Anda di halaman 1dari 377

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


KETENAGALISTRIKAN
NOMOR : 243/20/DJL.1/2019

TENTANG
PEDOMAN STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK
KETENAGALISTRIKAN DI BIDANG
TRANSMISI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK


KETENAGALISTRIKAN PADA PEKERJAAN KONSULTANSI
PENGAWASAN BIDANG TRANSMISI

DJK-K.D351.21B

Jakarta, 18 Maret 2019

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

KATA PENGANTAR
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan menyatakan bahwa setiap tenaga teknik dalam usaha
ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat Kompetensi, guna mewujudkan
kondisi instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan.

Penerbitan Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi


Kompetensi yang mendapatkan akreditasi atau penunjukan dari Menteri
ESDM dilaksanakan secara objektif melalui penilaian yang adil, sah dan andal,
dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan lain agar memberikan keyakinan dan
kepercayaan bagi pemangku kepentingan.

Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi, Lembaga Sertifikasi Kompetensi


harus berpedoman pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
(SKTTK) yang telah dikemas dalam okupasi jabatan sesuai jenjang kualifikasi
ketenagalistrikan. Rancangan SKTTK pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan
Transmisi Tenaga Listrik yang disusun dan dikemas dalam okupasi jabatan
oleh Tim Perumus Standar Kompetensi telah mendapatkan aklamasi pada
Forum Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 30 November 2017 di
Jakarta.

Sesuai Pasal 14 ayat (3) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan, menyatakan bahwa SKTTK hasil Forum Konsensus dapat
digunakan sebagai pedoman oleh pemangku kepentingan ketenagalistrikan
sampai dengan rancangan SKTTK ditetapkan dan diberlakukan oleh Menteri
ESDM. Oleh karena itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan perlu menetapkan
“Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada
Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga Listrik” sebagai acuan
dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi terhadap tenaga teknik
Ketenagalistrikan.

Jakarta, 23 Januari 2018Januari 2018


Direktur Jenderal Ketenagalistrikan

Andy Noorsaman Sommeng

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 2


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. 2


BAB I ................................................................................................. 7
PENDAHULUAN .............................................................................................. 7
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 7
1.2. Pengertian .................................................................................. 7
1.3. Penggunaan SKTTK .................................................................. 10
BAB II ............................................................................................... 11
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN ................ 11
2.1. Pemetaan SKTTK...................................................................... 11
2.2. Pengemasan Kualifikasi Jabatan .............................................. 19
2.3. Uraian Kualifikasi Jabatan ....................................................... 23
2.3.1. Pelaksana Muda Konsultansi Pengawasan Transmisi ............... 23
2.3.2. Pelaksana Madya Konsultansi Pengawasan Jaringan
Transmisi ................................................................................ 24
2.3.3. Pelaksana Madya Konsultansi Pengawasan Gardu Induk ......... 26
2.3.4. Pelaksana Utama Konsultansi Pengawasan Jaringan
Transmisi ................................................................................ 29
2.3.5. Pelaksana Utama Konsultansi Pengawasan Gardu Induk ......... 32
2.3.6. Analis Muda Konsultansi Pengawasan Jaringan Transmisi ....... 35
2.3.7. Analis Muda Konsultansi Pengawasan Gardu Induk................. 36
2.3.8. Analis Madya Konsultansi Pengawasan Jaringan ..................... 38
2.3.9. Analis Madya Konsultansi Pengawasan Gardu Induk ............... 40
2.3.10. Analis Utama Konsultansi Pengawasan Sistem Transmisi ........ 41
BAB III ............................................................................................... 44
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN ................ 44
2.1. Daftar Unit Kompetensi ............................................................ 44
2.2. Uraian Unit Kompetensi ........................................................... 49
2.3.1. Membantu Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga Listrik ...................................... 50
2.3.2. Mengkoordinir Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik ........................................................... 52
2.3.3. Mensupervisi Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik ........................................................... 56
2.3.4. Menetapkan Hasil Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik ...................................... 60
2.3.5. Mengelola Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik ...................................... 65
2.3.6. Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang SUTT ............................................................ 71
2.3.7. Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang SUTET.......................................................... 76
2.3.8. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Konduktor Dan Aksesoris SUTT ................................................ 81
2.3.9. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Konduktor Dan Aksesoris SUTET .............................................. 86
2.3.10. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Jalur SKTT ............................................................................... 91

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 3


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.11. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Jalur SKLT ............................................................................... 96
2.3.12. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi .................................... 101
2.3.13. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKTT .............. 106
2.3.14. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKLT ............. 111
2.3.15. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Proteksi Minyak Kabel SKTT ................................................... 117
2.3.16. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Proteksi Minyak Kabel SKLT .................................................. 122
2.3.17. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Pondasi Dan Tiang SUTT .................................... 127
2.3.18. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Pondasi Dan Tiang SUTET .................................. 132
2.3.19. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Konduktor Dan Aksesoris SUTT .......................... 138
2.3.20. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Konduktor Dan Aksesoris SUTET ....................... 144
2.3.21. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Jalur SKTT ......................................................... 150
2.3.22. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Jalur SKLT ......................................................... 155
2.3.23. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi ................ 160
2.3.24. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan
SKTT....................................................................................... 165
2.3.25. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan
SKLT ....................................................................................... 171
2.3.26. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Proteksi Minyak Kabel SKTT ............................... 176
2.3.27. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Proteksi Minyak Kabel SKLT ............................... 181
2.3.28. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan SUTT .................................................................. 186
2.3.29. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan SUTET ............................................................... 190
2.3.30. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan SKTT .................................................................. 194
2.3.31. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan SKLT .................................................................. 198
2.3.32. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT .................................................................. 202
2.3.33. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET ................................................................ 207
2.3.34. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT) ..... 211
2.3.35. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 4


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pemasangan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) ........ 216


2.3.36. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Jaringan
Transmisi ............................................................................... 220
2.3.37. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Peralatan Gardu Induk ........................................................... 224
2.3.38. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Kumparan, Inti Besi Dan Alat Bantunya Pada Transformator .. 229
2.3.39. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Media Insulasi Transformator ................................................. 234
2.3.40. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Proteksi Internal Transformator .............................................. 240
2.3.41. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Proteksi Bay Transformator..................................................... 245
2.3.42. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Peralatan Pemutus Tenaga ...................................................... 250
2.3.43. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Peralatan Pemisah (PMS). ....................................................... 255
2.3.44. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT) ...................................... 260
2.3.45. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Proteksi Switchgear................................................................. 265
2.3.46. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Common Facility Gardu Induk ................................................ 270
2.3.47. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
SCADA/TEL ............................................................................ 275
2.3.48. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Peralatan Gardu Induk ....................................... 280
2.3.49. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Media Insulasi Transformator ............................. 286
2.3.50. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Proteksi Internal Transformator .......................... 292
2.3.51. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Proteksi Bay Transformator ................................ 297
2.3.52. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Peralatan Pemutus Tenaga ................................. 302
2.3.53. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Peralatan Pemisah (PMS) .................................... 307
2.3.54. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT) ................. 312
2.3.55. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Proteksi Switchgear ............................................ 317
2.3.56. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Common Facility Gardu Induk ............................ 322
2.3.57. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan SCADA/TEL ....................................................... 327
2.3.58. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Gardu Induk ...................................................... 332
2.3.59. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan GITET ................................................................. 335
2.3.60. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 5


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Pemasangan GIS ..................................................................... 339


2.3.61. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Bay Transformator.............................................. 343
2.3.62. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Switchgear.......................................................... 347
2.3.63. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan
Pemasangan Common Facility ................................................ 351
2.3.64. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Gardu Induk ........................................................................... 355
2.3.65. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
GITET ..................................................................................... 360
2.3.66. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
GIS 364
2.3.67. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan
Common Facility ...................................................................... 368
2.3.68. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode
Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Gardu Induk .... 373
BAB IV ............................................................................................. 377
PENUTUP ............................................................................................. 377

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 6


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era global, pasar bebas tidak hanya berlaku untuk komoditi
produk barang dan jasa saja yang akan bebas keluar dan masuk kawasan
negara Indonesia, namun termasuk juga tenaga kerja. Kompetisi antar
tenaga kerja yang akan memasuki pasar kerja akan didasarkan pada
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing tenaga
kerja. Bukti formal kemampuan atau kompetensi seseorang yang sudah
diakui saat ini adalah sertifikasi kompetensi. Guna mendukung
pelaksanaan sertifikasi kompetensi diperlukan sistem standardisasi
kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan. Untuk mengantisipasi pasar
bebas serta untuk memperkuat daya saing tenaga kerja lokal yang akan
memasuki pasar kerja di bidang transmisi, maka perlu disusun program
sertifikasi kompetensi untuk profesi di subbidang pengawasan
pembangunan dan pemasangan bidang transmisi tenaga listrik. Langkah
awal untuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi adalah penyediaan
standar kompetensi yang relevan. Karena itu, standar kompetensi untuk
profesi pengawasan pembangunan dan pemasangan transmisi tenaga
listrik perlu disusun.

1.2. Pengertian

Istilah dan Definisi:

1. Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang


selanjutnya disebut Standardisasi Kompetensi adalah proses
perumusan, penetapan, pemberlakuan, kaji ulang, penerapan, dan
pengawasan standar kompetensi yang dilaksanakan secara tertib dan
bekerja sama dengan pemangku kepentingan.
2. Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang dilanjutnya
disebut SKTTK adalah aturan, pedoman, atau rumusan suatu
kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan
didukung sikap serta penerapannya ditempat kerja yang mengacu

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 7


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pada persyaratan unjuk kerja, yang dibakukan berdasarkan


konsensus pemangku kepentingan.
3. Perumusan SKTTK adalah rangkaian kegiatan dimulai dari
pengumpulan dan pengolahan data untuk menyusun konsep
rancangan SKTTK sampai dengan tercapainya konsensus dari
pemangku kepentingan.
4. Klasifikasi Kompetensi adalah penetapan penggolongan kemampuan
tenaga teknik ketenagalistrikan menurut bidang dan subbidang
kompetensi tertentu.
5. Kualifikasi Kompetensi adalah penetapan penjenjangan kemampuan
tenaga teknik ketenagalistrikan menurut tingkat atau level dalam
jenjang kualifikasi ketenagalistrikan.
6. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Tenaga
Teknik adalah perorangan yang berpendidikan di bidang teknik
dan/atau memiliki pengalaman kerja di bidang ketenagalistrikan.
7. Asesor Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Asesor adalah
Tenaga Teknik yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
asesmen sesuai dengan bidang yang diuji.
8. Kompetensi adalah kemampuan Tenaga Teknik atau Asesor untuk
mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja.
9. Sertifikasi Kompetensi adalah proses penilaian untuk mendapatkan
pengakuan formal terhadap Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi
Kompetensi Tenaga Teknik atau Asesor pada usaha ketenagalistrikan.
10. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan formal terhadap
Klasifikasi Kompetensi dan Kualifikasi Kompetensi Tenaga Teknik atau
Asesor di bidang ketenagalistrikan.
11. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya
disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
KKNI adalah kerangka penjenjangan Kualifikasi Kompetensi yang
dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 8


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan


struktur pekerjaan diberbagai sector.
13. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan adalah kerangka penjenjangan
Kualifikasi Kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,
dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan ketenagalistrikan
berdasarkan KKNI.
14. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pemberian pengakuan formal
yang menyatakan suatu lembaga sertifikasi telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi.
15. Lembaga Sertifikasi Kompetensi adalah badan usaha yang melakukan
usaha jasa penunjang tenaga listrik di bidang Sertifikasi Kompetensi
yang diberi hak untuk melakukan Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Teknik atau Asesor.
16. Forum Konsensus adalah pertemuan yang membicarakan kepentingan
bersama untuk mendapatkan kesepakatan atau permufakatan yang
dicapai melalui kebulatan suara.
17. Harmonisasi adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dalam
rangka kerja sama saling pengakuan SKTTK dengan standar
kompetensi lain baik di dalam maupun luar negeri guna mencapai
kesetaraan dan/atau pengakuan.
18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang ketenagalistrikan.
19. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan, pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan
lingkungan di bidang ketenagalistrikan.
20. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral.
21. Kementerian Ketenagakerjaan adalah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
22. Instansi Teknis adalah kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian pembina sektor atau lapangan usaha yang memiliki
otoritas teknis dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di
sektor atau lapangan usaha tertentu.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 9


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.3. Penggunaan SKTTK

SKTTK bagi Tenaga Teknik subbidang Pengawasan pembangunan


dan pemasangan bidang transmisi Tenaga Listrik ini digunakan oleh:

1. Lembaga Sertifikasi Kompetensi atau Panitia Uji Kompetensi


Ketenagalistrikan sebagai panduan penyusunan Standar Uji Sertifikasi
Kompetensi Bagi Tenaga Teknik bidang Transmisi.
2. Lembaga Pelatihan vokasi/keterampilan atau pelatihan sebagai
penyusunan kurikulum, silabus, dan modul bagi Tenaga Teknik
bidang Transmisi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 10


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB II
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

2.1. Pemetaan SKTTK

Pemetaan SKTTK pada pedoman ini dikhususkan untuk subbidang


pengawasan pembangunan dan pemasangan bidang Transmisi Tenaga
Listrik. Berikut ini adalah Pemetaan SKTTK untuk subbidang pengawasan
pembangunan dan pemasangan Bidang Transmisi Tenaga Listrik:

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Menyediakan Melaksana Melaksanakan Membantu Pelaksanaan


Listrik Yang kan Pengawasan Pengawasan pembangunan
Aman, Andal Pengawasa pembangunan dan pemasangan
dan Ramah n dan Transmisi Tenaga
Lingkungan pembangun pemasangan Melaksanakan pengawasan
an dan Transmisi pembangunan dan
pemasanga Tenaga Listrik pemasangan pondasi dan
n Instalasi tiang SUTT
Tenaga Melaksanakan pengawasan
Listrik pembangunan dan
pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTT
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan pondasi dan
tiang SUTET
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTET
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 11


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan minyak
insulasi dan tangki
ekspansi
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKTT
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan proteksi
minyak kabel SKLT
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan proteksi
minyak kabel SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi
dan tiang SUTT
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan
konduktor dan aksesoris

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 12


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

SUTT

Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi
dan tiang SUTET
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan
konduktor dan aksesoris
SUTET
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jalur
SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan minyak
insulasi dan tangki
ekspansi
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jalur
SKLT
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan
sambungan SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 13


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKTT
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKLT
Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan SUTT
Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan SKTT
Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan SUTET
Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan SKLT
Menetapkan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan SUTT
Menetapkan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan SKTT
Menetapkan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan SUTET
Menetapkan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan SKLT
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 14


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

pemasangan peralatan
gardu induk
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan proteksi
internal transformator
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan kumparan,
inti besi dan alat bantunya
pada transformator
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan media
insulasi transformator
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan proteksi bay
transformator
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan proteksi
switchgear
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan peralatan
pemutus daya
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan kompartemen
GIS
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan peralatan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 15


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

pemisah

Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan transformator
auxilliary
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan common
facility gardu induk
Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan
gardu induk
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi
internal transformator
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan
kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada
transformator
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan media
insulasi transformator
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 16


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

bay transformator

Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan
kompartemen GIS
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi
switchgear
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan
pemutus daya
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan
pemisah
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan
transformator auxilliary
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan common
facility gardu induk
Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan
SCADA/TEL
Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan Gardu
Induk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 17


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Melaksanakan analisis
Pengawasan pembangunan
dan pemasangan Bay
Transformator
Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan GIS

Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan GITET

Melaksanakan analisis
Pengawasan pembangunan
dan pemasangan
Switchgear
Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan
dan pemasangan common
facility
Menetapkan pelaksanaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan Gardu
Induk
Menetapkan pelaksanaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan common
facility
Menetapkan pelaksanaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan GIS

Menetapkan pelaksanaan
pengawasan pembangunan
dan pemasangan GITET

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 18


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Tujuan Fungsi
Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama Kunci

Mengelola dan
Mengembangkan Metode
Pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jaringan
Transmisi
Mengelola dan
Mengembangkan Metode
Pengawasan pembangunan
dan pemasangan Gardu
Induk

2.2. Pengemasan Kualifikasi Jabatan

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017


tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan,
pengemasan okupasi jabatan pada subbidang pengawasan pembangunan
dan pemasangan bidang transmisi ketenagalistrikan ketenagalistrikan
dikualifikasikan menjadi 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, yaitu:
1. Pelaksana Muda,
2. Pelaksana Madya,
3. Pelaksana Utama,
4. Teknisi/analis Muda
5. Teknisi/analis Madya
6. Teknisi/analis Utama
7. Ahli Muda
8. Ahli Madya
9. Ahli Utama

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

Transmisi Pengawasa 1 Jenjang 1 D.35.121.01 Pelaksana Muda


n .KUALIFIKA Pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 19


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

pembangun SI.1.TRATEL pembangunan dan


an dan pemasangan
pemasanga Transmisi Tenaga
n Listrik

2 Jenjang 2 D.35.121.01 Pelaksana Madya


.KUALIFIKA Pengawasan
SI.2.TRAJAR pembangunan dan
pemasangan SUTT
dan/atau SUTET /
Pelaksana Madya
Pengawasan
pembangunan dan
pemasangan SKTT
dan/atau SKLT.

D.35.121.01 Pelaksana Madya


.KUALIFIKA Pengawasan
SI.2.TRAGID pembangunan dan
pemasangan GI
dan/atau GITET,
Pelaksana madya
Pengawasan
pembangunan dan
pemasangan Bay
Transformator,
Pelaksana Madya
Pengawasan
pembangunan dan
pemasangan
Switchgear/
Pelaksana madya
Pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 20


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

pembangunan dan
pemasangan
Common Facility

3 Jenjang 3 D.35.121.01 Konsultan


.KUALIFIKA Pengawas
SI.1.TRAJAR pembangunan dan
pemasangan SUTT
dan/atau SUTET,
Pelaksana madya
Pengawasan
pembangunan dan
pemasangan SKTT
dan/atau SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 21


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

D.35.121.01 Konsultan
.KUALIFIKA Pengawas
SI.1.TRAGID pembangunan dan
pemasangan GI
dan/atau GITET /
Konsultan
Pengawas
pembangunan dan
pemasangan Bay
Transformator /
Konsultan
Pengawas
pembangunan dan
pemasangan
Switchgear /
Konsultan
Pengawas
pembangunan dan
pemasangan
Common Facility

4 Jenjang 4 D.35.121.01 Supervisor


.KUALIFIKA Pengawasan
SI.2.TRAJAR pembangunan dan
pemasangan
Jaringan

D.35.121.01 Supervisor
.KUALIFIKA Pengawasan
SI.2.TRAGID pembangunan dan
pemasangan GI dan
GITET

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 22


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Bidang Subbidang No Standar Kompetensi

Kualifikasi Kode Kemungkinan


KKNI Kualifikasi Jabatan
Jabatan

5 Jenjang 5 D.35.121.01 Asman Pengawasan


.KUALIFIKA pembangunan dan
SI.1.TRATEL pemasangan
Jaringan, Asman
Pengawasan
pembangunan dan
pemasangan Gardu
Induk

6 Jenjang 6 D.35.121.01 Manajer


.KUALIFIKA Pengawasan,
SI.2.TRATEL Project Manajer

2.3. Uraian Kualifikasi Jabatan

Uraian kualifikasi jabatan berisi tentang deskripsi, sikap kerja, peran kerja,
kemungkinan jabatan serta daftar unit kompetensi pada kemungkinan jabatan
dalam jenjang kualifikasi jabatan tersebut.

2.3.1. Pelaksana Muda Konsultansi Pengawasan Transmisi

D.35.121.01.KUALIFIKASI.1.TRATEL

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 1 KKNI yang berkaitan


dengan membantu tugas pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan transmisi tenaga listrik

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 23


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

c. Peran Kerja
- Mempersiapkan peralatan untuk proses pengawasan
pembangunan dan pemasangan transmisi tenaga listrik sesuai
dengan SOP.
- Membantu pada pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan transmisi tenaga listrik sesuai dengan SOP

d. Kemungkinan Jabatan
Tenaga Bantu Pengawasan pembangunan dan pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik

e. Daftar Unit Kompetensi

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.069.1 Membantu Pelaksanaan


Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik

2.3.2. Pelaksana Madya Konsultansi Pengawasan Jaringan Transmisi

D.35.121.01.KUALIFIKASI.2.TRAJAR

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan


dengan tugas pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pada SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan
terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 24


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

- Menyampaikan laporan hasil pengawasan pembangunan dan


pemasangan.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT dan/atau SUTET
2. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan
SKTT dan/atau SKLT

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan


SUTT dan/atau SUTET
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.074.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang SUTT
2. D.35.121.02.076.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTT
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.075.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang SUTET
2. D.35.121.02.077.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTET

2. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan


SKTT dan/atau SKLT
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 5 (lima) unit
kompetensi yang terdiri dari 3 (tiga) unit kompetensi inti yaitu:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 25


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.078.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
Jalur SKTT
2. D.35.121.02.080.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
minyak insulasi dan tangki
ekspansi
3. D.35.121.02.081.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT

Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi


berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.079.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
Jalur SKLT
2. D.35.121.02.082.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
cross bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
3. D.35.121.02.083.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
proteksi minyak kabel SKLT
4. D.35.121.02.084.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
proteksi minyak kabel SKTT

2.3.3. Pelaksana Madya Konsultansi Pengawasan Gardu Induk

D.35.121.01.KUALIFIKASI.2.TRAGID

a. Deskripsi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 26


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 2 KKNI yang berkaitan


dengan tugas pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pada Bay Transformator, Switchgear, dan Common
Facility.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan
terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan Common Facility.
- Menyampaikan laporan hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan GI
dan/atau GITET
2. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan
Switchgear
3. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan
Common Facility

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan GI


dan/atau GITET
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.105.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
peralatan gardu induk
2. D.35.121.03.108.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
proteksi internal transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 27


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Dan 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi


berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.125.03.106.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator
2. D.35.121.03.107.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
media insulasi transformator
3. D.35.121.03.109.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
proteksi bay transformator

2. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan


Switchgear
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 2 (dua) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.113.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
proteksi switchgear
2. D.35.121.03.110.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
peralatan pemutus daya
Dan 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit kompetensi
berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.111.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
peralatan pemisah
2. D.35.121.03.112.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
transformator auxilliary

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 28


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Pelaksana madya Pengawasan pembangunan dan pemasangan


Common Facility

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.114.1 Melaksanakan pengawasan


pembangunan dan pemasangan
common facility gardu induk
2. D.35.121.03.115.1 Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
SCADA/TEL

2.3.4. Pelaksana Utama Konsultansi Pengawasan Jaringan Transmisi

D.35.121.01.KUALIFIKASI.3.TRAJAR

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan


dengan tugas koordinasi terhadap pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pada SUTT dan/atau SUTET, SKTT
dan/atau SKLT.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan terhadap SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau
SKLT.
- Menyampaikan laporan hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan SUTT
dan/atau SUTET
2. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan SKTT
dan/atau SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 29


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan SUTT


dan/atau SUTET
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.070.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.085.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang
SUTT
2. D.35.121.02.087.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTT
3. D.35.121.02.086.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang
SUTET
4. D.35.121.02.088.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTET

2. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan SKTT


dan/atau SKLT
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 30


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.070.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.089.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT
2. D.35.121.02.091.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan minyak insulasi
dan tangki ekspansi
3. D.35.121.02.092.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan
SKTT
4. D.35.121.02.090.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT
5. D.35.121.02.093.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan
SKLT
6. D.35.121.02.094.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak
kabel SKTT
7. D.35.121.02.095.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 31


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

kabel SKLT

2.3.5. Pelaksana Utama Konsultansi Pengawasan Gardu Induk

D.35.121.01.KUALIFIKASI.3.TRAGID

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 3 KKNI yang berkaitan


dengan tugas koordinasi terhadap pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pada Bay Transformator, Switchgear,
dan Common Facility.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas sesuai Perintah Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Menggunakan Alat Pelindung Diri

c. Peran Kerja
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan terhadap Bay Transformator, Switchgear, dan
Common Facility.
- Menyampaikan laporan hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan GI dan/atau
GITET
2. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan Switchgear
3. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan Common
Facility
e. Daftar Unit Kompetensi

1. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan GI dan/atau


GITET
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 32


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. D.35.121.00.070.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik

Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.116.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu
induk
2. D.35.121.03.118.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal
transformator
3. D.35.121.03.117.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi
transformator
4. D.35.121.03.119.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay
transformator

2. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan Switchgear


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.070.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 33


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.123.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi switchgear
2. D.35.121.03.120.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus
daya
3. D.35.121.03.121.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah
4. D.35.121.03.122.1 Mengkoordinir pekerjaan
pengawasan pembangunan dan
pemasangan transformator
auxilliary

3. Konsultan Pengawas pembangunan dan pemasangan Common


Facility
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.070.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.124.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility
gardu induk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 34


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. D.35.121.03.125.1 Mengkoordinir pekerjaan


pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL

2.3.6. Analis Muda Konsultansi Pengawasan Jaringan Transmisi

D.35.121.01.KUALIFIKASI.4.TRAJAR

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan


dengan tugas analisis pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pada SUTT dan/atau SUTET, SKTT dan/atau SKLT.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan terhadap SUTT dan/atau SUTET,
SKTT dan/atau SKLT.
- Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan
dalam rangka pelaksanaan tugas.
- Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
- Mengendalikan pelayanan gangguan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Supervisor Pengawasan pembangunan dan pemasangan Jaringan

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Supervisor Pengawasan pembangunan dan pemasangan Jaringan


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 35


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.071.1 Mensupervisi Pengawasan


pembangunan dan pemasangan
transmisi tenaga listrik
Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.096.1 Melaksanakan analisis


pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT
2. D.35.121.02.098.1 Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT
3. D.35.121.02.097.1 Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET
4. D.35.121.02.099.1 Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT

2.3.7. Analis Muda Konsultansi Pengawasan Gardu Induk

D.35.121.01.KUALIFIKASI.4.TRAGID

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 4 KKNI yang berkaitan


dengan tugas analisis pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pada Bay Transformator, Switchgear, dan Common
Facility.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Perintah Kerja Atasan Langsung
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 36


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan terhadap Bay Transformator,
Switchgear, dan Common Facility.
- Melakukan koordinasi dan pembagian tugas kepada bawahan
dalam rangka pelaksanaan tugas.
- Menganalisis pelaksanaan pekerjaan (Job Safety Analysis),
Standing Operation Procedure, dan Instruksi Kerja
- Mengendalikan pelayanan gangguan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Supervisor Pengawasan pembangunan dan pemasangan Gardu
Induk

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Supervisor Pengawasan pembangunan dan pemasangan Gardu


Induk
Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 4 (empat)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.071.1 Mensupervisi Pengawasan


pembangunan dan pemasangan
transmisi tenaga listrik

Dan minimal 3 (tiga) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.126.1 Melaksanakan analisis


pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI
2. D.35.121.03.129.1 Melaksanakan analisis
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Bay Transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 37


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. D.35.121.03.128.1 Melaksanakan analisis


pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS
4. D.35.121.03.127.1 Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET
5. D.35.121.03.130.1 Melaksanakan analisis
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Switchgear
6. D.35.121.02.131.1 Melaksanakan analisis
pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility

2.3.8. Analis Madya Konsultansi Pengawasan Jaringan Transmisi

D.35.121.01.KUALIFIKASI.5.TRAJAR

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan


dengan tugas menetapkan hasil pekerjaan pengawasan pembangunan
dan pemasangan pada Jaringan transmisi.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi laporan Supervisor Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jaringan Transmisi
- Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan
pekerjaan Supervisor Pengawasan pembangunan dan pemasangan
Transmisi
- Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 38


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

- Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pengawasan


pembangunan dan pemasangan
- Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pengawasan
pembangunan dan pemasangan telah sesuai dengan yang
dipersyaratkan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Asman Pengawasan pembangunan dan pemasangan Jaringan

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Asman Pengawasan pembangunan dan pemasangan Jaringan


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga)
unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.072.1 Menetapkan Hasil Pengawasan


Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik

Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit


kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.02.100.1 Menetapkan Pelaksanaan


Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT
2. D.35.121.02.102.1 Menetapkan Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT
3. D.35.121.02.101.1 Menetapkan Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET
4. D.35.121.02.103.1 Menetapkan Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 39


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.9. Analis Madya Konsultansi Pengawasan Gardu Induk

D.35.121.01.KUALIFIKASI.5.TRAGID

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 5 KKNI yang berkaitan


dengan tugas menetapkan pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pada Gardu Induk.

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan Batasan Kewenangan yang
Diberikan
- Melaksanakan Tugas Berdasarkan SOP
- Berintegritas
- Bertanggung jawab

c. Peran Kerja
- Mengevaluasi laporan Supervisor Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Gardu Induk
- Membuat keputusan tindak lanjut terhadap hasil laporan
pekerjaan Supervisor Pengawasan pembangunan dan pemasangan
Transmisi
- Meyusun program pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas pengawasan
pembangunan dan pemasangan
- Memastikan bahwa pelaksanaan operasional pengawasan
pembangunan dan pemasangan telah sesuai dengan yang
dipersyaratkan
- Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.

d. Kemungkinan Jabatan
1. Asman Pengawasan pembangunan dan pemasangan Gardu Induk

e. Daftar Unit Kompetensi

1. Asman Pengawasan pembangunan dan pemasangan Gardu Induk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 40


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 3 (tiga)


unit kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti
yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.072.1 Menetapkan Pelaksanaan


Pengawasan pembangunan dan
pemasangan transmisi tenaga
listrik
Dan minimal 2 (dua) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.03.132.1 Menetapkan Pelaksanaan


Pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI
2. D.35.121.03.135.1 Menetapkan Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility
3. D.35.121.03.134.1 Menetapkan Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS
4. D.35.121.03.133.1 Menetapkan Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET

2.3.10. Analis Utama Konsultansi Pengawasan Sistem Transmisi

D.35.121.01.KUALIFIKASI.6.TRATEL

a. Deskripsi

Kualifikasi jabatan dengan level kualifikasi 6 KKNI yang berkaitan


dengan tugas pengelolaan dan pengembangan metode pengawasan
pembangunan dan pemasangan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Sistem Transmisi Tenaga Listrik

b. Sikap Kerja
- Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 41


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

- Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati


- Pelaksanaan kerja sesuai sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA)
yang telah disepakati
- Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati

c. Peran Kerja
- Mendiskusikan sasaran kinerja perusahaan
- Membuat strategi pencapaian sasaran kinerja perusahaan
- Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan
bertanggungjawab atas laporan keuangan dan laporan operasional
lainnya.
- Membagi tugas sesuai target kinerja perusahaan
- Mengkoordinir dan mengevaluasi pencapaian kinerja
- Memperbaiki penyimpangan target pencapaian kinerja dan
meningkatkan kinerja perusahaan
- Melaksanakan komunikasi dengan pihak terkait
- Mendiskusikan dengan atasan langsung terkait kinerja
perusahaan
- Membuat laporan kinerja perusahaan.

d. Kemungkinan Jabatan
Manajer Pengawasan, Project Manajer

e. Daftar Unit Kompetensi

Manajer Pengawasan, Project Manajer


Untuk memperoleh jabatan ini wajib memiliki minimal 2 (dua) unit
kompetensi yang terdiri dari 1 (satu) unit kompetensi inti yaitu:

No. Kode Unit Nama Unit

1. D.35.121.00.073.1 Mengelola Pelaksanaan


Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik
Dan minimal 1 (satu) unit kompetensi pilihan dari unit-unit
kompetensi berikut:

No. Kode Unit Nama Unit

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 42


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. D.35.121.02.104.1 Mengelola dan Mengembangkan


Metode Pengawasan
pembangunan dan pemasangan
Jaringan
2. D.35.121.03.136.1 Mengelola dan Mengembangkan
Metode Pengawasan
pembangunan dan pemasangan
Gardu Induk

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 43


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB III
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

2.1. Daftar Unit Kompetensi

Unit - unit kompetensi disusun berdasarkan fungsi dasar yang diperoleh


dari pemetaan SKTTK, yaitu sebagai berikut
Nomor Kode Unit
Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

1. D.35.121.00.069.1 Membantu Pelaksanaan Pengawasan


pembangunan dan pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik

2. D.35.121.00.070.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan


pembangunan dan pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik
3. D.35.121.00.071.1 Mensupervisi Pengawasan pembangunan
dan pemasangan transmisi tenaga listrik
4. D.35.121.00.072.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan pemasangan transmisi
tenaga listrik
5. D.35.121.00.073.1 Mengelola Pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik
6. D.35.121.02.074.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT
7. D.35.121.02.076.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTT
8. D.35.121.02.075.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET
9. D.35.121.02.077.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTET

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 44


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

10. D.35.121.02.078.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan


dan pemasangan Jalur SKTT
11. D.35.121.02.080.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi
12. D.35.121.02.081.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross bounding, sealing
end dan sambungan SKTT
13. D.35.121.02.079.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jalur SKLT
14. D.35.121.02.082.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross bounding, sealing
end dan sambungan SKLT
15. D.35.121.02.083.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi minyak kabel
SKLT
16. D.35.121.02.084.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT
17. D.35.121.03.105.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan gardu induk
18. D.35.121.03.108.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi internal
transformator
19. D.35.125.03.106.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator
20. D.35.121.03.107.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan media insulasi
transformator
21. D.35.121.03.109.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi bay transformator
22. D.35.121.03.113.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 45


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

dan pemasangan proteksi switchgear


23. D.35.121.03.110.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pemutus daya
24. D.35.121.03.111.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pemisah
25. D.35.121.03.112.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan transformator auxilliary
26. D.35.121.03.114.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan common facility gardu
induk
27. D.35.121.03.115.1 Melaksanakan pengawasan pembangunan
dan pemasangan SCADA/TEL
28. D.35.121.02.085.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTT
29. D.35.121.02.087.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTT
30. D.35.121.02.086.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTET
31. D.35.121.02.088.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTET
32. D.35.121.02.089.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT
33. D.35.121.02.091.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak
insulasi dan tangki ekspansi
34. D.35.121.02.092.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
35. D.35.121.02.090.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 46


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT


36. D.35.121.02.093.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
37. D.35.121.02.094.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKTT
38. D.35.121.02.095.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKLT
39. D.35.121.03.116.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
gardu induk
40. D.35.121.03.118.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
internal transformator
41. D.35.121.03.117.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan media
insulasi transformator
42. D.35.121.03.119.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay
transformator
43. D.35.121.03.123.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
switchgear
44. D.35.121.03.120.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
pemutus daya
45. D.35.121.03.121.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
pemisah
46. D.35.121.03.122.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 47


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

transformator auxilliary
47. D.35.121.03.124.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan common
facility gardu induk
48. D.35.121.03.125.1 Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SCADA/TEL
49. D.35.121.02.096.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT
50. D.35.121.02.098.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKTT
51. D.35.121.02.097.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTET
52. D.35.121.02.099.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKLT
53. D.35.121.03.126.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI
54. D.35.121.03.129.1 Melaksanakan analisis Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Bay
Transformator
55. D.35.121.03.128.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS
56. D.35.121.03.127.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET
57. D.35.121.03.130.1 Melaksanakan analisis Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Switchgear
58. D.35.121.02.131.1 Melaksanakan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan common
facility
59. D.35.121.02.100.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT
60. D.35.121.02.102.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 48


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Nomor Kode Unit


Judul Unit Kompetensi
Urut Kompetensi

SKTT
61. D.35.121.02.101.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTET
62. D.35.121.02.103.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
SKLT
63. D.35.121.03.132.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
GI
64. D.35.121.03.135.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility
65. D.35.121.03.134.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
GIS
66. D.35.121.03.133.1 Melaksanakan Penetapan Hasil Pekerjaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET
67. D.35.121.02.104.1 Mengelola dan Mengembangkan Metode
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jaringan
68. D.35.121.03.136.1 Mengelola dan Mengembangkan Metode
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
Gardu Induk

2.2. Uraian Unit Kompetensi

Uraian unit kompetensi merupakan penjelasan terhadap unit-unit


kompetensi yang ada pada daftar unit kompetensi yang mencakup Kode
Unit, Judul Unit, Deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja,
batasan variabel serta panduan penilaian.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 49


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.1. Membantu Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan pemasangan


Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.121.00.069.1


Judul Unit : Membantu Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur yang diperlukan untuk menyiapkan Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
dengan sesuai instruction manual dan Standing Operation
Procedure (SOP) yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menerima 1.1. Perintah kerja Pengawasan pembangunan dan
Penugasan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik diterima
dan dipahami
1.2. Standing Operation Procedure (SOP) terkait
penugasan dipelajari
1.3. Daftar peralatan pengawasan pembangunan
dan pemasangan diterima
2. Menyiapkan 2.1. SOP pelaksanaan pekerjaan disiapkan
peralatan 2.2. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
Pengawasan (K2) dan alat bantu disiapkan sesuai daftar
pembangunan dan peralatan pembangunan dan pemasangan
pemasangan 2.3. Status kesiapan peralatan pada daftar
peralatan pembangunan dan pemasangan diisi
dan disampaikan kepada pelaksana
pembangunan dan pemasangan
3. Membantu 3.1 Alat kerja, material kerja dan Alat Pelindung
Pelaksanaan Diri (APD) disiapkan/dikenakan
Pengawasan 3.2 Instruksi dari pelaksana Pengawasan
pembangunan dan pembangunan dan pemasangan dilaksanakan
pemasangan

BATASAN VARIABEL

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 50


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur
yang dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku

2. Peraturan yang diperlukan


2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Sebelum bekerja, melaksanakan briffing atas pekerjaan
dipimpin oleh ketua tim
3.1.2. Taat azas pelaksanaan pekerjaan sesuai SOP; Work
Instruction; Job Safety Analysist
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pelaksanaan pembangunan
dan pemasangan

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Alat komunikasi
4.1.2. Alat pelindung diri
4.1.3. Alat ukur
4.1.4. Toolkit
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.2.2. Alat bantu kerja (Tangga, Tali panjat, takel dll sesuai
kebutuhan/lokasi)

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 51


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
(tidak ada)
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Memahami SOP
3.1.2 Mengenal Alat Ukur
3.1.3 Mengenal alat kerja bantu
3.1.4 Mengenal APD
3.1.5 Mengenal bahan/material listrik ( Konduktor dan isolator)
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mampu melakukan perhitungan sederhana
3.2.2 Mampu menggunakan alat ukur
3.2.3 Memilih bahan

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Menggunakan APD
4.2. Bekerja sesuai SOP
4.3. Bekerja berdasarkan perintah kerja

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.2. Mengkoordinir Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan


Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.121.00.070.1


Judul Unit : Mengkoordinir Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 52


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan tugas


koordinasi Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Daftar nama pekerja pengawas
disiapkan.
1.4. Dokumen permohonan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan dari
pemohon dipahami.
1.5. Milestone pelaksanaan pekerjaan
dipahami.
1.6. Bahan reverensi terkait dengan
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
sesuai dengan permintaan spesifikasi
instalasi disiapkan.
1.7. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Pelaksanaan koordinasi 2.1. Pembagian tugas petugas pengawas
dilakukan sesuai dengan kompetensi.
2.2. Pemantauan pemenuhan keselamatan
ketenagalistrikan saat pelaksanaan
kerja dilakukan.
2.3. Pemantauan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan milestone dilakukan.
2.4. Verifikasi terhadap kelengkapan
administratif maupun kelengkapan
teknis dari hasil Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
dilakukan.
3. Mengatasi 3.1. Identifikasi permasalahan yang
permasalahan timbul dilakukan.
3.2. Pelaporan terhadap permasalahan
yang timbul dilakukan.
3.3. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan sesuai dengan
perintah kerja dilakukan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 53


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


4 Membuat laporan 4.1. Hasil pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
dikumpulkan sesuai dengan perintah
kerja..
4.2. Laporan pelaksanaan tugas
koordinasi dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pengawasan pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara
resmi (tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana
dan prosedur yang berlaku.
3.1.2. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi
3.1.3. Kode Etik Pegawai
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP)
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan yang diperlukan sesuai dengan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang akan dikerjakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 54


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.2. Alat tulis kantor (ATK)


4.1.3. Alat komunikasi
4.2. Perlengkapan material :
4.2.1. dokumen milestone pelaksanaan pekerjaan
4.2.2. Rambu rambu K2 di daerah kerja
4.2.3. form hasil Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan
ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi
kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan
/wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami SOP
3.1.2. Memahami standar pemasangan Transmisi sesuai dengan
perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Menerapkan Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.2.2. Menerapkan Prosedur pengawasan Pemasangan (SOP)
Pembangkitan Tenaga Listrik
3.2.3. Mampu membuat laporan pelaksanaan tugas koordinasi

4. Sikap Kerja Yang Diperlukan


4.1. Disiplin dalam mematuhi perintah kerja
4.2. Teliti
4.3. disiplin
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Melaksanakan pekerjaan sesuai aturan Keselamatan
Ketenagalistrikkan (K2)
5. Aspek Penting
5.1. Memahami proses pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk kerja
5.2. Mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kriteria unjuk
kerja yang dipersyaratkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 55


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.3. Mensupervisi Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan


Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.121.00.071.1


Judul Unit : Mensupervisi Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan supervisi 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen timeline/milestone
pelaksanaan pekerjaan dipahami.
1.4. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP.
2. Melaksanakan supervisi 2.1. Dokumen terkait permohonan
pelaksanaan Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
dari para pemilik instalasi
dikumpulkan.
2.2. Daftar personil koordinator dan
petugas pengawas dibuat.
2.3. Pembagian tugas kerja personil
koordnator dan petugas pengawas
dibuat sesuai dengan jenis instalasi
dan kompetensi personil.
2.4. Pengecekan berkala terhadap
kesiapan operasi peralatan dan
perlengkapan kerja secara sampling
dilakukan.
2.5. Pengecekan terhadap kesesuaian
penggunaan form hasil Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
terhadap jenis instalasi terpasang
oleh petugas dilakukan.
2.6. Pengecekan terhadap kondisi dan
kesiapan petugas pengawas sebelum
bertugas dilakukan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 56


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


2.7. Persetujuan pelaksanaan tugas oleh
petugas pengawas sesuai dengan
kondisi petugas pengawas dan
Prosedur/SOP dilakukan.
2.8. Pengecekan terhadap hasil
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan dengan dokumen desain
dilakukan.
2.9. Pengecekan terhadap pemenuhan
kelengkapan pengisian form hasil
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
sesuai dengan Prosedur/SOP
dilakukan.
2.10. Pengecekan terhadap pemenuhan
timelines/milestone pelaksanaan
pekerjaan dilakukan.

3. Menyampaikan 3.1. Daftar rekomendasi perbaikan


rekomendasi perbaikan pelaksanaan sesuai dengan
dan menerima feedback Prosedur/SOP disusun.
3.2. Hasil pengecekan terhadap
pelaksanaan disampaikan kepada
petugas.
3.3. Feedback dari petugas koordinator
dan pengawas terkait rekomendasi
perbaikan dianalisis.
4. Mengatasi 4.1. Daftar resiko permasalahan teknis
permasalahan teknis dan analisis penyelesaiannya sesuai
terkait pelaksanaan dengan Prosedur/SOP dibuat.
Pengawasan
4.2. Penyelesaian permasalahan teknis
Pembangunan dan
Pemasangan sesuai dengan daftar yang telah
dibuat dilaksanakan.
4.3. Daftar permasalahan yang belum
dapat terselesaikan dengan daftar
resiko permasalah sebagaimana pada
poin 4.1 dibuat.
5. Membuat laporan 5.1. Analisis pelaksanaan supervisi
supervisi dibuat.
5.2. Laporan supervisi pelaksanaan berisi
pelaksanaan rekomendasi perbaikan
pemasangan, daftar penyelesaian
permasalahan dan daftar
permasalahan yang belum

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 57


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


terselesaikan, serta analisis
pelaksanaan supervisi dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik.
1.3. Pengecekan terhadap kondisi adalah pengecekan kondisi umum
secara visual maupun lisan terhadap kondisi kesehatan baik secara
jasmani maupun mental.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pengawasan pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara
resmi (tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana
dan prosedur yang berlaku.
3.1.2. Pengawasan pembangunan dan pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik harus dilakukan secara optimal sehingga pada
saat ditemui adanya perbedaan di antara beberapa standar
yang harus dirujuk, maka optimasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan harus diutamakan
3.1.3. Setiap perintah resmi dari atasan wajib dipatuhi
3.1.4. Kode Etik Pegawai
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Transmisi Tenaga Listrik.
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 58


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
4.2.2. Dokumen standar Pembangunan dan Pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik yang berlaku
4.2.3. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.4. Tempat uji kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja diujikan
ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi
kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Penilaian secara umum dilakukan dengan cara uji tertulis, uji lisan
dan uji praktek/observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami material dan prosedur pengawasan pemasangan
peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.1.3. Memahami manajemen resiko
3.1.4. Memahami SOP
3.1.5. Memahami standar permasangan Transmisi sesuai dengan
perinta kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu untuk mengatasi permasalahan teknis
3.2.2. Mampu untuk membagi penugasan sesuai dengan
kompetensi dalam pelaksanaan supervisi
3.2.3. Mampu membuat analisis terkait perbaikan dalam
pelaksanaan pekerjaan
3.2.4. Mampu membuat laporan pelaksanaan supervisi
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 59


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Teliti
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.4. Menetapkan Hasil Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan


Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.121.00.072.1


Judul Unit : Menetapkan Hasil Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
penetapan Hasil Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Perintah kerja dipahami.
pelaksanaan 1.2. Prosedur/SOP pelaksanaan sesuai
perintah kerja dipahami.
1.3. Dokumen program kerja
instansi/perusahaan dan
timeline/milestone pelaksanaan
pekerjaan dipahami.
1.4. Dokumen laporan form evaluasi
analisis hasil Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik dipahami.
1.5. Dokumen Laporan supervisi
pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik dipahami.
1.6. Komunikasi dan koordinasi proses
pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Melaksanakan evaluasi 2.1. Verifikasi dan validasi terhadap
dokumen kelengkapan dokumen proses
Pengawasan Pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 60


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
sesuai dengan Prosedur/SOP
dilakukan.
2.2. Evaluasi kesesuaian standar yang
digunakan dalam proses Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik terhadap
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.3. Evaluasi dokumen proses
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
terhadap kesesuaian dengan standar
yang digunakan.
2.4. Evaluasi terhadap dokumen
rekomendasi perbaikan pemasangan
dilakukan.
2.5. Kesimpulan hasil evaluasi dibuat
sesuai dengan Prosedur/SOP.

3. Menyelesaikan 3.1. Daftar potensi permasalahan dan


permasalahan analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses Pengawasan Pembangunan
dan Pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik dibuat.
3.2. Evaluasi terhadap laporan supervisi
perlaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik dilakukan.
3.3. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan dilakukan sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
3.4. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4. Menjaga mutu 4.1. Pengecekan secara berkala terhadap
Pengawasan pemenuhan aspek administratif
Pembangunan dan maupun aspek teknis dalam proses
Pemasangan Transmisi
Pengawasan Pembangunan dan
Tenaga Listrik
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
dilakukan.
4.2. Pengecekan secara berkala terhadap
kebenaran hasil Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 61


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


Transmisi Tenaga Listrik dilakukan.
4.3. Pengecekan secara berkala
kesesuaian capaian kinerja terhadap
program kerja instansi/perusahaan
dilakukan.
4.4. Melakukan analisis dan evaluasi
terkait capaian kondisi capaian
kinerja terhadap program kerja
instansi/perusahaan dilakukan.
5. Menetapkan hasil 5.1. Dokumen Hasil Pengawasan
penyelesaian Pembangunan dan Pemasangan
Pengawasan ditetapkan.
Pembangunan dan
5.2. Surat keterangan terselesainya
Pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
sesuai standar dan dokumen desain
disampaikan kepada pemohon.
5.3. Evaluasi dan analisis terhadap
feedback dan review dari pemohon
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan.
5.4. Laporan evaluasi penyelesaian
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
dibuat.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik.
1.3. Aspek administratif adalah pemenuhan proses Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik secara
administratif sesuai dengan Prosedur/SOP perusahaan misalkan
pemenuhan pembubuhan tanda tangan pada setiap form dokumen
demi mampu telusurnya dokumen yang dibuat.
1.4. aspek teknis adalah pemenuhan persyaratan teknis proses
Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik dengan Prosedur/SOP perusahaan misalkan peralatan uji

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 62


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

dan ukur yang digunakan harusnya berfungsi dengan baik sehingga


hasil pengukuran dan pengujiannya valid.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pengawasan pembangunan dan pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah
dilakukan secara resmi (tertulis atau terekam), dengan
menggunakan sarana dan prosedur yang berlaku
3.1.2. Pengawasan pembangunan dan pemasangan Peralatan
Transmisi Tenaga Listrik harus dilakukan secara optimal
sehingga pada saat ditemui adanya perbedaan di antara
beberapa standar yang harus dirujuk, maka optimasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan harus
diutamakan
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Form hasil Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.2. Form Analisis hasil Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.3. Form evaluasi analisis hasil Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.4. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 63


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.5. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan Pengawasan


Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.6. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. Perencanaan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan para pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan
dan kontek asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan
peserta , dan tempat asesmen
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan
terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah
pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami material dan prosedur pengawasan pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik terkait
3.1.3. Memahami SOP
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan
Peralatan Transmisi Tenaga Listrik
3.1.6. Memahami ISO 9001:2008
3.1.7. Memahami standar pembangunan dan pemasangan
Transmisi sesuai dengan perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu mengevaluasi hasil analisis kesesuaian Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
dengan standar Pemasangan yang berlaku
3.2.2. Mampu membuat kesimpulan dari laporan evaluasi analisis
hasil Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 64


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3. Mampu menyelesaikan permasalahan terkait proses


Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik
3.2.4. Mampu membuat dokumen Hasil Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Sikap kepemimpinan
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja
4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.5. Mengelola Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan


Transmisi Tenaga Listrik

Kode Unit : D.35.121.00.073.1


Judul Unit : Mengelola Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
Deskripsi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan,
Unit keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan
pengelolaan Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan 1.1. Dokumen Visi dan Misi
pelaksanaan perusahaan/instansi dipahami.
1.2. Dokumen terkait dengan
output/keluaran yang ditentukan
oleh perusahaan/instansi
1.3. Peraturan perundangan-undangan
terkait dengan proses Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik dipahami.
1.4. Dokumen terkait operasional
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
disiapkan.
1.5. Komunikasi dan koordinasi proses

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 65


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


pelaksanaan kerja dengan pihak lain
yang terlibat dilaksanakan sesuai
dengan Prosedur/SOP
2. Merencanakan 2.1. Program kerja tahunan disusun
pengelolaan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan/instansi dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi.
2.2. Identifikasi jumlah sumber daya yang
dimiliki.
2.3. Identifikasi jumlah sumber daya yang
diperlukan.
2.4. Analisis kebutuhan pelaksanaan
program kerja dilakukan.
2.5. Timeline pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan program kerja
ditetapkan.
2.6. Rencana kerja dan anggaran
perusahaan ditetapkkan sesuai
dengan program kerja.
3. Melaksanakan 3.1. Program kerja perusahaan/instansi
pengelolaan diterjemahkan dalam bentuk
Perintah kerja.
3.2. Prosedur/SOP ditetapkan secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3.3. Prosedur/SOP dievaluasi secara
berkala berdasarkan standar dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3.4. Pembagian tugas kerja untuk
melaksanakan visi dan misi
perusahaan/instansi dilaksanakan
sesuai dengan kompetensi dari
petugas.
3.5. Secara berkala melakukan evaluasi
terhadap laporan-laporan proses
Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik.
3.6. Analisis sesuai dengan visi dan misi
perusahaan/instansi dan keluaran

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 66


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi untuk
pemberian keputusan terkait dengan
hubungan perusahaan/instansi
dengan pihak internal maupun
eksternal dilakukan.
3.7. Secara berkala analisis kesesuaian
pembangunan dan pemasangan
program kerja dengan capaian kinerja
dilakukan.
4. Menyelesaikan 4.1. Daftar potensi permasalahan dan
permasalahan analisis penyelesaian permasalahan
sesuai dengan Prosedur/SOP terkait
proses Pengawasan Pembangunan
dan Pemasangan Transmisi Tenaga
Listrik dibuat.
4.2. Evaluasi terhadap laporan
permasalahan yang belum
terselesaikan.
4.3. Pelaksanaan penyelesaian
permasalahan dilakukan sesuai
dengan analisis pada poin 3.1.
4.4. Daftar permasalahan yang belum
dapat diselesaikan dibuat.
4.5. Konsultansi dengan pihak-pihak
eksternal terkait penyelesaian
permasalahan dilakukan.
5. Menjaga mutu 5.1. Secara berkala dilakukan evaluasi
Pengawasan kesesuaian antara dokumen
Pembangunan dan Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
Tenaga Listrik
terhadap surat keterangan
terselesainya Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik.
5.2. Secara berkala dilakukan pengecekan
terhadap hasil feedback dan review
dari pemohon Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
instalasi terhadap hasil Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik.
6. Evaluasi capaian 6.1. Evaluasi kesesuaian pelaksanaan
program kerja

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 67


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


pekerjaan terhadap timeline program
kerja dilakukan.
6.2. Evaluasi terhadap kesesuaian antara
pencapaian program kerja terhadap
Visi dan Misi perusahaa dan keluaran
yang ditentukan oleh
perusahaan/instansi dilakukan.
6.3. Dokumen evaluasi disusun untuk
sebagai bahan perbaikan kinerja.
7. Membuat laporan hasil 7.1. Laporan proses pengelolaan
pengelolaan Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi dibuat.
7.2. Laporan disampaikan sebagai
pertanggungjawaban untuk
menjalankan visi dan misi
perusahaan/instansi.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai
dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi
penugasan bagi petugas pelaksana.
1.2. Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh
perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik.
1.3. Standar adalah standar Pembangunan dan Pemasangan Transmisi
Tenaga Listrik yang berlaku.

2. Peraturan Yang Diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa
penunjang Tenaga Listrik
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya
3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.1. Pada pengawasan pembangunan dan pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik, setiap perintah dilakukan secara
resmi (tertulis atau terekam), dengan menggunakan sarana
dan prosedur yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 68


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2. Pengawasan pembangunan dan pemasangan Transmisi


harus dilakukan secara optimal sehingga pada saat ditemui
adanya perbedaan di antara beberapa standar, baik yang
sudah baku maupun yang belum baku, maka optimasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan yang mungkin
untuk dilakukan harus diupayakan
3.1.3. Semua norma-norma umum yang tidak bertentangan dengan
Butir 3.1.1. dan 3.1.2. tetap berlaku
3.2. Standar
3.2.1. SKTTK ini merupakan standar kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Pembangkit
3.2.2. Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan
perusahaan/lembaga
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Alat tulis kantor (ATK)
4.1.2. Alat komunikasi
4.1.3. Alat pelindung diri (APD)
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Dokumen Visi dan Misi perusahaan/instansi
4.2.2. Form hasil Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan
Transmisi Tenaga Listrik
4.2.3. Form Analisis hasil Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.4. Form evaluasi analisis hasil Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.5. Dokumen standar Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
yang berlaku
4.2.6. Dokumen laporan supervisi pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
4.2.7. Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji
kompetensi
4.2.8. Tempat uji kompetensi

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Penilaian/asesmen kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja
atau pada tempat yang disimulasikan.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan / perlengkapan,
dokumen, bahan, serta fasilitas asesmen yang dibutuhkan
1.3. Perencanaan proses asesmen ditetapkan dan disepakati bersama
dengan para pihak terkait mempertimbangkan aspek aspek tujuan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 69


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

dan kontek asesmen, ruang lingkup, kompetensi, persyaratan


peserta , dan tempat asesmen
1.4. Metoda asesmen yang diterapkan meliputi : test tertulis, test lisan /
wawancara, observasi demonstrasi/praktek, verifikasi
bukti/portofolio
2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di
bidang ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait
dengan bidang ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan
yang terkait dengan bidang ketenagalistrikan.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Yang Diperlukan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Memahami Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2)
3.1.2. Memahami SOP
3.1.3. Memahami regulasi terkait dengan Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
3.1.4. Memahami manajemen resiko
3.1.5. Memahami manajemen pengelolaan perusahaan/instansi
3.1.6. Memahami ISO 9001
3.1.7. Memahami Standar pembangunan dan pemasangan
Transmisi sesuai dengan perintah kerja
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mampu menerjemahkan visi dan misi perusahaan/instansi
menjadi program kerja
3.2.2. Memahami prosedur evaluasi progres pemasangan
Pembangkit
3.2.3. Mampu melakukan memberikan tugas untuk menjalankan
perintah kerja kepada petugas sesuai dengan kompetensinya
3.2.4. Memahami ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mekanik,
elektrik dan kontrol instrumen yang diperlukan pada
Transmisi terkait
3.2.5. Mampu melakukan pengecekan untuk menjaga kualitas
mutu dari proses Pengawasan Pembangunan dan
Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
3.2.6. Mampu melakukan kontrol dan evaluasi kinerja sesuai
dengan program kerja
3.2.7. Mampu berkoordinasi baik internal maupun eksternal dalam
menyelesaikan permasalahan terkait proses Pengawasan
Pembangunan dan Pemasangan Transmisi Tenaga Listrik
4. Sikap Kerja Yang Diperlukan
4.1. Disiplin dalam menegakkan prosedur di kelompoknya
4.2. Teliti
4.3. Jelas dan lugas dalam berkomunikasi, khususnya dalam
memberikan perintah
4.4. Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 70


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.5. Berintegritas
5. Aspek Penting
5.1. Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen
kompetensi.
5.2. Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen
kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang
berlaku

2.3.6. Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan pondasi


dan tiang SUTT

Kode Unit : D.35.121.02.074.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami sesuai
pembangunan dan
Standing Operation Procedure (SOP)
pemasangan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang
SUTT.
SUTT.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
selesai sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 71


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Pondasi Tiang Saluran Udara
tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai
standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
pondasi dan tiang
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
SUTT.
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan Jalan inspeksi, jembatan dan
pelaksanaan saluran air disekitar tower diperiksa dan
pengawasan diperbaiki jika cenderung merusak pondasi dan
pembangunan dan tata letak tower secara menyeluruh.
pemasangan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pondasi dan tiang
pemasangan dibandingkan dengan target yg
SUTT
telah ditentukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 72


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang Saluran Udara
tegangan Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 73


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pemasangan pondasi dan tiang SUTT.


3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line, APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 74


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTT
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Pondasi Tiang Saluran
Udara tegangan Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 75


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.7. Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan pondasi


dan tiang SUTET

Kode Unit : D.35.121.02.075.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


dan menyiapkan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami sesuai
pembangunan dan
Standing Operation Procedure (SOP)
pemasangan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang
SUTET.
SUTET.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
selesai sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 76


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Pondasi Tiang Saluran Udara
Ekstra Tinggi yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat terlaksana sesuai
standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan Pondasi Tiang Saluran Udara Ekstra Tinggi.
pondasi dan tiang
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
SUTET.
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan pondasi dan tiang
SUTET.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan Jalan inspeksi, jembatan dan
pelaksanaan saluran air disekitar tower diperiksa dan
pengawasan diperbaiki jika cenderung merusak pondasi dan
pembangunan dan tata letak tower secara menyeluruh.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 77


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pemasangan 3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan


pondasi dan tiang pemasangan dibandingkan dengan target yg
SUTET telah ditentukan

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang Saluran Udara
Ekstra Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 78


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan


pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line, APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 79


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Pondasi Tiang Saluran
Udara Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 80


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.8. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Konduktor Dan Aksesoris SUTT

Kode Unit : D.35.121.02.076.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTT, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
konduktor dan
dan pemasangan SUTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 81


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

aksesoris SUTT 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4. Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTT yang ditetapkan
perusahaan.

1.6. Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT.
konduktor dan
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
aksesoris SUTT
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTT dikumpulkan.
2.5 Data lapangan pengawasan pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTT dikumpulkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 82


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Memeriksa 3.1. Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air


pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
pengawasan cenderung merusak pondasi dan tata letak
pembangunan dan tower secara menyeluruh..
pemasangan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
konduktor dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
aksesoris SUTT
telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1. Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai


pekerjaan dengan format dan Prosedur yang ditetapkan
perusahaan

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1 Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan dan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2 Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV

1. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

2. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 83


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTT yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
konduktor dan asesoris SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.
3. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat.
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line , ,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan

4.2.1 Konduktor sesuai ukuran


4.2.2 Konector sesuai ukuran

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 84


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


1.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar

3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.2.3. Hukum Ohm.
3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.2.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTT

3.1.8.1. Konstruksi jaringan SUTT.


3.1.8.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.8.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Pondasi Tiang Saluran
Udara tegangan Tinggi.

3.1.5. Mekanikahantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.

4.2. Keterampilan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 85


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4 Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5 Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.9. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Konduktor Dan Aksesoris SUTET

Kode Unit : D.35.121.02.077.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


dan menyiapkan tegangan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai
pelaksanaan Standing Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 86


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pengawasan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


pembangunan dan dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
konduktor dan dan pemasangan SUTET.
aksesoris SUTET
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4. Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5. Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTET yang ditetapkan
perusahaan.

1.6. Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET.
konduktor dan
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
aksesoris SUTET
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan
konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 87


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.5 Data lapangan pengawasan pemasangan


konduktor dan aksesoris SUTET dikumpulkan.
3. Memeriksa 3.1. Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar tower diperiksa dan diperbaiki jika
pengawasan cenderung merusak pondasi dan tata letak
pembangunan dan tower secara menyeluruh..
pemasangan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
konduktor dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
aksesoris SUTET
telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1. Laporan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai


pekerjaan dengan format dan Prosedur yang ditetapkan
perusahaan

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTET yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2 Tegangan Ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai
antara 275 kV sampai dengan 500 kV

2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 88


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTET yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
konduktor dan asesoris SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : cangkul, golok, sendok semen, kuas cat.
4.1.2. Peralatan bantu : theodolite, meteran, alat ukur jarak. tangga
hand line , ,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan

4.2.1 Konduktor sesuai ukuran


4.2.2 Konector sesuai ukuran

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 89


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3. Menggunakan alat pencari lokasi gangguan


2.4. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar

3.1.2.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.2.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.2.3. Hukum Ohm.
3.1.2.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.2.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTET

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan
asesoris SUTET.

3.1.5. Mekanikahantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.3. Peraturan K2
3.1.6.4. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 90


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.3. Teliti.
4.4. Cermat.
4.5. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.10. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Jalur


SKTT

Kode Unit : D.35.121.02.078.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 91


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation
pelaksanaan Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan Jalur
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
SKTT.
dan pemasangan jalur jaringan kabel tanah
tinggi dan ekstra tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan Jalur Jalur SKTT.
SKTT
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 92


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.3 Alat kerja, material kerja dan APD


disiapkan/dikenakan
2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan
konduktor dan aksesoris SKTT dikumpulkan.
2.5 Data lapangan pengawasan pemasangan
konduktor dan aksesoris SKTT dikumpulkan.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
pengawasan cenderung merusak tata letak jalur tersebut
pembangunan dan secara menyeluruh.
pemasangan Jalur
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
SKTT.
pemasangan dibandingkan dengan target yg
telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT (Saluran kabel tanah
tegangan Tinggi) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 93


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang


Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi


4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 94


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.3. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.4. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.5. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar
3.1.1.3. Arus bolak balik fase satu.
3.1.1.4. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.1.5. Hukum Ohm.
3.1.1.6. Hukum Kirchhoff I
3.1.1.7. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 95


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.11. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Jalur


SKLT

Kode Unit : D.35.121.02.079.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 96


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur kabel laut tegangan


dan menyiapkan Tinggi dipelajari sesuai Standing Operation
pelaksanaan Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan Jalur
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
SKLT.
dan pemasangan jalur kabel laut tegangan
tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan Jalur Jalur SKLT.
SKLT
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 97


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.3 Alat kerja, material kerja dan APD


disiapkan/dikenakan
2.4 Data/denah lokasi untuk pemasangan
konduktor dan aksesoris SKLT dikumpulkan.
2.5 Data lapangan pengawasan pemasangan
konduktor dan aksesoris SKLT dikumpulkan.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
pengawasan cenderung merusak tata letak jalur tersebut
pembangunan dan secara menyeluruh.
pemasangan Jalur
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
SKLT.
pemasangan dibandingkan dengan target yg
telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 98


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang


Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi


4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 99


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar
3.1.1.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.1.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.1.3. Hukum Ohm.
3.1.1.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.1.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 100


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pemasangan Jalur SKLT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


5.2. Teliti.
5.3. Cermat.
5.4. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.12. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Minyak


Insulasi Dan Tangki Ekspansi

Kode Unit : D.35.121.02.080.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 101


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dipelajari sesuai
pelaksanaan Standing Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
minyak insulasi
dan pemasangan jalur jaringan kabel tanah
dan tangki
dan kabel laut tegangan tinggi.
ekspansi
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT
dan/atau SKLT yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi
minyak insulasi
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dan tangki
dilaksanakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 102


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

ekspansi 2.3 Alat kerja, material kerja dan APD


disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pengawasan
pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi diambil.
2.5 data lapangan pengawasan pemasangan
minyak insulasi dan tangki ekspansi diambil.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan kesesuaian Pemasangan
pelaksanaan komponen peralatan dengan standar/petunjuk
pengawasan Pemasangan.
pembangunan dan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
minyak insulasi
telah ditentukan.
dan tangki
ekspansi

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi
yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi dan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai
nilai antara 35 kV sampai dengan 500 kV.
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 103


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang


Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan dan
pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi.
3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pengawasan pembangunan
dan pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Isolator
4.2.2. Bending wire
4.2.3. Silicon clotch
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 104


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT dan/atau SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1.1 Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT dan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT dan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT dan/atau
SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 105


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.2. Masalah kemiringan.


3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT dan/atau SKLT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.13. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Cross


Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKTT

Kode Unit : D.35.121.02.081.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 106


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

end dan sambungan SKTT sesuai instruction manual dan


SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan cross
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
bounding, sealing
dan pemasangan jalur jaringan kabel tanah
end dan
tegangan tinggi.
sambungan SKTT
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 107


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan minyak insulasi dan tangki ekspansi
pemasangan cross
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
bounding, sealing
dilaksanakan
end dan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
sambungan SKTT
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pengawsasan
pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT diambil.
2.5 data lapangan pengawasan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
diambil.
3. Memeriksa 3.1. Pengawasan kesesuaian Pemasangan
pelaksanaan komponen peralatan dengan standar/petunjuk
pengawasan Pemasangan.
pembangunan dan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross
pemasangan dibandingkan dengan target yg
bounding, sealing
telah ditentukan.
end dan
sambungan SKTT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 108


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV


sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT.
3.2.1 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 109


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengawasan pembangunan dan pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 110


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.


3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.14. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Cross


Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKLT

Kode Unit : D.35.121.02.082.1

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 111


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan


pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing
end dan sambungan SKLT sesuai instruction manual dan
SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan cross
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
bounding, sealing
dan pemasangan jalur jaringan kabel laut
end dan
tegangan tinggi.
sambungan SKLT
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 112


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan minyak insulasi dan tangki ekspansi
pemasangan cross
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
bounding, sealing
dilaksanakan
end dan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
sambungan SKLT
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan cross bounding, sealing
end dan sambungan SKLT.
3. Memeriksa 3.1. Pengawasan kesesuaian Pemasangan
pelaksanaan komponen peralatan dengan standar/petunjuk
pengawasan Pemasangan.
pembangunan dan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross
pemasangan dibandingkan dengan target yg
bounding, sealing
telah ditentukan.
end dan
sambungan SKLT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 113


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pengawasan pembangunan
dan pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT.
3.2.2 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 114


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.1 Peralatan Utama : alat ukur, alat komunikasi


4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengawasan pembangunan dan pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 115


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan


Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 116


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.15. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Proteksi Minyak Kabel SKTT

Kode Unit : D.35.121.02.083.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pengawasan (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
proteksi minyak
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
kabel SKTT
dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKTT yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 117


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan proteksi minyak kabel SKTT
proteksi minyak
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
kabel SKTT
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan kesesuaian Pemasangan
pelaksanaan komponen peralatan dengan standar/petunjuk
pengawasan Pemasangan.
pembangunan dan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
proteksi minyak
telah ditentukan.
kabel SKTT

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 118


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
1.1. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

2. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
2.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
2.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
2.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT.
2.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKTT.
2.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT

3. Peralatan dan Perlengkapan


3.1. Peralatan
3.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 119


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line
,APD, dan Alat K3
3.1.3. Tool set
3.2. Perlengkapan
3.2.1. Tali sesuai ukuran
3.2.2. Pengki sesuai ukuran
3.2.3. Cat Hitam
3.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 120


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.3. Hukum Ohm.


3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


SKTT.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 121


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.16. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Proteksi Minyak Kabel SKLT

Kode Unit : D.35.121.02.084.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel
SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
proteksi minyak
dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT.
kabel SKLT
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKLT yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 122


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
proteksi minyak
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
kabel SKLT
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pengawasan
pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
diambil.
2.5 data lapangan pengawasan pemasangan
proteksi minyak kabel SKLT diambil.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan kesesuaian Pemasangan
pelaksanaan komponen peralatan dengan standar/petunjuk
pengawasan Pemasangan.
pembangunan dan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
proteksi minyak
telah ditentukan.
kabel SKLT

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 123


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 124


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1.2. Peralatan bantu : meteran, alat ukur jarak. tangga hand line
,APD, dan Alat K3
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 125


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3.3. Hukum Ohm.


3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


SKLT.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 126


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.17. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Pondasi Dan Tiang SUTT

Kode Unit : D.35.121.02.085.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTT, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan


koordinasi saluran udara tegangan Tinggi dipelajari sesuai
pengawasan Standing Operation Procedure (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pondasi dan tiang
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
SUTT.
dan pemasangan SUTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Pondasi Tiang Saluran Udara
tegangan Tinggi yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 127


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola koordinasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Tinggi.
pemasangan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pondasi dan tiang
pemasangan pondasi dan tiang SUTT
SUTT.
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan disiapkan.
3. Melaksanakan 3.1 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
koordinasi dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT
pengawasan didiskusikan bersama pelaksana.
pembangunan dan 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang pondasi dan tiang SUTT digunakan sesuai SOP
yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 128


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

SUTT 3.3. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTT dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
evaluasi pembangunan dan pemasangan pondasi dan
koordinasi tiang SUTT dibandingkan berdasarkan
pengawasan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pondasi dan tiang 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
SUTT pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTT dibandingkan berdasarkan hasil
ukur sesuai prosedur dan batasan standar
yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTT dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang Saluran Udara
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 129


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

standar mutu yang berlaku


1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 130


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTT
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Pondasi Tiang Saluran
Udara tegangan Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 131


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.2. Masalah kemiringan.


3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan

2.3.18. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Pondasi Dan Tiang SUTET

Kode Unit : D.35.121.02.086.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi pengawasan pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 132


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pemasangan yang diperlukan untuk melaksanakan


pengawasan pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


evaluasi hasil saluran udara tegangan Ekstra Tinggi
kerja koordinasi dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pengawasan (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pondasi dan tiang
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
SUTET.
dan pemasangan SUTET.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Pondasi Tiang Saluran Udara
tegangan Ekstra Tinggi yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 133


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pengawasan Pondasi Tiang Saluran Udara tegangan Ekstra
pembangunan dan Tinggi.
pemasangan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pondasi dan tiang
pemasangan pondasi dan tiang SUTET
SUTET.
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
pelaksanaan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET
pengawasan didiskusikan bersama pelaksana.
pembangunan dan 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang pondasi dan tiang SUTET digunakan sesuai
SUTET SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTET dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 134


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan


evaluasi pembangunan dan pemasangan pondasi dan
pengawasan tiang SUTET dibandingkan berdasarkan
pondasi dan tiang validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
SUTET 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTET dibandingkan berdasarkan hasil
ukur sesuai prosedur dan batasan standar
yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan
tiang SUTET dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang Saluran Udara
tegangan Tinggi yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan ekstra Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai
antara 275 kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 135


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 136


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pembangunan dan pemasangan pondasi dan tiang SUTET.


2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan SUTET
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Pondasi Tiang Saluran
Udara tegangan Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika hantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan pondasi dan tiang SUTET.

3.2 Keterampilan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 137


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.19. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Konduktor Dan Aksesoris SUTT

Kode Unit : D.35.121.02.087.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTT , sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT ) jaringan


evaluasi hasil tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 138


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pengawasan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


pembangunan dan dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
konduktor dan dan pemasangan konduktor dan aksesoris
aksesoris SUTT. SUTT.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pengawasan konduktor dan aksesoris SUTT.
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTT
konduktor dan
diidentifikasi.
aksesoris SUTT.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 139


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTT di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
pelaksanaan dan pemasangan konduktor dan aksesoris
pengawasan SUTT didiskusikan bersama pelaksana.
pembangunan dan 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang konduktor dan aksesoris SUTT digunakan
SUTT sesuai SOP yang ditetapkan.
3.2. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTT dilaksanakan sesuai dengan keperluan
dan prosedur pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang berlaku.
3.3. Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTT dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
evaluasi pembangunan dan pemasangan konduktor dan
pengawasan aksesoris SUTT dibandingkan berdasarkan
konduktor dan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
aksesoris SUTT 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTT dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 140


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4.3 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan


pembangunan dan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTT dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1 Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV

2 Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3 Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTT
yang ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 141


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan


pemasangan konduktor dan asesoris SUTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.
2. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1 Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 142


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.


3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. Teori Listrik Dasar

3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTT

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Pondasi Tiang Saluran
Udara tegangan Tinggi.

3.1.5. Mekanikahantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTT
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 143


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4 Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5 Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.20. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Konduktor Dan Aksesoris SUTET

Kode Unit : D.35.121.02.088.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTET, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTET) jaringan


evaluasi hasil Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
konduktor dan
dan pemasangan konduktor dan aksesoris
aksesoris SUTET.
SUTET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 144


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pengawasan konduktor dan aksesoris SUTET.
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan konduktor dan aksesoris SUTET
konduktor dan
diidentifikasi.
aksesoris SUTET.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTET di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 145


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Pengawasan


pembangunan dan pemasangan disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
pelaksanaan dan pemasangan konduktor dan aksesoris
pengawasan SUTET didiskusikan bersama pelaksana.
pembangunan dan 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pondasi dan tiang konduktor dan aksesoris SUTET digunakan
SUTET sesuai SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan konduktor dan aksesoris
SUTET dilaksanakan sesuai dengan keperluan
dan prosedur pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor
dan aksesoris SUTET dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
evaluasi pembangunan dan pemasangan konduktor dan
pengawasan aksesoris SUTET dibandingkan berdasarkan
konduktor dan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
aksesoris SUTET 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTET dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan
aksesoris SUTET dibandingkan dengan
penugasan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 146


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1 Konteks Variabel

1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan ekstra tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara
275 kV sampai dengan 500 kV

2 Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3 Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTET
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTET yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 147


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.


3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris
SUTET.
4 Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.2. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK.
4.2. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1 Konteks Penilaian
1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2 Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3 Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 148


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3. TeoriListrik Dasar

3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.


3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.

3.1.4. Jaringan SUTET

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SUTET.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SUTET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material Pengawasan
pembangunan dan pemasangan Pondasi Tiang Saluran
Udara tegangan Ekstra Tinggi.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Andongan (saging).
3.1.5.4. Gaya tarik penghantar pada tiang sudut.
3.1.5.5. Pengaruh angin terhadap gaya tarik penghantar.

3.1.6. ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTET.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SUTET
3.2.5 Mengukur jarak andongan dan jarak bangunan yang terdekat.

4 Sikap Kerja yang Diperlukan


4.4. Teliti.
4.5. Cermat.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 149


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.6. Disiplin.

5 Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.21. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Jalur SKTT

Kode Unit : D.35.121.02.089.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur Mengkoordinir pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang diperlukan untuk Melaksanakan
Mengkoordinir pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
Mengkoordinir
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pengawasan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pembangunan dan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pemasangan Jalur
dan pemasangan jalur jaringan kabel tanah
SKTT.
tegangan tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 150


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pekerjaan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.
pemasangan Jalur
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
SKTT
pemasangan Jalur SKTT diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan Jalur SKTT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan disiapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 151


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air


pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
koordinasi cenderung merusak tata letak jalur tersebut
pengawasan secara menyeluruh.
pembangunan dan
3.2 Hasil koordinasi pengawasan pembangunan
pemasangan Jalur
dan pemasangan dibandingkan dengan target
SKTT.
yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT (Saluran kabel tanah
tegangan Tinggi) yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 152


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi


4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 153


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3. Menginterpretasikan gambar teknik


3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.

3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 154


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.


3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.22. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Jalur SKLT

Kode Unit : D.35.121.02.090.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang diperlukan untuk Melaksanakan
pengawasan pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 155


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

koordinasi 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


pengawasan dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pembangunan dan Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pemasangan Jalur dan pemasangan jalur jaringan kabel laut
SKLT. tegangan tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pekerjaan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.
pemasangan Jalur
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
SKLT
pemasangan Jalur SKTT diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) koordinasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir koordinasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 156


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.5 Rancangan koordinasi pengawasan


pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja koordinasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Jalan inspeksi, jembatan dan saluran air
pelaksanaan disekitar jalur diperiksa dan diperbaiki jika
koordinasi cenderung merusak tata letak jalur tersebut
pengawasan secara menyeluruh.
pembangunan dan
3.2 Hasil koordinasi pengawasan pembangunan
pemasangan Jalur
dan pemasangan dibandingkan dengan target
SKLT.
yg telah ditentukan.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT (Saluran kabel tanah
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi) yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 157


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang


Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
Jalur SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan

4.1.1. Peralatan Peralatan utama : alat ukur, alat komunikasi


4.1.2. Peralatan bantu : tangga hand line, APD, Alat K3
4.1.3. Tool set

4.2. Perlengkapan
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Pengki sesuai ukuran
4.2.3. Cat Hitam
4.2.4. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 158


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi
2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan
3.1.1. Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2. Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.1.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.1.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.1.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3. TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4. Jaringan saluran kabel tegangan tinggi

3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.


3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.

3.1.5. Mekanika hantaran udara.

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan..
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT..

3.1.6. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 159


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.

4.4. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.23. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Minyak Insulasi Dan Tangki Ekspansi

Kode Unit : D.35.121.02.091.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang diperlukan untuk Mengkoordinir
pekerjaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
minyak insulasi dan tangki ekspansi sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 160


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah dan


dan menyiapkan kabel laut tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
koordinasi (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) koordinasi pengawasan
minyak insulasi
pembangunan dan pemasangan jalur jaringan
dan tangki
kabel tanah dan kabel laut tegangan tinggi dan
ekspansi
ekstra tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT
dan/atau SKLT yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mengkoordinir 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pekerjaan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan minyak insulasi dan tangki ekspansi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 161


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pemasangan 2.2 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


minyak insulasi dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
dan tangki ekspansi didiskusikan bersama pelaksana
ekspansi pengawasan pembangunan dan pemasangan

2.3 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan yang berlaku.

3. Membandingkan 3.1 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan


evaluasi pembangunan dan pemasangan minyak
koordinasi insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
pengawasan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pembangunan dan kecukupan.
pemasangan 3.2 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
minyak insulasi pembangunan dan pemasangan minyak
dan tangki insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
ekspansi berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
3.3 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak
insulasi dan tangki ekspansi dibandingkan
dengan penugasan.
4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1 Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 162


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pembangunan dan pemasangan minyak insulasi dan tangki ekspansi


yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2 Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV.
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan minyak insulasi dan tangki
ekspansi.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan minyak insulasi
dan tangki ekspansi.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 163


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.1. Buku ceklists


4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT dan/atau SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik..

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1.1 Bahan Listrik

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator

3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik


3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT DAN SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT DAN SKLT.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 164


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan


pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT dan/atau
SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT dan/atau SKLT.
3.2. Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT dan/atau SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.24. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKTT

Kode Unit : D.35.121.02.092.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 165


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan


prosedur koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang diperlukan untuk Mengkoordinir
pekerjaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
cross bounding, sealing end dan sambungan SKTT sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pengawasan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pembangunan dan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pemasangan cross
dan pemasangan jalur jaringan kabel tanah
bounding, sealing
tegangan tinggi.
end dan
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
sambungan SKTT
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 166


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan cross bounding, sealing end dan sambungan
pemasangan cross SKTT
bounding, sealing
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
end dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT
sambungan SKTT dan atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
cross bounding, sealing end dan sambungan
SKTT

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan cross bounding, sealing end
koordinasi dan sambungan SKTT didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana pekerjaan.
pembangunan dan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross
pemasangan dibandingkan dengan target yg
bounding, sealing
telah ditentukan.
end dan
sambungan SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 167


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKTT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 168


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end


dan sambungan SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengawasan pembangunan dan pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKTT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 169


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.


3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKTT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKTT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 170


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.25. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Cross Bounding, Sealing End Dan Sambungan SKLT

Kode Unit : D.35.121.02.093.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang diperlukan untuk Mengkoordinir
pekerjaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
cross bounding, sealing end dan sambungan SKLT sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pengawasan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pembangunan dan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pemasangan cross
dan pemasangan jalur jaringan kabel laut
bounding, sealing
tegangan tinggi.
end dan
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
sambungan SKLT
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 171


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan cross bounding, sealing end dan sambungan
pemasangan cross SKLT
bounding, sealing
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
end dan
pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKLT
sambungan SKLT dan atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 172


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi


Pengawasan pembangunan dan pemasangan
cross bounding, sealing end dan sambungan
SKLT

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan cross bounding, sealing end
koordinasi dan sambungan SKLT didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana pekerjaan.
pembangunan dan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan cross
pemasangan dibandingkan dengan target yg
bounding, sealing
telah ditentukan.
end dan
sambungan SKLT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end dan
sambungan SKLT yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu
yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 173


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang


Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT.
3.2.3 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross bounding, sealing end
dan sambungan SKLT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP,
IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 174


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara


tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.1.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengawasan pembangunan dan pemasangan cross bounding,
sealing end dan sambungan SKLT.
2.1.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

3.1. Pengetahuan:
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.3. Konduktor
3.1.1.4. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran udara tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan KLTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.
3.1.5 Mekanika hantaran saluran kabel tegangan tinggi.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.3. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 175


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan pada SKLT sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di jalur SKLT.
3.2.5 Menguji sistem proteksi tekanan minyak kabel.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.26. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Proteksi Minyak Kabel SKTT

Kode Unit : D.35.121.02.094.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKTT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang diperlukan untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel
SKTT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 176


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel tanah


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pengawasan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pembangunan dan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pemasangan
dan pemasangan jalur jaringan kabel tanah
proteksi minyak
dan kabel laut tegangan tinggi dan ekstra
kabel SKTT
tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan minyak insulasi dan tangki ekspansi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 177


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pemasangan 2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan


proteksi minyak pemasangan proteksi minyak kabel SKTT dan
kabel SKTT atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT
di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi minyak kabel SKTT

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana.
pengawasan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
proteksi minyak
kabel SKTT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT yang

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 178


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku


1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKTT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 179


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKTT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKTT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKTT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKTT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.
3.1.5.1. Dasar penerapan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 180


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.2. Masalah kemiringan.


3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKTT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.27. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Proteksi Minyak Kabel SKLT

Kode Unit : D.35.121.02.095.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang diperlukan untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel
SKLT sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 181


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Jalur jaringan kabel laut


dan menyiapkan tegangan Tinggi dipelajari sesuai Standing
pelaksanaan Operation Procedure (SOP).
koordinasi
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pengawasan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pembangunan dan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pemasangan
dan pemasangan jalur jaringan kabel tanah
proteksi minyak
dan kabel laut tegangan tinggi dan ekstra
kabel SKLT
tinggi.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan cross
bounding, sealing end dan sambungan SKLT
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan minyak insulasi dan tangki ekspansi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 182


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pemasangan 2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan


proteksi minyak pemasangan proteksi minyak kabel SKLT dan
kabel SKLT atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi minyak kabel SKLT

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana.
pengawasan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
proteksi minyak
kabel SKLT

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT yang

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 183


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku


1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pelaksanaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi minyak kabel SKLT

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 184


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
minyak kabel SKLT.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan saluran kabel tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi jaringan SKLT.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan SKLT.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan Jalur SKLT.
3.1.5 Mekanikahantaran udara.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 185


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.1. Dasar penerapan.


3.1.5.2. Masalah kemiringan.
3.1.5.3. Diameter lengkungan kabel.
3.1.5.4. Pengaruh temperatur terhadap daya hantar kabel TT.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan Jalur SKLT.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.28. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan SUTT

Kode Unit : D.35.121.02.096.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 186


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan SUTT.
intetprestasi 1.2. Analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SUTT diidentifikasi sesuai
pengawasan dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT. SUTT dipelajari.
2. Menyusun 2.1. Analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan SUTT diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
SUTT dan pemasangan SUTT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. Analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SUTT didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SUTT
SUTT secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. Analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT yang
berlaku.
3.5. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 187


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.7. pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SUTT dibandingkan
pengawasan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pembangunan dan kecukupan.
pemasangan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
SUTT dengan pemasangan SUTT dibandingkan
kondisi lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pekerjaan pemasangan SUTT dilaporkan dalam format
pengawasan pembangunan dan pemasangan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 188


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.


3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 189


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan dan


pemasangan SUTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.29. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan SUTET

Kode Unit : D.35.121.02.097.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTET sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan SUTET.
intetprestasi 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SUTET diidentifikasi sesuai
pengawasan dengan standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 190


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pembangunan dan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTET. SUTET dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan SUTET diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
SUTET dan pemasangan SUTET di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SUTET didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SUTET
SUTET secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTET yang
berlaku.
3.5. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.7. pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SUTET dibandingkan
pengawasan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pembangunan dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 191


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pemasangan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
SUTET dengan pemasangan SUTET dibandingkan
kondisi lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pekerjaan pemasangan SUTET dilaporkan dalam format
pengawasan pembangunan dan pemasangan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTET
dicatat dalam format laporan evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTET yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 192


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTET


yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET.
Tegangan m
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengawasan pembangunan dan pemasangan dilaksanakan di lokasi
instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan
dan pemasangan SUTET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 193


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.


3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.30. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan SKTT

Kode Unit : D.35.121.02.098.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
SKTT sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan SKTT.
intetprestasi 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SKTT diidentifikasi sesuai
pengawasan dengan standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 194


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pembangunan dan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SKTT. SKTT dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan SKTT diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
SKTT dan pemasangan SKTT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. Analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SKTT didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SKTT
SKTT secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. Pengawasan pembangunan dan pemasangan
SKTT dalam keadaan tidak bertegangan.
3.4. Analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKTT yang
berlaku.
3.5. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.6. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT
3.7. Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKTT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 195


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SKTT dibandingkan berdasarkan
pengawasan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pembangunan dan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan SKTT dibandingkan berdasarkan
SKTT dengan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
kondisi lapangan. standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pekerjaan pemasangan SKTT dilaporkan dalam format
pengawasan pembangunan dan pemasangan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKTT dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKTT yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 196


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)


analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan SKTT
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT..

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.3. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.4. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan SKTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 197


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.31. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan SKLT

Kode Unit : D.35.121.02.099.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
SKLT sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan SKLT.
intetprestasi 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SKLT diidentifikasi sesuai dengan
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SKLT. SKLT dipelajari.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 198


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan SKLT diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
SKLT dan pemasangan SKLT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SKLT didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SKLT
SKLT secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKLT yang
berlaku.
3.4. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.5. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT
3.6. Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKLT
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan SKLT dibandingkan berdasarkan
pengawasan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 199


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pembangunan dan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan SKLT dibandingkan berdasarkan
SKLT dengan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
kondisi lapangan. standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pekerjaan pemasangan SKLT dilaporkan dalam format
pengawasan pembangunan dan pemasangan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKLT dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKLT yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan SKLT

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 200


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

yang ditetapkan perusahaan.


3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan SKLT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan SKLT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 201


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.32. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan


pemasangan SUTT

Kode Unit : D.35.121.02.100.1


Judul Unit :Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTT,
Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan SUTT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan SUTT diidentifikasi sesuai dengan
pemasangan standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 202


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
SUTT, 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan SUTT diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
SUTT Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan SUTT didiskusikan bersama
Pelaksanaan pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SUTT
SUTT secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT yang
berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 203


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.4. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.5. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan SUTT dibandingkan berdasarkan
Pelaksanaan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pengawasan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pembangunan dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan SUTT dibandingkan berdasarkan
SUTT dan/atau hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
SUTET standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTT dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan SUTT dilaporkan dalam format
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan.
pengawasan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SUTT dicatat
SUTT dan/atau dalam format laporan evaluasi pengawasan
SUTET pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 204


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang


dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTT yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 205


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 206


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.33. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan


pemasangan SUTET

Kode Unit : D.35.121.02.101.1


Judul Unit :Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTET,
Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan SUTET.
Pelaksanaan 1.2. Pengendalian dan pengkoordinasian
Pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan SUTET diidentifikasi sesuai
pemasangan dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
SUTET, 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTET dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. Pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan SUTET diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
SUTET Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 207


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTET.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan SUTET didiskusikan bersama
Pelaksanaan pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SUTET
SUTET secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTET yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan SUTET dibandingkan berdasarkan
Pelaksanaan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pengawasan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pembangunan dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan SUTET dibandingkan berdasarkan
SUTET hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 208


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SUTET dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan SUTET dilaporkan dalam format
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan.
pengawasan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan SUTET
SUTET dicatat dalam format laporan evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTET yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SUTET yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 209


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SUTET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 210


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.34. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan


pemasangan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT)

Kode Unit : D.35.121.02.102.1


Judul Unit :Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Saluran Kabel Tanah Tegangan Tinggi (SKTT).
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan pemasangan Saluran Kabel
Tanah Tegangan Tinggi (SKTT), Lengkap Dengan Sarana
Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan dan SKTT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan dan SKTT diidentifikasi sesuai
pemasangan SUTT dengan standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 211


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
dan/atau SUTET 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan SKTT /SKLT, dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKTT dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan dan SKTT diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
dan SKTT Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKTT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan dan SKTT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan dan SKTT didiskusikan
Pelaksanaan bersama pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan dan SKTT
dan SKTT secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKTT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan dan SKTT
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 212


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKTT dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKTT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan dan SKTT dibandingkan
Pelaksanaan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pengawasan kecukupan.
pembangunan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pemasangan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan SKTT pemasangan dan SKTT dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKTT dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan dan SKTT dilaporkan dalam
Pelaksanaan format pengawasan pembangunan dan
pengawasan pemasangan.
pembangunan dan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
pemasangan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
dan SKTT pembangunan dan pemasangan dan SKTT
dicatat dalam format laporan evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 213


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan dan SKTT yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan dan SKTT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKTT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKTT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 214


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan dan SKTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKTT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 215


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.35. Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan


pemasangan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT)

Kode Unit : D.35.121.02.103.1


Judul Unit :Menetapkan Pelaksanaan Pengawasan pembangunan dan
pemasangan Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT).
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
Pengawasan pembangunan dan pemasangan Saluran Kabel
Laut Tegangan Tinggi (SKLT), Lengkap Dengan Sarana
Bantunya sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan dan SKLT.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
Pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan dan SKLT diidentifikasi sesuai
pemasangan SUTT dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
dan/atau SUTET 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan SKTT /SKLT, dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKLT dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan dan SKLT diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
dan SKLT Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKLT di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 216


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan dan SKLT.
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan dan SKLT didiskusikan bersama
Pelaksanaan pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan dan SKLT
dan SKLT secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKLT dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan dan SKLT
yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKLT dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.6. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKLT.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan dan SKLT dibandingkan
Pelaksanaan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pengawasan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 217


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pembangunan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pemasangan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan SKLT pemasangan dan SKLT dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan dan SKLT dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan dan SKLT dilaporkan dalam
Pelaksanaan format pengawasan pembangunan dan
pengawasan pemasangan.
pembangunan dan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pemasangan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
dan SKLT pembangunan dan pemasangan dan SKLT
dicatat dalam format laporan evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan dan SKLT yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 218


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SKLT yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKLT.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKLT.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 219


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
dan SKLT.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SKLT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan

2.3.36. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode


Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Jaringan Transmisi

Kode Unit : D.35.121.02.104.1


Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan metode
pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
transmisi
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan pada jaringan
transmisi tenaga listrik sesuai instruction manual dan SOP
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 220


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. pengawasan pembangunan dan pemasangan
tugas pengelolaan yang berlaku saat ini dipelajari dan dikaji
dan efektivitasnya dengan menggunakan
pengembangan pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian
metode pengawasan pembangunan dan pemasangan
pengawasan 1.2. Hasil kajian pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan diinteprestasikan dan disusun
pemasangan alternatif penanggulangan permasalahan.
transmisi tenaga 1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
listrik penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian pengawasan
pembangunan dan pemasangan yang baru.
1.4. Alternatif pengembangan metode
pengawasan pembangunan dan pemasangan
disiapkan.
1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar pengawasan pembangunan
dan pemasangan
2. Menyiapkan data 2.1. Standar unjuk kerja disiapkan sesuai
dan peralatan kebijakan manajemen.
kerja analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
transmisi mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3. Menggunakan 3.1 Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
data untuk Manajemen tentang unjuk kerja.
memecahkan 3.2 Deviasi data lapangan dengan standar pada
masalah dan kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan penyebabnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 221


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
metode 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan
transmisi metode pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang paling optimum untuk
dijadikan solusi penanggulangan masalah.
3.4 Metode pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang baru disampaikan kepada
manajemen
4. Memeriksa 4.1 Metode pengawasan pembangunan dan
kesesuaian hasil pemasangan yang baru dibandingkan dengan
metode sebelumnya sejauh mana efektifitas
dari metode baru ini.
4.2 Penyempurnaan metode baru yang belum
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 222


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(tidak ada)

3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan yang ditetapkan perusahaan.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)
4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi
4.2.3. Form analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Metode Operasional Research (OR)
3.12 Statistik
3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4 pengawasan pembangunan dan pemasangan transmisi
3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 223


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Menyusun kuisioner


3.2.3 Menyusun tahapan pengawasan pembangunan dan
pemasangan
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.37. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Peralatan Gardu Induk

Kode Unit : D.35.121.03.105.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan gardu induk,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik (pondasi tiang SUTT) jaringan


dan menyiapkan tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
peralatan gardu
dan pemasangan gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 224


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

induk . 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
gardu induk yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan peralatan gardu induk
peralatan gardu
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
induk .
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 data/denah lokasi untuk pemasangan
peralatan gardu induk diambil.
2.5 data lapangan rencana pemasangan peralatan
gardu induk diambil.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan kesesuaian Pemasangan
pelaksanaan komponen peralatan dengan standar/petunjuk
pengawasan Pemasangan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 225


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pembangunan dan 3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan


pemasangan pemasangan dibandingkan dengan target yg
peralatan gardu telah ditentukan.
induk .

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 150 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan gardu induk yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 226


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan


peralatan gardu induk yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane,
kaki tiga
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 227


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi Gardu Induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Jaringan GI dan/atau GITET.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan gardu induk
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris GI dan/atau
GITET.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 228


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.38. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Kumparan, Inti Besi Dan Alat Bantunya Pada Transformator

Kode Unit : D.35.125.03.106.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan kumparan, inti besi dan
alat bantunya pada transformator, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi
dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pengawasan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
kumparan, inti dan pemasangan gardu induk.
besi dan alat 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
bantunya pada diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 229


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
transformator. 1.4 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.
1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan kumparan, inti
besi dan alat bantunya pada transformator
yang ditetapkan perusahaan.
1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.
1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan
Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.
2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing
pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
kumparan, inti transformator.
besi dan alat 2.2 pengawasan pembangunan dan pemasangan
bantunya pada kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator transformator dan atau diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan
2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan kumparan, inti besi dan alat
bantunya pada transformator di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 230


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan
kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator

3. Memeriksa 3.1 pengawasan pembangunan dan pemasangan


pelaksanaan instalasi terhadap korosi dan kerusakan
pengawasan lainnya secara menyeluruh.
pembangunan dan 3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan dibandingkan dengan target yg
kumparan, inti telah ditentukan.
besi dan alat
bantunya pada
transformator
4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 231


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.


3. Norma dan Standar
3.1. Norma
3.1.2. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya pada
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : mobil elevator, Cover protector, Mobil crane,
kaki tiga
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 232


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1. Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan
kumparan, inti besi dan alat bantunya pada transformator.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan
3.1.1 Bahan Listrik
3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Jaringan transmisi tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 233


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.


3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya
pada transformator.
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur resistansi pentanahan, winding resistan, insulasi
resistan, ratio winding, dissipasi facktor, Frequensi Respon
Analiser, dinamik resistan dll pada kumparan dan
transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.39. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Media


Insulasi Transformator

Kode Unit : D.35.121.03.107.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 234


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pembangunan dan pemasangan media insulasi


transformator pada transformator, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pengawasan (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
media insulasi
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
transformator.
dan pemasangan gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai
keperluan dan standar melaksanakan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
media insulasi transformator pada
transformator yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 235


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan media insulasi transformator pada
media insulasi transformator.
transformator.
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah
lokasi untuk pemasangan media insulasi
transformator.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan media insulasi
transformator.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan instalasi diperiksa terhadap
pelaksanaan kebocoran dan kerusakan lainnya secara
pengawasan menyeluruh.
pembangunan dan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
media insulasi
telah ditentukan.
transformator.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator.pada transformator yang

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 236


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku


1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan media insulasi transformator. pada
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
media insulasi transformator pada transformator yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator..
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
media insulasi transformator.pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 237


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan media
insulasi transformator pada transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 238


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan


pembangunan dan pemasangan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator. pada
transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 239


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.40. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Proteksi Internal Transformator

Kode Unit : D.35.121.03.108.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi internal
transformator, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
proteksi internal
dan pemasangan gardu induk.
transformator.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
internal transformator pada transformator yang
ditetapkan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 240


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) melaksanakan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan proteksi internal transformator.
proteksi internal
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
transformator
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan proteksi internal
transformator.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan proteksi internal
transformator.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan instalasi diperiksa terhadap
pelaksanaan kebocoran dan kerusakan lainnya secara
pengawasan menyeluruh.
pembangunan dan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
proteksi internal
telah ditentukan.
transformator.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 241


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal transformator yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi internal transformator yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi internal transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi internal transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : …
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 242


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
internal transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 243


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator. pada
transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengoperaikan mesin filter media insulasi.
3.2.5 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 244


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.41. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Proteksi Bay Transformator

Kode Unit : D.35.121.03.109.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay transformator
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Transformator tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
proteksi bay
dan pemasangan gardu induk.
transformator.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 245


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay
transformator yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) melaksanakan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan proteksi internal transformator.
proteksi bay
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
transformator.
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan proteksi bay transformator.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan proteksi bay
transformator.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan instalasi diperiksa terhadap
pelaksanaan kebocoran dan kerusakan lainnya secara
pengawasan menyeluruh.
pembangunan dan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
proteksi bay
telah ditentukan.
transformator.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 246


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi bay transformator yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi bay transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 247


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

proteksi bay transformator.


3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : …
4.1.2. Peralatan bantu : APD,Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. ember
4.2.2. shyeringe
4.2.3. botol kaca
4.2.4. selang Silicon
4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
bay transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 248


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.


3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk tegangan Tinggi
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay
transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan GI dan


GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 249


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.42. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Peralatan Pemutus Tenaga

Kode Unit : D.35.121.03.110.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemutus tenaga,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik Pemutus Tenaga (PMT)


dan menyiapkan tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat
pelaksanaan bantunya dipelajari sesuai Standing Operation
pengawasan Procedure (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
peralatan pemutus
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
tenaga.
dan pemasangan gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 250


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
pemutus tenaga yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan peralatan pemutus tenaga.
peralatan pemutus
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
tenaga (PMT)
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan peralatan pemutus tenaga
(PMT).
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan peralatan pemutus
tenaga (PMT)..
3. Memeriksa 3.1 Pemeriksaan instalasi terhadap korosi dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 251


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pengawasan 3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan


pembangunan dan pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan telah ditentukan.
peralatan pemutus
tenaga (PMT).

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 252


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan pemutus tenaga (PMT).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 253


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan kompartemen GIS.
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya
pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 254


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.


3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.43. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Peralatan Pemisah (PMS).

Kode Unit : D.35.121.03.111.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS).
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemisah (PMS),
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik pemisah (PMS) tegangan Tinggi


dan menyiapkan dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya dipelajari
pelaksanaan sesuai Standing Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
peralatan pemisah
dan pemasangan gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 255


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

(PMS). 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan peralatan pemisah (PMS).
peralatan pemisah
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
(PMS).
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan peralatan pemisah (PMS)..
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan peralatan pemisah (PMS).
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan instalasi diperiksa terhadap korosi
pelaksanaan dan kerusakan lainnya secara menyeluruh.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 256


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pengawasan 3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan


pembangunan dan pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan telah ditentukan.
peralatan pemisah
(PMS).

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS) yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 257


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.


3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS).
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan pemisah (PMS).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemisah (PMS).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 258


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemisah
(PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya
pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 259


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.44. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT)

Kode Unit : D.35.121.03.112.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan transformator auxilliary (CT,CVT,PT)
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik transformator auxilliary


dan menyiapkan tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat
pelaksanaan bantunya dipelajari sesuai Standing Operation
pengawasan Procedure (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
peralatan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
transformator
dan pemasangan gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 260


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

auxilliary. 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT)yang
ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
peralatan
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
transformator
dilaksanakan
auxilliary
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
(CT,CVT,PT).
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 261


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Memeriksa 3.1 Pengawasan instalasi diperiksa terhadap korosi


pelaksanaan dan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
pengawasan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
peralatan
transformator
auxilliary
(CT,CVT,PT).

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
pengawasan perusahaan.
pembangunan dan
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
pemasangan
yang ditetapkan perusahaan
transformator
auxilliary

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 262


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 263


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT)
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 264


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.45. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Proteksi Switchgear

Kode Unit : D.35.121.03.113.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi switchgear.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi switchgear, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 265


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik instalasi switch gear tegangan


dan menyiapkan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pengawasan (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
proteksi
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
switchgear
dan pemasangan gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan peralatan proteksi switchgear.
peralatan proteksi
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
switchgear.
dilaksanakan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 266


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.3 Alat kerja, material kerja dan APD


disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan peralatan proteksi
switchgear.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan peralatan proteksi
switchgear.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan instalasi diperiksa terhadap
pelaksanaan korosi dan kerusakan lainnya secara
pengawasan menyeluruh.
pembangunan dan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
peralatan proteksi
telah ditentukan.
switchgear.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
pengawasan perusahaan.
pembangunan dan
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
pemasangan
yang ditetapkan perusahaan
peralatan proteksi
switchgear.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan proteksi switchgear. yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 267


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012


2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan proteksi switchgear yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan proteksi switchgear yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan proteksi switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan proteksi switchgear.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan proteksi switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch
4.2.5. Lap majun
4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 268


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan proteksi switchgear.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk.
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan proteksi
switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 269


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.


3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan proteksi switchgear tegangan
Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.46. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


Common Facility Gardu Induk

Kode Unit : D.35.121.03.114.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility gardu induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 270


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pembangunan dan pemasangan common facility gardu


induk, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik instalasi common facility gardu


dan menyiapkan induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan
pelaksanaan alat bantunya dipelajari sesuai Standing
pengawasan Operation Procedure (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
common facility
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
gardu induk
dan pemasangan gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan common
facility gardu induk yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 271


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan common facility gardu induk.
common facility
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
gardu induk.
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan common facility gardu
induk.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan common facility gardu
induk.
3. Memeriksa 3.1 Pengawasan instalasi diperiksa terhadap korosi
pelaksanaan dan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
pengawasan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
common facility
gardu induk.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
pengawasan perusahaan.
pembangunan dan
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
pemasangan
yang ditetapkan perusahaan
common facility
gardu induk.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk. yang sesuai

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 272


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku


1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35
kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan common facility gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan common facility gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan common facility gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Isolator
4.2.3. Bending wire
4.2.4. Silicon clotch

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 273


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.5. Lap majun


4.2.6. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan common facility gardu
induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 274


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.


3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan common
facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Menguji Kapasitas Batere.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.47. Melaksanakan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan


SCADA/TEL

Kode Unit : D.35.121.03.115.1


Judul Unit :Melaksanakan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 275


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pembangunan dan pemasangan SCADA/TEL, sesuai


instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik instalasi switch gear tegangan


dan menyiapkan Tinggi dan Ekstra Tinggi dan alat bantunya
pelaksanaan dipelajari sesuai Standing Operation Procedure
pengawasan (SOP).
pembangunan dan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pemasangan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
SCADA/TEL
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan dan
pemasangan gardu induk.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SCADA/TEL
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai standar
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 276


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2. melaksanakan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pengawasan Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pemasangan SCADA/TEL
SCADA/TEL
2.2 Instruksi dari pelaksana pengambilan data
dilaksanakan
2.3 Alat kerja, material kerja dan APD
disiapkan/dikenakan
2.4 Melaksanakan pengambilan data/denah lokasi
untuk pemasangan SCADA/TEL.
2.5 Melaksanakan pengambilan data lapangan
rencana pemasangan SCADA/TEL.
3. Memeriksa 3.1 Pemeriksaan instalasi terhadap korosi dan
pelaksanaan kerusakan lainnya secara menyeluruh.
pengawasan
3.2 Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
SCADA/TEL.

4. Membuat laporan 4.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pelaksanaan format dan prosedur yang ditetapkan
pengawasan perusahaan.
pembangunan dan
4.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur
pemasangan
yang ditetapkan perusahaan
SCADA/TEL.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 277


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35


kV sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan pengawasan pembangunan
dan pemasangan SCADA/TEL.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan pengawasan pembangunan
dan pemasangan SCADA/TEL.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : alat komunikasi, alat ukur
4.1.2. Peralatan bantu : APD, Alat K3,
4.1.3. Tool set
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Tali sesuai ukuran
4.2.2. Bending wire

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 278


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.3. Silicon clotch


4.2.4. Lap majun
4.2.5. Lap majun

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan SCADA/TEL.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 279


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.


3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan SCADA/TEL
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan SCADA/TEL.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.48. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Peralatan Gardu Induk

Kode Unit : D.35.121.03.116.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan gardu induk,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 280


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi


evaluasi hasil dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
peralatan gardu
dan pemasangan peralatan gardu induk.
induk.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk tegangan
Tinggi dan Ekstra Tinggi yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pengawasan peralatan gardu induk tegangan Tinggi dan
pembangunan dan Ekstra Tinggi.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 281


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pemasangan 2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan


peralatan gardu pemasangan peralatan gardu induk
induk. diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan peralatan gardu induk di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
pelaksanaan dan pemasangan peralatan gardu induk
pengawasan didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pembangunan dan 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan gardu peralatan gardu induk digunakan sesuai SOP
induk yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan gardu induk
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
gardu induk dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
evaluasi pembangunan dan pemasangan peralatan
pengawasan gardu induk dibandingkan berdasarkan
peralatan gardu validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 282


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

induk 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan


pembangunan dan pemasangan peralatan
gardu induk dibandingkan berdasarkan hasil
ukur sesuai prosedur dan batasan standar
yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
gardu induk dibandingkan dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 283


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan


pembangunan dan pemasangan peralatan gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan peralatan
gardu induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 284


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi Gardu Induk
3.1.4.1. Konstruksi Instalasi Gardu Induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen Instalasi Gardu Induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan gardu induk
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan konduktor dan asesoris SUTT dan/atau
SUTET.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan Instalasi


Gardu Induk.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur reistansi pentanahan pada tower sesuai IK.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.4. Teliti.
4.5. Cermat.
4.6. Disiplin.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 285


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.49. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Media Insulasi Transformator

Kode Unit : D.35.121.03.117.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan media insulasi
transformator pada transformator, sesuai instruction
manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik peralatan gardu induk Tinggi


evaluasi hasil dan Ekstra Tinggi dipelajari sesuai Standing
kerja koordinasi Operation Procedure (SOP).
pengawasan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
pembangunan dan
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pemasangan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
media insulasi
dan pemasangan media insulasi transformator.
transformator.
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 286


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar Pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator yang
ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk memas-


tikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan
sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
koordinasi Pengawasan pembangunan dan pemasangan
pengawasan media insulasi transformator.
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan media insulasi transformator
media insulasi
diidentifikasi.
transformator.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan media insulasi transformator
di tempat kerja disiapkan sesuai format
standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan disiapkan.
3. Memeriksa 3.1 Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
pelaksanaan dan pemasangan media insulasi transformator
pengawasan didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 287


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pembangunan dan 3.2 Perlengkapan kerja untuk evaluasi koordinasi


pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
media insulasi media insulasi transformator digunakan sesuai
transformator SOP yang ditetapkan.
3.3. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan media insulasi transformator
dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan
prosedur pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang berlaku.
3.4. Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan media insulasi
transformator dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Membandingkan 4.1 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
evaluasi pembangunan dan pemasangan media insulasi
pengawasan media transformator dibandingkan berdasarkan
insulasi validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
transformator 4.2 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan media insulasi
transformator dibandingkan berdasarkan hasil
ukur sesuai prosedur dan batasan standar
yang berlaku.
4.3 Hasil evaluasi koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan media insulasi
transformator dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

5.2 Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 288


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator pada transformator yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan media insulasi transformator
pada transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator pada transformator
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan media insulasi transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator.pada transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pengawasan pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan media insulasi transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : Peralatan utama : APD, Radio komunikasi,
Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 289


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan media
insulasi transformator pada transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 290


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan


pembangunan dan pemasangan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator. pada
transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 291


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.50. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Proteksi Internal Transformator

Kode Unit : D.35.121.03.118.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi internal
transformator, sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan
dan pemasangan proteksi internal
pemasangan
transformator.
proteksi internal
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
transformator
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
internal transformator yang ditetapkan
perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 292


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan proteksi
pengawasan internal transformator
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan cross bounding, sealing end dan
proteksi internal
sambungan SKTT dan/atau SKLT dan atau
transformator
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan proteksi internal
transformator di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi internal transformator

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan proteksi internal
koordinasi transformator didiskusikan bersama pelaksana
pengawasan pekerjaan.
pembangunan dan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
proteksi internal
telah ditentukan.
transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 293


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal transformator yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi internal transformator
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi internal transformator yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi internal transformator.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 294


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.4 SOP pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan


pemasangan proteksi internal transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pengawasan pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi internal
transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.4. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.5. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
internal transformator.
2.6. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 295


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3 TeoriListrik Dasar


3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.4. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.5. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.6. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan kumparan, inti besi
dan alat bantunya pada transformator tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan media insulasi transformator. pada
transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan


Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengoperaikan mesin filter media insulasi.
3.2.5 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 296


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.51. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Proteksi Bay Transformator

Kode Unit : D.35.121.03.119.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay transformator
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik transformator dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan
dan pemasangan proteksi bay transformator.
pemasangan
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
proteksi bay
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
transformator
1.4 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 297


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay
transformator yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan proteksi bay transformator
pemasangan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
proteksi bay
pemasangan proteksi bay transformator
transformator
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan proteksi bay transformator di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi bay transformator

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan proteksi bay transformator
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 298


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pengawasan 3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan


pembangunan dan pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan telah ditentukan.
proteksi bay
transformator

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay transformator

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 299


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

yang ditetapkan perusahaan.


3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan proteksi bay transformator.
3.2.4 SOP pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator.
3.2.5 Instruksi Kerja pengawasan pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay transformator.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
Melaksanakan pengawasan pembangunan dan pemasangan proteksi
bay transformator.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 300


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi bay
transformator tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi bay transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan GI dan


GITET
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur sifat karakteristik dan kandungan gas terlarut pada
media insulasi pada transformator.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 301


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.52. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Peralatan Pemutus Tenaga

Kode Unit : D.35.121.03.120.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga.
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemutus tenaga,
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan
dan pemasangan peralatan pemutus tenaga.
pemasangan
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
peralatan pemutus
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 302


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

tenaga 1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
pemutus tenaga yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan pengawasan pembangunan dan pemasangan
pembangunan dan peralatan pemutus tenaga
pemasangan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
peralatan pemutus
pemasangan peralatan pemutus tenaga
tenaga
diidentifikasi.
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan peralatan pemutus tenaga di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan pemutus tenaga

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 303


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan peralatan pemutus tenaga
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pengawasan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
peralatan pemutus
tenaga

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemutus tenaga

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 304


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(PMT) yang ditetapkan perusahaan.


3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT).
3.2.5 Instruksi Kerja pengawasan pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemutus tenaga
(PMT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemutus tenaga (PMT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 305


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan kompartemen GIS.
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya
pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


gardu induk.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 306


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.53. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Peralatan Pemisah (PMS)

Kode Unit : D.35.121.03.121.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS).
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan Pemisah (PMS),
sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan
dan pemasangan peralatan pemisah (PMS).
pemasangan
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
peralatan pemisah
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 307


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

(PMS) 1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
pemisah (PMS) yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan peralatan pemisah (PMS)
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan peralatan pemisah (PMS)
peralatan pemisah
diidentifikasi.
(PMS)
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan peralatan pemisah (PMS) di
tempat kerja disiapkan sesuai format standar
yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan pemisah (PMS)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 308


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan peralatan pemisah (PMS)
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pengawasan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
peralatan pemisah
(PMS)

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS) yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 309


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan


pembangunan dan pemasangan peralatan pemisah (PMS) yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS) yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pemisah (PMS).
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan pemisah (PMS).
3.2.5 Instruksi Kerja pengawasan pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemisah (PMS).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemisah (PMS).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 310


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan pemisah
(PMS) tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan kumparan, inti besi dan alat bantunya
pada transformator.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 311


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.54. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Transformator Auxilliary (CT,CVT,PT)

Kode Unit : D.35.121.03.122.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan transformator auxilliary (CT,CVT,PT)
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT), sesuai instruction manual dan SOP yang
berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan
dan pemasangan transformator auxilliary
pemasangan
(CT,CVT,PT).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 312


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

transformator 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


auxilliary diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
(CT,CVT,PT)
1.4 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan kompartemen GIS
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan transformator auxilliary
transformator
(CT,CVT,PT) diidentifikasi.
auxilliary
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
(CT,CVT,PT)
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT) di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 313


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi


Pengawasan pembangunan dan pemasangan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT)

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan transformator auxilliary
koordinasi (CT,CVT,PT) didiskusikan bersama pelaksana
pengawasan pekerjaan.
pembangunan dan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
transformator
telah ditentukan.
auxilliary
(CT,CVT,PT)

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT). yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 314


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) koordinasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT) yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT) yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja koordinasi pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.4 SOP Pelaksanaan koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).
3.2.5 Instruksi Kerja pengawasan pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan transformator
auxilliary (CT,CVT,PT).
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 315


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan


pembangunan dan pemasangan peralatan transformator auxilliary
(CT,CVT,PT).
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.4. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.5. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.6. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 Instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan
transformator auxilliary (CT,CVT,PT) tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.6.1. Peraturan K2
3.1.6.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 316


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pemasangan transformator auxilliary (CT,CVT,PT).

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.55. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Proteksi Switchgear

Kode Unit : D.35.121.03.123.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan proteksi switchgear.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi switchgear, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 317


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pelaksanaan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


koordinasi dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan dan pemasangan proteksi switchgear.
pemasangan
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
proteksi
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
switchgear
1.4 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan proteksi
switchgear yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan kompartemen GIS
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan proteksi switchgear diidentifikasi.
proteksi
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
switchgear
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 318


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan proteksi switchgear di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
proteksi switchgear

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan proteksi switchgear
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pengawasan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
proteksi
switchgear

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan proteksi switchgear. yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 319


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012


2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan proteksi switchgear yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan proteksi switchgear yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan proteksi switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan proteksi switchgear.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan proteksi switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 320


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan proteksi switchgear.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk.
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan proteksi
switchgear tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 Mekanika transformator.
3.1.5.1. Dasar penerapan.
3.1.5.2. Fenomena Arus hubung singkat.
3.1.5.3. Tingkat besar rus Hubung Singkat.
3.1.5.4. Gaya aksial dan radial pada kumparan trafo.
3.1.5.5. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas trafo.
3.1.6 Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 321


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pemasangan peralatan proteksi switchgear tegangan


Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.56. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Common Facility Gardu Induk

Kode Unit : D.35.121.03.124.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility gardu induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan common facility gardu
induk, sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 322


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pelaksanaan 1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan


koordinasi dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan dan pemasangan common facility gardu induk.
pemasangan
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
common facility
diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.
gardu induk
1.4 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan common
facility gardu induk yang ditetapkan
perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan kompartemen GIS
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan common facility gardu induk
common facility
diidentifikasi.
gardu induk
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 323


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan transformator common facility
gardu induk di tempat kerja disiapkan sesuai
format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility gardu induk

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan common facility gardu induk
koordinasi didiskusikan bersama pelaksana pekerjaan.
pengawasan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
common facility
gardu induk

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk. yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 324


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012


2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan common facility gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan common facility gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan common facility gardu induk.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 325


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan common facility gardu
induk.
2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan common
facility gardu induk tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi..
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.1. Peraturan K2
3.1.5.2. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan common facility gardu induk
tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 326


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Menguji Kapasitas Batere.
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.57. Mengkoordinir Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan SCADA/TEL

Kode Unit : D.35.121.03.125.1


Judul Unit :Mengkoordinir pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan
prosedur pengawasan pembangunan dan pemasangan yang
diperlukan untuk Mengkoordinir pekerjaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SCADA/TEL, sesuai
instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

1. Merencanakan 1.1. Gambar teknik gardu induk dipelajari sesuai


dan menyiapkan Standing Operation Procedure (SOP).
pelaksanaan
1.2. Tata cara berkomunikasi dipahami dan
koordinasi
dilaksana-kan sesuai Standing Operation
pengawasan
Procedure (SOP) pengawasan pembangunan
pembangunan dan
dan pemasangan SCADA/TEL.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 327


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

pemasangan 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat


SCADA/TEL diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk


memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan sesuai Struktur Organisasi
Unit Kerja yang berlaku.

1.5 Alat kerja, alat Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2) dan alat bantu disiapkan sesuai keperluan
dan standar melaksanakan pengawasan
pembangunan dan pemasangan SCADA/TEL
yang ditetapkan perusahaan.

1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk


memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan sesuai standar perusahaan.

1.7 Prosedur dan peraturan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2) dipahami sesuai
standar yang berlaku.

2. Mempersiapkan 2.1 Peralatan Bantu dipasang sesuai Standing


pola evaluasi Operation Procedure (SOP) pelaksanaan
pengawasan SCADA/TEL
pembangunan dan
2.2 Koordinasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan
pemasangan SCADA/TEL diidentifikasi.
SCADA/TEL
2.3 Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
2.4 Formulir evaluasi dipersiapkan

2.5 Rancangan evaluasi pengawasan pembangunan


dan pemasangan SCADA/TEL di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.6 Perlengkapan kerja disiapkan untuk evaluasi
Pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan pemisah (PMS)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 328


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

3. Melaksanakan 3.1. Evaluasi koordinasi pengawasan pembangunan


evaluasi dan pemasangan SCADA/TEL didiskusikan
koordinasi bersama pelaksana pekerjaan.
pengawasan
3.2. Hasil pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan
pemasangan dibandingkan dengan target yg
pemasangan
telah ditentukan.
SCADA/TEL

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan


pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

4.2. Berita Acara pekerjaan dibuat sesuai prosedur


yang ditetapkan perusahaan

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengawasan pembangunan dan
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
SCADA/TEL yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang
berlaku
1.2. Tegangan Tinggi adalah tegangan yang mempunyai nilai antara 35 kV
sampai dengan 500 kV
2. Peraturan yang diperlukan

2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
3.1.1. Partisipatif

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 329


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan peralatan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Pesyaratan Kerja pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan pengawasan pembangunan
dan pemasangan SCADA/TEL.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
peralatan peralatan pengawasan pembangunan dan
pemasangan SCADA/TEL.
3.2.5 Instruksi Kerja pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan peralatan pengawasan pembangunan
dan pemasangan SCADA/TEL.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan dan material.
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan

2. Persyaratan Kompetensi

2.1. Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan


(K2).
2.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan SCADA/TEL.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 330


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3. Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan

3.1.1 Bahan Listrik


3.1.1.1. Konduktor
3.1.1.2. Isolator
3.1.2 Alat Ukur dan Pengukuran besaran listrik
3.1.2.1. Macam alat ukur listrik.
3.1.2.2. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik.
3.1.2.3. Penggunaan alat ukur listrik.
3.1.3 TeoriListrik Dasar
3.1.3.1. Arus bolak balik fase satu.
3.1.3.2. Arus bolak balik fase tiga.
3.1.3.3. Hukum Ohm.
3.1.3.4. Hukum Kirchhoff I
3.1.3.5. Rangkaian Resistansi, Induktasi, Kapasitansi dan
Impedansi.
3.1.4 instalasi gardu induk
3.1.4.1. Konstruksi instalasi gardu induk.
3.1.4.2. Peralatan / Komponen instalasi gardu induk.
3.1.4.3. Peralatan Kerja dan material pengawasan
pembangunan dan pemasangan peralatan SCADA/TEL
3.1.5 ProsedurKeselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3.1.5.3. Peraturan K2
3.1.5.4. Prosedur K2 pada pengawasan pembangunan dan
pemasangan peralatan SCADA/TEL.

3.2 Keterampilan

3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan instalasi


GI dan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada instalasi GI dan GITET.
3.2.3 Mengukur kondisi gas sulfur hexafloride (SF6).
3.2.4 Mengukur medan listrik di instalasi GI dan GITET.

4. Sikap Kerja yang Diperlukan

4.1. Teliti.
4.2. Cermat.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 331


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting

Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja


dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.58. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Gardu Induk

Kode Unit : D.35.121.03.126.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan Gardu Induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
Gardu Induk sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan GI .
intetprestasi 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GI diidentifikasi sesuai dengan
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemasangan GI . pengawasan pembangunan dan pemasangan
GI dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan GI diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan GI 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
dan pemasangan GI di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 332


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GI didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan GI pembangunan dan pemasangan GI digunakan
secara sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.3. analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI yang
berlaku.
3.4. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GI dibandingkan berdasarkan
pengawasan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pembangunan dan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI pemasangan GI dibandingkan berdasarkan
dengan kondisi hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
lapangan. standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pekerjaan pemasangan GI dilaporkan dalam format
pengawasan pembangunan dan pemasangan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 333


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan GI yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI .
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI .

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.2 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 334


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan
Ketenagalistrikan (K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada konstruksi GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.59. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan GITET

Kode Unit : D.35.121.03.127.1

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 335


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan


pemasangan GITET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan GITET.
intetprestasi 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GITET diidentifikasi sesuai
pengawasan dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemasangan pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET. GITET dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan GITET diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
GITET dan pemasangan GITET di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GITET didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan GITET
GITET secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 336


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
menyeluruh 3.4. analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET yang
berlaku.
3.5. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GITET dibandingkan berdasarkan
pengawasan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pembangunan dan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan GITET dibandingkan berdasarkan
GITET dengan hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
kondisi lapangan. standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pekerjaan pemasangan GITET dilaporkan dalam format
pengawasan pembangunan dan pemasangan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET yang sesuai dengan peraturan
dan standar mutu yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 337


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Peraturan yang diperlukan


2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan GITET
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 338


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan GITET.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GITET.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.60. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan GIS

Kode Unit : D.35.121.03.128.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
GIS sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 339


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan GIS.
intetprestasi 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GIS diidentifikasi sesuai dengan
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pemasangan GIS. pengawasan pembangunan dan pemasangan
GIS dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan GIS diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan GIS 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
dan pemasangan GIS di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GIS didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan GIS pembangunan dan pemasangan GIS
secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS yang
berlaku.
3.5. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 340


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan GIS dibandingkan berdasarkan
pengawasan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pembangunan dan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS pemasangan GIS dibandingkan berdasarkan
dengan kondisi hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
lapangan. standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pekerjaan pemasangan GIS dilaporkan dalam format
pengawasan pembangunan dan pemasangan.
5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4. Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5. Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 341


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan GIS
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian GIS yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan GIS.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 342


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan GIS.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GIS.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.61. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Bay Transformator

Kode Unit : D.35.121.03.129.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan bay transformator.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
bay transformator sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan bay
intetprestasi transformator.
analisis 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
pengawasan pemasangan bay transformator diidentifikasi
pembangunan dan sesuai dengan standar dan batasan yang
pemasangan bay ditetapkan.
transformator. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pengawasan pembangunan dan pemasangan
bay transformator dipelajari.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 343


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan bay transformator diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan bay 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
transformator dan pemasangan bay transformator di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan bay transformator didiskusikan
pengawasan bersama pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan bay pembangunan dan pemasangan bay
transformator transformator digunakan sesuai SOP yang
secara ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan bay transformator dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
pengawasan pembangunan dan pemasangan
bay transformator yang berlaku.
3.5. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan bay transformator dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.7. pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan bay transformator dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan bay transformator dibandingkan
pengawasan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pembangunan dan kecukupan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 344


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
pemasangan bay 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
transformator pemasangan bay transformator dibandingkan
dengan kondisi berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
lapangan. batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan bay transformator dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan bay transformator dilaporkan
pengawasan dalam format pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan.
pemasangan bay 5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
transformator pembangunan dan pemasangan bay
transformator dicatat dalam format laporan
evaluasi pengawasan pembangunan dan
pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan bay transformator yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 345


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan bay
transformator yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan bay transformator.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan bay transformator.

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTT
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengawasan pembangunan dan pemasangan dilaksanakan di lokasi
instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 346


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan


dan pemasangan bay transformator.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.62. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Switchgear

Kode Unit : D.35.121.03.130.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan switchgear.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
switchgear sesuai standar dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan bay
intetprestasi switchgear.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 347


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
analisis 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
pengawasan pemasangan switchgear diidentifikasi sesuai
pembangunan dan dengan standar dan batasan yang ditetapkan.
pemasangan 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
switchgear. pengawasan pembangunan dan pemasangan
switchgear dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan switchgear diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
switchgear. dan pemasangan switchgear di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan switchgear didiskusikan bersama
pengawasan pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan switchgear
switchgear secara digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
menyeluruh 3.4. analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan switchgear dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan switchgear
yang berlaku.
3.5. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan switchgear dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3.7. pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan switchgear dianalisis

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 348


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan switchgear dibandingkan
pengawasan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pembangunan dan kecukupan.
pemasangan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
switchgear dengan pemasangan switchgear dibandingkan
kondisi lapangan. berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan switchgear dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan switchgear dilaporkan dalam
pengawasan format pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan.
pemasangan 5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
switchgear pembangunan dan pemasangan switchgear
dicatat dalam format laporan evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan
pembangunan dan pemasangan switchgear yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 349


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
switchgear yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan switchgear.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan switchgear.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan SUTT.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengawasan pembangunan dan pemasangan dilaksanakan di lokasi
instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 350


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:


3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan
dan pemasangan switchgear.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja dan
kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub kompetensi dari
unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai persyaratan
perusahaan.

2.3.63. Melaksanakan Analisis Pengawasan Pembangunan Dan


Pemasangan Common Facility

Kode Unit : D.35.121.02.131.1


Judul Unit :Melaksanakan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
menganalisis pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Menterjemahkan 1.1. Perintah kerja evaluasi koordinasi pengawasan
dan membuat pembangunan dan pemasangan common
intetprestasi facility.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 351


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
analisis 1.2. analisis pengawasan pembangunan dan
pengawasan pemasangan common facility diidentifikasi
pembangunan dan sesuai dengan standar dan batasan yang
pemasangan ditetapkan.
common facility. 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan analisis
pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility dipelajari.
2. Menyusun 2.1. analisis pengawasan pembangunan dan
rencana kerja pemasangan common facility diidentifikasi.
analisis 2.2. Daftar periksa (Check list) evaluasi dibuat
pengawasan sesuai standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan analisis pengawasan pembangunan
common facility dan pemasangan common facility di tempat
kerja disiapkan sesuai format standar yang
berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk evaluasi Pengawasan
pembangunan dan pemasangan.
3. Melaksanakan 3.1. analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan common facility didiskusikan
pengawasan bersama pelaksana.
pembangunan dan 3.2. Perlengkapan kerja untuk analisis pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan common
common facility facility digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
secara 3.4. analisis pengawasan pembangunan dan
menyeluruh pemasangan common facility dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility yang berlaku.
3.5. hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 352


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.7. pekerjaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility dianalisis
4. Membandingkan 4.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan common facility dibandingkan
pengawasan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pembangunan dan kecukupan.
pemasangan 4.2. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
common facility. pemasangan common facility dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility dibandingkan
dengan penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil analisis pengawasan pembangunan dan
analisis pemasangan common facility dilaporkan dalam
pengawasan format pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan.
pemasangan 5.2. Perbedaan hasil analisis pengawasan
common facility pembangunan dan pemasangan common
facility dicatat dalam format laporan evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan
dan pemasangan common facility yang sesuai dengan peraturan dan
standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 353


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang


Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan common
facility yang ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian instalasi gardu induk yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility.
3.2.4 SOP Pelaksanaan analisis pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1. Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk koordinasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 354


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1. Pengawasan pembangunan dan pemasangan dilaksanakan di lokasi


instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja analisis pengawasan pembangunan
dan pemasangan common facility.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan gardu
induk.
3.2.2 Orientasi lapangan pada gardu induk.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.64. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Gardu


Induk

Kode Unit : D.35.121.03.132.1


Judul Unit :Menetapkan pengawasan pembangunan dan pemasangan
Gardu Induk.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan GI , Lengkap
Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 355


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan GI .
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan GI diidentifikasi sesuai dengan
pemasangan GI , standar dan batasan yang ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan GI
dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan GI diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan GI 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GI didiskusikan bersama
Pelaksanaan pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan GI pembangunan dan pemasangan GI digunakan
sesuai SOP yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 356


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GI dibandingkan berdasarkan
Pelaksanaan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pengawasan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pembangunan dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI pemasangan GI dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GI dilaporkan dalam format
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan.
pengawasan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan GI pembangunan dan pemasangan GI dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 357


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan GI yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan GI .
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan GI .

4. Peralatan dan Perlengkapan


4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 358


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GI.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengawasan pembangunan dan pemasangan dilaksanakan di lokasi
instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GI .
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 359


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2.3.65. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan GITET

Kode Unit : D.35.121.03.133.1


Judul Unit :Menetapkan pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan GITET,
Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan
batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan GITET.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan GITET diidentifikasi sesuai dengan
pemasangan standar dan batasan yang ditetapkan.
GITET, 1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan GITET diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
GITET Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 360


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GITET didiskusikan bersama
Pelaksanaan pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan GITET
GITET digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET dilaksanakan sesuai
dengan keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET yang
berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET dikumpulkan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GITET dibandingkan berdasarkan
Pelaksanaan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pengawasan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pembangunan dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan GITET dibandingkan berdasarkan
GITET hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 361


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GITET dilaporkan dalam format
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan.
pengawasan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan GITET dicatat
GITET dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan GITET yang sesuai dengan
peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET yang ditetapkan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 362


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengawasan pembangunan dan
pemasangan GITET yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.3. Buku ceklists
4.2.4. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GITET.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
GITET.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 363


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).


3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan GI.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan GI.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.66. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan GIS

Kode Unit : D.35.121.03.134.1


Judul Unit :Menetapkan pengawasan pembangunan dan pemasangan
GIS.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan GIS, Lengkap
Dengan Sarana Bantunya sesuai standar dan batasan yang
ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan GIS.
Pelaksanaan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pengawasan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan GIS diidentifikasi sesuai dengan
pemasangan GIS, standar dan batasan yang ditetapkan.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 364


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
GIS dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan GIS diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan GIS 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS di tempat kerja disiapkan
sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GIS didiskusikan bersama
Pelaksanaan pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan GIS pembangunan dan pemasangan GIS digunakan
sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan prosedur pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS yang
berlaku.

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 365


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS dikumpulkan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GIS dibandingkan berdasarkan
Pelaksanaan validitas, otentik, kekinian dan kecukupan.
pengawasan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pembangunan dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS pemasangan GIS dibandingkan berdasarkan
hasil ukur sesuai prosedur dan batasan
standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS dibandingkan dengan
penugasan.
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan GIS dilaporkan dalam format
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan.
pengawasan 5.2. Perbedaan hasil a pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan GIS pembangunan dan pemasangan GIS dicatat
dalam format laporan evaluasi pengawasan
pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan GIS yang
sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 366


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

2. Peraturan yang diperlukan


2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS yang ditetapkan
perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.
3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan GIS.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan GIS.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 367


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan GIS
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengawasan pembangunan dan pemasangan dilaksanakan di lokasi
instalasi terpasang sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:
3.1.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan GIS.
3.1.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.3 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan
Transmisi.
3.2.4 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan.

2.3.67. Menetapkan Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Common


Facility

Kode Unit : D.35.121.03.135.1


Judul Unit :Menetapkan pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility.
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan kegiatan
Pengendalian dan Pengkoordinasian Pelaksanaan

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 368


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

pengawasan pembangunan dan pemasangan common


facility, Lengkap Dengan Sarana Bantunya sesuai standar
dan batasan yang ditetapkan

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. Perintah kerja pengendalian dan
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pengkoordinasian pembangunan dan pemasangan common
Pelaksanaan facility.
pengawasan 1.2. pengendalian dan pengkoordinasian
pembangunan dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan pemasangan common facility diidentifikasi
common facility, sesuai dengan standar dan batasan yang
ditetapkan.
1.3. Ilmu pengetahuan terkait dengan pengendalian
dan pengkoordinasian Pelaksanaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility dipelajari.
2. Mempersiapkan 2.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pola pengendalian Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
dan pemasangan common facility diidentifikasi.
pengkoordinasian 2.2. Daftar periksa (Check list) pengendalian dan
Pelaksanaan pengkoordinasian Pelaksanaan dibuat sesuai
pengawasan standar dan batasan yang ditetapkan.
pembangunan dan 2.3. Formulir evaluasi dipersiapkan
pemasangan 2.4. Rancangan pengendalian dan pengkoordinasian
common facility Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility di tempat kerja
disiapkan sesuai format standar yang berlaku.
2.5. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan common
facility

-369-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
3. Melaksanakan 3.1. pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan common facility didiskusikan
Pelaksanaan bersama pelaksana.
pengawasan 3.2. Perlengkapan kerja untuk pengendalian dan
pembangunan dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pemasangan pembangunan dan pemasangan common
common facility facility digunakan sesuai SOP yang ditetapkan.
3.4. pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility dilaksanakan
sesuai dengan keperluan dan prosedur
pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility yang berlaku.
3.5. hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility dikumpulkan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Membandingkan 4.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan common facility dibandingkan
Pelaksanaan berdasarkan validitas, otentik, kekinian dan
pengawasan kecukupan.
pembangunan dan 4.2. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pemasangan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
common facility pemasangan common facility dibandingkan
berdasarkan hasil ukur sesuai prosedur dan
batasan standar yang berlaku.
4.3. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility dibandingkan
dengan penugasan.

-370-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
5. Membuat laporan 5.1. Hasil pengendalian dan pengkoordinasian
pengendalian dan Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pengkoordinasian pemasangan common facility dilaporkan dalam
Pelaksanaan format pengawasan pembangunan dan
pengawasan pemasangan.
pembangunan dan 5.2. Perbedaan hasil pengendalian dan
pemasangan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
common facility pembangunan dan pemasangan common
facility dicatat dalam format laporan evaluasi
pengawasan pembangunan dan pemasangan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan common
facility yang sesuai dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1 Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.
3. Norma dan Standar
3.1 Norma
3.1.1 Partisipatif
3.2 Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja (IK)
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan common facility yang
ditetapkan perusahaan.
3.2.2 SOP Komunikasi Pengoperasian Jaringan Tegangan Tinggi
yang ditetapkan perusahaan.

-371-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

3.2.3 SOP Persyaratan Kerja pengendalian dan pengkoordinasian


Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility.
3.2.4 SOP Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan pemasangan
common facility.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1. Peralatan
4.1.1 Peralatan Utama : APD, Radio komunikasi, Dokumen, SOP, IK
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Buku ceklists
4.2.2. Gambar teknik/single line diagram

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,
harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2 Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Melaksanakan ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan
(K2).
2.2 Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk
pengendalian dan pengkoordinasian Pelaksanaan pengawasan
pembangunan dan pemasangan common facility.
2.3 Menginterpretasikan gambar teknik.

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan:
3.1.1. Persyaratan kerja pengendalian dan pengkoordinasian
Pelaksanaan pengawasan pembangunan dan
pemasangan common facility.
3.1.2. Ilmu Bahan Listrik.
3.1.3. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
3.2. Keterampilan
3.2.1 Dasar pengawasan pembangunan dan pemasangan jaringan

-372-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

Transmisi.
3.2.2 Orientasi lapangan pada jaringan SUTT.
4. Sikap Kerja yang Diperlukan
4.1. Teliti.
4.2. Cermat.
4.3. Disiplin.
5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

2.3.68. Melaksanakan Pengelolaan Dan Pengembangan Metode


Pengawasan Pembangunan Dan Pemasangan Gardu Induk

Kode Unit : D.35.121.03.136.1


Judul Unit :Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan dan
pengawasan pembangunan dan pemasangan Gardu Induk
Deskripsi Unit :Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengelolaan
pengawasan pembangunan dan pemasangan pada Gardu
Induk sesuai instruction manual dan SOP yang berlaku.

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1. Merencanakan 1.1. pengawasan pembangunan dan pemasangan
tugas pengelolaan yang berlaku saat ini dipelajari dan dikaji
dan efektivitasnya dengan menggunakan
pengembangan pendekatan metode penyebab ketidaksesuaian
metode pengawasan pembangunan dan pemasangan
pengawasan 1.2. Hasil kajian pengawasan pembangunan dan
pembangunan dan pemasangan diinteprestasikan dan disusun
pemasangan alternatif penanggulangan permasalahan.
Gardu Induk 1.3. Data penyebab deviasi dianalisis dan dicari apa
penyebabnya dan disusun rencana “design”
penyebab ketidaksesuaian pengawasan
pembangunan dan pemasangan yang baru.

-373-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
1.4. Alternatif pengembangan metode
pengawasan pembangunan dan pemasangan
disiapkan.
1.5. Penugasan yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar pengawasan pembangunan
dan pemasangan
2. Menyiapkan data 2.1. Standar unjuk kerja disiapkan sesuai
dan peralatan kebijakan manajemen.
kerja analisis 2.2. Perangkat lunak dan perangkat keras untuk
Gardu Induk mengolah data disiapkan
2.3. Data permasalahan lapangan dipelajari dan
dimengerti penyebab permasalahannya.
3. Menggunakan 3.1 Data lapangan dibandingkan dangan kebijakan
data untuk Manajemen tentang unjuk kerja.
memecahkan 3.2 Deviasi data lapangan dengan standar pada
masalah dan kebijakan manajemen dipelajari dan dianalisis
mengembangkan penyebabnya.
metode 3.3 Penyebab deviasi dipelajari dan disimulasikan
pemeliharan dengan beberapa metode untuk mendapatkan
Gardu Induk metode pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang paling optimum untuk
dijadikan solusi penanggulangan masalah.
3.4 Metode pengawasan pembangunan dan
pemasangan yang baru disampaikan kepada
manajemen
4. Memeriksa 4.1 Metode pengawasan pembangunan dan
kesesuaian hasil pemasangan yang baru dibandingkan dengan
metode sebelumnya sejauh mana efektifitas
dari metode baru ini.
4.2 Penyempurnaan metode baru yang belum
sesuai dengan kondisi lapangan dilakukan.
4.3 Bimbingan teknis untuk pekerjaan perbaikan
diberikan.

-374-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


KOMPETENSI
5. Membuat laporan 5.1 Laporan pekerjaan dibuat sesuai dengan
pekerjaan format dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Standing Operation Procedure (SOP) adalah tata cara/prosedur yang
dimiliki oleh perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan peraturan dan standar mutu yang berlaku
2. Peraturan yang diperlukan
2.1. Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
2.3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
2.4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang
Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
2.5 Peraturan yang berlaku di perusahaan.

3. Norma dan Standar


3.1. Norma
(tidak ada)
3.2. Standar
3.2.1 Standing Operation Prosedur (SOP) pengawasan pembangunan
dan pemasangan yang ditetapkan perusahaan.
4. Peralatan dan Perlengkapan
4.1 Peralatan
4.1.1. Komputer
4.1.2. Alat Komunikasi
4.2. Perlengkapan
4.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK)
4.2.2. Dokumen SOP dilokasi uji kompetensi
4.2.3. Form analisis pengawasan pembangunan dan pemasangan

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian

-375-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

1.1 Kompetensi yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap kerja,


harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
1.2. Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan, diujikan secara
tertulis, lisan, dan observasi lapangan
2. Persyaratan Kompetensi
2.1 Pemecahan masalah (trouble shooting)
2.2. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis,
dokumentasi K2, instruksi manual peralatan dan SOP; alat kerja dan
material kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini disiapkan

3. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Metode Operasional Research (OR)
3.12 Statistik
3.1.3 Analisis Data, Orang, dan Benda (DOB)
3.1.4 pengawasan pembangunan dan pemasangan transmisi
3.1.5 Bisnis Ketenagalistrikan.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan perangkat lunak dan keras komputer
3.2.2 Menyusun kuisioner
3.2.3 Menyusun tahapan pengawasan pembangunan dan
pemasangan

4. Sikap Kerja yang Diperlukan


4.1 Komitmen menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati
4.2 Pelaksanaan kerja sesuai Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang telah
disepakati
4.3 Bekerja berdasarkan kontrak kerja yang disepakati

5. Aspek Penting
Aspek penting yang harus dicapai dengan memperagakan prosedur kerja
dan kriteria unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing sub
kompetensi dari unit melalui penerapan secara umum dan mandiri sesuai
persyaratan perusahaan

-376-
DJK.K 351.21B
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Pada Pekerjaan Konsultansi Pengawasan Transmisi Tenaga
Listrik eknik Ketenagalistrikan Tentang Asesor Kompetensi Dan Asesor Badan Usaha

BAB IV

PENUTUP

Pedoman Penggunaan Standar Kompetensi Tenaga Teknik


Ketenagalistrikan Tenatang Asesor Kompetensi Bidang Transmisi ini
merupakan panduan penyusunan standar uji bagi Lembaga Sertifikasi
Kompetensi Asesor/Panitia Uji Kompetensi (PUK) Ketenagalistrikan dalam
penyelenggaraan proses sertifikasi bagi tenaga teknik bidang transmisi
subbidang pengawasan, dan bagi Lembaga Diklat/Pelatihan merupakan
panduan dalam penyusunan standar latih/kurikulum silabus.

Pemaketan kualifikasi Jabatan Okupasi bagi tenaga teknik yang bekerja di


transmisi tenaga listrik pada pekerjaan pengawasan pada pedoman
disesuaikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI yang terdiri dari jenjang 1
hingga jenjang 9. Pada pedoman ini mengatur untuk jenjang kualifikasi KKNI
level 1 sampai dengan level 6 yang terdiri dari: 68 (ENAMPULUH DELAPAN)
unit kompetensi, dikemas pada 6 (enam) kualifikasi jabatan dengan total 16
(enam belas) kemungkinan jabatan, sedangkan untuk kualifikasi KKNI level 7
sampai dengan level 9 akan diatur pada pedoman yang lain

Pemaketan kualifikasi jabatan okupasi asesor kompetensi dan asesor


badan usaha pada pedoman ini menjadi panduan dalam penerbitan sertifikat
kompetensi berdasarkan okupasi jabatan sesuai dengan Peraturan Menteri
ESDM No 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Teknik Ketenagalistrikan.

-377-

Anda mungkin juga menyukai