Anda di halaman 1dari 443

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


KETENAGALISTRIKAN
NOMOR : 243/20/DJL.1/2019
TENTANG PEDOMAN STANDAR
KOMPETENSI TENAGA TEKNIK
KETENAGALISTRIKAN DI BIDANG
TRANSMISI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK


KETENAGALISTRIKAN PADA PEKERJAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
BIDANG TRANSMISI

DJK-K.D351.23

Jakarta, 18 Maret 2019

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

KATA PENGANTAR
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan menyatakan bahwa setiap tenaga teknik dalam usaha
ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat Kompetensi, guna mewujudkan
kondisi instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan.

Penerbitan Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi


Kompetensi yang mendapatkan akreditasi atau penunjukan dari Menteri
ESDM dilaksanakan secara objektif melalui penilaian yang adil, sah dan andal,
dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan lain agar memberikan keyakinan dan
kepercayaan bagi pemangku kepentingan.

Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi, Lembaga Sertifikasi Kompetensi


harus berpedoman pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
(SKTTK) yang telah dikemas dalam okupasi jabatan sesuai jenjang kualifikasi
ketenagalistrikan. Rancangan SKTTK pada Pekerjaan Pemeriksaan dan
pengujian Transmisi Tenaga Listrik yang disusun dan dikemas dalam okupasi
jabatan oleh Tim Perumus Standar Kompetensi telah mendapatkan aklamasi
pada Forum Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 30 November 2017
di Jakarta.

Sesuai Pasal 14 ayat (3) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan, menyatakan bahwa SKTTK hasil Forum Konsensus dapat
digunakan sebagai pedoman oleh pemangku kepentingan ketenagalistrikan
sampai dengan rancangan SKTTK ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri
ESDM. Oleh karena itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan perlu menetapkan
“Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada
Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga Listrik” sebagai acuan
dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi terhadap tenaga teknik
Ketenagalistrikan.

Jakarta, 23 Januari 2018Januari 2018


Direktur Jenderal Ketenagalistrikan

Andy Noorsaman Sommeng

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 2


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3


BAB I ................................................................................................. 7
PENDAHULUAN .............................................................................................. 7
1.1. Latar Belakang .................................................................. 7
1.2. Pengertian ........................................................................ 7
1.3. Penggunaan SKTTK ........................................................... 9
BAB II ............................................................................................... 11
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN ................ 11
2.1. Pemetaan SKTTK .............................................................. 11
2.2. Pengemasan Kualifikasi Jabatan ......................................... 18
2.3. Uraian Kualifikasi Jabatan ................................................. 22
2.3.1. Pelaksana Muda Komisioning Transmisi ............................... 22
2.3.2. Pelaksana Madya Komisioning Jaringan Transmisi ................ 23
2.3.3. Pelaksana Madya Komisioning Gardu Induk ......................... 25
2.3.4. Pelaksana Utama Komisioning Jaringan Transmisi ................ 27
2.3.5. Pelaksana Utama Komisioning Gardu Induk ......................... 29
2.3.6. Analis Muda Pemeriksaan Dan Pengujian Jaringan Transmisi . 31
2.3.7. Analis Muda Komisioning Jaringan Transmisi ....................... 33
2.3.8. Analis Muda Pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk ........... 34
2.3.9. Analis Muda Komisioning Gardu Induk ................................ 36
2.3.10. Analis Madya Pemeriksaan Dan Pengujian Jaringan
Transmisi ....................................................................... 37
2.3.11. Analis Madya Komisioning Jaringan Transmisi ...................... 39
2.3.12. Analis Madya Pemeriksaan Dan Pengujian Gardu Induk ......... 40
2.3.13. Analis Madya Komisioning Gardu Induk ............................... 42
2.3.14. Analis Utama Pemeriksaan Dan Pengujian Sistem Transmisi ... 43
2.3.15. Analis Utama Komisioning Sistem Transmisi ......................... 44
BAB III ............................................................................................... 47
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN ................ 47
2.1. Daftar Unit Kompetensi ..................................................... 47
2.2. Uraian Unit Kompetensi .................................................... 52
2.3.1. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT ........ 52
2.3.2. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET ...... 56
2.3.3. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT ........ 59
2.3.4. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT ........ 63
2.3.5. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTT ............................................................................... 67
2.3.6. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian
SUTET ............................................................................. 71
2.3.7. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT) ........................ 75
2.3.8. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) ........................... 79
2.3.9. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 3


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Pemeriksaan Dan Pengujian Jaringan Transmisi .................... 83


2.3.10. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian Gardu
Induk .............................................................................. 87
2.3.11. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian GITET....... 90
2.3.12. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian GIS .......... 94
2.3.13. Melaksanakan Analisis Pemeriksaan Dan Pengujian Bay
Transformator .................................................................. 97
2.3.14. Melaksanakan Analisis Pemeriksaan Dan Pengujian
Switchgear ..................................................................... 101
2.3.15. Melaksanakan Analisis Pemeriksaan Dan Pengujian Common
Facility .......................................................................... 105
2.3.16. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian
Gardu Induk .................................................................. 109
2.3.17. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian
GITET ........................................................................... 113
2.3.18. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian
GIS ............................................................................. 117
2.3.19. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian
Common Facility .............................................................. 121
2.3.20. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Pemeriksaan Dan Pengujian Gardu Induk ........................... 125
2.3.21. Membantu Pelaksanaan Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik ........................................................................... 129
2.3.22. Mengkoordinir Komisioning Transmisi Tenaga Listrik ............ 132
2.3.23. Mensupervisi Komisioning Transmisi Tenaga Listrik ............. 135
2.3.24. Menetapkan Hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik ....... 139
2.3.25. Mengelola Pelaksanaan Komisioning Transmisi Tenaga Listrik 143
2.3.26. Melaksanakan Komisioning Pondasi Dan Tiang SUTT ............ 149
2.3.27. Melaksanakan Komisioning Pondasi Dan Tiang SUTET .......... 154
2.3.28. Melaksanakan Komisioning Konduktor Dan Aksesoris SUTT .. 158
2.3.29. Melaksanakan Komisioning Konduktor Dan Aksesoris SUTET 163
2.3.30. Melaksanakan Komisioning Jalur SKTT .............................. 168
2.3.31. Melaksanakan Komisioning Jalur SKLT .............................. 172
2.3.32. Melaksanakan Komisioning Minyak Insulasi Dan Tangki
Ekspansi ....................................................................... 177
2.3.33. Melaksanakan Komisioning Cross Bounding, Sealing End Dan
Sambungan SKTT ........................................................... 182
2.3.34. Melaksanakan Komisioning Cross Bounding, Sealing End Dan
Sambungan SKLT ........................................................... 187
2.3.35. Melaksanakan Komisioning Proteksi Minyak Kabel SKTT ....... 191
2.3.36. Melaksanakan Komisioning Proteksi Minyak Kabel SKLT ...... 196
2.3.37. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Pondasi Dan Tiang
SUTT ............................................................................. 201
2.3.38. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Pondasi Dan Tiang
SUTET ........................................................................... 206
2.3.39. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Konduktor Dan
Aksesoris SUTT ............................................................... 211
2.3.40. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Konduktor Dan
Aksesoris SUTET ............................................................. 217

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 4


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.41. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Jalur SUTT ................ 222


2.3.42. Mengkoordinir pekerjaan Komisioning Jalur SKLT ................ 227
2.3.43. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Minyak Insulasi Dan
Tangki Ekspansi ............................................................. 232
2.3.44. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Cross Bounding,
Sealing End Dan Sambungan SKTT .................................... 237
2.3.45. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Cross Bounding,
Sealing End Dan Sambungan SKLT .................................... 242
2.3.46. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Minyak Kabel
SKTT ............................................................................. 247
2.3.47. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Minyak kabel
SKLT ............................................................................. 252
2.3.48. Melaksanakan analisis Komisioning SUTT ........................... 256
2.3.49. Melaksanakan analisis Komisioning SUTET ......................... 260
2.3.50. Melaksanakan Analisis Komisioning SKTT ........................... 263
2.3.51. Melaksanakan analisis Komisioning SKLT ........................... 266
2.3.52. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning SUTT ............... 269
2.3.53. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning SUTET ............. 273
2.3.54. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel
Tanah Tegangan Tinggi (SKTT)........................................... 277
2.3.55. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel
Laut Tegangan Tinggi (SKLT) ............................................. 281
2.3.56. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Komisioning Jaringan Transmisi ........................................ 285
2.3.57. Melaksanakan Komisioning Peralatan Gardu Induk. ............. 289
2.3.58. Melaksanakan Komisioning Kumparan, Inti Besi Dan Alat
Bantunya Pada Transformator ........................................... 293
2.3.59. Melaksanakan Komisioning Media Insulasi Transformator ..... 298
2.3.60. Melaksanakan Komisioning Proteksi Internal Transformator .. 303
2.3.61. Melaksanakan Komisioning Proteksi Bay Transformator ........ 308
2.3.62. Melaksanakan Komisioning Peralatan Pemutus Tenaga ......... 313
2.3.63. Melaksanakan Komisioning Peralatan Pemisah (PMS) ............ 317
2.3.64. Melaksanakan Komisioning transformator auxilliary
(CT,CVT,PT) .................................................................... 322
2.3.65. Melaksanakan Komisioning Proteksi Switchgear ................... 327
2.3.66. Melaksanakan Komisioning Common Facility Gardu Induk ..... 332
2.3.67. Melaksanakan Komisioning SCADA/TEL ............................. 336
2.3.68. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Peralatan Gardu Induk 341
2.3.69. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Media Insulasi
Transformator ................................................................ 346
2.3.70. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Internal
Transformator ................................................................ 351
2.3.71. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Bay
Transformator. ................................................................ 356
2.3.72. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Peralatan Pemutus
Tenaga .......................................................................... 361
2.3.73. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Peralatan Pemisah
(PMS) ............................................................................ 365
2.3.74. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 5


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Auxilliary (CT,CVT,PT) ...................................................... 370


2.3.75. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Switchgear .... 375
2.3.76. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Common Facility Gardu
Induk ............................................................................ 380
2.3.77. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning SCADA/TEL .............. 384
2.3.78. Melaksanakan Analisis Komisioning Gardu Induk ................ 389
2.3.79. Melaksanakan Analisis Komisioning GITET ......................... 392
2.3.80. Melaksanakan Analisis Komisioning GIS ............................. 395
2.3.81. Melaksanakan Analisis Komisioning Bay Transformator. ........ 398
2.3.82. Melaksanakan Analisis Komisioning Switchgear ................... 402
2.3.83. Melaksanakan Analisis Komisioning Common Facility ............ 405
2.3.84. Menetapkan Hasil Komisioning Gardu Induk ....................... 408
2.3.85. Menetapkan Hasil Komisioning GITET ................................ 412
2.3.86. Menetapkan Hasil Komisioning GIS .................................... 416
2.3.87. Menetapkan Hasil Komisioning Common Facility. .................. 420
2.3.88. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Komisioning Gardu Induk ................................................. 424
2.3.89. Mensupervisi Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik ........................................................................... 427
2.3.90. Menetapkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik ................................................................. 431
2.3.91. Mengelola Pelaksanaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi
Tenaga Listrik ................................................................. 436
BAB IV ............................................................................................. 443
PENUTUP ............................................................................................. 443

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 6


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era global, pasar bebas tidak hanya berlaku untuk komoditi
produk barang dan jasa saja yang akan bebas keluar dan masuk kawasan
negara Indonesia, namun termasuk juga tenaga kerja. Kompetisi antar
tenaga kerja yang akan memasuki pasar kerja akan didasarkan pada
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing tenaga
kerja. Bukti formal kemampuan atau kompetensi seseorang yang sudah
diakui saat ini adalah sertifikasi kompetensi. Guna mendukung
pelaksanaan sertifikasi kompetensi diperlukan sistem standardisasi
kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan. Untuk mengantisipasi pasar
bebas serta untuk memperkuat daya saing tenaga kerja lokal yang akan
memasuki pasar kerja di bidang transmisi, maka perlu disusun program
sertifikasi kompetensi untuk profesi di subbidang pemeriksaan dan
pengujian bidang transmisi tenaga listrik. Langkah awal untuk
pelaksanaan sertifikasi kompetensi adalah penyediaan standar
kompetensi yang relevan. Karena itu, standar kompetensi untuk profesi
pemeriksaan dan pengujian transmisi tenaga listrik perlu disusun.

1.2. Pengertian

Istilah dan Definisi:

1. Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang


selanjutnya disebut Standardisasi Kompetensi adalah proses
perumusan, penetapan, pemberlakuan, kaji ulang, penerapan, dan
standar kompetensi yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama
dengan pemangku kepentingan.
2. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang dilanjutnya
disebut SKTTK adalah aturan, pedoman, atau rumusan suatu
kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan
didukung sikap serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu
pada persyaratan unjuk kerja, yang dibakukan berdasarkan
konsensus pemangku kepentingan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 7


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Perumusan SKTTK adalah rangkaian kegiatan dimulai dari


pengumpulan dan pengolahan data untuk menyusun konsep
rancangan SKTTK sampai dengan tercapainya konsensus dari
pemangku kepentingan.
4. Klasifikasi Kompetensi adalah penetapan penggolongan kemampuan
tenaga teknik ketenagalistrikan menurut bidang dan subbidang
kompetensi tertentu.
5. Kualifikasi Kompetensi adalah penetapan penjenjangan kemampuan
tenaga teknik ketenagalistrikan menurut tingkat atau level dalam
jenjang kualifikasi ketenagalistrikan.
6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga
Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik
dan/atau memiliki pengalaman kerja di bidang ketenagalistrikan.
7. Asesor Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Asesor adalah
Tenaga Teknik yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
asesmen sesuai dengan bidang yang diuji.
8. Kompetensi adalah kemampuan Tenaga Teknik atau Asesor untuk
mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja.
9. Sertifikasi Kompetensi adalah proses penilaian untuk mendapatkan
pengakuan formal terhadap Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi
Kompetensi Tenaga Teknik atau Asesor pada usaha ketenagalistrikan.
10. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan formal terhadap
Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik atau
Asesor di bidang ketenagalistrikan.
11. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya
disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
KKNI adalah kerangka penjenjangan Kualifikasi Kompetensi yang
dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan diberbagai sector.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 8


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

13. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan adalah kerangka penjenjangan


Kualifikasi Kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,
dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan ketenagalistrikan
berdasarkan KKNI.
14. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pemberian pengakuan formal
yang menyatakan suatu lembaga sertifikasi telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi.
15. Lembaga Sertifikasi Kompetensi adalah badan usaha yang melakukan
usaha jasa penunjang tenaga listrik di bidang Sertifikasi Kompetensi
yang diberi hak untuk melakukan Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Teknik atau Asesor.
16. Forum Konsensus adalah pertemuan yang membicarakan kepentingan
bersama untuk mendapatkan kesepakatan atau permufakatan yang
dicapai melalui kebulatan suara.
17. Harmonisasi adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam
rangka kerja sama saling pengakuan SKTTK dengan standar
kompetensi lain baik di dalam maupun luar negeri guna mencapai
kesetaraan dan/atau pengakuan.
18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang ketenagalistrikan.
19. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan, pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan
lingkungan di bidang ketenagalistrikan.
20. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral.
21. Kementerian Ketenagakerjaan adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
22. Instansi Teknis adalah kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian pembina sektor atau lapangan usaha yang memiliki
otoritas teknis dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di
sektor atau lapangan usaha tertentu.

1.3. Penggunaan SKTTK

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 9


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

SKTTK bagi Tenaga Teknik subbidang pemeriksaan dan pengujian


bidang transmisi Tenaga Listrik ini digunakan oleh:

1. Lembaga Sertifikasi Kompetensi atau Panitia Uji Kompetensi


Ketenagalistrikan sebagai panduan penyusunan Standar Uji Sertifikasi
Kompetensi Bagi Tenaga Teknik bidang Transmisi.
2. Lembaga Pelatihan vokasi/keterampilan atau pelatihan sebagai
penyusunan kurikulum, silabus, dan modul bagi Tenaga Teknik
bidang Transmisi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 10


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB II
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

2.1. Pemetaan SKTTK

Pemetaan SKTTK pada pedoman ini dikhususkan untuk subbidang


pemeriksaan dan pengujian bidang Transmisi Tenaga Listrik. Berikut ini
adalah Pemetaan SKTTK untuk subbidang pemeriksaan dan pengujian
Bidang Transmisi Tenaga Listrik:

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Menyediakan Melaksana Melaksanakan Membantu Pelaksanaan


Listrik Yang kan pemeriksaan pemeriksaan dan
Aman, Andal pemeriksaa dan pengujian pengujian Transmisi
dan Ramah n dan Transmisi Tenaga
Lingkungan pengujian Tenaga Listrik Melaksanakan
Instalasi pemeriksaan dan
Tenaga pengujian pondasi dan
Listrik tiang SUTT
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian konduktor dan
aksesoris SUTT
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian pondasi dan
tiang SUTET
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian konduktor dan
aksesoris SUTET
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian Jalur SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 11


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian minyak insulasi
dan tangki ekspansi
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian cross bounding,
sealing end dan
sambungan SKTT
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian Jalur SKLT
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian cross bounding,
sealing end dan
sambungan SKLT
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi minyak
kabel SKLT
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi minyak
kabel SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian pondasi dan
tiang SUTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian konduktor dan
aksesoris SUTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 12


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian pondasi dan
tiang SUTET
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian konduktor dan
aksesoris SUTET
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian Jalur SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian minyak insulasi
dan tangki ekspansi
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian cross bounding,
sealing end dan
sambungan SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian Jalur SKLT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian cross bounding,
sealing end dan
sambungan SKLT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi minyak
kabel SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 13


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

pengujian proteksi minyak


kabel SKLT
Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian SUTT
Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian SKTT
Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian SUTET
Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian SKLT
Menetapkan hasil
pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTT
Menetapkan hasil
pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SKTT
Menetapkan hasil
pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTET
Menetapkan hasil
pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SKLT
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian peralatan gardu
induk
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi internal
transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 14


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian kumparan, inti
besi dan alat bantunya
pada transformator
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian media insulasi
transformator
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi bay
transformator
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi
switchgear
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian peralatan
pemutus daya
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian kompartemen
GIS
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian peralatan
pemisah
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian transformator
auxilliary
Melaksanakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 15


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

pemeriksaan dan
pengujian common facility
gardu induk
Melaksanakan
pemeriksaan dan
pengujian SCADA/TEL
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian peralatan gardu
induk
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi internal
transformator
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian kumparan, inti
besi dan alat bantunya
pada transformator
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian media insulasi
transformator
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi bay
transformator
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian kompartemen
GIS
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian proteksi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 16


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

switchgear

Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian peralatan
pemutus daya
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian peralatan
pemisah
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian transformator
auxilliary
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian common facility
gardu induk
Mengkoordinir pekerjaan
pemeriksaan dan
pengujian SCADA/TEL
Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian Gardu Induk

Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian Bay
Transformator
Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian GIS

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 17


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian GITET

Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian Switchgear

Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan
pengujian common facility

Menetapkan pelaksanaan
pemeriksaan dan
pengujian Gardu Induk

Menetapkan pelaksanaan
pemeriksaan dan
pengujian common facility

Menetapkan pelaksanaan
pemeriksaan dan
pengujian GIS

Menetapkan pelaksanaan
pemeriksaan dan
pengujian GITET

Mengelola dan
Mengembangkan Metode
pemeriksaan dan
pengujian Jaringan
Transmisi
Mengelola dan
Mengembangkan Metode
pemeriksaan dan
pengujian Gardu Induk

2.2. Pengemasan Kualifikasi Jabatan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 18


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017


tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan,
pengemasan okupasi jabatan pada subbidang pemeriksaan dan pengujian
bidang transmisi ketenagalistrikan ketenagalistrikan dikualifikasikan
menjadi 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, yaitu:
1. Pelaksana Muda,
2. Pelaksana Madya,
3. Pelaksana Utama,
4. Teknisi/analis Muda
5. Teknisi/analis Madya
6. Teknisi/analis Utama
7. Ahli Muda
8. Ahli Madya
9. Ahli Utama

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

Transmisi 1 Jenjang 1 D.35.121.01 Pelaksana Muda


pemeriksaa .KUALIFIKA pemeriksaan dan
n dan SI.1.TRATEL pengujian
pengujian Transmisi Tenaga
Listrik

2 Jenjang 2 D.35.121.01 Pelaksana Madya


.KUALIFIKA pemeriksaan dan
SI.2.TRAJAR pengujian SUTT
dan/atau SUTET /
Pelaksana Madya
pemeriksaan dan
pengujian SKTT
dan/atau SKLT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 19


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

D.35.121.01 Pelaksana Madya


.KUALIFIKA pemeriksaan dan
SI.2.TRAGID pengujian GI
dan/atau GITET,
Pelaksana madya
pemeriksaan dan
pengujian Bay
Transformator,
Pelaksana Madya
pemeriksaan dan
pengujian
Switchgear/
Pelaksana madya
pemeriksaan dan
pengujian Common
Facility

3 Jenjang 3 D.35.121.01 Kepala regu


.KUALIFIKA pemeriksaan dan
SI.1.TRAJAR pengujian SUTT
dan/atau SUTET,
Pelaksana madya
pemeriksaan dan
pengujian SKTT
dan/atau SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 20


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

D.35.121.01 Kepala regu


.KUALIFIKA pemeriksaan dan
SI.1.TRAGID pengujian GI
dan/atau GITET /
Kepala regu
pemeriksaan dan
pengujian Bay
Transformator /
Kepala regu
pemeriksaan dan
pengujian
Switchgear /
Kepala regu
pemeriksaan dan
pengujian Common
Facility

4 Jenjang 4 D.35.121.01 Supervisor


.KUALIFIKA pemeriksaan dan
SI.2.TRAJAR pengujian Jaringan

D.35.121.01 Supervisor
.KUALIFIKA pemeriksaan dan
SI.2.TRAGID pengujian GI dan
GITET

5 Jenjang 5 D.35.121.01 Asman


.KUALIFIKA pemeriksaan dan
SI.1.TRATEL pengujian Jaringan,
Asman

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 21


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

pemeriksaan dan
pengujian Gardu
Induk

6 Jenjang 6 D.35.121.01 Manajer , Project


.KUALIFIKA Manajer
SI.2.TRATEL

2.3. Uraian Kualifikasi Jabatan

Uraian kualifikasi jabatan berisi tentang deskripsi, sikap kerja, peran kerja,
kemungkinan jabatan serta daftar unit kompetensi pada kemungkinan jabatan
dalam jenjang kualifikasi jabatan tersebut.

2.3.1. Pelaksana Muda Komisioning Transmisi

D.35.123.KUALIFIKASI.1.TRATEL

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 1 KKNI yang berkaitan


dengan membantu tugas pelaksanaan Komisioning transmisi tenaga
listrik

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Mempersiapkan peralatan untuk proses Komisioning transmisi
tenaga listrik sesuai dengan SOP.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 22


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

- Membantu pada pelaksanaan Komisioning transmisi tenaga listrik


sesuai dengan SOP

d. Kemungkinan Jabatan
Tenaga Bantu komisioning Transmisi Tenaga Listrik

e. Daftar Unit Kompetensi

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.021.1 Membantu Pelaksanaan


Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik

2.3.2. Pelaksana Madya Komisioning Jaringan Transmisi

D.35.123.KUALIFIKASI.2.TRAJAR

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan


dengan tugas pelaksanaan Komisioning pada SUTT dan/atau SUTET,
SKTT dan/atau SKLT.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Melaksanakan Komisioning terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT
dan/atau SKLT.
- Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan dan pengujian.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Pelaksana madya Komisioning SUTT dan/atau SUTET
2. Pelaksana madya Komisioning SKTT dan/atau SKLT

e. Daftar Unit Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 23


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Pelaksana madya Komisioning SUTT dan/atau SUTET


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.026.1 Melaksanakan Komisioning


Pondasi Dan Tiang SUTT
2. D.35.123.02.028.1 Melaksanakan Komisioning
Konduktor Dan Aksesoris SUTT
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.027.1 Melaksanakan Komisioning


pondasi dan tiang SUTET
2. D.35.123.02.029.1 Melaksanakan Komisioning
Konduktor Dan Aksesoris SUTET

2. Pelaksana madya Komisioning SKTT dan/atau SKLT


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 5 (lima) unit
kompetensi yang terdiri dari 3 (tiga) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.030.1 Melaksanakan Komisioning


Jalur SKTT
2. D.35.123.02.032.1 Melaksanakan Komisioning
Minyak Insulasi Dan Tangki
Ekspansi
3. D.35.123.02.033.1 Melaksanakan Komisioning cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKTT

Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi


berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.031.1 Melaksanakan Komisioning


Jalur SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 24


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. D.35.123.02.034.1 Melaksanakan Komisioning cross


bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
3. D.35.123.02.035.1 Melaksanakan Komisioning
proteksi minyak kabel SKTT
4. D.35.123.02.036.1 Melaksanakan Komisioning
proteksi minyak kabel SKLT

2.3.3. Pelaksana Madya Komisioning Gardu Induk

D.35.123.KUALIFIKASI.2.TRAGID

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan


dengan tugas pelaksanaan Komisioning pada Bay Transformator,
Switchgear, dan Common Facility.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Melaksanakan Komisioning terhadap Bay Transformator,
Switchgear, dan Common Facility.
- Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan dan pengujian.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Pelaksana madya Komisioning GI dan/atau GITET
2. Pelaksana madya Komisioning Switchgear
3. Pelaksana madya Komisioning Common Facility

e. Daftar Unit Kompetensi

Pelaksana madya Komisioning GI dan/atau GITET


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 25


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.057.1 Melaksanakan Komisioning


peralatan gardu induk
2. D.35.123.03.059.1 Melaksanakan Komisioning
media insulasi transformator
Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi
berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.058.1 Melaksanakan Komisioning


kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator
2. D.35.123.03.060.1 Melaksanakan Komisioning
Proteksi Internal Transformator
3. D.35.123.03.061.1 Melaksanakan Komisioning
proteksi bay transformator

Pelaksana madya Komisioning Switchgear


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.062.1 Melaksanakan Komisioning


peralatan pemutus tenaga
2. D.35.123.03.065.1 Melaksanakan Komisioning
proteksi switchgear
Dan 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi
berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.063.1 Melaksanakan Komisioning


peralatan pemisah (PMS)
2. D.35.123.03.064.1 Melaksanakan Komisioning
transformator auxilliary
(CT,CVT,PT)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 26


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Pelaksana madya pemeriksaan dan pengujian Common Facility

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.066.1 Melaksanakan Komisioning


common facility gardu induk
2. D.35.123.03.067.1 Melaksanakan Komisioning
SCADA/TEL

2.3.4. Pelaksana Utama Komisioning Jaringan Transmisi

D.35.123.KUALIFIKASI.3.TRAJAR

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan


dengan tugas terhadap pekerjaan Komisioning pada SUTT dan/atau
SUTET, SKTT dan/atau SKLT.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Komisioning terhadap SUTT
dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.
- Menyampaikan laporan hasil Komisioning.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Kepala regu Komisioning SUTT dan/atau SUTET
2. Kepala regu Komisioning SKTT dan/atau SKLT

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Kepala regu Komisioning SUTT dan/atau SUTET


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 27


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. D.35.123.00.022.1 Mengkoordinir Komisioning


Transmisi Tenaga Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.037.1 Mengkoordinir pekerjaan


Komisioning pondasi dan tiang
SUTT
2. D.35.123.02.038.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning pondasi dan tiang
SUTET
3. D.35.123.02.039.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTT
4. D.35.123.02.041.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning Jalur SUTT
5. D.35.123.02.040.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTET

2. Kepala regu Komisioning SKTT dan/atau SKLT


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.022.1 Mengkoordinir Komisioning


Transmisi Tenaga Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.042.1 Mengkoordinir pekerjaan


Komisioning Jalur SKLT
2. D.35.123.02.043.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning minyak insulasi dan
tangki ekspansi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 28


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. D.35.123.02.044.1 Mengkoordinir pekerjaan


Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan
SKTT
4. D.35.123.02.045.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan
SKLT
5. D.35.123.02.046.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning proteksi minyak
kabel SKTT
6. D.35.123.02.047.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning proteksi minyak
kabel SKLT

2.3.5. Pelaksana Utama Komisioning Gardu Induk

D.35.123.KUALIFIKASI.3.TRAGID

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan


dengan tugas terhadap pekerjaan Komisioning pada Bay
Transformator, Switchgear, dan Common Facility.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Komisioning terhadap Bay
Transformator, Switchgear, dan Common Facility.
- Menyampaikan laporan hasil Komisioning.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Kepala regu Komisioning GI dan/atau GITET
2. Kepala regu Komisioning Switchgear
3. Kepala regu Komisioning Common Facility

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 29


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Kepala regu Komisioning GI dan/atau GITET


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.022.1 Mengkoordinir Komisioning


Transmisi Tenaga Listrik

Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.068.1 Mengkoordinir pekerjaan


Komisioning peralatan gardu
induk
2. D.35.123.03.069.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning media insulasi
transformator
3. D.35.123.03.070.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning proteksi internal
transformator
4. D.35.123.03.071.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning proteksi bay
transformator

2. Kepala regu Komisioning Switchgear


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.022.1 Mengkoordinir Komisioning


Transmisi Tenaga Listrik

Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 30


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.052.1 Mengkoordinir pekerjaan


Komisioning peralatan pemutus
tenaga
2. D.35.123.03.073.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning peralatan pemisah
(PMS)
3. D.35.123.03.074.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning transformator
auxilliary (CT,CVT,PT)
4. D.35.123.03.075.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning proteksi switchgear

3. Kepala regu Komisioning Common Facility


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.022.1 Mengkoordinir Komisioning


Transmisi Tenaga Listrik
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.076.1 Mengkoordinir pekerjaan


Komisioning common facility
gardu induk
2. D.35.123.03.077.1 Mengkoordinir pekerjaan
Komisioning SCADA/TEL

2.3.6. Analis Muda Pemeriksaan Dan Pengujian Jaringan Transmisi

D.35.123.KUALIFIKASI.4.TRAJAR

a. Deskripsi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 31


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan


dengan tugas analisis pekerjaan pemeriksaan dan pengujian pada
SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab
c. Peran Kerja
- Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.
- Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan
dalam rangka pelaksanaan tugas.
- Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
- Mengendalikan pelayanan gangguan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
Pelaksana pemeriksaan dan pengujian Jaringan Transmisi

e. Daftar Unit Kompetensi

Pelaksana pemeriksaan dan pengujian Jaringan Transmisi


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.089.1 Mensupervisi pemeriksaan dan


pengujian transmisi tenaga
listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.001.1 Melaksanakan analisis


pemeriksaan dan pengujian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 32


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

SUTT
2. D.35.123.02.002.1 Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan pengujian
SUTET
3. D.35.123.02.003.1 Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan pengujian
SKTT
4. D.35.123.02.004.1 Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan pengujian
SKLT

2.3.7. Analis Muda Komisioning Jaringan Transmisi

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan


dengan tugas analisis pekerjaan komisioning pada SUTT dan/atau
SUTET, SKTT dan/atau SKLT.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.
- Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan
dalam rangka pelaksanaan tugas.
- Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
- Mengendalikan pelayanan gangguan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
Supervisor Komisioning Jaringan Transmisi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 33


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

e. Daftar Unit Kompetensi

Supervisor Komisioning Jaringan Transmisi


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.023.1 Mensupervisi Komisioning


Transmisi Tenaga Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.048.1 Melaksanakan analisis


Komisioning SUTT
2. D.35.123.02.049.1 Melaksanakan analisis
Komisioning SUTET
3. D.35.123.02.050.1 Melaksanakan analisis
Komisioning SKTT
4. D.35.123.02.051.1 Melaksanakan analisis
Komisioning SKLT

2.3.8. Analis Muda Pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan


dengan tugas analisis pekerjaan pemeriksaan dan pengujian pada Bay
Transformator, Switchgear, dan Common Facility.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan Common
Facility.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 34


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

- Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan


dalam rangka pelaksanaan tugas.
- Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
- Mengendalikan pelayanan gangguan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
Pelaksana pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk

e. Daftar Unit Kompetensi

Pelaksana pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk

Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat)


unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.089.1 Mensupervisi pemeriksaan dan


pengujian transmisi tenaga
listrik

Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.010.1 Melaksanakan analisis


pemeriksaan dan pengujian
Gardu Induk
2. D.35.123.03.011.1 Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan pengujian
GITET
3. D.35.123.03.012.1 Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan pengujian GIS
4. D.35.123.03.013.1 Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan pengujian bay
transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 35


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

5. D.35.123.03.014.1 Melaksanakan analisis


pemeriksaan dan pengujian
switchgear
6. D.35.123.03.015.1 Melaksanakan analisis
pemeriksaan dan pengujian
common facility

2.3.9. Analis Muda Komisioning Gardu Induk

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan


dengan tugas analisis pekerjaan pemeriksaan dan pengujian pada Bay
Transformator, Switchgear, dan Common Facility.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan Common
Facility.
- Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan
dalam rangka pelaksanaan tugas.
- Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
- Mengendalikan pelayanan gangguan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
Supervisor komisioning Gardu Induk

e. Daftar Unit Kompetensi

Supervisor komisioning Gardu Induk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 36


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat)


unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.023.1 Mensupervisi Komisioning


Transmisi Tenaga Listrik

Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.078.1 Melaksanakan analisis


komisioning GI
2. D.35.123.03.079.1 Melaksanakan analisis
Komisioning GITET
3. D.35.123.03.080.1 Melaksanakan analisis
Komisioning GIS
4. D.35.123.03.081.1 Melaksanakan analisis
Komisioning bay transformator
5. D.35.123.03.082.1 Melaksanakan analisis
Komisioning switchgear
6. D.35.123.02.083.1 Melaksanakan analisis
Komisioning common facility

2.3.10. Analis Madya Pemeriksaan Dan Pengujian Jaringan Transmisi

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan


dengan tugas koordinasi pekerjaan pemeriksaan dan pengujian pada
Jaringan transmisi.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 37


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi laporan Supervisor pemeriksaan dan pengujian
Jaringan Transmisi
- Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan
pekerjaan Supervisor pemeriksaan dan pengujian Transmisi
- Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pemeriksaan
dan pengujian
- Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pemeriksaan dan
pengujian telah sesuai dengan yang dipersyaratkan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Asman pemeriksaan dan pengujian Jaringan Transmisi

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Asman pemeriksaan dan pengujian Jaringan Transmisi


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.090.1 Menetapkan Hasil Pemeriksaan


Dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik

Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.016.1 Menetapkan hasil pelaksanaan


pemeriksaan dan pengujian
Gardu Induk
2. D.35.123.03.017.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan
Pemeriksaan Dan Pengujian
GITET

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 38


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. D.35.123.03.018.1 Menetapkan hasil pelaksanaan


pemeriksaan dan pengujian GIS
4. D.35.123.03.019.1 Menetapkan hasil pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian
common facility

2.3.11. Analis Madya Komisioning Jaringan Transmisi

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan


dengan tugas koordinasi pekerjaan Komisioning pada Jaringan
transmisi.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi laporan Supervisor Komisioning Jaringan Transmisi
- Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan
pekerjaan Supervisor Komisioning Transmisi
- Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas Komisioning
- Memastikan bahwa pelaksanaan operasional Komisioning telah
sesuai dengan yang dipersyaratkan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
Asman Komisioning Jaringan Transmisi

e. Daftar Unit Kompetensi

Asman Komisioning Jaringan Transmisi


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 39


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.072.1 Melaksanakan Penetapan Hasil


Pekerjaan Komisioning transmisi
tenaga listrik

Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.052.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan


Komisioning SUTT
2. D.35.123.02.053.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan
Komisioning SUTET
3. D.35.123.02.054.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan
Komisioning Saluran Kabel
Tanah Tegangan Tinggi (SKTT)
4. D.35.123.02.055.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan
Komisioning Saluran Kabel Laut
Tegangan Tinggi (SKLT)

2.3.12. Analis Madya Pemeriksaan Dan Pengujian Gardu Induk

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan


dengan tugas koordinasi pekerjaan pemeriksaan dan pengujian pada
Gardu Induk.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi laporan Supervisor pemeriksaan dan pengujian
Gardu Induk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 40


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

- Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan


pekerjaan Supervisor pemeriksaan dan pengujian Transmisi
- Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pemeriksaan
dan pengujian
- Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pemeriksaan dan
pengujian telah sesuai dengan yang dipersyaratkan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
Asman pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk

e. Daftar Unit Kompetensi

Asman pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.090.1 Menetapkan Hasil Pemeriksaan


Dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik
Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.016.1 Menetapkan hasil pelaksanaan


pemeriksaan dan pengujian
Gardu Induk
2. D.35.123.03.017.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan
Pemeriksaan Dan Pengujian
GITET
3. D.35.123.03.018.1 Menetapkan hasil pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian GIS
4. D.35.123.03.019.1 Menetapkan hasil pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian
common facility

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 41


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.13. Analis Madya Komisioning Gardu Induk

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan


dengan tugas koordinasi pekerjaan Komisioning pada Gardu Induk.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi laporan Supervisor Komisioning Gardu Induk
- Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan
pekerjaan Supervisor Komisioning Transmisi
- Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas Komisioning
- Memastikan bahwa pelaksanaan operasional Komisioning telah
sesuai dengan yang dipersyaratkan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
Asman Komisioning Gardu Induk

e. Daftar Unit Kompetensi

Asman Komisioning Gardu Induk


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.072.1 Melaksanakan Penetapan Hasil


Pekerjaan Komisioning transmisi
tenaga listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 42


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.03.084.1 Menetapkan Hasil Komisioning


Gardu Induk
2. D.35.123.03.085.1 Menetapkan Hasil Komisioning
GITET
3. D.35.123.03.086.1 Menetapkan Hasil Komisioning
GIS
4. D.35.123.03.087.1 Menetapkan Hasil Komisioning
Common Facility

2.3.14. Analis Utama Pemeriksaan Dan Pengujian Sistem Transmisi

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 6 KKNI yang berkaitan


dengan tugas pengelolaan dan pengembangan metode pemeriksaan
dan pengujian Sistem Transmisi Tenaga Listrik

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
- Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
- Pelaksanaan kerja sesuai sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA)
yang telah disepakati
- Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati

c. Peran Kerja
- Mendiskusikan sasaran kinerja perusahaan
- Membuat strategi pencapaian sasaran kinerja perusahaan
- Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan
bertanggungjawab atas laporan keuangan dan laporan operasional
lainnya.
- Membagi tugas sesuai target kinerja perusahaan
- Mengkoordinir dan mengevaluasi pencapaian kinerja
- Memperbaiki penyimpangan target pencapaian kinerja dan
meningkatkan kinerja perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 43


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

- Melaksanakan komunikasi dengan pihak terkait


- Mendiskusikan dengan atasan langsung terkait kinerja
perusahaan
- Membuat laporan kinerja perusahaan.

d. Kemungkinan Jabatan
Manajer

e. Daftar Unit Kompetensi

Manajer
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.009.1 Melaksanakan Pengelolaan Dan


Pengembangan Metode
Pemeriksaan Dan Pengujian
Jaringan Transmisi
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.009.1 Melaksanakan Pengelolaan Dan


Pengembangan Metode
Pemeriksaan Dan Pengujian
Jaringan Transmisi
2. D.35.123.03.020.1 Melaksanakan Pengelolaan Dan
Pengembangan Metode
Pemeriksaan Dan Pengujian
Gardu Induk

2.3.15. Analis Utama Komisioning Sistem Transmisi

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 6 KKNI yang berkaitan


dengan tugas pengelolaan dan pengembangan metode Komisioning
Sistem Transmisi Tenaga Listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 44


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
- Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
- Pelaksanaan kerja sesuai sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA)
yang telah disepakati
- Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati

c. Peran Kerja
- Mendiskusikan sasaran kinerja perusahaan
- Membuat strategi pencapaian sasaran kinerja perusahaan
- Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan
bertanggungjawab atas laporan keuangan dan laporan operasional
lainnya.
- Membagi tugas sesuai target kinerja perusahaan
- Mengkoordinir dan mengevaluasi pencapaian kinerja
- Memperbaiki penyimpangan target pencapaian kinerja dan
meningkatkan kinerja perusahaan
- Melaksanakan komunikasi dengan pihak terkait
- Mendiskusikan dengan atasan langsung terkait kinerja
perusahaan
- Membuat laporan kinerja perusahaan.

d. Kemungkinan Jabatan
Manajer

e. Daftar Unit Kompetensi

Manajer
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.00.025.1 Mengelola Pelaksanaan


Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 45


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.123.02.056.1 Melaksanakan pengelolaan dan


pengembangan metode
Komisioning jaringan transmisi
2. D.35.123.03.088.1 Melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan dan Komisioning
Gardu Induk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 46


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB III
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

2.1. Daftar Unit Kompetensi

Unit - unit kompetensi disusun berdasarkan fungsi dasar yang diperoleh


dari pemetaan SKTTK, yaitu sebagai berikut
Nomor Kode Unit
Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

1. D.35.123.02.001.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan


pengujian SUTT
2. D.35.123.02.002.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian SUTET
3. D.35.123.02.003.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian SUTT
4. D.35.123.02.004.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian SKLT
5. D.35.123.02.005.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTT
6. D.35.123.02.006.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTET
7. D.35.123.02.007.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian Saluran Kabel Tanah
Tegangan Tinggi (SKTT)
8. D.35.123.02.008.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian Saluran Kabel Laut Tegangan
Tinggi (SKLT)
9. D.35.123.02.009.1 Melaksanakan Pengelolaan Dan
Pengembangan Metode Pemeriksaan Dan
Pengujian Jaringan Transmisi
10. D.35.123.03.010.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian Gardu Induk
11. D.35.123.03.011.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian GITET

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 47


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

12. D.35.123.03.012.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan


pengujian GIS
13. D.35.123.03.013.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian bay transformator
14. D.35.123.03.014.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian switchgear
15. D.35.123.03.015.1 Melaksanakan analisis pemeriksaan dan
pengujian common facility
16. D.35.123.03.016.1 Menetapkan hasil pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian Gardu Induk
17. D.35.123.03.017.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan
Dan Pengujian GITET
18. D.35.123.03.018.1 Menetapkan hasil pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GIS
19. D.35.123.03.019.1 Menetapkan hasil pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian common facility
20. D.35.123.03.020.1 Melaksanakan Pengelolaan Dan
Pengembangan Metode Pemeriksaan Dan
Pengujian Gardu Induk
21. D.35.123.00.021.1 Membantu Pelaksanaan Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik
22. D.35.123.00.022.1 Mengkoordinir Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik
23. D.35.123.00.023.1 Mensupervisi Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik
24. D.35.123.00.024.1 Menetapkan Hasil Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik
25. D.35.123.00.025.1 Mengelola Pelaksanaan Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik
26. D.35.123.02.026.1 Melaksanakan Komisioning Pondasi Dan
Tiang SUTT
27. D.35.123.02.027.1 Melaksanakan Komisioning pondasi dan
tiang SUTET

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 48


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

28. D.35.123.02.028.1 Melaksanakan Komisioning Konduktor Dan


Aksesoris SUTT
29. D.35.123.02.029.1 Melaksanakan Komisioning Konduktor Dan
Aksesoris SUTET
30. D.35.123.02.030.1 Melaksanakan Komisioning Jalur SKTT

31. D.35.123.02.031.1 Melaksanakan Komisioning Jalur SKLT

32. D.35.123.02.032.1 Melaksanakan Komisioning Minyak Insulasi


Dan Tangki Ekspansi
33. D.35.123.02.033.1 Melaksanakan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT
34. D.35.123.02.034.1 Melaksanakan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT
35. D.35.123.02.035.1 Melaksanakan Komisioning proteksi minyak
kabel SKTT
36. D.35.123.02.036.1 Melaksanakan Komisioning proteksi minyak
kabel SKLT
37. D.35.123.02.037.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
pondasi dan tiang SUTT
38. D.35.123.02.038.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
pondasi dan tiang SUTET
39. D.35.123.02.039.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTT
40. D.35.123.02.040.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTET
41. D.35.123.02.041.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning Jalur
SUTT
42. D.35.123.02.042.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning Jalur
SKLT
43. D.35.123.02.043.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
minyak insulasi dan tangki ekspansi
44. D.35.123.02.044.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 49


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

45. D.35.123.02.045.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning cross


bounding, sealing end dan sambungan SKLT
46. D.35.123.02.046.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
proteksi minyak kabel SKTT
47. D.35.123.02.047.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
proteksi minyak kabel SKLT
48. D.35.123.02.048.1 Melaksanakan analisis Komisioning SUTT

49. D.35.123.02.049.1 Melaksanakan analisis Komisioning SUTET

50. D.35.123.02.050.1 Melaksanakan analisis Komisioning SKTT

51. D.35.123.02.051.1 Melaksanakan analisis Komisioning SKLT

52. D.35.123.02.052.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning


SUTT
53. D.35.123.02.053.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning
SUTET
54. D.35.123.02.054.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning
Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi
(SKTT)
55. D.35.123.02.055.1 Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning
Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT)
56. D.35.123.02.056.1 Melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan metode Komisioning jaringan
transmisi
57. D.35.123.03.057.1 Melaksanakan Komisioning peralatan gardu
induk
58. D.35.123.03.058.1 Melaksanakan Komisioning kumparan, inti
besi dan alat bantunya pada transformator
59. D.35.123.03.059.1 Melaksanakan Komisioning media insulasi
transformator
60. D.35.123.03.060.1 Melaksanakan Komisioning Proteksi Internal
Transformator
61. D.35.123.03.061.1 Melaksanakan Komisioning proteksi bay
transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 50


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

62. D.35.123.03.062.1 Melaksanakan Komisioning peralatan


pemutus tenaga
63. D.35.123.03.063.1 Melaksanakan Komisioning peralatan
pemisah (PMS)
64. D.35.123.03.064.1 Melaksanakan Komisioning transformator
auxilliary (CT,CVT,PT)
65. D.35.123.03.065.1 Melaksanakan Komisioning proteksi
switchgear
66. D.35.123.03.066.1 Melaksanakan Komisioning common facility
gardu induk
67. D.35.123.03.067.1 Melaksanakan Komisioning SCADA/TEL

68. D.35.123.03.068.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning


peralatan gardu induk
69. D.35.123.03.069.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning media
insulasi transformator
70. D.35.123.03.070.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
proteksi internal transformator
71. D.35.123.03.071.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
proteksi bay transformator
72. D.35.123.03.072.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
peralatan pemutus tenaga
73. D.35.123.03.073.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
peralatan pemisah (PMS)
74. D.35.123.03.074.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
transformator auxilliary (CT,CVT,PT)
75. D.35.123.03.075.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
proteksi switchgear
76. D.35.123.03.076.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
common facility gardu induk
77. D.35.123.03.077.1 Mengkoordinir pekerjaan Komisioning
SCADA/TEL
78. D.35.123.03.078.1 Melaksanakan analisis komisioning GI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 51


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

79. D.35.123.03.079.1 Melaksanakan analisis Komisioning GITET

80. D.35.123.03.080.1 Melaksanakan analisis Komisioning GIS

81. D.35.123.03.081.1 Melaksanakan analisis Komisioning bay


transformator
82. D.35.123.03.082.1 Melaksanakan analisis Komisioning
switchgear
83. D.35.123.02.083.1 Melaksanakan analisis Komisioning common
facility
84. D.35.123.03.084.1 Menetapkan Hasil Komisioning Gardu Induk

85. D.35.123.03.085.1 Menetapkan Hasil Komisioning GITET

86. D.35.123.03.086.1 Menetapkan Hasil Komisioning GIS

87. D.35.123.03.087.1 Menetapkan Hasil Komisioning Common


Facility
88. D.35.123.03.088.1 Melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan dan Komisioning Gardu
Induk

2.2. Uraian Unit Kompetensi

Uraian unit kompetensi merupakan penjelasan terhadap unit-unit


kompetensi yang ada pada daftar unit kompetensi yang mencakup Kode
Unit, Judul Unit, Deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja,
batasan variabel serta panduan penilaian.

2.3.1. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.001.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian SUTT sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 52


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian SUTT.
intetprestasi 1.2. Analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SUTT. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemeriksaan dan pengujian SUTT dipelajari.
2. Menyusun 2.1. Analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SUTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTT di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. Analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian SUTT dan pengujian SUTT digunakan sesuai SOP
secara yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. Analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian SUTT
yang berlaku.
3.5. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
dianalisis

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 53


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeriksaan dan kekinian dan kecukupan.
pengujian SUTT 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
dengan kondisi dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
lapangan. prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT
pekerjaan dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
pengujian.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
pengujian SUTT dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan
dan pengujian SUTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 54


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT yang ditetapkan


perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian SUTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 55


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.2. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.002.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian SUTET sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian SUTET.
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SUTET. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemeriksaan dan pengujian SUTET dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SUTET 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 56


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian SUTET dan pengujian SUTET digunakan sesuai SOP
secara yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian SUTET
yang berlaku.
3.5. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTET dikumpulkan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeriksaan dan pengujian SUTET
dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
analisis SUTET dibandingkan berdasarkan validitas,
pemeriksaan dan otentik, kekinian dan kecukupan.
pengujian SUTET 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
dengan kondisi SUTET dibandingkan berdasarkan hasil ukur
lapangan. sesuai prosedur dan batasan standar yang
berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTET dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
pekerjaan SUTET dilaporkan dalam format pemeriksaan
dan pengujian.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
pengujian SUTET dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 57


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan
dan pengujian SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTET.
Tegangan m
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 58


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian SUTET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan di lokasi instalasi
terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTET.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.3. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT

Kode Unit : D.35.123.02.003.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 59


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan


menganalisis pemeriksaan dan pengujian SKTT sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian SUTT.
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SUTT. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemeriksaan dan pengujian SKTT dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SKTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. Analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian SKTT dan pengujian SKTT digunakan sesuai SOP
secara yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. pemeriksaan dan pengujian SKTT dalam
keadaan tidak bertegangan.
3.4. Analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian SKTT
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 60


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.5. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
3.7. Mengkoordinir pekerjaan pemeriksaan dan
pengujian SKTT
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeriksaan dan kekinian dan kecukupan.
pengujian SKTT 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
dengan kondisi dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
lapangan. prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT
pekerjaan dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
pengujian.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
pengujian SKTT dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan dan
pengujian SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 61


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT..

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.3. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.4. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian SKTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 62


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.


3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.4. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.004.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian SKLT sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian SKLT.
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SKLT. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemeriksaan dan pengujian SKLT dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
rencana kerja diidentifikasi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 63


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SKLT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
SKLT di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian SKLT dan pengujian SKLT digunakan sesuai SOP
secara yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian SKLT
yang berlaku.
3.4. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.5. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
3.6. Mengkoordinir pekerjaan pemeriksaan dan
pengujian SKLT
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeriksaan dan kekinian dan kecukupan.
pengujian SKLT 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
dengan kondisi dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
lapangan. prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT
pekerjaan dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
pengujian.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 64


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
pengujian SKLT dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan dan
pengujian SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 65


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.1. Buku ceklists


4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian SKLT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian SKLT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 66


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.5. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.005.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian SUTT, Lengkap Dengan Sarana
Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian SUTT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
pengujian SUTT, diidentifikasi sesuai dengan standar dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian SUTT dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
dan diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SUTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 67


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeriksaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengujian SUTT dan pengujian SUTT digunakan sesuai SOP
secara yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian SUTT
yang berlaku.
3.4. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.5. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan kekinian dan kecukupan.
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian SUTT Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
dan/atau SUTET dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT
pengkoordinasian dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
Pelaksanaan pengujian.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 68


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pengujian SUTT pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan/atau SUTET dan pengujian SUTT dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 69


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK


4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 70


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.6. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.006.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian SUTET, Lengkap Dengan
Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian SUTET .
Pelaksanaan 1.2. Pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengujian SUTET, SUTET diidentifikasi sesuai dengan standar
dan batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian SUTET dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. Pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
dan SUTET diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian SUTET 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 71


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTET .
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengkoordinasian SUTET didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeriksaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengujian SUTET dan pengujian SUTET digunakan sesuai SOP
secara yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTET dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pemeriksaan dan
pengujian SUTET yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTET dikumpulkan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTET .
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengkoordinasian SUTET dibandingkan berdasarkan validitas,
Pelaksanaan otentik, kekinian dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 72


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian SUTET Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTET dibandingkan berdasarkan hasil ukur
sesuai prosedur dan batasan standar yang
berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
SUTET dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengkoordinasian SUTET dilaporkan dalam format pemeriksaan
Pelaksanaan dan pengujian.
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pengujian SUTET pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTET dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian SUTET yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 73


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)


pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTET .
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian SUTET .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 74


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.


3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.7. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian


Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT)

Kode Unit : D.35.123.02.007.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT)
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian Saluran Kabel Tanah Tegangan
Tinggi (SKTT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian dan SUTT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengujian SUTT SKTT diidentifikasi sesuai dengan standar dan
dan/atau SUTET batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 75


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
dan SKTT /SKLT, 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian dan SKTT
dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
dan SKTT diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
SKTT 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKTT di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian dan SUTT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengkoordinasian SKTT didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeriksaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengujian dan dan pengujian dan SKTT digunakan sesuai
SKTT secara SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKTT dilaksanakan sesuai dengan keperluan
dan prosedur pemeriksaan dan pengujian dan
SKTT yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKTT dikumpulkan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 76


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SUTT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengkoordinasian SKTT dibandingkan berdasarkan validitas,
Pelaksanaan otentik, kekinian dan kecukupan.
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKTT SKTT dibandingkan berdasarkan hasil ukur
sesuai prosedur dan batasan standar yang
berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKTT dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengkoordinasian SKTT dilaporkan dalam format pemeriksaan
Pelaksanaan dan pengujian.
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
pengujian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
SKTT dan pengujian dan SKTT dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian dan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 77


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012


2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian dan SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan SUTT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 78


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pengujian dan SKTT


2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan SUTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan

2.3.8. Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian


Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT)

Kode Unit : D.35.123.02.008.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT)
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian Saluran Kabel Laut Tegangan
Tinggi (SKLT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 79


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian dan SKLT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengujian SUTT SKLT diidentifikasi sesuai dengan standar dan
dan/atau SUTET batasan yang ditetapkan.
dan SKTT /SKLT, 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian dan SKLT
dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
dan SKLT diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
SKLT 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKLT di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian dan SKLT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengkoordinasian SKLT didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeriksaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengujian dan dan pengujian dan SKLT digunakan sesuai SOP
SKLT secara yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 80


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
menyeluruh 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKLT dilaksanakan sesuai dengan keperluan
dan prosedur pemeriksaan dan pengujian dan
SKLT yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKLT dikumpulkan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKLT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengkoordinasian SKLT dibandingkan berdasarkan validitas,
Pelaksanaan otentik, kekinian dan kecukupan.
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKLT SKLT dibandingkan berdasarkan hasil ukur
sesuai prosedur dan batasan standar yang
berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
SKLT dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan
pengkoordinasian SKLT dilaporkan dalam format pemeriksaan
Pelaksanaan dan pengujian.
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
pengujian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
SKLT dan pengujian dan SKLT dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 81


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian dan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan SKLT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 82


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian dan SKLT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan
2.3.9. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Pemeriksaan Dan Pengujian Jaringan Transmisi

Kode Unit : D.35.123.02.009.1

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 83


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan metode


pemeriksaan dan pengujian jaringan transmisi
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan
pemeriksaan dan pengujian pada jaringan transmisi tenaga
listrik sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. pemeriksaan dan pengujian yang berlaku saat
tugas pengelolaan ini dipelajari dan dikaji efektivitasnya dengan
dan menggunakan pendekatan metode penyebab
pengembangan ketidaksesuaian pemeriksaan dan pengujian
metode 1.2. Hasil kajian pemeriksaan dan pengujian
pemeriksaan dan diinteprestasikan dan disusun alternatif
pengujian penanggulangan permasalahan.
transmisi tenaga 1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
listrik penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian pemeriksaan dan
pengujian yang baru.
1.4. Alternatif pengembangan metode pemeriksaan
dan pengujian disiapkan.
1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar pemeriksaan dan pengujian
2. Menyiapkan data 2.1. Standar unjuk kerja disiapkan sesuai
dan peralatan kebijakan manajemen.
kerja analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
transmisi mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3. Menggunakan 3.1 Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
data untuk Manajemen tentang unjuk kerja.
memecahkan 3.2 Deviasi data lapangan dengan standar pada
masalah dan kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan penyebabnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 84


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
metode 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan
transmisi metode pemeriksaan dan pengujian yang paling
optimum untuk dijadikan solusi
penanggulangan masalah.
3.4 Metode pemeriksaan dan pengujian yang baru
disampaikan kepada manajemen
4. Memeriksa 4.1 Metode pemeriksaan dan pengujian yang baru
kesesuaian hasil dibandingkan dengan metode sebelumnya
sejauh mana efektifitas dari metode baru ini.
4.2 Penyempurnaan metode baru yang belum
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
(tidak ada)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 85


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeriksaan dan pengujian
yang ditetapkan perusahaan.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)
4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi
4.2.3. Form analisis pemeriksaan dan pengujian

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Metode Operasional Research (OR)
3.12 Statistik
3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4 pemeriksaan dan pengujian transmisi
3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer
3.2.2 Menyusun kuisioner
3.2.3 Menyusun tahapan pemeriksaan dan pengujian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 86


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.10. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk

Kode Unit : D.35.123.03.010.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian Gardu
Induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian GI .
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian GI
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GI . 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemeriksaan dan pengujian GI dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian GI
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 87


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pengujian GI 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
GI di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian GI
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian GI dan pengujian GI digunakan sesuai SOP yang
secara ditetapkan.
menyeluruh 3.3. analisis pemeriksaan dan pengujian GI
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian GI yang
berlaku.
3.4. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GI
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GI
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeriksaan dan kekinian dan kecukupan.
pengujian GI 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GI
dengan kondisi dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
lapangan. prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GI
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GI
pekerjaan dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
pengujian.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
pengujian GI dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 88


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan dan
pengujian GI yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian GI yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian GI .
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian GI .

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 89


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan
Ketenagalistrikan (K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian GI .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada konstruksi GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.11. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian GITET

Kode Unit : D.35.123.03.011.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian GITET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian GITET sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 90


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian GITET.
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian GITET
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GITET. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemeriksaan dan pengujian GITET dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian GITET
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GITET 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
GITET di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian GITET
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian GITET dan pengujian GITET digunakan sesuai SOP
secara yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pemeriksaan dan pengujian GITET
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian GITET
yang berlaku.
3.5. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
GITET dikumpulkan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
analisis GITET dibandingkan berdasarkan validitas,
pemeriksaan dan otentik, kekinian dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 91


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pengujian GITET 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
dengan kondisi GITET dibandingkan berdasarkan hasil ukur
lapangan. sesuai prosedur dan batasan standar yang
berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
GITET dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
pekerjaan GITET dilaporkan dalam format pemeriksaan
dan pengujian.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
pengujian GITET dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan dan
pengujian GITET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian GITET yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 92


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

yang ditetapkan perusahaan.


3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
GITET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian GITET.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 93


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.12. Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian GIS

Kode Unit : D.35.123.03.012.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian GIS.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian GIS sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian GIS.
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GIS. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemeriksaan dan pengujian GIS dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GIS 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
GIS di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 94


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian GIS dan pengujian GIS digunakan sesuai SOP yang
secara ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian GIS yang
berlaku.
3.5. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
pemeriksaan dan kekinian dan kecukupan.
pengujian GIS 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
dengan kondisi dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
lapangan. prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian GIS
pekerjaan dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
pengujian.
5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
pengujian GIS dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan dan
pengujian GIS yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 95


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Peraturan yang diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian GIS yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian GIS yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
GIS.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian GIS.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 96


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi


pemeriksaan dan pengujian GIS.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian GIS.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian GIS.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GIS.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.13. Melaksanakan Analisis Pemeriksaan Dan Pengujian Bay


Transformator

Kode Unit : D.35.123.03.013.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian bay
transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian bay transformator
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 97


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian bay transformator.
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian bay
analisis transformator diidentifikasi sesuai dengan
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian bay 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
transformator. pemeriksaan dan pengujian bay transformator
dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian bay
rencana kerja transformator diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian bay 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
transformator 2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
bay transformator di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian bay
analisis transformator didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian bay dan pengujian bay transformator digunakan
transformator sesuai SOP yang ditetapkan.
secara 3.4. analisis pemeriksaan dan pengujian bay
menyeluruh transformator dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pemeriksaan dan
pengujian bay transformator yang berlaku.
3.5. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian bay
transformator dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeriksaan dan pengujian bay
transformator dianalisis

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 98


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian bay
analisis transformator dibandingkan berdasarkan
pemeriksaan dan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pengujian bay 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian bay
transformator transformator dibandingkan berdasarkan hasil
dengan kondisi ukur sesuai prosedur dan batasan standar
lapangan. yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian bay
transformator dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian bay
analisis transformator dilaporkan dalam format
pemeriksaan dan pemeriksaan dan pengujian.
pengujian bay 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
transformator pengujian bay transformator dicatat dalam
format laporan evaluasi pemeriksaan dan
pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan
dan pengujian bay transformator yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 99


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian bay transformator yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian bay
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian bay
transformator.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan di lokasi instalasi
terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 100


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:


3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
bay transformator.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.14. Melaksanakan Analisis Pemeriksaan Dan Pengujian Switchgear

Kode Unit : D.35.123.03.014.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian
switchgear.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian switchgear sesuai
standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian bay switchgear.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 101


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian switchgear
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
switchgear. pemeriksaan dan pengujian switchgear
dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian switchgear
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
switchgear. 2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
switchgear di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian switchgear
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian dan pengujian switchgear digunakan sesuai
switchgear secara SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pemeriksaan dan pengujian switchgear
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian
switchgear yang berlaku.
3.5. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
switchgear dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeriksaan dan pengujian
switchgear dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
analisis switchgear dibandingkan berdasarkan validitas,
pemeriksaan dan otentik, kekinian dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 102


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pengujian 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
switchgear dengan switchgear dibandingkan berdasarkan hasil
kondisi lapangan. ukur sesuai prosedur dan batasan standar
yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
switchgear dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
analisis switchgear dilaporkan dalam format
pemeriksaan dan pemeriksaan dan pengujian.
pengujian 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
switchgear pengujian switchgear dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan
dan pengujian switchgear yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian switchgear yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 103


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian


switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian
switchgear.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian SUTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan di lokasi instalasi
terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
switchgear.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 104


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.


4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.15. Melaksanakan Analisis Pemeriksaan Dan Pengujian Common


Facility

Kode Unit : D.35.123.03.015.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pemeriksaan dan pengujian
common facility.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pemeriksaan dan pengujian common facility
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pemeriksaan
dan membuat dan pengujian common facility.
intetprestasi 1.2. analisis pemeriksaan dan pengujian common
analisis facility diidentifikasi sesuai dengan standar dan
pemeriksaan dan batasan yang ditetapkan.
pengujian common 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
facility. pemeriksaan dan pengujian common facility
dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pemeriksaan dan pengujian common
rencana kerja facility diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pemeriksaan dan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 105


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pengujian common 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
facility 2.4. Rancangan analisis pemeriksaan dan pengujian
common facility di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
pemeriksaan dan pengujian.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pemeriksaan dan pengujian common
analisis facility didiskusikan bersama pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pemeriksaan
pengujian common dan pengujian common facility digunakan
facility secara sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pemeriksaan dan pengujian common
facility dilaksanakan sesuai dengan keperluan
dan prosedur pemeriksaan dan pengujian
common facility yang berlaku.
3.5. hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
common facility dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan pemeriksaan dan pengujian common
facility dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
analisis common facility dibandingkan berdasarkan
pemeriksaan dan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pengujian common 4.2. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
facility. common facility dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
common facility dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pemeriksaan dan pengujian
analisis common facility dilaporkan dalam format
pemeriksaan dan pemeriksaan dan pengujian.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 106


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pengujian common 5.2. Perbedaan hasil analisis pemeriksaan dan
facility pengujian common facility dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pemeriksaan
dan pengujian common facility yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pemeriksaan dan pengujian common facility yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian instalasi gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
common facility.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pemeriksaan dan pengujian common
facility.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 107


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pemeriksaan dan pengujian common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan di lokasi instalasi
terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pemeriksaan dan pengujian
common facility.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian gardu induk.
3.2.2 Orientasi lapangan pada gardu induk.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 108


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.16. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian Gardu


Induk

Kode Unit : D.35.123.03.016.1


Judul Unit :Menetapkan hasil pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
Gardu Induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI, Lengkap
Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian GI .
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
pengujian GI , diidentifikasi sesuai dengan standar dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian GI dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
dan diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GI 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 109


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GI
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeriksaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengujian GI dan pengujian GI digunakan sesuai SOP yang
ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian GI yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan kekinian dan kecukupan.
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian GI Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
dibandingkan dengan penugasan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 110


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI
pengkoordinasian dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
Pelaksanaan pengujian.
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pengujian GI pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GI dicatat dalam format laporan
evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GI yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeriksaan dan pengujian GI yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI .
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 111


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI .

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan di lokasi instalasi
terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GI .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 112


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.17. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian GITET

Kode Unit : D.35.123.03.017.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan
Pengujian GITET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET,
Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian GITET.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
pengujian GITET, diidentifikasi sesuai dengan standar dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian GITET dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
dan diidentifikasi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 113


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GITET 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GITET
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeriksaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengujian GITET dan pengujian GITET digunakan sesuai SOP
yang ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian GITET
yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan kekinian dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 114


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian GITET Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET
pengkoordinasian dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
Pelaksanaan pengujian.
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pengujian GITET pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GITET dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian GITET yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 115


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan


dan pengujian GITET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pemeriksaan dan pengujian GITET yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 116


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian GI.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.18. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian GIS

Kode Unit : D.35.123.03.018.1


Judul Unit :Menetapkan hasil pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
GIS.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS,
Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian GIS.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
pengujian GIS, diidentifikasi sesuai dengan standar dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian GIS dipelajari.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 117


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
dan diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian GIS 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GIS
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pemeriksaan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengujian GIS dan pengujian GIS digunakan sesuai SOP yang
ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pemeriksaan dan pengujian GIS yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan kekinian dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 118


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian GIS Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS
pengkoordinasian dilaporkan dalam format pemeriksaan dan
Pelaksanaan pengujian.
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
pengujian GIS pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GIS dicatat dalam format
laporan evaluasi pemeriksaan dan pengujian.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 119


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)


pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian GIS yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian GIS
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan di lokasi instalasi
terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 120


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K D351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian


Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian GIS.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.19. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Dan Pengujian


Common Facility

Kode Unit : D.35.123.03.019.1


Judul Unit :Menetapkan hasil pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
common facility.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian common
facility, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar
dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
pengkoordinasian dan pengujian common facility.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 121


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pemeriksaan dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengujian common common facility diidentifikasi sesuai dengan
facility, standar dan batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian common facility
dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
dan common facility diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pemeriksaan dan standar dan batasan yang ditetapkan.
pengujian common 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
facility 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
common facility di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian common facility
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengkoordinasian common facility didiskusikan bersama
Pelaksanaan pelaksana.
pemeriksaan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengujian common pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
facility dan pengujian common facility digunakan
sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 122


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
common facility dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pemeriksaan dan
pengujian common facility yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
common facility dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengkoordinasian common facility dibandingkan berdasarkan
Pelaksanaan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pemeriksaan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengujian common Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
facility common facility dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
common facility dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
pengkoordinasian common facility dilaporkan dalam format
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian.
pemeriksaan dan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pengujian common pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
facility dan pengujian common facility dicatat dalam
format laporan evaluasi pemeriksaan dan
pengujian.

BATASAN VARIABEL

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 123


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian common facility yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian common facility yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian common facility.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian common facility.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 124


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian common
facility.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pemeriksaan dan pengujian jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.20. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode


Pemeriksaan Dan Pengujian Gardu Induk

Kode Unit : D.35.123.03.020.1

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 125


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan dan


pemeriksaan dan pengujian Gardu Induk
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan
pemeriksaan dan pengujian pada Gardu Induk sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. pemeriksaan dan pengujian yang berlaku saat
tugas pengelolaan ini dipelajari dan dikaji efektivitasnya dengan
dan menggunakan pendekatan metode penyebab
pengembangan ketidaksesuaian pemeriksaan dan pengujian
metode 1.2. Hasil kajian pemeriksaan dan pengujian
pemeriksaan dan diinteprestasikan dan disusun alternatif
pengujian Gardu penanggulangan permasalahan.
Induk 1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian pemeriksaan dan
pengujian yang baru.
1.4. Alternatif pengembangan metode pemeriksaan
dan pengujian disiapkan.
1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar pemeriksaan dan pengujian
2. Menyiapkan data 2.1. Standar unjuk kerja disiapkan sesuai
dan peralatan kebijakan manajemen.
kerja analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
Gardu Induk mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3. Menggunakan 3.1 Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
data untuk Manajemen tentang unjuk kerja.
memecahkan 3.2 Deviasi data lapangan dengan standar pada
masalah dan kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan penyebabnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 126


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
metode 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan
Gardu Induk metode pemeriksaan dan pengujian yang paling
optimum untuk dijadikan solusi
penanggulangan masalah.
3.4 Metode pemeriksaan dan pengujian yang baru
disampaikan kepada manajemen
4. Memeriksa 4.1 Metode pemeriksaan dan pengujian yang baru
kesesuaian hasil dibandingkan dengan metode sebelumnya
sejauh mana efektifitas dari metode baru ini.
4.2 Penyempurnaan metode baru yang belum
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
(tidak ada)
3.2. Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 127


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pemeriksaan dan pengujian


yang ditetapkan perusahaan.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)
4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi
4.2.3. Form analisis pemeriksaan dan pengujian

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Metode Operasional Research (OR)
3.12 Statistik
3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4 pemeriksaan dan pengujian transmisi
3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer
3.2.2 Menyusun kuisioner
3.2.3 Menyusun tahapan pemeriksaan dan pengujian

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 128


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati


4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.21. Membantu Pelaksanaan Komisioning Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.021.1


Judul Unit : Membantu Pelaksanaan Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur
yang diperlukan untuk menyiapkan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik dengan sesuai instruction manual dan
Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menerima 1.1. Perintah kerja Komisioning Transmisi Tenaga
Penugasan Listrik diterima dan dipahami
1.2. Standing Operation Procedure (SOP) terkait
penugasan dipelajari
1.3. Daftar peralatan Komisioning diterima
2. Menyiapkan 2.1. SOP pelaksanaan pekerjaan disiapkan
peralatan 2.2. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
Komisioning (K2) dan alat bantu disiapkan sesuai daftar
peralatan Komisioning
2.3. Status kesiapan peralatan pada daftar
peralatan Komisioning diisi dan disampaikan
kepada pelaksana Komisioning

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 129


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3. Membantu 3.1 Alat kerja, material kerja dan Alat Pelindung
Pelaksanaan Diri (APD) disiapkan/dikenakan
Komisioning 3.2 Instruksi dari pelaksana Komisioning
dilaksanakan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur
yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku

2. Peraturan yang diperlukan


2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Sebelum bekerja, melaksanakan briffing atas pekerjaan
dipimpin oleh ketua tim
3.1.2. Taat azas pelaksanaan pekerjaan sesuai SOP; Work
Instruction; Job Safety Analysist
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pelaksanaan Komisioning

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Alat komunikasi
4.1.2. Alat pelindung diri
4.1.3. Alat ukur
4.1.4. Toolkit
4.2. Perlengkapan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 130


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.1. Alat tulis kantor (ATK)


4.2.2. Alat bantu kerja (Tangga, Tali panjat, takel dll sesuai
kebutuhan/lokasi)

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
(tidak ada)
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Memahami SOP
3.1.2 Mengenal Alat Ukur
3.1.3 Mengenal alat kerja bantu
3.1.4 Mengenal APD
3.1.5 Mengenal bahan/material listrik ( Konduktor dan isolator)
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mampu melakukan perhitungan sederhana
3.2.2 Mampu menggunakan alat ukur
3.2.3 Memilih bahan

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Menggunakan APD
4.2. Bekerja sesuai SOP
4.3. Bekerja berdasarkan perintah kerja

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 131


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.22. Mengkoordinir Komisioning Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.022.1


Judul Unit : Mengkoordinir Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan tugas
koordinasi Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Daftar nama pekerja perencana
disiapkan.
1.4. Dokumen permohonan Komisioning
dari pemohon dipahami.
1.5. Milestone pelaksanaan pekerjaan
dipahami.
1.6. Bahan reverensi terkait dengan
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
sesuai dengan permintaan spesifikasi
instalasi disiapkan.
1.7. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Pelaksanaan koordinasi 2.1. Pembagian tugas petugas perencana
dilakukan sesuai dengan kompetensi.
2.2. Pemantauan pemenuhan keselamatan
ketenagalistrikan saat pelaksanaan
kerja dilakukan.
2.3. Pemantauan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan milestone dilakukan.
2.4. Verifikasi terhadap kelengkapan
administratif maupun kelengkapan
teknis dari hasil Komisioning
dilakukan.
3. Mengatasi 3.1. Identifikasi permasalahan yang
permasalahan timbul dilakukan.
3.2. Pelaporan terhadap permasalahan
yang timbul dilakukan.
3.3. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan sesuai dengan
perintah kerja dilakukan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 132


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


4 Membuat laporan 4.1. Hasil pelaksanaan Komisioning
dikumpulkan sesuai dengan perintah
kerja..
4.2. Laporan pelaksanaan tugas
koordinasi dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku.
3.1.2. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi
3.1.3. Kode Etik Pegawai
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP)
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan yang diperlukan sesuai dengan pembangunan
dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik yang akan
dikerjakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 133


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.2. Alat tulis kantor (ATK)


4.1.3. Alat komunikasi
4.2. Perlengkapan material :
4.2.1. dokumen milestone pelaksanaan pekerjaan
4.2.2. Rambu rambu K2 di daerah kerja
4.2.3. form hasil Komisioning

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan
ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi
kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan
/wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami SOP
3.1.2. Memahami standar pemasangan Transmisi sesuai dengan
perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Menerapkan Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.2.2. Menerapkan Prosedur Pemasangan (SOP) Pembangkitan
Tenaga Listrik
3.2.3. Mampu membuat laporan pelaksanaan tugas koordinasi

4. Sikap Kerja Yang Diperlukan


4.1. Disiplin dalam mematuhi perintah kerja
4.2. Teliti
4.3. disiplin
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Melaksanakan pekerjaan sesuai aturan Keselamatan
Ketenagalistrikkan (K2)
5. Aspek Penting
5.1. Memahami proses pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk kerja
5.2. Mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk
kerja yang dipersyaratkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 134


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.23. Mensupervisi Komisioning Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.023.1


Judul Unit : Mensupervisi Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi Komisioning Transmisi Tenaga
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan supervisi 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen timeline/milestone
pelaksanaan pekerjaan dipahami.
1.4. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP.
2. Melaksanakan supervisi 2.1. Dokumen terkait permohonan
pelaksanaan Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
dari para pemilik instalasi
dikumpulkan.
2.2. Daftar personil koordinator dan
petugas perencana dibuat.
2.3. Pembagian tugas kerja personil
koordnator dan petugas perencana
dibuat sesuai dengan jenis instalasi
dan kompetensi personil.
2.4. Pengecekan berkala terhadap
kesiapan operasi peralatan dan
perlengkapan kerja secara sampling
dilakukan.
2.5. Pengecekan terhadap kesesuaian
penggunaan form hasil Komisioning
terhadap jenis instalasi terpasang
oleh petugas dilakukan.
2.6. Pengecekan terhadap kondisi dan
kesiapan petugas perencana sebelum
bertugas dilakukan.
2.7. Persetujuan pelaksanaan tugas oleh
petugas perencana sesuai dengan
kondisi petugas perencana dan
Prosedur/SOP dilakukan.
2.8. Pengecekan terhadap hasil

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 135


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


Komisioning dengan dokumen desain
dilakukan.
2.9. Pengecekan terhadap pemenuhan
kelengkapan pengisian form hasil
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
sesuai dengan Prosedur/SOP
dilakukan.
2.10. Pengecekan terhadap pemenuhan
timelines/milestone pelaksanaan
pekerjaan dilakukan.

3. Menyampaikan 3.1. Daftar rekomendasi perbaikan


rekomendasi perbaikan pelaksanaan sesuai dengan
dan menerima feedback Prosedur/SOP disusun.
3.2. Hasil pengecekan terhadap
pelaksanaan disampaikan kepada
petugas.
3.3. Feedback dari petugas koordinator
dan perencana terkait rekomendasi
perbaikan dianalisis.
4. Mengatasi 4.1. Daftar resiko permasalahan teknis
permasalahan teknis dan analisis penyelesaiannya sesuai
terkait pelaksanaan dengan Prosedur/SOP dibuat.
Komisioning
4.2. Penyelesaian permasalahan teknis
sesuai dengan daftar yang telah
dibuat dilaksanakan.
4.3. Daftar permasalahan yang belum
dapat terselesaikan dengan daftar
resiko permasalah sebagaimana pada
poin 4.1 dibuat.
5. Membuat laporan 5.1. Analisis pelaksanaan supervisi
supervisi dibuat.
5.2. Laporan supervisi pelaksanaan berisi
pelaksanaan rekomendasi perbaikan
pemasangan, daftar penyelesaian
permasalahan dan daftar
permasalahan yang belum
terselesaikan, serta analisis
pelaksanaan supervisi dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 136


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai


dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik.
1.3. Pengecekan terhadap kondisi adalah pengecekan kondisi umum
secara visual maupun lisan terhadap kondisi kesehatan baik secara
jasmani maupun mental.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku.
3.1.2. pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
harus dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui
adanya perbedaan di antara beberapa standar yang harus
dirujuk, maka optimasi pembangunan dan pemasangan
harus diutamakan
3.1.3. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi
3.1.4. Kode Etik Pegawai
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik.
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil Komisioning

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 137


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.2. Dokumen standar Komisioning Transmisi Tenaga Listrik


yang berlaku
4.2.3. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.4. Tempat uji kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan
ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi
kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Penilaian secara umum dilakukan dengan cara uji tertulis, uji lisan
dan uji praktek/observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami material dan prosedur pemasangan peralatan
Transmisi Tenaga Listrik
3.1.3. Memahami manajemen resiko
3.1.4. Memahami SOP
3.1.5. Memahami standar permasangan Transmisi sesuai dengan
perinta kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu untuk mengatasi permasalahan teknis
3.2.2. Mampu untuk membagi penugasan sesuai dengan
kompetensi dalam pelaksanaan supervisi
3.2.3. Mampu membuat analisis terkait perbaikan dalam
pelaksanaan pekerjaan
3.2.4. Mampu membuat laporan pelaksanaan supervisi
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 138


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen


kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.24. Menetapkan Hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.24.1


Judul Unit : Menetapkan Hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
penetapan Hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen program kerja
instansi/perusahaan dan
timeline/milestone pelaksanaan
pekerjaan dipahami.
1.4. Dokumen laporan form evaluasi
analisis hasil Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik dipahami.
1.5. Dokumen Laporan supervisi
pelaksanaan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik dipahami.
1.6. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Melaksanakan evaluasi 2.1. Verifikasi dan validasi terhadap
dokumen kelengkapan dokumen proses
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
sesuai dengan Prosedur/SOP
dilakukan.
2.2. Evaluasi kesesuaian standar yang
digunakan dalam proses Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik terhadap
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.3. Evaluasi dokumen proses
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
terhadap kesesuaian dengan standar
yang digunakan.
2.4. Evaluasi terhadap dokumen

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 139


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


rekomendasi perbaikan pemasangan
dilakukan.
2.5. Kesimpulan hasil evaluasi dibuat
sesuai dengan Prosedur/SOP.

3. Menyelesaikan 3.1. Daftar potensi permasalahan dan


permasalahan analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik dibuat.
3.2. Evaluasi terhadap laporan supervisi
perlaksanaan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik dilakukan.
3.3. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan dilakukan sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
3.4. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4. Menjaga mutu 4.1. Pengecekan secara berkala terhadap
Komisioning Transmisi pemenuhan aspek administratif
Tenaga Listrik maupun aspek teknis dalam proses
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
dilakukan.
4.2. Pengecekan secara berkala terhadap
kebenaran hasil Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik dilakukan.
4.3. Pengecekan secara berkala
kesesuaian capaian kinerja terhadap
program kerja instansi/perusahaan
dilakukan.
4.4. Melakukan analisis dan evaluasi
terkait capaian kondisi capaian
kinerja terhadap program kerja
instansi/perusahaan dilakukan.
5. Menetapkan hasil 5.1. Dokumen Hasil Komisioning
penyelesaian ditetapkan.
Komisioning Transmisi 5.2. Surat keterangan terselesainya
Tenaga Listrik
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
sesuai standar dan dokumen desain
disampaikan kepada pemohon.
5.3. Evaluasi dan analisis terhadap
feedback dan review dari pemohon
Komisioning.
5.4. Laporan evaluasi penyelesaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 140


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik.
1.3. Aspek administratif adalah pemenuhan proses Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik secara administratif sesuai dengan
Prosedur/SOP perusahaan misalkan pemenuhan pembubuhan
tanda tangan pada setiap form dokumen demi mampu telusurnya
dokumen yang dibuat.
1.4. aspek teknis adalah pemenuhan persyaratan teknis proses
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik dengan Prosedur/SOP
perusahaan misalkan peralatan uji dan ukur yang digunakan
harusnya berfungsi dengan baik sehingga hasil pengukuran dan
pengujiannya valid.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi
Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi
(tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana dan
prosedur yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 141


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2.
pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi
Tenaga Listrik harus dilakukan secara optimal sehingga pada
saat ditemui adanya perbedaan di antara beberapa standar
yang harus dirujuk, maka optimasi pembangunan dan
pemasangan harus diutamakan
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
4.2.2. Form Analisis hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
4.2.3. Form evaluasi analisis hasil Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik
4.2.4. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.5. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.6. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para
pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan
tempat asesmen
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 142


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah


pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami material dan prosedur pemasangan Peralatan
Transmisi Tenaga Listrik terkait
3.1.3. Memahami SOP
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.1.6. Memahami ISO 9001:2008
3.1.7. Memahami standar Komisioning Transmisi sesuai dengan
perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu mengevaluasi hasil analisis kesesuaian Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik dengan standar Pemasangan yang
berlaku
3.2.2. Mampu membuat kesimpulan dari laporan evaluasi analisis
hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
3.2.3. Mampu menyelesaikan permasalahan terkait proses
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
3.2.4. Mampu membuat dokumen Hasil Komisioning
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.25. Mengelola Pelaksanaan Komisioning Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.025.1


Judul Unit : Mengelola Pelaksanaan Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 143


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pengelolaan Pelaksanaan Komisioning Transmisi


ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Dokumen Visi dan Misi
pelaksanaan perusahaan/instansi dipahami.
1.2. Dokumen terkait dengan
output/keluaran yang ditentukan
oleh perusahaan/instansi
1.3. Peraturan perundangan-undangan
terkait dengan proses Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik dipahami.
1.4. Dokumen terkait operasional
Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
disiapkan.
1.5. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Merencanakan 2.1. Program kerja tahunan disusun
pengelolaan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan/instansi dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi.
2.2. Identifikasi jumlah sumber daya yang
dimiliki.
2.3. Identifikasi jumlah sumber daya yang
diperlukan.
2.4. Analisis kebutuhan pelaksanaan
program kerja dilakukan.
2.5. Timeline pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan program kerja
ditetapkan.
2.6. Rencana kerja dan anggaran
perusahaan ditetapkkan sesuai
dengan program kerja.
3. Melaksanakan 3.1. Program kerja perusahaan/instansi
pengelolaan diterjemahkan dalam bentuk
Perintah kerja.
3.2. Prosedur/SOP ditetapkan secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3.3. Prosedur/SOP dievaluasi secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 144


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


berlaku.
3.4. Pembagian tugas kerja untuk
melaksanakan visi dan misi
perusahaan/instansi dilaksanakan
sesuai dengan kompetensi dari
petugas.
3.5. Secara berkala melakukan evaluasi
terhadap laporan-laporan proses
Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik.
3.6. Analisis sesuai dengan visi dan misi
perusahaan/instansi dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi untuk
pemberian keputusan terkait dengan
hubungan perusahaan/instansi
dengan pihak internal maupun
eksternal dilakukan.
3.7. Secara berkala analisis kesesuaian
Komisioning program kerja dengan
capaian kinerja dilakukan.
4. Menyelesaikan 4.1. Daftar potensi permasalahan dan
permasalahan analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik dibuat.
4.2. Evaluasi terhadap laporan
permasalahan yang belum
terselesaikan.
4.3. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan dilakukan sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
4.4. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4.5. Komisioning dengan pihak-pihak
eksternal terkait penyelesaian
permasalahan dilakukan.
5. Menjaga mutu 5.1. Secara berkala dilakukan evaluasi
Komisioning Transmisi kesesuaian antara dokumen
Tenaga Listrik Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
terhadap surat keterangan
terselesainya Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 145


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


5.2. Secara berkala dilakukan pengecekan
terhadap hasil feedback dan review
dari pemohon Komisioning instalasi
terhadap hasil Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik.
6. Evaluasi capaian 6.1. Evaluasi kesesuaian pelaksanaan
program kerja pekerjaan terhadap timeline program
kerja dilakukan.
6.2. Evaluasi terhadap kesesuaian antara
pencapaian program kerja terhadap
Visi dan Misi perusahaa dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi dilakukan.
6.3. Dokumen evaluasi disusun untuk
sebagai bahan perbaikan kinerja.
7. Membuat laporan hasil 7.1. Laporan proses pengelolaan
pengelolaan Komisioning Transmisi dibuat.
7.2. Laporan disampaikan sebagai
pertanggungjawaban untuk
menjalankan visi dan misi
perusahaan/instansi.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik.
1.3. Standar adalah standar Komisioning Transmisi Tenaga Listrik yang
berlaku.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 146


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku
3.1.2. pembangunan dan pemasangan Transmisi harus
dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui adanya
perbedaan di antara beberapa standar, baik yang sudah
baku maupun yang belum baku, maka optimasi
pembangunan dan pemasangan yang mungkin untuk
dilakukan harus diupayakan
3.1.3. Semua norma-norma umum yang tidak bertentangan dengan
Butir 3.1.1. dan 3.1.2. tetap berlaku
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan
Pembangkit
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Dokumen Visi dan Misi perusahaan/instansi
4.2.2. Form hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
4.2.3. Form Analisis hasil Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
4.2.4. Form evaluasi analisis hasil Komisioning Transmisi Tenaga
Listrik
4.2.5. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.6. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.7. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.8. Tempat uji kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 147


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,


dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para
pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan
tempat asesmen
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait
dengan bidang ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan
yang terkait dengan bidang ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami SOP
3.1.3. Memahami regulasi terkait dengan Komisioning Transmisi
Tenaga Listrik
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami manajemen pengelolaan perusahaan/instansi
3.1.6. Memahami ISO 9001
3.1.7. Memahami Standar Komisioning Transmisi sesuai dengan
perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu menerjemahkan visi dan misi perusahaan/instansi
menjadi program kerja
3.2.2. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan
Pembangkit
3.2.3. Mampu melakukan memberikan tugas untuk menjalankan
perintah kerja kepada petugas sesuai dengan kompetensinya
3.2.4. Memahami ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mekanik,
elektrik dan kontrol instrumen yang diperlukan pada
Transmisi terkait
3.2.5. Mampu melakukan pengecekan untuk menjaga kualitas
mutu dari proses Komisioning Transmisi Tenaga Listrik
3.2.6. Mampu melakukan kontrol dan evaluasi kinerja sesuai
dengan program kerja
3.2.7. Mampu berkoordinasi baik internal maupun eksternal dalam
menyelesaikan permasalahan terkait proses Komisioning
Transmisi Tenaga Listrik
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 148


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.3. Jelas dan lugas dalam berkomunikasi, khususnya dalam


memberikan perintah
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.26. Melaksanakan Komisioning Pondasi Dan Tiang SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.026.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning pondasi dan tiang SUTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning pondasi dan tiang SUTT, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami sesuai
pondasi dan tiang
Standing Operation Procedure (SOP)
SUTT.
Komisioning SUTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


selesai sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 149


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning Pondasi Tiang
Saluran Udara tegangan Tinggi yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai
standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pondasi dan tiang Komisioning Pondasi Tiang Saluran Udara
SUTT. tegangan Tinggi.

2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data


dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan pondasi
dan tiang SUTT diambil.
2.5 data lapangan rencana pemasangan pondasi
dan tiang SUTT diambil.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
Komisioning cenderung merusak pondasi dan tata letak
pondasi dan tiang tower secara menyeluruh.
SUTT
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
yg telah ditentukan

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 150


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning pondasi
dan tiang Saluran Udara tegangan Tinggi yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning pondasi dan
tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning pondasi dan tiang SUTT yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning pondasi dan tiang SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning pondasi dan tiang SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning pondasi dan tiang SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 151


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga


hand line, APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
pondasi dan tiang SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 152


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I


3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTT
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning pondasi dan tiang
SUTT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 153


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.27. Melaksanakan Komisioning Pondasi Dan Tiang SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.027.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning pondasi dan tiang SUTET
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning pondasi dan tiang SUTET,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


dan menyiapkan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami sesuai
pondasi dan tiang
Standing Operation Procedure (SOP)
SUTET.
Komisioning SUTET.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


selesai sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning Pondasi Tiang
Saluran Udara Ekstra Tinggi yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai
standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 154


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pondasi dan tiang Komisioning Pondasi Tiang Saluran Udara
SUTET. Ekstra Tinggi.

2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data


dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan pondasi dan tiang
SUTET.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
Komisioning cenderung merusak pondasi dan tata letak
pondasi dan tiang tower secara menyeluruh.
SUTET
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
yg telah ditentukan

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning pondasi
dan tiang Saluran Udara Ekstra Tinggi yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 155


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

sampai dengan 500 kV


2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning pondasi dan
tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning pondasi dan tiang SUTET yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning pondasi dan tiang SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning pondasi dan tiang SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning pondasi dan tiang
SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line, APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 156


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
pondasi dan tiang SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Pondasi
Tiang Saluran Udara Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 157


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.3. Andongan (saging).


3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning pondasi dan tiang
SUTET.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.28. Melaksanakan Komisioning Konduktor Dan Aksesoris SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.028.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning konduktor dan aksesoris SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning konduktor dan aksesoris SUTT,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 158


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
konduktor dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
aksesoris SUTT
Procedure (SOP) Komisioning SUTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4. Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTT yang
ditetapkan perusahaan.

1.6. Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
konduktor dan Komisioning konduktor dan aksesoris SUTT.
aksesoris SUTT
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 159


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan


konduktor dan aksesoris SUTT dikumpulkan.
2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTT dikumpulkan.
3. Memeriksa 3.1. Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
Komisioning cenderung merusak pondasi dan tata letak
konduktor dan tower secara menyeluruh..
aksesoris SUTT
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1. Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai


pekerjaan dengan format dan Prosedur yang ditetapkan
perusahaan

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1 Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV

2 Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3 Norma dan Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 160


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning konduktor dan
asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning konduktor dan asesoris SUTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning konduktor dan asesoris
SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning konduktor dan asesoris SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning konduktor dan asesoris
SUTT.
4 Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat.
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line , ,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan

4.2.1 Konduktor sesuai ukuran


4.2.2 Konector sesuai ukuran

PANDUAN PENILAIAN

1 Konteks Penilaian
3.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
3.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
konduktor dan asesoris SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 161


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar

3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.2.3. Hukum Ohm.
3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.2.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTT

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.

3.1.5. Mekanikahantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning konduktor dan asesoris
SUTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 162


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.


3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4 Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5 Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.29. Melaksanakan Komisioning Konduktor Dan Aksesoris SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.029.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning konduktor dan aksesoris
SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning konduktor dan aksesoris
SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


dan menyiapkan tegangan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai
pelaksanaan Standing Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
konduktor dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
aksesoris SUTET
Procedure (SOP) Komisioning SUTET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 163


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4. Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTET yang
ditetapkan perusahaan.

1.6. Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
konduktor dan Komisioning konduktor dan aksesoris SUTET.
aksesoris SUTET
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan.
2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTET dikumpulkan.
3. Memeriksa 3.1. Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
Komisioning cenderung merusak pondasi dan tata letak
konduktor dan tower secara menyeluruh..

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 164


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

aksesoris SUTET 3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target


yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1. Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai


pekerjaan dengan format dan Prosedur yang ditetapkan
perusahaan

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan Ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai
antara 275 kV sampai dengan 500 kV

2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning konduktor dan
asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning konduktor dan asesoris SUTET
yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 165


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning konduktor dan asesoris


SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning konduktor dan asesoris SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning konduktor dan asesoris
SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat.
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line , ,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan

4.2.1 Konduktor sesuai ukuran


4.2.2 Konector sesuai ukuran

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
konduktor dan asesoris SUTET.
2.3. Menggunakan alat pencari lokasi gangguan
2.4. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 166


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.


3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar

3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.2.3. Hukum Ohm.
3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.2.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTET

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning konduktor
dan asesoris SUTET.

3.1.5. Mekanikahantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.3. Peraturan K2
3.1.6.4. Prosedur K2 pada Komisioning konduktor dan asesoris
SUTET.

4.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.3. Teliti.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 167


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.4. Cermat.
4.5. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.30. Melaksanakan Komisioning Jalur SKTT

Kode Unit : D.35.123.02.030.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning Jalur SKTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning Jalur SKTT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation
pelaksanaan Procedure (SOP).
Komisioning Jalur
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
SKTT.
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
kabel tanah tinggi dan ekstra tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 168


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning Jalur
SKTT yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Jalur Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
SKTT Komisioning Jalur SKTT.

2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data


dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan
konduktor dan aksesoris SKTT dikumpulkan.
2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan
aksesoris SKTT dikumpulkan.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
Komisioning Jalur cenderung merusak tata letak jalur tersebut
SKTT. secara menyeluruh.

3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target


yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 169


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning Jalur SKTT
(Saluran kabel tanah tegangan Tinggi) yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning Jalur SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning Jalur SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning Jalur SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning Jalur SKTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning Jalur SKTT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 170


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3


4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
Jalur SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.3. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.4. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.5. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar
3.1.1.3. Arus bolak balik fase satu.
3.1.1.4. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.1.5. Hukum Ohm.
3.1.1.6. Hukum Kirchhoff I

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 171


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.7. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan


Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKTT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.31. Melaksanakan Komisioning Jalur SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.031.1

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 172


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Judul Unit :Melaksanakan Komisioning Jalur SKLT.


Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning Jalur SKLT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur kabel laut tegangan


dan menyiapkan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation
pelaksanaan Procedure (SOP).
Komisioning Jalur
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
SKLT.
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning jalur kabel laut
tegangan tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning Jalur
SKLT yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 173


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Jalur Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
SKLT Komisioning Jalur SKLT.

2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data


dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan
konduktor dan aksesoris SKLT dikumpulkan.
2.5 Data lapangan pemasangan konduktor dan
aksesoris SKLT dikumpulkan.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
Komisioning Jalur cenderung merusak tata letak jalur tersebut
SKLT. secara menyeluruh.

3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target


yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning Jalur yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 174


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012


2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning Jalur SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning Jalur SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning Jalur SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning Jalur SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning Jalur SKLT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi


4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 175


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
Jalur SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar
3.1.1.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.1.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.1.3. Hukum Ohm.
3.1.1.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.1.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKLT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKLT.

3.2. Keterampilan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 176


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


5.2. Teliti.
5.3. Cermat.
5.4. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.32. Melaksanakan Komisioning Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi

Kode Unit : D.35.123.02.032.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning minyak insulasi dan tangki
ekspansi
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning minyak insulasi dan tangki
ekspansi sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dipelajari sesuai
pelaksanaan Standing Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 177


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Komisioning 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


minyak insulasi dilaksana-kan sesuai Standing Operation
dan tangki Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
ekspansi kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning Jalur
SKTT dan/atau SKLT yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
minyak insulasi Komisioning minyak insulasi dan tangki
dan tangki ekspansi
ekspansi
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan minyak
insulasi dan tangki ekspansi diambil.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 178


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.5 data lapangan pemasangan minyak insulasi


dan tangki ekspansi diambil.
3. Memeriksa 3.1 kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
minyak insulasi
yg telah ditentukan.
dan tangki
ekspansi

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning minyak
insulasi dan tangki ekspansi yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi dan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai
nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV.
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 179


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning minyak insulasi dan
tangki ekspansi yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan Komisioning minyak insulasi dan
tangki ekspansi yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan Komisioning minyak insulasi dan
tangki ekspansi.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan Komisioning minyak insulasi dan
tangki ekspansi.
3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan Komisioning minyak insulasi
dan tangki ekspansi.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Isolator
4.2.2. Bending wire
4.2.3. Silicon clotch
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 180


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Jalur SKTT dan/atau SKLT.


2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1.1 Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT dan SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT dan SKLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKTT
dan/atau SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKTT dan/atau
SKLT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan transmisi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 181


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.33. Melaksanakan Komisioning Cross Bounding, Sealing End Dan


Sambungan SKTT

Kode Unit : D.35.123.02.033.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
Komisioning cross
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
bounding, sealing
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
end dan
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
sambungan SKTT
kabel tanah tegangan tinggi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 182


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning cross Komisioning minyak insulasi dan tangki
bounding, sealing ekspansi
end dan
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
sambungan SKTT
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pengawsasan
pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT diambil.
2.5 data lapangan pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT diambil.
3. Memeriksa 3.1. kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan.
Komisioning cross
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
bounding, sealing
yg telah ditentukan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 183


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

end dan
sambungan SKTT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 184


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan Komisioning cross bounding,


sealing end dan sambungan SUTT.
3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Komisioning cross bounding, sealing end dan sambungan SUTT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 185


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3 TeoriListrik Dasar


3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SUTT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SUTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 186


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.34. Melaksanakan Komisioning Cross Bounding, Sealing End Dan


Sambungan SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.034.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
Komisioning cross
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
bounding, sealing
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
end dan
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
sambungan SKLT
kabel laut tegangan tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 187


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning cross Komisioning minyak insulasi dan tangki
bounding, sealing ekspansi
end dan
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
sambungan SKLT
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan cross bounding, sealing
end dan sambungan SKLT.
3. Memeriksa 3.1. kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan.
Komisioning cross
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
bounding, sealing
yg telah ditentukan.
end dan
sambungan SKLT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 188


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.2 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 189


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Komisioning cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKLT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 190


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.


3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKLT.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.35. Melaksanakan Komisioning Proteksi Minyak Kabel SKTT

Kode Unit : D.35.123.02.035.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning proteksi minyak kabel SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning proteksi minyak kabel SKTT
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 191


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
Komisioning (SOP).
proteksi minyak
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
kabel SKTT
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning proteksi minyak
kabel SUTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning
proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
proteksi minyak Komisioning proteksi minyak kabel SKTT
kabel SKTT
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 192


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.3 Alat kerja, material kerja dan APD


disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT.
3. Memeriksa 3.1 kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi minyak
yg telah ditentukan.
kabel SKTT

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
1.1. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 193


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

2. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
2.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning proteksi
minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
2.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan Komisioning proteksi minyak
kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
2.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKTT.
2.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan Komisioning proteksi minyak
kabel SKTT.
2.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKTT

3. Peralatan dan Perlengkapan


3.1. Peralatan
3.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
3.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line
,APD, dan Alat K3
3.1.3. Tool set
3.2. Perlengkapan
3.2.1. Tali sesuai ukuran
3.2.2. Pengki sesuai ukuran
3.2.3. Cat Hitam
3.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 194


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan Komisioning proteksi minyak kabel SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SUTT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 195


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SUTT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan SKTT.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.36. Melaksanakan Komisioning Proteksi Minyak Kabel SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.036.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning proteksi minyak kabel SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning proteksi minyak kabel SKLT
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 196


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Komisioning 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


proteksi minyak dilaksana-kan sesuai Standing Operation
kabel SKLT Procedure (SOP) Komisioning proteksi minyak
kabel SKLT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning
proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
proteksi minyak Komisioning proteksi minyak kabel SKLT
kabel SKLT
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan
proteksi minyak kabel SKLT diambil.
2.5 data lapangan pemasangan proteksi minyak
kabel SKLT diambil.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 197


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Memeriksa 3.1 kesesuaian Pemasangan komponen peralatan


pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi minyak
yg telah ditentukan.
kabel SKLT

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning proteksi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 198


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.


3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan Komisioning proteksi minyak
kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan Komisioning proteksi minyak
kabel SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKLT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line
,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan Komisioning proteksi minyak kabel SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 199


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKLT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKLT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan SKLT.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 200


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.37. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Pondasi Dan Tiang SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.037.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning pondasi dan tiang
SUTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan koordinasi
Komisioning pondasi dan tiang SUTT, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan


koordinasi saluran udara tegangan Tinggi dipelajari sesuai
Komisioning Standing Operation Procedure (SOP).
pondasi dan tiang
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
SUTT.
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning SUTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 201


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning Pondasi Tiang
Saluran Udara tegangan Tinggi yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola koordinasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Komisioning Pondasi Tiang Saluran Udara
pondasi dan tiang tegangan Tinggi.
SUTT.
2.2 Koordinasi Komisioning pondasi dan tiang
SUTT diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning pondasi dan


tiang SUTT di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Komisioning
disiapkan.
3. Melaksanakan 3.1 Evaluasi koordinasi Komisioning pondasi dan
koordinasi tiang SUTT didiskusikan bersama pelaksana.
Komisioning 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pondasi dan tiang Komisioning pondasi dan tiang SUTT
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 202


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

SUTT 3.3. Evaluasi koordinasi Komisioning pondasi dan


tiang SUTT dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur Komisioning yang
berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
dan tiang SUTT dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
evaluasi dan tiang SUTT dibandingkan berdasarkan
koordinasi validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pondasi dan tiang 4.2 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
SUTT dan tiang SUTT dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
dan tiang SUTT dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi Komisioning
pondasi dan tiang Saluran Udara tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 203


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012


2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning pondasi dan tiang
SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning pondasi dan
tiang SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning pondasi dan tiang
SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi Komisioning pondasi dan
tiang SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 204


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
pondasi dan tiang SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTT
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning pondasi dan tiang
SUTT.

3.2 Keterampilan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 205


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan

2.3.38. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Pondasi Dan Tiang SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.038.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning pondasi dan tiang
SUTET
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning pondasi dan tiang SUTET,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


evaluasi hasil saluran udara tegangan Ekstra Tinggi
kerja koordinasi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
Komisioning (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 206


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pondasi dan tiang 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


SUTET. dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning SUTET.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning Pondasi Tiang
Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi yang
ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Komisioning Pondasi Tiang Saluran Udara
Komisioning tegangan Ekstra Tinggi.
pondasi dan tiang
2.2 Koordinasi Komisioning pondasi dan tiang
SUTET.
SUTET diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 207


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning pondasi dan


tiang SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Komisioning
disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi Komisioning pondasi dan
pelaksanaan tiang SUTET didiskusikan bersama pelaksana.
Komisioning 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pondasi dan tiang Komisioning pondasi dan tiang SUTET
SUTET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi Komisioning pondasi dan
tiang SUTET dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur Komisioning yang
berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
dan tiang SUTET dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
evaluasi pondasi dan tiang SUTET dibandingkan berdasarkan
dan tiang SUTET validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
4.2 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
dan tiang SUTET dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning pondasi
dan tiang SUTET dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 208


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning pondasi
dan tiang Saluran Udara tegangan Tinggi yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai
antara 275 kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning pondasi dan tiang
SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning pondasi dan
tiang SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning pondasi dan tiang
SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi Komisioning pondasi dan
tiang SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 209


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
pondasi dan tiang SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 210


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning pondasi dan tiang
SUTET.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.39. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Konduktor Dan Aksesoris


SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.039.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 211


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Mengkoordinir pekerjaan Komisioning konduktor dan


aksesoris SUTT , sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan


evaluasi hasil tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
konduktor dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
aksesoris SUTT.
Procedure (SOP) Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Komisioning konduktor dan aksesoris SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 212


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Komisioning 2.2 Koordinasi Komisioning konduktor dan


konduktor dan aksesoris SUTT diidentifikasi.
aksesoris SUTT. 2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning konduktor


dan aksesoris SUTT di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Komisioning
disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi Komisioning konduktor
pelaksanaan dan aksesoris SUTT didiskusikan bersama
Komisioning pelaksana.
pondasi dan tiang 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
SUTT Komisioning konduktor dan aksesoris SUTT
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.2. Evaluasi koordinasi Komisioning konduktor
dan aksesoris SUTT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur Komisioning
yang berlaku.
3.3. Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
evaluasi konduktor dan aksesoris SUTT dibandingkan
konduktor dan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
aksesoris SUTT kecukupan.
4.2 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTT dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 213


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4.3 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning


konduktor dan aksesoris SUTT dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1 Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi Komisioning
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV

2 Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3 Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning konduktor dan
asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning konduktor dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 214


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

asesoris SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning konduktor dan
asesoris SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi Komisioning konduktor
dan asesoris SUTT.
2. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1 Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
konduktor dan asesoris SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 215


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTT

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.

3.1.5. Mekanikahantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning konduktor dan asesoris
SUTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4 Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5 Aspek Penting

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 216


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.40. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Konduktor Dan Aksesoris


SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.040.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


evaluasi hasil Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
konduktor dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
aksesoris SUTET.
Procedure (SOP) Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTET.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 217


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning konduktor dan
aksesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Komisioning konduktor dan aksesoris SUTET.
Komisioning
2.2 Koordinasi Komisioning konduktor dan
konduktor dan
aksesoris SUTET diidentifikasi.
aksesoris SUTET.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning konduktor


dan aksesoris SUTET di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Komisioning
disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi Komisioning konduktor
pelaksanaan dan aksesoris SUTET didiskusikan bersama
Komisioning pelaksana.
pondasi dan tiang 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
SUTET Komisioning konduktor dan aksesoris SUTET
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 218


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3.3. Evaluasi koordinasi Komisioning konduktor


dan aksesoris SUTET dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur Komisioning
yang berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
evaluasi konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan
konduktor dan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
aksesoris SUTET kecukupan.
4.2 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
konduktor dan aksesoris SUTET dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1 Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi Komisioning
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara
275 kV sampai dengan 500 kV

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 219


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2 Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3 Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning konduktor dan
asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning konduktor dan
asesoris SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning konduktor dan
asesoris SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi Komisioning konduktor
dan asesoris SUTET.
4 Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.2. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1 Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 220


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
konduktor dan asesoris SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar

3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTET

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Pondasi
Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 221


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning konduktor dan asesoris


SUTET.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4 Sikap Kerja yang Diperlukan


4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5 Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.41. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Jalur SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.041.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning Jalur SUTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Mengkoordinir Komisioning yang diperlukan
untuk Melaksanakan Mengkoordinir Komisioning Jalur
SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 222


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Mengkoordinir 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


Komisioning Jalur dilaksana-kan sesuai Standing Operation
SUTT. Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
kabel tanah tegangan tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning Jalur
SKTT yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pekerjaan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Jalur koordinasi Komisioning Jalur SUTT.
SKTT
2.2 Koordinasi Komisioning Jalur SKTT
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning Jalur SKTT di


tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 223


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Komisioning


disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
koordinasi cenderung merusak tata letak jalur tersebut
Komisioning Jalur secara menyeluruh.
SUTT.
3.2 Hasil koordinasi Komisioning dibandingkan
dengan target yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning Jalur SKTT
(Saluran kabel tanah tegangan Tinggi) yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 224


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning Jalur SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning Jalur SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning Jalur SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning Jalur SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning Jalur SKTT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi


4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
Jalur SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 225


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SUTT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SUTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 226


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.42. Mengkoordinir pekerjaan Komisioning Jalur SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.042.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning Jalur SKLT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning Jalur SKLT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
Komisioning Jalur
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
SKLT.
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
kabel laut tegangan tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 227


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning Jalur
SKLT yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pekerjaan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Jalur koordinasi Komisioning Jalur SKLT.
SKLT
2.2 Koordinasi Komisioning Jalur SKTT
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) koordinasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir koordinasi dipersiapkan

2.5 Rancangan koordinasi Komisioning Jalur SKTT


di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja koordinasi Komisioning
disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
koordinasi cenderung merusak tata letak jalur tersebut
Komisioning Jalur secara menyeluruh.
SKLT.
3.2 Hasil koordinasi Komisioning dibandingkan
dengan target yg telah ditentukan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 228


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning Jalur SKLT
(Saluran kabel tanah tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi) yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning Jalur SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning Jalur SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning Jalur SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning Jalur SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning Jalur SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 229


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi


4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
Jalur SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 230


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKLT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKLT.

4.4. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 231


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.43. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Minyak Insulasi Dan


Tangki Ekspansi

Kode Unit : D.35.123.02.043.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning minyak insulasi dan
tangki ekspansi
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning minyak insulasi dan
tangki ekspansi sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
koordinasi (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
minyak insulasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
dan tangki
Procedure (SOP) koordinasi Komisioning jalur
ekspansi
jaringan kabel tanah dan kabel laut tegangan
tinggi dan ekstra tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 232


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning Jalur
SKTT dan/atau SKLT yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pekerjaan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Komisioning minyak insulasi dan tangki
minyak insulasi ekspansi
dan tangki
2.2 Evaluasi koordinasi Komisioning minyak
ekspansi
insulasi dan tangki ekspansi didiskusikan
bersama pelaksana Komisioning

2.3 Evaluasi koordinasi Komisioning minyak


insulasi dan tangki ekspansi dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning yang berlaku.

3. Membandingkan 3.1 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning minyak


evaluasi insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
koordinasi berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Komisioning kecukupan.
minyak insulasi 3.2 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning minyak
dan tangki insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
ekspansi berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 233


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3.3 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning minyak


insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
dengan penugasan.
4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi Komisioning
minyak insulasi dan tangki ekspansi yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV.
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi Komisioning

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 234


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan


perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi Komisioning
minyak insulasi dan tangki ekspansi.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi Komisioning
minyak insulasi dan tangki ekspansi.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi
Komisioning minyak insulasi dan tangki ekspansi.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
Jalur SKTT dan/atau SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik..

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1.1 Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 235


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.


3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT DAN SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT DAN SKLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKTT
dan/atau SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKTT dan/atau
SKLT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 236


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.5.1. D.35.123.01.005.1

2.3.44. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Cross Bounding, Sealing


End Dan Sambungan SKTT

Kode Unit : D.35.123.02.044.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
Komisioning cross
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
bounding, sealing
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
end dan
kabel tanah tegangan tinggi.
sambungan SKTT
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 237


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning cross Komisioning cross bounding, sealing end dan
bounding, sealing sambungan SKTT
end dan
2.2 Koordinasi Komisioning cross bounding, sealing
sambungan SKTT
end dan sambungan SKTT dan atau
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning cross


bounding, sealing end dan sambungan SKTT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 238


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning cross


evaluasi bounding, sealing end dan sambungan SKTT
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
Komisioning cross
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
bounding, sealing
yg telah ditentukan.
end dan
sambungan SKTT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi Komisioning
cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 239


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning


cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi Komisioning
cross bounding, sealing end dan sambungan SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi Komisioning
cross bounding, sealing end dan sambungan SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Komisioning cross bounding, sealing end dan sambungan SUTT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 240


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SUTT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SUTT.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 241


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.45. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Cross Bounding, Sealing


End Dan Sambungan SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.045.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
Komisioning cross
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
bounding, sealing
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
end dan
kabel laut tegangan tinggi.
sambungan SKLT
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 242


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning cross Komisioning cross bounding, sealing end dan
bounding, sealing sambungan SKLT
end dan
2.2 Koordinasi Komisioning cross bounding, sealing
sambungan SKLT
end dan sambungan SKLT dan atau
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning cross


bounding, sealing end dan sambungan SKLT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning cross bounding, sealing end dan
sambungan SKLT

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning cross


evaluasi bounding, sealing end dan sambungan SKLT
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 243


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Komisioning cross 3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target


bounding, sealing yg telah ditentukan.
end dan
sambungan SKLT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi Komisioning
cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang
ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 244


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi Komisioning cross


bounding, sealing end dan sambungan SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi Komisioning
cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
3.2.3 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi Komisioning
cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP,
IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Komisioning cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4. Isolator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 245


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan KLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKLT.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5. Aspek Penting

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 246


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.46. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Minyak Kabel


SKTT

Kode Unit : D.35.123.02.046.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi minyak
kabel SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi Komisioning yang diperlukan untuk
Komisioning proteksi minyak kabel SKTT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
Komisioning
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
proteksi minyak
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
kabel SKTT
kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan
ekstra tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 247


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Komisioning minyak insulasi dan tangki
proteksi minyak ekspansi
kabel SKTT
2.2 Koordinasi Komisioning proteksi minyak kabel
SKTT dan atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning proteksi


minyak kabel SKTT di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning proteksi minyak kabel SKTT

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning proteksi


evaluasi minyak kabel SKTT didiskusikan bersama
koordinasi pelaksana.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi minyak
yg telah ditentukan.
kabel SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 248


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi Komisioning proteksi
minyak kabel SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi Komisioning
proteksi minyak kabel SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi Komisioning proteksi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 249


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

minyak kabel SUTT.


3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi Komisioning
proteksi minyak kabel SKTT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan Komisioning proteksi minyak kabel SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 250


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SUTT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SUTT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 251


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.47. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Minyak kabel


SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.047.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi minyak
kabel SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi Komisioning yang diperlukan untuk
Komisioning proteksi minyak kabel SKLT sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
Komisioning
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
proteksi minyak
Procedure (SOP) Komisioning jalur jaringan
kabel SKLT
kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan
ekstra tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 252


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Komisioning minyak insulasi dan tangki
proteksi minyak ekspansi
kabel SKLT
2.2 Koordinasi Komisioning proteksi minyak kabel
SKLT dan atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning proteksi


minyak kabel SKLT di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning proteksi minyak kabel SKLT

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning proteksi


evaluasi minyak kabel SKLT didiskusikan bersama
koordinasi pelaksana.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi minyak
yg telah ditentukan.
kabel SKLT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 253


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan Komisioning proteksi
minyak kabel SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi Komisioning proteksi
minyak kabel SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi Komisioning
proteksi minyak kabel SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi Komisioning proteksi
minyak kabel SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi Komisioning
proteksi minyak kabel SKLT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 254


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.1. Buku ceklists


4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan Komisioning proteksi minyak kabel SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 255


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLTT.


3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning Jalur SKLT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning Jalur SKLT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.48. Melaksanakan analisis Komisioning SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.048.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning SUTT sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 256


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat SUTT.
intetprestasi 1.2. Analisis Komisioning SUTT diidentifikasi sesuai
analisis dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning SUTT. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning SUTT dipelajari.
2. Menyusun 2.1. Analisis Komisioning SUTT diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning SUTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis Komisioning SUTT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. Analisis Komisioning SUTT didiskusikan
analisis bersama pelaksana.
Komisioning SUTT 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
secara SUTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. Analisis Komisioning SUTT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur Komisioning
SUTT yang berlaku.
3.5. hasil analisis Komisioning SUTT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.7. pekerjaan Komisioning SUTT dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning SUTT dibandingkan
analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Komisioning SUTT kecukupan.
dengan kondisi 4.2. Hasil analisis Komisioning SUTT dibandingkan
lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning SUTT dibandingkan
dengan penugasan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 257


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning SUTT dilaporkan
pekerjaan dalam format Komisioning.
5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning SUTT
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
5. Konteks Variabel
1.2. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning
SUTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
6. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
7. Norma dan Standar
3.3 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.4 Standar
3.2.5 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.6 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.7 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning SUTT.
3.2.8 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning SUTT.

8. Peralatan dan Perlengkapan


4.3. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.4. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 258


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
6. Konteks Penilaian
1.3 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.4 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
7. Persyaratan Kompetensi
2.4 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.5 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning SUTT.
2.6 Menginterpretasikan gambar teknik.

8. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.3. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.4. Persyaratan kerja analisis Komisioning SUTT.
3.1.5. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.4. Keterampilan
3.2.5 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.6 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
9. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

10. Aspek Penting


Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 259


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.49. Melaksanakan analisis Komisioning SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.049.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning SUTET sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat SUTET.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning SUTET diidentifikasi
analisis sesuai dengan standar dan batasan yang
Komisioning ditetapkan.
SUTET. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning SUTET dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning SUTET diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
SUTET 2.4. Rancangan analisis Komisioning SUTET di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning SUTET didiskusikan
analisis bersama pelaksana.
Komisioning 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
SUTET secara SUTET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis Komisioning SUTET dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning SUTET yang berlaku.
3.5. hasil analisis Komisioning SUTET dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 260


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.7. pekerjaan Komisioning SUTET dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning SUTET
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Komisioning kekinian dan kecukupan.
SUTET dengan 4.2. Hasil analisis Komisioning SUTET
kondisi lapangan. dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning SUTET
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning SUTET dilaporkan
pekerjaan dalam format Komisioning.
5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning SUTET
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
5. Konteks Variabel
1.2. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning
SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
6. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
7. Norma dan Standar
3.3 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.4 Standar
3.2.5 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning SUTET yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 261


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.6 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi


yang ditetapkan perusahaan.
3.2.7 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning SUTET.
3.2.8 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning SUTET.
Tegangan m
8. Peralatan dan Perlengkapan
4.5. Peralatan
4.1.3 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.6. Perlengkapan
4.2.5. Buku ceklists
4.2.6. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
6. Konteks Penilaian
1.3 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.4 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
7. Persyaratan Kompetensi
2.4 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.5 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning SUTET.
2.6 Menginterpretasikan gambar teknik.

8. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.3. Komisioning dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.2. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.4. Persyaratan kerja analisis Komisioning SUTET.
3.1.1.5. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.4. Keterampilan
3.2.7 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.8 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 262


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

9. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

10. Aspek Penting


Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.50. Melaksanakan Analisis Komisioning SKTT

Kode Unit : D.35.123.02.050.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning SKTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning SKTT sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat SUTT.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning SKTT diidentifikasi sesuai
analisis dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning SUTT. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning SKTT dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning SKTT diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning SKTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis Komisioning SKTT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 263


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3. Melaksanakan 3.1. Analisis Komisioning SKTT didiskusikan
analisis bersama pelaksana.
Komisioning SKTT 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
secara SKTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. Komisioning SKTT dalam keadaan tidak
bertegangan.
3.4. Analisis Komisioning SKTT dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning SKTT yang berlaku.
3.5. Hasil analisis Komisioning SKTT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.6. Hasil analisis Komisioning SKTT
3.7. Mengkoordinir pekerjaan Komisioning SKTT
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning SKTT dibandingkan
analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Komisioning SKTT kecukupan.
dengan kondisi 4.2. Hasil analisis Komisioning SKTT dibandingkan
lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning SKTT dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning SKTT dilaporkan
pekerjaan dalam format Komisioning.
5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning SKTT
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
5. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning SKTT
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
6. Peraturan yang diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 264


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
7. Norma dan Standar
3.3 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.4 Standar
3.2.5 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.6 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.7 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning SUTT.
3.2.8 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning SUTT..

8. Peralatan dan Perlengkapan


4.7. Peralatan
4.1.4 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.8. Perlengkapan
4.2.7. Buku ceklists
4.2.8. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
6. Konteks Penilaian
1.3 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.4 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
7. Persyaratan Kompetensi
2.4 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.5 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning SKTT.
2.6 Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 265


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

8. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.3. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.4. Persyaratan kerja analisis Komisioning SUTT.
3.1.5. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.4. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
9. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

10. Aspek Penting


Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.51. Melaksanakan analisis Komisioning SKLT

Kode Unit : D.35.123.02.051.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning SKLT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning SKLT sesuai standar dan batasan
yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat SKLT.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning SKLT diidentifikasi sesuai
analisis dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning SKLT. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning SKLT dipelajari.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 266


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning SKLT diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning SKLT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis Komisioning SKLT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning SKLT didiskusikan
analisis bersama pelaksana.
Komisioning SKLT 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
secara SKLT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. analisis Komisioning SKLT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur Komisioning
SKLT yang berlaku.
3.4. hasil analisis Komisioning SKLT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.5. Hasil analisis Komisioning SKLT
3.6. Mengkoordinir pekerjaan Komisioning SKLT
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning SKLT dibandingkan
analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Komisioning SKLT kecukupan.
dengan kondisi 4.2. Hasil analisis Komisioning SKLT dibandingkan
lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning SKLT dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning SKLT dilaporkan
pekerjaan dalam format Komisioning.
5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning SKLT
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 267


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

BATASAN VARIABEL
5. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning SKLT
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
6. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
7. Norma dan Standar
3.3 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.4 Standar
3.2.5 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.6 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.7 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning SKLT.
3.2.8 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning SKLT.

8. Peralatan dan Perlengkapan


4.3. Peralatan
4.1.3 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.4. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
6. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 268


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.3 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.4 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
7. Persyaratan Kompetensi
2.4 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.5 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning SKLT.
2.6 Menginterpretasikan gambar teknik.

8. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.3. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.4. Persyaratan kerja analisis Komisioning SKLT.
3.1.5. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.4. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
9. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

10. Aspek Penting


Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.52. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning SUTT

Kode Unit : D.35.123.02.052.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan Komisioning SUTT, Lengkap Dengan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 269


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang


ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
pengkoordinasian SUTT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Komisioning SUTT, Pelaksanaan Komisioning SUTT diidentifikasi
sesuai dengan standar dan batasan yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning SUTT dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning SUTT diidentifikasi.
dan 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
pengkoordinasian pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Pelaksanaan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning SUTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
SUTT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning SUTT didiskusikan
pengkoordinasian bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning SUTT pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
secara SUTT digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 270


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
menyeluruh 3.3. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning SUTT yang berlaku.
3.4. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.5. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning SUTT dibandingkan
pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan kecukupan.
Komisioning SUTT 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
dan/atau SUTET Pelaksanaan Komisioning SUTT dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning SUTT dilaporkan
pengkoordinasian dalam format Komisioning.
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
Komisioning SUTT pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan/atau SUTET SUTT dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.2. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 271


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Pelaksanaan Komisioning SUTT yang sesuai dengan peraturan dan


standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 272


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.53. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning SUTET

Kode Unit : D.35.123.02.053.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan Komisioning SUTET, Lengkap Dengan
Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 273


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
pengkoordinasian SUTET
Pelaksanaan 1.2. Pengendalian dan pengkoordinasian
Komisioning Pelaksanaan Komisioning SUTET
SUTET, diidentifikasi sesuai dengan standar dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning SUTET dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. Pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning SUTET
dan diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Komisioning standar dan batasan yang ditetapkan.
SUTET 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
SUTET .
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning SUTET
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
SUTET secara SUTET digunakan sesuai SOP yang
menyeluruh ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 274


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur Komisioning SUTET yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET .
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning SUTET dibandingkan
pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan kecukupan.
Komisioning 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
SUTET Pelaksanaan Komisioning SUTET dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning SUTET dilaporkan
pengkoordinasian dalam format Komisioning.
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
SUTET SUTET dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
5. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 275


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Komisioning SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu


yang berlaku
6. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
7. Norma dan Standar
3.3 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.4 Standar
3.2.5 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.6 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.7 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET .
3.2.8 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET.
8. Peralatan dan Perlengkapan
4.3. Peralatan
4.1.3 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.4. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
6. Konteks Penilaian
1.3 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.4 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
7. Persyaratan Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 276


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.4 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
Menginterpretasikan gambar teknik.

8. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.3. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.4. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning SUTET .
3.1.5. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.4. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
9. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

10. Aspek Penting


Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.54. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel Tanah


Tegangan Tinggi (SKTT)

Kode Unit : D.35.123.02.054.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel
Tanah Tegangan Tinggi (SKTT).
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel Tanah
Tegangan Tinggi (SKTT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 277


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
pengkoordinasian dan SUTT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Komisioning SUTT Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
dan/atau SUTET diidentifikasi sesuai dengan standar dan
dan SKTT /SKLT, batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning dan SKTT dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
dan diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Komisioning standar dan batasan yang ditetapkan.
dan SKTT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKTT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan SUTT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan SKTT secara dan SKTT digunakan sesuai SOP yang
menyeluruh ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 278


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur Komisioning dan SKTT yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SUTT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan kekinian dan kecukupan.
Komisioning 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
dan SKTT Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning dan SKTT
pengkoordinasian dilaporkan dalam format Komisioning.
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan SKTT dan SKTT dicatat dalam format laporan
evaluasi Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 279


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan


Komisioning dan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SUTT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.3. Peralatan
4.1.4 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.4. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 280


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning dan
SKTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SUTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan

2.3.55. Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel Laut


Tegangan Tinggi (SKLT)

Kode Unit : D.35.123.02.055.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel
Laut Tegangan Tinggi (SKLT).
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan Komisioning Saluran Kabel Laut

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 281


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tegangan Tinggi (SKLT), Lengkap Dengan Sarana Bantunya


sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
pengkoordinasian dan SKLT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Komisioning SUTT Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
dan/atau SUTET diidentifikasi sesuai dengan standar dan
dan SKTT /SKLT, batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning dan SKLT dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
dan diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Komisioning standar dan batasan yang ditetapkan.
dan SKLT 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan SKLT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan SKLT secara dan SKLT digunakan sesuai SOP yang
menyeluruh ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 282


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur Komisioning dan SKLT yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan kekinian dan kecukupan.
Komisioning 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
dan SKLT Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning dan SKLT
pengkoordinasian dilaporkan dalam format Komisioning.
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
dan SKLT dan SKLT dicatat dalam format laporan
evaluasi Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 283


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan


Komisioning dan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 284


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning dan SKLT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan

2.3.56. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode


Komisioning Jaringan Transmisi

Kode Unit : D.35.123.02.056.1


Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan metode
Komisioning jaringan transmisi
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan
Komisioning pada jaringan transmisi tenaga listrik sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 285


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Komisioning yang berlaku saat ini dipelajari
tugas pengelolaan dan dikaji efektivitasnya dengan menggunakan
dan pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian
pengembangan Komisioning
metode 1.2. Hasil kajian Komisioning diinteprestasikan dan
Komisioning disusun alternatif penanggulangan
transmisi tenaga permasalahan.
listrik 1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian Komisioning yang
baru.
1.4. Alternatif pengembangan metode Komisioning
disiapkan.
1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar Komisioning
2. Menyiapkan data 2.1. Standar unjuk kerja disiapkan sesuai
dan peralatan kebijakan manajemen.
kerja analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
transmisi mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3. Menggunakan 3.1 Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
data untuk Manajemen tentang unjuk kerja.
memecahkan 3.2 Deviasi data lapangan dengan standar pada
masalah dan kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan penyebabnya.
metode 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan
transmisi metode Komisioning yang paling optimum
untuk dijadikan solusi penanggulangan
masalah.
3.4 Metode Komisioning yang baru disampaikan
kepada manajemen

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 286


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Memeriksa 4.1 Metode Komisioning yang baru dibandingkan
kesesuaian hasil dengan metode sebelumnya sejauh mana
efektifitas dari metode baru ini.
4.2 Penyempurnaan metode baru yang belum
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
(tidak ada)
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning yang
ditetapkan perusahaan.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 287


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi


4.2.3. Form analisis Komisioning

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Metode Operasional Research (OR)
3.12 Statistik
3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4 Komisioning transmisi
3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer
3.2.2 Menyusun kuisioner
3.2.3 Menyusun tahapan Komisioning
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 288


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.57. Melaksanakan Komisioning Peralatan Gardu Induk.

Kode Unit : D.35.123.03.057.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning peralatan gardu induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning peralatan gardu induk, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
peralatan gardu
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
induk .
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
peralatan gardu induk yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 289


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
peralatan gardu Komisioning peralatan gardu induk
induk .
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan
peralatan gardu induk diambil.
2.5 data lapangan rencana pemasangan peralatan
gardu induk diambil.
3. Memeriksa 3.1 kesesuaian Pemasangan komponen peralatan
pelaksanaan dengan standar/petunjuk Pemasangan.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
peralatan gardu
yg telah ditentukan.
induk .

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan gardu induk
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 290


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane,
kaki tiga
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 291


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi Gardu Induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan GI dan/atau GITET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning konduktor dan asesoris

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 292


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

GI dan/atau GITET.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.58. Melaksanakan Komisioning Kumparan, Inti Besi Dan Alat


Bantunya Pada Transformator

Kode Unit : D.35.123.03.058.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator, sesuai instruction manual
dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi
dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 293


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
Komisioning 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
kumparan, inti dilaksana-kan sesuai Standing Operation
besi dan alat Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.
bantunya pada 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
transformator. diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
1.4 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan Komisioning
kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator yang ditetapkan perusahaan.
1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan
Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.
2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing
Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
kumparan, inti Komisioning kumparan, inti besi dan alat
besi dan alat bantunya pada transformator.
bantunya pada 2.2 Komisioning kumparan, inti besi dan alat
transformator bantunya pada transformator dan atau
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5 Rancangan evaluasi Komisioning kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator
di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 294


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator

3. Memeriksa 3.1 Komisioning instalasi terhadap korosi dan


pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning 3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
kumparan, inti yg telah ditentukan.
besi dan alat
bantunya pada
transformator
4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.2. Partisipatif

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 295


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning kumparan, inti
besi dan alat bantunya pada transformator yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane,
kaki tiga
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 296


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Melaksanakan Komisioning kumparan, inti besi dan alat bantunya


pada transformator.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan transmisi tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 297


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.


3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan, winding resistan, insulasi
resistan, ratio winding, dissipasi facktor, Frequensi Respon
Analiser, dinamik resistan dll pada kumparan dan
transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.59. Melaksanakan Komisioning Media Insulasi Transformator

Kode Unit : D.35.123.03.059.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning media insulasi transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning media insulasi transformator
pada transformator, sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
Komisioning (SOP).
media insulasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
transformator.
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 298


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai
keperluan dan standar melaksanakan
Komisioning media insulasi transformator
pada transformator yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
media insulasi Komisioning media insulasi transformator
transformator. pada transformator.

2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data


dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah
lokasi untuk pemasangan media insulasi
transformator.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan media insulasi
transformator.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 299


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Memeriksa 3.1 instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan


pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
media insulasi
yg telah ditentukan.
transformator.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning media insulasi
transformator.pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning media insulasi
transformator. pada transformator yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 300


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning media insulasi transformator
pada transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning media insulasi
transformator..
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning media insulasi
transformator.pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning media insulasi
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan Komisioning media insulasi transformator pada
transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 301


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning media insulasi
transformator. pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 302


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

media insulasi pada transformator.


3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.60. Melaksanakan Komisioning Proteksi Internal Transformator

Kode Unit : D.35.123.03.060.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning proteksi internal transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning proteksi internal transformator,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
proteksi internal
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
transformator.
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 303


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
proteksi internal transformator pada
transformator yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) melaksanakan
proteksi internal Komisioning proteksi internal transformator.
transformator
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan proteksi internal
transformator.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan proteksi internal
transformator.
3. Memeriksa 3.1 instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 304


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Komisioning 3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target


proteksi internal yg telah ditentukan.
transformator.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning proteksi internal
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning proteksi
internal transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning proteksi internal transformator
yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 305


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning proteksi internal


transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning proteksi internal transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning proteksi internal
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : …
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan Komisioning proteksi internal transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 306


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning media insulasi
transformator. pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengoperaikan mesin filter media insulasi.
3.2.5 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 307


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.61. Melaksanakan Komisioning Proteksi Bay Transformator

Kode Unit : D.35.123.03.061.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning proteksi bay transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning proteksi bay transformator
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
proteksi bay
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
transformator.
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 308


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
proteksi bay transformator yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) melaksanakan
proteksi bay Komisioning proteksi internal transformator.
transformator.
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan proteksi bay transformator.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan proteksi bay
transformator.
3. Memeriksa 3.1 instalasi diperiksa terhadap kebocoran dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi bay
yg telah ditentukan.
transformator.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 309


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning proteksi bay
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning proteksi bay
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning proteksi bay transformator yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning proteksi bay transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning proteksi bay transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning proteksi bay
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : …

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 310


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,


4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan Komisioning proteksi bay transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 311


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I


3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning proteksi bay
transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning proteksi bay
transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 312


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.62. Melaksanakan Komisioning Peralatan Pemutus Tenaga

Kode Unit : D.35.123.03.062.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning peralatan pemutus tenaga.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning peralatan pemutus tenaga,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Pemutus Tenaga (PMT)


dan menyiapkan tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat
pelaksanaan bantunya dipelajari sesuai Standing Operation
Komisioning Procedure (SOP).
peralatan pemutus
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
tenaga.
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
peralatan pemutus tenaga yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 313


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
peralatan pemutus Komisioning peralatan pemutus tenaga.
tenaga (PMT)
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan peralatan pemutus tenaga
(PMT).
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan peralatan pemutus
tenaga (PMT)..
3. Memeriksa 3.1 Pemeriksaan instalasi terhadap korosi dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
peralatan pemutus
yg telah ditentukan.
tenaga (PMT).

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan pemutus
tenaga (PMT) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 314


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan pemutus tenaga (PMT)
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan pemutus tenaga
(PMT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan pemutus tenaga
(PMT).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan pemutus
tenaga (PMT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 315


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan pemutus tenaga (PMT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning
kompartemen GIS. tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 316


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5 Mekanika transformator.


3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi gardu induk.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.63. Melaksanakan Komisioning Peralatan Pemisah (PMS)

Kode Unit : D.35.123.03.063.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning peralatan pemisah (PMS).
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning peralatan pemisah (PMS),
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 317


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik pemisah (PMS) tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
peralatan pemisah
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
(PMS).
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
peralatan pemisah Komisioning peralatan pemisah (PMS).
(PMS).
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 318


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi


untuk pemasangan peralatan pemisah (PMS)..
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan peralatan pemisah (PMS).
3. Memeriksa 3.1 instalasi diperiksa terhadap korosi dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
peralatan pemisah
yg telah ditentukan.
(PMS).

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan pemisah
(PMS) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 319


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan pemisah (PMS) yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan pemisah (PMS).
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan pemisah (PMS).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan pemisah
(PMS).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan pemisah (PMS).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 320


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
pemisah (PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 321


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).


3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.64. Melaksanakan Komisioning transformator auxilliary (CT,CVT,PT)

Kode Unit : D.35.123.03.064.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning transformator auxilliary
(CT,CVT,PT)
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Melaksanakan Komisioning transformator auxilliary
(CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik transformator auxilliary


dan menyiapkan tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat
pelaksanaan bantunya dipelajari sesuai Standing Operation
Komisioning Procedure (SOP).
peralatan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
transformator
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
auxilliary.
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 322


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
peralatan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT)yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
peralatan Komisioning peralatan transformator auxilliary
transformator (CT,CVT,PT).
auxilliary
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
(CT,CVT,PT).
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 323


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Memeriksa 3.1 instalasi diperiksa terhadap korosi dan


pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
peralatan
yg telah ditentukan.
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT).

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
Komisioning perusahaan.
transformator
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
auxilliary
yang ditetapkan perusahaan

1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT). yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 324


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 325


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT)
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).

3.2 Keterampilan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 326


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.65. Melaksanakan Komisioning Proteksi Switchgear

Kode Unit : D.35.123.03.065.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning proteksi switchgear.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning proteksi switchgear, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik instalasi switch gear tegangan


dan menyiapkan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
Komisioning (SOP).
proteksi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
switchgear
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 327


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
proteksi switchgear yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
peralatan proteksi Komisioning peralatan proteksi switchgear.
switchgear.
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan peralatan proteksi
switchgear.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan peralatan proteksi
switchgear.
3. Memeriksa 3.1 instalasi diperiksa terhadap korosi dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 328


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Komisioning 3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target


peralatan proteksi yg telah ditentukan.
switchgear.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
Komisioning perusahaan.
peralatan proteksi
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
switchgear.
yang ditetapkan perusahaan

1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan peralatan
proteksi switchgear. yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan peralatan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan peralatan proteksi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 329


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan peralatan proteksi
switchgear.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan peralatan
proteksi switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan proteksi switchgear.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 330


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk.
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
proteksi switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra
Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada Komisioning peralatan proteksi
switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 331


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.66. Melaksanakan Komisioning Common Facility Gardu Induk

Kode Unit : D.35.123.03.066.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning common facility gardu induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning common facility gardu induk,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik instalasi common facility gardu


dan menyiapkan induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan
pelaksanaan alat bantunya dipelajari sesuai Standing
Komisioning Operation Procedure (SOP).
common facility
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
gardu induk
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 332


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
common facility gardu induk yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
common facility Komisioning common facility gardu induk.
gardu induk.
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan common facility gardu
induk.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan common facility gardu
induk.
3. Memeriksa 3.1 instalasi diperiksa terhadap korosi dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
common facility
yg telah ditentukan.
gardu induk.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
Komisioning perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 333


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

common facility 4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


gardu induk. yang ditetapkan perusahaan

1. BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan common
facility gardu induk. yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan peralatan common
facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan common facility
gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan peralatan common
facility gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan common
facility gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 334


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur


4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

2. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan common facility gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 335


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.


3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
common facility gardu induk tegangan Tinggi dan
Ekstra Tinggi..
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada Komisioning peralatan common
facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Menguji Kapasitas Batere.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.67. Melaksanakan Komisioning SCADA/TEL

Kode Unit : D.35.123.03.067.1


Judul Unit :Melaksanakan Komisioning SCADA/TEL.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 336


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan


prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning SCADA/TEL, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik instalasi switch gear tegangan


dan menyiapkan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
Komisioning (SOP).
SCADA/TEL
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Procedure (SOP) Komisioning gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


Komisioning Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
SCADA/TEL Komisioning SCADA/TEL

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 337


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data


dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan SCADA/TEL.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan SCADA/TEL.
3. Memeriksa 3.1 Pemeriksaan instalasi terhadap korosi dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
Komisioning
3.2 Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
SCADA/TEL.
yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pelaksanaan format dan prosedur yang ditetapkan
Komisioning perusahaan.
SCADA/TEL.
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning Komisioning
SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 338


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
Komisioning SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan peralatan Komisioning
SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan peralatan
Komisioning SCADA/TEL.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan peralatan Komisioning
SCADA/TEL.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan peralatan
Komisioning SCADA/TEL.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Bending wire
4.2.3. Silicon clotch
4.2.4. Lap majun
4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 339


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan SCADA/TEL.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
SCADA/TEL
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada Komisioning peralatan SCADA/TEL.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 340


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.68. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Peralatan Gardu Induk

Kode Unit : D.35.123.03.068.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning peralatan gardu
induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
melaksanakan Komisioning peralatan gardu induk, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi


evaluasi hasil dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).
Komisioning
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
peralatan gardu
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
induk.
Procedure (SOP) Komisioning peralatan gardu
induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 341


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning peralatan gardu
induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi yang
ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Komisioning peralatan gardu induk tegangan
Komisioning Tinggi dan Ekstra Tinggi.
peralatan gardu
2.2 Koordinasi Komisioning peralatan gardu induk
induk.
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning peralatan


gardu induk di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Komisioning
disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi Komisioning peralatan
pelaksanaan gardu induk didiskusikan bersama pelaksana
Komisioning pekerjaan.
peralatan gardu 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
induk Komisioning peralatan gardu induk digunakan
sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 342


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3.3. Evaluasi koordinasi Komisioning peralatan


gardu induk dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur Komisioning yang
berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
peralatan gardu induk dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
evaluasi peralatan gardu induk dibandingkan
peralatan gardu berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
induk kecukupan.
4.2 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
peralatan gardu induk dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning
peralatan gardu induk dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan gardu induk
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 343


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning peralatan gardu
induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning peralatan gardu
induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning peralatan gardu
induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi Komisioning peralatan
gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 344


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan Komisioning peralatan gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi Gardu Induk
3.1.4.1. Konstruksi Instalasi Gardu Induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Instalasi Gardu Induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning konduktor dan asesoris
SUTT dan/atau SUTET.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning Instalasi Gardu Induk.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 345


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.69. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Media Insulasi


Transformator

Kode Unit : D.35.123.03.069.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning media insulasi
transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning media insulasi
transformator pada transformator, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi


evaluasi hasil dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).
Komisioning media
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
insulasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
transformator.
Procedure (SOP) Komisioning media insulasi
transformator.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 346


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Komisioning media insulasi
transformator yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Komisioning media insulasi transformator.
Komisioning media
2.2 Koordinasi Komisioning media insulasi
insulasi
transformator diidentifikasi.
transformator.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning media


insulasi transformator di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Komisioning
disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi Komisioning media insulasi
pelaksanaan transformator didiskusikan bersama pelaksana
Komisioning media pekerjaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 347


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

insulasi 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi


transformator Komisioning media insulasi transformator
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi Komisioning media insulasi
transformator dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur Komisioning yang
berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi Komisioning media
insulasi transformator dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning media
evaluasi media insulasi transformator dibandingkan
insulasi berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
transformator kecukupan.
4.2 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning media
insulasi transformator dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi Komisioning media
insulasi transformator dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning media insulasi
transformator pada transformator yang sesuai dengan peraturan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 348


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

standar mutu yang berlaku


1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
media insulasi transformator pada transformator yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning media insulasi
transformator pada transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning media insulasi
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning media insulasi
transformator.pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning media insulasi
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : Peralatan utama : APD, Radio komunikasi,
Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 349


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan Komisioning media insulasi transformator pada
transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 350


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning media insulasi
transformator. pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.70. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Internal


Transformator

Kode Unit : D.35.123.03.070.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi internal
transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi internal

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 351


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

transformator, sesuai instruction manual dan SOP yang


berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning
Procedure (SOP) Komisioning proteksi internal
proteksi internal
transformator.
transformator
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
proteksi internal transformator yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan proteksi
Komisioning internal transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 352


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

proteksi internal 2.2 Koordinasi Komisioning cross bounding, sealing


transformator end dan sambungan SKTT dan/atau SKLT dan
atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning proteksi


internal transformator di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning proteksi internal transformator

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning proteksi


evaluasi internal transformator didiskusikan bersama
koordinasi pelaksana pekerjaan.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi internal
yg telah ditentukan.
transformator

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning proteksi internal
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 353


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning proteksi internal
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning proteksi internal
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning proteksi internal
transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning proteksi internal
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 354


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.5. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan Komisioning proteksi internal transformator.
2.6. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.4. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.5. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.6. Peralatan Kerja dan material Komisioning kumparan,
inti besi dan alat bantunya pada transformator
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning media insulasi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 355


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

transformator. pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengoperaikan mesin filter media insulasi.
3.2.5 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.71. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Bay


Transformator.

Kode Unit : D.35.123.03.071.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi bay
transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi bay
transformator sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 356


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pelaksanaan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


koordinasi dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning Procedure (SOP) Komisioning proteksi bay
proteksi bay transformator.
transformator
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
proteksi bay transformator yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Komisioning proteksi bay transformator
proteksi bay
2.2 Koordinasi Komisioning proteksi bay
transformator
transformator diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 357


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning proteksi bay


transformator di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning proteksi bay transformator

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning proteksi bay


evaluasi transformator didiskusikan bersama pelaksana
koordinasi pekerjaan.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi bay
yg telah ditentukan.
transformator

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning proteksi bay
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 358


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning proteksi bay
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning proteksi bay
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning proteksi bay transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning proteksi bay
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan Komisioning proteksi bay transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 359


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning proteksi bay
transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning proteksi bay
transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning GI dan GITET


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 360


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.72. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Peralatan Pemutus Tenaga

Kode Unit : D.35.123.03.072.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning peralatan pemutus
tenaga.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning peralatan pemutus
tenaga, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning
Procedure (SOP) Komisioning peralatan
peralatan pemutus
pemutus tenaga.
tenaga
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 361


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
peralatan pemutus tenaga yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning Komisioning peralatan pemutus tenaga
peralatan pemutus
2.2 Koordinasi Komisioning peralatan pemutus
tenaga
tenaga diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning peralatan


pemutus tenaga di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning peralatan pemutus tenaga

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning peralatan


evaluasi pemutus tenaga didiskusikan bersama
koordinasi pelaksana pekerjaan.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
peralatan pemutus
yg telah ditentukan.
tenaga

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 362


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan pemutus tenaga
(PMT) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning peralatan pemutus
tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning peralatan
pemutus tenaga (PMT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning peralatan pemutus
tenaga (PMT).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan pemutus
tenaga (PMT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 363


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.1. Buku ceklists


4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan pemutus tenaga (PMT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 364


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning


kompartemen GIS. tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi gardu induk.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.73. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Peralatan Pemisah (PMS)

Kode Unit : D.35.123.03.073.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning peralatan pemisah
(PMS).
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 365


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Mengkoordinir pekerjaan Komisioning peralatan Pemisah


(PMS), sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning
Procedure (SOP) Komisioning peralatan pemisah
peralatan pemisah
(PMS).
(PMS)
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning peralatan pemisah (PMS)
peralatan pemisah
2.2 Koordinasi Komisioning peralatan pemisah
(PMS)
(PMS) diidentifikasi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 366


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat


sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning peralatan


pemisah (PMS) di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning peralatan pemisah (PMS)

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning peralatan


evaluasi pemisah (PMS) didiskusikan bersama
koordinasi pelaksana pekerjaan.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
peralatan pemisah
yg telah ditentukan.
(PMS)

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan pemisah (PMS)
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 367


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi


Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning peralatan pemisah
(PMS) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning peralatan
pemisah (PMS).
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning peralatan pemisah
(PMS).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan pemisah
(PMS).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 368


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

peralatan pemisah (PMS).


2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
pemisah (PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 369


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.


3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.74. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Transformator Auxilliary


(CT,CVT,PT)

Kode Unit : D.35.123.03.074.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning transformator
auxilliary (CT,CVT,PT)
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning transformator
auxilliary (CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning
Procedure (SOP) Komisioning transformator
transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 370


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

auxilliary 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


(CT,CVT,PT) diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang
ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning kompartemen GIS
transformator
2.2 Koordinasi Komisioning transformator
auxilliary
auxilliary (CT,CVT,PT) diidentifikasi.
(CT,CVT,PT)
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning transformator


auxilliary (CT,CVT,PT) di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning transformator auxilliary
(CT,CVT,PT)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 371


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning transformator


evaluasi auxilliary (CT,CVT,PT) didiskusikan bersama
koordinasi pelaksana pekerjaan.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
transformator
yg telah ditentukan.
auxilliary
(CT,CVT,PT)

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT). yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 372


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi Komisioning
peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi Komisioning peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi Komisioning peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi Komisioning peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 373


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT) tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada Komisioning transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 374


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.75. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Proteksi Switchgear

Kode Unit : D.35.123.03.075.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi switchgear.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning proteksi switchgear,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning
Procedure (SOP) Komisioning proteksi
proteksi
switchgear.
switchgear
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 375


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
proteksi switchgear yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning kompartemen GIS
proteksi
2.2 Koordinasi Komisioning proteksi switchgear
switchgear
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning proteksi


switchgear di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning proteksi switchgear

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning proteksi


evaluasi switchgear didiskusikan bersama pelaksana
koordinasi pekerjaan.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
proteksi
yg telah ditentukan.
switchgear

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 376


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan peralatan
proteksi switchgear. yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
proteksi switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan peralatan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan peralatan proteksi
switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan peralatan proteksi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 377


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

switchgear.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan peralatan
proteksi switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan proteksi switchgear.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 378


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.3. Hukum Ohm.


3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk.
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
proteksi switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra
Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada Komisioning peralatan proteksi
switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 379


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.76. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning Common Facility Gardu


Induk

Kode Unit : D.35.123.03.076.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning common facility
gardu induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning common facility
gardu induk, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning
Procedure (SOP) Komisioning common facility
common facility
gardu induk.
gardu induk
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
common facility gardu induk yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 380


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning kompartemen GIS
common facility
2.2 Koordinasi Komisioning common facility gardu
gardu induk
induk diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning transformator


common facility gardu induk di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Komisioning common facility gardu induk

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning common


evaluasi facility gardu induk didiskusikan bersama
koordinasi pelaksana pekerjaan.
Komisioning
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
common facility
yg telah ditentukan.
gardu induk

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 381


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning peralatan common facility
gardu induk. yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan
common facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan peralatan common
facility gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan common facility
gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan peralatan common
facility gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan common
facility gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 382


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan common facility gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
common facility gardu induk tegangan Tinggi dan
Ekstra Tinggi..
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 383


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada Komisioning peralatan common
facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Menguji Kapasitas Batere.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.77. Mengkoordinir Pekerjaan Komisioning SCADA/TEL

Kode Unit : D.35.123.03.077.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan Komisioning SCADA/TEL.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Komisioning yang diperlukan untuk
Mengkoordinir pekerjaan Komisioning SCADA/TEL, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 384


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pelaksanaan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


koordinasi dilaksana-kan sesuai Standing Operation
Komisioning Procedure (SOP) Komisioning SCADA/TEL.
SCADA/TEL
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan Komisioning
SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
Komisioning SCADA/TEL
SCADA/TEL
2.2 Koordinasi Komisioning SCADA/TEL
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi Komisioning SCADA/TEL


di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 385


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi


Komisioning peralatan pemisah (PMS)

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi Komisioning SCADA/TEL


evaluasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
koordinasi
3.2. Hasil Komisioning dibandingkan dengan target
Komisioning
yg telah ditentukan.
SCADA/TEL

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam Komisioning Komisioning
SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 6 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 386


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning peralatan


Komisioning SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning peralatan peralatan Komisioning
SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja Komisioning peralatan peralatan
Komisioning SCADA/TEL.
3.2.4 SOP Pelaksanaan Komisioning peralatan peralatan Komisioning
SCADA/TEL.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan Komisioning peralatan peralatan
Komisioning SCADA/TEL.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk Komisioning
peralatan SCADA/TEL.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 387


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Komisioning peralatan
SCADA/TEL
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.3. Peraturan K2
3.1.5.4. Prosedur K2 pada Komisioning peralatan SCADA/TEL.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar Komisioning instalasi GI dan GITET.


3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 388


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.78. Melaksanakan Analisis Komisioning Gardu Induk

Kode Unit : D.35.123.03.078.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning Gardu Induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning Gardu Induk sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat GI .
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning GI diidentifikasi sesuai
analisis dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning GI . 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning GI dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning GI diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning GI 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis Komisioning GI di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning GI didiskusikan bersama
analisis pelaksana.
Komisioning GI 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
secara GI digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. analisis Komisioning GI dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur Komisioning GI
yang berlaku.
3.4. hasil analisis Komisioning GI dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 389


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning GI dibandingkan
analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Komisioning GI kecukupan.
dengan kondisi 4.2. Hasil analisis Komisioning GI dibandingkan
lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning GI dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning GI dilaporkan
pekerjaan dalam format Komisioning.
5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning GI
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
2. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning GI yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
3. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
4. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning GI yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning GI .

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 390


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning GI .

5. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis Komisioning GI .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada konstruksi GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 391


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.79. Melaksanakan Analisis Komisioning GITET

Kode Unit : D.35.123.03.079.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning GITET
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning GITET sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat GITET.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning GITET diidentifikasi
analisis sesuai dengan standar dan batasan yang
Komisioning ditetapkan.
GITET. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning GITET dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning GITET diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
GITET 2.4. Rancangan analisis Komisioning GITET di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning GITET didiskusikan
analisis bersama pelaksana.
Komisioning 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
GITET secara GITET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 392


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
menyeluruh 3.4. analisis Komisioning GITET dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning GITET yang berlaku.
3.5. hasil analisis Komisioning GITET dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning GITET dibandingkan
analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Komisioning kecukupan.
GITET dengan 4.2. Hasil analisis Komisioning GITET dibandingkan
kondisi lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning GITET dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning GITET dilaporkan
pekerjaan dalam format Komisioning.
5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning GITET
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning GITET
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 393


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning GITET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning GITET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning GITET.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis Komisioning GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 394


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3 Dasar Komisioning GITET.


3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.80. Melaksanakan Analisis Komisioning GIS

Kode Unit : D.35.123.03.080.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning GIS.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning GIS sesuai standar dan batasan
yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat GIS.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning GIS diidentifikasi sesuai
analisis dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning GIS. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning GIS dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning GIS diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning GIS 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis Komisioning GIS di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 395


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning GIS didiskusikan bersama
analisis pelaksana.
Komisioning GIS 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
secara GIS digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis Komisioning GIS dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur Komisioning
GIS yang berlaku.
3.5. hasil analisis Komisioning GIS dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning GIS dibandingkan
analisis berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Komisioning GIS kecukupan.
dengan kondisi 4.2. Hasil analisis Komisioning GIS dibandingkan
lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning GIS dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning GIS dilaporkan
pekerjaan dalam format Komisioning.
5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning GIS
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning GIS
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 396


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012


2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning GIS yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian GIS yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning GIS.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning GIS.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning GIS.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 397


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:


3.1.1. Persyaratan kerja analisis Komisioning GIS.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning GIS.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GIS.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.81. Melaksanakan Analisis Komisioning Bay Transformator.

Kode Unit : D.35.123.03.081.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning bay transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning bay transformator sesuai standar
dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat bay transformator.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning bay transformator
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
Komisioning bay batasan yang ditetapkan.
transformator. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning bay transformator dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning bay transformator
rencana kerja diidentifikasi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 398


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
Komisioning bay sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
transformator 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis Komisioning bay
transformator di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning bay transformator
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
Komisioning bay 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
transformator bay transformator digunakan sesuai SOP yang
secara ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis Komisioning bay transformator
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur Komisioning bay transformator yang
berlaku.
3.5. hasil analisis Komisioning bay transformator
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan Komisioning bay transformator
dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning bay transformator
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Komisioning bay kekinian dan kecukupan.
transformator 4.2. Hasil analisis Komisioning bay transformator
dengan kondisi dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
lapangan. prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning bay transformator
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning bay transformator
analisis dilaporkan dalam format Komisioning.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 399


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
Komisioning bay 5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning bay
transformator transformator dicatat dalam format laporan
evaluasi Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning bay
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning bay transformator yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning bay transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning bay transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 400


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Komisioning dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai dengan
keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis Komisioning bay
transformator.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 401


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.82. Melaksanakan Analisis Komisioning Switchgear

Kode Unit : D.35.123.03.082.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning switchgear.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning switchgear sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat bay switchgear.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning switchgear diidentifikasi
analisis sesuai dengan standar dan batasan yang
Komisioning ditetapkan.
switchgear. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning switchgear dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning switchgear diidentifikasi.
rencana kerja 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
analisis sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
switchgear. 2.4. Rancangan analisis Komisioning switchgear di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning switchgear didiskusikan
analisis bersama pelaksana.
Komisioning 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
switchgear secara switchgear digunakan sesuai SOP yang
menyeluruh ditetapkan.
3.4. analisis Komisioning switchgear dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning switchgear yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 402


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.5. hasil analisis Komisioning switchgear
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan Komisioning switchgear dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning switchgear
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Komisioning kekinian dan kecukupan.
switchgear dengan 4.2. Hasil analisis Komisioning switchgear
kondisi lapangan. dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning switchgear
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning switchgear
analisis dilaporkan dalam format Komisioning.
Komisioning 5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning
switchgear switchgear dicatat dalam format laporan
evaluasi Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning switchgear yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 403


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.5 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)


analisis Komisioning switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.6 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.7 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning switchgear.
3.2.8 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.2. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning SUTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Komisioning dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis Komisioning switchgear.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 404


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.83. Melaksanakan Analisis Komisioning Common Facility

Kode Unit : D.35.123.02.083.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis Komisioning common facility.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis Komisioning common facility sesuai standar
dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi Komisioning
dan membuat common facility.
intetprestasi 1.2. analisis Komisioning common facility
analisis diidentifikasi sesuai dengan standar dan
Komisioning batasan yang ditetapkan.
common facility. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
Komisioning common facility dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis Komisioning common facility
rencana kerja diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
Komisioning sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
common facility 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan analisis Komisioning common
facility di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 405


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi
Komisioning.
3. Melaksanakan 3.1. analisis Komisioning common facility
analisis didiskusikan bersama pelaksana.
Komisioning 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis Komisioning
common facility common facility digunakan sesuai SOP yang
secara ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis Komisioning common facility
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur Komisioning common facility yang
berlaku.
3.5. hasil analisis Komisioning common facility
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3.7. pekerjaan Komisioning common facility
dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis Komisioning common facility
analisis dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Komisioning kekinian dan kecukupan.
common facility. 4.2. Hasil analisis Komisioning common facility
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis Komisioning common facility
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis Komisioning common facility
analisis dilaporkan dalam format Komisioning.
Komisioning 5.2. Perbedaan hasil analisis Komisioning common
common facility facility dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 406


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis Komisioning common facility


yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis Komisioning common facility yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian instalasi gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis Komisioning common facility.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis Komisioning common facility.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 407


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
Komisioning common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Komisioning dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis Komisioning common
facility.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning gardu induk.
3.2.2 Orientasi lapangan pada gardu induk.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.84. Menetapkan Hasil Komisioning Gardu Induk

Kode Unit : D.35.123.03.084.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Komisioning Gardu Induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning Gardu Induk, Lengkap Dengan Sarana
Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 408


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning GI.
pengkoordinasian 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Pelaksanaan Komisioning GI diidentifikasi
Komisioning GI , sesuai dengan standar dan batasan yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning GI dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning GI diidentifikasi.
dan 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
pengkoordinasian pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Pelaksanaan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning GI 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GI di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning GI
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GI didiskusikan
pengkoordinasian bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning GI pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning GI
digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GI dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning GI yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GI dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 409


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GI dibandingkan
pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan kecukupan.
Komisioning GI 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GI dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GI dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GI dilaporkan dalam
pengkoordinasian format Komisioning.
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
Komisioning GI pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning GI
dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning GI yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 410


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1 Norma
3.1.2 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GI yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning GI yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GI .
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GI .
Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Komisioning dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 411


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian


Pelaksanaan Komisioning GI .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning jaringan Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.85. Menetapkan Hasil Komisioning GITET

Kode Unit : D.35.123.03.085.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Komisioning GITET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning GITET, Lengkap Dengan Sarana Bantunya
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
pengkoordinasian GITET.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Komisioning Pelaksanaan Komisioning GITET diidentifikasi
GITET, sesuai dengan standar dan batasan yang
ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 412


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning GITET dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning GITET diidentifikasi.
dan 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
pengkoordinasian pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Pelaksanaan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
GITET 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GITET di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GITET
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GITET didiskusikan
pengkoordinasian bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GITET GITET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GITET dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning GITET yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GITET dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GITET dibandingkan
pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 413


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
Komisioning 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
GITET Pelaksanaan Komisioning GITET dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GITET dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GITET dilaporkan
pengkoordinasian dalam format Komisioning.
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GITET GITET dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning GITET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 414


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

GITET yang ditetapkan perusahaan.


3.2.2 SOP Komunikasi Komisioning GITET yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GITET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GITET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar Komisioning GI.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 415


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.86. Menetapkan Hasil Komisioning GIS

Kode Unit : D.35.123.03.086.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Komisioning GIS.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan penetapan
hasil Pelaksanaan Komisioning GIS, Lengkap Dengan
Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
pengkoordinasian GIS.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Komisioning GIS, Pelaksanaan Komisioning GIS diidentifikasi
sesuai dengan standar dan batasan yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning GIS dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning GIS diidentifikasi.
dan 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
pengkoordinasian pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Pelaksanaan standar dan batasan yang ditetapkan.
Komisioning GIS 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 416


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GIS
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GIS didiskusikan
pengkoordinasian bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning GIS pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GIS digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
Komisioning GIS yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GIS dibandingkan
pengkoordinasian berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
Pelaksanaan kecukupan.
Komisioning GIS 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning GIS dilaporkan
pengkoordinasian dalam format Komisioning.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 417


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
Komisioning GIS pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GIS dicatat dalam format laporan evaluasi
Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning GIS yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
GIS yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 418


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning GIS
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Komisioning dilaksanakan di lokasi instalasi terpasang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning GIS.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning Gardu Induk.
3.2.4 Orientasi lapangan pada Gardu Induk.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 419


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.87. Menetapkan Hasil Komisioning Common Facility.

Kode Unit : D.35.123.03.087.1


Judul Unit :Menetapkan Hasil Komisioning Common Facility
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning common facility, Lengkap Dengan Sarana
Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
pengkoordinasian common facility.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Komisioning Pelaksanaan Komisioning common facility
common facility, diidentifikasi sesuai dengan standar dan
batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning common facility dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan Komisioning common facility
dan diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
Komisioning standar dan batasan yang ditetapkan.
common facility 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning common facility di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 420


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
common facility
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning common facility
pengkoordinasian didiskusikan bersama pelaksana.
Pelaksanaan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
common facility common facility digunakan sesuai SOP yang
ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning common facility
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur Komisioning common facility yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning common facility
dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning common facility
pengkoordinasian dibandingkan berdasarkan validitas, otentik,
Pelaksanaan kekinian dan kecukupan.
Komisioning 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
common facility Pelaksanaan Komisioning common facility
dibandingkan berdasarkan hasil ukur sesuai
prosedur dan batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning common facility
dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan Komisioning common facility
pengkoordinasian dilaporkan dalam format Komisioning.

-421-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
Pelaksanaan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
Komisioning pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
common facility common facility dicatat dalam format laporan
evaluasi Komisioning.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
Komisioning common facility yang sesuai dengan peraturan dan standar
mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
common facility yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Gardu Induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning common facility.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning common facility.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK

-422-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan Komisioning
common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan Komisioning common facility.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar Komisioning Gardu Induk.
3.2.4 Orientasi lapangan pada Gardu Induk.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

-423-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.88. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode


Komisioning Gardu Induk

Kode Unit : D.35.123.03.088.1


Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan dan
Komisioning Gardu Induk
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan
Komisioning pada Gardu Induk sesuai instruction manual
dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Komisioning yang berlaku saat ini dipelajari
tugas pengelolaan dan dikaji efektivitasnya dengan menggunakan
dan pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian
pengembangan Komisioning
metode 1.2. Hasil kajian Komisioning diinteprestasikan dan
Komisioning disusun alternatif penanggulangan
Gardu Induk permasalahan.
1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian Komisioning yang
baru.
1.4. Alternatif pengembangan metode Komisioning
disiapkan.
1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar Komisioning
2. Menyiapkan data 2.1. Standar unjuk kerja disiapkan sesuai
dan peralatan kebijakan manajemen.
kerja analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
Gardu Induk mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3. Menggunakan 3.1 Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
data untuk Manajemen tentang unjuk kerja.

-424-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
memecahkan 3.2 Deviasi data lapangan dengan standar pada
masalah dan kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan penyebabnya.
metode 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan
Gardu Induk metode Komisioning yang paling optimum
untuk dijadikan solusi penanggulangan
masalah.
3.4 Metode Komisioning yang baru disampaikan
kepada manajemen
4. Memeriksa 4.1 Metode Komisioning yang baru dibandingkan
kesesuaian hasil dengan metode sebelumnya sejauh mana
efektifitas dari metode baru ini.
4.2 Penyempurnaan metode baru yang belum
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar

-425-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1. Norma
(tidak ada)
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) Komisioning yang
ditetapkan perusahaan.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)
4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi
4.2.3. Form analisis Komisioning

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Metode Operasional Research (OR)
3.12 Statistik
3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4 Komisioning transmisi
3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer
3.2.2 Menyusun kuisioner
3.2.3 Menyusun tahapan Komisioning

-426-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.89. Mensupervisi Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga


Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.089.1


Judul Unit : Mensupervisi Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan supervisi 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen timeline/milestone
pelaksanaan pekerjaan dipahami.
1.4. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP.
2. Melaksanakan supervisi 2.1. Dokumen terkait permohonan
pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik dari para pemilik
instalasi dikumpulkan.
2.2. Daftar personil koordinator dan
petugas perencana dibuat.
2.3. Pembagian tugas kerja personil
koordnator dan petugas perencana

-427-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


dibuat sesuai dengan jenis instalasi
dan kompetensi personil.
2.4. Pengecekan berkala terhadap
kesiapan operasi peralatan dan
perlengkapan kerja secara sampling
dilakukan.
2.5. Pengecekan terhadap kesesuaian
penggunaan form hasil Pemeriksaan
dan Pengujian terhadap jenis
instalasi terpasang oleh petugas
dilakukan.
2.6. Pengecekan terhadap kondisi dan
kesiapan petugas perencana sebelum
bertugas dilakukan.
2.7. Persetujuan pelaksanaan tugas oleh
petugas perencana sesuai dengan
kondisi petugas perencana dan
Prosedur/SOP dilakukan.
2.8. Pengecekan terhadap hasil
Pemeriksaan dan Pengujian dengan
dokumen desain dilakukan.
2.9. Pengecekan terhadap pemenuhan
kelengkapan pengisian form hasil
Pemeriksaan dan Pengujian
Transmisi Tenaga Listrik sesuai
dengan Prosedur/SOP dilakukan.
2.10. Pengecekan terhadap pemenuhan
timelines/milestone pelaksanaan
pekerjaan dilakukan.

3. Menyampaikan 3.1. Daftar rekomendasi perbaikan


rekomendasi perbaikan pelaksanaan sesuai dengan
dan menerima feedback Prosedur/SOP disusun.
3.2. Hasil pengecekan terhadap
pelaksanaan disampaikan kepada
petugas.
3.3. Feedback dari petugas koordinator
dan perencana terkait rekomendasi
perbaikan dianalisis.
4. Mengatasi 4.4. Daftar resiko permasalahan teknis
permasalahan teknis dan analisis penyelesaiannya sesuai
terkait pelaksanaan dengan Prosedur/SOP dibuat.
Pemeriksaan dan
4.5. Penyelesaian permasalahan teknis
Pengujian
sesuai dengan daftar yang telah

-428-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


dibuat dilaksanakan.
4.6. Daftar permasalahan yang belum
dapat terselesaikan dengan daftar
resiko permasalah sebagaimana pada
poin 4.1 dibuat.
5. Membuat laporan 5.1. Analisis pelaksanaan supervisi
supervisi dibuat.
5.2. Laporan supervisi pelaksanaan berisi
pelaksanaan rekomendasi perbaikan
pemasangan, daftar penyelesaian
permasalahan dan daftar
permasalahan yang belum
terselesaikan, serta analisis
pelaksanaan supervisi dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pemeriksaan dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik.
1.3. Pengecekan terhadap kondisi adalah pengecekan kondisi umum
secara visual maupun lisan terhadap kondisi kesehatan baik secara
jasmani maupun mental.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku.

-429-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2.
pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
harus dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui
adanya perbedaan di antara beberapa standar yang harus
dirujuk, maka optimasi pembangunan dan pemasangan
harus diutamakan
3.1.3. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi
3.1.4. Kode Etik Pegawai
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik.
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil Pemeriksaan dan Pengujian
4.2.2. Dokumen standar Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik yang berlaku
4.2.3. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.4. Tempat uji kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan
ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi
kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Penilaian secara umum dilakukan dengan cara uji tertulis, uji lisan
dan uji praktek/observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami material dan prosedur pemasangan peralatan
Transmisi Tenaga Listrik

-430-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3. Memahami manajemen resiko


3.1.4. Memahami SOP
3.1.5. Memahami standar permasangan Transmisi sesuai dengan
perinta kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu untuk mengatasi permasalahan teknis
3.2.2. Mampu untuk membagi penugasan sesuai dengan
kompetensi dalam pelaksanaan supervisi
3.2.3. Mampu membuat analisis terkait perbaikan dalam
pelaksanaan pekerjaan
3.2.4. Mampu membuat laporan pelaksanaan supervisi
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.90. Menetapkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi Tenaga


Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.24.1


Judul Unit: Menetapkan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
penetapan Hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

-431-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen program kerja
instansi/perusahaan dan
timeline/milestone pelaksanaan
pekerjaan dipahami.
1.4. Dokumen laporan form evaluasi
analisis hasil Pemeriksaan Dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik
dipahami.
1.5. Dokumen Laporan supervisi
pelaksanaan Pemeriksaan Dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik
dipahami.
1.6. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Melaksanakan evaluasi 2.1. Verifikasi dan validasi terhadap
dokumen kelengkapan dokumen proses
Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik sesuai dengan
Prosedur/SOP dilakukan.
2.2. Evaluasi kesesuaian standar yang
digunakan dalam proses Pemeriksaan
Dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.3. Evaluasi dokumen proses
Pemeriksaan Dan Pengujian
Transmisi Tenaga Listrik terhadap
kesesuaian dengan standar yang
digunakan.
2.4. Evaluasi terhadap dokumen
rekomendasi perbaikan pemasangan
dilakukan.
2.5. Kesimpulan hasil evaluasi dibuat
sesuai dengan Prosedur/SOP.

3. Menyelesaikan 3.5. Daftar potensi permasalahan dan


permasalahan analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses Pemeriksaan Dan Pengujian

-432-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


Transmisi Tenaga Listrik dibuat.
3.6. Evaluasi terhadap laporan supervisi
perlaksanaan Pemeriksaan Dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik
dilakukan.
3.7. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan dilakukan sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
3.8. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4. Menjaga mutu 4.1. Pengecekan secara berkala terhadap
Pemeriksaan Dan pemenuhan aspek administratif
Pengujian Transmisi maupun aspek teknis dalam proses
Tenaga Listrik
Pemeriksaan Dan Pengujian
Transmisi Tenaga Listrik dilakukan.
4.2. Pengecekan secara berkala terhadap
kebenaran hasil Pemeriksaan Dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik
dilakukan.
4.3. Pengecekan secara berkala
kesesuaian capaian kinerja terhadap
program kerja instansi/perusahaan
dilakukan.
4.4. Melakukan analisis dan evaluasi
terkait capaian kondisi capaian
kinerja terhadap program kerja
instansi/perusahaan dilakukan.
5. Menetapkan hasil 5.1. Dokumen Hasil Pemeriksaan Dan
penyelesaian Pengujian ditetapkan.
Pemeriksaan Dan 5.2. Surat keterangan terselesainya
Pengujian Transmisi
Pemeriksaan Dan Pengujian
Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik sesuai
standar dan dokumen desain
disampaikan kepada pemohon.
5.3. Evaluasi dan analisis terhadap
feedback dan review dari pemohon
Pemeriksaan Dan Pengujian .
5.4. Laporan evaluasi penyelesaian
Pemeriksaan Dan Pengujian
Transmisi Tenaga Listrik dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel

-433-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai


dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pemeriksaan Dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik.
1.3. Aspek administratif adalah pemenuhan proses Pemeriksaan Dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik secara administratif sesuai
dengan Prosedur/SOP perusahaan misalkan pemenuhan
pembubuhan tanda tangan pada setiap form dokumen demi mampu
telusurnya dokumen yang dibuat.
1.4. aspek teknis adalah pemenuhan persyaratan teknis proses
Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi Tenaga Listrik dengan
Prosedur/SOP perusahaan misalkan peralatan uji dan ukur yang
digunakan harusnya berfungsi dengan baik sehingga hasil
pengukuran dan pengujiannya valid.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi
Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi
(tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana dan
prosedur yang berlaku
3.1.2. pembangunan dan pemasangan Peralatan Transmisi
Tenaga Listrik harus dilakukan secara optimal sehingga pada
saat ditemui adanya perbedaan di antara beberapa standar
yang harus dirujuk, maka optimasi pembangunan dan
pemasangan harus diutamakan
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan

-434-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)


4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik
4.2.2. Form Analisis hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi
Tenaga Listrik
4.2.3. Form evaluasi analisis hasil Pemeriksaan Dan Pengujian
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.4. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.5. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan Pemeriksaan Dan
Pengujian Transmisi Tenaga Listrik
4.2.6. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para
pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan
tempat asesmen
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami material dan prosedur pemasangan Peralatan
Transmisi Tenaga Listrik terkait
3.1.3. Memahami SOP
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik

-435-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.6. Memahami ISO 9001:2008


3.1.7. Memahami standar Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi
sesuai dengan perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu mengevaluasi hasil analisis kesesuaian Pemeriksaan
Dan Pengujian Transmisi Tenaga Listrik dengan standar
Pemasangan yang berlaku
3.2.2. Mampu membuat kesimpulan dari laporan evaluasi analisis
hasil Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi Tenaga Listrik
3.2.3. Mampu menyelesaikan permasalahan terkait proses
Pemeriksaan Dan Pengujian Transmisi Tenaga Listrik
3.2.4. Mampu membuat dokumen Hasil Pemeriksaan Dan
Pengujian
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.91. Mengelola Pelaksanaan Pemeriksaan dan pengujian Transmisi


Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.123.00.025.1


Judul Unit : Mengelola Pelaksanaan Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
pengelolaan Pelaksanaan Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Dokumen Visi dan Misi
pelaksanaan perusahaan/instansi dipahami.
1.2. Dokumen terkait dengan
output/keluaran yang ditentukan
oleh perusahaan/instansi
1.3. Peraturan perundangan-undangan
terkait dengan proses Pemeriksaan

-436-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik dipahami.
1.4. Dokumen terkait operasional
Pemeriksaan dan pengujian Transmisi
Tenaga Listrik disiapkan.
1.5. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Merencanakan 2.1. Program kerja tahunan disusun
pengelolaan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan/instansi dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi.
2.2. Identifikasi jumlah sumber daya yang
dimiliki.
2.3. Identifikasi jumlah sumber daya yang
diperlukan.
2.4. Analisis kebutuhan pelaksanaan
program kerja dilakukan.
2.5. Timeline pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan program kerja
ditetapkan.
2.6. Rencana kerja dan anggaran
perusahaan ditetapkkan sesuai
dengan program kerja.
3. Melaksanakan 3.1. Program kerja perusahaan/instansi
pengelolaan diterjemahkan dalam bentuk
Perintah kerja.
3.2. Prosedur/SOP ditetapkan secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3.3. Prosedur/SOP dievaluasi secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3.4. Pembagian tugas kerja untuk
melaksanakan visi dan misi
perusahaan/instansi dilaksanakan
sesuai dengan kompetensi dari
petugas.
3.5. Secara berkala melakukan evaluasi

-437-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


terhadap laporan-laporan proses
Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi Tenaga Listrik.
3.6. Analisis sesuai dengan visi dan misi
perusahaan/instansi dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi untuk
pemberian keputusan terkait dengan
hubungan perusahaan/instansi
dengan pihak internal maupun
eksternal dilakukan.
3.7. Secara berkala analisis kesesuaian
Pemeriksaan dan pengujian program
kerja dengan capaian kinerja
dilakukan.
4. Menyelesaikan 4.1. Daftar potensi permasalahan dan
permasalahan analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi Tenaga Listrik dibuat.
4.2. Evaluasi terhadap laporan
permasalahan yang belum
terselesaikan.
4.3. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan dilakukan sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
4.4. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4.5. Pemeriksaan dan pengujian dengan
pihak-pihak eksternal terkait
penyelesaian permasalahan
dilakukan.
5. Menjaga mutu 5.1. Secara berkala dilakukan evaluasi
Pemeriksaan dan kesesuaian antara dokumen
pengujian Transmisi Pemeriksaan dan pengujian
Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik terhadap
surat keterangan terselesainya
Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi Tenaga Listrik.
5.2. Secara berkala dilakukan pengecekan
terhadap hasil feedback dan review
dari pemohon Pemeriksaan dan
pengujian instalasi terhadap hasil

-438-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi Tenaga Listrik.
6. Evaluasi capaian 6.1. Evaluasi kesesuaian pelaksanaan
program kerja pekerjaan terhadap timeline program
kerja dilakukan.
6.2. Evaluasi terhadap kesesuaian antara
pencapaian program kerja terhadap
Visi dan Misi perusahaa dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi dilakukan.
6.3. Dokumen evaluasi disusun untuk
sebagai bahan perbaikan kinerja.
7. Membuat laporan hasil 7.1. Laporan proses pengelolaan
pengelolaan Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi dibuat.
7.2. Laporan disampaikan sebagai
pertanggungjawaban untuk
menjalankan visi dan misi
perusahaan/instansi.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pemeriksaan dan
pengujian Transmisi Tenaga Listrik.
1.3. Standar adalah standar Pemeriksaan dan pengujian Transmisi
Tenaga Listrik yang berlaku.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya

3. Norma dan Standar


3.1. Norma

-439-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Pada pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga


Listrik, setiap perintah dilakukan secara resmi (tertulis atau
terekam), dengan menggunakan sarana dan prosedur yang
berlaku
3.1.2. pembangunan dan pemasangan Transmisi harus
dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui adanya
perbedaan di antara beberapa standar, baik yang sudah
baku maupun yang belum baku, maka optimasi
pembangunan dan pemasangan yang mungkin untuk
dilakukan harus diupayakan
3.1.3. Semua norma-norma umum yang tidak bertentangan dengan
Butir 3.1.1. dan 3.1.2. tetap berlaku
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pembangunan dan pemasangan
Pembangkit
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Dokumen Visi dan Misi perusahaan/instansi
4.2.2. Form hasil Pemeriksaan dan pengujian Transmisi Tenaga
Listrik
4.2.3. Form Analisis hasil Pemeriksaan dan pengujian Transmisi
Tenaga Listrik
4.2.4. Form evaluasi analisis hasil Pemeriksaan dan pengujian
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.5. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.6. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan Pemeriksaan dan
pengujian Transmisi Tenaga Listrik
4.2.7. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.8. Tempat uji kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.

-440-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,


dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama dengan para
pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan dan kontek
asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan peserta , dan
tempat asesmen
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait
dengan bidang ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan
yang terkait dengan bidang ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami SOP
3.1.3. Memahami regulasi terkait dengan Pemeriksaan dan
pengujian Transmisi Tenaga Listrik
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami manajemen pengelolaan perusahaan/instansi
3.1.6. Memahami ISO 9001
3.1.7. Memahami Standar Pemeriksaan dan pengujian Transmisi
sesuai dengan perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu menerjemahkan visi dan misi perusahaan/instansi
menjadi program kerja
3.2.2. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan
Pembangkit
3.2.3. Mampu melakukan memberikan tugas untuk menjalankan
perintah kerja kepada petugas sesuai dengan kompetensinya
3.2.4. Memahami ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mekanik,
elektrik dan kontrol instrumen yang diperlukan pada
Transmisi terkait
3.2.5. Mampu melakukan pengecekan untuk menjaga kualitas
mutu dari proses Pemeriksaan dan pengujian Transmisi
Tenaga Listrik
3.2.6. Mampu melakukan kontrol dan evaluasi kinerja sesuai
dengan program kerja
3.2.7. Mampu berkoordinasi baik internal maupun eksternal dalam
menyelesaikan permasalahan terkait proses Pemeriksaan
dan pengujian Transmisi Tenaga Listrik
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya

-441-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.
Teliti
4.3.
Jelas dan lugas dalam berkomunikasi, khususnya dalam
memberikan perintah
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

-442-
DJK.K 351.23
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Pemeriksaan dan Pengujian Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB IV

PENUTUP

Pedoman Penggunaan Standar Kompetensi Tenaga Teknik


Ketenagalistrikan Tenatang Asesor Kompetensi Bidang Transmisi ini
merupakan panduan penyusunan standar uji bagi Lembaga Sertifikasi
Kompetensi Asesor/Panitia Uji Kompetensi (PUK) Ketenagalistrikan dalam
penyelenggaraan proses sertifikasi bagi tenaga teknik bidang transmisi
subbidang pemeriksaan dan pengujian, dan bagi Lembaga Diklat/Pelatihan
merupakan panduan dalam penyusunan standar latih/kurikulum silabus.

Pemaketan kualifikasi Jabatan Okupasi bagi tenaga teknik yang bekerja di


transmisi tenaga listrik pada pekerjaan pada pedoman disesuaikan dengan
jenjang kualifikasi pada KKNI yang terdiri dari jenjang 1 hingga jenjang 9. Pada
pedoman ini mengatur untuk jenjang kualifikasi KKNI level 1 sampai dengan
level 6 yang terdiri dari: 91 (sembilan puluh satu) unit kompetensi, dikemas
pada 15 (enam) kualifikasi jabatan dengan total 19 (sembilan belas)
kemungkinan jabatan, sedangkan untuk kualifikasi KKNI level 7 sampai
dengan level 9 akan diatur pada pedoman yang lain

Pemaketan kualifikasi jabatan okupasi asesor kompetensi dan asesor


badan usaha pada pedoman ini menjadi panduan dalam penerbitan sertifikat
kompetensi berdasarkan okupasi jabatan sesuai dengan Peraturan Menteri
ESDM No 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Teknik Ketenagalistrikan.

-443-

Anda mungkin juga menyukai