Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN INSTALASI

LISTRIK GEDUNG STROKE CENTER RUMAH SAKIT PRASETYA

BUNDA TASIKMALAYA

TUGAS AKHIR

Oleh :

Nama : M Febrian Ali

NPM : 177002064

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : M Febrian Ali

NIM : 177002064

Program Studi : S1 Teknik Elektro

Judul Skripsi : ANALISIS PEMBANGUNAN DAN

PEMASANGAN GEDUNG STROKE CENTER

RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

TASIKMALAYA

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Edvin Priatna, S.T., M.T ( .......................)


Pembimbing II : Ifkar Usrah, Ir., M.T (........................)
Penguji I : Ir. Asep Andang, M., IPM., Asean.Eng (........................)
Penguji II : Ir.Sutisna, S.T M.T ( .......................)
Ditetapkan di : Tasikmalaya
Tanggal :

Mengetahui :

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Teknik Teknik Elektro

Prof. Dr. Eng. H. Aripin Nurul Hiron, S.T., M.Eng.


NIP. 196708161996031001 NIDN. 0419087504
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Perumusan masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.5 Batasan Masalah........................................................................................4
1.6 Metode Penelitian......................................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
2.1 Instalasi Listrik..........................................................................................8
2.2 Ketentuan Umum Instalasi Listrik............................................................8
2.3 Persyaratan Umum Instalasi Listrik..........................................................9
2.4 Prinsip – Prinsip Dasar Instalasi Listrik..................................................12
2.5 Distribusi Daya Listrik............................................................................14
2.5.1 Sistem Distribusi Primer..................................................................14
2.5.2 Sistem Distribusi Sekunder..............................................................19
2.6 Sistem Pentanahan (Grounding)..............................................................20
2.7 Pengaman Instalasi Listrik......................................................................24
2.7.1 Sekering (fuse).................................................................................25
2.7.2 Miniature Circuit Breaker (MCB )...................................................26
2.7.3 Moulded CaMoulded.......................................................................27
2.7.4 Air Circuit Breaker (ACB)...............................................................28
2.8 Kabel Penghantar....................................................................................28
2.8.1 Jenis – Jenis Kabel...........................................................................30
2.9 Jenis-jenis Isolasi.....................................................................................33
2.10 Pemilihan Luas Penampang....................................................................33
2.10.1 Kapasitas Hantar Arus (KHA).........................................................34
2.10.2 Susut Tegangan/ Tegangan Jatuh.....................................................36
2.10.3 Susut tegangan dalam %..................................................................37
2.10.4 Susut tegangan dalam volt...............................................................37
2.10.5 Sifat Lingkungan..............................................................................37
2.10.6 Kemungkinan Perluasan..................................................................38
BAB III..................................................................................................................39
3.1 Flowchart Penelitian................................................................................39
3.2 Waktu dan Lokasi....................................................................................41
3.3 Alat Yang Digunakan..............................................................................41
3.4 Metode penelitian....................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah sarana kesehatan bagi masyarakat umum yang

menyangkut jiwa seseorang yang di dalamnya terdapat banyak sekali alat-alat

medis maupun non medis yang memerlukan proteksi. Kontinuitas kelistrikan yang

maksimal sangat diperlukan pada rumah sakit terutama pada ruang instalasi gawat

darurat, maka pihak rumah sakit harus memperhatikan persyaratan teknis dalam

melakukan instalasi dan penerangan listrik rumah sakit seperti keamanan dan

kenyaman yang menjadi faktor utama. Sistem kelistrikan tersebut harus mengacu

pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2011 (PUIL 2011), serta

perencanaan sistem penerangan dan pemilihan peralatan kelistrikan harus sesuai

dengan standar yang berlaku yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI).(Putra 2018)

Pembangunan gedung stroke center Rumah Sakit Prasetya Bunda

Tasikmalaya merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas kesehatan

di kota Tasikmalaya, Gedung stroke Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya

merupakan gedung bertingkat yang terdiri dari 4 lantai untuk menunjang kegiatan

kesehatan. di gedung stroke Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya tersebut

diperlukan sistem instalasi listrik yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan

yang berlaku dibidang ketenaga listrikan. Pada perencanaan instalasi listrik

gedung Gedung stroke center Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya terdapat

instalasi penerangan, instalasi stop kontak, instalasi tata udara (Air Conditioning),

dan instalasi listrik untuk pompa. Pada perencanaan instalasi listrik gedung

Gedung stroke center Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya untuk setiap
3

beban pada masing-masing instalasi dibagi menggunakan panel-panel yang

pembagiannya disesuaikan dengan perencanaan instalasi. Panel-panel ini terdiri

dari Panel MDP (Main Distribution Panel), Panel SDP (Sub Distribution Panel),

dan Panel-panel pembagi pada masing-masing instalasi yang akan dipasang.

Setelah dilakukan perhitungan beban total perencanaan instalasi listrik di

Gedung stroke Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya akan diketahui total

beban terpasang sehingga dapat menentukan besar sambungan daya dari PLN,

kapasitas transformator yang dibutuhkan, kapasitas Generator Set (Genset) yang

dibutuhkan, besar dimensi kabel serta besaran pemutus daya yang akan digunakan

dan penurunan tegangan yang terjadi.

Pada Tugas Akhir ini, penulis akan menganalisis hasil perancangan instalasi

listrik lapangan Gedung stroke Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya yang

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia(SNI) dan juga Peraturan Umum

Instalasi Listrik(PUIL). Analisis pembangunan dan pemasangan instalasi listrik

Gedung Stroke ini selain disuplai dari PLN juga akan menggunakan suplai

GENSET sebagai cadangan daya Ketika sumber dari PLN mengalami gangguan.

Pada perancangan instalasi rumah sakit ini, penulis akan menggunakan metoda

pengumpulan data dan perhitungan sebagai pendekatan untuk menentukan

spesifikasi komponen – komponen yang akan digunakan yang mengacu pada

peraturan dan ketentuan berdasarkan PUIL 2011 dan Kemenkes.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka permasalahan pada penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:


4

1. Bagaimana kesesuaian perhitungan beban listrik yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan gedung stroke center Rumah Sakit Prasetya Bunda

Tasikmalaya yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Bagaimana kesesuaian perhitungan dan pemasangan beban listrik untuk

memenuhi kebutuhan gedung stroke centre Rumah Sakit Prasetya Bunda

Tasikmalaya dengan standar yang berlaku.

2. Bagaimana menentukan jenis penghantar dan sistem proteksi untuk

kebutuhan kelistrikan gedung stroke center Rumah Sakit Prasetya Bunda

Tasikmalaya.

Bagaimana penerapan jenis penghantar dan sistem proteksi yang sesuai

untuk kebutuhan kelistrikan gedung stroke centre Rumah Sakit Prasetya

Bunda Tasikmaya.

3. Bagaimana memilih kapasitas genset dan trafo yang sesuai dengan

kebutuhan kelistrikan gedung stroke center Rumah Sakit Prasetya Bunda

Tasikmalaya.

Bagaimana penentuan kapasitas genset dan trafo yang sesuai dengan

kebutuhan kelistrikan gedung stroke centre Rumah Sakit Prasetya Bunda

Tasikmalaya.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir (TA) yang diharapkan penulis yaitu :

1. Menganalisis kebutuhan total beban listrik yang sesuai dengan standar

gedung stroke center Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya


5

Menganalisis perhitungan dan pemasangan kebutuhan listrik total sesuai

dengan standar yang berlaku pada gedung stroke centre Rumah Sakit

Prasetya Bunda Tasikmalaya.

2. Menganalisis kesesuaian beban tepasang dalam aspek penghantar dan

sistem proteksi apakah sudah sesuai dengan standar.

Menganalisis kesesuaian penerapan jenis penghantar dan sistem proteksi

dengan standar yang berlaku.

3. Menentukan kapasitas genset dan trafo yang sesuai dengan kebutuhan yang

akan dipasang.

Menganalisis keselarasan penerapan genset dan trafo dengan kapasitas yang

sesuai untuk kebutuhan kelistrikan gedung stroke centre Rumah Sakit

Prasetya Bunda Tasikmalaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

bagaimana merancang suatu sistem kelistrikan dan sistem penerangan yang sesuai

dengan ketentuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2011 (PUIL 2011)

dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), serta dapat memberikan

referensi mengenai perencanaan sistem kelistrikan dan penerangan kepada pihak

Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui juga memahami

bagaimana merancangan dan mengimplementasikan sistem kelistrikan maupun

sistem penerangan yang sesuai dengan ketentuan Persyaratan Umum Instalasi

Listrik tahun 2011 (PUIL 2011) dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

(SNI), serta dapat memberikan referensi mengenai perencanaan beserta penerapan


6

sistem kelistrikan maupun sistem penerangan kepada pihak Rumah Sakit Prasetya

Bunda Tasikmalaya sesuai dengan standar yang berlaku.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam Perancangan Instalasi Gedung Stroke Center

Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya ini dibatasi pada beberapa

aspek yaitu :

1. Hanya membahas perencanaan sistem kelistrikan yang dibutuhkan Gedung

Stroke Center Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya.

2. Mengabaikan efisiensi.

3. Mengabaikan faktor koreksi suhu dan penempatan penghantar.

4. Tidak membahas instalasi pada arus lemah.

5. Tidak membahas iluminasi penerangan.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini disusun secara sistematis dengan penjelasan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah,

manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang dasar teori yang diperlukan untuk melakukan

penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


7

Bab ini membahas tentang metode serta langkah yang digunakan dalam

melakukan penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan perhitungan dan analisi data yang dilakukan dalam

penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan perencanaan,

perhitungan dan simulasi dalam penelitian.


8

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011)

Persyaratan.Umum Instalasi Listrik 2011 merupakan hasil revisi dari PUIL

2000. PUIL ini sekarang telah..diterbitkan dengan versi paling baru tahun 2011.

BSN merilisnya dengan judul SNI 0225:2011 tentang PUIL 2011. Kemudian

sudah dilakukan lagi amandemen 1 pada tahun 2013, sehingga judulnya sudah

berubah menjadi SNI 0225:2011/Amd 1:2013. Sebagaimana Maksud dan tujuan

Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini ialah agar instalasi listrik dapat

dioperasikan dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia, terjaminnya

keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya,terjaminnya keamanan gedung

serta isinya dari bahaya kebakaran, dan tercapainya tujuan dari pencahayaan yaitu

terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.

Dalam PUIL 2011 berisikan ketentuan-ketentuan dalam pemasangan

instalasi listrik, pemilihan peralatan, dan perlengkapan instalasi listrik tegangan

rendah. Selain itu, diperkenalkan penggunaan peralatan dan perlengkapan instalasi

dengan teknologi yang lebih maju dengan tujuan meningkatkan keamanan

instalasi. Dengan adanya PUIL 2011 diharapkan keamanan instalasi listrik dapat

ditingkatkan dengan mencegah maupun mengurangi resiko kecelakaan dan

kerusakan peralatan listrik.(puil)

2.2 Instalasi Listrik

Instalasi listrik merupakan suatu perlengkapan yang dipergunakan untuk

menyalurkan tenaga listrik dari sumber listrik ke peralatan-peralatan yang


9

membutuhkan tenaga listrik. Cara memasangan penyaluran tenaga listrik, dimana

pada pemasanganya harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah

ditetapkan dalam persyaratan umum instalasi listrik (PUIL 2011). Persyaratan

tersebut diperlukan agar system instalasi listrik handal dan aman ketika sudah

digunakan. Instalasi tenaga listrik merupakan cara yang diterapkan dalam

pemasangan sistem penyaluran jaringan tenaga listrik pada suatu jaringan listrik

baik pemasangan pada sistem 1 fasa maupun 3 fasa(Priyadi 2018)

2.3 Ketentuan Umum Instalasi Listrik

Rancangan suatu sistem instalasi listrik harus memenuhi ketentuan

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan lain seperti :

a. Undang - undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja beserta

peraturan pelaksanaannya.

b. Undang - undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

hidup.

c. Undang - undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

Perancangan sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan

manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan

kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain

itu, berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai

dengan maksud penggunaannya.(Badan Standardisasi Nasional 2011a)

2.4 Persyaratan Umum Instalasi Listrik

Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman

beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene
10

Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai

Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. AVE N

2004 ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun

1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan

Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964. PUIL 1964 merupakan penerbitan

pertama, PUIL 1977 penerbitan kedua, PUIL 1987 penerbitan PUIL yang ketiga,

dan PUIL 2000 ini merupakan terbitan keempat.

Penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 dinamakan Peraturan Umum

Instalasi Listrik, pada penerbitan tahun 2000 berubah nama menjadi Persyaratan

Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama

yaitu PUIL. Penggantian dari kata peraturan menjadi persyaratan dianggap lebih

tepat karena pada perkataan peraturan terkait pengertian adanya kewajiban untuk

mematuhi ketentuannya dan sanksinya. Sejak AVE sampai dengan PUIL 1987

pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan sanksinya tidak diberlakukan

karena selain mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga

mengandung rekomendasi persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman

dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik. Sejak dilakukannya penyempurnaan

PUIL 1964, terbitan standar IEC (International Electrotechnical Commission)

khususnya IEC 60364 menjadi salah satu acuan utama disamping standar

internasional lainnya.

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987 yang dilaksanakan oleh

Panitia Revisi PUIL 1987 yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi

dalam Surat Keputusan Menteri No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April

1999 dan No:51-12/40/600.3/1999, tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia


11

Revisi PUIL tersebut terdiri dari wakil dari berbagai Departemen seperti

DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, BSN, PT PLN, PT

Pertamina, YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL, APITINDO, MKI,

HAEI, Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-PLN, PT Schneider

Indonesia dan pihak - pihak lain yang terkait.

Bagian 1 dan bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar

merupakan padanan dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2 tentang Scope, Object

Fundamental Principles and Definitions.

Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan banyak mengacu pada IEC

60364 Part 4 tentang Protection for safety. Istilah yang berkaitan dengan tindakan

proteksi seperti Safety Extra Low Voltage (SELV) yang dalam bahasa Indonesia

adalah tegangan extra rendah pengaman digunakan sebagai istilah baku, demikian

juga istilah Protective Extra Low Voltage (PELV) dan Functional Extra Low

Voltage (FELV). PELV adalah istilah SELV yang dibumikan sedangkan FELV

adalah sama dengan tegangan extra rendah fungsional. Sistem kode untuk

menunjukan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung

ke bagian yang berbahaya, seluruhnya diambil dari IEC dengan kode IP

(International Protection). Kode TN mengganti kode PNP dalam PUIL 1987,

demikian juga kode TT untuk kode PP dan kode IT untuk kode HP.

Bagian 4 tentang Perancangan Instalasi Listrik, dalam IEC 60364 Part 3

yaitu Assessment of General Characteristics, isi mengutip dari SAA Wiring Rules

dalam Section General Arrangement tentang perhitungan kebutuhan maksimum

dan penentuan jumlah titik sambung pada sirkit akhir.


12

Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik mengacu pada IEC 60364 Part 5:

Selection and erection of electrical equipment dan standar National Electric Code

(NEC).

Bagian 6 tentang Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta

komponennya merupakan pengembangan Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah

unsur - unsur dari NEC. 12

Bagian 7 tentang Penghantar dan Pemasangannya tidak banyak berubah dari

Bab 7 PUIL 1987. Perubahan yang ada mengacu pada IEC misalnya cara

penulisan kelas tegangan dari penghantar. Ketentuan pada Bagian 7 mengutip dari

standar VDE. Hal - hal yang berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.

Bagian 8 tentang ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus

merupakan pengembangan dari Bab 8 PUIL 1987. PUIL 2000 memasukkan

klarifikasi zona yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada pemilihan dari

perlengkapan listrik dan cara pemasangannya di berbagai ruang khusus.

Ketentuan dalam Bagian 8 merupakan bagian dari IEC 60364 Part 7,

Requirements for special installations or locations.

Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan dimaksudkan

sebagai perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan,

pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta proteksinya. IEC 60364,

pemeriksaan dan pengujian awal instalasi listrik dibahas dalam Part 6:

Verification. PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan

sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000 V a.b dan 1500 V a.s, dan gardu
13

transformator distribusi tegangan menengah sampai dengan 35 kV. Ketentuan

tentang transformator distribusi tegangan menengah mengacu dari NEC 1999.

Pembagian tersebut pada dasarnya sama dengan bagian yang sama pada

PUIL 1987. PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam pasal, sub pasal,

ayat atau sub ayat. Perbedaan tingkatnya dapat dilihat dari sistem penomoran

dengan digit. Contoh pada Bagian 4, dibagi dalam 4.1; 4.2; dan seterusnya,

sedangkan 4.2 dibagi dalam 4.2.1 sampai dengan 4.2.9 dibagi lagi dalam 4.2.9.1

sampai dengan 4.2.9.4. Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan, cukup 13

dengan menuliskan nomor dengan jumlah digitnya. PUIL 2000 dilengkapi dengan

indeks dan lampiran - lampiran pada akhir buku. Lampiran mengenai pertolongan

pertama pada korban kejut listrik yang dilakukan dengan pemberian pernapasan

bantuan, diambilkan dari standar SAA. (Badan Standardisasi Nasional 2011b)

2.5 Prinsip – Prinsip Dasar Instalasi Listrik

Beberapa prinsip instalasi harus menjadi pertimbangan pada pemasangan

suatu instalasi listrik, tujuannya adalah agar instalasi yang dipasang dapat

digunakan secara optimum. Adapun prinsip – prinsip dasar tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Keamanan

Yang dimaksud adalah keamanan secara elektrik untuk manusia, ternak, dan

barang lainnya apabila terjadi keadaan tidak normal dalam suatu instalasi listrik.

b. Keandalan
14

Yang dimaksud adalah andal secara mekanik maupun secara elektrik

(instlasi bekerja pada nilai nominal tanpa timbul kerusakan). Keandalan juga

menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi jika terjadi gangguan.

c. Ketersedian

Yang dimaksud adalah kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan baik

daya, gawai, maupun perluasan instalasi yang mencakup spare dari suatu instalasi,

peralatan yang digunakan dan sebagainya.

d. Ketercapaian

Yang dimaksud adalah pemasangan peralatan instlasi yang mudah

dijangkau oleh pengguna dan di dalam mengoperasikan peralatan tersebut juga

mudah dan dapat dijangkau oleh konsumen.

e. Keindahan

Yang dimaksud dengan keindahan adalah pemasangan instalasi listrik harus

sesuai dengan dengan peraturan yang berlaku, yang posisi peralatan – peralatan

listrik sesuai pada tempatnya.

f. Ekonomis

Yang dimaksud ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan untuk instalasi

harus sehemat mungkin karena besarnya biaya saja tidak selalu menjamin mutu

suatu instlasi, namun walaupun demikian mutu peralatan tetaplah menjadi

perhatian utama(Pradana 2016a)


15

2.6 Sistem Pentanahan (Grounding)

Sistem pentanahan perlu diperhatikan dalam suatu bangunan karena

pentanahan yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan – peralatan

listrik.

Tujuan pentanahan yaitu :

a. Mengurangi beda tegangan

b. Mengalirkan langsung arus yang timbul sehingga diharapkan pengaman

yang digunakan dapat langsung putus dalam waktu yang singkat.

Jenis – jenis elektroda tanah yaitu : [ PUIL 2011, hal 95 ]

1. Elektroda pita

Elektroda pita dibuat dari penghantar berbentuk pita atau berpenampang

bulat, atau penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.

Elektroda ini dapat ditanam sebagai pita lurus, radial, melingkar, jala- jala

atau kombinasi dari bentuk tersebut

gambar 2. 1 Cara Pemasangan Elektroda Pita (kelistrikanku,2016)

2. Elektroda batang
16

Elektroda batang terbuat dari pipa besi, baja profil, atau batang logam

lainnya yang dirancangkan ke dalam tanah.

gambar 2. 2 Cara pemasangan


Elektroda Plat (kelistrikanku,2016)

3. Elektroda plat

Elektroda plta terbuat dari bahan logam utuh atau berlubang. Elektroda plat

dipasang secara dalam pada tanah.

gambar 2. 3 Cara Pemasangan Elektroda Plat


(kelistrikanku/2016)
4. Elektroda lainnya
17

Elektroda lainnya adalah jaringan pipa air minum dari logam dan selubung

logam kabel yang tidak diisolasi yang langsung ditanam dalam tanah, besi tulang

beton atau konstruksi baja bawah tanah lainnya. (Badan Standardisasi Nasional

2011b)

Jenis – jenis sistem pentanahan yaitu :

1 Sistem TN (Sistem sumber tunggal)

2 Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan

langsung, Bagian konduktif terbuka pada instalasi dihubungkan ke titik

tersebut oleh penghantar proteksi. Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan

susunan penghantar netral dan penghantar proteksi yaitu sebagai berikut :

1) Sistem pentanahan TN-S

Pentanahan dengan sistem TN-S menggunakan penghantar proteksi terpisah

di seluruh system.

gambar 2. 4 Sistem Pentahan TN-S (PUIL 2011)

2) Sistem pentanahan TN-C-S

Pentanahan dengan sistem TN-C-S menggunakan fungsi netral dan

fungsi proteksi digabungkan dalam konduktor tunggal pada sebagian sistem.


18

Gambar 2. 5 Sistem Pentanahan TN-C-S


(PUIL/2011)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Flowchart Penelitian

gambar 3. 1 Flowchart penelitian

39
40

Tahap-tahap dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut:

1.1

1.2

3.1.1 Studi Literatur

Studi literatur merupakan proses pengkajian untuk memahami referensi

yang dapat menunjang dalam penelitan baik dari buku, jurnal, dan browsing di

internet, sehingga memahami serta mengetahui bagaimana cara menyelesaikan

permasalahan serta tercapai hasil penelitian tugas akhir yang diharapkan.

3.1.1 Observasi Lapangan

Pada tahapan Observasi Lapangan merupakan tahap dimana untuk

menentukan Lokasi Penelitian Dan Pengambilan Data berupa Single Line

Diagram, Nilai Arus Beban,Rating Circuit Breaker, Jenis Kabel dan Luas Kabel

yang digunakan.

1.1.3 Analisis Eksisting Data Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan analisis data eksisting perancangan berupa

kesesuaian kebutuhan beban dengan perancangan yang telah direncanakan di

Rumah Sakit Prasetya Bunda Tasikmalaya.

5.1.5 Jika hasil Analisis Eksisting Data Perancangan tidak sesuai PUIL 2011

maka dilakukan Redesain.

5.1.6 Jika hasil Analisis Eksisting Data Perancangan sudah memenuhi standar

PUIL 2011 maka penelitian dapat dikatakan selesai.


41

3.2 Waktu dan Lokasi

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi penelitian yaitu di

Rumah Sakit Prasetya Bunda di JL. Ir. H. Juanda, 46181, Panyingkiran, Kec.

Indihiang, Tasikmalaya, Jawa Barat.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Pada proses penelitian ini alat dan bahan yang digunakan adalah :

1. Perangkat Komputer

2. Kalkulator

3. Earth Clamp Tester

3.4 Metode penelitian

Adapun data perancangan instalasi single line diagram pada penelitian ini,

berikut merupakan gambar single line diagram dari main distribution panel dan

sub distribution panel pada tiap-tiap lantai.


42

gambar 3. 2 Single Line Diagram MDP

gambar 3. 3 Single line Diagram SDP lt 2


43

gambar 3. 4 Single Line Diagram SDP lt 3

gambar 3. 5 Single Line Diagram SDP lt 4


44

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2011a. “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
(PUIL 2011).” Sni 0225:2011 2011(Puil):1–133.
Badan Standardisasi Nasional. 2011b. “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
(PUIL 2011).” Sni 0225:2011 2011(Puil):1–133.
nugraha, Fajar. 2021. ANALISIS SISTEM INSTALASI LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PRASETYA BUNDA KOTA TASIKMALAYA.
Pradana, Arip Bayu. 2016a. TUGAS AKHIR PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK
GEDUNG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN WONOGIRI.
Pradana, Arip Bayu. 2016b. TUGAS AKHIR PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK
GEDUNG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN WONOGIRI.
Priyadi, wildan saputra. 2018. “Kutipan 3ANALISIS KEHANDALAN SISTEM
INSTALASI TENAGA LISTRIK DI PASAR SWALAYAN TIP TOP
RAWAMANGUN BERDASARKAN PUIL 2011.”
Putra, Andrew Threeadi. 2018. “Kutipan 2 PERENCANAAN SISTEM
KELISTRIKAN DI RUANG.”
Suhadi, Dkk. 2021.Teknik distribusi tenaga listrik.
 

Anda mungkin juga menyukai