Oleh :
2023
i
LEMBAR PERSETUJUAN
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, pencipta alam semesta serta senantiasa memberikan hidayah, kekuatan
dan kemudahan kepada kita semua, dan sholat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikut yang mengikuti mereka dengan
baik hingga akhir. Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas menyelesaikan Pelatihan Ahli
K3 Listrik di PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Saran dan masukan selalu kami
harapkan untuk perbaikan On Job Training ini sehingga On Job Training ini bisa lebih baik lagi.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membawanya.
Laporan ini ditulis berdasarkan pada kegiatan Pemeriksaan dan Pengujian On Job Training yang
berlangsung pada 07 Juli 2023 sebagai syarat Sertifikasi Ahli K3 Listrik. Pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak Dr. Ir. Syahrial Shaddiq ST, M.Eng selaku pengajar Pelatihan Ahli K3 Listrik
Bapak Ir. Muhamad Ali, ST, MT selaku pengajar Pelatihan Ahli K3 Listrik
Bapak Ir. Dedi Nono Suharno selaku pengajar Pelatihan Ahli K3 Listrik
Dengan segala keterbetasan waktu dan kemampuan kami, laporan On Job Training ini jauh dari kata
sempurna. Karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
laporan hasil On Job Training ini. Semoga laporan hasil On Job Training ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. ii
1.2 TUJUAN……………………………………………………………………. 5
iii
iv
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini energi listrik menjadi bagian yang terpenting bagi kehidupan
manusia. Kebutuhan akan energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok yang berguna untuk
menggerakkan berbagai jenis mesin yang dapat memudahkan pekerjaan manusia baik di industri kecil
maupun industri besar yakni dengan mengubah energi listrik menjadi energi yang kita butuhkan.
Berbagai efek yang ditimbulkan oleh energi listrik baik itu yang bisa dimanfaatkan atau tidak, dan
yang paling signifikan adalah potensi bahaya yang ditimbulkan oleh energi listrik terhadap manusia,
peralatan dan lingkungan. Untuk itu perlu adanya peraturan yang mengatur tentang keselamatan
ketenagalistrikan mulai dari pembangkitan, pendistribusian (transmisi dan distribusi), dan
pemanfaatan sistem tenaga listrik guna menjamin keselamatan manusia, peralatan, dan
kehandalan sistem tenaga listrik itu sendiri.
Berdasarkan Undang-undang tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf q yang
berbunyi “Penerapan syarat-syarat keselamatan kerja untuk mencegah terkena aliran listrik yang
berbahaya” dan Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 5 ayat 1 dan 2 yang berbunyi “Setiap industri / perusahaan
yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang dan atau memiliki potensi bahaya yang tinggi harus
menerapkan sistem management K3”. Hal ini dalam rangka menjamin keselamatan tenaga kerja agar
terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Serta berdasarkan Permenaker No.12 tahun 2015 tentang K3 listrik di tempat kerja adalah wajib
diimplementasikan sebagai salah satu upaya pengendalian dan pengawasan terhadap potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh energi listrik. Mulai dari kegiatan perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan pada sistem tenaga listrik harus mengacu kepada
standar kelistrikan dan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan terhadap seluruh tenaga kerja dari bahaya sengatan listrik, menjamin
proses produksi agar berjalan dengan aman dan efisien, serta meningkatkan produktivitas kerja.
Untuk itu diperlukan seorang Ahli K3 Listrik untuk melakukan pengawasan pelaksanaan K3
Listrik di tempat kerja sebagai perpanjangan tangan pengawas K3 Disnaker. Sebelum
mendapatkan penunjukan dari KEMENAKER RI. Seorang Calon Ahli K3 Listrik wajib
melakukan pembuatan Laporan On Job Training dan Assesment Lapangan Pembinaan Ahli K3
Listrik.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir;
5
6
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja;
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 31 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Permen 02/MEN/1989;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Permen 12/MEN/2015;
9. Pemberlakuan semua Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), PUIL 2000 dan PUIL 2011; PUIL
2020 SNI, IEC, IEEE.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan On Job Training di PT Amman Mineral Nusa Tenggara adalah untuk
melakukan pemeriksaan dan pengujian (Riksa Uji) K3 Listrik dengan melakukan
inspeksi/pemeriksaan visual dan pengukuran pada distribusi, pemanfaatan dan penyalur petir.
Hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan peraturan atau standart yang berlaku dengan
cara perhitungan parameter/spesifikasi peralatan yang terpasang
Lokasi : PT. Amman Mineral Nusa Tenggara, Area Mine Maintenance Area
6
7
BAB II
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (PT. AMNT) adalah sebuah perusahaan pertambangan
Indonesia yang mengoperasikan pertambangan Batu Hijau. Tambang Batu Hijau adalah tambang
tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Propinsi
Nusa Tenggara Barat dan merupakan aset berkelas dunia. Tambang Batu Hiaju mulai kegiatan
produksi dan operasi di tahun 2000 dan telah memproduksi sekitar 3,6 juta ton tembaga serta 8 juta
ounces emas, dengan masa tambang dan diikuti dengan pengolahan stockpile jangka panjang.
Fasilitas yang dimiliki PT AMNT sangat lengkap, termasuk armada peralatan tambang yang besar,
pabrik pengolahan dengan kapasitas 120.000 ton per hari, pembangkit listrik 160 MW, pelabuhan
dengan terminal kapal feri, layanan udara, dan townsite yang tertata dengan baik.
Visi sebagai perusahaan tambang yang dihargai dan dihormati melalui pencapaian kinerja terdepan
di industri tambang mengarahkan PT. AMNT pada pentingnya menerapkan standar keselamatan
kerja tertinggi. Kebijakan ini telah diselaraskan dengan Kebijakan Kesehatan, Keselamatan, dan
Kendali Rugi Korporasi PT. AMNT.
Di Batu Hijau, PT. AMNT terus berinovasi untuk menemukan solusi terbaik bagi pengolahan
lingkungan yang bertanggung jawab. Hal ini dapat dicapai melalui kepemimpinan dan penerapan
system manjemen lingkungan yang andal, transparan, serta berkelanjutan.
7
8
Gambar 2.2 Lokasi Area MMA (Mine Maintenance Area) – Amman Mineral Nusa Tenggara
8
9
BAB III
Waktu pemeriksaan trafo distribusi yang diamati pada tanggal 07 Juli 2023
Lokasi Pemeriksaan trafo distribusi dilakukan di MMA (Mine Maintenance Area) PT.
Amman Mineral Nusa Tenggara
3.1.3. Persiapan
• Pembuatan Safety Check, JHA (Job Hazard Analysis), dan ATW (Authority to Work)
9
10
10
11
11
12
Waktu pelaksanaan pengamatan dan pemeriksaan panel (pemanfaatan) dilakukan pada 07 Juli
2023
Lokasi pemeriksaan dan pengamatan dilakukan di Mine Office Building (MOB) cableshop
area mining PT. Amman Mineral Nusa Tenggara.
3.2.3 Persiapan
• Pembuatan Safety Check, JHA (Job Hazard Analysis), dan ATW (Authority to Work)
12
13
13
14
14
15
Lokasi pengujian dan pemeriksaan dilakukan di HV Electric Mine Maintenance Area PT. Amman
Mineral Nusa Tenggara.
• Pembuatan Safety Check, JHA (Job Hazard Analysis), dan ATW (Authority to Work)
16
17
BAB IV
SPESIFIKASI TRANSFORMER
Daya Nominal : 1000 kVA
Ip : 17,49 Ampere
Vs : 400 Volt
Z : 5.76 %
17
18
19
20
100.000
𝐼𝐹𝐿 =
√3𝑥400
𝐼𝐹𝐿 = 1443,37 A
Perhitungan
% Pembebanan
Trafo
𝐼
= 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 100%
𝐼𝐹𝐿
=
(141,5+123,3+131,7)/3
𝑥100%
1443,37
132,16
= 𝑥100%
1433,37
= 9,15 %
Kesimpulan :
% Pembebanan
Trafo 9,15% masih
dibawah standart
maksimal 80 %,
sehingga
Pembebanan Trafo
masih aman
digunakan
20
21
No OBYEK METODA
HASIL NILAI RUJUKAN
A. Spesifikasi Switchgear
1 Rated Voltage / Frequency Sesuai Manufacture Std. Penilaian
2 Alat ukur atau metering berupa Ampere Meter, Sesuai Manufacture Std. Penilaian
Volt Meter Watt meter, VAR meter, KWH meter,
Cos phi meter dan Frequency meter pada panel
3 Nama/label dan nama perusahaan instalatir pada Ada Manufacture Std. Penilaian
pintu panel
5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada Manufacture Std. Penilaian
21
22
No OBYEK METODA
HASIL NILAI RUJUKAN
2 Kabel bonding untuk pengaman sentuh tidak Ada Manufacture Std. Penilaian
langsung
22
23
23
24
Gambar 4.2 Connection Bushing, Level Oli, Gambar 4.3 Sirip-sirip Radiator
Temperatur dan Tekanan
24
25
25
26
A. PEMERIKSAAN DOKUMEN
13. SPESIFIKASI TEKNIK PERALATAN DAN Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
PERLENGKAPAN LISTRIK.
14. SPESIFIKASI TEKNIS DAN SERTIFIKASI Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
PERALATAN
15. PERHITUNGAN REKAPITULASI DAYA Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
B. PEMERIKSAAN VISUAL
7. SEMUA BAUT DAN SKRUP TELAH KUAT Baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
26
27
B. PEMERIKSAAN VISUAL
16. PEMASANGAN KABEL MASUK & KELUAR Baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
C. PENGUJIAN
1. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PHASA- Tidak bisa dilakukan PUIL 2011: Pengukuran
PHASA, PHASA-NETRAL, PHASA-PE karena panel SDP
dalam kondisi ON 2000 Ω / Volt + I MΩ
27
28
B. PEMERIKSAAN VISUAL
11. UJI FUNGSI SINKRONISASI (jika ada) Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Pengetesan
28
29
5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada Manufacture Std. Penilaian
2 Gambar single line diagram dan kartu Ada Manufacture Std. Penilaian
riwayat perawatan
29
30
I. PENGUJIAN
1. Tegangan Phasa R S T R-S : 394 V Manufacture Std. Pengukuran
R-T : 392 V / SNI
S-T : 394 V
2. Arus Phasa R S T, Ir : 6,2 A Berdasarkan PUIL Pengukuran
Pengangtar Netral Is: 5,2 A 2020, Persentase &
It : 5,4 A ketidakseimbangan
dan PE Perhitungan
arus beban
I rata-rata : 5,6 A
maksimal 5 %
𝑰𝑹 𝟔, 𝟐
𝒂= = = 𝟏, 𝟏
𝑰𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝟓, 𝟔
𝑰𝑺 𝟓, 𝟐
𝒃= = = 𝟎, 𝟗𝟐
𝑰𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝟓, 𝟔
𝑰𝑻 𝟓, 𝟒
𝒄= = = 𝟎, 𝟗𝟔
𝑰𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝟓, 𝟔
{|𝒂−𝟏|+|𝒃−𝟏|+|𝒄−𝟏|}
= × 𝟏𝟎𝟎%
𝟑
{|𝟏,𝟏−𝟏|+|𝟎,𝟗𝟐−𝟏|+|𝟎,𝟗𝟔−𝟏|}
= × 𝟏𝟎𝟎%
𝟑
= 0,67 %
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
ketidakseimbangan beban sesuai dengan
standar PUIL 2020 yaitu dibawah 5 %
3. Sistem pembumian Manufacture Std. Pengukuran
0,21 Ω
/ SNI
4. Susut tegangan R-S = 394 V Berdasarkan PUIL Pengukuran
R-T = 392 V 2020, Persentase
S-T = 394 V dan
susut tegangan
maksimal 4 % perhitungan
Drop tegangan 4%
96 % x 400 = 384 V
𝟒𝟎𝟎−𝟑𝟗𝟒
R-S = = 𝟏, 𝟓 %
𝟒𝟎𝟎
𝟒𝟎𝟎−𝟑𝟗𝟐
R-T = = 𝟐%
𝟒𝟎𝟎
𝟒𝟎𝟎−𝟑𝟗𝟒
S-T = = 𝟏, 𝟓 %
𝟒𝟎𝟎
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai
drop tegangan sesuai dengan standart PUIL
2020 yaitu dibawah 4 %
30
31
KHA = 125 % x In
= 125 % x 6,2 A (Arus tertinggi)
= 7,75 A
Maka berdasarkan perhitungan :
KHA = 26 A Luas penampang 4 x 2,5 mm2
NYY
(Dari tabel KHA, dengan mengambil satu
level lebih tinggi dari KHA aslinya)
Kesimpulan :
Dari hasil perhitugan dan kabel yang terpasang
sudah sesuai standart dan aman
8. Rating Proteksi utama 100/250 A 115 % x In Perhitungan
CB Terpasang : 100/250 A
CB perhitungan : 10 A
Beban LVMDP :
In = 6,2 A
CB yang digunakan 10 A
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan diatas, CB yang terpasang
pada beban, sesuai dengan standart
2 Alat ukur atau metering berupa Ampere Ada Manufacture Std. Penilaian
Meter, Volt Meter dan lainnya pada panel
5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada Manufacture Std. Penilaian
31
32
2 Gambar single line diagram dan kartu Ada Manufacture Std. Penilaian
riwayat perawatan
L. PENGUJIAN
32
33
33
34
TIDAK DILAKUKAN
g. Pengujian Dielectric of Ratio IEEE: Pengukuran
PEMERIKSAAN
(DAR) dan Polaritas Index DAR : < 1,6
BEBAN MOTOR
Phasa-Phasa, Phasa-Netral, PI : ≤ 2
Phasa-PE
Tabel 3.5 Tabel Checklist Riksa Uji Panel Hubung Bagi Dan Motor Induksi
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN
34
35
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN
Gambar 4.1 Tampak Depan Panel Hubung Gambar 4.1 Tampak Bagian Dalam
Bagi Pemanfaatn Panel Hubung Bagi
Gambar 4.1 Diagram Garis, dan Berkas Gambar 4.1 Pengukuran Suhu
Teknis Lainnya Penghantar
Gambar 4.1 Pengukuran Tegangan dan Arus Gambar 4.1 Pengukuran Grounding
Panel Hubung Bagi
37
38
39
40
Penyalur petir yang digunakan di HV Electric – Mine Maintenance Area adalah tipe
elektrostatis dengan radius proteksi 109/110 meter, brand yang digunakan LPI.
Tabel 3.1 Komponen dan Spesifikasi Instalasi Penyalur Petir
Kelas proteksi LPI yang digunakan adalah kelas IV dengan nilai rolling sphere radius r m
senilai Rp (h) S60
40
41
𝑅𝑝 = h x Rp (5) / 5
Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan tinggi tiang penyalur petir sebesar 20 meter dan
ketinggian bangunan sebesar 10 meter, sehingga selisih jarak antara bangunan dan tiang penyalur
petir sebesar 10 meter. Kemudian nilai jarak 10 meter tersebut dihitung menggunakan rumus
diatas, atau bisa kita lihat nilai radius areanya pada tabel dibawah
Rp(h) 93,5 94,1 94,7 95,3 95,8 96,4 96,9 97,5 98,0 100,4 102,5
S50 37,4 56,4 75,7 95,3 50
Rp(h) 81,5 82,2 82,8 83,5 84,2 84,8 85,4 86,0 86,6 89,3 91,7
S40 32,6 49,3 66,3 83,5 40
Berdasarkan tabel perhitungan area proteksi diatas untuk ketinggian 10 meter dengan Rp(h) S60,
didapatkan luas atau area proteksi sebesar 109,1 meter atau 110 meter
41
42
Keterangan :
Gambar 4.1 Pengukuran Grounding Gambar 4.1 Lighting Strike Recorder &
Down Conductor
Gambar 4.1 View Lokasi Penyalur Petir Gambar 4.1 Cover Grounding Pit
42
43
BAB V
43
44
5.2 SARAN
1. Distribusi
a. Pasang tanda bahaya pada cover trafo
b. Pasang lampu penerangan di area trafo
c. Sediakan APAR di area trafo pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau d.
Perluas daerah kerja disekitar trafo
e. Letakkan gambar single line diagram dekat dengan cubicle/ taruh di pintu belakang
cubicle
f. Bersihkan ruang cubicle dari barang – barang yang sudah tidak terpakai
2. Pemanfaatan
a. Lengkapi dokumen SDP seperti (gambar single line diagram, wiring cable dan lain
lain) agar mempermudah maintenance, troubleshooting dan pemasangan instalasi baru
b. Pasang alas lantai berbahan karet di depan SDP
c. Pasang penahan pintu panel SDP
d. Pasang lampu indicator dan metering pada cover depan SDP
3. Penyalur Petir
a. Ganti klem pada kotak hubung dengan tembaga agar tidak korosi
b. Lengkapi bak kontrol down conductor untuk memudahkan pada saat pengukuran
tahanan tanah
c. Lakukan perawatan secara berkala pada sambungan dan kencangkan baut
44