MENYETUJUI,
Dosen Pembimbing
MENGETAHUI,
Kepala Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, ST, Ir. Putu Arya Mertasana, M.Si.,MT
M.Sc, Ph.D
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
AC = Alternating Current
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang
berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro (PLTM) Muara”.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek, penulis banyak memperoleh
petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D., selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Bapak Dr.Ida Bagus Gede Manuaba, ST,.MT., selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
3. Bapak I Made Suartika, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Muhammad Ridho Dewanto selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama
melaksanakan kegiatan kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek.
5. Orang tua penulis, rekan-rekan Mahasiswa Universitas Udayana, dan semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan, motivasi,
dan saran yang diberikan sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian laporan kerja praktek ini.
Bukit Jimbaran, 28 Juli 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PLTM Muara merupakan salah satu sumber energi alternatif dari energi
terbarukan yang mulai dikembangkan dengan skala PLTA mikrohidro, PLTA skala
mini dan PLTA skala besar. Pembangkit ini dapat terinterkoneksi dengan saluran
distribusi sehingga dapat menjadi pembangkit tersebar.
Di Kabupaten Buleleng telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air
Skala Mini (PLTM) di Kecamatan Sukasada dengan kapasitas 2 x 1150 kW.
Selanjutnya PLTM ini diinterkoneksi dengan salah satu bus tegangan menengah 20
kV dari GI Pemaron.
Laporan praktik ini dibuat untuk mengetahui komponen-komponen yang
ada di PLTM Muara.
2.1. Energi.
Energi Konvensional adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya
tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat diregenerasi. Dikatakan tak
terbarukan karena apabila sejumlah sumbernya dieksploitasi, maka untuk
mengganti sumbernya dalam jumlah yang sama akan memerlukan waktu hingga
jutaan tahun. Jika sumber energi ini dieksploitasi secara terus–menerus pasti
persediaannya akan menipis dan mungkin akan habis. Biasanya sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang tambang (minyak bumi dan batu
bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan lain-lain).
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang
dihasilkannya tak terhabiskan dan dapat diperbaruhi dengan proses yang
berkelanjutan. Sumber energi terbarukan ini dianggap sebagai sumber energi ramah
lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi
terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Sumber energi ini belumlah
banyak dimanfaatkan oleh banyak orang dan masih perlu terus dikembangkan.
Sumber energi ini dapat berasal dari alam sekitar yaitu angin, air, biogas, biomass
dan energi matahari.
Salah satu energi terbarukan adalah pembangkit listrik tenaga mini hidro,
yang di Indonesia dapat dibuat karena banyak sungai dan banyak daerah yang
belum terjangkau oleh jaringan listrik negara (PLN).
2.2. Sungai.
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Kemanfaatan terbesar
sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan potensial untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik tenaga air. Jenis–jenis sungai menurut jumlah airnya.
a) Sungai permanen-yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun
relatif tetap.
b) Sungai periodik-yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit.
c) Sungai intermittent atau sungai episodik-yaitu sungai yang
mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim
kemarau airnya kering.
d) Sungai ephemeral yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat
musim hujan. Pada hakekatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan
jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya
belum tentu banyak.
2.5.1. Bendung.
Bendung berfungsi untuk menaikkan/mengontrol tinggi air dalam sungai
secara signifikan sehingga memiliki jumlah air yang cukup untuk dialihkan ke
dalam intake.
2.5.2. Saringan
Saringan ini dipasang didepan pintu pengambilan air, berguna untuk
menyaring kotoran–kotoran atau sampah yang terbawa sehingga air menjadi bersih
dan tidak mengganggu operasi mesin PLTM.
Tujuan dari bangunan intake adalah untuk memisahkan air dari sungai atau
kolam untuk dialirkan ke dalam saluran pembawa serta ke bak penampungan.
Pengambilan air adalah pintu yang dipasang diujung saluran pembawa yang
bertujuan untuk mengatur debit air yang masuk ke saluran pembawa.
Fungsinya untuk mengalirkan air dari saluran penghantar atau kolam tando
menuju turbin. Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan
maksud agar diperoleh kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin.
Konstruksinya harus diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar yang
timbul termasuk tekanan dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang cukup
mahal, untuk itu pemilihan pipa yang tepat sangat penting.
Katub utama dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air,
menstart turbin atau menutup aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup
saat perbaikan turbin atau perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan
tekanan air pada katup utama digunakan pompa hidrolik.
b. Tegangan
Parameter kedua yang harus dipenuhi adalah tegangan. Pada proses
sinkronisasi, tegangan pada generator dan jaringan PLN harus sama. Alat ukurnya
berupa double voltmeter. Antara tegangan generator (yang akan dipararel) dengan
tegangan sistem jaringan harus sama besarnya (nilainya). Untuk menyamakan,
maka tegangan generator harus diatur, yaitu dengan mengatur arus eksitasinya.
Variasi tegangan yang diijinkan antara kedua sistem adalah sebesar ± 5% dari
tegangan nominalnya.
c. Sudut Fasa
Seringkali terdapat kerancuan antara perbedaan fasa dan frekuensi.
Frekuensi adalah banyaknya siklus (sinusoida) dalam satu detik dari suatu sirkuit
listrik. Sedang perbedaan fasa adalah pergeseran sudut antara satu sirkuit dengan
sirkit listrik yang lain untuk fasa yang sama.
Untuk dapat melihat perbedaan fasa secara grafis diperlukan instrumen
osiloskope. Tetapi didalam penerapannya menjadi tidak praktis untuk memasang
osiloskop pada panel listrik (alternator). Sebagai gantinya dipasang sinkroskop
dan lampu untuk mengetahui perbedaan fasa ini. Didalam sinkroskop ini hanya
ditunnjukan keterangan “slow“, dan “ fast”, serta titik atau garis yang terletak
diantaranya. Apabila jarum menunjuk kearah slow, artinya fasa alternator
tertinggal dibelakang fasa sistem, sedang apabila jarum menunjuk kearah fast,
artinya, fasa alternator lebih cepat dari fasa
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga
lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol.
Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda
tegangan. Ini dapat dijelaskan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.5 Beda Tegangan Antara Fasa pada Sinkronoskop Lampu Gelap
Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan
dua lampu lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar 2.9
Gambar 2.9 Beda Tegangan Antara Fasa Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
c. Cara otomatis
Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara
otomatis memonitor perbedaan phasa, tegangan, frekuensi, dan urutan phasa.
Apabila semua kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa sakelar untuk
parallel dapat dimasukkan.
BAB III
Secara rinci, kegiatan kerja praktek yang saya lakukan bersama dengan rekan
saya dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek di PLTM Muara
Paraf
No. Tanggal Kegiatan Pembimbing
Lapangan
Saringan sampah (trash rack) pada PLTM muara memiliki 2 level. Saringan
sampah (trash rack) 1 berfungsi untuk menyaring sampah-sampah yang memiliki
volume besar misalnya kayu, buah-buahan, batu, dll. Pada saringan sampah 1 jarak
antar besi saringan 10 cm.
Gambar 4.3 Trash Rack 2 Pada PLTM Muara
Pada pipa pesat terdapat pondasi anchor block dan saddle support yang
berfungsi untuk mengikat dan menahan penstock. Pada pipa pesat menggunakan cat
khusus yang berfungsi untuk mengurangi pemuaian.
Gambar 4.8 Anchor Block Pada Pipa Pesat (penstock) di PLTM Muara.
6. Rumah pembangkitan (power house)
7. Saluran Pembuangan.
Air yang sudah digunakan untuk memutar turbin selanjutnya dialirkan ke
saluran pembuangan menuju tukad panji muara. Saluran pembuangan PLTM muara
memiliki panjang 9 m, lebar 4 m, dan tinggi 4 m. Air yang keluar dari turbin sudah
dibuatkan sistem untuk mengurangi tekanan air yang keluar dari turbin.
Gambar 4.10 Saluran Pembuangan Pada PLTM Muara.
2. Control Unit
Pada unit control yang ada di PLTM muara memiliki beberapa fungsi
berdasarkan gambar pada unit control tersebut yakni ;
Gambar 4.14 Control Unit pada PLTM Muara
Pada unit control di PLTM muara ada 2 unit yang masing-masing akan
mengontrol generator unit 1 dan generator unit 2. Untuk setiap item pada unit
control memiliki fungsi masing-masing yaitu sebagai berikut ;
1. Synchronizer and grid protection relay, memiliki fungsi untuk
bertanggung jawab mengenali kesalahan jaringan, dan menyinkronkan
generator dengan jala-jala PLN.
2. Unit touch panel, dalam unit touch panel memiliki 9 menu diantaranya
overview, turbine, generator, turbine-hydraulics, electric data,
settings/limits, history, alarms, analog-signals.
3. Turbine Start push button, pada turbine start push button terdapat 3
indikator yaitu berkedip lambat jika turbin dilepas untuk start. Berkedip
cepat jika turbin beroperasi. Menyala jika unit terhubung ke jaringan
4. Turbine Stopp push button, pada turbine stopp push button terdapat 2
indikator yaitu berkedip selama turbin dimatikan. Menyala jika turbin
dihentikan
5. Acknowledge push button, pada acknowledge push button memiliki 2
indikator yaitu berkedip jika kesalahan atau peringatan baru muncul dan
ternyata belum tidak diakui. Menyala jika kesalahan atau alarm aktif dan
sudah diaku.
6. Emergency stop button, tombol emergency stop button berfungsi untuk
melakukan shutdown darurat pada unit.
3. Commont Unit
Pada commont unit terdapat beberapa item yang memiliki fungsi tertentu
yaitu sebagai berikut ;
4. Transformator
Pada PLTM Muara memiliki 2 buah trafo yang masing-masing berjenis
trafo step-up. Trafo step-up tersebut mengubah tegangan dari 231/400V menjadi 20
kV. Spesifikasi dari masing-masing trafo adalah sebagai berikut
1. Langkah 1: Tekan tombol turbine stop. Tombol turbine stop pada angka 2
di gambar 4.19
⇨ Nonaktifkan aktif governor
⇨ Wicked gate tertutup perlahan secara bersamaan
2. Langkah 2: wicked gate ditutup, atau daya aktif hampir nol,atau waktu
penutupan maksimum 5 menit terlampaui
⇨ Buka pemutus arus daya generator
3. Langkah 4: Aktivasi pengereman.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kerja praktek yang telah
dilaksanakan didapatkan kesimpulan sebagai berikut
1. PLTM Muara mulai beroperasi tahun 2016 yang memanfaatkan potensi
aliran Tukad Panji Muara dengan debit 2,3 m3/s dan head 94,5 mdpl yang
dapat digunakan untuk membangkitkan daya 2 x 1,15 MW. PLTM Muara
digunakan untuk menyuplai beban area penyulang panji dan sekitarnya.
2. Komponen-komponen yang menyusun PLTM Muara terdiri dari
komponen sipil, komponen mekanikal, dan komponen elektrikal.
- Komponen sipil PLTM Muara yang pertama adalah saringan sampah
(trash rack) yang memiliki dua level. Level pertama memiliki jarak
antara besi 10 cm dan level kedua memiliki jarang antar besi 3 cm.
Saluran pemasukan (intake) memiliki tinggi 2,5 m dan lebar 1 m.
Saluran pembawa pada PLTM Muara memiliki panjang 10 m, lebar 3
m dan tinggi 2,5 m. Bak penenang (headpon) memiliki panjang 40 m,
lebar 30 m, tinggi 4,5 m dan kapasitas dari headpon 850 m3.Pipa pesat
(penstock) memiliki panjang 526 m dengan diameter 1,2 m. Rumah
pembangkitan pada PLTM Muara terdapat komponen elektrikal,
mekanikal dan kantor dari PLTM muara itu sendiri. Saluran
pembungan memiliki panjang 9 m , lebar 4 m dan tinggi 4 m.
- Komponen mekanikal dari PLTM Muara yaitu turbin dengan
diameter 50 cm dan jumlah bilahnya 29 buah. Turbin pada PLTM
Muara bertipe francis spiral turbine, Year of construction 2015, Net
head 94 m, Rated discharge 1,3 m3/s, Turbine output 1120,9 kw,
Rated speed 1000 rpm, dan Runway speed 1850 rpm.
- Komponen elektrikal dari PLTM Muara yaitu generator. Jenis
generator yang digunakan pada PLTM Muara yakni generator sinkron
3 phasa tanpa sikat atau brushless excitation. Generator pada PLTM
Muara memiliki apparent power 1365 kVA, current 1970A, voltage
400 VAC dan frequency 50 Hz/1000 Rpm. Control unit pada PLTM
Muara ada dua yang masing-masing mengontrol generator unit 1 dan
2. Trasformator pada PLTM Muara ada 2 untuk generator 1 dan
generator 2 dengan rate capacity 2 × 1600 kVA 3 phase.Common unit
pada PLTM Muara ada 2 yang masin-masing menampilkan kondisi
dari generator 1 dan generator 2.
3. Proses pengoperasian sinkronisasi PLTM Muara dengan jaringan PLN
melalui tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pengoperasian, dan
tahap mematikan generator.
- Pada tahan persiapan, keselamatan kerja harus diperhatikan dalam
menjalankan sinkronisasi dengan memakai peralatan safety. Selain itu
juga memastikan unit generator yang akan dibangkitkan sudah dalam
keadaan siap dioperasikan. Memenuhi persyaratan yang sudah diset
oleh operator untuk ketinggian debit air di headpon yakni 862,22 m.
Selain itu, memastikan trafo yang akan beroperasi dalam keadaan
standbay.
- Pada tahap pengoperasian, unit generator dijalankan yang kemudian
disinkroniasasikan dengan jaringan PLN.
- Tahap mematikan generator, unit generator yang sudah lepas dari
jaringan listrik PLN kemudian diaktifkan pengereman untuk
mematikan generator.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu pembangkit listrik tenaga microhidro
dapat dikembangkan lebih baik terutama di daerah yang membutuhkan listrik dan
belum mendapatkan pasokan listrik oleh jaringan PLN. Selaim itu, faktor
lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kelangsungan PLTM. Oleh karena itu
harus dijaga kelestarian lingkungan dalam hal ini kelestarian hutan.
DAFTAR PUSTAKA