AHLI K3 LISTRIK
Oleh
Nama : Havel Alindo Sano, ST.
Instansi/Perusahaan : PT. Loyal Integritas Prima
Tempat/Tgl Pelatihan : Sumbawa Barat, 6-22 Juni 2023
Nama PJK3 : PT. Fresh Galang Mandiri Consultant
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Junaedi
Supt Mine HV Electric Maintenance
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala kami panjatkan sehingga penulis dapat
melaksanakan dan kemudian menyusun laporan hasil On the Job Training sebagai Ahli K3 Listrik.
Pelaksanaan On the Job Training dan penyusunan laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan lisensi sebagai Ahli K3 Listrik dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia
setelah penulis mengikuti Pembinaan dan Pelatihan Ahli K3 Listrik yang diselenggarakan dari
tanggal 6 Juni sampai 22 Juni 2023 oleh PT. FRESH GALANG MANDIRI CONSULTANT yang
di laksanakan di training center PT. AMNT Project BATU HIJAU Sumbawa Barat.
Kegiatan On the Job Training ini dilaksanakan di tempat penulis bekerja yaitu di lingkungan
PT. AMNT Project BATU HIJAU Sumbawa Barat sebagai salah satu sarana untuk mengukur
implementasi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang kelistrikan di perusahaan
tersebut.
ii
DAFTAR ISI
1
➢ Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Permen 12/MEN/2015
➢ Pemberlakuan semua Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL), PUIL 2000 dan PUIL
2011, SNI, IEC, IEEE.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan On Job Training (OJT) di PT Amman Mineral Nusa Tenggara adalah untuk
melakukan pemeriksaan dan pengujian (Riksa Uji) K3 listrik dengan melakukan
inspeksi/pemeriksaan visual dan pengukuran pada:
➢ Trafo Distribusi 33/3,3 kV di Tongoloka
➢ Panel Hubung Bagi di Electrical Shop Mining
➢ Penyalur Petir di Fuel Station MMA
Hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan peraturan atau standard yang berlaku
dengan cara perhitungan parameter/spesifikasi peralatan yang terpasang
2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT Amman Mineral Nusa Tennggara (AMNT) adalah perusahaan tambang Indonesia yang
mengoperasikann tambang Batu Hijau. Tambang Batu Hijau adalah tambang tembaga dan emas
terbesar kedua di Indonesia yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Propinsi Nusa Tenggara
Barat dan merupakan asset berkelas dunia. Tambang Batu Hijau mulai kegiatan produksi dan operasi
di tahun 2000 dan telah memproduksi sekitar 3,6 juta ton tembaga serta 8 juta ounces emas, dengan
masa tambang dan diikuiti dengan pengolahan stockpile jangka panjang.
Fasilitas yang AMNT miliki sangat lengkap, termasuk armada peralatan tambang yang besar,
pabrik pengolahan dengan kapasitas 120.000 ton per hari, pembangkit listrik, pelabuhan dengan
terminal kapal feri, layanan udara, townsite yang tertata dengan baik. AMNT memiliki PLTU
Batubara dengan kapasitas 4 x 28 MW dan PLTD 9 x 5 MW.
Visi sebagai perusahaan tambang yang dihargai dan dihormati melalui pencapaian kinerja
terdepan di industri tambang mengarahkan PT AMNT pada pentingnya menerapkan standar
keselamatan kerja tertinggi. Untuk itu, diperlukan riksa uji berkala pada setiap peralatan listrik yang
terpasang.
3
BAB III
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN TRAFO DISTRIBUSI 33KV/6.6KV
3. Insulation Tester
4
4. Thermogun
5
h. Insulation level / Kelas
Isolasi
i. Cooling system
2. Bushing a. Memeriksa kebersihan Baik Manufacture Tidak bisa
body bushing Standar dan SNI memeriksa bushing
b. Memeriksa fisik body trafo
yang berkarat/gompal
c. Memeriksa kekencangan
mur baut klem terminal
utama
d. Memeriksa kebocoran
gasket
e. Memeriksa kesesuaian
Spark gap bushing
primer
f. Memeriksa kesesuaian
Spark gap bushing
skunder
3. Sistem pendingin a. Memeriksa kebersihan Baik Manufacture Cek secara visual
sirip-sirip radiator Standar dan SNI dalam kondisi baik
b. Memeriksa kebocoran
minyak trafo
c. Memeriksa level minyak Tidak ada indikasi
trafo kebocoran
d. Memeriksa kondisi minyak
trafo
Semua dalam
kondisi normal
6
a. Memeriksa kekencangan Baik Manufacture letak relay berada
mur baut terminal kontrol Standar dan SNI di atas
b. Memeriksa kebersihan
kontaktor
c. Memeriksa kebersihan
5.2. Relay Bucholz limit switch
d. Memeriksa sumber
tegangan AC/DC Baik / Tidak Manufacture
5.3. Relay Jansen baik Standar dan SNI
a. Memeriksa kebersihan
5.4. Relay Sudden terminal
pressure b. Memeriksa kondisi seal Manufacture
Baik / Tidak Standar dan SNI
baik
a. Memeriksa kebersihan Manufacture
terminal Standar dan SNI
b. Memeriksa kondisi seal Baik / Tidak
baik
a. Memeriksa kebersihan
terminal
b. Memeriksa kondisi seal
c. Memeriksa kebersihan
thermo couple
d. Memeriksa kabel-kabel
kontrol dan pipa-pipa
kapiler
6. OLTC a. Memeriksa kesesuaian Baik / Tidak Manufacture Tidak bisa
indikator posisi tap baik Standar dan SNI memeriksa OLTC
b. Memeriksa pelumasan
gigi penggerak
c. Memeriksa kebersihan
kontaktor
d. Memeriksa kebersihan
limit switch
e. Memeriksa kesesuaian
sumber tegangan AC/DC
f. Menguji posisi lokal dan
remote
g. Memeriksa kondisi minyak
diverter switch OLTC
7. Sistem Grounding a. Memeriksa kawat Baik Manufacture Sistem grounding
pentanahan pada titik Standar dan SNI menunjukkan nilai
netral primer / skunder 0,9 ohm yang mana
b. Memeriksa kawat menunjukkan
pentanahan pada bahwa sistem
groundingnya baik
7
body/enclousure/BKT
trafo
c. Memeriksa kawat
pentanahan pada
Arrester
d. Memeriksa kawat
pentanahan pada BKE
(Bagian konduktif ekstra)
e. Memeriksa kekencangan
mur baut terminal
pentanahan
f. Mengukur/menguji nilai
pentanahan
8. Maintank a. Memeriksa kebersihan Baik Manufacture Kondisi baik dan
body dan bushing Standar dan SNI tidak ada
b. Memeriksa karat/gompal kebocoran
fisik body
c. Memeriksa kondisi gasket
8
11. Bagian Skunder a. Pengukuran Arus ................... Manufacture Perhitungan
Trafo Phasa R (Ir) A Std. terpisah pada
b. Pengukuran Arus ................... Manufacture analisis
Phasa S (Is) A Std.
c. Pengukuran Arus ................... Manufacture
Phasa T (Ir) A Std.
d. Pengukuran Arus ................... Manufacture
Penghantar Netral (In) A Std.
e. Pengukuran Arus
Penghantar PE (Ipe) ................... Manufacture
f. Perhitungan A Std.
prosentase pemakaian
trafo ................... 80 %
g. Perhitungan %
prosentase 5%
kesetidakimbangan ...................
beban % 2%
h. Perhitungan
prosentase ...................
ketidakseimbangan %
tegangan PUIL 2011:
i. Pengujian Tahanan 2000 Ω / Volt +
Isolasi (TI) Phasa- I MΩ
Phasa, Phasa-Netral, ...................
Phasa-PE Ω
12. Belitan Trafo a. Pengujian Tahanan ................... IEEE P43- Tidak dapat
Isolasi (TI) Phasa- Ω 2000: melakukan
Phasa, Phasa-Netral, 100 MΩ pengukuran
Phasa-PE karena trafo
beroperasi
b. Pengujian Dielectric of .................. IEEE: sehingga
Ratio (DAR) dan DAR : ≥ 1,3 beresiko.
Polaritas Index Phasa- PI : ≥ 2
Phasa, Phasa-Netral,
Phasa-PE
................... IEEE 400.2,
V NEMA,
VDE530
9
c. Pengujian Hi-Pot Test
Phasa-Phasa, Phasa- .................... ANSI C
Netral, Phasa-PE % 57.12.90
NETA 100.3,
d. Pengujian Tangen SPLN
Delta Test Phasa-
Phasa, Phasa-Netral, ............... HVM, B2
Phasa-PE pC Electronic
GmbH
%𝑢𝑛𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = 1,67%
10
2 Tegangan system • Persentase balance tegangan Dari hasil pembacaan
𝑉𝐴𝐵 + 𝑉𝐵𝐶 + 𝑉𝐶𝐴 tegangan pada display
𝑉𝐿𝐿𝑎𝑣𝑔 =
3
multilin, nilai tegangan
3,13 + 3,13 + 3,14
𝑉𝐿𝐿𝑎𝑣𝑔 = yang terukur sebesar
3
𝑉𝐿𝐿𝑎𝑣𝑔 = 3,13𝑘𝑉 VAB=3,13kV;
VBC=3,13kV ;
𝑉𝑙𝑙𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑙𝑙𝑎𝑣𝑔
%𝑉 = 𝑥100% VCA=3,14kV.
𝑉𝑙𝑙𝑎𝑣𝑔
Nilai persentase
3,14 − 3,13
%𝑉 = 𝑥100%
3,13 keseimbangan tegangan
%𝑉 = 0,32% adalah 0,32%
• Drop Tegangan
𝑉𝑛𝑜𝑚 − 𝑉𝑙𝑙𝑎𝑣𝑔 Kemudian untung nilai
%𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 𝑥100%
𝑉𝑛𝑜𝑚
3300 − 3130 drop tegangan adalah 5%
%𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 𝑥100%
3300 Hal ini sudah memenuhi
%𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 5 %
standar PUIL 2011 yaitu
maksimal 5%
11
5 Frekuensi Nilai frekuensi terukur adalah Untuk nilai frekuensi
50,12Hz masih memenuhi standar
Frekuensi system adalah 50 Hz PUIL 2011 +- 5%
𝐹 − 𝐹𝑢𝑘𝑢𝑟
%𝐹 = 𝑥100%
𝐹
50 − 50,12
%𝐹 = 𝑥100%
50
%𝐹 = 0,24 %
12
2 Pada pintu Pada saat Blackout Sebaiknya di
MCC tidak tidak ada penunjuk pasang tanda
terdapat tanda arah untuk keluar “EXIT”
“exit”
13
BAB IV
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PEMANFAATAN
Dokumen terkait keselamatan sebelum melakukan Riksa Uji adalah sebagai berikut:
1. Safe Check
2. Authority to Work / ATW
3. Job Safety Analysis / JSA
Alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran PHB dan tahanan pembumian PHB adalah
sebagai berikut:
1. Multimeter
Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
tiga jenis besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan
listrik. Sebutan lain untuk multimeter adalah AVO-meter yang merupakan
singkatan dari satuan Ampere, Volt, dan Ohm.
2. Tang Ampere
Tang ampere atau digital clamp meter adalah hand tool yang umum
digunakan dalam bidang kelistrikan. Tang ampere atau clamp meter
merupakan alat ukur yang dibuat untuk mengukur besarnya arus listrik
pada sebuah penghantar listrik seperti kabel konduktor dengan
menggunakan dua bagian garpu penjepit (clamp) tanpa perlu kontak
langsung dengan penghantar listrik tersebut.
14
3. Clamp Earth Tester
Clamp Earth Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari
grounding/pembumian. Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk
diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam
instalasi listrik.
4. Thermogun
Thermogun merupakan alat untuk mengukur suhu dari jarak jauh.
Dengan mengetahui jumlah energi infra merah yang dipancarkan oleh
objek dan emisivitasnya, suhu objek seringkali dapat ditentukan dalam
kisaran tertentu dari suhu aktualnya. Termometer Gun adalah bagian
dari perangkat yang dikenal sebagai "termometer radiasi termal".
15
4.3 Pelaksanaan Riksa Uji Panel Hubung Bagi
4.3.1 Pemeriksaan Visual Panel
NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE
16
NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE
400
𝑉𝐿𝑁 = = 230,1 𝑉
√3
17
• Drop Tegangan Kesimpulan :
Drop tegangan masih
𝑉𝐿𝑁 − 𝑉𝐿𝑁𝑎𝑣𝑔 bagus yaitu di bawah batas
%𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = × 100%
𝑉𝐿𝑁
maksimal 5 %
230,1 − 224,9
%𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = × 100%
230,1
%𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 2,3 %
• Arus rata-rata :
18
3 Pengukuran • Hasil pengukuran Grounding PHB: Berdasarkan Permenaker Pengukuran
Grounding Grounding sistem panel : 0,10 Ohm 12 Tahun 2015 pasal 9
sistem tentang pemeriksaan dan
Kesimpulan : pengujian, juncto PUIL
Dari hasil pengukuran 2020 nilai resistansi
didapatkan hasil yang sesuai pembumian yang
dengan standar yangberlaku. diperbolehkan adalah
maksimum 5Ω.
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran didapatkan hasil
yang sesuai dengan PUIL 2020, SNI0225-
5-525:2020 Tabel 52.1 halaman 10 dari
143, suhu hasil pengukuran masih dalam
batas normal
19
4.3.3 Hasil Pengamatan dan Rekomendasi
No Gambar Deskripsi / Rekomendasi Referensi
20
BAB V
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PENYALUR PETIR
Dokumen terkait keselamatan yang dipersiapkan sebelum melakukan Riksa Uji adalah sebagai
berikut:
1. Safe Check
2. Authority to Work
3. Job Safety Analysis
4. STP
21
5.3 Pelaksanaan Riksa Uji Pembumian Penyalur Petir
Pengukuran nilai resistansi pembumian sistem penyalur petir dilakukan dengan menggunakan
digital earth tester
22
4. 10 15 3,47
5. 10 20 1,03
RATA-RATA 1,706
5.5 Hasil Analisa & Nilai Rujukan tahanan pembumian dan penghantar penyalur petir
NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN
1. Elektroda Pembumian Hasil pengukuran: Permen no
• Pengukuran pertama, 2/Men/1989 Pasal 54
rata- rata didapatkan ayat 1
nilai sebesar 0,376 Ω PUIL 2011
• Pengukuran kedua Amandemen 3 tahun
dengan menggeser 2014; Tahanan
60°rata-rata didapatkan pembumian dan
nilai sebesar 1.706 Ω seluruh sistem
• Dari kedua pengkuran, pembumian tidak
rata-rata nya adalah boleh lebih dan 5 Ω
1,041 Ω
23
3. Penghantar penurunan Hasil pengukuran: PER.02/MEN/1989
Diameter penghantar Pasal 20 (a) Min.50
penurunan: 50 mm, kabel mm²
BC SNI 03-6652-2002
Tabel 5. Hal 14
24
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Trafo Distribusi
a. Nilai persentase keseimbangan beban trafo adalah 1,67% dan ini sudah sesuai dengan standar
yaitu maksimal 5%.
b. Nilai persentase keseimbangan tegangan adalah 0,32% sehingga memenuhi standard SNI ≤1%.
c. Nilai drop tegangan adalah 5% Hal ini sudah memenuhi standar PUIL 2011 hal 48 yaitu
maksimal 5%.
d. Pengecekan nilai grounding untuk trafo adalah 0,90 Ω dan sudah sesuai dengan PUIL 2011
yaitu <5 Ω.
e. Nilai frekuensi adalah 50,12 Hz dan sudah sesuai standar PUIl 2011 yaitu ± 5%.
2. Pemanfaatan
a. Hasil pengukuran suhu pada terminasi yaitu R =2 4,70C, S = 24,60C dan T = 250C.
b. Hasil pengukuran grounding untuk panel PHB adalah 0,10 Ω dan sudah sesuai dengan PUIL
2011 yaitu <5 Ω.
c. Nilai drop tegangan pada panel PHB adalah 2,3% Hal ini sudah memenuhi standar PUIL 2011
hal 48 yaitu maksimal 5%.
d. Nilai persentase keseimbangan beban trafo adalah 16% dikarenakan pengukuran dilakukan
saat tidak terjadi beban puncak.
3. Penangkal Petir
a. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai tahanan pembumian adalah 0,1041 Ω. Maka sistem
pembumian pada penyalur petir Fuel Station MMA sudah sesuai dengan ketentuan regulasi.
Peraturan menteri tenaga kerja RI No 2 Tahun 1989 Pasal 54 ayat (1) bahwa nilai maksimal
nilai resistansi sebesar 5 Ω.
6.2 Saran
1. Trafo Distribusi
a. Ukuran luas penampang kabel pada sisi sekunder trafo perlu di ganti karena tidak sesuai
dengan KHA saat full load.
b. Perlu dilakukan pembersihan area di sekitar trafo karena rumput sudah mulai tinggi.
25
c. Agar memasang rambu tanda bahaya pada pintu pagar dan pagar di sekeliling trafo agar
orang lebih aware dan tidak masuk secara sembarangan ke dalam area trafo.
2. Pemanfaatan
a. Panel hubung bagi perlu diberi lampu indicator.
b. Agar dilakukan pemeriksaan atau inspeksi berkala minimal sebulan sekali.
3. Penangkal Petir
a. Melakukan pemeriksaan dan pengujian penyalur petir menurut Peraturan Menteri Tenaga
Kerja RI No 2 Tahun 1989 Bab 9 Pasal 50 setiap setahun sekali dan maksimal 2 tahun
sekali.
26
DOKUMENTASI
27
28
29