 1 2880 Socket Outlet
S F6-MCB 20A - 1 MCCB / Breaker Utama
2880 Spare
39.316 = 39.316 = 74,74 Ampere
S F7-MCB 20A - 1 380 x 1.73 x 0.8 526
2880 Socket Outlet
T F8-MCB 32A - 1 ( In x 115 % ) Proteksi
4640 Socket Outlet
74.74 x 115 % = 85.95 Ampere
T F9-MCB 25A - 1 MCCB Yang Dipergunakan
3520 Spare
Adalah Kapasitas 100 A - 3 Phasa
T F10-MCB 20A - 1 910 Lighting
MMCB
100A T F11-MCB 20A - 1 1388 Lighting
T F12-MCB 20A - 1 1280 Lighting
S F13-MCB 20A - 1 2166 Lighting
S F14-MCB 20A - 1 252 Lighting
S F15-MCB 20A - 1 900 Spare
S F16-MCB 20A - 1 340 Lighting
R F17-MCB 20A - 1 1252 Lighting
S F18-MCB 20A - 1 900 Spare
R F19-MCB 20A - 1 332 Lighting
T F20-MCB 20A - 1 900 Spare
T F21-MCB 20A - 1 396 Lighting
13,104 13,198 13,014
 Arus MCB F1 – F 7 : 20 Ampere – 1 Phasa
3600 VA x 0.8 = 2880 Watt
2880 / 220 x 0.8 = 16.36 Ampere
Proteksi = In 16.36 x 115 % = 18.8 A
Kapasitas Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, Sesuai SNI dan PUIL
KHA = In 16.36 x 125 % = 20.45 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F8 : 32 Ampere – 1 Phasa
5800 VA x 0.8 = 4640 Watt
4640 / 220 x 0.8 = 26.36 Ampere
Proteksi = In 26.36 x 115 % = 30.3 A
Kapasitas Breaker terpasang yaitu 32 Ampere, Sesuai SNI dan PUIL
KHA = In 26.36 x 125 % = 32.95 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F9 : 25 Ampere – 1 Phasa
4400 VA x 0.8 = 3520 Watt
3520 / 220 x 0.8 = 20 Ampere
Proteksi = In 20 x 115 % = 23 A
Kapasitas Breaker terpasang yaitu 25 Ampere, Sesuai SNI dan PUIL
KHA = In 20 x 125 % = 25 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F10 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 910 Watt
910 / 220 x 0.8 = 5.17 Ampere
Proteksi = In 5.17 x 115 % = 5.94 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 6 A )
KHA = In 5.17 x 125 % = 6.46 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL

30
 Arus MCB F11 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 1388 Watt
1388 / 220 x 0.8 = 7.88 Ampere
Proteksi = In 7.88 x 115 % = 9.06 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 10 A )
KHA = In 7.88 x 125 % = 9.85 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F12 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 1280 Watt
1280 / 220 x 0.8 = 7.27 Ampere
Proteksi = In 7.27 x 115 % = 8.36 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 10 A )
KHA = In 7.27 x 125 % = 9.08 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F13 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 2166 Watt
2166 / 220 x 0.8 = 12.30 Ampere
Proteksi = In 12.30 x 115 % = 14.14 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 16 A )
KHA = In 12.30 x 125 % = 15.37 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F14 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 252 Watt
252 / 220 x 0.8 = 1.43 Ampere
Proteksi = In 1.43 x 115 % = 1.64 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 1.43 x 125 % = 1.78 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL

31
 Arus MCB F16 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 340 Watt
340 / 220 x 0.8 = 1.93 Ampere
Proteksi = In 1.93 x 115 % = 2.21 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 1.93 x 125 % = 2.41 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F17 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 1252 Watt
1252 / 220 x 0.8 = 7.11 Ampere
Proteksi = In 7.11 x 115 % = 8.17 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 10 A )
KHA = In 7.11 x 125 % = 8.88 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F19 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 332 Watt
332 / 220 x 0.8 = 1.88 Ampere
Proteksi = In 1.88 x 115 % = 2.16 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 1.88 x 125 % = 2.35 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL
 Arus MCB F21 : 20 Ampere – 1 Phasa
Lighting = 396 Watt
396 / 220 x 0.8 = 2.25 Ampere
Proteksi = In 2.25 x 115 % = 2.58 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 4 A )
KHA = In 2.25 x 125 % = 2.81 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL

32
 Arus MCB F15, F18 dan F20 : 20 Ampere – 1 Phasa ( Spare )
Lighting = 900 Watt
900 / 220 x 0.8 = 5.11 Ampere
Proteksi = In 5.11 x 115 % = 5.87 A
Breaker terpasang yaitu 20 Ampere, melebihi kapasitas standard ( standard 6 A )
KHA = In 5.11 x 125 % = 6.38 A
Kabel Penghantar yang di gunakan NYY 4 x 2.5 mm, Sesuai SNI dan PUIL

 KHA Penghantar & Arus Main MCCB :


KHA = ( 26.36 x 1.25 % ) + ( 16.36 x 7 ) + ( 5.11 x 3 ) + 20 + 5.17 + 7.88 + 7.27 +
12.30 + 1.43 + 1.93 + 7.11 + 1.88 + 2.25 = 230.02 A
Kabel penghantar yang digunakan berukuran 120 mm, Sesuai tabel SNI 2011
Breaker = ( 26.36 x 1.25 % ) + ( 16.36 x 7 ) + ( 5.11 x 3 ) + 20 + 5.17 + 7.88 + 7.27
+ 12.30 + 1.43 + 1.93 + 7.11 + 1.88 + 2.25 = 227.38 A
Karena beban yang digunakan 1 Fasa, maka 227.38 / 3 fasa = 75.79 A dan MCCB yang di
pakai 100 A dengan ukuran kabel grounding 95 mm .

Kesimpulan
Dari pemeriksaan secara perhitungan, ada beberapa kesesuain maupun ketidaksesuaian
terhadap standard ataupun tabel yang berlaku, yaitu sebagai berikut :
1. Breaker MCB 20 Ampere banyak melebihi ambang batas proteksi perhitungan dan
sebaiknya segera diganti dengan sesuai perhitungan, agar bila terjadi kesalahan
kerja alat ataupun terjadi sentuh langsung maupun tidak langsung, MCB akan bek-
erja secara baik dan normal.
2. Kabel ke beban yang terpasang, secara perhitungan KHA Kabel khususnya penggu-
naan beban sudah sesuai standard instalasi tegangan rendah (TR) yaitu NYY 4 x
2.5mm
3. Kebersihan panel perlu dilakukan secara rutin dan dimasukkan dalam program
pemeliharaan harian ataupun mingguan.

33
6.1 Hasil Pengujian dan Pemeriksaan Secara Visual
NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE

A. Pemeriksaan visual tampak depan PHB

1 Lampu indikator pada Panel Sesuai Manufacture Std. Penilaian


2 Alat ukur atau metering berupa Ampere Meter, Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
Volt Meter dan lainnya pada panel

3 Nama/label dan nama perusahaan instalatir Ada Manufacture Std. Penilaian


pada pintu panel

4 Tanda bahaya pada pintu panel Ada Manufacture Std. Penilaian


5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada Manufacture Std. Penilaian

B. Pemeriksaan visual tampak dalam PHB

1 Cover pelindung tegangan sentuh langung Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
2 Gambar single line diagram dan kartu riwayat Ada Manufacture Std. Penilaian
perawatan

3 Kabel bonding untuk pengaman sentuh tidak Ada Manufacture Std. Penilaian
langsung

4 Labeling Ada Manufacture Std. Penilaian

5 Kode warna kabel Sesuai/Tidak Manufacture Std. Penilaian


sesuai

6 Kebersihan Panel Baik/Tidak baik Manufacture Std. Penilaian

7 Kerapian Instalasi Baik/Tidak baik Manufacture Std. Penilaian

C. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi

1 Busbar / penghantar Baik/Tidak baik Manufacture Std. Penilaian

2 Pengaman (CB, FUSE) Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

3 Sepatu kabel Baik/Tidak baik Manufacture Std. Penilaian

34
4 Sistem pembumiaan Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

5 Jarak busbar to busbar Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

D. Pemeriksaan visual Daerah Kerja

1. Jarak bagian depan Sesuai SNI : 75 cm Pengukuran

2. Jarak bagian samping Sesuai SNI: 150 cm Pengukuran

3. Jarak bagian belakang Sesuai - Pengukuran

4. Bebas buka pintu panel Sesuai SNI: 150 cm Pengukuran

5. Pencahayaan Sesuai 100 Lux Pengukuran

6. Barang-barang yang tidak terpakai Sesuai SNI Penilaian

7. Ventilasi Baik SNI Penilaian

8. Tanda bahaya pintu ruang panel Tidak ada Manufacture Std. Penilaian

E. PENGUJIAN

1. Tegangan Phasa R S T Standard Manufacture Std. Pengukuran


R – S = 390 Vac / SNI
R – T = 390 Vac

S – T = 389 Vac

2. Arus Phasa R S T, Pengangtar Netral dan PE Normal dan Manufacture Std. Pengukuran
Seimbang / SNI

3. Sistem pembumian Normal Manufacture Std. Pengukuran


/ SNI

4. Susut tegangan Normal Beban Daya : 3 % Pengukuran


Beban
dan
Penerangan: 1,5% perhitungan

5. Panas penghantar/Terminasi Standard Penghantar : 70 °C Pengukuran


Terminasi : 51°C

6. Pentanahan Normal 1.3 Ohm SNI : 5 Ω Pengukuran

7. KHA penghantar utama Standard 125 % x In Perhitungan

8. Rating Proteksi utama Standard 115 % x In Perhitungan

35
NO GAMBAR PENGUJIAN BAHAYA STANDAR REKOMENDASI
1 Pengujian insu- Kabel Yang di uji PUIL 2011 Dari hasil pen-
lation test pada dapat terbakar 61.3.3 tabel gujian dapat
kabel untuk 6-A diketahui
mengetahui Pengendalian : Tentang nilai bahwa kondisi
kondisi kabel Maks voltage minimum re- isolasi kabel
dalam PBH untuk voltage sistance in- masih dalam
kerja 220VAC sulasi kondisi baik.
adalah 250 VDC
dan untuk Di pertahankan
tegangan kerja dan di jaga
380 VAC maks kondisi pembe-
voltage uji baban kabel
adalah 500 VDC sesuai standar
PUIL supaya
tidak cepat
merusak isolasi
kabel

2 Pemeriksaan ke- Terkena arus ke- NEMA MG1- Penyeimban-


seimbangan be- jut listrik lang- 2007 9.10 gan beban an-
ban sung atau tak maks unbal- tar phasa diny-
langsung, ance current atakan sudah
Hasil Pemerik- karena pemerik- 2% memenuhi per-
saan saan dalam syaratan.
R. 12,6 A keadaan ber-
S. 12,1 A voltase
T. 14, 2 A
Pengendalian :
Menggunakan
sarung tangan
tahan tegangan
minimum 500 V

36
NO GAMBAR PEMERIKSAAN BAHAYA STANDAR REKOMENDASI
3 1.Tidak terdapat Panel hubung PUIL2011 Diberikan tanda
tanda bahaya di bagi tanpa ada 510.2.3.1 bahaya pada
pintu panel penanda listrik Tanda pada panel supaya
di bagian pintu PHB orang lain dapat
dapat menye- waspada ter-
babkan sia- hadap panel
papun dapat tersebut
membuka panel
tersebut.
PUIL20011
2.Terdapat Dapat terjadi 511.3.3.1.1 Sesuai Standar,
kunci pintu tegangan sen- Tentang Dipertahankan
panel tuh bila terjadi kunci panel
kegagalan pen-
tanahan
PUIL2011
Dapat terjadi 511.6.4.1 Pasang keteran-
3.Terdapat sentuhan lang- Tentang gan pada lampu
Lampu indikasi sung ke bagian komponen indikasi sehingga
tetapi tidak yang bertegan- gawai pengguna dapat
berfungsi den- gan karena tidak Kendali mengoperasikan
gan baik terdapat cover dengan mudah
penutup panel PUIL 2011
511.3.3.1.2 Pasang bonding
Dapat Memper- (a) kabel grounding
sulit pelayanan Tentang pro- ke pintu panel
4. Bonding ka- dan pemeli- teksi pembu-
bel untuk haraan mian pintu
grounding ke PHB dari
pintu panel logam
tidak ada
PUIL 2011 Dipasang cover
511.2 keten- panel supaya
tuan umum bisa terhindar
penataan dari bahaya sen-
PHBK tuhan langsung
5.Tidak terdapat ke bagian yang
cover panel bertegangan

PUIL 2011 Di buat dan di-


511.2.3.3 pasang Single
Tentang Line Diagram su-
Penandaan paya memper-
6. Tidak terda- mudah
pat single line Pelayanana dan
diagram Pemeliharaan
PHB

37
NO GAMBAR PEMERIKSAAN BAHAYA STANDAR REKOMENDASI
4 Warna untuk Dapat menye- PUIL 2011 Diberikan tanda
membedakan babkan salah 511.2.3.2 masing – masing
urutan fasa penyambungan Tentang busbar untuk
pada Busbar dan memper- Penandaan menandakan
tidak begitu je- sulit PHB fasa R, S, T
las pelayananan

Setiap koneksi
Koneksi kabel PUIL 2011 kabel pada bus-
Koneksi Kabel dapat terlepas 511.6.5.4 bar dan terminal
pada Busbar Ne- dan tersentuh Tentang Ter- harus menggu-
tral dan termi- ke bagian yang minal Sepatu nakan sepatu
nal tidak meng- bertegangan se- Kabel kabel
gunakan sepatu hingga dapat
kabel terjadi hubung
singkat

PUIL 2011 Di pasang


Dapat menye- 511.2.3.6 marker kabel
Marking yang babkan salah Tentang yang sesuai
terdapat pada penyambungan Penandaan standart supaya
kabel tidak dan memper- PBH tidak memper-
sesuai standart sulit sulit saat
pelayananan melakukan
pelayanan dan
perbaikan
5 Tidak terdapat Dapat menye- PUIL 2011 Di pasang
Marking pada babkan salah 511.2.3.6 marker yang
MCB penyambungan Tentang sesuai standart
dan memper- Penandaan supaya tidak
sulit PBH mempersulit
pelayananan saat melakukan
pelayanan dan
perbaikan

38
6 Bagian bawah Serangga dapat PUIL 2011 Diberikan
panel tidak masuk dan 511.2.1.1 penutup bagian
diberikan menyebabkan Tentang bawah panel
penutup untuk short sirkuit Kerapihan yang baik dan
menghindari pada PBH PHB setiap kabel
serangga yang yang masuk dan
masuk kedalam keluar dari panel
panel diberikan kabel
gland

Mempersulit Dilakukan pe-


jika terjadi nataan ulang
Pemasangan masalah serta komponen
komponen PBH tidak aman dalam PBH
tidak teratur dalam
dan tidak rapi pelayanan dan
pemeliharaan

Dipasang
penutup kabel
Isolasi kabel da- supaya kabel
Tidak Terdapat pat terkelupas lebih terlindungi
Penutup Kabel dan memba- dan menga-
Tray hayakan orang mankan orang
yang bekerja yang bekerja di
serta menye- area tersebut
babkan
serangga atau
hewan dapat
masuk kedalam

39
7.1. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Penyalur Petir

Sekilas mengenai Instalasi penyalur petir, Instalasi penyalur petir ialah sebuah jalur rangkaian
kabel tembaga yang difungsikan sebagai jalan atau aliran bagi petir menuju ke permukaan bumi
atau ground, sehingga petir tidak akan merusak benda-benda yang dilewatinya.

Ada tiga bagian utama pada peraturan instalasi penyalur petir, yaitu

1. Air terminal / penerima petir


Batang penerima petir berupa batang tembaga murni yang ujung tembaganya runcing.
Desain dibuat runcing karena mengingat sifat dari muatan listrik yang mudah
berkumpul dan lepas pada ujung logam Batang penangkal petir. Sehingga dapat memperlan-
car proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang penerima petir ini di-
pasang pada bagian puncak sebuah bangunan atau gedung atau gedung terti nggi di
sekitar bangunan yang berpotensi disambar peti r.

2. Down conductor / Kabel penurunan


Down conductor atau Kabel konduktor berfungsi untuk meneruskan aliran muatan listrik
dari batang penerima petir yang bermuatan listrik ke tanah (grounding). Down conductor ini
dibuat dari jalinan kawat tembaga dengan diameter sekitar 1 cm hingga 2 cm . Biasanya Kabel
konduktor ini dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.

3. Grounding Rod / Batang Tembaga Penurunan kedalam Pembumian


Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari batang pener-
ima petir ke bumi. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan
diameter 5/8 inch, ½ inch, ¾ inch, 1 inch dan panjang sekitar 1,8 - 4 m.

Instalasi Penyalur Petir yang ada di PT.Waskita Beton Precast Plant Karawang menggunakan 2 tipe,
instalasi lama menggunakan metoda sangkar faraday dan instalasi baru menggunakan tipe Elek-
trostatik (ESD). Dan Instalasi Penyalur Petir di produksi beton precast yang di periksa secara visual dan
diukur ialah tipe sangkar faraday yang berada di tower bacthing plant.

40
7.2.1 Pemeriksaan dan Pengujian Penyalur Petir Elektrostatic

I. DATA UMUM

Pemilik : PT. WASKITA BETON PRECAST


Alamat : JL.Raya Curug Kosambi KM 7, Desa Curug Kecamatan Klari
Kabupaten Karawang – Jawa Barat
Peralatan : Instalasi Penyalur Petir
Jenis Penerima : Electrostatic Field
Type Penerima : Viking 6 R132
Dibuat Oleh / Instalatir Oleh : PT Restu Bumi Adiyaksa
Bulan & Tahun Pembuatan : Desember 2015
No Gambar : A1-01-SP-KRW
No Pengesahan Pemakaian : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang
No. 566.8/1249/BPKK/2016
Lokasi Penyalur Petir : Zona 1 , Taman Depan Kantor

II. DATA TEHNIK

A. Panjang Bangunan Tiang : +/- 17 Meter


B. Lebar Bangunan Tiang : +/- 30 Centimeter
C. Tinggi Bangunan Tiang : +/- 17 Meter
D. Type / Model Penyalur : Electrostatic Field
41
E. Jenis Penerima (air terminal) : Lightning Protection System
F. Jumlah Air Penerima : 1 Set
G. Tinggi Penerima : 100 Cm, dari tinggi Support Tiang.
H. Diameter Penerima : ∅ 25 mm
I. Jenis Kabel Penyalur : NYAF
J. Diameter Kabel Penyalur : ∅ 70 mm
K. Jenis Pembumian : Single Ground Rod
L. Diameter Pembumian : ∅ 70m

NO OBYEK / ITEM HASIL NILAI RUJUKAN METODE


1 PENERIMA
a.Jenis Penerima Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
b.Jarak / Radius Proteksi Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
c.Tinggi Air Terminal Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
d.Jumlah dan Jarak Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
e.Terminal (berkarat/tidak) Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
f. Gambar Bentuk Atap dan Ukurannya Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
2 PENGHANTAR PENURUNAN
a.Jumlah Down Conductor Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
b.Jarak Antar Kaki Penerima dan Titik Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
Percabangan dan SNI
c.Luas Penampang Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
d.Tebal Penampang Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
e.Jarak Antar Penghantar Penurunan Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
f.Luas Bangunan 867 m2 Dokumen
3 PEMBUMIAN
a.Jenis Elektroda Bumi (batang/rod, Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
pita, mesh) dan SNI
b.Diameter Penampang Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
c.Kedalaman Elektroda Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
d.Luas Penampang Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
e.Jarak Antar Elektroda Bumi Satu Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
Dengan Lainnya dan SNI
4 KONDISI MATERIAL
a.Air Terminal Klem, Baut dan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
Penyangga dan SNI
b.Penghantar Daerah Atap Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
42
c.Penghantar Turun Ke Tanah Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
d.Kotak Hubung / Bak Kontrol Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
e.Akar / Batang Pembumian Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan Manufacture
f.Penghantar Akar Ke Akar Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI

5 KONDISI PEMASANGAN SAMBUNGAN


a.Sambungan Kepala Air Terminal Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
b.Klem,Baut dan Penyangga Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
c.Sambungan Hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) ke Kepala Penyalur dan SNI
d.Sambungan Hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) Ke Hantaran dan SNI
e.Sambungan Hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) ke Kotak Hubung dan SNI
f.Sambungan hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) dan SNI
6 PENGUJIAN TAHANAN PEMBUMIAN
a.E = 0 M 2.52 Ω Permenaker 2/89 Pengukuran
P=5M Sudut 0⁰ maks 5 Ω
C = 10 M
a.E = 1 M 2.51 Ω Permenaker 2/89 Pengukuran
P=5M Sudut 30⁰ maks 5 Ω
C = 10 M

OFFICE

43
7.2.2 Pemeriksaan dan Pengujian Penyalur Petir Konvensional Area Pro-
duksi Tower Batching Plant

I. DATA UMUM

Pemilik : PT. WASKITA BETON PRECAST

Alamat : JL.Raya Curug Kosambi KM 7, Desa Curug Kecamatan Klari


Kabupaten Karawang – Jawa Barat
Peralatan : Instalasi Penyalur Petir

Jenis Penyalur Petir : Konvensional

Type Penerima : SPLITZEN

Dibuat Oleh / Instalatir Oleh : Engineering PT Waskita

Tahun Pembuatan : Mei 2014

Lokasi Penyalur Petir : Tower Batching Plant

II. DATA TEHNIK

A. Panjang total Bangunan Tanki Tower : 20 Meter


B. Lebar Bangunan Tanki Tower : 4 Meter (x3 Unit)
C. Tinggi Bangunan Tanki Tower : 12 Meter
D. Type/Model Penyalur Petir : Konvensional
E. Jenis Penerima (air terminal) : Splitzen
F. Jumlah Air Penerima : 1 (satu) Unit
G. Jumlah Bok Kontrol : Tidak Ada
H. Tinggi Penerima : 1,5 Meter
I. Diameter Penerima : ∅ 25,0 mm
44
J. Jenis Kabel Penyalur : BC Drad
K. Diameter Kabel Penyalur : ∅ 50,0 mm
L. Jenis Pembumian : Ground Rod
M. Diameter Pembumian : ∅ 50,0 mm
N. Area Yang Dilindungi : Tower Batching Plant

NO OBYEK / ITEM HASIL NILAI RUJUKAN METODE


1 PENERIMA
a.Jenis Penerima Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
b.Jarak / Radius Proteksi Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
c.Tinggi Air Terminal Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
d.Jumlah dan Jarak Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
e.Terminal (berkarat/tidak) Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
f. Gambar Bentuk Atap dan Ukurannya Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
2 PENGHANTAR PENURUNAN
a.Jumlah Down Conductor Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
b.Jarak Antar Kaki Penerima dan Titik Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
Percabangan dan SNI
c.Luas Penampang Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
d.Tebal Penampang Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
e.Jarak Antar Penghantar Penurunan Sesuai Permenaker 2 / 89 Penilaian
f.Luas Bangunan 288 m2 Dokumen
3 PEMBUMIAN
a.Jenis Elektroda Bumi (batang/rod, Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
pita, mesh) dan SNI
b.Diameter Penampang Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
c.Kedalaman Elektroda Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
d.Luas Penampang Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
e.Jarak Antar Elektroda Bumi Satu Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
Dengan Lainnya dan SNI
4 KONDISI MATERIAL
a.Air Terminal Klem, Baut dan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
Penyangga dan SNI
b.Penghantar Daerah Atap Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
c.Penghantar Turun Ke Tanah Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
d.Kotak Hubung / Bak Kontrol Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
e.Akar / Batang Pembumian Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan Manufacture
f.Penghantar Akar Ke Akar Baik Permenaker 2/89 Penilaian
45
dan SNI

5 KONDISI PEMASANGAN SAMBUNGAN


a.Sambungan Kepala Air Terminal Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
b.Klem,Baut dan Penyangga Baik Permenaker 2/89 Penilaian
dan SNI
c.Sambungan Hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) ke Kepala Penyalur dan SNI
d.Sambungan Hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) Ke Hantaran dan SNI
e.Sambungan Hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) ke Kotak Hubung dan SNI
f.Sambungan hantaran Penurunan Baik Permenaker 2/89 Penilaian
(down conductor) dan SNI
6 PENGUJIAN TAHANAN PEMBUMIAN
a.E = 0 M 2.58 Ω Permenaker 2/89 Pengukuran
P=5M Sudut 0⁰ maks 5 Ω
C = 10 M
a.E = 1 M 2.58 Ω Permenaker 2/89 Pengukuran
P=5M Sudut 30⁰ maks 5 Ω
C = 10 M

Rencana penambahan
proteksi

46
Metode Pengukuran Dijelaskan Dibawah ini :

Sebelum pengukuran lakukan pemeriksaan terhadap baterai dari alat ukur dengan memutar
switch selector ke titik Batt. Check, kemudian tekan tombol push-on. Bila jarum menunjukkan
pada bagian warna hijau pada skala maka berarti kondisi baterai bagus.
Setelah itu lakukan pengukuran tegangan pentanahan dengan memutar kembali switch se -
lector ke titik Earth Voltage, dengan posisi elektroda E dihubungkan ke elektroda pentana-
han, elektroda P dihubungkan ke Tanah dengan jarak 5 meter ke titik elektroda pentana-
han, dan elektroda C dihubungkan ke tanah dengan jarak 10 meter ke titik elektroda pen-
tanahan dan 30º dari titik P.
Proses ini dilakukan untuk memastikan tidak ada tegangan bocor di sistem dari trafo. Jika
terdapat tegangan bocor di sistem tersebut, maka jarum akan menunjukan besaran tegangan
diatas 0 volt.
 Pasang Elektroda E segaris dengan P dan bersudut dengan C (Metoda Bersudut). Pen-
gukuran dilakukan 2 kali pada titik yang sama.

47
Data perhitungan penggunaan penyalur petir konvensional.

Data masukan yang dapat dipakai untuk mengetahui perlu tidaknya proteksi petir bagi bangunan
tower , dalam hal ini tower baching plant PT Waskita Precast adalah :
Tinggi = 12 Meter (x3 unit)
Lebar = 4 Meter (x3 unit)
Panjang total 3 unit tower = 20 Meter
Hari guruh (Td) menurut data dari BMG sesuai dengan lampiran B: 170 Hari Guruh per Tahun
Frekuensi sambaran petir yang diperbolehkan pada bangunan 10 4/tahun, maka dari data diatas dapat
dicari kebutuhan tower terhadap proteksi petir maupun mengetahui tingkat proteksinya dengan
menggunakan PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir) dan Standard Nasional Indonesia (SNI
03-7015-2004)

Penentuan kebutuhan bangunan akan Proteksi Petir berdasarkan PUIPP yaitu dengan menggunakan
data hari Guruh (lampiran B) dan keadaan lokasinya (lampiran A), maka untuk bangunan tower akan
diperoleh :
Indeks A :2
Indeks B :0
Indeks C :7
Indeks D :0
Indeks E :7
Maka didapatkan indeks perkiraan bahaya sambaran petir R adalah :
R = Indeks A + Indeks B + Indeks C + Indeks D + Indeks E
R=2+0+7+0+7
R = 16
Dimana R > 13, sehingga diambil kesimpulan bahwa tower baching plant sangat memerlukan proteksi
petir.

Penentuan Tingkat Proteksi Berdasarkan SNI 03-7015-2004

Menghitung kerapatan sambaran petir ke tanah rata-rata tahunan (Ng)


Ng dapat dihitung berdasarkan rumus (4) yaitu :
Ng = 0,04 x Td 1,25 / Km2 / tahun
Ng = 0,04 x 170 1,25
Ng = 24,5539 / Km2 / tahun

Menghitung area cakupan ekivalen tower bacthing plant


Area cakupan ekivalen untuk tower yang mempunyai tinggi (h) 20 meter, Panjang (a) 12 meter dan
Lebar (b) 12 meter dapat dihitung berdasarkan rumus yaitu :
Ae = ab + 6h (a+b) + 9 π h2
Ae = (12x12) + (6 x 20) x (12+12) + 9π x (20) 2
Ae = 28,732 m2

Menghitung frekuensi sambaran petir langsung (Nd) yang diperkirakan pada tower batching plant
Frekuensi sambaran petir langsung (N d) yang diperkirakan ke struktur yang diproteksi didapatkan
berdasarak rumus :
Nd = Ng x Ae x 10-6 / tahun
Nd = 24,5539 x 28,732 x 10-6
Nd = 0,70 / tahun

48
Menentukan efisiensi SPP (Sistem Proteksi Petir) lalu menentukkan tingkat proteksi
Dari stasiun BMG diperoleh nilai frekuensi sambaran petir tahunan setempat (N c) yang diperbolehkan
adalah 10-4/tahun.
Nilai N4>Nc maka diperlukan system proteksi petir dan efisiensi SPP dapat dihitung berdasarkan rumus
yaitu :
E = 1 – N c / N4
E = 1 – 0,1 / 0,70
E = - 0,85

Kesimpulan :
A. Penyalur Petir Electrostatic secara proteksi dinyatakan layak digunakan, sesuai Peraturan
menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.Per.02/MEN/1989 dan SNI 03-7015-2004
B. Penyalur Petir Konvensional secara proteksi sudut untuk digunakan 1 tower dapat mempro-
teksi tapi untuk digunakan ketiga tower tidak terproteksi dan harus ditambahkan lagi proteksi
Air terminal Splitzen pada setiap tower bacthing plant.
C. Sebaiknya pada setiap penurunan hantaran dipasang Pull box/Junction Box, guna perawatan
serta pemeliharaan lebih mudah untuk menuju pada hantaran pembumian.

Dari hasil pemeriksaan visual dan pengukuran, disarankan untuk :


1. Lakukan schedule preventive maintenance secara berkala apakah 3 bulan atau 6 Bulan sekali.
2. Sebaiknya setiap tanki tower dipasang air terminal/splitzen penyalur petir tersendiri dan sis-
tem instalasi wirring/penyambungan kabelnya diparalel dengan tanki tower yang ada han-
taran penurunannya.
3. Klem instalasi Kabel hantaran penurunan segera diperbaiki karena sudah lepas semua.

49
BAB III
PENUTUP
8.1 Kesimpulan

Temuan Positif :

Peralatan Fire Safety dan Evakuasi di bagian Pembangkit sudah memenuhi persyaratan PUIL 2011
2.11.2 dimana “ Instalasi Listrik yang penting dalam gedung untuk pengoperasian secara aman
dari : penginderaan kebakaran, sistem peringatan dan pemadaman kebakaran, sistem pen-
gendalian asap, sistem evakuasi dan penggunaan lift secara aman.”
Besar Grounding Genset sudah memenuhi standar Permenaker RI No. PER.02/MEN/1 989 ten-
tang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir pasal 54 ayat 1 yang berbunyi “Tahanan pembu-
mian dan seluruh system pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm”.

Generator Set sudah dilengkapi pegas untuk mengurangi getaran, meskipun Genset belum menda-
pat suplai udara yang baik untuk proses starting awal melalui proses pembakaran dengan ba-
han bakar sesuai PUIL 2011 bagian 132.5 MOD (2.3.5.1) bahwa “Dalam menetapkan
kondisi lingkungan penggunaan perlengkapan instalasi, perlu diperhitungkan beberapa
fafktor dan parameter lingkungan terkait, dan dipilih tingkat keparahan akibat parame-
ter lingkungan tersebut. Faktor dan parameter lingkungan tersebut antara lain (A) kondisi
iklim : Panas/ Dingin ... dan (F) kondisi mekanis : Getaran.....”
Pintu panel MDP, SDP dan Sinkronisasi Genset sudah terhubung dengan kabel bonding den-
gan tujuan mengurangi potensi bahaya sentuh tak langsung sesuai dengan PUIL 2011
bagian 510.1.5.1 dimana “Selungkup logam dan rangka logam yang dimaksud, harus
dilengkapi dengan sekrup atau terminal untuk pembumian.“
Pintu panel luar maupun cover dalam panel sudah dilengkapi dengan kunci sesuai PUIL 2011
Bagian 511.3.3.1.2 huruf (C) dimana “ untuk melayani PHBK, pintu hanya boleh dibuka
dnegan perkakas atau kunci pembuka sekrup. Lazimnya pintu terpasang jika PHBK dalam
keadaan bekerja.”
Pintu panel luar sudah dilengkapi dengan indikator lampu yang jelas sesuai dengan PUIL 2011
bagian 511.6.2.1 dimana “ Instrumen ukur dan indicator yang dipasang pada PHBK harus
terlihat kelas dan harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa
yang ditunjukkan”. Pintu panel luar sudah dilengkapi dengan identitas panel sesuai PUIL 2011
bagian 511.2.3.1 dimana “di beberapa tempat yang jelas dan mudah terlihat pada sirkit arus
PHBK dipasang pengenal yang jelas sehingga memudahkan pelayanan dan pemeliharaan”

50
 Belokan pada instalasi kabel di MDP tidak dilakukan secara tajam PUIL 2000 Bagian 8.26.3.1 “Be-
lokan tajam pada penghantar harus dicegah”
 Trafo distribusi sudah memiliki grounding sendiri dengan BC ukuran 70 mm 2 lebih besar dari yang
dipersyaratkan di PUIL 2011 Tabel 54.2 bahwa “ Luas penampang minimum konduktor pembu-
mian yang di tanam dalam tanah yang tidak diproteksi terhadap korosi ialah 25 mm 2 Cu dan 50
mm2 Fe.“
 Pemberian Indikator pada penghantar di SDP, MDP dan Trafo distribusi sudah sesuai PUIL
2011 Bagian 5210.2 MOD dimana “Penggunaan warna loreng hijau-kuning hanya boleh digu -
nakan untuk menandai konduktor pembumian...” dam 5210.3 MOD dimana ”Penggunaan
warna biru hanya boleh digunakan untuk menandai netral ”.
 Terdapat pengukur suhu udara sekitar di House power MDP untuk mengontrol suhu
ambient sesuai PUIL 2011 bagian 132.5 MOD (2.3.5.1) bahwa “Dalam menetapkan kondisi
lingkungan penggunaan perlengkapan instalasi, perlu diperhitungkan beberapa fafktor dan
parameter lingkungan terkait, dan dipilih tingkat keparahan akibat parameter lingkungan
tersebut. Faktor dan parameter lingkungan tersebut antara lain (A) kondisi iklim : Panas/
Dingin ... ”.
 Ukuran Kabel yang digunakan sudah sesuai, tidak kurang dari Kuat Hantar Arus. Juga Kapa-
sitas Breaker yang digunakan melebihi dari Minimum Kapasitar Breaker yang diper-
syaratkan berdasarkan PUIL 2011 bagian 2.2.8.3 , dimana “Arus Pengenal Motor sekurang-ku-
rangnya 110%-115% arus pengenal motor, dan KHA Kabel adalah 125% arus pengenal beban
penuh motor”.. Hal ini dikarenakan, agar ketika ada penambahan beban tidak mengharuskan
pergantian breaker (economize).
 Pembebanan Trafo baru mencapai 17.70%, masih jauh dari kapasitas maximal pembe-
banan trafo yang dipersyaratkan di 80%, sehingga dapat disimpulkan Trafo aman digunakan
sesuai analisa pada Bab 3.
 PBH adalah suatu peralatan penghubung, pengaman, pengontrolan dan pembagi daya
dari supply power ke beban baik beban penerangan maupun tenaga
 Pengaman yang di pakai pada PHB adalah MCB 1 Fasa 20 – 32 A untuk pengaman
rangkaian akhir, sedangkan untuk pengaman utama menggunakan MCCB 100 A
 Sistem grounding yang digunakan adalah system TN-C
 Dari hasil pemeriksaan dan pengujian isolasi dapat di simpulkan bahwa kondisinya
masih memenuhi standar PUIL

Temuan Negatif :
51
 Ruang Generator belum di beri tanda peringatan sesuai PUIL 2011 bagian 9.4.5.1 dimana
“Dalam ruang dimana sentuhan terhadap konduktor atau perlengkapan listrik dapat men-
gakibatkan timbulnya bahaya, harus dipasang papan atau tanda peringatan pada tempat yang
mudah dapat dilihat” dan Operator belum dilengkapi dengan APD Earmuff sesuai
dengan Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Pasal 4 ayat 1 huruf q dimana “APD
wajib digunakan di tempat kerja dimana dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disim-
pan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air.
 Panel MDP maupun SDP sudah dilengkapi dengan double cover sesuai dengan PUIL
2011 bagian 510.1.5.1 dimana “Selungkup logam dan rangka logam yang dimaksud, harus
dilengkapi dengan sekrup atau terminal untuk pembumian.“
 Bak kontrol tidak terawat, dan sambungan down conductor ke Rod Grounding pun berkarat
sesuai dengan Permenaker RI No. PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir pasal 50 ayat 1 dimana setiap instalasi penyalur petir dan bagian harus dipelihara agar se-
lalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat”.

9.1 Saran

1. Direkomendasikan untuk menambah ventilasi di ruang Genset, di bagian depan dan


samping Ruang Genset dengan memindahkan sumber udara tak bersih dan tidak fresh di
bagian depan dan samping ruang Genset.
2. Direkomendasikan untuk men-setting breaker di minimum Arus Nominal agar tidak terlalu
jauh dari Arus nominal beban keseluruhan.
3. Direkomendasikan Segera dilakukan rekondisi Panel PHB agar sesuai dengan stan-
dar PUIL dan SNI
4. Diharapkan penambahan air terminal penyalur petir pada setiap tower bacthing plant dan
dibuatkan satu penurunan lagi.
5. Dipasang tanda bahaya supaya tidak semua orang dapat mengoperasikan panel tersebut
6. Direkomendasikan untuk melakukan perawatan pada rod grounding dengan mengikis/ am-
plas terlebih dahulu sambungan downconductor dan grounding saat akan dilakukan pen-
gukuran, dan memasang grease/ lemak pada sambungan tersebut saat setelah di-
lakukan pengukuran agar terhindar dari karat sampai dilakukan pengukuran kembali.

52
DAFTAR PUSTAKA

 Republik Indonesia. 1970. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Lem-
baran Negara RI Tahun 1970, No. 2918. Sekretaris Negara Indonesia.

 Republik Indonesia. 2003. Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.


Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 4279. Sekretaris Negara.
 Republik Indonesia. 1989. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 02 Tahun 1989 tentang Pen-
gawasan Instalasi Penyalur Petir. Menteri Tenaga Kerja RI.
 Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 08 Tahun
2010 tentang Alat Pelindung Diri. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik In-
donesia.
 Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 12 Tahun 2015 tentang Kese-
lamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja. Menteri Ketenagakerjaan Republik In-
donesia.
 Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 31 Tahun 2015 ten-
tang Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/MEN/1 989 tentang Pen-
gawasan Instalasi Penyalur Petir. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
 Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 33 Tahun 2015 ten-
tang Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 tahun 2015 tentang Kesela-
matan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
 Republik Indonesia, SNI 03-7015-2004 mengenai system proteksi petir pada bangunan gedung
 Republik Indonesia. 2011. SNI-04-0225-2011 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2011.
 Republik Indonesia. 2010. SNI-03-6197-2000 mengenai Konservasi Energi pada System Penca-
hayaan.
 Republik Indonesia. 2001. SNI-03-6575-2001 mengenai Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung.

53

Anda mungkin juga menyukai